Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY.

Y USIA 39
TAHUN HAMIL 38 MINGGU DENGAN LETAK SUNGSANG
DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. ZAINOE ALBIDIN
TAHUN 2023

LAPORAN KASUS

Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Kebidanan Pada Program Studi DIII Akademi Kebidanan
Seleha Kota Banda Aceh

Disusun oleh :
Nama : SRI HERLIANA
NIM : 2015027

Dosen pembimbing
RITA NOVIANA, SST

Preseptor/CI
NINA KARTINI AMD.KEB

AKADEMI KEBIDANAN SALEHA BANDA ACEH


TAHUN AJARAN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh di Ruangan Kamar Bersalin
RSUD dr. Zainoel Abidin. pada tanggal 6 s/d 12 febuari 2023 dengan judul “asuhan
kebidanan intranatal pada ny. y usia 39 tahun hamil 38 minggu dengan letak
sungsang di kamar bersalin rsud dr. zainoe albidin tahun 2023 ” yang disusun
berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan selama praktik pada tanggal 6 s/d 12
febuari 2023.

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh :


Preseptor Pembimbing Lahan

( Nina Kartini Amd.Keb) ( Rita Noviana, SST )

Mahasiswi

( Sri herliana )

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga mahasiswi dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang
berjudul : “asuhan kebidanan intranatal pada ny. y usia 39 tahun hamil 38 minggu
dengan letak sungsang di kamar bersalin rsud dr. zainoe albidin tahun 2023 ”.
Laporan studi kasus ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu tugas di
semester 5 akademi kebidanan saleha kota banda aceh.
Pada dasarnya tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk melengkapi tugas di
BPM Zuraidah serta untuk melatih mahasiswi membiasakan diri untuk membaca dan
memahami lingkungan di luar kampus.

ii
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak lain secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan terimakasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Ibu Nina Kartini Amd.Keb selaku Preseptor/CI di Ruangan Kamar Bersalin RSUD
dr.Zainoel Abidin.
2. Ibu Dewina Susanti, SST, M. Keb selaku direktur Akademi Kebidanan Saleha.
3. Ibu Rita Noviana,SST selaku Dosen Pembimbing.
4. Seluruh bidan, senior dan pembimbing di Ruangan Kamar Bersalin RSUD dr.Zainoel
Abidin.
5. Teman- teman yang selalu memberikan semangat dan ide-ide kepada saya.
6. Semua pihak yang telah membantu proses penyususnan laporan ini, sehingga laporan
dapat terselesaikan dengan baik dan lanca.

Banda aceh, 7 febuari 2023

penyusun

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................5
A. Latar Belakang..........................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................6
C. Tujuan.......................................................................................................................6
iii
D. Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan.......................................................................7

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................8


A. Persalinan letak sungsang..........................................................................................8
1. Pengertian letak sungsang atau bokong................................................................8
2. Klasifikasi letak sungsang atau presentasi bokong...............................................8
3. Etiologi letak sungsang atau presentasi bokong...................................................9
4. Faktor Predisposisi presentasi sungsang...............................................................9
5. Faktor Risiko......................................................................................................10
6. Mekanisme persalinan letak sungsang................................................................11
7. Diagnosis............................................................................................................12
8. Teknik Persalinan letak Sungsang......................................................................13

BAB III...............................................................................................................................17

TINJAUAN KASUS...........................................................................................................17

BAB VI PENUTUP............................................................................................................18
A. Kesimpulan.............................................................................................................18
B. Saran.......................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................19

iv
5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas masih
merupakan masalah besar di Negara berkembang termasuk Indonesia.
World Health Organization (WHO) dalam Global Health Observatory
(GHO) menyajikan statistik kesehatan dunia bahwa pada tahun 2015
perkiraan kematian ibu diseluruh dunia sebesar 303 per 100.000 kelahiran
hidup, artinya setiap hari ditahun 2015 sekitar 830 wanita meninggal
karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Resiko kematian ibu di
negara berkembang 33 kali lebih tinggi dibandingkan di negara maju.
Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) atau Angka kematian Bayi
(AKB) merupakan salah satu target dari tujuh belas sasaran tujuan SDGS
yang berlangsung dari tahun 2015 – 2030. Pencapaian SDGS untuk AKI
pada 2030, adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup. 1,2
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan mordibitas dan
mortalitas pada ibu dan janin yaitu persalinan sungsang. Persalinan
sungsang adalah dimana posisi kepala bayi berada di fundus uteri dan
bagian terbawah janin yaitu bokong. Malpresentasi yaitu presentasi yang
bukan presentasi belakang kepala, malpresentasi meliputi presentasi
Faktor penyebab terjadinya letak sungsang yaitu prematuritas,
plasenta previa, multiparitas, kehamilan kembar, kelainan bentuk kepala,
polihidramnion, Oligohidramnion, abnormalitas struktur uterus. Usia >
35 tahun dapat menjadi faktor risiko persalinan sungsang. Hal ini
kemungkinan berhubungan dengan mulai terjadinya regenerasi sel-sel
tubuh terutama endometrium akibat usia biologis jaringan dan adanya
penyakit yang dapat menimbulkan kelainan letak. Semakin
bertambahnya umur, sel-sel tubuh juga ikut menua, terutama dalam hal
ini adalah endometrium. Sel-sel tubuh akan terus beregenerasi selama
manusia hidup, tetapi setelah berumur lebih dari 35 tahun, proses
degenerasi lebih dominan. 5
6
Pertolongan pada persalinan sungsang ini dapat dilakukan secara
pervaginam dan perabdominam (seksio sesarea). 6
Resiko yang dapat terjadi pada ibu yaitu perdarahan, robekan jalan
lahir, infeksi. Sedangkan resiko yang dapat terjadi pada bayi yaitu Edema
dan memar pada genetalia bayi dapat terjadi akibat tekanan pada serviks,
asfiksia, fraktur humerus, klavikula atau femur atau dislokasi bahu atau

pinggul, Trauma organ internal, Kerusakan medula spinalis atau fraktur


tulang, Hipoksia janin.7,8
Berlatar belakang dari hal tersebut penulis tertarik untuk membuat
Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Intranatal pada
Ny. Y dengan letak sungsang di Kamar bersalin RSUD dr Zainoel abidin”
dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dan penatalaksanaan
yang tepat, diharapkan dapat mengurangi mordibidatas dan komplikasi
akibat kasus serupa.

B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan tugas akhir ini adalah
bagaimana penerapan asuhan kebidanan intranatal pada klien dengan
letak sungsang di Kamar bersalin RSUD dr Zainoel abidin.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan intranatal
pada klien dengan letak sungsang, melalui pendekatan manajemen
kebidanan secara komprehensif dan melaksanakan asuhan kebidanan
dengan tepat.
2. Tujuan Khusus
Diperoleh data subjektif pada Ny. Y dengan letak sungsang di kamar
Bersalin RSUD dr Zainoel abidin.
7

3. Diperoleh data objektif melalui pemeriksaan fisik pada Ny. Y dengan


letak sungsang di Kamar bersalin RSUD dr Zainoel abidin.
4. Ditegakkan assessment pada Ny. Y dengan letak sungsang di Kamar
bersalin RSUD dr Zainoel abidin.
5. Dibuat rencana asuhan sesuai dengan manajemen kebidanan untuk
memenuhi kebutuhan klien dan menatalaksanakan tindakan–tindakan
kebidanan sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan serta
mengevaluasi hasil dari asuhan tersebut.
6. Diketahui faktor pendukung darikegiatan asuhan pada Ny. Y dengan
letak sungsang di Kamar bersalin RSUD dr Zainoel abidin.

D. Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan


1. Untuk Pusat Pelayanan Kesehatan
Dapat memberikan masukan mengenai pelaksanaan asuhan
intranatal pada klien dengan letak sungsang, dengan cepat dan sesuai
dengan standar pelayanan serta kemampuan yang dimiliki oleh petugas
kesehatan yang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk penanganan kasus tersebut.

2. Untuk klien dan keluarga


a. Mendapatkan asuhan persalinan dengan letak sungsang.
b. Mendapatkan pengetahuan mengenai resiko yang mungkin terjadi
pada ibu yang mengalami persalinan dengan letak sungsang.
c. Mendapatkan informasi mengenai metode keluarga berencana yang
efektif.

