Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PATOLOGIS

PADA NY.H GV P4004 UK 41 MINGGU DENGAN POSTDATE +


GRANDEMULTI DENGAN PERSALINAN NORMAL
DIRUANGAN VK BERSALIN RSU.HAJI
SURABAYA

DISUSUN OLEH :

FITRIYANI HUSEN (20160661014)

IFFAH ELFRIDA (20160661035)

ROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin,

rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Laporan dengan

judul “Asuhan persalinan normal dengan post date dan primi tua skunder” ini disusun dengan

tujuan untuk melengkapi tugas prakter di RSU Haji Surabaya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami

dalam proses penyusunan laporan ini khususnya kepada pembimbing lahan dan pembimbing

pendidikan, yang bersedia membimbing dan mengarahkan kami dalam penyusunan laporan

ini.

Kami berharap agar laporan yang telah saya susun ini dapat memberikan inspirasi

bagi pembaca dan penulis yang lain.kami juga berharap agar laporan presentasi kasus kami

menjadi acuan yang baik dan berkualitas.

Penyusun

Surabaya 09 Desember 2018


LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PATOLOGIS PADA IBU


BERSALIN DENGAN POSTDATE DAN GRANDEMULTI DENGAN
PERSALINAN NORMAL
DI RSUD HAJI SURABAYA

Laporan presentasi kasus ini telah dikoreksi oleh pembimbing ruangan dan pembimbing

akademik pada

Hari :

Tanggal :

Mengesahkan ,

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

( Fulatul anifah S.ST.,M.Keb) (Suyati Amd.Keb)

Mengetahui,

Erna siti Z. S.ST


196811091993022001
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi,

di mana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan umumnya

berlangsung selama 42 minggu atau 294 hari dari hari pertama haid terakhir.

Kehamilan lewat waktu juga biasa disebut serotinus atau post term pregnancy, yaitu

kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 42 minggu atau 294 hari. Beberapa

penulis menghitung waktu 42 minggu setelah haid terakhir, ada pula yang mengambil

43 minggu. Post term, pro longed, post dates, dan post mature merupakan istilah yang

lazim digunakan untuk kehamilan yang waktunya melebihi batas waktu normal (42

minggu).

.Dari survei demografi dan kesehatan indonesia (sdki) dan data biro pusat

statistik (bps), angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia

mencapai 515 ribu jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap

menit karena komplikasi kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha, 2007).

Kehamilan lewat waktu bisa menyebabkan kematian dikarenaka aksi uterus

yang tidak terkoorinir. Plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran co2

sehinggan mempunyai reisoko asfiksia sampai kematian janin dalam rahim. Makin

menurunya sirkuasi plasenta dapat mengakibatkan pertumbuhan janin makin

berkurang air ketuban berkutanag dan makin kental. Sebagian janin bertambah berat

sehingga memerlukan tindakan persalinan, berkurangnya nutrisi dano2 menimbulakn

asfiksi setiap saat dan dapat meninggal dalam rahim(widjanarko, 2011).


Diharapkan dengan adanya pengetahuan tentang kehamilan lewat waktu yang

diperolehmemlaui metode observasi , wswancara dan telaah dokumen riwayat

perjalanan dengan lancar sehingga ibu maupun bayi sehat dan selamat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumusan masalah adalah bagaimana

penerapan asuhan kebidanan ibu bersalin norman dengan post date dan grandemulti

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Mengerti dan memahami mengenai konsep dan asuhan kebidanan pada resiko

tinggi persalinan postdate

1.3.2 Tujuan Khusus

a) melakukan pengajian pada pasien dengan kasus postdate dan grandemulti di

RSUD Haji surabaya

b) melakukan dan melaksanakan data dasar pada kasus postdate dan grandemulti

di RSUD Haji surabaya

c) merencanakan asuhan yang akan diberikan pada kasus postdate dan

grandemulti di RSUD Haji surabaya

d) memberikan asuhan pada klien ibu bersalin pada kasus postdate dan

grandemulti di RSUD Haji surabaya

e) mengevaluasi tindakan yang sudah diberikan pada kasus postdate dan

grandemulti di RSUD Haji surabaya

f) melaksanakan dokumentasi pada kasus postdate dan grandemulti di RSUD

Haji surabaya
1.4 MANFAAT

1.4.1 Manfaat bagi penulis

dapat menambah pengelaman, pengetahuan sertadapat menerapkan

asuhan persalinan normal sesuai dengan wewenang

Kepmenkes/369/menkes/SK/III/2007 dan Permenkes RI No.

1464/Menkes/Per/X/2010 yang dimiliki.

1.4.2 Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat memberi masukan dalam kegiatan

pembelajaran terutama tentang asuhan kebidanan normal dengan post date

dan grandemuliti

1.4.3 Bagi institusi lahan

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan khususnya persalinan normal dengan post date dan

grandemuliti

1.4.4 Bagi masyarakat

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang persalinan

normal dengan post date dan grandemuliti


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Persalinan Fisiologis

2.1.1. Pengertian

1. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam

uterus ke dunia luar. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18

jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Jannah, 2015)

2. Persalinan adalah bagian dari proses melahirkan sebagai respons terhadap

kontraksi uterus, segmen bawah uterus teregang dan menipis, serviks berdilatasi,

jalan lahir terbentuk dan bayi bergerak turun ke bawah melalui rongga panggul.

(Hanretty, 2014) 3) Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin+uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari dalam rahim melalui jalan lahir

dengan LBK atau dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak

melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. (Mochtar,

2013)

2.1.2 Tanda-tanda Persalinan

1. Tanda pendahuluan menurut (Mochtar, 2013) adalah

a) Ligtening atau setting atau dropping, yaitu kepala turun memasuki

pintu atas panggul.

b) Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.

c) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena kandung

kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.


d) Perasaan nyeri di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-

kontraksi lemah uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.

e) Serviks menjadi lembek; mulai mendatar; dan sekresinya bertambah,

mungkin bercampur darah (bloody show).

