Anda di halaman 1dari 62

Kehamilan Serotinus ( post Matur)

BAB I
PENDAHULUHAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu peristiwa normal dan alamiah yang dialami
seorang wanita. Wanita yang hamil akan mengalami perubahan- perubahan baik fisik
maupun psikologis, sebab terjadi peningkatan hormon sehingga ibu hamil rentan
terhadap perubahan emosi. Selain itu dengan semakin besarnya rahim/perut sesuai
usia kehamilan ,ibu hamil semakin cepat lelah, sering buang air kecil , punggung terasa
nyeri dan tegang.
Kehamilan post matur, kehamilan serotinus,kehamilan lewat waktu
merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum terjadi persalinan.
Kejadian lewat waktu berkisar antara 10% dengan variasi 14% sampai 15 %.Perlu
diketahui bahwa sebagian ibu didaerah pedesaan tidak mengetahui dengan pasti haid
terakir, sehingga sulit melakukan evaluasi. Bayi post matur resiko terhadap kematian
karena fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, terlihat dari
menurunya kadar estrogen dari plasenta . Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta.
Akibatnya terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh
kembang janin intra uteri . Sirkulasi utero plasenta berkurang sampai 50%. Volume air
ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorbsi . Keadaan-keadaan ini
merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin . Resiko kematian perinatal pada bayi
Post matur cukup tinggi: 30% prepartum,55% intra partum, 15% post partum.
Begitu berbahayanya akibat yang ditimbulkan oleh masalah Post matur dan
untuk mengetahui kehamilan dengan post matur maka penulis mau membahas tentang
masalah ini.
B. TUJUAN
a) .Tujuan Umum
Agar mahasiswa dpat memahami patofisiologi,permasalahan, pengelolahan kehamilan
post matur sehinggah dapat memberikan pengertian pada masyarakat khususnya ibu
hamil dan keluarga ,serta dapat mengetahui secara dini dan ikut serta dalam
penangananya.
b) Tujuan khusus
Dengan menulis makalah ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendefenisikan kehamilan post matur.
2. Melakukan identifikasi masalah yang terjadi pada kehamilan post matur.
3. Menjelaskan kemungkinan faktor penyebab kehamilan post matur.
4. Mendiskusikan cara menegakan diagnosa
5. Menjelaskan cara pengelolahan dan penanganan yang benar terhadap kehamilan dan
kemungkinan komplikasi yang terjadi pada ibu dan janin.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. Pengertian

.Kehamilan Post matur disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan post Term,
kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bln,Prologed pregnany,extenced
pregnancy,post date,post datisme,atau pasca maturitas adalah :Kehamilan yang
berlangsung sampai 42 minnggu(249 hari) atau lebih , dihitung dari HPHT menurut
rumus Naegele dengan siklis haid rata-rata 28 hari (WHO 1997, FIGO 1997,FIGO1986)
Ilmu kebidanan Sarwono.
Kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau lebih (Obstetri patologi edisi 2 hal. 12.
Kehamilan post matur/post term/kehmilan memajang,kehamilan lewat bulan, kehamilan
pasca maturitas adalah: kehamilan yang melebihi 42 minggu (Varney) hal 659.
Kehamilan post matur/post date adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42
minggu,dihitung berdasarkan rumus naegle dengn siklus haid rata- rata 28 hari.
( sinopsis obstetri:221)
Kehamilan post date adalah kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 42
minggu(pelayanan maternal dan neonatal:305)
Kehamilan post term adalah kehamilan yang melampaui umur 249 hari(42 minggu atau
melewti 249 hari (Winkjosastro:317)
Post date adalahkehamilan yangmelampaui mur 249 hari (42 minggu ) dengan segala
kemngkinan komplikasi Manuaba: 226)
II.

Etiologi
Seperti teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebabterjadinya
persalinan post matur belum jelas.beberapa teori yang diajukan pada umumnya.
Menyatakan bahwa terjadinya kehamilan post matur sebagai akibat gangguan terhadap
timbulnya persalinan.
Beberapa teori diajukan antara lain sebagai berikut:
Pengaruh progesteron:
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan tidak cepat trn walaupun kehamilan
telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. ( Mochtar
Rustam 1999)
Teori oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamian post matur memberi
kesan/ dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologi memegang peranan
penting dalam menimbulkan persalinan ,dan pelepasan oksitosin dari Neurohipofisis
bumil yang kurang pada usia kehamilan lanjut, diduga sebagai salah satu faktor
penyebab kehamilan post matur.

Teori kortisol /ACTH janin.


Dalam teori ini diajukan bahawa sebagai pemberi tanda untuk dimulainya persalinan
adalah janin , diduga akibat peningkatan tiba- tiba kadar kortisol plasma janin, koetisol
janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan
memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaru terhadap meningkatnya
produksi prostaglandin . Pda cacat bawan janin seperti anensefalus,hipoplasia adrenal,

dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak
diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan
Saraf uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan membangkitkan
kontraksi uterus. Pada keadan ini dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini,seperti
pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawahmasih tinggi, semuanya diduga
sebagai penyebab terjadinya kehamilan post matur.
Herediter
Beberapa penulis menytakan bahwa seorang ibu yang mengalami kehamilan post
matur mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan
berikutnya Morgan (1999)
Bilamana seorang ibu mengalami kehamilan post matur saat melahirkan anak
perempuan, maka kemungkinan anak perempuanya akan mengalami kehamilan post
matur.
( dikutip CHUNNINGHAM )
III.

Gambaran klinis
Serotinus adalah istilah yang menggambarkan sindrom dismaturitas yang dapat terjadi
pada kehamilan post matu /serotinus , keadan ini terjadi pada 30% kehamilan serotius
dan 3 % kehamilan aterm
Tanda tanda bayi post matur /post date/ serotinus :
a. Menhilangnya lemak subkutan.
b. Kulit kering, keriput, atau retak retak.
c. Pewarnaan mekonium pada kulit, umbilikus dan selaput ketuban.
d. Kuku dan rambut panjang.
e. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur.
f. Vernik caseosa sangat kurang atau hilang .
g. Rambut lanugo sangat kurang atau hilang.
h. Kuku panjang , rambut kepala agak lebar.
i. Kult agak pucatdengan diskuamasi epitel.
j. Bayi malas

IV.

Diagnosa
Tidak jarang seorang dokter mengalami kesulitan dalam menentukan diagnosa
kehamilan post matur, karena diagnosa ini ditegakan berdasarkan umur kehamilan
bukan terhdap kondisi kehamilan . Beberapa kasus yang dinyatakan post matur atau
post term merupakan kesalahan dalam menentukan umur kehamilan. Kasus kehamilan
post matur /post term tidak dapat ditegakan secara pasti diperkirakan 20%.

Adapun hal-hal yang diperhatikan untuk menegakan diagnosa adalah:


a. Riwayat haid
Bila HPHT dicatat dan diketahui wanita hamil dengan baik , diagnosa tidak sukar.
Bila wanita tidak tahu lupa atau ingat sejak melahirkan yang lalu tidak mendapat haid
dan kemudian menjadi hamil . Hal ini akan sukar memastikannya . Hanyalah dengan
pemeriksaan antenatal yang teratur dapat diikuti tinggi dan naiknya TFU, mulainya
gerakan janin dan besarnya janin dapat membantu diagnosa .
Siklus haid 28 hari dan teratur
Tidak minum pill atau hamil 3 bulan terakir.
b. Riwayat Anc
Tes kehamilan
Bila pasien melakukan tes kehamilan ( tes imunologi) sesudah telat haid 2minggu maka
diperkirakan kehamilan telah berlangsung 6minggu.

Gerakan janin atau Quickening.


Umumnya padaumur kehamilan 18- 20 minggu
Primi = Umur kehamilan 18 minggu.
Multi =umur kehamilan 16 minggu.
Cara lain menentukan persalinan adalah:
o Quickening ditambah 22 minggu pada primi.
o Quickening ditambah 24 minggu pada multi.
DDJ
Stetoskop laennec
: uk 18-20 minggu.
Dopler
: uk 10- 20 minggu
Kehamilan dapat dinyatakan Post matur bila didapat 3 atau 4 kriteria hasil
pemeriksaan sbb:
o Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positip
o Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan dopler.
o Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerak janin pertama kali
o Telah lewat 22minggu sejak terdengar DJJ pertama kali dengan stetoskop laennec
Tfu :
Dalam trisemester 1 pemeriksaan TFU serial dalam cm.dapat bermanfaat bila dilakukan
pemeriksaan secara berulang tiap bulan . Lebih dari 20 miggu TFU dapat
menentukan umur kehailan secara kasar .
Pemeriksaan BB ibu diikuti , kapan berkurang, begitu pula lingkaran perut dan jumlah
air ketuban apakah berkurang.
c. Pemeriksaan rontgenologi : dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada bagian distal
femur , bagian proksimal tibia , tulang kuboid ,diameter biparietal , gerakan janin dan
jumlah air ketuban .
d. Ultrasonografi : mengetahui ukuran diameter biparietal , gerakan janin dan jumlah air
ketuban
e. Pemeriksaan sitologik air ketuban diambil dengan cara amniosintesis baik transvaginal
maupun transabdominal. Air ketuban akan bercampur lemak dari sel kulit yang dilepas
janin setelah kehamilan lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang diperoleh dipoles
dengan sulfat biru ,maka sel- sel yang mengandung lemak dsn berwarnah jingga bila :
o Melebihi 10 % : kehamilan diatas 36 minggu.

o Melebihi 50 % : Kehamilan diatas 36 minggu.


f. Amniostopi : Melihat derajat kekeruhan air ketuban,menurut warnanya karena dikeruhi
mekonium.
g. Kardiotokografi: Mengawasi dan membaca DJJ karena insufisiensi Plasenta.
V.

Permasalahan kehamilan Post Matur/post Term.

1.
2.
3.
4.

VI.

