Oleh :
VANNESYA RIVANY
2010070130012
Oleh :
VANNESYA RIVANY
2010070130012
Dosen Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kasus dengan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan sehingga
pembuatan laporan kasus ini dapat diselesaikan dengan baik.Oleh karena itu pada
/ Ibu :
1. Bapak Prof. Dr. Amri Bakhtiar, MS, DESS, Apt selaku Dekan Fakultas Vo
2. Ibu Oktavia Puspita Sari, Dipl. Rad, S. Si, M. Kes selaku Dekan I Fakultas
3. Ibu Ns. Zufrias Riaty, S. Kep, M. Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas Vo
4. Ibu Hendri Devita, S.KM, M. Biomed selaku Ketua Program Studi D III K
5. Ibu Ira Suryanis, S.ST, M.Keb selaku Dosen pembimbing yang telah
ii
6. Ibu Eliya Nova. S.ST Selaku pembimbing lapangan yang telah banyak
7. Ny. “R” yang telah bersedia menjadi pasien selama pemantauan laporan
kasus ini
mengharapkan masukan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari semua
Akhir kata kepada-Nya jualah kita berserah diri semoga laporan ini dapat b
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................4
1.4 Manfaat..........................................................................................5
3.2 SOAP...............................................................................................26
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................32
BAB IV PENUTUP.........................................................................................
5.1 Kesimpulan.....................................................................................34
5.2 Saran...............................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
ai dengan perubahan serviks berupa dilatasi dan effacement sebelum 37 minggu usi
a kehamilan dan berat badan lahir bayi kurang dari 2500 gram atau menyebabkan ke
lahira prematur (Widiana et al., 2019). Partus prematurus imminens juga dapat dipic
u oleh beberapa keadaan seperti infeksi, iskemik pada janin dan distensi uterus.
Kelahiran prematur diperkirakan berjumlah 12,9 juta atau sebesar 9,6% dari seluruh
kelahiran di dunia pada tahun 2005. World Health Organization (WHO) menjelaskan
bahwa setiap tahunnya diperkirakan 15 juta bayi lahir prematur dan kurang lebih 1 d
angka kelahiran prematur sebesar 10% pada tahun 2005. (Widiana et al., 2019). Sed
angkan pada tahun 2014 World Health Organization (WHO) diperkirakan 13 juta bayi
lahir secara prematur di seluruh dunia dan 1 juta bayi prematur meninggal. Prevalen
2 sebesar 11,55%, meningkat pada tahun 2014 menjadi 12,32% dan pada tahun 201
katan, dari tahun 2010 yaitu 7,0% meningkat pada tahun 2011 menjadi 7,1% dan pa
da tahun 2014 meningkat menjadi 7,5%. Dan prevalensi persalinan prematur di Erop
Terdapat beberapa penyebab persalinan prematur antara lain yaitu preeklamsi, pen
darahan, koriomnitis, penyakit jantung. Selain itu juga terdapat faktor sosiodemogra
meningatkan kejadian persalinan prematur baik melalui kelelahan fisik atau stres
2
yang timbul akibat pekerjaannya, perilaku ibu, usia ibu pada usia <20 tahun dan >35
tahun memiliki resiko tinggi kehamilan dan persalinan, sosioekonomi, riwayat prema
tur, riwayat KPD, riwayat abortus ibu bersalin yang mengalami prematur sebagian b
esar ibu yang tidak ada riwayat abortus, jarak kelahiran, paritas mempengaruhi kare
Dampak pada persalinan prematur adalah kemungkinan bayi yang dilahirkan akan m
n intensif untuk bertahan hidup. Kemampuan hidup bayi premature selain ditentuka
n oleh berat badan, juga ditentukan oleh usia gestasi. Selain masalah ketahanan hid
up, masalah penting lain adalah kualitas hidup yang di capai oleh bayi prematur dan
memiliki berat badan lahir rendah (Violita et al., 2021). Selain itu komplikasi yang da