2. Tanda Pasti Persalinan meliputi:

a. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat,sering, dan teratur.

b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan- robekan kecil

pada serviks.

c. Kadang-kadang, ketuban pecah dengan sendirinya.

d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan.

Menurut Rukiyah (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, yaitu faktor power,

faktor passenger, faktor passage, dan faktor psyche:

 Faktor Power (Kekuatan) Power adalah kekuatan janin yang mendorong janin keluar.

Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot

perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerja sama yang baik dan

sempurna. (Oxorn, 2010)

 Faktor Passanger (Bayi) Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah

faktor janin,yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian terbawah

janin, dan posisi janin. (Rohani, 2011)

 Faktor Passage (Jalan Lahir) Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas: a) Bagian

keras : tulang-tulang panggul (rangka panggul). b) Bagian lunak : otot-otot, jaringan-

jaringan, dan ligamentligament. (Asrinah, 2010) 4) Faktor psyche (Psikis) Psikis ibu

bersalin sangat berpengaruh dari dukungan suami dan anggota keluarga yang lain

untuk mendampingi ibu selama bersalin dan kelahiran anjurkan merreka berperan

aktif dalam mendukung dan mendampingi langkah-langkah yang mungkin akan


sangat membantu kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk didampingi, dapat

membantu kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk didampingi. (Rukiyah, 2009)

 Posisi Ibu (Positioning) Posisi ibu dapat memengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi

persalinan. Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan

rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. (Sondakh, 2013)

3. Tahap Persalinan

Tahapan persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu:

a) Kala I

Pada kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya

kontraksi yang teratur, adekuat, dan menyebakan perubahan pada serviks hingga

mencapai pembukaan lengkap, fase Kala I Persalinan terdiri dari Fase Laten yaitu

dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4cm, kontraksi mulai

teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik, tidak terlalu mules; Fase aktif

dengan tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit, lamanya 40 detik atau

lebih dan mules, pembukaan 4cm hingga lengkap, penurunan bagian terbawah janin,

waktu pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm, fase pembukaan dibagi

menjadi 2 fase, yaitu

fase laten : berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai

mencapai pembukaan 3 cm.

Fase aktif : dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi lamanya 2 jam dengan

pembukaan 3 menjadi 4 cm,

fase dilatasi maksimal lamanya 2 jam dengan pembukaan 4 menjadi 9 cm, fase

deselerasi lamanya 2 jam pembukaan dari 9 sampai pembukaan lengkap. Lama kala I

untuk primigravida berlangsung 12 jam dengan pembukaan 1 cm per jam, pada

multigravida 8 jam dengan pembukaan 2 cm per jam.


Komplikasi yang dapat timbul pada kala I yaitu : ketuban pecah dini, tali pusat

menumbung, obstrupsi plasenta, gawat janin, inersia uteri. (Rukiyah, 2009)

b) Kala II

Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap tampak bagian

kepala janin melalui pembukaan introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat

kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perinium terlihat menonjol, vulva

dan springter ani membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah. (Asrinah,

2010)

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini

biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Pada kala pengeluaran

janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar

panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada

rectum ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus membuka. Pada

waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, perinium membuka,

perinium meregang. Dengan adanya his ibu dan dipimpin untuk mengedan, maka

lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin. (Rukiyah, 2009)

Komplikasi yang dapat timbul pada kala II yaitu : eklamsi, kegawatdaruratan

janin, tali pusat menumbung, penurunan kepala terhenti, kelelahan ibu, persalinan

lama, ruptur uteri, distocia karena kelainan letak, infeksi intra partum, inersia uteri,

tanda-tanda lilitan tali pusat. (Rukiyah, 2009)

c) Kala III

Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses

pengeluaran plasenta. Tanda-tanda pelepasan plasenta : terjadi perubahan bentuk

uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau menjulur keluar melalui

vagina atau vulva, adanya semburan darah secara tiba-tiba kala III, berlangsung tidak
lebih dari 30 menit. (Asrinah, 2010) Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan

fundus uteri setinggi pusat beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi lagi

untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit-

15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.

Pengeluaran plasenta, disertai pengeluaran darah. Komplikasi yang dapat timbul pada

kala III adalah perdarahan akibat atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan jalan lahir,

tanda gejala tali pusat. (Rukiyah, 2009)

d) Kala IV

Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.

Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV adalah sub involusi dikarenakan oleh

uterus tidak berkontraksi, perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri, laserasi jalan

lahir, sisa plasenta. (Sondakh, 2013)

2.1.1 Definisi postdate

Kehamilan postdate adalah suatu kehamilan yang berakhir antara 40-42

minggu (julie,et al,2010)

Berikut ini merupakan definisi menurut WHO 2010 terdapat perluasan

penggunaan istilah istilah ini yang berganti dalam komunitas medis , dalam penelitian

dan buku buku pelajaran.

1. Kehamilan postterm adalah suatu kehamilan yang berlangsung pada atau melebihi

42 minggu atau 249 hari. Akhir akhir ini istilah digunakan untuk menunjukan

kehamilan melebihi 41 minggu

2. Kehamilan postdate adalah suatu kehamilan yang berlangsung melebihi 40

minggu ditambah satu atau lebih hari (setiap waktu yang melebihi tanggal

perkiraan lahir)
Bedasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa antara kehamilan

postterm, postdate mauoun prolonged pregnancy memiliki perkiraan persalinan.

Dapat disimpulkan pula bahwa penatalaksaan yang diberikan untuk mengakhiri

kehamilan ini sama tergantung dan umur kehamlan ibu.

