BAB I
PENDAHULUHAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu peristiwa normal dan alamiah yang dialami
seorang wanita. Wanita yang hamil akan mengalami perubahan- perubahan baik fisik
maupun psikologis, sebab terjadi peningkatan hormon sehingga ibu hamil rentan
terhadap perubahan emosi. Selain itu dengan semakin besarnya rahim/perut sesuai
usia kehamilan ,ibu hamil semakin cepat lelah, sering buang air kecil , punggung terasa
nyeri dan tegang.
Kehamilan post matur, kehamilan serotinus,kehamilan lewat waktu
merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum terjadi persalinan.
Kejadian lewat waktu berkisar antara 10% dengan variasi 14% sampai 15 %.Perlu
diketahui bahwa sebagian ibu didaerah pedesaan tidak mengetahui dengan pasti haid
terakir, sehingga sulit melakukan evaluasi. Bayi post matur resiko terhadap kematian
karena fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, terlihat dari
menurunya kadar estrogen dari plasenta . Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta.
Akibatnya terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh
kembang janin intra uteri . Sirkulasi utero plasenta berkurang sampai 50%. Volume air
ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorbsi . Keadaan-keadaan ini
merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin . Resiko kematian perinatal pada bayi
Post matur cukup tinggi: 30% prepartum,55% intra partum, 15% post partum.
Begitu berbahayanya akibat yang ditimbulkan oleh masalah Post matur dan
untuk mengetahui kehamilan dengan post matur maka penulis mau membahas tentang
masalah ini.
B. TUJUAN
a) .Tujuan Umum
Agar mahasiswa dpat memahami patofisiologi,permasalahan, pengelolahan kehamilan
post matur sehinggah dapat memberikan pengertian pada masyarakat khususnya ibu
hamil dan keluarga ,serta dapat mengetahui secara dini dan ikut serta dalam
penangananya.
b) Tujuan khusus
Dengan menulis makalah ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendefenisikan kehamilan post matur.
2. Melakukan identifikasi masalah yang terjadi pada kehamilan post matur.
3. Menjelaskan kemungkinan faktor penyebab kehamilan post matur.
4. Mendiskusikan cara menegakan diagnosa
5. Menjelaskan cara pengelolahan dan penanganan yang benar terhadap kehamilan dan
kemungkinan komplikasi yang terjadi pada ibu dan janin.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. Pengertian
.Kehamilan Post matur disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan post Term,
kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bln,Prologed pregnany,extenced
pregnancy,post date,post datisme,atau pasca maturitas adalah :Kehamilan yang
berlangsung sampai 42 minnggu(249 hari) atau lebih , dihitung dari HPHT menurut
rumus Naegele dengan siklis haid rata-rata 28 hari (WHO 1997, FIGO 1997,FIGO1986)
Ilmu kebidanan Sarwono.
Kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau lebih (Obstetri patologi edisi 2 hal. 12.
Kehamilan post matur/post term/kehmilan memajang,kehamilan lewat bulan, kehamilan
pasca maturitas adalah: kehamilan yang melebihi 42 minggu (Varney) hal 659.
Kehamilan post matur/post date adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42
minggu,dihitung berdasarkan rumus naegle dengn siklus haid rata- rata 28 hari.
( sinopsis obstetri:221)
Kehamilan post date adalah kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 42
minggu(pelayanan maternal dan neonatal:305)
Kehamilan post term adalah kehamilan yang melampaui umur 249 hari(42 minggu atau
melewti 249 hari (Winkjosastro:317)
Post date adalahkehamilan yangmelampaui mur 249 hari (42 minggu ) dengan segala
kemngkinan komplikasi Manuaba: 226)
II.
Etiologi
Seperti teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebabterjadinya
persalinan post matur belum jelas.beberapa teori yang diajukan pada umumnya.
Menyatakan bahwa terjadinya kehamilan post matur sebagai akibat gangguan terhadap
timbulnya persalinan.