Kehamilan Post Matur mempunyai resiko lebih daripada kehamilan aterm terutama
kematian perinatal( antepartum,Intrapartum,dan post partum) berkaitan dengan spirasi
mekonium dan asfiksia.
Pengaruh Kehamilan Post Matur antara lain :
Perubahan Kalsium pada Kehamilan Post Matur terjadi penimbunan Kalsium pada
plasenta. Hal ini dapat menyebabkan gawat Janin dan bahkan kematian Janin
intrapartum meningkat 2-4 kali lipat.
Selaput Vaskulosinsisial menjadi tambah tebal dan jumlahnya berkurang. Keadaan ini
dapat menurunkan mekanisme transpor Plasenta.
Terjadi degenerasi jaringan Plasenta seperti edema,timbunan fibrinoid.
Perubahan Biokimia.Adanya insufisiensi plasenta menyebabkan protein plasenta dan
kadar DNA dibawah normal, sedangkan konsentrasi RNA meningkat. Transport kalsium
tidak tergagnggu,aliran natrium,kalium,glukosa menurun. Pengangkutan bahan dengan
berat molekul tinggi seperti asam amino,lemak, dan gama globulin biasanya mengalami
gangguan sehingga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin intrauterin.

Pengaruh terhadap Ibu dan janin.


a. Terhadap Ibu
:
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena :
Aksi Uterus tidat terkordir
Janin besar dan tulang tengkorak menjadi lebih keras.
Moudling (moulage) kepala berkurang maka akan sering partus lama,kelainan
letak,Inersia uteri,distosia bahu dan Perdaranan Post partum.Hal ini akan meningkatkan
angka morbiditas dan mortalitas.
b. Terhadap Janin
:
Berat badan : Terjadi perubahan anatomik pada plasenta, maka terjadi perubahan BB
janin.Zwerdling Mengatakan bahwa; Rata-rata berat janin lebih dari 3600 gram.
Sebesar 44,5% pada kehamilan Post Matur . pada aterm 30,6 % Resiko persalinan bayi
dengan BB lebih dari 400 gram kehamilan Post Matur meningkat 2-4 kali lebih besar
dari kemilan aterm.
Sindrom Post Matur
Tanda dan gejala :
o Gangguan Pertumbuhan.
o Dehidrasi.
o Kulit kering,keriput serti kertas (hilangnya lemak subkutan )..

o Kuku kaki dan tangan panjang,tulang tengkorak lebih keras.


o Hilangnya verniks caseosa dan laguna.
o Maserasi kulit terlebih daerah lipatan paha dan genitalia luar warna coklat
kehijauan/kekuningan pada kulit dan tali pusat.
o Muka ; Tampak menderita dan rambut kepla nampak banyak dan tebal.
Gawat Janin/kematian perinatal.
Menunjukan angka meningkat setelah kehamilan 42 mgg atau lebih. Sebagian besar
terjadi intra partum.Umumny terjadi karena :
Makrosomia yang dapat menyebabkan terjadinya distosia pada persalinan,fraktur
klavikula sampai menimbulkan kematian bayi.
Insufisiensi plasenta yang berakibat :
Pertumbuhan janin terhambat.
Oligohidramnion.
Keluarnya mekonium yang berakibat terjadi aspirasi mekonium pada janin.
Cacat Bawaan terutama akibat hipoplasia adrenal dan anensefalus
Kematian Janin akibat Post Matur ;30% terjadi sebelum persalinan,50% dalam
persalinan dan 15 % setelah persalinan.
VII.

Komplikasi.
Pada bayi baru lahir :
Suhu yang tidak stabil,hipoglikemia,polisitemia dan kelainan neurologik.
Anak Besar : dapat menyebabkan disporposi sepalo pelvik
Oligohidramnion dapat menyebabkan kompresi talipusat, gawat janin, sampai bayi
meninggal.
Keluarnya mekonium yang dapat menyebabkan aspirasi mekonium.
VIII. Pencegahan.
Konseling antenatal yang baik.
Evaluasi Ulang umur kehamilan bila ada tanda-tanda berat badan,oligohidramnion,gerak
anan menurun.
Bila ragu periksa untuk konfirmasi umur kehamilan dan mencegah komplikasi.
IX. Penatalaksanaan.
Bidan sebaiknya tdk membiarkan kehamilan berlanjut melebihi 42 minggu (300 hari) jika
perkiraan usia kehamilan dapat diandalkan.
Setelah usia Kehamilan lebih dari 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin
sebaik-baiknya.
Apabila tidak ada tanda-tanda infusiasi plasenta,persalinan spontan dapat ditunggu
dengan pengawasan ketat.
Wanita dapat mengkonsumsi minyak jarak secara mandiri setelah usia kehamilan 40
minggu jika serviks telah matang sesuai pilihan ibu maupun bidan.
Bidan dapat memberikan golongan progstaglandin (Prepidil) atau memasukan cervidil
jika serviks masih belum matang guna mengantisipasi induksi antara 41 -42 mgg.
Lakukanpemeriksaan untuk menilai kematangan sevice kalau sudah matang boleh
dilakukan induksi persalinan tanpa aminiotomi.
Bila :

o Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian dalam kandungan.


o Terdapat hipertensi (preeklamsia)
o Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas.
o Pada kehailan lebih dari 40-42 minggu maka ibu dirawat di RS.
Tindakan SC dapat dipertimnagkan bila :
o Insufisiensi plasenta dengan keadaan servic yang belum matang.
o Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi tanda gawat janin.
o Pada primi gravida tua, kematian janin dalam kandungan, preeklamsia, hipertensi
menahun,anak mahal ( Infertilitas sekunder ) dan kelainan letak janin.
Pada Persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama sangat merugikan
bayi, janin Post Matur kadang-kadang besar dan kemungkinan disporporsi sepalopelvic
dan distosia janin perlu dipertimbangkan. Selama itu janin Post matur lebih peka
terhadap sedatifa dan narkosa jadi pakailan anastes konduktif, jangan lupa perawatan
neonatus Post maturasi perium dibawah pengawasan dokter.
http://elias-sayang.blogspot.com/2013/02/normal-0-false-false-false-in-x-nonex_26.html

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dan
data Biro Pusat Statistik (BPS), angka kematian ibu dalam
kehamilan dan persalinan di seluruh dunia mencapai 515 ribu jiwa
pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit
karena komplikasi kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha,
2007).
Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau
dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan
kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan
sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau
seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan
obstetri pada umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam
mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya
sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko
tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan
penderita dalam mengenal Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) secara

dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi


(Syamsul, 2003).
Tingginya angka kematian ibu dan anak umumnya akibat ahli
kebidanan atau bidan terlambat mengenali, terlambat merujuk
pasien ke perawatan yang lebih lengkap, terlambat sampai di
tempat rujukan, dan terlambat ditangani. (Anonim,2002).
Penanganan rujukan obstetri merupakan mata rantai yang
penting, menjadi faktor penentu dari hasil akhir dari kehamilan dan
persalinan. Kurang lebih 40% kasus di RS merupakan kasus
rujukan. Kematian maternal di RS pendidikan 80-90% merupakan
kasus rujukan. Kematian perinatal di RS pendidikan kurang lebih
60% berasal dari kelompok rujukan (Anonim, 2002).
Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang paling
penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan
aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan baik
normal maupun patologis. Lima benang merah tersebut adalah
membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi,
pencegahan Infeksi, pencetakan (rekam medik) asuhan persalinan
dan rujukan (Asuhan Persalinan Normal, 2002).
Kasus-kasus yang harus dirujuk bidan adalah riwayat bedah
sesar, perdarahan pervaginam, persalinan kurang bulan (usia
kehamilan kurang dari 37 minggu), ketuban pecah disertai dengan
mekonium yang kental, ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam),
ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (kehamilan kurang
dari 37 minggu), ikterus, anemia berat, tanda gejala infeksi, preeklampsia /hipertensi dalam kehamilan, tinggi fundus 40 cm /lebih,
gawat janin, primipara dalam fase aktif kala I persalinan dan kepala
janin masih 5/5, persentasi bukan belakang kepala, persentasi
ganda (majemuk), kehamilan ganda atau gemelli, tali pusat
menumbung dan syok (Asuhan Persalinan Normal, 2007).Membuat
keputusan klinik dihasilkan melalui serangkaian proses dan
menggunakan informasi dari hasil dan dipadukan dengan kajian
teoritis dan interpensi berdasarkan bukti pengalaman yang
dikembangkan melalui berbagai tahapan dan terfokus pada pasien
(Varney,1997).

Di beberapa daerah di Propinsi Sumatera Utara, Angka


Kematian Ibu (AKI) lokal lebih tinggi dari Angka Kematian Ibu (AKI)
Nasional. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan pasca
persalinan (40-60%), infeksi (20-30%) dan eklampsia (20-30%).
Ternyata 80% kematian ibu terjadi di RS rujukan yang diakibatkan
keterlambatan dalam rujukan maupun penanganan penderita
(Abram Siregar, 2002).
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis menyajikan
makalah mengenai postmatur disertai dengan stusi kasus yang
terjadi dalam kehidupan sehari hari.
B. Tujuan Penulisan
Penyusunan makalah ini bertujuan antara lain :
1.Sebagai bahan acuan mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
persalinan postmatur
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan kebidanan patologis
3.Untuk menambah bahan bacaan di perpustakaan kampus 7 prodi D III
Kebidanan Purwokerto Poltekkes Depkes Semarang
BAB II
KONSEP DASAR
I. TINJAUAN TEORI
A.Pengertian
Definisi Kehamilan Lewat waktu (PosT Term) adalah
kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu
Lengkap. ( ILmu kebidanan: hal 317).
Postmatur menunjukan atau menggambarkan kaadaan
janin yang lahir telah melampauhi batas waktu persalinannya,
sehingga dapat menyebabkan beberapa komplikas.i(Buku
Pengantar Kuliah Obsetri: hal 450)
Definisi standar untuk kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah
hari pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat
bulan ( postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung

pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin. ( Varney


Helen,2007)
B. Etiologi
Etiologi
menurut
Nwosu
dkk
factor-faktor yg
menyebabkan post maturstress, sehingga tidak timbulnya His
Kurangnya air ketuban Insufisiensi plasenta ( ILmu Kebidanan:
hal.318)
Namun ada juga yang berpendapat Etiologinya masih belum pasti.
Faktor yang dikemukakan adalh hormonal yaitu kadar progesteron tidak cepat
turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus
terhadap oksitosin berkurang ( Mochtar, Rustam, 1999). Diduga adanya kadar
kortisol yang rendah pada darah janin. Selain itu, kurangnya air ketuban dan
insufisiensi plasenta juga diduga berhubungan dengan kehamilan lewat waktu.
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu,
kemudian menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen
dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya
dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh
kembang janin intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai
50%.Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi.
Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin. Risiko
kematian perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi : 30% prepartum, 55%
intrapartum, 15% postpartum.
Selain itu juga terjadinya kehamilan sirotinus antara lain:
1. Hipoplasia hipofise
2. Anensefalus
3. Devisiensi enzim sulfarase plasenta
4. Hormon estriol yang rendah
C.Pengaruh pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas
1.Terhadap Ibu
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosis karena aksi uterus tidak
terkoordinir, Janin besar, Moulding kepala kurang. Maka akan sering
dijumpai : partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan

perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikan angka mordibitas dan


mortalitas.
2.Terhadap janin
Jumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga kali lebih
besar dari kehamilan 40 minggu karena postmaturitas akan menambah
bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin bervariasi: berat
badan janin dapat bertambah besar, tetap dan ada yang berkurang, sesudah
kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam
kandungan.
D. Diagnosa
Dengan mengetahui hari pertama menstruasi maka kita akan
dapat menentukan:
1. Perhitungan kemungkinan waktu persalinan menurut
Naegle
2. Hasil pemeriksaan antenatal berupa:
a) Janin besar untuk masa kehamilan (BMK)
b) Janin kecil untuk masa kehamilan (KMK)
c) Janin sama besarnya untuk masa kehamilan (SMK)
3.Melalui perkiraan tahap aktivitas janin dalam rahim yang
(sudah baku)
4. Perbandingan dengan orang lain yang sudah bersalin
5. Menggunakan ultrasonografi untuk memperkirakan berat,
waktu persaliunan, menentukan biofisik profil janin,
kesejahteraan intraureti. USG, Ukuran diameter bipariental,
gerakan janin dan jumlah air ketuban
6. Pemeriksaan rontgenologik, dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada
bagian distal femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid, diameter
bipariental 9,8 cm atau lebih.

7.Pemeriksaan sitologik air ketuban : air ketuban diambil dengan


amniosentesis, baik transvaginal maupun transabdominal. Air ketuban
akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah
kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang diperoleh
dipulas dengan sulfat biru nil maka sel-sel yang mengandung lemak akan
berwarna jingga. Bila :
a. Melebihi 10% : kehamilan di atas 36 minggu
b. Melebihi 50% : kehamilan di atas 39 minggu
8. Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya
karena dikeruhi mekonium.
9. Kardiotografi : mengawasi dan membaca DJJ, karena insufiensi plasenta
10.Uji Oksitosin (stress test) : yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi
reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang
baik, hal ini mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.
11. Pemeriksaan kadar estriol dalam urin
12. Pemeriksaan PH darah kepala janin
13.Pemeriksaan sitologi vagina
(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)
Kita sering kali sukar menetapkan diagnosis kehamilan sirotinus,khususnya di
Negara berkembang tetapi dapat di gunakan beberapa criteria berikut:
1. Detag jantung Janin mulai terdengar
a) Fondoskop pada minggu 18
b) Dopller pada minggu 12
2. Quickening terasa mulai minggu 18
a) Fundus uteri setinggi pusat pada minggu 20
Dendang memeriksakan USG perkiraan usui kehamilan akan lebih tepat untuk
kehamilan trimester I dan II, sedangkan pada Trimester III sering kurang cepat.
Kenyataan ini sering terjadi oleh karena pertumbuhan janin dalam rahim tidak
tetap artinya bukan merupakan pertumbuhan linier.
Perubahan yang mendasar yang terjadi pada kehamilan sirotinus atau postmatur
bersumber dari kemampuan plasenta untuk memberikan nutrisi dan oksigen

serta kemampuan fungsi lainya, dan dapat menyebabkan keadaan sebagai


berikut:
1. Jika fungsi plasenta masih cukup baik dapat menyebabkan:
a. Tumbuh kembang janin berlangsung terus,sehingga
berat badan terus bertambah sekalipun lambat,dapt
mencapai lebih dari 4000-4500gr yang di sebut
dengan bayi makrosomia
b. Bayi postmaturel hipermaturel dengan criteria:
Mungkin dengan berat badsan yang besar atau
makrosomia
Kukun panjang
Penulangan baik
Tulang rawan telinga sudah cukup
Pertumbuhan genetalia sekunder sudah ada
Mata besar dan terbuka
2. Jika fungsi plasenta telah mengalami disfungsi atau
insufisiensi, sehingga tidak mampu mamberikan nutrisi dan
oksigen yang cukup,akan terjadi sebaliknya dan di sebut
sebagai sindron postmature dengan criteria berikut:
a. Bayi tampak tua
b. Kuku panjang
c. Lipid kulit berkurang sehingga menimbulkan keriput
terutama di kulit tangan dan kaki
d. Matanya lebar bahkan sudah terbuka
e. Verniks caseosa telah hilangatau berkuran
Diagnosis bayi postmatur pascapersalinan
Diagnosis bayi postmatur pascapersalinan, dengan memperhatikan tandatanda postmaturitas yang dapat dibagi dalam 3 stadium :

1.Stadium I : kulit tampak kering, rapuh dan mudah


mengelupas(maserasi), verniks kaseosa sangat sedikit
sampai tidak ada.
2.Stadium II : keadaan kulit seperti stadium I disertai dengan
pewarnaan kulit yang kehijauan oleh mekoneum yang
bercampur air ketuban.
3.Stadium III : terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku dan
kulit janin serta pada jaringan tali pusat.Pada saat
persalinan, penting dinilai keadaan cairan ketuban. Jika
telah terjadi pewarnaan mekonium (kehijauan) atau bahkan
pengentalan dengan warna hijau kehitaman, begitu bayi
lahir harus segera dilakukan resusitasi aktif. Idealnya
langsung dilakukan intubasi dan pembilasan trakhea.
E. Komplikasi
Kemungkinan komplikasi pada bayi postmaturhipoksia ;
1.Hipovolemia
2. Asidosis
3. Sindrom gawat napas
4. Hipoglikemia
5. Hipofungsi adrenal.
Persalinan janin makrosomia pervaginam akan menimbulkan trauma pada bayi
dan maternal yang makin tinggi
1. Komplikasi trauma pada janin atau bayi
a. Asfiksia karena terlalu lama terjepit
b.Truma akibat tindakan oprasi yang di lakukan pervaginam dengan bentuk
trias komplikasi:
1) Infeksi
2)Asfiksia
3) Trauma langsung dan perdarahan
2. Komplikasi maternal trias komplikasi

a.Trauma langsung persalinan pada jalan lahir:


1)Robekan luas
2) Fistula rekto-vasiko vaginal
3) Ruptura perineum tingkat lanjut
b.Infeksi karena terbukanya jalan halir secara luas senghingga mudah terjadi
kontaminasi bacterial.
c. Perdarahan:
1)Trauma langsung jalan lahir
2) Atonia uteri
3) Retentio Plasenta
F.Penatalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin
sebaik-baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah
matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
4. Bila :
a. Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim
b. Terdapat hipertensi, pre-eklampsia
c. Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas
d. Pada kehamilan > 40-42 minggu
Maka ibu dirawat di rumah sakit :
1. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada
a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
b.
Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi gawat
janin, atau

c.

Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-eklampsia,


hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan kesalahan letak janin.
2. Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan
sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar dan
kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan distosia janin perlu
dipertimbangkan. Selain itu janin postmatur lebih peka terhadap sedatif dan
narsoka, jadi pakailah anestesi konduksi.
(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)
Pertimbangan Persalinan Anjuran (induksi)
Persalinan anjuran bertujuan untuk dapat :
1.Merangsang otot rahim berkontraksi, sehingga persalinan berlangsung
2.Membuktikan ketidakseimbangan antara kepala janin dengan jalan lahir
bishop telah menetapkan beberapa penilaian agar persalinan induksi dapat
berhasil seperti yang ditujukan pada tabel berikut :
Keadaan fisik
Pembukaan serviks 0 cmPerlunakan 0-30%

Nilai Total Nilai


0
0

Konsistensi serviks kaku


Arah serviks ke belakang
Kedudukan bagian terendah -3
Pembukaan 1-2 cmPerlunakan serviks 40-50%

Konsistensi serviks sedang


Arah serviks ke tengah
Kedudukan bagian terendah -2
Pembukaan 3-4 cmPerlunakan 60-70%
Konsistensi serviks lunak
Kedudukan bagian terendah -1-0
Pembukaan di atas 5 cmPerlunakan 80% +

Persalinan anjuran atau induksi persalinan dapat dilakukan dengan


metode:
1. Metode Stein

Persalinan anjuran mulai pagi hari.


a. Pukul 6.00 : 30 cc oleum ricini
b.Pukul 7.00 : bisulfas kinine 0,200 gr
c. Pukul 8.00 : bisulfas kinine 0,200 gr + klisma air sabun hangat 1 liter
d. Pukul 9.00 : bisulfas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
e. Pukul 10.00 : bisulfas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
f. Pukul 11.00 : bisulfas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
g. Pukul 12.00 : bisulfas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
h. Pukul 14.00 : hanya suntikan pituitrin 0,2 cc
i.Pukul 16.00 : hanya suntikan pituitrin 0,2 cc
j. Pukul 18.00 : hanya suntikan pituitrin 0,2 cc
Sekalipun metode stein sudah ditinggalkan, tetapi untuk pengetahuan bidan
masih perlu diketahui. Selama metode stein, kehamilan lewat waktu akan
mendapatkan :
a. 1,2 gr bisulfas kinine
b.1,4 cc pituitrin injeksi
Persalinan anjuran dengan metode ini di luar rumah sakit berbahaya karena
dapat terjadi :
a. Kontraksi rahim yang kuat sehingga dapat mengancam :
1) Ketuban pecah saat pembukaan kecil
2) Ruptura uteri membakat
3) Gawat janin dalam rahim
b. Kelambatan melakukan rujukan, dapat merugikan penderita.
c. Persalinan anjuran dengan infus pituitrin (sintosinon)

2.Persalinan anjuran dengan infus oksitosin, pituitrin atau sintosinon 5 unit dalam 500 cc
glukosa 5%, banyak dipergunakan.
Teknik induksi dengan infus glukosa lebih sederhana, dan mulai dengan 8 tetes,
dengan teknik maksimal 40 tetes/menit. Kenaikan tetesan setiap 15 menit sebanyak 4
sampai 8 tetes sampai kontraksi optimal tercapai. Bila dengan 30 tetes kontraksi
maksimal telah tercapai, maka tetesan tersebut dipertahankan sampai terjadi
persalinan. Apabila terjadi kegagalan, ulangi persalinan anjuran dengan selang waktu
24 sampai 48 jam.
3.Memecahkan ketuban
Memecahkan ketuban merupakan salah satu metode untuk mempercepat
persalinan. Setelah ketuban pecah, ditunggu sekitar 4 sampai 6 jam dengan
harapan kontraksi otot rahim akan berlangsung. Apabila belum berlangsung
kontraksi otot rahim dapat diikuti induksi persalinan dengan infus glukosa yang
mengandung 5 unit oksitosin.
4. Persalinan anjuran dengan menggunakan prostaglandin
Telah diketahui bahwa kontraksi otot rahim terutama dirangsang oleh
prostaglandin. Pemakaian prostaglandin sebagai induksi persalinan dapat dalam
bentuk infus intravena (Nalador) dan pervaginam (prostaglandin vagina
suppositoria).
5. Pompa Payudara atau Stimulasi Putting
Beberapa studi skala besar telah mengevaluasi keamanan dan keefektifitasaan
stimulasi payudara sebagai metede induksi persalinan. Namun,efek komulatif dari
banyak studi yang menggunakan pompa payudara atau stimulasi putting manual yang
di kombinasi dengan landasan fisiologi perubahab serviks telah meningkatkan tres
perekomendasian metode yang relative tidak berbahaya ini untuk menginduksi
persalinana. Penanganan yang beragam termasuk pompa payudara listrik otomatis
yang mensimulasi masing-masing payu dara selama15 menit, di selingi periode
istirahat selama15 menit, stumulasi payu dara dengan pijatan lembut menggunakan
kompresan hangat lembab salama 1jam sebanyak 3 kali sehari, stimulasi payudara
selama 45 menit tiga kali sehari dan pijatan lembut pada kedua payudara secara
bergantian selama waktu 3 jam sehari. Kelemahan penelitian ini meliputi kurangnya
kepatuhan dalam melaksanakan intervensi yang di anjurkan,jumlah anggoata sedikat
daklam kelompok, control minim terhadap veriabel penting,seperti usia gestasi, dan
criteria intervensi yang tidak dapat di andalkan. Wanita yang mencoba teknik ini
sebaiknya di peringatkan membatasi kontak dengan putting sehingga tidak terlalu
hiperstimulasi uterus.

6. Minyak Jarak
Ingesti minyak jarak 60 mg yang di campur dengan jus apel atau jus jaruk tampaknya
dapat menigkatkan anggka kejadian persalinan normal jika di berikan pada kehamilan
cukup bulan. Investi ini memiliki beberapa kelemahan namun hanya terdapat sedikit
penelitian mengenai topic ini. Waktu yang tepat untuk memberikan minyak jarak
dalam menginduksi persalinan adalah setelah tidur malam yang lelap dan 1 hingga 2
jam sebelum wanita hamil bangun setiap hari.. Minyak jarak bekerja dengan
manstimulasi saraf fagus sehingga akan menrangsang uterus . Cara kerja ini akan
berlanggsung dalam 2 hingga 6 jam.
7. Kateter Folay atau Kateter Balon
Kateter Folay memiliki beberapa manfaat sabagai alat mekanis yang di gunakan untuk
meregangkan serviks. Kateter ini mudah di dapatkan relative aman untuk di gunakan,
ekonomis, mudah di pasang dan mudah di pasang dan mudah di lepas.
Selain itu pemantauan janin tidak perlu di lakukan saat kateter di gunakan, karena
Kateter Ini juga mempunyai kelebihan manfaat bila di kombinasi dengan metode
hormone untuk mematangkan serviks. Secara umum biasanya kateter ukuran 16 di
masukan melalui saluran serviksa, dan kemudian balon diisi udara sebanyak 20
hingga 50 mililiteruntuk menjaga kateter tetep pada tempatnya. Beberapa uji klinis
secara kecil membuktikan teknik ini sangat menjanjikan dan banyak subjek pada uji
tersebut memasuki awal persalinan dengan Folay masih terpasang. Efek yang sama
terlihat pada penggunaan laminaria dan dilater osmosis sintetik.
8. Aktivitas Seksual, Jamu-jamuan
Banyak bidan secara rutin atau memanipulasi genetalia jika membrane masih utuh ,
stimulasi payudara dan putting atau metode jamu-jamuan untuk mempercepat
persalinan.Meminum jamu-jamuan seperti evening primrose oil, black cohosh tincture
dan blue cohosh tincture dapat membantu namun kurangnya penelitian yang member
panduan untuk dosis, keamanan dan dan metode ini mengurangkan niat bidan untuk
menganjurkanya. Akupuntur dan hemoepati merupakan metode tambahan untuk
induksi persalinan.
(Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, 1998) dan ( Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol 1 hal:666)
Sikap bidan dalam penanganan kehamilan lewat waktu
Kehamilan lewat waktu dapat membahayakan janin karena sensitif terhadap
rangsangan kontraksi, yang menimbulkan asfiksia sampai kematian dalam rahim.

1.
2.
3.
1.

Dalam melakukan pengawasan hamil dapat diperkirakan bahwa kehamilan lewat


waktu dengan :
Anamnesa.
Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu
Gerak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali.
Hasil anamnesa penderita perlu diperhatikan sebagai dasar permulaan.
Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan dapat dijumpai :
a. Berat badan ibu mendatar atau menurun

b. Air ketuban terasa berkurang


c. Gerak janin menurun
2. Bagaimana sikap bidan
Menghadapi keadaan demikian bidan dapat bersikap :
a. Melakukan konsultasi dengan dokter
b. Menganjurkan untuk melakukan persalinan di rumah sakit
c. Penderita dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang
adekuat.
(Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
Untuk Pendidikan Bidan, 1998)
1.
2.
3.
4.
5.

Pengelolaan Intrapartum
Pasien tidur miring sebelah kiri
Pergunakan pemantauan elektronik jantung janin
Beri oksigen bila ditemukan keadaan jantung yang abnormal
Perhatikan jalannya persalinan
Segera setelah lahir, bayi harus segera diperiksa terhadap kemungkinan
hipoglikemi, hipovolemi, hipotermi dan polisitemi
(Dikutip dari Buku Maternal dan Neonatal, 2002)
Mencegah Aspirasi Mekoneum

Apabila ditemukan cairan ketuban yang terwarnai mekoneum harus segera


dilakukan resusitasi sebagai berikut :
1.
Penghisapan nasofaring dan drofaring posterior secara agresif sebelum dada
janin lahir

2.

Bila mekoneum tampak pada pita suara, pemberian venitasi dengan tekanan
positif dan tangguhkan dahulu sampai trakea telah di latubasi dan penghisapan yang
cukup.
3.
Intubasi trakea harus dilakukan rutin bila ditemukan mekoneum yang tebal.
(Dikutip dari Buku Maternal dan Neonatal, 2002)
II. TINJAUAN KASUS
Pengkajian dilakukan tanggal 7 Maret 2010 pukul 13.00 WIB di ruang
perawatan kebidanan RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Ibu mengatakan
bahwa kehamilannya sudah lewat bulan.
I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
A.Biodata
Nama ibu : Ny.Y Nama ayah : Tn.A
Umur : 21 tahun Umur : 26 th
Agama : Islam Agama : islam
Suku / bangsa : Indonesia Suku / bangsa : indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : swasta
Alamat : Purwokerto Alamat : Purwokerto
B. Anamnesa
Pada tanggal 7 Maret 2010 Pukul 13.00 WIB
1. Alasan Datang : Ibu datang ke RSUDN Margono Soekarjo
Purwokert pada tanggal 7 Maret 2010 mengaku hamil lewat
bulan, anak pertama, mules (-), lendir darah (-), air-air (-),
dan gerakan anak masih dirasakan.
2. Keluhan Utama : Ibu merasa cemas dengan kehamilannya
yang lebih bulan
3.Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit yang diderita pasien

1) Penyakit menular (AIDS/HIV, TBC, Sifilis) : tidak ada


2) Penyakit Keturunan (Hipertensi, Jantung, ginjal) : tidak
ada
3)Penyakit yang pernah diderita pasien : tidak ada
4)Riwayat operasi yang pernah dijalani : tidak ada
b.Riwayat penyakit keluarga/keturunan
1)Penyakit menular (AIDS/HIV, TBC, Sifilis) : tidak ada
2)Penyakit Keturunan (Hipertensi, jantung, ginjal) : tidak
ada
3) Keturunan kembar : tidak ada
4.Riwayat Obstetrik
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 Tahun
Warna : Merah kehitaman
Siklus : 28 hari
Jumlah : 2 kali ganti pembalut perhari
Lamanya : 7 hari
Dismenorhoe : tidak ada
b.Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 10 Mei 2009
ANC : 6 kali di bidan
HPL : 17 Februari 2010
Tablet Fe : 90 tablet sudah habis diminum
Usia Kehamilan : 42 minggu 4 hari
TT : 6X dibidan
Keluhan selama hamil :
Trimester 1 : mual, pusing
Saran : Istirahat teratur, makan sedikit tapi sering

Trimester II : tidak ada


Trimester III : nyeri pinggang
Saran : Pandkes ketidaknyamanan nyeri pinggang
c.Riwayat Kehamilan,Persalinan dan Nifas yang lalu.
Tgl lhr
N
o
1.