2.1.2 Etiologi

Penyebab tidak timbulnya HIS pada kehamilan lewat waktu atau post date

belum diketahui jelas, beberapa teori yang dianggap menjadi penyebab kehamilan

post date antara lain :

- Pengaruh Progesteron

Penurunan hormon progesterone dalam kehamilan dipercaya merupakan

kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memecu proses biomolekular

pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas pada uterus terhadap oksitosin,

sehingga beberapa sumber menduga bahwa terjadinya kehamilan post term adalah

karena masih tingginya hormon progesterone, sehingga uterus menjadi kurang

sensitive terhadap oksotosin.

- Teori Oksitosin

Pemakaian oksitosin pada induksi persalinan pada kehamilan post term

memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang

peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari

neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai

salah satu factor penyebab kehamilan post date.

- Teori Kostisol/ACTH janin

Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk dimulainya

persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma

janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesterone


akan berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh pada

meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti

anensefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada

janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga

kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.

- Saraf Uterus

Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan

membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada

pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek, dan bagian bawah janin

masih tinggi, kesemuanya diduga sebagai penyebab dari kehamilan post date ini.

- Herediter

Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami kehamilan

post term mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan pada

kehamilan berikutnya. Morgen (1999) mengatakan bahwa bilamana seorang

ibumengalamikehamilan postterm pada saat melahirkan anak perempuan, maka

besar kemungkinan anak perempuannya akan mengalami kehamilan posterm juga.

2.1.3 Manifestasi Klinis

Tanda postterm dapat dibagi dalam 3 stadium (Sarwono, 2008)

1. Stadium I

Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering,

rapuh dan mudah mengelupas.

2. Stadium II

Tanda seperti pada stadium I yang disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada

kulit.
3. Stadium III

Tanda seperti pada stadium I yang disertai dengan pewarnaan kekuningan pada

kuku, kulit dan tali pusat.

Tanda bayi postterm menurut Manuaba (1998) antara lain :

- Berat badan lebih dari bayi matur ( > 4000 gram)

- Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur

- Rambut lanugo hilang atau sangat kurang

- Verniks kaseosa di bidan kurang

- Kuku-kuku panjang

- Rambut kepala agak tebal

- Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel

2.1.4 Pemeriksaan Diagnosis

Pemeriksaan- pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis

postterm antara lain :

- Menghitung usia kehamilan dengan menggunakan HPHT (jika HPHT diketahui secara

pasti oleh ibu).

- Pemeriksaan antenatal yang teratur dapat digunakan untuk mengikuti tinggi fundus

uteri dan naiknya, mulainya gerakan janin dan besarnya janin dapat membantu diagnosis

untuk ibu yang tidak mengetahui pasti HPHT atau ibu yang belum sempat mendapatkan

menstruasi setelah melahirkan anak sebelumnya tapi sudah hamil anak selanjutnya.

- Pemeriksaan berat badan janin secara rutin untuk memantau kapan berat badab janin

menjadi berkurang, begitu pula lingkaran perut ibu dan jumlah air ketuban apakah

berkurang.

- Pemeriksaan rontgenologik, dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada bagian distal

femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid, diameter bipariental 9,8 cm atau lebih.
Kekurangan pemeriksaan ini adalah kemungkinan pengaruh tidak baik sinar rongten

terhadap janin.

- USG untuk mengetahui ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan jumlah air

ketuban. Dengan pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat diukur dengan

teliti tanpa bahaya.

- Pemeriksaan sitologik air ketuban dilakukan dengan mengambil air ketuban secara

amniosentesis, baik transvaginal maupun transabdominal. Air ketuban akan bercampur

lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari 36

minggu. Air ketuban yang diperoleh dipulas dengan sulfat biru nil maka sel-sel yang

mengandung lemak akan berwarna jingga.

- Amnioskopi untuk melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya karena

dikeruhi mekonium.

- Kardiotografi untuk mengawasi dan membaca DJJ, karena insufiensi plasenta.

- Uji Oksitosin (stress test) dilakukan dengan infus tetes oksitosin dan diawasi reaksi

janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal ini

menunjukkan mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.

- Pemeriksaan kadar estriol dalam urin

- Pemeriksaan sitologik liquoramni dengan amniostopi dan pemeriksaan pH nya jika

didapat hasil dibawah 7.20 dianggap sebagai tanda gawat janin.

Pemeriksaan penilaian kesejahteraan janin dapat dikerjakan pada usia kehamilan 41

minggu dengan cara :

 USG dilakukan untuk pengukuran biometrik janin / letakplasenta. Deteksi kelainan

cacat bawaan, pengukuran jumlah air ketuban dengan "Amnotik fluid index” (AFI).
 Pemantauan detak jantung janin dengan melakukan perekaman menggunakan alat "

Non Stress Test "(NST) / "Stress Test".

 Penentuan maturasi janin dengan pemeriksaan cairan ketuban (“shake test” atau L/S

rasio) harus dikerjakan bila pemeriksaan USG menunjukkan usia kehamilan 35

minggu.

 Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan skor pelvik (PS) menurut cara

Bishop.

 Amnioskopi imtuk menentukan warna air ketuban (bila mana perlu dilakukan

amniotomi)

2.1.5 Penatalaksanaan

1. Setelah UK > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik – baiknya,

monitoring yang dilakukan antara lain monitoring gerak janin dan detak jantung janin.

2. Apabila tidak ada tanda – tanda insfusiensi plasenta persalinan spontan dapat ditunggu

dengan pengawasan ketat.

3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, bila sudah matang

boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.

4. Ibu dirawat di RS bila :

Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim.

Terdapat hipertensi, pre eklamsi berat atau ringan.

Kehamilan ini merupakan kehamilan anak pertama karena infertilitas.

Kehamilan memsuki 40-42 minggu atau lebih tanpa ada tanda persalinan.