Beberapa teori diajukan antara lain sebagai berikut:
Pengaruh progesteron:
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan tidak cepat trn walaupun kehamilan
telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. ( Mochtar
Rustam 1999)
Teori oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamian post matur memberi
kesan/ dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologi memegang peranan
penting dalam menimbulkan persalinan ,dan pelepasan oksitosin dari Neurohipofisis
bumil yang kurang pada usia kehamilan lanjut, diduga sebagai salah satu faktor
penyebab kehamilan post matur.
dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak
diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan
Saraf uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan membangkitkan
kontraksi uterus. Pada keadan ini dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini,seperti
pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawahmasih tinggi, semuanya diduga
sebagai penyebab terjadinya kehamilan post matur.
Herediter
Beberapa penulis menytakan bahwa seorang ibu yang mengalami kehamilan post
matur mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan
berikutnya Morgan (1999)
Bilamana seorang ibu mengalami kehamilan post matur saat melahirkan anak
perempuan, maka kemungkinan anak perempuanya akan mengalami kehamilan post
matur.
( dikutip CHUNNINGHAM )
III.
Gambaran klinis
Serotinus adalah istilah yang menggambarkan sindrom dismaturitas yang dapat terjadi
pada kehamilan post matu /serotinus , keadan ini terjadi pada 30% kehamilan serotius
dan 3 % kehamilan aterm
Tanda tanda bayi post matur /post date/ serotinus :
a. Menhilangnya lemak subkutan.
b. Kulit kering, keriput, atau retak retak.
c. Pewarnaan mekonium pada kulit, umbilikus dan selaput ketuban.
d. Kuku dan rambut panjang.
e. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur.
f. Vernik caseosa sangat kurang atau hilang .
g. Rambut lanugo sangat kurang atau hilang.
h. Kuku panjang , rambut kepala agak lebar.
i. Kult agak pucatdengan diskuamasi epitel.
j. Bayi malas
IV.
Diagnosa
Tidak jarang seorang dokter mengalami kesulitan dalam menentukan diagnosa
kehamilan post matur, karena diagnosa ini ditegakan berdasarkan umur kehamilan
bukan terhdap kondisi kehamilan . Beberapa kasus yang dinyatakan post matur atau
post term merupakan kesalahan dalam menentukan umur kehamilan. Kasus kehamilan
post matur /post term tidak dapat ditegakan secara pasti diperkirakan 20%.
1.
2.
3.
4.
VI.
Kehamilan Post Matur mempunyai resiko lebih daripada kehamilan aterm terutama
kematian perinatal( antepartum,Intrapartum,dan post partum) berkaitan dengan spirasi
mekonium dan asfiksia.
Pengaruh Kehamilan Post Matur antara lain :
Perubahan Kalsium pada Kehamilan Post Matur terjadi penimbunan Kalsium pada
plasenta. Hal ini dapat menyebabkan gawat Janin dan bahkan kematian Janin
intrapartum meningkat 2-4 kali lipat.
Selaput Vaskulosinsisial menjadi tambah tebal dan jumlahnya berkurang. Keadaan ini
dapat menurunkan mekanisme transpor Plasenta.
Terjadi degenerasi jaringan Plasenta seperti edema,timbunan fibrinoid.
Perubahan Biokimia.Adanya insufisiensi plasenta menyebabkan protein plasenta dan
kadar DNA dibawah normal, sedangkan konsentrasi RNA meningkat. Transport kalsium
tidak tergagnggu,aliran natrium,kalium,glukosa menurun. Pengangkutan bahan dengan
berat molekul tinggi seperti asam amino,lemak, dan gama globulin biasanya mengalami
gangguan sehingga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin intrauterin.
Komplikasi.
Pada bayi baru lahir :
Suhu yang tidak stabil,hipoglikemia,polisitemia dan kelainan neurologik.
Anak Besar : dapat menyebabkan disporposi sepalo pelvik
Oligohidramnion dapat menyebabkan kompresi talipusat, gawat janin, sampai bayi
meninggal.
Keluarnya mekonium yang dapat menyebabkan aspirasi mekonium.
VIII. Pencegahan.
Konseling antenatal yang baik.
Evaluasi Ulang umur kehamilan bila ada tanda-tanda berat badan,oligohidramnion,gerak
anan menurun.
Bila ragu periksa untuk konfirmasi umur kehamilan dan mencegah komplikasi.
IX. Penatalaksanaan.
Bidan sebaiknya tdk membiarkan kehamilan berlanjut melebihi 42 minggu (300 hari) jika
perkiraan usia kehamilan dapat diandalkan.
Setelah usia Kehamilan lebih dari 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin
sebaik-baiknya.