Komplikasi

Bayi

Nifas

Usia
Jenis
Tempat
Penolong PB/BB
Um
kehamilan persalinan persalinan Ibu Bayi
Keadaan Keadaan Laktasi
ur
jenis
Hamil
ini

5. Data Kebiasaan sehari-hari


a.Pola Nutrisi
Makan : 3x sehari
Pagi : nasi,lauk, secangkir teh manis
Siang : sepiring nasi,ikan,semakuk sayur dan buah
Malam : sepiring nasi,tempe dan semangkuk sayur
Minum : 8-10 gelas perhari
b. Pola istirahat dan Aktivitas
Tidur / Istirahat malam : 6-7 jam / hari
Tidur / istirahat siang : 1-2 jam / hari
Aktivitas : pekerjaan rumah tangga
c. Pola Eliminasi
BAB
- Frekuensi : 1-2 x sehari

- Konsistensi : lembek
-Warna : kuning kecoklatan
- Penyulit : tidak ada
BAK
- Frekuensi : 5-7x perhari
- Konsistensi : cair
-Penyulit : tidak ada
- Warna : kuning jernih
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
Gosok gigi : 2x sehari
Ganti pakaian dalam : 2x dan apabila lembab
6. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali dengan suami sekarang
Lamanya : 1 tahun
Umur waktu kawin : 18 tahun
7. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : pernah
Pernah menjadi akseptor KB : belum pernah
Jenis kontrasepsi yang digunakan : tidak ada
Lama menjadi akseptor KB : Alasan berhenti menjadi akseptor KB : -

8. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : baik
Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan ini :
menerima
Pengambil keputusan keluarga : suami
Adat / kebiasaan yg dilakukan mempengaruhi kehamilan : tidak
ada
Kebiasaan merokok dan minum-minuman keras : tidak ada
Rencana tempat Persalinan : bidan
DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan: 68 kg
Lila : 26 cm
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Suhu : 36,6 0C
Pulse : 80 X/menit
RR : 20 X/menit
B. Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
a. Kepala
Rambut : Rambut bersih, tidak rontok

Mata : Konjungtiva tidak anemi, sclera tidak ikterus


Hidung : Bersih, tidak ada polip
Mulut : Bersih, tidak ada caries gigi dan sariawan
Muka : Tidak ada cloasma gravidarum
b. Leher
Pembengkakan kelenjar tiroid : tidak ada
Pembesaran vena juguralis : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
c. Dada
Mamae : simetris
Areola mamae : hiperpigmentasi
Putting susu : menonjol
Colostrum : ada
d. Abdomen
Pembesaran : simetris
Striae livide : ada
Linea nigra : ada
Linea Albicans : tidak ada
Striae albicans : tidak ada
Luka bekas operasi : tidak ada
e.Genetalia eksterna :
oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada.
f. Ekstremitas
Atas : tidak ada kelainan

Bawah : tidak ada varices


Refkleks patella : +
Palpasi
Leopold 1 : Teraba bagian besar, bulat dan tidak
melenting, TFU 3 jari bawah px (Mc.Donald :33
cm)
Leopold II : Kanan : Teraba bagian kecil janin
Kiri : Teraba bagian keras memanjang seperti
ada tahanan.
Leopold III : Teraba bagian bulat, keras dan melenting
serta tidak dapat digoyangkan
Leopold IV : Kedua tangan sejajar
TBBJ : ( 33 12 ) x 155 = 3255gram
His : ( - )
Auskultasi
DJJ : ( + )
Frekuensi : 145 x / menit
Sifat : Teratur
Lokasi : Di bawah pusat sebelah kiri perut ibu
Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan
C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa :Ny.A umur 21 tahun G1P0AO hamil 42 minggu


janin tunggal hidup intra uteri, presentasi
kepala denganhamil post matur
Data dasar :
DS :
- Ibu mengatakan bernama Ny. A berumur 21 tahun,
hamil pertama kali belum pernah melahirkan dan tidak
pernah keguguran dan HPHT 10 Mei 2009
DO :
- Leopold I : teraba bagian besar, lunak bulat tidak
melenting,TFU 33 cm
- Leopold II : Kanan teraba bagian kecil janin dan kiri
punggung janin
- Leopold III : presentasi kepala sudah masuk PAP
-Leopold IV : sebagian sudah masuk PAP
-DJJ + frekuensi 145x/menit
- UK = 42 minggu lebih 4 hari
III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Partus lama
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU
KOLABORASI
Kolaborasi
V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
1. Beritahu keadaan ibu dan janin
2. Observasi keadaan ibu dan janin.
3. Anjurkan ibu untuk banyak-banyak minum air putih.
4. Anjurkan ibu miring ke kiri

5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi sesuai


advis dokter :
- I VFD Ringer Laktat + induxin ampul 8 tetes per
menit
VI. PELAKSANAAN
Pada tanggal 7 Maret 2010 Pukul 13.30 WIB
1.Memberitahu keadaan ibu dan janin
2.Mengobservasi keadaan ibu dan janin.
3.Menganjurkan ibu untuk banyak-banyak minum air
putih.
4. Menganjurkan ibu miring ke kiri
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
sesuai advis dokter :
-I VFD Ringer Laktat + induxin ampul 8 tetes per menit
VII. EVALUASI
Pada tanggal 7 Maret 2010 Pukul 13.40 WIB
1. Ibu mengetahui keadaan ibu dan janin
2.Keadaan ibu dan janin baik.
3. Ibu mau banyak minum
4. Ibu bersedia untuk miring ke kiri
5. Telah berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi sesuai advis dokter :
- I VFD Ringer Laktat + induxin ampul 8 tetes per
menit
DATA PERKEMBANGAN KALA I
Pengkajian Dilakukan pada tanggal 8 Maret 2010 pukul : 07.00 WIB
I. PENGKAJIAN

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh sakit perut yang menjalar ke pinggang
yang semakin lama semakin sering.
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : compos mentis
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
TD : 110/80mmHg
Suhu : 36,8 C
2. Pemeriksaan kebidanan
a. Inspeksi
Keluar lendir bercampur darah dari vagina
b. Palpasi
HIS : 2x dalam 10 menit, lamanya 30 detik
Sifat : kuat dan teratur
3. Auskultasi
Lokasi : Di bawah pusat sebelah kiri perut ibu
DJJ : (+)
Frekuensi : 142x/menit
Sifat : kuat dan teratur
4.Pemeriksaan Dalam
a. Portio
- Konsistensi : tipis
- Pendataran : 50%
- Pembukaan : 3 cm
b. Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri depan
c. Ketuban : (+)

d. Penurunan : hodge I(+)


II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Ny. Y umur 21 tahun G1P0AO janin tunggal
hidup, presentasi kepala hamil posterm inpartu
kala 1, fase laten,
Masalah : ibu mengeluh kesakitan
Data dasar :
DS :
- Ibu mengatakan bernama Ny. A berumur 21 tahun,
hamil pertama kali belum pernah melahirkan dan tidak
pernah keguguran dan HPHT 10 Mei 2009
- Ibu mengeluh sakit perut yang menjalar ke pinggang
yang semakin lama semakin sering.
DO :
- Leopold I : teraba bagian besar, lunak bulat tidak
melenting,TFU 33 cm
-Leopold II : Kanan teraba bagian kecil janin dan kiri
punggung janin
- Leopold III : presentasi kepala sudah masuk PAP
- Leopold IV : sebagian sudah masuk PAP
- DJJ + frekuensi 142 x/menit
- UK = 42 minggu lebih 4 hari
- Keluar lendir bercampur darah dari vagina
- HIS : 2x dalam 10 menit, lamanya 30 detik,Sifat : kuat
dan teratur
-Konsistensi portio tipis,Pendataran : 50%, Pembukaan :
3 cm, Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri depan,Ketuban :
(+),Penurunan : hodge I(+)
III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Partus lama
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU
KOLABORASI
Kolaborasi
V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
1. Beritahu keadaan ibu dan janin.
2. Berikan support mental dalam proses persalinan
3. Berikan asupan nutrisi kepada ibu
4. Anjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri
5.Ajarkan teknik relaksasi pada ibu saat ada his yaitu
dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan
mengeluarkannya lewat mulut
6. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi sesuai dengan
advis dokter :
- I VFD Ringer Laktat + induxin ampul 20 tetes per
menit
7. Observasi kemajuan persalinan dengan menggunakan
partograf dan lakukan pemeriksaan
VI. PELAKSANAAN
Pada tanggal 8 Maret 2010 pukul 08.00
1. Memberitahu keadaan ibu dan janin.
2. Memberikan support mental dalam proses persalinan
3.Memberikan asupan nutrisi kepada ibu
4.Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri.
5.Ajarkan teknik relaksasi pada ibu saat ada his yaitu
dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan
mengeluarkannya lewat mulut
6. Berkolaborasi dengan dokter untuk memberi terapi
sesuai dengan advis dokter

-I VFD Ringer Laktat + induxin ampul 20 tetes per


menit
7. Mengobservasi
kemajuan
persalinan
dengan
menggunakan partograf dan melakukan pemeriksaan
VII. EVALUASI
Pada tanggal 8 Maret 2010 pukul 08.15
1. Ibu mengerti bahwa keadaan ibu dan janin baik
2. Ibu merasan lebih nyaman
3. Ibu mau meminum teh manis yang diberikan
4.Ibu mau tidur dengan posisi miring kekiri
5.Ibu menarik
nafas
panjang
lewat
hidung
dan
mengeluarkannya lewat mulut
6. Kolaborasi dengan dokter dan telah diberikan obat
sesuai advis dokter
7.Kemajuan persalinan di observasi dengan hasil
Jam
07.30
08.00
08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00

TTV
TD
N
T
80
80
80
80 36,7
82
82
82
120/80 82 36,5

HIS
RR +/- Frek/dtk Lama
20 +
3
35
20 +
3
35
20 +
4
40
20 +
4
45
22 +
4
45
20 +
4
45
22 +
5
45
22 +
5
45

Kuat
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
Kuat
Kuat
Kuat
Kuat

DJJ

Frek/mnt teratur Cm
140
teratur 5
140
Teratur
140
Teratur
140
Teratur
140
Teratur
140
Teratur
140
Teratur
142
Teratur 10

DATA PERKEMBANGAN
Pengkajian Dilakukan pada tanggal 8 Maret 2010 pukul : 11.00 WIB
I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh sakit perut yang menjalar ke pinggang
yang semakin lama semakin sering.

