Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN STUDI KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “J” G1P0A0H0 USIA


KEHAMILAN 17-18 MINGGU DENGAN ABORTUS IMINENS
DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT
TK. III Dr. REKSODIWIYO PADANG
TANGGAL 17-18 OKTOBER 2022

Oleh :

DEWI ARABYAH
2010070130017

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Dewi Arabyah
NPM : 2010070130017
Judul :Manajemen asuhan kebidanan pada Ny “J” G1P0A0H0 usia
kehamilan 17-18 minggu dengan Abortus Iminens di Ruang
Kebidanan Rumah Sakit TK III Dr.Reksodiwiryo pada tanggal

17-18 Oktober 2022

telah di periksa, disetujui dan disahkan Tim Penguji Ujian Studi Kasus
Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah

pada:

Hari :Sabtu

Tanggal :10 Desember 2022

Mahasiswa

( Dewi Arabyah )

Mengetahui

Dosen Penguji

( Nirmala Sari, S.ST. M. Keb )

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kasus dengan

judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny ”J” G1P0AOH0 Usia Kehamilan

17-18 Minggu dengan Abortus Iminens di Ruang Kebidanan Rumah Sakit TK III

Dr.Reksodiwiryo. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan sehingga pembuatan

laporan kasus ini dapat diselesaikan dengan baik.Oleh karena itu pada kesempatan

ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak / Ibu :

1. Bapak Prof. Dr. Amri Bakhtiar, MS, DESS, Apt selaku Dekan Fakultas

Vokasi Universitas Baiturrahmah.

2. Ibu Oktavia Puspita Sari, Dipl. Rad, S. Si, M. Kes selaku Dekan I Fakultas

Vokasi Universitas Baiturrahmah.

3. Ibu Ns. Zufrias Riaty, S. Kep, M. Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas

Vokasi Universitas Baiturrahmah dan Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya dan telah memberikan arahan serta masukan dalam

menyelesaikan laporan ini.

4. Ibu Hendri Devita, S.KM, M. Biomed selaku Ketua Program Studi D III

Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah Padang.

5. Ibu Nirmala Sari S. ST, M. Keb selaku Dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi arahan kepada

penulis untuk dapat menyelesaikan laporan kasus ini.

6. Ibu Eliya Nova. S.ST Selaku pembimbing lapangan yang telah banyak

membantu dan memberikan arahan arahan dalam laporan ini.

ii
7. Ny. “J” yang telah bersedia menjadi pasien selama pemantauan laporan

kasus ini

8. Serta semua pihak yang telah banyak membantu pemantuan dan

penyusunan laporan ini

Penulis menyadari bahwa dalam membuat laporan ini masih banyak

kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis karena ini penulis

mengharapkan masukan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari semua

pihak demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata kepada-Nya jualah kita berserah diri semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi kita semua khususnya di bidang kebidanan.

Padang, 10 Desember 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................3
1.4 Manfaat..........................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Abortus ..........................................................................................5
2.2 Definisi Abortus Iminens................................................................7
2.3 Etiologi............................................................................................8
2.4 Patofisilogi......................................................................................13
2.5 Tanda dan Gejala………………………………………………….15
2.6 Komplikasi………………………………………………………..15
2.7 Pemeriksaan Uji Diagnostik………………………………………25
2.8 Penatalaksanaan..............................................................................16

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Format Pengkajian...........................................................................18

3.2 SOAP...............................................................................................26

BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................32

BAB IV PENUTUP.........................................................................................
5.1 Kesimpulan.....................................................................................34
5.2 Saran...............................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan

yang serius di negara berkembang.Menurut laporan World Health

Organization (WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu

289.000 jiwa. Beberapa negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-

Saharan 179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000

jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190

per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup,

Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran

hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).

Menurut WHO (World Health Organisation), sekitar 40-60 juta ibu

yang tidak menginginkan kehamilannya melakukan aborsi setiap tahun.

Sekitar 30-50% diantaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak

aman dan sekitar 90% kematian tersebut terjadi di negara berkembang

termasuk Indonesia. Berdasarkan SDKI 2012 angka kematian ibu (AKI)

menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup, penyebab kematian diantaranya

perdarahan 30,1%, hipertensi 26,9%, infeksi 5,6%, partus lama 1,8%, abortus

1,6% dan lain-lain 34,5%.

Abortus merupakan penegeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup di luar kandungan yaitu berat badan kurang dari 500 gram atau usia

kehamilan kurang dari 20 minggu. Berdasarkan aspek klinisnya, abortus

1
spontan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu kelompok abortus

imminens (treathened abortion), abortus insipiens (inevitable abortion),

abortus inkomplit, abortus komplit, missed abortion dan abortus habitualis

(recurrent abortus).Abortus servikalis, abortus infeksiosus, dan abortus seplik.

abortus imminens adalah ancaman keguguran atau dapat diartikan

sebagai kondisi janin yang masih sehat namun berisiko tinggi mengalami

abortus yang sesungguhnya penanganan tidak dilakukan dengan baik.

Biasanya abortus imminens terjadi saat usia kehamilan kurang dari 20 minggu

atau berat janin kurang dari 500 gram. Untuk meredakan abortus imminens ini

sebenarnya cukup dengan istirahat total. Namun, harus tetap Anda periksakan

ke dokter jika terjadi hal ini karena pendarahan yang terjadi pada vagina

akibat abortus imminens bisa jadi tanda adanya gangguan dalam kehamilan.

Abortus juga meningkat dengan bertambahnya usia, dimana pada

wanita berusia 20 tahun adalah 12% dan pada wanita diatas 45 tahun adalah

50%. Delapan puluh persen abortus terjadi pada minggu 12 pertama

kehamilan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil kasus dengan judul

“Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny“J” G1P0A0H0 usia kehamilan 17 –

18 minggu dengan Abortus Iminens di Ruang Kebidanan Rumah sakit TK III

Dr. Reksodiwiryo Padang”.

1.2 Rumusan Masalah

Ruang lingkup laporan studi kasus ini adalah Manajemen Asuhan

Kebidanan Pada Ny ”J” G1P0AOH0 Usia Kehamilan 17-18 Minggu dengan

Abortus Iminens di Ruang Kebidanan Rumah Sakit TK III Dr.Reksodiwiryo.