5. Tindakan operasi Sectio Caesarea dipertimbangkan pada :

- Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang

- pembukaan yang belum lengkap,persalinan yang lama, dan terjadi gawat janin.
- pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, preeklamsia, hipertensi,

anak berharga (infersilitas), dan kesalahan letak janin

2.1.6. Grandemulti
 Pengertian Terlalu Banyak Anak (Grande Multi)
Terlalu Banyak Anak (Grande Multi) adalah ibu pernah hamil atau melahirkan
lebih dari 4 kali atau lebih. Kemungkinan akan di temui kesehatan yang terganggu,
kekendoran pada dinding perut, tampak pada ibu dengan perut yang menggantung.
 Resiko Yang Akan Terjadi
1. Resiko yang dapat terjadi pada kehamilan terlalu banyak anak (4 kali
melahirkan) adalah
2. Kelainan letak, persalinan letak lintang
3. Robekan rahim pada kelainan letak lintang
4. Persalinan lama
5. Perdarahan pasca persalinan
 Alasan yang perlu diketahui adalah
1. Dapat mengakibatkan terjadinya ganguan dalam kehamilan
2. Dapat menghambat proses persalinan, seperti kelainan letak
3. Tumbuh kembang anak kurang optimal
4. Menambah beban ekonomi keluarga.

Dampak Terlalu Sering Dan Terlalu banyak Melahirkan


Memiliki banyak anak kini kurang diminati para orangtua dengan alasan biaya hidup
dan pendidikan yang semakin mahal. Di luar masalah finansial sebenarnya
melahirkan terlalu sering beresiko buruk bagi kesehatan ibu dan bayi. "Makin sering
hamil, makin buruk dampaknya bagi kesehatan karena meningkatkan risiko kematian
ibu". Menurut Darney, wanita yang melahirkan anak lima orang atau lebih memiliki
risiko kehamilan bermasalah. Salah satu komplikasi yang mungkin dialami adalah
perdarahan saat persalinan.
Di Indonesia sendiri, saat ini perdarahan masih menjadi penyebab utama
kematian ibu saat melahirkan. Rahim, organ tempat janin berkembang, terdiri dari
jaringan otot. Kehamilan yang terlalu rapat akan mengendurkan otot-otot tersebut
sehingga setelah persalinan rahim menjadi sulit berkontraksi untuk kembali ke
ukurannya yang semula dan terjadilah perdarahan. Obat-obatan biasanya kurang
berhasil mengatasinya. Menurut penjelasan dr.Prima Progestian, Sp.OG, selain risiko
perdarahan ada beberapa risiko yang harus dihadapi wanita yang melahirkan terlalu
sering.
◊ Risiko placenta previa dan plasenta akreta meningkat. Placenta previa adalah
kelainan letak plasenta yang seharusnya di atas rahim malah di bawah, sehingga
menutupi jalan lahir.
◊ Meningkatnya intervensi dalam persalinan seperti pemasangan infus atau
induksi (rangsangan) agar tanda persalinan muncul. Induksi bisa dilakukan
dengan pemberian obat-obatan atau memecahkan kantung ketuban.
◊ Usia ibu yang terlalu tua juga menyebabkan risiko kecacatan janin, komplikasi
pada ibu (preeklampsia atau diabetes gestasional).
◊ Risiko bayi dilahirkan prematur akibat jaringan parut dari kehamilan
sebelumnya bisa menyebabkan masalah pada plasenta bayi.
Penatalaksaan
2.2. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN DASAR PADA KASUS IBU BERSALIN
DENGAN POSTDATE DAN GRANDEMULTI
Pengkajian Data
a) Data Subjektif
a. Identitas
Meliputi nama ibu,nama suami, umur, agama, suku/ bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat, nomor telepon
b. Riwayat Perkawina
Meliputi suami ke-, usia kawin, lama perkawinan
b) Keluhan utama
Menuruf Prof. Ida Bagus Gede Manuaba dalam bukunya Ilmu Kebidanan
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berncana untuk Pendidikan bidan (2012: 225)
a. Kehamilan belum lahir setelah melewati 42 minggu
b. Gerakan janin makin berkurang dan kadang- kadang berhenti sama sekali
c. Berat badan ibu mendatar atau menurun
d. Air ketuban berkurang.
c) Riwayat menstruasi
Melngkaji menarche, lamanya, warna darah, flour albus, lama flour albus, siklus
menstruasi, jumlah darah, sifat darah, warna darah, bau darah.
d) Riwayat obstetri
Mengkaji riwayat obstetrik dahulu meliputi kehamilan, persalinan, nifas, anak,
serta KB yang pernah digunankan termasuk didalamnya riwayat TT serta
penyakit yang dialami.
e) Riwayat kehamilan sekarang
Mengkaji keluhan yang dirasakan pasien selama kehamilan ini. Digunakan
sebagai identifikasi masalah pasien, banyaknya pemeriksaan antenatal (ANC)
yang dilakukan.
f) Riwayat kesehatan
Mengkaji penyakit kronis, penyakit menular, dan penyakit menahun yang
mungkin diderita pasien yang dapat mempengaruhi kehamilan post date.
g) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji masalah yang berkaitan dengan faktor genetik, sebagai identifikasi
penyakin yang diturunkan oleh orang lain.
h) Pola kebiasaan yang mungkin dilakukan
Mengkaji kebiasaan pasien sehari-hari seperti pengkonsumsian minum-minuman
beralkohol, obat-obatan terlarang, dan merokok.
i) Keadaan Psiko sosial
Mengkaji keadaan psikologis dan sosial ibu berkaitan kehamilan sekarang.
j) Latar belakang sosial budaya
Meliputi pola nutrisi, pola istirahat dan tidur, pola aktifitas, pola eliminasi, pola
personal hiegiens, pola seksualitas pasien.
k) Pengetahuan dan kemampuan
Meliputi nutrisi masa hamil, aktifitas masa hamil, istirahat, seksualitas, personal
hiegiens, tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda persalinan.
b) Data Objektif

a. Pemeriksaan umum

Secara umum ditemukan gambaran kesadaran umum di mana kesadaran pasien sangat

penting dinilai dengan melakukan anamesa. Selain itu, pasien sadar akan

menunjukkan tidak adanya kelainan psikologis dan kesadaran umum juga mencakup

pemeriksaan tanda-tanda bital, berat badan, tinggi badan yang bertujuan mengetahui

keadaan pasien.

b. Pemeriksaan fisik

 Inspeksi

Mata : pemeriksaan konjungtiva, dan seklera untuk menentukan ibu anemia atau

tidak.