Apabila tidak ada tanda-tanda infusiasi plasenta,persalinan spontan dapat ditunggu
dengan pengawasan ketat.
Wanita dapat mengkonsumsi minyak jarak secara mandiri setelah usia kehamilan 40
minggu jika serviks telah matang sesuai pilihan ibu maupun bidan.
Bidan dapat memberikan golongan progstaglandin (Prepidil) atau memasukan cervidil
jika serviks masih belum matang guna mengantisipasi induksi antara 41 -42 mgg.
Lakukanpemeriksaan untuk menilai kematangan sevice kalau sudah matang boleh
dilakukan induksi persalinan tanpa aminiotomi.
Bila :
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dan
data Biro Pusat Statistik (BPS), angka kematian ibu dalam
kehamilan dan persalinan di seluruh dunia mencapai 515 ribu jiwa
pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit
karena komplikasi kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha,
2007).
Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau
dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan
kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan
sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau
seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan
obstetri pada umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam
mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya
sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko
tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan
penderita dalam mengenal Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) secara
c.
2.Persalinan anjuran dengan infus oksitosin, pituitrin atau sintosinon 5 unit dalam 500 cc
glukosa 5%, banyak dipergunakan.
Teknik induksi dengan infus glukosa lebih sederhana, dan mulai dengan 8 tetes,
dengan teknik maksimal 40 tetes/menit. Kenaikan tetesan setiap 15 menit sebanyak 4
sampai 8 tetes sampai kontraksi optimal tercapai. Bila dengan 30 tetes kontraksi
maksimal telah tercapai, maka tetesan tersebut dipertahankan sampai terjadi
persalinan. Apabila terjadi kegagalan, ulangi persalinan anjuran dengan selang waktu
24 sampai 48 jam.
3.Memecahkan ketuban
Memecahkan ketuban merupakan salah satu metode untuk mempercepat
persalinan. Setelah ketuban pecah, ditunggu sekitar 4 sampai 6 jam dengan
harapan kontraksi otot rahim akan berlangsung. Apabila belum berlangsung
kontraksi otot rahim dapat diikuti induksi persalinan dengan infus glukosa yang
mengandung 5 unit oksitosin.
4. Persalinan anjuran dengan menggunakan prostaglandin
Telah diketahui bahwa kontraksi otot rahim terutama dirangsang oleh
prostaglandin. Pemakaian prostaglandin sebagai induksi persalinan dapat dalam
bentuk infus intravena (Nalador) dan pervaginam (prostaglandin vagina
suppositoria).
5. Pompa Payudara atau Stimulasi Putting
Beberapa studi skala besar telah mengevaluasi keamanan dan keefektifitasaan
stimulasi payudara sebagai metede induksi persalinan. Namun,efek komulatif dari
banyak studi yang menggunakan pompa payudara atau stimulasi putting manual yang
di kombinasi dengan landasan fisiologi perubahab serviks telah meningkatkan tres
perekomendasian metode yang relative tidak berbahaya ini untuk menginduksi
persalinana. Penanganan yang beragam termasuk pompa payudara listrik otomatis
yang mensimulasi masing-masing payu dara selama15 menit, di selingi periode
istirahat selama15 menit, stumulasi payu dara dengan pijatan lembut menggunakan
kompresan hangat lembab salama 1jam sebanyak 3 kali sehari, stimulasi payudara
selama 45 menit tiga kali sehari dan pijatan lembut pada kedua payudara secara
bergantian selama waktu 3 jam sehari. Kelemahan penelitian ini meliputi kurangnya
kepatuhan dalam melaksanakan intervensi yang di anjurkan,jumlah anggoata sedikat
daklam kelompok, control minim terhadap veriabel penting,seperti usia gestasi, dan
criteria intervensi yang tidak dapat di andalkan. Wanita yang mencoba teknik ini
sebaiknya di peringatkan membatasi kontak dengan putting sehingga tidak terlalu
hiperstimulasi uterus.
6. Minyak Jarak
Ingesti minyak jarak 60 mg yang di campur dengan jus apel atau jus jaruk tampaknya
dapat menigkatkan anggka kejadian persalinan normal jika di berikan pada kehamilan
cukup bulan. Investi ini memiliki beberapa kelemahan namun hanya terdapat sedikit
penelitian mengenai topic ini. Waktu yang tepat untuk memberikan minyak jarak
dalam menginduksi persalinan adalah setelah tidur malam yang lelap dan 1 hingga 2
jam sebelum wanita hamil bangun setiap hari.. Minyak jarak bekerja dengan
manstimulasi saraf fagus sehingga akan menrangsang uterus . Cara kerja ini akan
berlanggsung dalam 2 hingga 6 jam.
7. Kateter Folay atau Kateter Balon
Kateter Folay memiliki beberapa manfaat sabagai alat mekanis yang di gunakan untuk
meregangkan serviks. Kateter ini mudah di dapatkan relative aman untuk di gunakan,
ekonomis, mudah di pasang dan mudah di pasang dan mudah di lepas.
Selain itu pemantauan janin tidak perlu di lakukan saat kateter di gunakan, karena
Kateter Ini juga mempunyai kelebihan manfaat bila di kombinasi dengan metode
hormone untuk mematangkan serviks. Secara umum biasanya kateter ukuran 16 di
masukan melalui saluran serviksa, dan kemudian balon diisi udara sebanyak 20
hingga 50 mililiteruntuk menjaga kateter tetep pada tempatnya. Beberapa uji klinis
secara kecil membuktikan teknik ini sangat menjanjikan dan banyak subjek pada uji
tersebut memasuki awal persalinan dengan Folay masih terpasang. Efek yang sama
terlihat pada penggunaan laminaria dan dilater osmosis sintetik.
8. Aktivitas Seksual, Jamu-jamuan
Banyak bidan secara rutin atau memanipulasi genetalia jika membrane masih utuh ,
stimulasi payudara dan putting atau metode jamu-jamuan untuk mempercepat
persalinan.Meminum jamu-jamuan seperti evening primrose oil, black cohosh tincture
dan blue cohosh tincture dapat membantu namun kurangnya penelitian yang member
panduan untuk dosis, keamanan dan dan metode ini mengurangkan niat bidan untuk
menganjurkanya. Akupuntur dan hemoepati merupakan metode tambahan untuk
induksi persalinan.
(Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, 1998) dan ( Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol 1 hal:666)
Sikap bidan dalam penanganan kehamilan lewat waktu
Kehamilan lewat waktu dapat membahayakan janin karena sensitif terhadap
rangsangan kontraksi, yang menimbulkan asfiksia sampai kematian dalam rahim.
1.
2.
3.
1.
Pengelolaan Intrapartum
Pasien tidur miring sebelah kiri
Pergunakan pemantauan elektronik jantung janin
Beri oksigen bila ditemukan keadaan jantung yang abnormal
Perhatikan jalannya persalinan
Segera setelah lahir, bayi harus segera diperiksa terhadap kemungkinan
hipoglikemi, hipovolemi, hipotermi dan polisitemi
(Dikutip dari Buku Maternal dan Neonatal, 2002)
Mencegah Aspirasi Mekoneum
2.
Bila mekoneum tampak pada pita suara, pemberian venitasi dengan tekanan
positif dan tangguhkan dahulu sampai trakea telah di latubasi dan penghisapan yang
cukup.
3.
Intubasi trakea harus dilakukan rutin bila ditemukan mekoneum yang tebal.
(Dikutip dari Buku Maternal dan Neonatal, 2002)
II. TINJAUAN KASUS
Pengkajian dilakukan tanggal 7 Maret 2010 pukul 13.00 WIB di ruang
perawatan kebidanan RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Ibu mengatakan
bahwa kehamilannya sudah lewat bulan.
I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
A.Biodata
Nama ibu : Ny.Y Nama ayah : Tn.A
Umur : 21 tahun Umur : 26 th
Agama : Islam Agama : islam
Suku / bangsa : Indonesia Suku / bangsa : indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : swasta
Alamat : Purwokerto Alamat : Purwokerto
B. Anamnesa
Pada tanggal 7 Maret 2010 Pukul 13.00 WIB
1. Alasan Datang : Ibu datang ke RSUDN Margono Soekarjo
Purwokert pada tanggal 7 Maret 2010 mengaku hamil lewat
bulan, anak pertama, mules (-), lendir darah (-), air-air (-),
dan gerakan anak masih dirasakan.
2. Keluhan Utama : Ibu merasa cemas dengan kehamilannya
yang lebih bulan
3.Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit yang diderita pasien
Komplikasi
Bayi
Nifas
Usia
Jenis
Tempat
Penolong PB/BB
Um
kehamilan persalinan persalinan Ibu Bayi
Keadaan Keadaan Laktasi
ur
jenis
Hamil
ini
- Konsistensi : lembek
-Warna : kuning kecoklatan
- Penyulit : tidak ada
BAK
- Frekuensi : 5-7x perhari
- Konsistensi : cair
-Penyulit : tidak ada
- Warna : kuning jernih
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
Gosok gigi : 2x sehari
Ganti pakaian dalam : 2x dan apabila lembab
6. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali dengan suami sekarang
Lamanya : 1 tahun
Umur waktu kawin : 18 tahun
7. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : pernah
Pernah menjadi akseptor KB : belum pernah
Jenis kontrasepsi yang digunakan : tidak ada
Lama menjadi akseptor KB : Alasan berhenti menjadi akseptor KB : -
8. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : baik
Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan ini :
menerima
Pengambil keputusan keluarga : suami
Adat / kebiasaan yg dilakukan mempengaruhi kehamilan : tidak
ada
Kebiasaan merokok dan minum-minuman keras : tidak ada
Rencana tempat Persalinan : bidan
DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan: 68 kg
Lila : 26 cm
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Suhu : 36,6 0C
Pulse : 80 X/menit
RR : 20 X/menit
B. Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
a. Kepala
Rambut : Rambut bersih, tidak rontok
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh sakit perut yang menjalar ke pinggang
yang semakin lama semakin sering.
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : compos mentis
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
TD : 110/80mmHg
Suhu : 36,8 C
2. Pemeriksaan kebidanan
a. Inspeksi
Keluar lendir bercampur darah dari vagina
b. Palpasi
HIS : 2x dalam 10 menit, lamanya 30 detik
Sifat : kuat dan teratur
3. Auskultasi
Lokasi : Di bawah pusat sebelah kiri perut ibu
DJJ : (+)
Frekuensi : 142x/menit
Sifat : kuat dan teratur
4.Pemeriksaan Dalam
a. Portio
- Konsistensi : tipis
- Pendataran : 50%
- Pembukaan : 3 cm
b. Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri depan
c. Ketuban : (+)
Partus lama
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU
KOLABORASI
Kolaborasi
V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
1. Beritahu keadaan ibu dan janin.
2. Berikan support mental dalam proses persalinan
3. Berikan asupan nutrisi kepada ibu
4. Anjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri
5.Ajarkan teknik relaksasi pada ibu saat ada his yaitu
dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan
mengeluarkannya lewat mulut
6. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi sesuai dengan
advis dokter :
- I VFD Ringer Laktat + induxin ampul 20 tetes per
menit
7. Observasi kemajuan persalinan dengan menggunakan
partograf dan lakukan pemeriksaan
VI. PELAKSANAAN
Pada tanggal 8 Maret 2010 pukul 08.00
1. Memberitahu keadaan ibu dan janin.
2. Memberikan support mental dalam proses persalinan
3.Memberikan asupan nutrisi kepada ibu
4.Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri.
5.Ajarkan teknik relaksasi pada ibu saat ada his yaitu
dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan
mengeluarkannya lewat mulut
6. Berkolaborasi dengan dokter untuk memberi terapi
sesuai dengan advis dokter
TTV
TD
N
T
80
80
80
80 36,7
82
82
82
120/80 82 36,5
HIS
RR +/- Frek/dtk Lama
20 +
3
35
20 +
3
35
20 +
4
40
20 +
4
45
22 +
4
45
20 +
4
45
22 +
5
45
22 +
5
45
Kuat
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
Kuat
Kuat
Kuat
Kuat
DJJ
Frek/mnt teratur Cm
140
teratur 5
140
Teratur
140
Teratur
140
Teratur
140
Teratur
140
Teratur
140
Teratur
142
Teratur 10
DATA PERKEMBANGAN
Pengkajian Dilakukan pada tanggal 8 Maret 2010 pukul : 11.00 WIB
I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh sakit perut yang menjalar ke pinggang
yang semakin lama semakin sering.
DATA OBJEKTIF
1.Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : compos mentis
TD : 120/80mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,5 C
2.Pemeriksaan kebidanan
a. Inspeksi
Keluar air-air dan lendir bercampur darah dari
vagina
b. Palpasi
HIS : 5x dalam 10 menit, lamanya 45 detik
Sifat : kuat dan teratur
c.Auskultasi
Lokasi : Di bawah pusat sebelah kiri perut ibu
DJJ : (+)
Frekuensi : 142x/menit
Sifat : kuat dan teratur
d. Pemeriksaan Dalam
1) Portio
Konsistensi : tipis
Pendataran : 100%
Pembukaan : 10 cm
2)Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri depan
3)Ketuban : (-)
4) Penurunan : hodge III(+)
1. Vulva membuka
2. Perinium menonjol
3. Tekanan pada anus
b. Palpasi
HIS : 5x dalam 10 menit, lamanya 45 detik
Sifat : kuat dan teratur
Penurunan : 0/5
c.Auskultasi
Lokasi : Di bawah pusat sebelah kiri perut ibu
DJJ : (+)
Frekuensi : 142x/menit
Sifat : kuat dan teratur
d. Pemeriksaan Dalam
1. Portio
Pendataran : 100%
Pembukaan : lengkap
Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri depan
Ketuban : (-)
Penurunan : hodge III +
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Ny. Y umur 21 tahun G1P0AO, janin tunggal
hidup, presentasi kepala. hamilposterm, inpartu
kala II
Masalah : Ibu cemas menghadapi persalinan
Data Dasar :
DS :
-Ibu mengatakan bernama Ny. A berumur 21 tahun,
hamil pertama kali belum pernah melahirkan dan tidak
pernah keguguran dan HPHT 10 Mei 2009
atu
suami
untuk
7. Mencuci tangan
8.Memakai sarung tangan
9. Mengatur posisi ibu
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi
berakhir memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
11. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan minum antara
kontraksi
12. Memimpin ibu meneran setiap ada His
13. Melakukan sangga susur pada bayi
14. Mengeringkan bayi dang anti dengan kain yang bersih
dan kering
VII.EVALUASI.
Pada tanggal 8 Maret 2010pukul 12.30 WIB
1. Ada tanda dan gejala kala II
2. Pembukaan sudah lengkap
3. Alat dan obat sudah lengkap
4. ibu dan keluarga mengerti bahwa persalinan sudah
dimulai
5. Suami mendampingi ibu
6. Celemek sudah dipakai
7. Udah mencuci tangan
8.Sarung tangan
9. Ibu dalam posisi dorsal recumbent
10. DJJ janin dalam keadaan normal
11. ibu bersedia untuk istirahat dan minum antara kontraks
12. ibu meneran dengan baik setiap ada His
13. Bayi telah lahir pukul 12.30 WIB menangis dengan jenis
kelamin laki-laki
14. Bayi berada dalm selimut bersih dan kering
KALA III
Pengkajian dilakukan pada pukul 12.35 WIB
I. PENGKAJIAN
SUBJEKTIF
Ibu merasa perutnya mules dan ibu merasa lelah setelah
persalinan
OBJEKTIF
1.Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. TD : 110 / 70 mmHg.
2. Pemeriksaan kebidanan
a. Inspeksi
Melihat adanya tanda-tanda lepasnya plasenta:
1. Tali pusat bertambah panjang
2. Terlihat adanya semburan darah secara tiba-tiba
dari vagina
3.Uterus berubah bentuk menjadi globular
b.Palpasi :
1) kontraksi uterus : baik
2) TFU : sepusat
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Ny.Y umur 21 tahun P1A0, post partum kala
III
http://911medical.blogspot.com/2010/05/makalah-askeb-patologis-kehamilan.html
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37 minggu) dan
juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.Prematuritas dan berat lahir rendah
biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat
lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas
neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin
1996).
Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan kebidanan, dimana pada bayi
prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-cairan dan
pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator,
pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien.Tujuan pemberian pelayanan
kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan kebidanan secara komprehensif adalah untuk
menyelesaikan masalah kebidanan.
Post matur adalah kehamilan yang 42 minggu (294 hari ) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (HPHT). Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42
minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada
juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu. Partusnya disebut
partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus.
2.