2
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Dilaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny ”J”

G1P0AOH0 Usia Kehamilan 17-18 Minggu dengan Abortus Iminens di

Ruang Kebidanan Rumah Sakit TK III Dr.Reksodiwiryo

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Dilaksanakan pengumpulan data subjektif dan objektif Manajemen

Asuhan Kebidanan Pada Ny ”J” G1P0AOH0 Usia Kehamilan 17-18

Minggu dengan Abortus Iminens

b. Dilaksanakan interpretasi data dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

Pada Ny ”J” G1P0AOH0 Usia Kehamilan 17-18 Minggu dengan

Abortus Iminens

c. Dilaksanakan pengidentifikasian diagnosa/ masalah actual pada

Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny ”J” G1P0AOH0 Usia

Kehamilan 17-18 Minggu dengan Abortus Iminens

d. Dilaksanakan tindakan segera pada Manajemen Asuhan Kebidanan

pada Ny ”J” G1P0AOH0 Usia Kehamilan 17-18 Minggu dengan

Abortus Iminens

e. Dilaksanakan penyusunan rencana asuhan yang menyeluruh pada

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny ”J” G1P0AOH0 Usia

Kehamilan 17-18 Minggu dengan Abortus Iminens

f. Dilaksanakan tindakan asuhan kebidanan dengan efisien dan aman

pada Manajemen Asuhan Kebidanan Ny ”J” G1P0AOH0 Usia

Kehamilan 17-18 Minggu dengan Abortus Iminens

3
g. Dilaksanakan evaluasi asuhan pada manajemen asuhan kebidanan

pada Ny ”J” G1P0AOH0 Usia Kehamilan 17-18 Minggu dengan

Abortus Iminens

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Institusi

Sebagai bahan informasi bagi rekan – rekan mahasiswa Kebidanan

Universitas Baiturrahmah Padang dalam penerapan Asuhan Kebidanan

dengan Abortus Iminens

1.4.2 Manfaat Bagi Lahan Praktek

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

khususnya pada Asuhan Kebidanan dengan Abortus Iminens di Ruang

Kebidanan Rumah Sakit Dr.Reksodiwiryo.

1.4.3 Manfaat Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuaan, keterampilan dan pengalaman

penulis dalam penerapan asuhan kebidanan pada Ibu dengan Abortus

Iminens.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Abortus
2.1.1 Definisi
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi atau berakhirnya

kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar, tanpa

mempersoalkan penyebabnya dengan berat badan kurang dari 500 gram

dan usia kehamilan kurang dari 20 minggu (Fadlan, 2014).

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum variabel,

disertai atau tanpa pengeluaran hasil konsepsi. Menurut WHO, abortus

didefinisikan sebagai penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup

di luar kandungan atau berat janin kurang dari 500 gram (WHO,2018).

2.1.1 Klasifikasi

Hingga saat ini terdapat berbagai klisifikasi abortus, berikut ini

akan disampaikan dua jenis klasifikasi abortus berdasarkan atas

terjadinya/legalitas dan klinis :

a) Menurut mekanisme terjadinya, abortus dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan sendirinya,

tanpa  provokasi dan intervensi.

2. Abortus buatan/ direncanakan adalah abortus yang terjadi karena

diprovokasi, yang dibedakan atas:

a. Abortus provokatus terapeutikus, yaitu abortus yang

dilakukan atas indikasi medis dengan alasan bahwa kehamilan

membahayakan ibu dan atau janin.

5
b. Abortus provokatus kriminalis, yaitu abortus yang dilakukan

tanpa indikasi medis.

b) Menurut klinis:

1. Abortus Iminens

Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada

kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih

dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi sevik.

2. Abortus Insipiens

Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada

pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi

serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam

uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat,

perdarahan bertambah. Pengeluaran hasil konsepsi dapat

dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum

disusul dengan kerokan.

3. Abortus Inkomplit

Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil

konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada

sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis

servikalis terbuka dan  jaringan dapat diraba dalam kavum uteri

atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri

eksternum. Perdarahan pada abortus inkomplit dapat banyak

sekali, sehingga menyebabkan syok dan  perdarahan tidak

berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.

6
4. Abortus Komplit

Pada abortus komplit semua hasil konsepsi sudah keluar

usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Pada  penderita

ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup dan

uterus sudah banyak mengecil.

5. Abortus Habitualis

Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3

kali atau lebih  berturut-turut.

6. Abortus Infeksiosus

Abortus infeksiosus adalah abortus yang disertai infeksi

pada genitalia. Diagnosis ditegakkan dengan adanya abortus

yang disertai gejala dan tanda infeksi alat genitalia, seperti

panas, takikardia, perdarahan  pervaginam yang berbau, uterus

yang membesar, lembek, serta nyeri tekan, dan leukositosis.

7. Missed Abortion

 Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20

minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu

atau lebih.

2.2 Definisi Abortus Iminens

Kata “abortus” berarti keluarnya fetus secara tiba-tiba sebelum

ia dapat bertahan hidup sendiri di luar kandungan.Sementara “imminens”

berasal dari kata imminent yang artinya “sebentar lagi” atau “dalam waktu

dekat”,Artinya, abortus imminens adalah perdarahan yang ditandai dengan

7
kemunculan flek kecokelatan (kadang ada gumpalan darah) dari vagina

ketika usia kehamilan kurang dari 20 minggu.

Abortus imminens adalah ancaman keguguran atau dapat

diartikan sebagai kondisi janin yang masih sehat namun berisiko tinggi

mengalami abortus yang sesungguhnya penanganan tidak dilakukan dengan

baik. Biasanya abortus imminens terjadi saat usia kehamilan kurang dari 20

minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

2.3 Etiologi

1. Faktor Genetik

Lima puluh persen sampai tujuh puluh persen abortus spontan

terutama abortus rekuren disebabkan oleh kelainan genetik.

Kelainan genetik menjadi penyebab 70% 6 minggu pertama, 50%

sebelum 10 minggu, dan 5% setelah 12 minggu.Kelainan ini dapat

disebabkan faktor maternal maupun paternal. Gamet jantan

berkontribusi pada 50% material genomik embrio. Mekanisme

yang dapat  berkontribusi menyebabkan kelainan genetik adalah

kelainan kromosom sperma, kondensasi kromatin abnormal,

fragmentasi DNA, peningkatan apoptosis, dan morfologi sperma

yang abormal. Sekitar 42% struktur vili korionik abnormal akibat

gangguan genetik.

2. Gangguan Plasenta

Mayoritas kasus abortus berkaitan dengan kelainan genetik

maupun kelainan  perkembangan plasenta terutama pada vili

korionik yang berperan sebagai unit fungsional plasenta dalam hal

8
transpor oksigen dan nutrisi pada fetus. Sisa konsepsi abortus,

ditunjukkan  bahwa 97% menunjukkan vili plasenta berkurang,

83% vili mengalami fibrosis stroma, 75% mengalami degenerasi

fibroid, dan 75% mengalami pengurangan  pembuluh darah.

Inflamasi dan gangguan genetik dapat menyebabkan aktivasi

proliferasi mesenkim dan edema stroma vili. Keadaan ini akan

berlanjut membentuk sisterna dan digantikan dengan jaringan

fibroid. Pada abortus,  pendarahan yang merembes melalui desidua

akan membentuk lapisan di sekeliling vili korionik. Kemudian,

material pecah dan merangsang degenerasi fibrinoid.

3. Kelainan Uterus

Kelainan uterus dapat dibagi menjadi kelainan akuisita dan

kelainan yang timbul dalam proses perkembangan janin. Cacat

uterus akuisita yang berkaitan dengan abortus adalah leiomioma

dan perlekatan intrauteri.Miomektomi sering mengakibatkan

jaringan parut uterus yang dapat mengalami ruptur pada kehamilan

berikutnya, sebelum atau selama persalinan. Perlekatan intrauteri

(sinekia atau sindrom Ashennan) paling sering terjadi akibat

tindakan kuretase pada abortus yang terinfeksi atau pada missed

abortus atau mungkin pula akibat komplikasi postpartum.

Keadaan tersebut disebabkan oleh destruksi endometrium yang

sangat luas.Selanjutnya keadaan ini mengakibatkan amenore dan

abortus habitualis yang diyakini terjadi akibat endometrium yang

kurang memadai untuk mendukung implatansi hasil pembuahan.

9
Inkomptensi serviks adalah ketidakmampuan serviks untuk

mempertahankan suatu kehamilan oleh karena defek fungsi

maupun struktur pada serviks. Inkompetensi serviks biasanya

menyebabkan abortus pada trimester kedua dengan insidensi 0,5-

8%. Keadaan ini juga dapat menyebabkan hilangnya barrier

mekanik yang memisahkan kehamilan dari flora bakteri vagina dan

kebanyakan asimptomatik. Serviks merupakan barier mekanik

yang memisahkan kehamilan dari flora bakteri vagina.

4. Kelainan Endokrin

a) Defek Fase Luteal dan Defisiensi Progesteron

Defek fase luteal disebut juga defisiensi progesteron

merupakan suatu keadaan dimana korpus luteum mengalami

kerusakan sehingga produksi progesteron tidak cukup dan

mengakibatkan kurang berkembangnya dinding endometrium.

b) Sindrom ovarium polikistik, hipersekresi LH, dan

hiperandrogenemia Sindrom Ovarium Polikistik terkait dengan

infertilitas dan abortus. Dua mekanisme yang mungkin

menyebabkan hal tersebut terjadi adalah peningkatan hormon

LH dan efek langsung hiperinsulinemia terhadap fungsi

ovarium.

c) Faktor Endokrin Sistemik seperti DM atau hipotiroid

d) Defisiensi progesteron karena kurangnya sekresi hormon

tersebut dari korpus luteum atau plasenta mempunyai

hubungan dengan kenaikan insiden abortus. Karena

10
progesteron berfungsi mempertahankan desidua, defisiensi

hormon tersebut secara teoritis akan mengganggu nutrisi pada

hasil konsepsi dan dengan demikian turut berperan dalam

peristiwa kematiannya.

5. Kelainan Imunologi

Sekitar 15% dari 1000 wanita dengan abortus habitualis

memiliki faktor autoimun.Faktor autoimun misal SLE, APS,

antikoagulan lupus, antibodi antikardiolipin.Insidensi berkisar 1-

5% tetapi risikonya mencapai 70%.Selain itu, faktor alloimun

dapat mempengaruhi melalui HLA.

6. Infeksi

Berbagai macam infeksi dapat menyebabkan abortus pada

manusia, tetapi hal ini tidak umum terjadi. Organisme

sepertiTreponema pallidum, Chlamydia trachomatis, Neisseria

gonorhoeae, Streptococcus agalactina, virus herpes simpleks,

sitomegalovirus,Listeria monocytogenesdicurigai berperan sebagai

penyebab abortus. Toxoplasma juga disebutkan dapat

menyebabkan abortus.

7. Penyakit Kronik

Pada awal kehamilan, penyakit-penyakit kronis yang

melemahkan keadaan ibu misalnya penyakit tuberkulosis atau

karsinomatosis jarang menyebabkan abortus.Hipertensi jarang

disertai dengan abortus pada kehamilan sebelum 20 minggu, tetapi

keadaan ini dapat menyebabkan kematian janin dan persalinan

11
prematur.Pada saat ini, hanya malnutrisi umum sangat berat yang

paling besar kemungkinanya menjadi predisposisi meningkatnya

kemungkinan abortus.

8. Trauma

Sekitar 7% wanita mengalami trauma selama kehamilan tetapi

banyak kasus yang tidak dilaporkan.Pada umumnya, mekanisme

trauma yang paling banyak adalah jatuh sendiri dan kesengajaan.

Keadaan ini akan menyebabkan abrupsio plasenta, pendarahan

fetomaternal, rupture uteri, trauma janin langsung.

2.3.1 Faktor Resiko

1. Bertambahnya Usia Ibu

Abortus meningkat dengan pertambahan umur setelah usia 30

tahun. Risiko berkisar 13,3% pada usia 12-19 tahun,11,1% pada

usia 20-24 tahun, 11,9% pada usia 25-29 tahun, 15% pada usia 30-

34 tahun, 24,6% pada usia 35-39, 51% usia 40-44 tahun, 93,4%

pada usia 45 tahun ke atas. Baru-baru ini peningkatan usia ayah

dianggap sebagai suatu faktor risiko terjadinya abortus. Suatu

penelitian yang dilakukan di Eropa melaporkan bahwa risiko

abortustertinggi ditemukan pada pasangan dimana usia wanita ≥35

tahun dan pria ≥40 tahun (Tien, 2015).