Muka : pemeriksaan untuk mengetahui apakah ibu edema atau tidak

Leher : pemeriksaan pada daerah leher apakah ada pembesaran kelenjar (kelenjar

limfe, kelenjar tiroid), dan apakah ada bendungan bena jugularis atau tidak.

Dada : pemeriksaan bagaimana bentuk dada, warana dada, termasuk pemeriksaan

pada payudara apakah simetris, keadaan puting susum apakah ada tanda-

tanda kehamilan (cloasma gravidarum, areola mamae, colostrum).

Abdomen : dilihat pembesaran abdomen apakah sesuai dengan usia kehamilannya

atau tidak, apakah ada luka bekas operasi, striae gravidarum, linea alba

atau linea nigra.


Genetalia : dikaji persebaran rambut pubis, apakah genetalia bagian luar oedema atau

tidak, apakah ada pengeluaran pervagina atau tidak, apalah ada tanda-

tanda PMS

Ekstremitas : pemeriksaan ekstremitas atas maupun bawag untuk mengkaji apakah

ada oedema, apakah ada varises pada kedua tungkai, apakah

pergerakan bebas atau tidak.

 Palpasi

Abdomen : mengkaji gerakan janin apakah normal, berkurang atau berhenti sama

sekali. Dengan menggunakan cara palpasi Leopold :

Leopold I : untuk menentukan TFU, dan bagian apa yang ada di fundus

Leopold II : untuk menentukan bagian apa yang terdapat di kanan kiri rahim ibu

Leopold III : untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah rahim ibu

(presentasi), dan apakah bagian terendah janin sudah masuk PAP atau

belum. Jika bagian terendah janin sudah masuk PAP, maka dapat

dilanjutan pemeriksaan leopold IV

Leopold IV : untuk menentukan seberapa jauh masuknya bagian ternjah janin ke

dalam PAP.

 Auskultasi

Untuk mendengar denyut jantung janin (dengan frekuensi normal 120 kali permenit

sampai 160 kali permenit), irama teratur atau tidak, intensitas kuat/ sedang/ lemah.

Apabila persalinan disertai gawat janin, maka denyut jantung janin biasanya kurang
dari batas normal (120 kali per menit atau lebihdari 160 kali per menit) dengan irama

tidak teratur.

 Perkusi

Pemeriksaan reflek patela kanan dan kiri yang berkaitan dengan pemenuhan vitamin

B atau penyakit saraf, inteksikasi magnesium sulfat.

c. Pemeriksaan penunjang

Menurut Mansjoer., Anf 2012; 275 :

1. USG untuk menilai kehamilan, oligohidramniom, derajar maturitas plasenta

2. KTG untuk menilai ada tidaknya gawat janin

3. Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi tekanan, dinilai

apakah relatif atau tidak dari tes tekanan oksitosin

4. Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik lebih dari 20%.

Identifikasi Diagnosa dan Masalah Aktual

 Diagnosa aktua

G..P.... UK... minggu, tunggal, hidup, intrauterin, KU ibu dan janin baik, hidup, jalan

lahir normal/ kesan normal dengan post date.

 Masalah aktual

Ibu cemas karena kehamilannya lewat tanggal perkiraan persalinan.

Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

 Diagnosa potensial

G.. P.... UK... minggu, tunggal, hidup, intrauterin, KU ibu dan janin baik/tidak, jalan

lahir normal/ kesan normal dengan gawat janin/ kematian janin/ makrosomi.
 Masalah potensial

 Kecemasan ibu yang semakin berlarut dapat mengakibatkan stress berat pada ibu

yang nantinya akan berpengaruh ke janin.

Identifikasi Tindakan Segera

Kolaborasi dengan dokter SpOg untuk berkonsultasi dan mengadakan tindakan

selanjutnya

Rencana Tindakan dan Rasional

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibusupaya ibu mengerti keadaanya

2. Beri pilihan kepada ibu untuk dilakukan persalinan pervaginan atau cesaragar ibu

dapat memilih persalinan yang dikehendakinya

3. Kolaborasi dengan dokter SpOg untuk dilakukan terminasi kehamilan agar ibu

mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga yang ahli

4. Siapkan informent consenct bila ibu memilih persalinan pervagina agar mendapatkan

persetujuan tindakan antara kedua belah pihak

5. Lakukan induksi persalinan sesuai advice dokter bila memilih persalinan

pervaginauntuk merangsang kontraksi uterus

6. Observasi tanda- tanda vital untuk mengetahui keadaan pasien selama dilakukan

perawatan

7. Observasi CHPB untuk mengetahui persalinan

8. Lakukan asuhan sayang ibu agar ibu nyaman dengan tindakan yang dilakukan

Penatalaksanaan Rencana Tindakan

Pelaksanaan dilakukan sesuai perencanaan.


Evaluasi

Evaluasi keadaan umum ibu setelah dilakukan persalinan.


BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal MRS : 30 november 2018 pukul 13.30

Tanggal pengkajian :30 november 2018 pukul 14.46

1. Data Subyektif

a. Identitas

Nama ibu : Ny. H Nama Suami : Tn.T

Usia : 32 tahun Usia :40 thn

Bangsa : indonesia Bangsa : indonesia

Agama : islam Agama : islam

Pend. terakhir : SD Pend.terakhir :SD

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : swasta

Alamat : Jl. Bulak Banteng bhineka

b. Alasan kunjungan : Ibu mengatakan pasien rujukan dari pukesmas sidotopo

dengan bengkak pada vagina

Keluhan utama : Ibu merasakan kenceng kenceng sejak jam 22.00 semakin

bertambah sehingga jam 11.00 (30/11/18) memutuskan untuk datang ke pukesmas

karena mengeluarkan air ketuban.

c. Riwayat menstruasi

Ibu menstruasi pertama kali umur 12 tahun dengan siklus 28 hari, banyaknya 4-5

pembalut, lamanya 5-7 hari, tidak ada nyeri menstruasi, sifat darah kental dan

kadang menggumpal,warna merah segar, bau anyir. HPHT 16 februari 2018 , HPL

23 november 2018
d. Riwayat obstetri yang lalu

Su Ha keha Persal Bbl Nifa kb


am mil mila inan s
i ke n
Ke
uk Peny jenis Pnlg tm JK usia Hdp/ La Ko jen lama

pt mt kt m is

1 1 9 bln - Spt dokter RS P 13th Hdp 10 - - -

B bl

Hdp

1 2 9bln - Spt B dokter RS L 11th Hpd - - -

Spt B Hdp 10

2 3 9bln - Spt B bidan Bid L 7 th bl - Pil 7 thn

an 1

2 4 9 bln - bidan bid L 6 th 8 - bln lnjut

an I bl Pil

I 1

16 bln

bl

2 5 A M L I N n

e. Riwayat kehamilan sekarang :

1. Ibu saat ini kunjungan ulang ke 5, saat trimester 1 dan 2 tidak pernah periksa

ke bidan/ dokter, trimester 3 melakukan kunjungan selama 5 kali dengan

keluhan wasir. Ibu H rujukan dari PKM sidotopo wetaan jam 13.30 dan

bersama bidan pukesmas dengan adanya bintik bintik berisi air labia minor ibu
pada saat pembukaan persalinan yang diduga PMS oleh bidan pukesmas,

terpasang cairan infus RL ditangan sebelah kanan falsh 1 sisa ± 300cc, VT

pembukaan 8, eff 75%, hogde II, ket - , pres kep, denominator UUK , hogde II

f. Pola nutrisi

a. Nutrisi : ibu mengatakan makan 2 kali sehari, ibu terakhir makan pukul 17.00,

ibu mengosumsi air sebanyak 2 liter/ hari, minum terakhir ibu pukul 21.30

pada saat perjalanan menuju ke RS. Haji

b. Eliminasi : ibu mengatakan BAB 1 kali sehari , terakhir BAB pukul 10.00

dengan konsistensi lembek sedkit keras, ibu biasanya BAK 5 kali sehari,

terakhir kali BAK pukul 13.00

c. Istirahat : ibu mengatakan tidur malam pukul 23.00 sampai jam 05.30, dan

terakhir ibu istirahat pukul 14.00 pada saat istiraht siang

d. Aktivitas : sehari hari ibu melakukan aktifitas biasa seperti menyapu ,

mengepel, mencuci dan memasak.

e. Sexual : Terakhir melakukan hub. Sex dengan suami kurang lebih 1 bulan

yang lalu

2. Data Obyektif

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Tanda tanda vital

 Tekanan darah : 120/80

 Nada : 80x/menit

 Pernafasan : 21x/menit

 Suhu :36,50C

d. BB yang lalu: 43 kg
e. BB sekarang : 56 kg

f. Pemeriksaan fisik :

2. Wajah : tidak oedem, tidak pucat, konjuntiva merah muda ,sklera putih, bibir

tidak pucat, mukosa bibir tidak kering

3. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, ada line alba

Leopold 1 : TFU 31 cm (pertengah pusat dan px ), bagian fundus uteri teraba

lunak dan tidak melenting

Leopold II : bagian kanan ibu teraba tahanan keras seperti papan

Sedangkan bagian kiri ibu bentuk dan posisi tidak menonjol,

teraba bagian kecil janin

Leopold III : bagian atas janin simpisis teraba bagian keras, bulat , melenting

dan tidak bisa digoyangkan

Leopold IV : divergen , 5/5

4. Ektremitas atas dan bawah : tidak oedem , tidak ada cyanosis, dan tidak ada

benjolan abnormal, terpasang cairan infus RL ditangan sebelah kanan falsh 1

sisa ± 300cc

5. Genetelia : Sudah keluar lendir dan darah dari vagina dan Kroning tampak

kepala bayi (pada saat ibu datang dan diantar petugas ponek di ruang VK

bersalin pukul 14.40)

6. Pemeriksaan dalam : VT pembukaan 8, eff 75%,, ketuban - , pres kep,

denominator UUK , hogde II (pemeriksaan diponek pukul 14.10).

7. Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tgl 30 nov 2018 jam 18.17

 Darah lengkap :

 HB : 10,8 g/dl
 Lekosit : 17,710 /mm3

 Hematokrit : 33,4 %

 Trombosit :316,000/ mm3

3. Assesment

GV P4004 UK 41 minggu Minggu T/H/IU , letkep, inpartu kala 1 fase aktif dengan

postdate dan grandemulti

4. Penatalaksaan

Tanggal 30 november 2018

Jam Penatalaksanaan TTD/ nama

14.40 VT pembukaan lengkap,eff 100%, ketuban +, Let Bidan putri

Kep,denominator UUK, hogde 4.

1. menjelaskan hasil pemeriksaan

Evaluasi : ibu mengerti

2.menyiapkan partus set, oksitosin,metylergometrin

dan heacting set.