DATA OBJEKTIF
1.Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : compos mentis
TD : 120/80mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,5 C
2.Pemeriksaan kebidanan
a. Inspeksi
Keluar air-air dan lendir bercampur darah dari
vagina
b. Palpasi
HIS : 5x dalam 10 menit, lamanya 45 detik
Sifat : kuat dan teratur
c.Auskultasi
Lokasi : Di bawah pusat sebelah kiri perut ibu
DJJ : (+)
Frekuensi : 142x/menit
Sifat : kuat dan teratur
d. Pemeriksaan Dalam
1) Portio
Konsistensi : tipis
Pendataran : 100%
Pembukaan : 10 cm
2)Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri depan
3)Ketuban : (-)
4) Penurunan : hodge III(+)

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa : Ny. Y umur 21 tahun G1P0AO, janin tunggal
hidup, presentasi kepala hamil posterm, inpartu
kala 1, fase aktif,
Masalah : ibu mengeluh kesakitan
Data Dasar :
DS :
-Ibu mengatakan bernama Ny. A berumur 21 tahun,
hamil pertama kali belum pernah melahirkan dan tidak
pernah keguguran dan HPHT 10 Mei 2009
- Ibu mengeluh sakit perut yang menjalar ke pinggang
yang semakin lama semakin sering.
DO :
- Leopold I : teraba bagian besar, lunak bulat tidak
melenting,TFU 33 cm
-Leopold II : Kanan teraba bagian kecil janin dan kiri
punggung janin
- Leopold III : presentasi kepala sudah masuk PAP
- Leopold IV : sebagian sudah masuk PAP
- DJJ + frekuensi 142 x/menit
- UK = 42 minggu lebih 4 hari
- Keluar lendir bercampur darah dari vagina
- HIS : 5x dalam 10 menit, lamanya 45 detik,sifat : kuat
dan teratur
-Konsistensi
portio :
tipis,
Pendataran
:
100%,
Pembukaan : 10 cm, Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri
depan, Ketuban : (-),Penurunan : hodge III(+)

III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Partus macet
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU
KOLABORASI
Kolaborasi
V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH1
1. Observasi keadaan ibu dan janin.
2. Berikan support mental dalam proses persalinan
3. Berikan asupan nutrisi kepada ibu
4. Anjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri
5. Ajarkan teknik relaksasi pada ibu saat ada his yaitu
dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan
mengeluarkannya lewat mulut
6. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi sesuai advis dokter
-I VFD Ringer Laktat + induxin ampul 20 tetes per
menit
7. Persiapkan alat untuk menolong persalinan dan BBL
VI. PELAKSANAAN
Pada tanggal 8 Maret 2010 pukul 11.00 WIB
1. Memberitahu keadaan ibu dan janin.
2. Memberikan support mental dalam proses persalinan
3. Memberikan asupan nutrisi kepada ibu
4. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri.
5. Ajarkan teknik relaksasi pada ibu saat ada his yaitu
dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan
mengeluarkannya lewat mulut
6.Berkolaborasi dengan dokter untuk member terapi sesuai
advis dokter
- I VFD Ringer Laktat + induxin ampul 20 tetes per
menit

7. Mempersiapan alat terdiri dari


a. Partus set :
1) koher
2)2 klem tali pusat
3) 1 gunting tali pusat
4) 1 gunting episiotomy
5) Penghisap lendir
6)Pengikat tali pusat
7) Handscone 2 pasang
8) Kassa steril
9)Kateter
10) Spuit 3 ml + oksitosin 10 ui
b. Heacting set :
1)Needle holder
2) Benang catgut
3) Pinset cyrurgis
4) 1 gunting benang
5) Jarum
6)Spuit 5cc + lidokain 1%
7)Handscone 1 pasang
8) Kassa betadin
9) Kassa steril
c. Alat-alat non steril : 2 ember, DTT dan klorin, waslap,
Doppler, tensi dan temometer, celemek partograf
d. Alat resusitasi
VII. EVALUASI
Pada tanggal 8 Maret 2010 pukul 11.05 WIB

1. Ibu mengerti bahwa keadaan ibu dan janin baik


2. Ibu merasan lebih nyaman
3. Ibu mau meminum teh manis yang diberikan
4. Ibu mau tidur dengan posisi miring kekiri
5. Ibu menarik
nafas
panjang
lewat
hidung
dan
mengeluarkannya lewat mulut
6. Kolaborasi dengan dokter dan telah diberikan obat sesuai
advis dokter
7. Alat telah siap.
KALA II
Pengkajian Dilakukan pada pukul : 11.05 WIB
I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa ingin meneran seperti ingin BAB
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos menthis
Nadi : 82X / menit
TD :120/80 mmhg
RR : 22 X/menit
Suhu : 36,5 C
2. Pemeriksaan kebidanan
a. Inspeksi

1. Vulva membuka
2. Perinium menonjol
3. Tekanan pada anus
b. Palpasi
HIS : 5x dalam 10 menit, lamanya 45 detik
Sifat : kuat dan teratur
Penurunan : 0/5
c.Auskultasi
Lokasi : Di bawah pusat sebelah kiri perut ibu
DJJ : (+)
Frekuensi : 142x/menit
Sifat : kuat dan teratur
d. Pemeriksaan Dalam
1. Portio
Pendataran : 100%
Pembukaan : lengkap
Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri depan
Ketuban : (-)
Penurunan : hodge III +
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Ny. Y umur 21 tahun G1P0AO, janin tunggal
hidup, presentasi kepala. hamilposterm, inpartu
kala II
Masalah : Ibu cemas menghadapi persalinan
Data Dasar :
DS :
-Ibu mengatakan bernama Ny. A berumur 21 tahun,
hamil pertama kali belum pernah melahirkan dan tidak
pernah keguguran dan HPHT 10 Mei 2009

- Ibu merasa ingin meneran seperti ingin BAB


DO :
-Leopold I : teraba bagian besar, lunak bulat tidak
melenting,TFU 33 cm
- Leopold II : Kanan teraba bagian kecil janin dan kiri
punggung janin
-Leopold III : presentasi kepala sudah masuk PAP
-Leopold IV : sebagian sudah masuk PAP
-DJJ + frekuensi 142 x/menit
- UK = 42 minggu lebih 4 hari
- Vulva membuka, Perinium menonjol,Tekanan pada anus
-HIS : 5x dalam 10 menit, lamanya 45 detik,Sifat : kuat
dan teratur, Penurunan : 0/5
- Pendataran portio : 100%,Pembukaan : lengkap,
Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri depan,Ketuban : (-)
III.ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
-Trauma langsung jalan lahir
- Retensio plasenta
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU
KOLABORASI
Kolaborasi
V.MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
1.Pastikan tanda dan gejala kala II
2. Pastikan pembukaan sudah lengkap

3. Pastikan alat-alat persalinan dan obat-obatan yang


digunakan sudah tersedia
4. Jelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa persalinan sudah
dimulai
5. Anjurkan keluarga untuk menemani ibu saat persalinan
6. Pakai celemek
7. Cuci tangan
8.Pakai sarung tangan
9. Atur posisi ibu
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi
berakhir memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
11. Anjurkan ibu untuk istirahat dan minum antara kontraksi
12. Pimpin ibu meneran setiap ada His
13. Lakukan sangga susur pada bayi setelah kepala bayi
keluar
14. Keringkan bayi dang anti dengan kain yang bersih dan
kering
VI. PELAKSANAAN.
Pada tanggal 8 Maret 2010 11.15 WIB
1.Memastikan tanda dan gejala kala II
2.Memastikan pembukaan sudah lengkap
3.Memastikan alat-alat persalinan dan obat-obatan yang
digunakan
4. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa persalinan
sudah dimulai
5.Menganjurkan anggota keluarga
menemani ibu yang akan bersalin
6. Memakai celemek

atu

suami

untuk

7. Mencuci tangan
8.Memakai sarung tangan
9. Mengatur posisi ibu
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi
berakhir memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
11. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan minum antara
kontraksi
12. Memimpin ibu meneran setiap ada His
13. Melakukan sangga susur pada bayi
14. Mengeringkan bayi dang anti dengan kain yang bersih
dan kering
VII.EVALUASI.
Pada tanggal 8 Maret 2010pukul 12.30 WIB
1. Ada tanda dan gejala kala II
2. Pembukaan sudah lengkap
3. Alat dan obat sudah lengkap
4. ibu dan keluarga mengerti bahwa persalinan sudah
dimulai
5. Suami mendampingi ibu
6. Celemek sudah dipakai
7. Udah mencuci tangan
8.Sarung tangan
9. Ibu dalam posisi dorsal recumbent
10. DJJ janin dalam keadaan normal
11. ibu bersedia untuk istirahat dan minum antara kontraks
12. ibu meneran dengan baik setiap ada His

13. Bayi telah lahir pukul 12.30 WIB menangis dengan jenis
kelamin laki-laki
14. Bayi berada dalm selimut bersih dan kering
KALA III
Pengkajian dilakukan pada pukul 12.35 WIB
I. PENGKAJIAN
SUBJEKTIF
Ibu merasa perutnya mules dan ibu merasa lelah setelah
persalinan
OBJEKTIF
1.Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. TD : 110 / 70 mmHg.
2. Pemeriksaan kebidanan
a. Inspeksi
Melihat adanya tanda-tanda lepasnya plasenta:
1. Tali pusat bertambah panjang
2. Terlihat adanya semburan darah secara tiba-tiba
dari vagina
3.Uterus berubah bentuk menjadi globular
b.Palpasi :
1) kontraksi uterus : baik
2) TFU : sepusat
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Ny.Y umur 21 tahun P1A0, post partum kala
III

Masalah : Plasenta belum lahir


Data Dasar
DS :
- Ibu mengatakan bernama Ny. A berumur 21 tahun, baru
saja melahirkan bayinya dan belum pernah keguguran
- Ibu merasa perutnya mules dan ibu merasa lelah setelah
persalinan
DO :
- Ibu baru saja melahirkan bayinya
- Terdapat tanda lepasnya plasenta:
1. Tali pusat bertambah panjang
2. Terlihat adanya semburan darah secara tiba-tiba
dari vagina
3.Uterus berubah bentuk menjadi globular
-kontraksi uterus : baik, TFU : sepusat
III.ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Atonia uteri
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU
KOLABORASI
Injeksi oksitosin
V.MERENCANAKAN ASUHAN SECARA MENYELURUH
1.Beritahu keadaan ibu dan bayi
2.Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin pada paha
ibu
3. Suntikkan oksitosin 10 UI secara IM 1/3 paha ibu
bagian luar
4. Pindahkan klem didepan vulva 5-10 cm

5. Lakukan peregangan tali pusat terkendali, satu tangan


memegang tali pusat dan yang satu melakukan dorso
cranial
6.Lakukan masase uterus
7. Periksa kelengkapan plasenta
8. Perika adanya laserasi jalan lahir
9. Periksa adanya perdarahan pervaginam
VI.PELAKSANAAN
Pada tanggal 8 Maret 2010pukul 12.40 WIB
1. Memberitahu keadaan ibu dan bayi
2. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin pada paha
ibu
3.Menyuntikkan oksitosin 10 UI secara IM 1/3 paha ibu
bagian luar
4. Memindahkan klem didepan vulva 5-10 cm
5. Melakukan peregangan tali pusat terkendali, satu tangan
memegang tali pusat dan yang satu melakukan dorso
cranial
6. Melakukan masase uterus
7. Memeriksa kelengkapan plasenta
8. Memeriksa adanya laserasi jalan lahir
9. Memeriksa adanya perdarahan pervaginam
VII. EVALUASI
Pada tanggal 8 Maret 2010 Pukul 12.45 WIB
1.Ibu mengetahui keadaannya
2. Ibu mengetahui bahwa akan disuntik
3. Oksitosin telah masuk