3. Untuk profesi
Dapat memberikan masukan informasi mengenai pelaksanaan
asuhan intranatal pada klien dengan letak sungsang, dengan cepat dan
dengan standar pelayanan serta kemampuan yang dimiliki oleh petugas
kesehatan.
8

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Persalinan letak sungsang


1. Pengertian letak sungsang atau bokong
Presentasi janin dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu
memasuki rongga panggul, terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri. Presentasi
bokong dapat diklasifikasikan dengan bagian tubuh janin berdasarkan
presentasi dan posisi janin.1
Letak sungsang atau Presentasi bokong merupakan letak
memanjang dengan kepala janin di fundus dan bokong di bagian
kavum uteri.3

2. Klasifikasi letak sungsang atau presentasi bokong


a. Bokong dengan tungkai ekstensi (Frank Breech)
Presentasi bokong dengan pinggul fleksi dan tungkai ekstensi pada
abdomen. 70% presentasi bokong adalah jenis ini dan banyak
terjadi terutama pada primigravida yang tonus otot uterusnya yang
baik menghambat fleksi tungkai putaran bebas janin.
b. Bokong sempurna (Complete Breech)
Sikap janin pada posisi ini fleksi sempurna, dengan pinggul dan
lutut fleksi dan kaki terlipat kedalam di samping bokong.
c. Bokong footling (Footling Breech)
Hal ini jarang terjadi. Satu atau kedua kaki menjadi bagian
presentasi karena baik pinggul atau lutut tidak sepenuhnya fleksi.
Kaki lebih rendah dari bokong, yang membedakannya dari
presentasi bokong sempurna.
9

d. Bokong lutut
Hal ini sangat jarang terjadi. Satu atau dua pinggul mengalami
ekstensi, dengan lutut fleksi.2

3. Etiologi letak sungsang atau presentasi bokong


Sering kali tidak ada penyebab yang bisa diidentifikasi, tetapi berbagai
kondisi berikut ini mendorong terjadinya persentasi bokong :
a. Tungkai ekstensi. Versi serfalik spontan dapat terhambat jika
tungkai janin mengalami ekstensi dan membelit punggung.
b. Kehamilan kembar
Kehamilan kembar membatasi ruang yang tersedia untuk
perputaran janin yang menyebabkan salah satu janin atau lebih
memiliki presentasi bokong.
c. Hidrosefalus
Peningkatan ukuran kepala janin lebih cenderung terakomodasi di
dalam fundus.
d. Abnormalitas uterus
Distorsi rongga uterus oleh septum atau jaringan fibroid dapat
menyebabkan presentasi bokong.
e. Plasenta previa
Karena menghalangi turunnya kepala di dalam pintu atas panggul.
Namun sebagian penulis meyakini bahwa hal ini dapat
menyebabkan presentasi bokong, tetapi sebagian lain tidak
menyetujui hal tersebut.2

4. Faktor Predisposisi presentasi sungsang


a. Dari sudut ibu
1) Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus
dupleks, mioma bersama kehamilan)

2) Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, deformitas tulang


panggul, terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran
ke posisi kepala).
10

3) Keadaan plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa).


b. Dari sudut janin3
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat.
2) Hidrosefalus atau anensefalus.
3) Kehamilan kembar.
4) Hidramnion atau oligohidramnion.
5) Prematuritas.

5. Faktor Risiko
a. Prematuritas
Karena air ketuban masih banyak dan dan kepala anak mudah
bergerak.
b. Plasenta Previa
Letak plasenta yang berada di bawah menghalangi turunnya kepala
kedalam pintu atas panggul.
c. Multiparitas
Frekuensi letak sungsang atau presentasi bokong lebih banyak pada
multipara dibandingkan primigravida. Angka paritas yang tinggi
biasanya disertai dengan relaksasi uterus.
d. Kehamilan kembar
Kehamilan kembar membatasi ruang yang tersedia untuk
perputaran janin sehingga dapat menyebabkan salah satu janin atau
lebih memiliki presentasi bokong.
e. Kelainan bentuk kepala
Seperti hidrosefalus, anensefalus karena kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul.
1
11
1

f. Polihidramnion, Oligohidramnion
Cairan amnion yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat
menyebabkan letak sungsang atau presentasi bokong.
g. Abnormalitas struktur uterus
Bentuk uterus yang abnormal dan distorsi rongga uterus oleh
septum atau jaringan fibroid dapat menyebabkan presentasi
bokong. 2