Evaluasi : alat alat sudah disiapkan

3 . menggunakan alat pelindung diri

Evaluasi : penolong sudah memakai alat pelindung

diri

4. memberi semangat kepada ibu untuk kelahiran

bayinya.

Evaluasi : ibu sudah semangat

6 . melakukan pertolongan persalinan,

 setelah bayi tampak diameter 5-6 cm vulva Bidan putri dan

membuka , maka lindungi perineum dengan satu mahasiswa


tangan dengan lapisan kain bersih dan kering.

14.43 Tangan yang lain menahan kepala baui untuk

posisi defleksi dan membantu lahirnya

kepala,Menganjurkan ibu untuk meneran

perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal. Bidan dan

 Periksa apakah ada lilitan tali pusat mahasiswa

 Tunggu kepala bayi hingga putar paksi luar

secara spontan

 Setelah bayi melakukan putar paksi luar ,

pegang secara bipariental, anjurkan ibu untuk

meneran jika ada kontraksi. Dengan lembut

gerakkan kepala ke arah bawah dan distal untuk

melahirkan bahu depan kemudian gerakkan

keatas dan distal untuk melahirkan bahu

belakang.

 Setelah lahirnya bahu , geser tangan bawah

kearah perineum untuk menyanggah kepala,

lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan

atas untuk menelusuri dan memengang lengan

dan siku sebelah atas.

14.44  Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran Bidan dan

tangan atas berlanjut ke punggung, bokong dan mahasiswa

kaki. Pegang mata kaki(masukkan telunjuk

diantara kaki dan pegang masing masing

matakaki dengan ibu jari dan jari lain lainnya)


Evaluasi : bayi lahir spontan B pukul 14,45 , bayi

menangis kuat jenis kelamin perempuan, kulit

kemerahan,tidak tampak tanda tanda postdate, BB:

2400 gram, PB: 45 cm

7.mengeringkan tubuh bayi , menghangatkan


Kala 3

Pukul : 14.46

Subyektif : ibu merasa lega bayinya sudah lahir dan ibu merasa mules

Obyektif :keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TFU 1 jari dibawah pusat , kandung kemih kosong.

Assasment : P5005 partus kala III

Penatalaksaan

Jam Penatalaksaan TTD/ nama

14.46 Cek bayi kedua Mahasiswa

evaluasi : tidak ada bayi kedua Mahasiswa

14.47 Memberitahu ibu akan diinjeksi oksitosin

Meninjeksi oksitosin 10 IU secara IM Iffah elfrida

14.50 Melakukan PTT ( penengangan tali pusat terkendali)

Setelah uterus berkontraksi,talipusat memanjang , tegangkan tali Mahasiswa

pusat kearah bawah dengan tangan yang lain mendorong uterus

kearah belakang-atas (dorso kranial) secara hati hati (untuk

mencegah inversio uteri) dengan menengangkan tali pusar dengan

arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas mengikuti poros jalan

lahir (tetap dilakukan dorso kranial)

Evaluasi ; plasenta lahir spontan lengkap pukul 14.50

14.52 Melakukan massage uterus selama 15 detik Bidan

Evaluasi : massage sudah dilakukan

14.54 cek perdarahan Bidan

evaluasi : perdarahan ± 200 cc


14.55 Cek laserasi Bidan putri

Evaluasi : adanya laserasi karena robekan jalan lahir grade 2 dan

bintik yang berisi air dilabia minor yang diduga PMS sudah tidak

ada dan tidak membekas ,skutsel tidak ada yang tertinggal didalam

15.56 Melakukan heacting grade II( yang terletak dimukosa wagina, Bidan putri

komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum) karena

robekan jalan lahir dengan safil quick 2/0

Membersihkan ibu dari kotoran darah

Memasukkan partus set dan heacting set ke dalam larutan klorin

selama 10 menit

15.05 Melakukan observasi kala 4

Evaluasi : Mahasiswa

Jam 15.05

Tekanan darah : 120/80mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,6o, TFU 1

jari dibawah pusat, UC baik dan keras, kandung kemih kosong

perdarahan 10cc, tidak ada tanda infeksi pada bekas heacting dan

tidak ada hematomen

Jam 15.20

Tekanan darah : 120/70 mmHg, nadi 88x/menit, TFU 1 jari Mahasiswa

dibawah pusat, UC baik dan keras, kandung kemih kosong

perdarahan 10cc, tidak ada tanda infeksi pada bekas heacting dan

tidak ada hematomen

Jam 15.35

Tekanan darah : 120/70, nadi 87x/menit, TFU 1 jari dibawah

pusat, UC baik dan keras, kandung kemih kosong perdarahan


10cc, tidak ada tanda infeksi pada bekas heacting dan tidak ada

hematomen

Jam 15.50

Tekanan darah : 120/70, nadi 87x/menit, TFU 1 jari dibawah

pusat, UC baik dan keras, kandung kemih kosong perdarahan Mahasiswa

10cc¸ tidak ada tanda infeksi pada bekas heacting dan tidak ada

hematomen

Jam 16.20

Tekanan darah : 110/70, nadi 88x/menit, suhu 36,7o, TFU 1 jari

dibawah pusat, UC baik dan keras, kandung kemih kosong Mahasiswa

perdarahan 5cc, tidak ada tanda infeksi pada bekas heacting dan

tidak ada hematomen

Jam 16.50

Tekanan darah : 110/60, nadi 88x/menit, TFU 1 jari dibawah Mahasiswa

pusat, UC baik dan keras, kandung kemih kosong ,perdarahan

5cc, tidak ada tanda infeksi pada bekas heacting dan tidak ada

hematomen

Ibu pindah diruang al aqso lantai 4 Bidan dan iffah

elfrida
DATA FOLLOW UP / DATA PERKEMBANGAN

waktu Data perkembangan Nama/ttd


Follow up ibu

30 nov 2018 Ibu pindah dari ruang bersalin pukul 18.00


17.30 WIB Bidan dan mahasiswa
S :, ibu mengatakan nyeri pada bekas jaitan

O :k/u : baik

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/ menit

RR : 20 x/ menit

Perdarahan : 25 cc

Uc : baik , keras

TFU : 1 jari dibawah pusat

Asi : +/+

A : P5005 postpartum spt B 4 jam

P:

1. mengobservasi TTV,

evaluasi: ibu dalam keadaan baik

2. memberitahu ibu keadaan saat ini


Bidan dan mahasiswa
evaluasi ; ibu mengerti kedaannya saat ini

3. menganjurkan ibu untuk mobilisasi,

Evaluasi : ibu sudah bisa duduk

4. Menganjurkan ibu untuk pemenuhan nutrisi

Evaluasi : ibu sudah makan

5. Melakukan cek kassa pada perineum

Evaluasi : tidak ada kassa tertinggal pada


perineum

6. Memberikan terapi oral : hemafort 2x1 tab dan

asam mefenamat 3x1 500 mg

Evaluasi : ibu sudah minum obat

7. Mengajarkan pada ibu teknik menyusui bayinya

Evaluasi : ibu mulai bisa untuk meneteki

bayinya

8. Mengajurkan pada ibu untuk menyusui/

meneteki bayinya setiap 2 jam sekali

Evaluasi : bayi sudah mau menetek

Bidan dan mahasiswa

S: ibu mengatakan tidak ada keluhan

O : k/u;baik
01 desember
2018 Tekanan darah : 110/80
08.00
Nadi : 84x menit

RR :22x menit

Perdarahan : 10cc

UC : keras dan baik


Bidan dan mahasiswa
TFU : 1 jari dibawah pusat

A : P5005 postpartum spt B 15 jam

P:

1. Melakukan observasi TTV

Evaluasi : ibu dalam keadaan baik

2. Menganjurkan untuk pemenuhan nutrisi

Evaluasi : ibu sudah makan


3. Melakukan perawatan payudara

Evaluasi : ibu mengatakan payudaranya semakin

relaks dan ibu bisa melakukan sendiri

4. Melakukan pijat oksiton

Evaluasi : ibu dan suami sudah mengerti cara

pijat oksitosin
Mahasiswa
5. Mengajakan ibu untuk memandikan bayinya

Evaluasi : ibu sudah bisa memandikan bayinya


Mahasiswa
6. Memberikan terapi oral terjadwal hemafort 1

tablet asam mefenamat 1 tablet

Evaluasi : ibu sudah minum obat Mahasiswa

7. Melakukan cek kassa

Evaluasi : tidak ada kassa yang tertinggal

Ibu KRS pukul 14.50

Follow up bayi :

30 november Bayi lahir 30 november 2018 jam 15.45 jenis


2018
17.30 WIB kelamin perempuan dengan spt B , BB 3200, PB 52

cm , anus + , kel -, ketuban: jernih Bidan

S : bayi menangis kuat

O : HR : 143X/ Menit , RR : 43x/ menit, S : 36,6oC

Muntah -, perd. talpus –, BAK +, BAB -

A : NA / BBLC / SMK
Mahasiswa
P:

1. Observasi TTV pada bayi


2. Melakukan thermoregulasi

3. Membantu memberikan kepada ibu untuk

menyusui bayinya

01 desember Evaluasi : bayi mau menetek dan tidak muntah


2018
Jam 08.00

S : bayi menagis kuat dan tidak ada keluhan

O : HR: 140x/menit, RR : 46x/menit, S :36,6 oC

Muntah-, BAB +, BAK +

A : NA /BBLC/SMK usia 1 hari

P: Mahasiswa

1. Observasi TTV pada bayi

2. Membantu ibu untuk menyusui bayinya

Evaluasi : bayi mau menetek dan tidak muntah

3. Membantu dan mengajarkan ibu untuk

memandikan bayi

Evaluasi : bayi sudah mandi dan terlihat segar

4. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi seperti

bayi lemah , tidak mau menyusu, tali pusat


Mahasiswa
berdarah, berbau dan mengeluarkan nanah , suhu

bayi meningkat, bayi diare

Evaluasi : ibu mengerti dan segera dibawa

tempat kesehatan terdekat

Bayi KRS pukul 14.50


Bidan dan mahasiswa
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kehamilan postterm adalah suatu kehamilan yang berlangsung pada atau

melebihi 42 minggu atau 249 hari. Akhir akhir ini istilah digunakan untuk

menunjukan kehamilan melebihi 41 minggu. Kehamilan postdate adalah suatu

kehamilan yang berlangsung melebihi 40 minggu ditambah satu atau lebih hari (setiap

waktu yang melebihi tanggal perkiraan lahir)

Di Indonesia sendiri, saat ini perdarahan masih menjadi penyebab utama

kematian ibu saat melahirkan. Rahim, organ tempat janin berkembang, terdiri dari

jaringan otot. Kehamilan yang terlalu rapat akan mengendurkan otot-otot tersebut

sehingga setelah persalinan rahim menjadi sulit berkontraksi untuk kembali ke

ukurannya yang semula dan terjadilah perdaraha

B. Saran

1. Bagi perkelmbangan ilmu pengetahuan

Diharapkan hasil presntasi kasus ini dapat dijadikan sebagai referensi bahwa usia

kehamilan dapat memperngaruhi janin

2. Bagi mahasiswa

Diharapkan bagi mahasiswa dapat memahami teori tentang postdate dan

grandemulti
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan , Kandungan Dan Kb. Jakarta : Ecg

Pranoto. 2012. Ilmu Kebidanan, Yogyakarta , Yayasan Binda Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Rustan, 2011 Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: Ecg

Saifudin, 2009. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yogyakarta :

Yayasan Binda Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai