PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini, masih belum ada ketentuan dan kesepakatan yang
pasti mengenai penatalaksanaan kehamilan postterm. Masalah yang sering
dihadapi pada pengelolaan kehamilan postterm adalah perkiraan usia
kehamilan yang tidak selalu dapat ditentukan dengan tepat sehingga janin
bisa saja belum matur sebagaimana yang diperkirakan. Ketidakakuratan
penentuan usia kehamilan akan menyulitkan kita untuk menentukan apakah
janin akan terus hidup atau sebaliknya mengalami morbiditas bahkan
mortilitas bila tetap berada dalam rahim.
1
Masalah lain adalah penatalaksanaan kasus kehamilan postterm adalah
karena pada sebagian besar pasien (±70%) saat kehamilan mencapai 42
minggu, didapatkan serviks belum matang/unfavourable dengan nilai bishop
yang rendah sehingga tingkat keberhasilan induksi menjadi rendah.
Sementara itu, persalinan yang berlarut-larut akan sangat merugikan bayi
postmatur. Oleh sebab itu, masih menjadi kontroversi sampai saat ini apakah
pada kehamilan postterm langsung dilakukan terminasi/induksi atau
dilakukan penanganan ekspektatif sambil dilakukan pemantauan
kesejahteraan janin.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat dan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu
bersalin dengan post date.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif pada ibu bersalin dengan post date
b. Menginterpretasikan data objektif ibu bersalin dengan post date
c. Menginterprestasikan data dan diagnose pada ibu bersalin dengan post
date
d. Merencanakan asuhan (planning) untuk ibubersalin dengan post date
C. Manfaat Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Post Date
Kehamilan post matur menurut Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo adalah
kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap di hitung
dari HPHT. Sedangkan menurut Ida Bagus Gde Manuaba kehamilan lewat waktu
adalah kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum terjadi persalinan.
Kehamilan post date atau kehamilan lewat waktu ialah kehamilan yang
umurnya lebih dari 42 minggu. (Hanifa, 2002). Kehamilan post date adalah
kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia
kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan seperti rumus neagle
atau dengan tinggi fundus uteri serial (Mansjoer, 2001)
B. Etiologi
3
a. Pertumbuhan janin makin lambat
b. terjadi perubahan metabolisme janin
c. Air ketuban berkurang dan makin kental
d. Sebagian janin bertambah berat, serhingga memerlukan tindakan
persalinan
e. Berkurangnya nutrisi dan O2 ke janin yang menimbulkan asfiksia dan
setiap saat dapat meninggal di rahim.
f. Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia. (Menurut Manuaba
dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan
Bidan, 1998)
E. Diagnosa
1. Bila tanggal HPHT di catat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar
2. Bila wanita tidak tahu, lupa atau tidak ingat, atau sejak melahirkan yang lalu
tidak dapat haid dan kemudian menjadi hamil, hal ini akan sukar
4
memastikannya. Hanyalah dengan pemeriksaan antenatal yang teratur dapat
diikuti tinggi dan naiknya fundus uteri, mulainya gerakan janin dan besarnya
janin dapat membantu diagnosis.
3. Pemeriksaan berat badan diikuti, kapan menjadi berkurang, begitu pula
lingkaran perut dan jumlah air ketuban apakah berkurang.
4. Pemeriksaan rontgenologik, dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada
bagian distal femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid, diameter
bipariental 9,8 cm atau lebih.
5. USG : ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan jumlah air ketuban
6. Pemeriksaan sitologik air ketuban : air ketuban diambil dengan amniosentesis,
baik transvaginal maupun transabdominal. Air ketuban akan bercampur lemak
dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari 36
minggu. Air ketuban yang diperoleh dipulas dengan sulfat biru nil maka sel-
sel yang mengandung lemak akan berwarna jingga. Bila : Melebihi 10% :
kehamilan di atas 36 minggu. Melebihi 50% : kehamilan di atas 39 minggu.
7. Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya
karena dikeruhi mekonium.