2. Riwayat Reproduksi Abortus

Risiko pasien dengan riwayat abortus untuk kehamilan

berikutnya ditentukan dari frekuensi riwayatnya. Pada pasien yang

12
baru mengalami riwayat 1 kali berisiko 19%, 2 kali berisiko 24%,

3 kali berisiko 30%, dan 4 kali berrisiko 40%.

3. Kebiasaan Orang Tua

a) Merokok

Dihubungkan dengan peningkatan risiko abortus. Risiko

abortus meningkat 1,2-1,4 kali lebih besar untuk setiap 10

batang rokok yang dikonsumsi setiap hari. Asap rokok

mengandung banyak ROS (Reactive Oxygen Spesies) yang

akan mendestruksi organel seluler melalui kerusakan

mitrokondria, nukleus, dan membran sel. Selain itu, secara

tidak langsung ROS (Reactive Oxygen Spesies) akan

menyebabkan kerusakan sperma. Hal ini menyebabkan

fragmentasi DNA rantai tunggal maupun ganda sperma.

b) Konsumsi Alkohol Selama 8 Minggu Pertama Kehamilan.

Tingkat aborsi spontan dua kali lebih tinggi pada wanita yang

minum alkohol dua kali perminggu dan tiga kali lebih tinggi

pada wanita yang mengkonsumsi alkohol setiap hari.

c) Kafein dosis rendah tidak mempunyai hubungan dengan

abortus. Akan tetapi pada wanita yang mengkonsumsi 5

cangkir (500mg kafein) kopi setiap hari menunjukkan tingkat

abortus yang sedikit lebih tinggi.

2.4 Patofiologi

Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti

nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan

13
dianggap benda asing dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk

mengeluarkan benda asing tersebut.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, Villi korialis belum

menembus desidua secara dalam. Jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan

seluruhnya pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah

lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan

menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14

minggu, janin dikeluarkan lebih dulu dari pada plasenta. Hasil konsepsi

keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau

benda kecil yang tidak jelas bentuknya, janin lahir mati, janin masih

hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papi raseus.

Pada abortus imminens peristiwa terjadinya perdarahan dari

uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi

masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis abortus

imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan

melalui ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama

sekali, uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, serviks belum

membuka, dan tes kehamilan positif. Pada beberapa wanita hamil dapat

terjadi perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang jika

tidak terjadi pembuahan. Hal ini disebaban oleh penembusan villi

korialis kedalam desidua, pada saat implantasi ovum. Perdarahan

implantasi biasanya sedikit, warnanya merah dan cepat berhenti mules-

mules.

2.5 Tanda dan Gejala

14
1. Perdarahan dari vagina pada 20 minggu pertama masa kehamilan
2. Kram perut
3. Nyeri pinggang
4. Rasa tertekan di pinggang
5. Nyeri punggung

2.6 Komplikasi
1. Keguguran
2. Perdarahan parah
3. Infeksi pada lapisan endometrium (endometritis)
4. Keguguran yang disertai dengan infeksi (abortus septik)
5. Depresi dan gangguan cemas

2.7 Pemeriksaan Uji Diagnostik


1. Plano Pregnancy Test
Plano pregnancy test yang diperiksa melalui urin akan menunjukkan
hasil positif pada 2 minggu pasca terbentuknya konsepsi janin. Pada
abortus, plano pregnancy test umumnya masih positif sampai 7-10 hari
pasca abortus namun berangsur-angsur akan menjadi negatif.
2. Pemeriksaan Laboratorium Darah
Jika terjadi perdarahan hebat pada abortus, akan ditemukan penurunan
hemoglobin (Hb) dan hematokrit, serta terjadi peningkatan leukosit
dengan pergeseran ke kiri (shift to the left) jika terjadi infeksi.
3. USG
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) umumnya dianjurkan dilakukan
untuk melihat ada tidaknya kantung gestasi, untuk mengetahui apakah
embrio masih berkembang, dan untuk mendeteksi detak jantung janin.
USG transvaginal lebih baik dibanding transabdominal karena
gambaran yang ditampilkan lebih jelas.  USG transvaginal disarankan
terutama pada pasien obesitas dan pasien dengan uterus retrofleksi

15
2.8 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan abortus dapat dibedakan menjadi expectant

management atau explore management. Expectant management dilakukan

dengan membiarkan hasil konsepsi meluruh sendiri, sedangkan explore

management dilakukan dengan tindakan invasif terutama jika ada tanda

infeksi dan perdarahan masif.Tatalaksana yang dapat dilakukan antara

lain:

1. Pertahankan kehamilan, tidak diperlukan pengobatan khusus.

2. edukasi untuk tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan

seksual.

3. jika perdarahan berhenti pantau kondisi ibu selanjutnya pada

pemeriksaan antenatal (termasuk kadar Hb dan USG serial setiap 4

minggu)

4. jika perdarahan tidak berhenti nilai kondisi janin dengan USG dan

kemungkinan adanya penyebab lain.

Dalam penatalaksanaan abortus imminens dipakai cara konservatif,

meliputi:

1. Istirahat baring

Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena

cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan

berkurangnya rangsang mekanis

2. Coitus dilarang selama 2 minggu setelah perdarahan berhenti

3. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg.

4. Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600-1000 mg.

16
5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.

6. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila klien

tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas.

7. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik

untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan

coklat.

8. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, mungkin

janin sudah mati.

9. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.

17
BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “J” G1P0A0H0 USIA


KEHAMILAN 17 – 18 MINGGU DENGAN ABORTUS IMINENS DI
RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT TK III
Dr.REKSODIWIRYO PADANG
TANGGAL 17-18 OKTOBER 2022

1. PENGUMPULAN DATA :
A. Identitas/Biodata :

1. Nama Ibu :Ny” J”

2. Umur : 23 tahun

3. Suku/Bangsa : Minang /Indonesia

4. Pendidikan : SI

5. Pekerjaan : IRT

6. Alamat : Air Tawar

1. Nama Suami : Tn “I”

2. Umur : 27 tahun

3. Suku/Bangsa : Minang /Indonesia

4. Pendidikan :TNI

5. Pekerjaan : TNI

7. Alamat : Air Tawar

B. Anamnesa (Data Subjektif) :

Tanggal Anamnesa : 17 Oktober 2022

Jam Masuk : 09.00 WIB

1. Alasan Kunjungan :
 √
Pertama Ada keluhan Rutin

18
2. Keluhan Utama: Pengeluaran Pervaginam berupa bercak darah berwarna

merah kecoklatan sejak pukul 08.00 dan di sertai nyeri piggang menjalar ke

ari –ari sejak satu hari yang lalu hilang timbul

3. Riwayat Menstruasi

a. Haid Pertama : 12 tahun

b. Siklus : 28 hari

c. Banyaknya :2x ganti DUK

d. Lamanya : 5-7 hari

e. Teratur/tidak :Teratur

f. Sifat Darah : Encer

g. Warna Darah :Merah

h. Disminore : Tidak Ada

4. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang lalu :

G:1 P:0 A:0 H:0

No Tgl/ Usia Jenis Tempat Penolong Bayi Nifas


Kehamilan Persalinan Persalinan Persalinan
Umur BB/ Keadaan Laktasi Keadaan
PB/JK
1. Ini

2.

Alat Kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak Ada

19
5. Riwayat Kehamilan Sekarang :

a. Hari Pertama Haid Terakhir : 17-06-2022

b. Tafsiran Persalinan : 24-03-2023

c. Keluhan : Trimester I : Keluar cairan pervaginam dan nyeri

pinggang menjalar ke ari- ari

Trimester II :-

Trimester III :-

d. Pergerakan anak pertama kali : tidak ada

e. Bila pergerakan sudah terasa pergerakan 24 jam terakhir :

<10x 10-20x >20x

f. Bila lebih dari 20 kali dalam 24 jam,dengan frekuensi :

<15 x >15x

g. Keluhan Yang Dirasakan (bila ada jelaskan) :

- Rasa lelah :Tidak ada

- Mual dan muntah yang lama :Tidak ada

- Nyeri perut : Ada

- Panas dan menggigil :Tidak ada

- Sakit kepala berat :Tidak ada

- Penglihatan kabur :Tidak ada

- Rasa nyeri/panas saat BAK :Tidak ada

- Rasa panas pada vulva/vagina :Tidak ada

20
- Pengeluaran cairan pervaginaan :Ada (bercak darah berwarna

merah kecoklatan )

- Nyeri, Kemerahan, Tegang Pada Tungkai : Tidak ada

- Edema : Tidak ada

6. Pola Kebiasaan Sehari–Hari:


a. Biologis

- Nutrisi:Menu makanan sehari –hari :

 Pagi :Lontong sayur / Bubur / Buah


 Siang : Nasi + Lauk Pauk + Sayur
 Malam :Nasi + Lauk Pauk + Sayur
Perubahan makan yang dialami(ngidam,nafsu makan,dll): Tidak Ada

- Eliminasi :

BAK

 Frekuensi : 3-4 x sehari


 Warna :Kuning Jernih
BAB

 Konsistensi : Lunak
 Frekuensi :1 - 2 x sehari

- Aktifitas
Senam hamil :Tidak ada
Istirahat(tidur siang,malam,dll) : Siang ±2 jam, Malam ± 8-9 jam
Pekerjaan :Membersihkanrumah

- Hygene :
Mandi :2x sehari
Ganti Pakaian :2x sehari
Kebersihan Ibu :Baik

- Kebiasaan ibu yang lain :


Merokok :Tidak ada
Minum Alkohol :Tidak ada

21
Minum Obat tanpa pengawasan :Tidak ada
- Seksualitas Selama Kehamilan :
Frekuensi :-

- Sosial Budaya :
Ibu tidak menganut kepercayaan yang merugikan kesehatan: Tidak ada
b. Psikologis
 Perasaan ibu tentang kehamilan : Senang
 Hubungan ibu dengan Suami dan Keluarga : Baik
c. Sosial Ekonomi : Cukup
Spiritual : Melakukan sholat dan ibadah seperti biasa
7. Riwayat Penyakit Sistematik Yang Pernah Diderita:
a. Jantung :Tidak ada
b. Ginjal :Tidak ada
c. Asma :Tidak ada
d. TBC Paru :Tidak ada
e. Hepatitis :Tidak ada
f. Diabetes Melitus :Tidak ada
g. Dan lain-lain :Tidak ada
8. Riwayat Penyakit Keluarga :

a. Jantung :Tidak ada

b. Hipertensi :Tidak ada

c. Diabetes Melitus :Tidak ada

d. Keturunan Kembar :Tidak ada

9. Perilaku Kesehatan :

a. Merokok :Tidak ada

b. Minum Alkohol :Tidak ada

c. Obat-obatan :Tidak ada

10. Riwayat Sosial :

22
a. Perkawinan : pertama

b. Kehamilan ini : Diterima

c. Perasaan Tentang Kehamilan : Senang

d. Status Perkawinan : Sah

e. Kawin : 2021

C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif) :


1. Status Emosional :Sedang
2. Tanda-tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 110/70mmHg
b. Denyut Nadi : 82 x/ menit
c. Pernafasan :20 x/ menit
d. Suhu : 36,2°c
e. BB Sebelum Hamil : 64 kg
f. BB Sekarang : 66 kg
g. Tinggi Badan :160 cm
h. LLA : 27 cm
i. IMT : 25
j. Penambahan BB :2
3. Pemeriksaan Khusus (Obstetri) :
a. Inspeksi (Periksa Pandang) :
- Jalan :Normal
- Bentuk badan : Normal
- Rambut : Lurus
- Mata :
Conjungtiva :Tidak anemis
Skelera :Tidak ikhterik
- Muka
Cloasma Gravidarum : Tidak Ada
Edema : Tidak ada
- Mulut
Caries :Tidak ada