6. Mekanisme persalinan letak sungsang


Kepala adalah bagian janin yang terbesar dan kurang elastis. Pada
presentasi kepala, apabila kepala dapat dilahirkan, maka bagian janin
lainnya relatif mudah dilahirkan. Tidak demikian halnya pada
presentasi bokong. Hal ini menjadi persalinan pervaginal pada
presentasi bokong yang lebih beresiko. Pemahaman tentang
mekanisme persalinannya akan membantu dalam memberikan upaya
pertolongan persalinan yang berhasil.
Pada persalinan letak sungsang, bokong akan memasuki panggul
(engagement dan descent) dengan diameter bitrokanter dalam posisi
oblik. Pinggul janin bagian depan (anterior) mengalami penurunan
lebih cepat dibanding pinggul belakangnya (posterior). Dengan
demikian, pinggul depan akan mencapai pintu tengah panggul terlebih
dahulu. Kombinasi antara tahanan dinding panggul dan kekuatan yang
yang mendorong ke bawah akan menghasilakn putaran paksi dalam
yang membawa sakrum ke arah transversal (pukul 3 atau 9), sehingga
posisi diameter bitrokanter di pintu bawah panggul menjadi
anteroposterior.
Penurunan bokong berlangsung terus setelah terjadinya putaran
paksi dalam. Perineum akan meregang, vulva membuka, dan pinggul
depan akan lahir terlebih dahulu. Pada saat itu, tubuh janin mengalami
putaran paksi dalam dan penurunan, sehingga mendorong pinggul
bawah menekan perineum. Dengan demikian, lahirlah bokong dengan
12

posisi diameter bitrokanter anteroposterior, diikuti putaran paksi luar.


Putaran paksi luar akan membuat posisi diameter bitrokanter dari
anteroposterior menjadi transversal. Kelahiran bagian tubuh lain
dengan bantuan (manual aid).1

7. Diagnosis
a. Pemeriksaan abdomen
1) Palpasi
Palpasi primigravida, diagnosis lebih sulit karena otot abdomen
mereka yang keras. Pada palpasi, janin terletak longitudinal
dengan presentasi lunak, yang lebih mudah diraba dengan
menggunakan genggaman pawlik. Kepala biasanya dapat
diraba di fundus sebagai masa bulat yang keras, yang dapat
digerakkan secara bebas dari punggung dengan
menangkupkannya pada satu atau kedua tangan. Jika tungkai
terekstensi, kaki dapat mencegah terjadinya pembengkokkan.
Jika bokong berada pada posisi anterior dan janin terfleksi
dengan baik, sulit bagi bidan untuk menentukan kepala, tetapi
penggunaan genggaman yang mengombinasikan kutub atas dan
bawah secara bersamaan dapat membantu diagnosa. Ibu dapat
mengeluh adanya ketidaknyamanan pada rusuknya, terutama
dimalam hari, akibat tekanan kepala pada diafragma.
2) Auskultasi
Jika bokong belum melewati gelang pelvis, jantung janin
terdengar paling jelas dia atas umbilikus. Jika tungkai
terekstensi, bokong janin akan turun kedalam pelvis dengan
mudah. Jantung janin
kenudian dapat terdengar di bagian yang lebih rendah.

b. Pemeriksaan vagina
Bokong teraba lunak dan tidak teratur dengan tidak adanya
sutura yang terpalpasi, walaupun terkadang sakrum dapat disalah
artikan dengan caput sucsedanum.
13

Anus dapat teraba dan mekonium segar terdapat di jari


pemeriksa biasanya merupakan diagnostik. Jika tungkai
terekstensi, genetalia eksternal sangat jelas teraba, tetapi harus
diingat bahwa genetalia tersebut mengalami edema. Vulva yang
mengalami edema dapat disalah artikan dengan skrotum.
Jika kaki teraba, bidan harus membedakannya dengan tangan.
Jari-jari kaki semuanya sama panjang, jari-jari kaki lebih pendek
dari pada jari-jari tangan dan ibu jari kaki tidak dapat direntangkan
dari jari kaki lainnya. Kaki berada pada sudut 90 ° dari tungkai, dan
lutut tidak memiliki kesamaan dengan tangan.2

8. Teknik Persalinan letak Sungsang


a. Tahap pertama : dilakukan persalinan secara Bracht sampai pusar
lahir
b. Tahap kedua : melahirkan bahu dan lengan oleh penolong.
1) Cara Klasik
Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini ialah
melahirkan lengan belakang lebih dahulu, karena lengan
belakang berada diruangan yang lebih luas (sakrum), baru
kemudian melahirkan lengan depan yang yang berada di bawah
simpisis. Tetapi bila lengan depan sukar dilahirkan, maka
lengan depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan
memutar gelang bahu ke arah belakang dan baru kemudian
lengan belakang ini dilahirkan.
a) Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong
pada pergelangan kakinya dan dielevasi keatas sejauh
mungkin, sehingga perut janin mendekati perut ibu.
b) Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukan ke
dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk
menelusuri bahu janin sampai pada fosa kubiti kemudian
14

lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah olah


lengan bawah mengusap muka janin.
c) Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada
pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan
penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung
janin mendekati punggung ibu.
d) Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan
e) Bila lengan depan sukar dilahirkan, maka harus diputar
menjadi lengan belakang. Gelang bahu dan lengan yang
sudah lahir dicengkram dengan kedua tangan penolong
sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari tangan penolong
terletak di punggung dan sejajar dengan sumbu badan janin
sedang jari jari lain mencengkam dada. Putaran diarahkan
ke perut dan dada janin sehingga lengan depan terletak di
belakang. Kemudian lengan belakang ini dilahirkan dengan
teknik tersebut diatas.
f) Deventer melakukan cara klasik ini dengan tidak mengubah
lengan depan menjadi lengan belakang. Cara ini lazim
disebut cara Deventer. Keuntungan cara klasik ialah pada
umumnya dapat dilakukan pada semua persalinan letak
sungsang, tetapi kerugiannya ialah lengan janin masih
relatif tinggi didalam panggul, sehingga jari penolong harus
masuk ke dalam jalan lahir yang dapat menimbulkan
infeksi.4
2) Cara Mueller :
a) Prinsip melahirkan bahu lengan secara Mueller ialah
melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dengan
ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan
belakang.
b) Bokong janin dipegang secara femuro pelviks (duimbekken
greep) yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar
15

spina sakralis media dan jari telunjuk pada krista ilika dan
jari jari lain mencengkam paha bagian depan. Dengan
pegangan ini badan janin ditarik curam ke bawah sejauh
mungkin sampai bahu depan tampak di bawah simfisis, dan
lengan depan di lahirkan dengan mengait lengan bawahnya.
c) Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan
janin yang masih dipegang secara femuro pelviks di tarik
ke atas, sampai bahu belakang lahir. Bila bahu belakang
tidak lahir dengan sendirinya, maka lengan belakang
dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan kedua jari
dengan kedua jari penolong.keuntungan dengan teknik
Mueller ini ialah tangan penolong tidak masuk jauh ke
dalam jalan lahir, sehingga bahaya infeksi minimal.4
3) Cara Lovset
a) Prinsip persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin
dalam setengah lingkaran bolak balik sambil dilakukan
traksi curam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya
berada di belakang akhirnya lahir di bawah simpisis. Hal ini
berdasarkan kenyataan bahwa adanya inklinasi antara pintu
atas panggul dengan sumbu panggul dan bentuk
lengkungan panggul yang mempunyai lengkungan depan
lebih pendek dari lengkungan di belakang, sehingga setiap
saat bahu belakang selalu dlam posisi lebih rendah dari
bahu depan.
b) Badan janin dipegang secara femuro pelviks dan sambil
dilakukan traksi curam ke bawah badan janin di putar
setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu
depan. Kemudian sambil dilakukan traksi, badan janin
diputar kembali kearah yang berlawanan setengah
lingkaran, demikian seterusnya bolak balik, sehingga bahu
16

belakang tampak dibawah simfisis dan lengan dapat


dilahirkan.
c) Bila lengan janin tidak dapat lahir dengan sendirinya, maka
lengan janin ini dapat dilahirkan dengan mengait lengan
bawah dengan jari penolong.