8. Kardiotografi : mengawasi dan membaca DJJ, karena insufiensi plasenta.
9. Uji Oksitosin (stress test) : yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi
reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik,
hal ini mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.
10. Pemeriksaan kadar estriol dalam urin
11. Pemeriksaan PH darah kepala janin
12. Pemeriksaan sitologi vagina (Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri
Jilid I, 1998)
5
janin dapat bertambah besar, tetp, dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan
42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan. Bayi
besar dapat menyebabkan disproporsi sefalopelvik. Oligohidramnion dapat
menyebabkan kompresi tali pusat, gawat janin sampai bayi meninggal.
Keluarnya mekoneum yang dapat menyebabkan aspirasi mekoneum. (Menurut
Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)
G. Penatalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin
sebaik-baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah
matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
4. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada :
6
1. Anamnesa.
2. Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu
3. Gerak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali.
1. Hasil pemeriksaan
3. Pengelolaan Intrapartum
7
Apabila ditemukan cairan ketuban yang terwarnai mekoneum harus segera
dilakukan resusitasi sebagai berikut :
BAB III
TINJAUAN KASUS
8
Pengkajian
Tanggal : 09 Maret 2015
Pukul : 12. 00 WIB
Tempat : Kamar Bersalin Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh
Biodata
Nama : Ny.N Nama suami : Tn. A
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Blang Bintang Alamat : Blang Bintang
O : K/U : Baik
o Tanda – Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg HPHT : 28-5-2014
N : 70 x/i TTP : 05-03-2015
RR : 18 x/i USG :2x
T : 36,5 °C TBBJ :
o Palpasi :
Leopod I : 30 cm Leopod III : Kepala
Leopod II : Pu-Ka Leopod IV : Divergen
o Auskultasi Kontraksi : Baik
DJJ : 166 x/I
o Pemeriksaan dalam
9
Pembukaan : 1 cm
Portio : Tebal
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
KALA II ( Pukul 19 : 35 )
S : Ibu mengatakan sakit yang lebih sering dan teratur, adanya dorongan ingin
meneran dan ingin BAB.
O: K/U : Baik
DJJ : 140 x/i Kontraksi : 4x10”45”
Nadi : 85 x/i Penurunan kepala : 1/5
Pembukaan : lengkap (10 cm)
A : Ibu dengan persalinan kala II, kemajuan persalinan baik
10
K/U ibu dan janin baik
Catatan persalinan :
11
Normal
Hari / tanggal : senin / 09 Maret 2015
Jam : 19 : 45 WIB
Lahir bayi hidup laki-laki, secara normal, spontan pada jam 19 : 45 WIB, bayi
langsung menangis, bayi diletakkan diatas perut ibu, tali pusat dijepit, dipotong,
lakukan IMD dengan cara bayi ditengkurapkan dikedua payudara ibu.
O: Kontraksi : baik
12
RR : 80 x/i
T : 37,2 °C
Tidak ada gumpalan darah, bayi menangis dengan baik, jumlah
perdarahan ± 300 ml dan laserasi derajat I II
BAB IV
PENUTUP
13
A. Kesimpulan
Kehamilan post matur menurut Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo adalah
kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap di hitung
dari HPHT. Sedangkan menurut Ida Bagus Gde Manuaba kehamilan lewat waktu
adalah kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum terjadi persalinan.
Penyebab pasti belum diketahui, faktor yang dikemukakan adalah :
Pada evaluasi diagnosa kebidanan pada Ny. “N” umur 26 tahun dengan Post Date
diperoleh hasil dari tujuan dan criteria sesuai dengan batas waktu yang telah
ditetapkan.
A. Saran
Tenaga kesehatan di tuntut untuk harus bisa memberikan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin secara kompeten dan efisien. Sehingga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan bayi (AKI dan AKB). Tenaga kesehatan
terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang asuhan pada
ibu bersalin sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada
setiap ibu bersalin agar keadaan ibu dan janin tetap baik.
DAFTAR PUSTAKA
14
Chandranita Manuaba, Ida Ayu,dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan
dan KB. Jakarta. EGC
15