23
Hygiene :Baik
Stomatitis :Tidak ada
- Leher
Kelenjar Tiroid :Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Limfe :Tidak ada pembengkakan
Hyperpigmentasi :Tidak ada
- Mamae
Pembesaran :Simetris kiri dan kanan
Areola Mamae : Coklat Kehitaman
Putting Susu :Menonjol kiri dan kanan
Kolustrum : Belum ada
- Abdomen
Bekas Operasi :Tidak ada
Membesar : Tidak ada
Linia Nigra/Alba : Ada
Strie Livide/Albikan : Tidak ada
Gerakan Anak : Tidak ada
- Vulva
Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tanda Chadwick :Tidak dilakukan pemeriksaan
Varices :Tidak ada
Edema :Tidak ada
Flour Albus :Tidak ada
Pengeluaran dari Vagina :Ada (darah berwarna merah
kecoklatan)
Hygiene : Baik
- Ekstremitas
Varices :Tidak ada
Edema :Tidak ada
Kelainan-Kelainan :Tidak ada
- Palpasi Uterus
Leopold I :TFU belum teraba ( Ballotemen)

24
Leopold II : Tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold III : Tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold IV : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Tinggi Fundus Uteri (cm) :- TBA : -

b. Auskultasi :
- DJJ : 138x/i
- Frekuensi Teratur/Tidak :Teratur
-Puctum Maximum : kuadran kanan perut ibu
c. Perkusi
-Reflek Patella Ki/Ka :+/+
d. Pengukuran Panggul :
- Konjungata Eksterna :Tidak dilakukan pemeriksaan
-Distansia Spinarum :Tidak dilakukan pemeriksaan
-Distansia Cristarum :Tidak dilakukan pemeriksaan
-Lingkar Panggul :Tidak dilakukan pemeriksaan
D. Pemeriksaan Penunjang :

1. Hb :11,5 gr/dL
2. Protein Urine :(-) Negatif
3. Leukosit : 12,700uL
4. Rapid Test : (-) Negatif
5. Plano Test : (+) positif

25
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “J” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 17 – 18 MINGGU DENGAN
ABORTUS IMINENS DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT TK III Dr.REKSODIWIRYO PADANG
TANGGAL 17-18 OKTOBER 2022

S O A P

KUNJUNGAN 1 KU : Sedang Diagnosa : 1.Menginformasikan kepada ibu


Tanggal : 17 Oktober 2022 hasil pemeriksaannya dan ibu
Pukul : 09.00 WIb Tekanan Darah : 110/70 mmHg Ny “J” Hamil G1P0A0H0 usia
mengalami abortus iminens :
Nadi : 80x/ menit kehamilan 17– 18 minggu KU : Sedang
1.Ibu mengatakan ini kehamila
n pertama. Pernapasan : 20x/ menit dengan Abortus Iminens. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2. ibu mengatakan keluar Nadi : 80x/ menit
bercak darah dari vagina Suhu : 36,2 ˚C Dasar : Pernapasan : 20x/ menit
berwarna merah kecoklatan Suhu : 36,2 ˚C
BB Sebelum hamil : 64 kg 1. Ibu mengatakan hamil
sejak pukul 08.00 Pemeriksaan Penunjang :
3. Ibu mengatakan nyeri 2. Ibu mengatakan ini kehamilan HB : 11,5 gr/dL
pinggang menjalar ke ari-ari BB sekarang: 66 kg
yang pertama Plano Test : (+) positif
4.Ibu mengatakan nyeri hilang
timbul. TB : 160 cm Leukosit : 12,700
3. Ibu mengatakan HPHT 17 -
5.Ibu mengatakan HPHT : 17- Rapid Test : (-) negative
06 - 2022
06 -2022 LILA: 27 cm Evaluasi : Ibu mengetahui hasil
TP: 24 - 03 - 2023 4. KU : sedang pemeriksaaannya.
IMT : 25
5.TTV 2.Menganjurkan ibu untuk bedres
Penamahan BB ; 2 kg total dan membatasi aktivitas
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
ibu.ibu tidak boleh banyak
A. inspeksi: Nadi : 80x/ menit bergerak,ibu dianjurkan untuk
    - kepala: bersih, tidak ada istirahat baring ini bertujuan

26
      ketombe dan kulit kepala Pernapasan : 20x/ menit untuk mencegah darah yang
tidak  lembab keluar dari vagina dan
   - muka: tidak odema, simetris Suhu : 36,2 ˚C
mengurangi rasa nyeri yang
kiri Dan kanan, tidak ada
Djj : 138x/i dirasakan ibu,agar nyeri yang
closma gravidarum
  - mata: conjungtiva tidak dirasakan ibu berkurang.
6. Pemeriksaan Penunjang :
pucat, Sclera tiddak iterik Evaluasi: Ibu paham dan mau
  - mulut: bersih, tidak  ada HB : 11,5 gr/dL melakukannya.
caries Plano Test : (+) positif
  - leher: tidak ada 2. 3.Memberikan dukungan
Leukosit : 12,700
pembengkakankelenjar thyroid psikologis untuk ibu dan
dan  kelenjar limfe Rapid Test : (-) negative keluarga agar tidak stress dalam
 - dada: payudara simetris kiri
7. ibu mengatakan keluar becak menghadapi bercak darah yang
dan kanan, Mamae bersih,
putting susu  menonjol dan tidak darah dari kemaluan berwarna keluar dan rasa nyeri,beri ibu
ada pembengkakan. merah kecoklatan sejak pukul dukungan bahwa ibu kuat dan
  - abdomen: tidak ada bekas 08.00 dan disertai nyeri Ari Ari bisa melawan rasa nyeri dan
operasi hilang timbul bisa mempertahankan
  - ekstremitas atas:  tidak ada Masalah : kehamilannya. Dan memberi
odema kepada suami agar memberikan
  - ekstremitas bawah: odema Keluar bercak darah dari
tidak ada, varices tiidak ada suport kepada ibu agar
kemaluan berwarna merah
kehamilanbisa dipertahakankan
kecoklatan dan nyeri pinggang
B.Palpasi dan rasa nyeri bisa berkurang.
menjalar ke ari-ari
Evaluasi : Ibu dan keluarga
LI: tidak di lakukan Diagnosa potensial: abortus keluarga paham

LII tidak dilakukan Tindakan segera kolaborasi 4.Menganjurkan ibu untuk selalu
dengan dokter menjaga kebersihan genatalia
sekaligus dapat mencek kembali

27
LIII : tidak di lakukan Kebutuhan : apakah ada darah yang keluar
lagi atau tidak .
LIV : tidak dilakukan 1. Informasi hasil pemeriksaan.
Evaluasi : ibu mau melakukan
2. Anjuran ibu bedrest
anjuran yang di berikan
C. Auskultasi 3. Berikan dukungan Psikologis.
4. Anjuran ibu untuk vulva
5.Melakukan kolaborasi dengan
Djj : 138x/i hygiens
Dokter dan terapi yang
5. Kolaborasi dengan Dokter
Irama: teratur diberikan
a.Pemaasangan infus RL 20 X
D. Perkusi tetes per menit
b. pemberian hormon
reflek patella ka/Ki : +/+ progesteron yaitu cygest
melalui vagina
Pemeriksaan Penunjang : b.Asam folat 2x500 gram
HB : 11,5 gr/dL Evaluasi :Ibu paham dan mau
Plano Test : (+) positif meminum obatnya

Leukosit : 12,700
Rapid Test : (-) negative

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “J” G1P0A0H0 USIA


KEHAMILAN 17 - 18 MINGGU DENGAN ABORTUS IMINENS

28
TANGGAL 17 – 18 OKTOBER 2022

S O A P

KUNJUNGAN II KU : Sedang Diagnosa 1. Menginformasikan kepada ib


u hasil pemeriksaannya dan ibu
Tanggal : 18 OKTOBER 2022 Tekanan Darah : 110/70 mmHg Ny “J” Hamil G1P0A0H0 usia
mengalami abortus iminens :
Pukul :10.00 Nadi : 80x/ menit kehamilan 17– 18 minggu KU : Sedang
1. Ibu mengatakan ini kehamila Pernapasan : 20x/ menit dengan Abortus Iminens.. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
n Pertama Nadi : 80x/ menit
2. Ibu mengatakan tidak ada Suhu : 36,2 ˚C Dasar : Pernapasan : 20x/ menit
lagi keluar bercak darah Suhu : 36,2 ˚C
Djj : 140x/i 1. Ibu mengatakan hamil
3. Ibu mengatakan nyeri Pemeriksaan Penunjang :
pinggang menjalar ke ari-ari 2. Ibu mengatakan ini kehamilan HB : 11,5 gr/dL
berkurang Irama : teratur
yang pertama Plano Test : (+) positif
4.Ibu mengatakan nyeri sudah
berkurang Pemeriksaan Penunjang : Leukosit : 12,700
3. HPHT 17-06-2022
Rapid Test : (-) negative
3. HB : 11,5 gr/dL 4. KU : sedang Evaluasi : Ibu mengetahui
4. Plano Test : (+) positif 5. TTV hasil pemeriksaan
5. Leukosit : 12,700 Tekanan Darah : 110/70 mmHg 2. Menganjurkan ibu istirahat
6. Rapid Test : (-) negative yang cukup setalah di rumah
Nadi : 80x/ menit nantinya, ibu harus membatasi
Pernapasan : 20x/ menit kegaiatan ibu ,ibu tidak boleh
melakukan aktivitas yang
Suhu : 36,2 ˚C berat,ibu tidur dengan teratur

29
Djj : 140x/i siang 1-2 jam dan pada malam
hari 7-8 jam.
6. Pemeriksaan Penunjang :
Evakuasi: Ibu paham dan mau
HB : 11,5 gr/dL melakukannya.
Plano Test : (+) positif
Leukosit : 12,700 3. Menganjurkan ibu untuk
Rapid Test : (-) negative memperhatikan asupan pada
7, Ibu Mengatakan Nyeri masih ibu, dengan mengonsumsi gizi
ada seimbang dengan tinggi
Masalah : protein dan kalsium dengan
tujuan untuk membantu
-nyeri pinggang menjalar ke
pertumbuhan dan
ari-ari
perkembangan janin,agar
Diagnosa Potensial: Abortus tumbuh dengan baik,dengan
mengonsumsi makanan yang
Tindakan Segera : Tidak Ada
tinggi protein bisa di dapatkan
Kebutuhan : pada daging, kacang –
kacangan dan syuran yang
1. Informasikan hasil
berwarna hijau gelap karna
pemeriksaan. bagus untuk vitamin tambahan
2. Anjurkan ibu istirahat yang
pada bayi,dan minum kurang
cukup lebih 8 gelas per hari.
3. Anjurkan ibu mengonsumsi
Evaluasi : Ibu paham dan mau
gizi seimbang melakukkannya
4. Anjuran ibu melanjutkan
Terapi yang diberikan 4. Menganjurkan ibu untuk
5. Pendkes Hubungan Seks melanjutkan terapi yang

30
6. Mempersiapkan Ibu dalam diberikan
proses pulang a. infus ibu sudah di buka
b. Asam folat 2x500 gram
c. Asam mefenamat 3x500
gram
E; Ibu mengerti dengan
anjuran yang di berikan

5.Memberikan pendidikan
kesehatan pada ibu bahwa di
anjurkan ibu tidak melakukan
hubungan suami istri terlebih
dahulu sampai keadaan
kehamilan ibu normal kembali
Evaluasi : Ibu Paham dengan
anjuran yang diberikan

5. 6. Mempersiapkan ibu dalam


proses pulang yaitu membantu
ibu turun dari bed dan
membantu ibu berjalan ke luar
Evaluasi :Ibu sudah membaik
dan senang bisa pulang

31
BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan pembahasan tentang pelaksanaan manajemen


asuhan kebidanan pada Ny“J”G1P0AOH0 Usia Kehamilan 17-18 Minggu dengan
Abortus Iminens di Ruang Kebidanan Rumah Sakit TK III Dr.Reksodiwiryo
Maka saya akan membahas tentang perbandingan studi kasus pada Ny “J” dengan
tinjauan teoritis. Pembahasan akan diuraikan secara narasi berdasarkan
pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan 7 langkah varney dan soap
sebagai berikut.