Keuntungan cara Lovset :

a) Teknik yang sederhana dan jarang gagal.


b) Dapat dilakukan pada segala macam letak sungsang tanpa
memperhatikan posisi lengan.
c) Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir,
sehingga bahaya infeksi minimal.
d) Cara Lovset ini dianjurkan dalam memimpin persalinan
letak sungsang pada keadaan keadaan di mana diharapkan
akan terjadi kesukaran, misalnya :
(1) Primigravida
(2) Janin yang besar
(3) Panggul yang relatif sempit.4
17

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL

Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa/ 7 febuaroi 2023

Waktu Pengkajian : 08.00 WIB

Tempat Pengkajian : Kamar Bersalin

1. Identitas
Nama : Ny. Y
Usia : 39 tahun
Suku bangsa : Aceh
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Bireun
Gol :O -

S
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh mulas yang semakin sering dan belum keluar air-air dari
kemaluannya

O DATA OBJEKTIF
2. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
15
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 82 kali/menit
3) Suhu : 36,7 0C
4) Respirasi : 20 kali/menit

3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
 Kepala :Tampak bersih, tidak tampak ketombe, rambut tidak
rontok, pertumbuhan rambut merata, warna rambut hitam
 Muka :Tidak tampak oedem, tidak pucat, dan tidak tampak
cloasma gravidarum
 Mata :Tampak simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
kuning
 Telinga :Tampak simetris, tampak bersih, tidak terdapat
pengeluaran serumen
 Hidung :Tidak tampak pernapasan cuping hidung, tidak ada polip,
dan sekret
 Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, tidak ada karies
pada gigi, lidah tampak bersih
 Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
 Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dada saat inspirasi
dan ekspirasi
 Mamae : Tampak simetris, terdapat hiperpigmentasi pada areola,
puting susu tidak menonjol
 Abdomen : Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan
 Tungkai : Tidak ada odem
 Genetalia : Tidak ada keputihan
b. Palapasi
 Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jagularis
15
16

 Mamae : Tidak teraba benjolan abnormal, dan kolostrum belum


keluar
 Abdomen :
 Leopold I : TFU setinggi Prosexus hipoideus, bagian fundus
teraba bulat dan tidak melenting.
 Leopold II : Pada perut ibu sebelah kanan teraba keras
(pungung kanan) dan pada perut ibu sebelah kiri teraba lunak
(ektremitas)
 Leopold III : bagian bawah perut ibu terasa keras, dan bisa
dilentingkan (kepala janin)
 Leopold IV : Konvergen, bagian terbawah janin belum masuk
PAP
 TFU : 31cm
 TBJ : (31-12) x 155 = 2945 gram
 DJJ : 142x / menit
c. Auskultasi
DJJ (+) terdengar jelas dan teratur , frekuensi 142x/menit.
d. Perkusi
 Refleks Patella : Kiri / Kanan, (+) / (+)
 Cek Ginjal : Kiri / Kanan, (-) / (-)
e. Pemeriksaan Pangul Luar
 Distansia Spinarum : 24 cm
 Distansa Cristarum : 27 cm
 Conjugata Eksterna : 18 cm
 Lingkar Panggu : 90 cm
1. Pemeriksaan penunjang
 HB : 11 gr %
 Albumin : (-)
 Reduksi : (-)
17
15

A ANALISA
G3P2A0, usia kehamilan 38 minggu, inpartu kala I fase aktif. Janin tunggal,
hidup, dengan Letak Sungsang. Keadaan ibu dan janin baik.

P PLANNING
08.15 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami bahwa
pembukaan 5 cm keadaan ibu dan janin baik. Ibu dan suami
mengerti.
08.16 Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan :

1. Pasang infus RL 20 tpm

2. Pemberian Ceftriaxone 2 gr secara IV


08.17 Meminta ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK. Ibu mengerti
dan belum ingin buang air besar atau kecil.
08.18 Menganjurkan ibu untuk tidur dalam posisi miring kiri atau sesuai
kenyamanan ibu. Ibu mengerti

08.19 Mengajarkan ibu teknik relaksasi saat ada mulas dengan cara
menghirup napas panjang dari hidung dan menghembuskannya melalui
mulut, Ibu mempraktikkannya dengan baik.

08.20 Memberi dukungan kepada ibu untuk bersabar dalam proses


persalinan.

08.21 Lapor dokter jaga tentang kondisi pasien karena mulas yang dirasa
cukup bagus. Dokter membatalkan sectio caesarea karena his yang
dirasa ibu cukup bagus lalu dilakukan persiapan untuk persalinan
pervaginam oleh bidan. Dilakukan tindakan infus RL 500 ml.
08.22 Memantau kesejahteraan ibu dan janin, serta kemajuan persalinan.
Hasil terlampir dipartograf.
18
15

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,
diagnosa yang ditegakkan dan dilakukan rencana sesuai kebutuhan, serta
pembahasan kesesuaian serta kesenjangan antara teori dan kenyataan yang
telah diuraikan maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1. Subjektif
Berdasarkan hasil anamnesa diperoleh bahwa Ny. Y usia 39 tahun
mengeluh mules. Ibu mengatakan hamil 38 minggu dan kehamilannya
merupakan kehamilan sungsang. Ini merupakan kehamilan yang ketiga
dan ibu tidak pernah mengalami keguguran. Ibu datang ke RS pukul 02.20
WIB, mengeluh mulas sejak pukul 19.00 WIB dan rasa mulasnya sudah
teratur, merasa keluar lendir dan flek darah sedikit pukul 15.30 WIB dan
belum keluar air-air dari kemaluannya, dan direncanakan sectio caesarea
pada pukul 09.00 WIB.
2. Objektif
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. Y diperoleh TFU 2 jari
bawah px (31 cm) leopold I teraba bagian bulat, keras, melenting. Leopold
II teraba tahanan kerasdan memanjang pada bagian kiri dan bagian kanan
bagian-bagian kecil janin. Leopold III teraba bagian bulat, lunak, tidak
dapat digoyangkan. Pemeriksaan genetalia teraba pembukaan 5, selaput
ketuban utuh, teraba sakrum, hodge 2, dan pada pemeriksaan USG tampak
kepala janin berada di fundus uteri dan bokong di bagian terbawah, DJJ
142 kali /menit reguler, puntum maksimum sebelah kiri atas, His 3 x
dalam10 menit teratur, lamanya 30 detik, kuat. kandung kemih kosong.
3. Analisa
Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah Ny. Y usia 35 tahun G 3P2A0 hamil
38 minggu inpartukala satu fase aktif. Janin tunggal, hidup, presentasi
bokong. Keadaan ibu dan janin baik.
19

B. Saran

1. Bagi pusat pelayanan kesehatan


Diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi
seluruh pengguna jasa pelayanan khususnya pelayanan kebidanan di
RSUD dr. Zainoel Abidin.
2. Bagi klien dan keluarga
a. Klien dan keluarga diharapkan dapat mengenali tanda bahaya nifas
yang mungkin terjadi.
b. Klien diharapkan dapat melakukan perawatan perineum dengan baik.
c. Klien diharapkan dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada
bayinya.
d. Klien dan keluarga diharapkan dapat mengenali tanda bahaya bayi
baru lahir
e. Klien dan keluarga diharapkan datang kembali ke RS atau ke bidan
untuk melakukan kontrol ulang.

3. Bagi profesi
a. Bidan
Diharapkan bidan dapat mengelola asuhan kebidanan pada kasus
sungsang sesuai dengan kewenangan dalam rangka meningkatakan
kualitas pelayanan kebidanan.
20

DAFTAR PUSTAKA

1. Siswishanto, Rukmono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo; 2013. h. 588-590.

2. Fraser, Diane. Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta : EGC ; 2019. h. 551-554

3. Manuaba, I Bagus Gede. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Jakarta :


EGC ; 2014.

4. Nawawi, Hadiri. Metode Penelitian Bidang sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press; 20017.

5. Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. Buku ajar asuhan kebidanan volume 1.
Jakarta: EGC; 2016.

6. Swarjana, I Ketut. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Yogyakarta:


CV. Andi Offset; 2015.h. 108.

7. Baston, Helen. Midwifery Essentials Praktik Dasar Volume I. Penerbit Buku


Kedokteran EGC; 2012. h.66..

8. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya;


2010.

9. Sulistyawati. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba


Medika

Anda mungkin juga menyukai