4. Klem berada 5 cm di depan vulva


5. Plasenta lahir
6.Uterus menjadi keras
7. Plasenta lahir lengkap ,TP : 48cm. BP : 450 gram
diameter : 18-19 cm.
8.Tidak ada laserasi jalan lahir
9. Tidak ada perdarahan per vaginam
KALA IV
Pengkajian dilakukan pada pukul 12.45 wib
I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
1. Ibu merasa lelah
2. Ibu merasa haus dan lapar
DATA OBJEKTIF
1.Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :sedang
Kesadaran : compos menthis
TD :110/80 mmhg
Nadi :80x/menit
RR : 22/menit
Suhu : 36 C
2.Pemeriksaan kebidanan
a. Palpasi :
1) Kontaksi uterus : baik
2) Konsistensi : keras
3) TFU : 2 jari bawah pusat
4) Kandung kemih : kosong

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa : Ny. Y umur 21 tahun P1A0 post partum kala
1V
Masalah : keadaan ibu lemah
Data Dasar
DS :
- Ibu mengatakan bernama Ny. A berumur 21 tahun, baru
saja melahirkan bayinya dan belum pernah keguguran
- Ibu merasa lelah, haus dan lapar
DO :
- Plasenta sudah lahir spontan, lengkap
- Kontaksi uterus : baik, Konsistensi : keras
- TFU : 2 jari bawah pusat
III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
-Infeksi jalan lahir
- Perdarahan
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU
KOLABORASI
Observasi pendarahan
V. MERENCANAKAN ASUHAN SECARA MENYELURUH
1. Beritahu keadaan ibu dan bayi
2. Observasi pendarahan
3. Periksa adanya laserasi jalan lahir.
4. Bersihkan tubuh ibu dan menggantikan pakaian

5. Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung


kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama
satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu
jam kala empat berikutnya
6.Masase uterus untuk membuat kontraksi menjadi baik
setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap
30 menit setiap dua jam kala dua
7. Pantau temperature tubuh setiap jam pertama selama
dua jam pasca persalinan
8. Nilai perdarahan setiap 15 menit selama 1 jam pertama
dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan
9. Dekontaminasi alat bekas pakai
10. Lakukan cuci tangan efektif
11. Anjurkan ibu untuk istirahat
12. Lakukan pendokumentasian.
VI. PELAKSANAAN
Pada tanggal 8 Maret 2010 pukul 12.50 WIB
1.Memberitahu keadaan ibu dan bayi
2.Mengobservasi pendarahan
3. Memeriksa adanya laserasi jalan lahir.
4.Membersihkan tubuh ibu dan menggantikan pakaian
5.Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung
kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama
satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu
jam kala empat berikutnya
6.Masase uterus untuk membuat kontraksi menjadi baik
setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap
30 menit setiap dua jam kala dua

7. Pantau temperature tubuh setiap jam pertama selama


dua jam pasca persalinan
8. Nilai perdarahan setiap 15 menit selama 1 jam pertama
dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan
9. Dekontaminasi alat bekas pakai
10. Melakukan cuci tangan efektif
11. Anjurkan ibu untuk istirahat
12. Melakukan pendokumentasian.
VII. EVALUASI
Pada tanggal 8 Maret 2010 pukul 12.55 WIB
1. Ibu mengetahui keadaan ibu dan bayi
2.pendarahan normal 100 C
3. tidak ada laserasi jalan lahir
4. Ibu telah mengenakan pakain bersih
5. Memantau kontraksi dan pendarahan pervaginam 2-3
kali dalam 15 menit pasca persalinan
Pukul 13.00
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 X/ menit
Tinggi fundus uteri: 2 jari dibawah pusat
Darah yang keluar : 50 cc
Pukul 13.15
Tekanan darah: 110/80 mmHg
Nadi: 90 X/ menit
Tinggi fundus uteri: 2 jari dibawah pusat
Darah yang keluar : 50 cc
Pukul 13.30

Tekanan darah: 120/80 mmHg


Nadi: 90 X/ menit
Tinggi fundus uteri: 2 jari dibawah pusat
Darah yang keluar : 50 cc
Pukul 13.45
Tekanan darah: 120/90 mmHg
Nadi: 80 X/ menit
Tinggi fundus uteri: 2 jari dibawah pusat
Darah yang keluar : 50 cc
6.masase uterus telah dilakukan dan uterus berkontraksi
dengan baik
7. temperature
Pukul 13.00 wib
Suhu : 36 celcius
Pukul 14.00 wib
Suhu : 36,5 celcius
8. perdarahan
pukul 13.00 wib
Tidak terjadi perdarah dan pengeluaran darah 100
cc
Pukul 13.15 wib
Tidak terjadi perdarahan dan pengeluaran darah 100
cc
Pukul 13.30 wib

Tidak terjadi perdarahan dan pengeluaran darah 100


cc
Pukul 13.45 wib
Tidak terjadi perdarahan dan pengeluaran darah 100
cc
9.Alat telah didekontaminasi
10. Cuci tangan efektif telah dilakukan
11. Ibu bersedia untuk istirahat
12. Telah didokumentasikan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Postmatur menunjukan atau menggambarkan kaadaan
janin yang lahir telah melampauhi batas waktu persalinannya,
sehingga dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Belum ada
penyebab pasti terjadinya postmatur ini dan sebagian besar bias
diselesaikan dengan persalinan induksi maupun seksio sesaria
dan bidan tidak berwenang menolong persalinan dengan
kehamilan postmatur kecuali bidan di rumah sakit dengan
kolaborasi dengan dokter.
B. SARAN
1. Sebaiknya persalinan dengan postmatur dilakukan di rumah
sakit atas kolaborasi dengan dokter
2. Kehamilan postmatur harus secepatnya dideteksi untuk
menghindari komplikasi terutama pada janin
3.Bidan sebaiknya dapat mendeteksi kehamilan postmatur untuk
menghindari komplikasi dan mengambil tindakan yang tepat
untuk menanganinya
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, Gary, dkk. 2006. Obstetri William ed.21. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida Bagus Gede. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta.


Arcan
Mochtar, Rustam.1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Prawiroharjo, Sarwono.2003. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGC
Source:www.thieryabdee.wordpress.com

Label: Contoh MAKALAH ASKEB PATOLOGIS KEHAMILAN POSTMATUR

http://911medical.blogspot.com/2010/05/makalah-askeb-patologis-kehamilan.html

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37 minggu) dan
juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.Prematuritas dan berat lahir rendah
biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat
lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas
neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin
1996).
Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan kebidanan, dimana pada bayi
prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-cairan dan
pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator,
pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien.Tujuan pemberian pelayanan
kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan kebidanan secara komprehensif adalah untuk
menyelesaikan masalah kebidanan.
Post matur adalah kehamilan yang 42 minggu (294 hari ) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (HPHT). Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42
minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada
juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu. Partusnya disebut
partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus.

2.

TUJUAN
Agar dapat mngetahui mengenai :
a. Pengertian premature dan postmatur
b.Penyebab bayi premature dan postmatur
c. Tanda dan gejala persalinan premature dan postmatur
d. Faktor resiko persalinan premature dan postmatur
e. Patofisiologi premature dan postmatur
f. Masalah dan komplikasi yang ditimbulkan oleh persalinan premature
g.Pengelolaan persalinan premature dan postmatur
3. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian premature dan postmatur
b. Apa penyebab bayi premature dan postmatur
c. Apa tanda dan gejala persalinan premature dan postmatur
d. Apa faktor resiko persalinan premature dan postmatur
e. Bagaimana patofisiologi premature dan postmatur
f. Apa saja masalah dan komplikasi yang ditimbulkan oleh persalinan premature
g.Bagaimana Pengelolaan persalinan premature dan postmatur

BAB II
PEMBAHASAN
A. PREMATUR
Pengertian
Menurut WHO, persalinan premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Dengan demikian, persalainan premature dapat
terdiri dari :

Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan janin
sama untuk masa kehamilan (SMK).
Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kecil
untuk masa kehamilan (KMK).
Nama lainnya dari golongan ini adalah
1. Small for gestational age (SGA)
2. Intra uteri grouth retardation (IUGRat)
3. Inta uteri grout restriction (IUGRst)
Menurut WHO, persalinan premature murni dapat digolongkan menurut usia kehamilan dan
berat badan lahir, yaitu :
1. Sangat premature
2. Premature sedang
3. Premature borderline
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi
dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan
morbilitas dan mortalitas neonatus.American Academy Pediatric mendefinisikan prematuritas
adalah kelahiran hidup bayi dengan berat < 2500 gr. Criteria ini dipakai terus menerus secara
luas, sampai tampak bahwa ada perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang disebabkan
adanya hambatan pertumbuhan janin.

Etiologi
1. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran
premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus,
misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
2. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin. 1996).
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
3. Kehamilan
a. Malformasi Uterus
b. Kehamilan ganda
c. TI. Servik Inkompeten
d. KPD
e. Pre eklamsia
f. Riwayat kelahiran premature
g. Kelainan Rh
4. Kondisi medis
1. Kondisi yang menimbulkan partus preterm
a. Hipertensi

b.

c.

d.

e.
f.

2.
a.
b.

c.

d.

5.
a.
b.
c.
d.
6.
1.)
2.)

Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini
menimbulkan prevalensi persalinan preterm meningkat.
Perkembangan janin terhambat
Perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana
salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini
mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian
besar (65%) terjadi aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan
terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%.
Plasenta previa
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan
tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan
kondisi janin kurang baik karena hipoksia.
Kelainan rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun
demikian hal ini masih dapat terjadi.
Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram,
umumnya gula darah dapat dikendalikan.
Kondisi yang menimbulkan kontraksi
Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan
kelainan uterus yang ada.
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi
yang mungkin menyertai seperti : serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan ganda, infeksi
vagina dan serviks, dan lain-lain.
Serviks inkompeten
Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya inkompeten.
Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami
abortus spontan dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.
Kehamilan ganda
Sebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum
kahamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.