1. Pengumpulan Data
Dari data subjektif yang dilakukan selama 2 kali asuhan yaitu dari
identitas ibu terdapat umur ibu 23 tahun ini tidak termasuk kedalam
kehamilan yang beresiko karena umur ibu masih dalam usia reproduksi.
Riwayat kehamilan sekarang di dapatkan HPHT tanggal 17-06-2022 dan
usia kehamilan pada saat kunjungan pertama 17-18 minggu dengan
abortus iminens. Dalam pengambilan data tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan lahan praktek
2. Intrepetasi Data
Dari data objektif dilakukan pemeriksaan fisik : TTV semua dalam
batas normal. Pemeriksaan head to toe tidak ditemukan kelainan dan
semua dalam batas normal. Palpasi :L1: TFU blum teraba ballotement (+).
Pemeriksaan laboratorium Hb : 11,5 gr/dl tripel eliminasi : negative.
Dalam pengambilan data objektif tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan lahan praktek.
3. Diagnosa Potensial
Berdasarkan data subjektif dan objektif maka dapat di ambil
Diagnosis kebidanan yang didapatkan yaitu Ibu hamil G1P0A0H0 usia
kehamilan 17-18 minggu,dengan abortus iminens.Dalam penegakkan
diagnosa tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek di
lapangan.

32
4. Tindakan segera
Berdasarkan data objektif maka pada Ny “j” dibutuhkan tindakan
segera dengan kolaborasi dengan dokter.
5. Perencanaan asuhan
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny “j” yaitu dengan beritahu
ibu hasil pemeriksaan,beritahu untuk bedrest total,anjurkan ibu untuk
menjaga personl hygine, anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan
seksual,anjurkan ibu untuk memperhatikan asupan gizi dan berikan
dukungan emosional kepada ibu.Dalam praktek pemeriksaan ibu hamil
tidak ada kesenjangan antata teori dan praktek.
6. Implementasi ( pelaksanaan )
Dari rencana asuhan pada ibu hamil yaitu memberitahu ibu hasil
pemeriksaan, dan hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal.memberitahu
ibu agar ibu istirahat total untuk menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan
oleh ibu, menginformasikan kepada ibu agar tidak melakukan hubungan
seksual terlebih dahulu,menginformasikan kepada ibu untuk
memperhatikan asupan gizi pada ibu,menginformasikan kepada ibu agar
menjaga personal hygine dan memberikan dukungan emosional kepada
ibu agar ibu tidak stres dalam menghadapi nyeri dan bisa mempertahankan
kehamilannya. Dalam pelaksanaan asuhan tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan lahan praktek.

7. Evaluasi
Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu hamil yang telah
dilakukan terhadap Ny“J’ yaitu ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan,ibu
mengetahui penyebab keluar darah dan nyeri pada pinggang,ibu mau
melakukan apa yang di anjurkan oleh bidan,.dalam pelaksanaan evaluasi
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan lahan praktek

33
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam melaksanakan studi kasus ini penulis telah memberikan asuhan


kebidanan kehamilan pada Ny “J” G1P0A0H0 usia kehamilan 17-18
minggu dengan Abortus Iminens :
1. Penulis telah melakukan pengkajian data subjektif dan objektif
pada Ny “J” G1P0A0H0 melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan labor, dari hasil pengkajian tersebut tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek.
2. Penulis telah melakukan interpretasi data dari pengkajian yang
telah dilakukan pada Ny J” G1P0A0H0 hasilnya tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek.
3. Penulis telah mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial,
hasilnya tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Penulis telah mengidentifikasi masalah dan tidak membutuhkan
tindakan segera kolaborasi dan rujukan dari masalah potensial yang
ditemukan pada Ny J” G1P0A0H0 hasilnya tidak ditemukan
kesenjangan dan antara teori danpraktek.
5. Penulis telah membuat perencanaan asuhan yang tepat untuk
diberikan kepada Ny J” G1P0A0H0 berdasarkan langkah-langkah
sebelumnya dan hasilnya tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dengan praktek.
6. Penulis telah melakukan asuhan sesuai dengan perencanaan yang
ada pada Ny Ny J” G1P0A0H0 hasilnya ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktek.
7. Penulis telah melakukan evaluasi pada Ny J” G1P0A0H0, hasilnya
tidak didapatkan kesenjangan antara teori dengan praktek

34
5.2 Saran

1. Mahasiswa

Diharapkan kepada mahasiswa dalam memberikan asuhan


kebidanan, dengan benar mahasiswa dapat menguasai teori dan
konsep dari asuhan dan pendidikan kesehatan yang akandiberikan
khususnya pada abortus iminens.
2. Lahan Praktek

Diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan


dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya bidang kesehatan, dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
juga dapat diharapkan pelaksanaan dilakukan dengan mengikuti
standar pelayanan kebidanan dan teori.
3. Institusi Kesehatan

Supaya asuhan Continuity of Care yang telah didokumentasikan


dapat dipertimbangkan untuk membuat laporan tugas akhir
berikutnya dan dapat dijadikan pertimbangan serta acuan suksesnya
kegiatan penuunan AKI, maupun pembuatan laporan tugas
akhirberikutnya.

35
DAFTAR PUSTAKA

WHO (World Health Organization), Maternal Mortality. 2014

WHO (World Health), ManajemenAbortus Inkomplit.Jakarta.EGC.2012.

WHO, Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.


Jakarta:Unicef, 2013.

Yulaikha, Lili. Seri AsuhanKebidananKehamilan.Jakarta: EGC. 2012

Saifuddin, Abdul Bari. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternadan


Neonatal. Jakarta: PT BinaSarwono Prawirohardjo.2014.

Sandi, Deby Matia, “Gambaran Umum dan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian
Abortus Iminens di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang” Jurnal
Harapan Bangsa Vol 2. 2014.

Sari, Rury Narulita. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.2012 Setiawati,


Dewi. Kehamilan dan Pemeriksaan Kehamilan. Makassar: Alauddin
University Press. 2013. Shihab, M.Quraish.Tafsir Al-Mishbah. Jakarta:
Lenterahati, 2009.

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Bilstrap LC, Wenstrom KD,
editors. William Obsetrics. 2015,USA : The McGraw-Hills Companies :
Pedoman Diagnosis.

Terapi Dan Bagian Alir Pelayanan Pasien, Lab/SMF Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RS Sanglah Denpasar.2015
Abortion. In: Leveno KJ, et all. Williams Manual of Obstetrics. USA

AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Waspodo D.2016, Buku Panduan Praktis


Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Wiknjosastro GH, Saifflidin AB, Rachimadhi T.
Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirorahardjo.

Anda mungkin juga menyukai