pat terjadi akibat Partus Prematurus Iminens pada ibu yaitu dapat menyebabkan inf
episiotomy. Sedangkan pada bayi memiliki resiko yang lebih tinggi seperti gangguan
Peran bidan dalam mengatasi masalah pada pasien Partus Prematurus Imminens
( PPI ) yaitu memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi klien. Bidan juga
umur pasien sudah dalam kehamilan beresiko yaitu > 35 tahun, dan juga bisa
karena faktor psikologis, dari wawancara yang dilakukan pada ibu , ibu kurang
menerima kehamilannya dikarenakan faktor ekonomi, dan hal tersebut bisa memicu
3
terjadinya Partus Prematurus Imminens (PPI). Berdasarkan uraian tersebut, maka
penulis tertarik menyusun Laporan Kasus yang berjudul " Manajemen Asuhan
Kebidanan pada Ny "R" G3P2A0H2 usia kehamilan 24-25 minggu dengan Partus
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka rumusan mas
alah dalam laporan kasus ini adalah Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny
1.3 Tujuan
4
c. Dilaksanakan pengidentifikasian diagnosa/ masalah actual pada Ma
1.4 Manfaat
5
1.4.3 Manfaat Bagi Penulis
Prematurus Imminens.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dilatasi dan effacement sebelum 37 minggu usia kehamilan serta dapat menye
evalensi yang tinggi di dunia dan merupakan tantangan bagi dokter khususnya
T). Berdasarkan beberapa teori diatas dapat diketahui bahwa PPI adalah timbu
lnya tanda-tanda persalinan pada usia kehamilan yang belum aterm (20mingg
u-37 minggu) dan berat badan lahir bayi kurang dari 2500 gram. Jika proses p
sekitar 4 kali per 20 menit atau 8 kali dalam satu jam dan terjadi perubahan pr
ogresif serviks seperti pembukaan lebih dari 1 cm, perlunakan sekitar 75-80 %
ia kehamilan ibu yang kurang dari 37 minggu yang mengalami kontraksi uteru
s secara terus menerus disertai dengan pendarahan atau dilatasi serviks. Kontr
aksi uterus sendiri adalah terjadinya pengencangan otot rahim yang terjadi sec
ara singkat dan sebentar selama kehamilan. Sedangkan dilatasi serviks adalah
10cm.
5
2.1.2. Etiologi dan Faktor Resiko
n dibagi menjadi 2
1. Faktor Ibu :
a. Usia ibu yang memiliki resiko melahirkan prematur adalah usia ibu
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Bahwa usia ibu yang kuran
g dari 20 tahun memiliki kondisi psikis yang kurang dan dimana fungsi reprod
oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin. Kondisi tersebut da
pat menyebabkan kerusakan di berbagai jaringan dalam tubuh mulai dari pem
buluh darah, mata, ginjal, jantung dan syaraf yang dapat memicu komplikasi p
ersalinan jika terjadi pada ibu hamil dan mengakibatkan persalinan prematur
(Admin et al., 2021). Tekanan darah yang tinggi dapat menyebbakan wanita h
amil mengalami persalinan prematur karena tekanan darah yang tinggi akan m
d. Trauma, ibu hamil yang memiliki riwayat trauma seperti jatuh, terpuku
l pada perut atau riwayat pembedahan seperti seksio sesarea sebelumnya. Mel
n pada uterus sehingga terjadi kontraksi dan sperma yang yang mengandung h
rus
6
e. faktor pekerjaan atau aktifitas yang berat. Beban kerja yang berat dapat
emicu terjadinya persalinan prematur. Ibu hamil yang bekerja lebih lama>7 ja
m/hari atau >49 jam/minggu, bekerja di pabrik dengan waktu istirahat rata-rat
a 1 jam dan kegiatan seperti mengangkat atau mendorong 10 barang akan men
2. Faktor Kehamilan :
selapu ketuban adalah barrier bagi bayi dalam kandungan jika usia keham
ilan kurang dari 37 minggu maka akan dilakukan pematangan paru terlebih da
aksi uterus yang mengakibatkan pecahnya selaput ketuban pada usia hamil mu
da.
pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan pretem sebelumnya, oper
asi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilita
s uterus.
7
0 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trime
2.1.3 Patofisiologi
bertanggung jawab untuk mempertahankan kondisi tenang uterus selama kehamilan atau
adanya gangguan yang menyebabkan singkatnya kehamilan atau membebani jalur persali
nanan normal sehingga memicu dimulainya proses persalinan secara dini. Empat jalur ter
pisah, yaitu stress, infeksi, regangan dan perdarahan. Enzim sitokinin dan prostaglandin, r
uptur membran, ketuban pecah, aliran darah ke plasenta yang berkurang mengakibatkan n
yeri dan intoleransi aktifitas yang menimbulkan kontraksi uterus, sehingga menyebabkan
persalinan prematur. Akibat dari persalinan prematur berdampak pada janin dan pada ibu.
Pada janin, menyebabkan kelahiran yang belum pada waktunya sehingga terjailah imaturi
tas jaringan pada janin. Salah satu dampaknya terjdilah maturitas paru yang menyebabkan
resiko cidera pada janin. Sedangkan pada ibu, resiko tinggi pada kesehatan yang menyeba
bkan ansietas dan kurangnya informasi tentang kehamilan mengakibatkan kurangnya pen
getahuan untuk merawat dan menjaga kesehatan saat kehamilan (Nisa & Puspitasari, 201
8).
Menurut Widiana et al., (2019) ada beberapa tanda dan gejla Partus P
1. Kontraksi uterus dengan atau tanpa rasa sakit. Kontraksi uterus adalah
terjadinya adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari
daerah fundus uteri, awal gelombang tersebut didapat dari pacemaker yang terdapat di din
ding uterus yang dalam keadaan normal mengarah ke daerah kanalis servikalis (jalan lahi
8
2. Keluar darah dari pervaginaan, saat hamil terjadi karena kenaikan hormon dan peningk
atan aliran darah ke leher rahim atau serviks. Hal ini membuat serviks menjadi sangat sen
3. Kram atau nyeri perut bagian bawah, pada ibu hamil biasanya terjadi
pertumbuhan ukuran rahim sehingga membuat ligamen menjadi menegang, dan muncula
h rasa nyeri pada perut bawah. Nyeri pada perut bawah ini biasanya lebih sering terjadi pa
da kehamilan pertama.
4. Nyeri punggung. Postur tubuh wanita secara bertahap saat masa kehamilan mengalami
perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengompensasi pena
mbahan berat badan ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sen
di tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa w
preterm labour” terdapat beberapa gejala meliputi kontraksi yang berulang sedikitnya 7-8
menit sekali atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit, terdapat nyeri pada punggung bagian ba
wah, adanya perdarahan yang berupa bercak-bercak darah, perasaan menekan daerah serv
iks, pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan kurang lebih 2 cm dan ter
jadi penipisan sekitar 50-80% dan biasanya terjadi pada usia kehamilan 22 -37 minggu (N
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi Partus Prematurius Imminens yang dapat terjadi pada ibu bias
anya adalah :
hingga mengakibatkan sepsis dan membuat lambatnya penyembuhan pada luka epiostomi.
2. Gangguan respirasi
9
dibanding bayi aterm
sis dan kesulitan makan (Widiana et al., 2019). Sedangkan menurut (Sukyati, 2021) damp
ak kesehatan bagi bayi yang lahir prematur adalah terjadinya gangguan penglihatan dan p
endengaran selain itu juga dapat menyebabkan gangguan kardiovaskuler dan dampak bag
1. Laboratorium
5. C-reactive protein. CRP ada pada serum penderita infeksi akut dan
on spesifik kuman pneumococcus yang disebut fraksi C. CRP, dibentuk di hepatosit seba
6. Amniosintesis : hitung leukosit, pewarnaan Gram bakteri (+) pasti amnionitis, kultur, k
7. Pemeriksaan ultrasonografi
10
11. Sonografi seviks transperineal dapat menghindari manipulasi
dan mempersiapkan organ janin, terutama paru-paru, janin, sehingga janin dapat lahir pad
a usia kehamilan dengan mendekati cukup bulan sehingga morbiditas dan mortalitas janin
dapat menurun. Terdapat dua prinsip penatalaksanaan persalinan prematur yaitu penunda
Menunjukan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prio
ritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi kliennya, setelah bidan merumuskan tindakan
yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial yang sebelumnya.
engantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang didasari atas ras
ional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai kondisi dan situasi berdasark
an analisa dan asumsi yang seharusnya boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan . Penatalak
sanaan yang lain adalah memberi support ibu dan suami bahwa keadaan ibu akan semakin
membaik, ibu dan bayi sehat sampai persalinan nanti. Menganjurkan suami serta keluarga
BAB III
11
TINJAUAN KASUS
1. PENGUMPULAN DATA :
A. Identitas/Biodata :
2. Umur : 37 tahun
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT
2. Umur : 39 tahun
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Wiraswasta
1. Alasan Kunjungan :
√
Pertama Ada keluhan Rutin
12
2. Keluhan Utama: Pengeluaran Pervaginam berupa cairan berwarna bening
dari 3 hari yang lalu dan di sertai nyeri piggang menjalar ke ari –ari yang
hilang timbul
3. Riwayat Menstruasi
b. Siklus : 28 hari
e. Teratur/tidak :Teratur
13
5. Riwayat Kehamilan Sekarang :
Trimester II :-
Trimester III :-
<15 x >15x
sudah 3 hari
20
- Rasa panas pada vulva/vagina :Tidak ada
- Eliminasi :
BAK
Konsistensi : Lunak
Frekuensi :1 - 2 x sehari
- Aktifitas
Senam hamil :Tidak ada
Istirahat(tidur siang,malam,dll) : Siang ±2 jam, Malam ± 8-9 jam
Pekerjaan : Tidak mengganggu kehamilan
- Hygene :
Mandi :2x sehari
Ganti Pakaian :2x sehari
Kebersihan Ibu :Baik
21
Minum Obat tanpa pengawasan :Tidak ada
- Seksualitas Selama Kehamilan :
Frekuensi :-
- Sosial Budaya :
Ibu tidak menganut kepercayaan yang merugikan kesehatan: Tidak ada
b. Psikologis
Perasaan ibu tentang kehamilan : Senang
Hubungan ibu dengan Suami dan Keluarga : Baik
c. Sosial Ekonomi : Cukup
Spiritual : Melakukan sholat dan ibadah seperti biasa
7. Riwayat Penyakit Sistematik Yang Pernah Diderita:
a. Jantung :Tidak ada
b. Ginjal :Tidak ada
c. Asma :Tidak ada
d. TBC Paru :Tidak ada
e. Hepatitis :Tidak ada
f. Diabetes Melitus :Tidak ada
g. Dan lain-lain :Tidak ada
8. Riwayat Penyakit Keluarga :
9. Perilaku Kesehatan :
22
a. Perkawinan : pertama
e. Kawin : 2005
23
- Leher
Kelenjar Tiroid :Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Limfe :Tidak ada pembengkakan
Hyperpigmentasi :Tidak ada
- Mamae
Pembesaran :Simetris kiri dan kanan
Areola Mamae : Coklat Kehitaman
Putting Susu :Menonjol kiri dan kanan
Kolustrum : Belum ada
- Abdomen
Bekas Operasi : Ada
Membesar : Sesuai usia kehamilan
Linia Nigra/Alba : Ada
Strie Livide/Albikan : Ada
Gerakan Anak : Ada
- Vulva
Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tanda Chadwick :Tidak dilakukan pemeriksaan
Varices :Tidak ada
Edema :Tidak ada
Flour Albus :Tidak ada
Pengeluaran dari Vagina :Ada (cairan bening)
Hygiene : Terjaga
- Ekstremitas
Varices :Tidak ada
Edema :Tidak ada
Kelainan-Kelainan :Tidak ada
- Palpasi Uterus
Leopold I :TFU Setinggi pusat Ballotement (+)
