Anda di halaman 1dari 6

DEFINISI

Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam yang
dimulai dari tanda– tanda persalinan. Persalinan lama merupakan salah satu penyebab
kematian ibu dan janin. Persalinan lama dapat menyebabkan infeksi, kehabisan
tenaga, dehidrasi, dan perdarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian
ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan
kematian bayi (Ardhiyanti dan Susanti, 2016)
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya partus lama ini sangat kompleks dan tergantung pada
pengawasan saat hamil, pertolongan persalinan yang baik dan penatalaksanaannya.
Faktor-faktor penyebabnya adalah (Purwaningsih dan Fatmawati, 2010) :
a. Kelainan letak janin
Janin yang mengalami kelainan letak seperti sungsang atau lintang dapat
mempersulit proses persalinan sehingga ibu dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan untuk bisa mendeteksi secara dini letak janin yang tidak
normal sehingga penatalaksanaan kelainan letak janin dapat direncanakan dengan
lebih baik.
b. Kelainan-kelainan panggul
Kelainan panggul dapat menyebabkan persalinan menjadi lama, misalnya panggul
sempit, miring, penyakit tulang, sempit melintang. Hal ini dapat menyebabkan kepala
bayi sulit untuk bermolase sehingga menyebabkan persalinan menjadi lama.
c. Kelainan his
Apabila his yang timbul bersifat lemah, berdurasi pendek, dan jarang maka akan
mempengaruhi turunnya kepala dan terjadinya pembukaan serviks atau sering disebut
dengan inkoordinasi kontraksi otot rahim dimana keadaan otot rahim ini dapat
menyebabkan kesulitan pada peningkatan pembukaan pada proses persalinan.
d. Janin besar
Janin dengan ukuran besar dapat menyebabkan distosia pada proses persalinan
yang ditandai dengan adanya keterlambatan atau tidak adanya kemajuan proses
persalinan. Keadaan tersebut dapat menyebabkan persalinan lama atau macet, infeksi
intrapartum, ruptur uteri, dan perlukaan jalan lahir.
e. Ketuban pecah dini
Ketika ketuban mengalami pecah dini dan dengan keadaan serviks masih panjang,
keras, dan menutup maka dapat menyebabkan fase laten lama sehingga
persalinan menjadi lama.
Faktor risiko terjadinya partus lama antara lain (Wijayanti, 2014) :
a. Paritas
Ibu dengan primipara cenderung mengalami kecemasan dan ketakutan karena
belum memiliki pengalaman mengenai persalinan daripada ibu dengan multipara
sehingga akan mempengaruhi his yang akan ditimbulkan. Sedangkan ibu dengan
grande multipara akan berisiko mengalami malpresentasi dan malposisi dikarenakan
kondisi dinding rahim yang sudah mengalami kekenduran sehingga menyebabkan
kontraksi uterus melemah sehingga menyebabkan persalinan lama.
b. Usia
Tidak semua ibu dengan usia kurang dari 20 tahun atau usia lebih dari 35 tahun
akan mengalami kejadian persalinan lama, akan tetapi pada sebagian wanita dengan
usia muda atau dibawah 20 tahun organ reproduksinya masih belum tumbuh secara
sempurna serta hormon-hormon yang berkaitan dengan persalinan juga belum
sempurna. Sedangkan pada ibu usia diatas 35 tahun kerja organ reproduksinya mulai
menurun dan melemah dan tenaga ibu juga mulai berkurang sehingga akan
menyebabkan ibu kesulitan untuk mengejan dan akan mengalami kehilangan tenaga
yang nantinya akan mengakibatkan persalinan lama.
c. Pekerjaan
Persalinan lama 70% terjadi pada ibu rumah tangga, hal ini dikarenakan aktifitas
ibu rumah tangga dianggap relatif lebih ringan daripada ibu yang bekerja diluar
rumah. Oleh karena itu, ibu rumah tangga diharapkan meningkatkan aktifitas seperti
jalan-jalan pagi, mengepel dengan jongkok yang akan membantu menguatkan otot
panggul yang berfungsi saat proses persalinan.
d. Tinggi badan
Ibu dengan tinggi badan ≤ 150 cm semakin besar kemungkinan adanya
ketidakseimbangan antara janin dan panggul ibu yang mengakibatkan terjadinya
proses persalinan menjadi lama.
MANIFESTASI

Manifestasi Klinis yang dapat terlihat pada partus lama antara lain:
1) Pada ibu Gelisah, letih, suhu badan meningkat, keringat, nadi cepat, pernapasan cepat,
meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandl, edema vulva,
edema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
2) Pada Janin Denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur bahkan negatif; air
ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau, Kaput suksedaneum
yang besar, Moulage kepala yang hebat, Kematian Janin Dalam Kandungan
(KJDK), Kematian Janin Intra Partal (KJIP) (Mochtar, 2011)
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi partus lama tergantung pada penyebabnya, baik itu kekuatan
kontraksi, obstruksi pada jalan lahir, dan kelainan janin. Pada abnormalitas kontraksi, seringkali
ditemukan adanya kontraksi inefektif yang seringkali disebabkan kekuatan kontraksi yang tidak
optimal sehingga dorongan janin ke arah jalan lahir tidak maksimal selain itu adanya
disproporsi antara besar rongga panggul dengan kepala bayi membuat janin tidak dapat
melewati jalan lahir dan persalinan tidak mengalami kemajuan.
KLASIFIKASI
a. Fase laten memanjang
Fase laten memanjang apabila lama fase ini lebih dari 20 jam pada nulipara dan 14 jam pada ibu
multipara. Keadaan yang mempengaruhi durasi fase laten antara lain keadaan serviks yang
memburuk (misalnya tebal, tidak mengalami pendataran atau tidak membuka), dan
persalinan palsu.

a. Fase aktif memanjang


Menurut Friedman, permulaan fase laten ditandai dengan adanya kontraksi yang menimbulkan
nyeri secara regular yang dirasakan oleh ibu.

a. Kala II memanjang
Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan
keluarnya janin. Kala II persalinan pada nulipara dibatasi dua jam sedangkan untuk
multipara satu jam. Pada ibu dengan paritas tinggi, kontinuitas otot vagina dan
perineum sudah meregang, dua atau tiga kali usaha mengejan setelah pembukaan
lengkap mungkin cukup untuk mengeluarkan janin.Sebaliknya untuk ibu dengan
panggul sempit atau janin besarmaka kala II dapat sangat panjang. Kala II
memanjang dapat didiagnosa jika pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengedan,
tetapi tidak ada kemajuan penurunan.

PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Farmakologi
Pemberian obat dapat diberikan ketika persalinan berjalan lama atau lambat yang
bertujuan untuk meringankan sakit persalinan dan juga membantu lebih rileks. Jika
membutuhkan kontraksi yang lebih kuat, maka dapat diberikan Pitocin
(Oksitosin) yang berfungsi mempercepat kontraksi dan membuat ibu lebih kuat
(Johnson, 2018).
b. Penatalaksanaan Non-Farmakologi
Ketika bayi sudah berada di jalan lahir, dokter atau bidan dapat menggunakan alat
khusus yang disebut forceps atau alat penyedot untuk membantu menarik bayi keluar
melalui vagina. Jika ibu sudah dirasa cukup kontraksi dan sudah diberi obat
mempercepat kontraksi tetapi persalinan masih macet, maka diperlukan tindakan
pembedahan caesar (Johnson, 2018).
KOMPLIKASI
a. Bagi janin
Trauma asidosis yang berujung asfiksia, kerusakan hipoksik, infeksi dan
peningkatan mortalitas serta morbiditas perinatal.
b. Bagi ibu
Penurunan semagat, kelelahan, dehidrasi, asidosis, infeksi, dan risiko rupture
uterus. Ketoasidosis dengan sendirinya dapat mengakibatkan aktivitas uterus yang
buruk dan memperlama persalinan (Liu, 2007).
PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a) Biodata meliputi:
Nama, umur untuk mengetahui usia ibu apakah termasuk resiko tinggi / tidak (terlalu
muda apabila < 20 tahun atau terlalu tua > 35 tahun), pendidikan, pekerjaan.
b) Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut,
adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu
ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit.
c) Riwayat penyakit sekarang
Hal yang dikaji meliputi riwayat kehamilan dan tanda-tanda menjelang persalinan
yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering, teratur, kuat,
adanya pengeluaran darah bercampur lendir, kadang ketuban pecah dengan
sendirinya.
d) Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, Hepatitis, penyakit
kelamin, pembedahan yang pernah dialami dapat memperberat persalinan.
e) Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, keturunan hamil kembar pada
klien, TBC, hepatitis, penyakit kelamin, memungkinkan penyakit tersebut ditularkan
pada klien, sehingga memperberat persalinannya.
f) Riwayat Obstetri
 Riwayat haid
Meliputi menarche, lama haid, dismenorrhe, siklus, dan fluor albus
 Riwayat kebidanan
Persalinan yang lalu dan kehamilan sekarang yang meliputi HPHT, HPL, ANC,
keluhan saat hamil, imunisasi dan konsumsi jamu atau vitamin selama hamil
g) Pola Kebutuhan sehari-hari.
 Nutrisi
Adanya his berpengaruh terhadap keinginan atau selera makan yang menurun.
 Istirahat tidur.
Klien dapat tidur terlentang, miring ke kanan / kiri tergantung pada letak
punggung janin, klien sulit tidur terutama kala I – IV.
 Aktivitas.
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas ringan,
tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak membuat klien cepat lelah, capek, lesu.
 Eliminasi.
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses persalinan.
Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
 Personal Hygiene
Menjaga kebersihan tubuh. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai,
sepatu / alas kaki tidak menggunakan yang tinggi.
 Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual / fungsi dari
sex yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
PEMFIS

Pertanyaan

1. Apakah ada hubungan persalinan lama dengan kejadian atonia uteri?


=Faktor predisposisi yang utama itu kan persalinan lama, yang merupakan
penyebab terbesar atonia uteri. Efek berbahaya yang ditimbulkan oleh partus
lama adalah mengakibatkan kelelahan rahim sehingga si rahim nya cenderung
berkontraksi lemah (atonia uteri).

Anda mungkin juga menyukai