LAPORAN PENDAHULUAN
KALA II LAMA
A. Definisi
Menurut WHO (2001) persalinan adalah serangkaian kejadian yang
berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu, lahir
spontan, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh bayi.
Kala II lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 2 jam pada
primi, dan lebih dari 30 menit sampai 1 jam pada multi. (Sinopsis Obsestetri,
2010)
Kala II Lama adalah persalinan dengan tidak ada penurunan kepala > 1 jam
untuk nulipara dan multipara. (Sarwono, 2008)
Persalinan lama ialah persalinan yang berlangsung lebih dari 12 jam, baik
pada primipara maupun multipara. Persalinan lama dapat terjadi dengan
pemanjangan kala I dan atau kala II. ( Wiknjosastro, 2010).
B. Etiologi
Sebab-sebab terjadinya persalinan lama ini adalah multikomplek dan tentu
saja bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang
baik dan penatalaksanaannya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
1. Kelainan letak janin
2. Kelainan-kelainan panggul
3. Kelainan kekuatan his dan mengejan
4. Pimpinan persalinan yang salah
5. Janin besar atau ada kelainan kongenital
6. Primi tua primer dan sekunder
7. Perut gantung, grandemulti
8. Ketuban pecah dini ketika servik masih menutup, keras dan belum
mendatar
1
2
D. Patofisiologi
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5-6 cm. Kemajuan persalinan dalam kala II dikatakan
kurang baik apabila penurunan kepala janin tidak teratur di jalan lahir,
gagalnya pengeluaran pada fase pengeluaran. (Prawirohardjo, 2012)
3
E. Pathway (diagram)
Kehamilan cukup bulan (>37 minggu)
Ansietas
Tindakan vacum ekstraksi
Robekan serviks
Perdarahan
uteri
Ketidakseimbangan
Resiko infeksi
cairan dan elektrolit
4
F. Komplikasi
Efek yang diakibatkan oleh partus lama bisa mengenai ibu maupun janin.
Diantaranya:
1. Infeksi Intrapartum
Infeksi merupakan bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya
pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri
didalam cairan amnion menembus amnion dan desisdua serta pembuluh
korion sehingga terjadi bakteremia , sepsis dan pneumonia pada janin
akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi.
2. Ruptur uteri
Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius
selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada
mereka yang dengan riwayat seksio sesarea. Apabila disproporsi antara
kepala janin dan dan panggul sedemikin besar sehingga kepala tidak
engaged dan tidak terjadi penurunan, sehingga segmen bawah uterus
menjadi sangat teregang yang kemudian dapat menyebabkan ruptur.
3. Cincin retraksi patologis
Pada partus lama dapat timbul konstriksi atau cincin lokal uterus, tipe
yang paling sering adalah cincin retraksi patologis Bandl. Cincin ini
disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus,
cincin ini sebagai sustu identasi abdomen dan menandakan ancaman akan
rupturnya segmen bawah uterus.
4. Pembentukan fistula
Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul
tetapi tidak maju untuk jangka waktu lama , maka bagian jalan lahir yang
terletak diantaranya akan mengalami tekanan yang berlebihan. Karena
gangguan sirkulasi sehingga dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam
beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula.
5
G. Penganan Medis
Penatalaksanaan partus lama antara lain :
1. Pencegahan
a. Persiapan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan
mengurangi insidensi partus lama.
b. Persalinan tidak boleh dipaksakan kalau serviks belum matang. Servik
yang matang adalah servik yang panjangnya kurang dari 1,27 cm (0,5
inci), sudah mengalami pendataran, terbuka sehingga bisa dimasuki
sedikitnya satu jari dan lunak serta bisa dilebarkan.
2. Tindakan suportif
a. Selama persalinan, semangat klien harus didukung. Kita harus
membesarkan hatinya dengan menghindari kata-kata yang dapat
menimbulkan kekhawatiran dalam diri klien.
b. Intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari. Pada semua partus lama,
intake cairan sebanyak ini di pertahankan melalui pemberian infus
larutan glukosa. Dehidrasi, dengan tanda adanya acetone dalam urine,
harus dicegah
c. Pengosongan kandung kemih dan usus harus memadai. Kandung kemih
dan rectum yang penuh tidak saja menimbulkan perasaan lebih mudah
cidera dibanding dalam keadaan kosong.
d. Meskipun wanita yang berada dalam proses persalinan, harus
diistirahatkan dengan pemberian sedatif dan rasa nyerinya diredakan
dengan pemberian analgetik, namun semua preparat ini harus
6
Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan
2. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction (Penurunan
berhubungan keperawatan selama 1x 7 jam kecemasan)
dengan kurang diharapkan klien tidak mengalami 1. Gunakan pendekatan yang
pengetahuan ansietas menenangkan
mengenai cara Kriteria hasil 2. Nyatakan dengan jelas harapan
meneran Indikator IR ER terhadap pelakuklien
1. TTV dalam 4 5 3. Jelaskan semua prosedur dan
batas normal apa yang dirasakanselama
2. Klien mampu 3 4 prosedur
mengidentifikas 4. Temani klien untuk memberika
i cemas n keamanan dan mengurangi
3. Kecemasan 3 4 takut
berkurang 5. Berikan informasi faktual
Keterangan: mengenai diagnosis,
1. Keluhan ekstrim tindakanprognosis
2. Berat 6. Libatkan keluarga untuk
3. Sedang mendampingi klien
4. Ringan 7. Instruksikan pada klien untuk
5. Tidak ada keluhan menggunakan tehnik relaksasi
8. Identifikasi tingkat kecemasan
3. Ketidakseimbangan telah dilakukan tindakan Fluid management
cairan dan keperawatan selama 1x 7 jam 1. Pertahankan catatan intake
elektrolit diharapkan klien tidak mengalami dan output yang akurat
berhubungan deficit volume cairan. 2. Monitor status hidrasi (
dengan perdarahan Kriteria hasil kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik ), jika
diperlukan
8
Daftar Pustaka