Leopold II : Tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold III : Tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold IV : Tidak dilakukan pemeriksaan
24
- Tinggi Fundus Uteri (cm) : 24. TBA : 1.550 gr
b. Auskultasi :
- DJJ : 140x/i
- Frekuensi Teratur/Tidak :Teratur
-Puctum Maximum : kuadran kanan perut ibu
c. Perkusi
-Reflek Patella Ki/Ka :+/+
d. Pengukuran Panggul :
- Konjungata Eksterna :Tidak dilakukan pemeriksaan
-Distansia Spinarum :Tidak dilakukan pemeriksaan
-Distansia Cristarum :Tidak dilakukan pemeriksaan
-Lingkar Panggul :Tidak dilakukan pemeriksaan
D. Pemeriksaan Penunjang :
1. Hb :-
2. Protein Urine :-
3. Leukosit :-
4. Rapid Test :-
5. Plano Test : (+) positif
25
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “R” G3P2A0H2 USIA KEHAMILAN 24 – 25 MINGGU DENGAN
PARTUS PREMATURUS IMMINENS DI RUANG KEBIDANAN
RUMAH SAKIT TK III Dr.REKSODIWIRYO PADANG
TANGGAL 17-18 OKTOBER 2022
S O A P
26
kiri Dan kanan, tidak ada Tekanan Darah : 110/80 mmHg bergerak,ibu dianjurkan untuk
closma gravidarum istirahat baring ini bertujuan
- mata: conjungtiva tidak Nadi : 82x/ menit
untuk mencegah cairan bening
pucat, Sclera tidak kuning
Pernapasan : 22x/ menit yang keluar dari vagina dan
- mulut: bersih, tidak ada
caries mengurangi rasa nyeri yang
Suhu : 36,1 ˚C
- leher: tidak ada dirasakan ibu,agar nyeri yang
pembengkakankelenjar thyroid Djj : 140x/i dirasakan ibu berkurang.
dan kelenjar limfe Evaluasi: Ibu paham dan mau
- dada: payudara simetris kiri 6. Pemeriksaan Penunjang :
melakukannya.
dan kanan, Mamae bersih, HB : 11,6 gr/dL
putting susu menonjol dan tidak
Plano Test : (+) positif 2. 3.Memberikan dukungan
ada pembengkakan.
- abdomen: Ada bekas operasi Leukosit : 12,700 psikologis untuk ibu dan
- ekstremitas atas: tidak ada keluarga agar tidak stress dalam
Rapid Test : (-) negative menghadapi bercak bening
odema
- ekstremitas bawah: odema 7. ibu mengatakan keluar cairan yang keluar dan rasa nyeri,beri
tidak ada, varices tiidak ada dari kemaluan berwarna bening ibu dukungan bahwa ibu kuat
sejak pukul 3 hari yang lalu dan dan bisa melawan rasa nyeri
B.Palpasi
disertai nyeri Ari Ari hilang dan bisa mempertahankan
timbul yang tidak tertahankan kehamilannya. Dan memberi
LI: TFU Setinggi Pusat
dan membuat ibu kesakitan dan kepada suami agar memberikan
LII tidak dilakukan susah untuk beraktivitas suport kepada ibu agar
Masalah : kehamilanbisa dipertahakankan
LIII : tidak di lakukan dan rasa nyeri bisa berkurang.
Keluar bercak dari kemaluan
Evaluasi : Ibu dan keluarga
LIV : tidak dilakukan berwarna Bening dan nyeri
keluarga paham
pinggang menjalar ke ari-ari
Diagnosa potensial: Persalinan 4.Menganjurkan ibu untuk selalu
27
C. Auskultasi Preterm menjaga kebersihan genatalia
sekaligus dapat mencek kembali
Djj : 140x/i Tindakan segera : Anjuran
apakah ada cairan bening yang
ibu untuk bedrest total dan
keluar lagi atau tidak .
Irama: teratur kolaborasi dengan dokter
Evaluasi : ibu mau melakukan
Kebutuhan : anjuran yang di berikan
D. Perkusi
1. Informasi hasil pemeriksaan.
reflek patella ka/Ki : +/+ 5.Melakukan kolaborasi dengan
2. Anjuran ibu bedrest
Dokter dan terapi yang
3. Berikan dukungan Psikologis.
Pemeriksaan Penunjang : diberikan
4. Anjuran ibu untuk vulva
a.Pemaasangan infus RL 20 X
HB : - hygiens
tetes per menit
Plano Test : - 5. Kolaborasi dengan Dokter
b. Pemberian obat
Leukosit : - Dexamethason dosis 6 mg/12
jam intramuskuler
Pemberian tokolitik : biasanya
Nifedipin. (Dosis inisial 20 mg,
bila kontraksi tetap dalam 30
menit
c. Melalukan pengecekan USG
dan pemeriksaan lanjutan
Evaluasi :Ibu paham dan mau
mengikuti tindakan yang akan
dilakukan
28
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “J” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN
24 - 25 MINGGU DENGAN PARTUS PREMATURUS IMMINENS
TANGGAL 18 OKTOBER 2022
S O A P
29
4. Plano Test : (+) positif 4. KU : sedang hasil pemeriksaan
5. Leukosit : 12,700 5. TTV 2. Menganjurkan ibu istirahat
6. Rapid Test : (-) negative yang cukup setalah di rumah
Tekanan Darah : 110/70 mmHg nantinya, ibu harus membatasi
Nadi : 80x/ menit kegaiatan ibu ,ibu tidak boleh
melakukan aktivitas yang
Pernapasan : 20x/ menit berat,ibu tidur dengan teratur
Suhu : 36,2 ˚C siang 1-2 jam dan pada malam
hari 7-8 jam.
Djj : 140x/i Evakuasi: Ibu paham dan mau
6. Pemeriksaan Penunjang : melakukannya.
30
Tindakan Segera : Tidak ada kurang lebih 8 gelas per hari.
Evaluasi : Ibu paham dan mau
melakukkannya
Kebutuhan :
4. Menganjurkan ibu untuk
1. Informasikan hasil
melanjutkan terapi yang diberikan
pemeriksaan.
Dexamethason dosis 6 mg/12 jam
2. Anjurkan ibu istirahat yang
infus ibu sudah di buka
cukup
Evalusi: Ibu mengerti dengan
3. Anjurkan ibu mengonsumsi
anjuran yang di berikan
gizi seimbang
4. Anjuran ibu melanjutkan
5.Memberikan pendidikan
Terapi yang diberikan
kesehatan pada ibu bahwa di
5. Pendkes Hubungan Seks
anjurkan ibu tidak melakukan
6. Mempersiapkan Ibu dalam
hubungan suami istri terlebih
proses pulang
dahulu sampai keadaan
kehamilan ibu normal kembali
Evaluasi : Ibu Paham dengan
anjuran yang diberikan
31
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengumpulan Data
Dari data subjektif yang dilakukan selama 2 kali asuhan yaitu dari
identitas ibu terdapat umur ibu 37 tahun ini t termasuk kedalam kehamilan
yang beresiko karena umur ibu sudah tidak usia reproduksi. Riwayat
kehamilan sekarang di dapatkan HPHT tanggal 17-05-2022 dan usia
kehamilan pada saat kunjungan pertama 24-25 minggu dengan Partus
Prematurus imminens. Dalam pengambilan data tidak ditemukan kesenjan
gan antara teori dan lahan praktek
2. Intrepetasi Data
Dari data objektif dilakukan pemeriksaan fisik : TTV semua dalam
batas normal. Pemeriksaan head to toe tidak ditemukan kelainan dan
semua dalam batas normal. Palpasi :L1: TFU Setinggi Pusat. Pemeriksaan
laboratorium Hb : 11,6 gr/dl tripel eliminasi : negative. Dalam pengambila
n data objektif tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan lahan praktek.
3. Diagnosa Potensial
Berdasarkan data subjektif dan objektif maka dapat di ambil Diagn
osis kebidanan yang didapatkan yaitu Ibu hamil G3P2A0H2 usia kehamila
n 24-25 minggu, dengan Partus Prematurus imminens.Dalam penegakkan
diagnosa tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.
32
4. Tindakan segera
Berdasarkan data objektif maka pada Ny “R” dibutuhkan tindakan
segera dengan kolaborasi dengan dokter.
5. Perencanaan asuhan
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny “R” yaitu dengan beritahu
ibu hasil pemeriksaan,beritahu untuk bedrest total,anjurkan ibu untuk
menjaga personl hygine, anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan
seksual,anjurkan ibu untuk memperhatikan asupan gizi dan berikan
dukungan emosional kepada ibu.Dalam praktek pemeriksaan ibu hamil tid
ak ada kesenjangan antata teori dan praktek.
6. Implementasi ( pelaksanaan )
Dari rencana asuhan pada ibu hamil yaitu memberitahu ibu hasil pe
meriksaan, dan hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal.memberitahu
ibu agar ibu istirahat total untuk menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan
oleh ibu, menginformasikan kepada ibu agar tidak melakukan hubungan
seksual terlebih dahulu, menginformasikan kepada ibu untuk
memperhatikan asupan gizi pada ibu,menginformasikan kepada ibu agar
menjaga personal hygine dan memberikan dukungan emosional kepada
ibu agar ibu tidak stres dalam menghadapi nyeri dan bisa mempertahankan
kehamilannya. Dalam pelaksanaan asuhan tidak ditemukan kesenjangan an
tara teori dan lahan praktek.
7. Evaluasi
Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu hamil yang telah dilakuka
n terhadap Ny "R" yaitu ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan, ibu meng
etahui penyebab keluar cairan bening dan nyeri pada ari-ari yang menjalar
ke pinggang,ibu mau melakukan apa yang di anjurkan oleh bidan,.dalam p
elaksanaan evaluasi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan lahan pr
aktek
33
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
34
4.2 Saran
1. Mahasiswa
35
DAFTAR PUSTAKA
Widiana, I. K. O., Putra, I. W. A., Budiana, I. N. G., & Manuaba, I. B. G. F. (2019). Kara
kteristik Pasien Partus Prematurus Imminens di RSUP Sanglah Denpasar Periode 1 April
2016 - 30 September 2017. E-Jurnal Medika, 8(3), 1–7.
Paul M. Muchinsky. (2019). gambaran faktor penyebab persalinan prematur pada ibu bers
alin di RSB Permata Hati Metro tahun 2019. Psychology Applied to Work: An Introducti
on to Industrial and Organizational Psychology, Tenth Edition Paul, 53(9), 1689–1699.
Violita Siska Mutiaraa, Nuril Absarib, Ida Rahmawatic, P. A. (2021). Premature is a labo
r before 37 weeks of gestation or is birth weight of an infant between 500-2499 grams . T
he impact of premature birth is that the premature infants will need intensive care to survi
ve . This research aimed to study factors associated wi. 2(2), 205–215.
Kirana, P. (2020). G4P3A0 Hamil 30 Minggu Belum Inpartu dengan Partus Prematurus I
mminens dan Ketuban Pecah Dini. Medula, 10, 456–460.
Panada Sedianing Drastita, Hardianto, G., Fitriana, F., & Utomo, M. T. (2022). Faktor Ri
siko Terjadinya Persalinan Prematur. Oksitosin : Jurnal Ilmiah Kebidanan,
Kirana, P. (2020). G4P3A0 Hamil 30 Minggu Belum Inpartu dengan Partus Prematurus I
mminens dan Ketuban Pecah Dini. Medula, 10, 456–460.
Vike naura Widyaresmi, Q., & Fikri, Arif rahmahabimantara, Efrizal Safitri, H. (2017).
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA KEHAMILAN DENGAN PARTU
S PREMATURUS IMINEN (PPI) DI RUANG VK BERSALIN IRD RSUD DR. SOETO
MO.
Nisa, K. M., & Puspitasari, R. D. (2018). G3P2A0 Hamil 30 Minggu Belum Inpartu Deng
an Partus Prematurus Imminens dan Riwayat Asma. Journal Medula, 10(1), 17–22.
Kurniati Devi Purnamasari, M. N. W. (2019). GAMBARAN NYERI PUNGGUNG BA
WAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER III Kurniati. Jurnal Keperawatan Silampari, 3,
352–361.