TUJUAN
Agar dapat mngetahui mengenai :
a. Pengertian premature dan postmatur
b.Penyebab bayi premature dan postmatur
c. Tanda dan gejala persalinan premature dan postmatur
d. Faktor resiko persalinan premature dan postmatur
e. Patofisiologi premature dan postmatur
f. Masalah dan komplikasi yang ditimbulkan oleh persalinan premature
g.Pengelolaan persalinan premature dan postmatur
3. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian premature dan postmatur
b. Apa penyebab bayi premature dan postmatur
c. Apa tanda dan gejala persalinan premature dan postmatur
d. Apa faktor resiko persalinan premature dan postmatur
e. Bagaimana patofisiologi premature dan postmatur
f. Apa saja masalah dan komplikasi yang ditimbulkan oleh persalinan premature
g.Bagaimana Pengelolaan persalinan premature dan postmatur
BAB II
PEMBAHASAN
A. PREMATUR
Pengertian
Menurut WHO, persalinan premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Dengan demikian, persalainan premature dapat
terdiri dari :
Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan janin
sama untuk masa kehamilan (SMK).
Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kecil
untuk masa kehamilan (KMK).
Nama lainnya dari golongan ini adalah
1. Small for gestational age (SGA)
2. Intra uteri grouth retardation (IUGRat)
3. Inta uteri grout restriction (IUGRst)
Menurut WHO, persalinan premature murni dapat digolongkan menurut usia kehamilan dan
berat badan lahir, yaitu :
1. Sangat premature
2. Premature sedang
3. Premature borderline
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi
dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan
morbilitas dan mortalitas neonatus.American Academy Pediatric mendefinisikan prematuritas
adalah kelahiran hidup bayi dengan berat < 2500 gr. Criteria ini dipakai terus menerus secara
luas, sampai tampak bahwa ada perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang disebabkan
adanya hambatan pertumbuhan janin.
Etiologi
1. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran
premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus,
misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
2. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin. 1996).
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
3. Kehamilan
a. Malformasi Uterus
b. Kehamilan ganda
c. TI. Servik Inkompeten
d. KPD
e. Pre eklamsia
f. Riwayat kelahiran premature
g. Kelainan Rh
4. Kondisi medis
1. Kondisi yang menimbulkan partus preterm
a. Hipertensi
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
c.
d.
5.
a.
b.
c.
d.
6.
1.)
2.)
Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini
menimbulkan prevalensi persalinan preterm meningkat.
Perkembangan janin terhambat
Perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana
salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini
mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian
besar (65%) terjadi aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan
terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%.
Plasenta previa
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan
tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan
kondisi janin kurang baik karena hipoksia.
Kelainan rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun
demikian hal ini masih dapat terjadi.
Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram,
umumnya gula darah dapat dikendalikan.
Kondisi yang menimbulkan kontraksi
Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan
kelainan uterus yang ada.
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi
yang mungkin menyertai seperti : serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan ganda, infeksi
vagina dan serviks, dan lain-lain.
Serviks inkompeten
Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya inkompeten.
Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami
abortus spontan dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.
Kehamilan ganda
Sebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum
kahamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.
Sosial Ekonomi
Tidak melakukan perawatan prenatal
Status sosial ekonomi rendah
Mal nutrisi
Kehamilan remaja
Faktor gaya hidup
Kebiasaan merokok
Kenaikan berat badan selama hamil yang kurang
1.
2.
3.
4.
5.
a.
1.
2.
3.
4.
5.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
c.
1.
2.
3.
4.
d.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan
32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu,
riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya,
operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas
uterus.Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada
2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), masalah koordinasi mata tangan dan IQ lebih
rendah.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
B.
Penatalaksanaan Persalinan
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah mordibitas
dan mortalitas neonates preterm adalah:
Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis
Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid
Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi
Menurut FKUI. Kapita Selekta Kedokteran. 2001.Setiap persalinan preterm harus dirujuk ke
rumah sakit. Cari apakah faktor penyulit ada. Dinilai apakah termasuk risiko tinggi atau rendah.
Sebelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai apakah kontraksi
berhenti atau tidak.
Bila kontraksi masih berlanjut, berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg peroral dosis
tunggal sebagai pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral dosis tinggi sebagai pilihan kedua, atau
Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga sebagai pilihan ketiga.
Dampingi ibu ke tempat rujukan dan beri dukungan.
Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin, karioamnionitis,
perdarahan antepartum yang banyak) dan kontraindikasi relative (gestosis, DM, pertumbuhan
janin terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).
POSTMATUR
Pengertian
Post matur adalah kehamilan yang 42 minggu (294 hari ) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (HPHT). Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42
minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada
juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu. Partusnya disebut
partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus. Etiologi pasti
belum diketahui. Tapi ada yang menyebabkan faktor penyebabnya adalah faktor hormonal, yaitu
kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan
uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain adalah faktor herediter, karena postmaturitas
sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
Etiologi
Etiologinya masih belum pasti. Faktor yang dikemukakan adalah hormonal yaitu kadar
progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus
terhadap oksitosin berkurang ( Mochtar, Rustam, 1999). Diduga adanya kadar kortisol yang
rendah pada darah janin. Selain itu, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta juga diduga
berhubungan dengan kehamilan lewat waktu. Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan
38-42 minggu, kemudian menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen
dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi
gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin intrauterin.
Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50%.Volume air ketuban juga berkurang karena mulai
terjadi absorpsi. Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin. Risiko
kematian perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi : 30% prepartum, 55% intrapartum, 15%
postpartum
Etiologi postmatur yaitu tidak timbulnya His karena kurangnya air ketuban ,insufisiensi plasenta
dan kerentanan akan stress(kapita selekta 2000:275).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Resiko Persalinan
Pengaruh postmatur terhadap ibu dan janin :
Terhadap ibu:
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena
Aksi uterus tidak terkoordinasi
Janin besar
Molase kepala kurang
Maka sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan
postpartum. Hal ini akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
Terhadap janin:
Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 42 minggu 3kali lebih besar dari kehamilan 40
minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada
janin bervariasi,seperti;
Berat badan janin dapat bertambah besar, tetap, da nada yang berkurang setelah kehamilan 42
minggu. Ada pula yang biasa terjadi kematian janin dalam kandungan.
Patofisiologi
Meliputi bayi yang sangat besar dengan akibat trauma lahir atau bayi kecil untuk masa
kehamilan yang hidrasi dan nutrisinya dirusak karena penuaan plasenta serta disfungsi dan
penurunan cairan amnion(keperawatan ibu-bayi baru lahir.2005:283).
Masalah Dan Komplikasi
Terhadap Ibu
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosis karena (a) aksi uterus tidak terkoordinir (b).
Janin besar (c) Moulding kepala kurang. Maka akan sering dijumpai : partus lama, kesalahan
letak, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikan angka
mordibitas dan mortalitas.
Terhadap janin
Jumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga kali lebih besar dri kehamilan 40
minggu karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada
janin bervariasi: berat badan janin dapat bertambah besar, tetap dan ada yang berkurang, sesudah
kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.
Komplikasi
Kemungkinan komplikasi pada bayi postmatur
Hipoksia
Hipovolemia
Asidosis
Sindrom gawat napas
Hipoglikemia
Hipofungsi adrenal.
Penatalaksanaan Persalinan
Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran kehamilan.
Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian
skor pelvik (pelvic score=PS).Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain:
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang
dari 2500 gram.
Tanda-tanda persalinan prematur, yaitu
1. Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung.
2. Kram perut, dengan atau tanpa diare.
3. Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi ini
tidak harus terasa sakit.
4. Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong ke bawah.
5. keluar air atau cairan lainnya dari vagina.
Pengertian Post matur adalah kehamilan yang 42 minggu (294 hari ) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (HPHT). Tanda-tanda kelahiran postmatur
1. Biasanya lebih berat dari bayi matur
2. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
3. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
4. Verniks kaseosa di badan kurang
5. Kuku-kuku panjang
6. Rambut kepala agak tebal
7. Kulit agak pucat dengan desquamasi epitel
SARAN
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini ,masih jauh dari kesempurnaan ,olehnya kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dalam pembuatan makalah
selanjutnya akan menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B.G, dkk.2007.Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
http://askebkpddanpersalinanpreterm.blogspot.com/
http://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/asuhan-kebidanan-patologi-persalinan-denganpartus-prematurus/
Soepardan, Suryani.2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
http://health.detik.com/read/2012/09/25/132836/2034936/1299/wanita-yang-lahir-prematurrentan-komplikasi-saat-hamil