Sosial Ekonomi
Tidak melakukan perawatan prenatal
Status sosial ekonomi rendah
Mal nutrisi
Kehamilan remaja
Faktor gaya hidup
Kebiasaan merokok
Kenaikan berat badan selama hamil yang kurang

3.) Penyalahgunaan obat (kokain)


4.) Alcohol

1.
2.
3.
4.
5.
a.
1.
2.
3.
4.
5.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
c.
1.
2.
3.
4.
d.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tanda Dan Gejala Persalinan


Tanda-tanda persalinan prematur, yaitu
Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung.
Kram perut, dengan atau tanpa diare.
Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dankontraksi ini
tidak harus terasa sakit.
Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong ke
bawah.
keluar air atau cairan lainnya dari vagina.
Resiko Persalinan
Resiko Demografik
Ras
Usia (<> 40 tahun)
Status sosio ekonomi rendah
Belum menikah
Tingkat pendidikan rendah
Resiko Medis
Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
Anomali uterus
Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
Resiko kehamilan saat ini :Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalahmasalah plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal
: pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin
Resiko Perilaku dan Lingkungan
Nutrisi buruk
Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
Faktor Resiko Potensial
Stres
Iritabilitas uterus
Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
Defisiensi progesterone
Infeksi
Patofisiologi
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor.Faktor
resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih
dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada
trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.Faktor resiko mayor adalah

kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan
32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu,
riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya,
operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas
uterus.Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada
2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.

4.
5.
6.

7.
8.
9.

Masalah Dan Komplikasi


Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm. Tidak jarang
kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses persalinan.
Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:
Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit.
Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain).
Perdarahan bercak.
Perasaan menekan daerah serviks.
Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 5080%.
Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika.
Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm.
Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu
Masalah kesehatan yang sering dialami bayi lahir prematur:
Masalah kardiovaskular seperti PDA atau Duktus Arteriosus Paten dimana ductus arteriosus
tetap terbuka bahkan setelah anak lahir. Anak yang lahir prematur sangat rentan terhadap
masalah seperti masalah hipertensi, diabetes dan jantung di usia dewasa mereka.
Penyakit paru-paru kronis dan infeksi seperti displasia bronkopulmonalis, pneumonia dan
sindrom gangguan pernapasan.
Ada beberapa masalah neurologis seperti Ensefalopati hipoksik iskemik, retinopati prematuritas,
apnea, serebral palsi, cacat perkembangan, perdarahan intraventrikular. Beberapa bayi cenderung
mengalami pendarahan otak. Pendarahan otak parah dapat berakibat fatal. Keterbelakangan
mental adalah efek yang bisa terjadi pada kelahiran prematur.
Masalah hematologi yang bisa terjadi pada kelahiran prematur adalah trombositopenia, anemia,
ikterus atau hiperbilirubinemia yang menyebabkan kernikterus.
Bayi prematur menghadapi masalah pertumbuhan jangka panjang seperti tingkat pertumbuhan di
bawah rata-rata.
Beberapa masalah metabolik dan pencernaan yang juga bisa terjadi pada bayi prematur seperti
hernia inguinalis, hipokalsemia, rakhitis, nekrosis enterocolitis, hipoglikemia, dll. Pengamatan
yang dilakukan menemukan bahwa, bayi prematur menghadapi kesulitan dalam menyusu, karena
kurang energi untuk menghisap susu.
Anak yang lahir antara minggu ke-22 dan 27 lebih rentan terhadap kematian bayi dan SIDS
(Sudden Infant Death Syndrome).
Para ahli menyatakan bahwa anak-anak yang lahir prematur menghadapi masalah reproduksi.
Beberapa masalah lainnya seperti sepsis, kebutaan total atau parsial, masalah penglihatan,
infeksi saluran kemih, masalah sosial dan emosional, keterampilan mengucap yang kurang,

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), masalah koordinasi mata tangan dan IQ lebih
rendah.

1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
B.

Penatalaksanaan Persalinan
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah mordibitas
dan mortalitas neonates preterm adalah:
Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis
Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid
Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi
Menurut FKUI. Kapita Selekta Kedokteran. 2001.Setiap persalinan preterm harus dirujuk ke
rumah sakit. Cari apakah faktor penyulit ada. Dinilai apakah termasuk risiko tinggi atau rendah.
Sebelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai apakah kontraksi
berhenti atau tidak.
Bila kontraksi masih berlanjut, berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg peroral dosis
tunggal sebagai pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral dosis tinggi sebagai pilihan kedua, atau
Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga sebagai pilihan ketiga.
Dampingi ibu ke tempat rujukan dan beri dukungan.
Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin, karioamnionitis,
perdarahan antepartum yang banyak) dan kontraindikasi relative (gestosis, DM, pertumbuhan
janin terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).
POSTMATUR
Pengertian
Post matur adalah kehamilan yang 42 minggu (294 hari ) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (HPHT). Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42
minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada
juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu. Partusnya disebut
partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus. Etiologi pasti
belum diketahui. Tapi ada yang menyebabkan faktor penyebabnya adalah faktor hormonal, yaitu
kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan
uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain adalah faktor herediter, karena postmaturitas
sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
Etiologi
Etiologinya masih belum pasti. Faktor yang dikemukakan adalah hormonal yaitu kadar
progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus
terhadap oksitosin berkurang ( Mochtar, Rustam, 1999). Diduga adanya kadar kortisol yang
rendah pada darah janin. Selain itu, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta juga diduga
berhubungan dengan kehamilan lewat waktu. Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan
38-42 minggu, kemudian menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen
dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi
gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin intrauterin.
Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50%.Volume air ketuban juga berkurang karena mulai
terjadi absorpsi. Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin. Risiko
kematian perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi : 30% prepartum, 55% intrapartum, 15%
postpartum

Etiologi postmatur yaitu tidak timbulnya His karena kurangnya air ketuban ,insufisiensi plasenta
dan kerentanan akan stress(kapita selekta 2000:275).

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tanda Dan Gejala Persalinan


Tanda-tanda kelahiran postmatur :
Biasanya lebih berat dari bayi matur
Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
Verniks kaseosa di badan kurang
Kuku-kuku panjang
Rambut kepala agak tebal
Kulit agak pucat dengan desquamasi epitel

Resiko Persalinan
Pengaruh postmatur terhadap ibu dan janin :
Terhadap ibu:
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena
Aksi uterus tidak terkoordinasi
Janin besar
Molase kepala kurang
Maka sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan
postpartum. Hal ini akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
Terhadap janin:
Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 42 minggu 3kali lebih besar dari kehamilan 40
minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada
janin bervariasi,seperti;
Berat badan janin dapat bertambah besar, tetap, da nada yang berkurang setelah kehamilan 42
minggu. Ada pula yang biasa terjadi kematian janin dalam kandungan.

Patofisiologi
Meliputi bayi yang sangat besar dengan akibat trauma lahir atau bayi kecil untuk masa
kehamilan yang hidrasi dan nutrisinya dirusak karena penuaan plasenta serta disfungsi dan
penurunan cairan amnion(keperawatan ibu-bayi baru lahir.2005:283).
Masalah Dan Komplikasi
Terhadap Ibu

Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosis karena (a) aksi uterus tidak terkoordinir (b).
Janin besar (c) Moulding kepala kurang. Maka akan sering dijumpai : partus lama, kesalahan
letak, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikan angka
mordibitas dan mortalitas.
Terhadap janin
Jumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga kali lebih besar dri kehamilan 40
minggu karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada
janin bervariasi: berat badan janin dapat bertambah besar, tetap dan ada yang berkurang, sesudah
kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.
Komplikasi
Kemungkinan komplikasi pada bayi postmatur
Hipoksia
Hipovolemia
Asidosis
Sindrom gawat napas
Hipoglikemia
Hipofungsi adrenal.
Penatalaksanaan Persalinan
Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran kehamilan.
Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian
skor pelvik (pelvic score=PS).Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain:

1. Induksi partus dengan pemasangan balon kateter Foley.


2. Induksi dengan oksitosin.
3. Bedah seksio sesaria.
Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa syarat,
antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his, ukuran panggul normal, tidak ada disproporsi
sefalopelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar,
dan mulai membuka). Selain itu, pengukuran pelvik juga harus dilakukan sebelumnya.
Induksi persalinan dilakukan dengan oksitosin 5 IU dalam infus Dextrose 5%. Sebelumdilakukan
induksi, pasien dinilai terlebih dahulukesejahteraan janinnya dengan alat KTG, serta diukur skor
pelvisnya.Jikakeadaan janin baik dan skor pelvis >5, maka induksi persalinan dapat dilakukan.
Tetesan infus dimulai dengan 8 tetes/menit, lalu dinaikkan tiap 30 menit sebanyak 4 tetes/menit
hingga timbul his yang adekuat. Selama pemberian infus,kesejahteraan janin tetap diperhatikan
karena dikhawatirkan dapat timbul gawat 13janin. Setelah timbul his adekuat, tetesan infus
dipertahankan hingga persalinan. Namun, jika infus pertama habis dan his adekuat belum
muncul, dapat diberikaninfus drip oksitosin 5 IU ulangan. Jika his adekuat yang diharapkan tidak
muncul, dapat dipertimbangkan terminasi dengan seksio sesaria.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang
dari 2500 gram.
Tanda-tanda persalinan prematur, yaitu
1. Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung.
2. Kram perut, dengan atau tanpa diare.
3. Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi ini
tidak harus terasa sakit.
4. Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong ke bawah.
5. keluar air atau cairan lainnya dari vagina.
Pengertian Post matur adalah kehamilan yang 42 minggu (294 hari ) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (HPHT). Tanda-tanda kelahiran postmatur
1. Biasanya lebih berat dari bayi matur
2. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
3. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
4. Verniks kaseosa di badan kurang
5. Kuku-kuku panjang
6. Rambut kepala agak tebal
7. Kulit agak pucat dengan desquamasi epitel
SARAN
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini ,masih jauh dari kesempurnaan ,olehnya kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dalam pembuatan makalah
selanjutnya akan menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B.G, dkk.2007.Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
http://askebkpddanpersalinanpreterm.blogspot.com/
http://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/asuhan-kebidanan-patologi-persalinan-denganpartus-prematurus/
Soepardan, Suryani.2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
http://health.detik.com/read/2012/09/25/132836/2034936/1299/wanita-yang-lahir-prematurrentan-komplikasi-saat-hamil

Stright barbara.2005. Keperawatan Ibu- Bayi Baru Lahir.jakarta:EGC


http://muzlia4.blogspot.com/2013/02/prematur-dan-postmatur.html

Anda mungkin juga menyukai