Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
berbagai upaya yang telah di selengarakan salah satu bentuk upaya
kesehatan adalah pelayanan kesehatan melalui pukesmas dan rumah sakit
berbagai rujukan yang merupakan sistem pelayanan kesehatan yang telah
di anut dan di kembangkan dalam sistem kesehatan nasional dengan
melibatkan peran serta masyarakat.
Kebidanan masyarakat adalah suatu upaya kebidanan yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dengan mengikuti
sertakan petugas kesehatan lainnya dan masyarakat untuk mendapatkan
tingkat kesehatan yang lebih tinggi melalui upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
Dengan adanya tujuan tersebut, maka penyusun mencoba
mengamati secara langsung keadaan masyarakat di wilayah binaan melalui
praktek belajar lapangan (PBL) dan sebagai wilayah binaan adalah desa
jantho baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar yang
dilaksanakan dari tanggal 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

B. Tujuan Penuliasan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mewujudkan gambaran tentang kebidanan dilingkungan
masyarakat desa jantho baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar.
b. Untuk memenuhi persyaratan pada program kuliah Kebidanan
Komunitas di Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh.

1
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswi mampu mengidentifikasi masalah-masalah kebidanan
komunitas.
b. Mahasiswi mampu merumuskan masalah-masalah kebidanan
komunitas.
c. Mahasiswi mampu mengadakan sosialisasi masyarakat.
d. Mahasiswi mampu memprioritaskan masalah-masalah kebidanan
komunitas yang ada.
e. Mahasiswi mampu membentuk strategi atau rencana pelayanan
yang berkaitan dengan kebidanan komunitas secara
berkesinambungan.
f. Mahasiswi mampu memperoleh gambaran tentang kesehatan
masyarakat diwilayah kerja meliputi keadaan geografi, kesehatan
ibu dan anak, serta KB, perilaku masyarakat terhadap kesehatan
melalui peran serta masyarakat.
g. Mahasiswi mampu mengevaluasi pelayanan kebidanan komunitas
yang dilaksanakan.

C. Metode
Adapun metode yang digunakan selama PBL di desa jantho baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar adalah dengan
mengunakan beberapa metode antara lain :
1. Observasi yaitu melihat langsung dimasyarakat bagaimana status
masyarakat tersebut.
2. Wawancara yaitu teknik dalam pengumpulan data yang aktual dengan
melaksanakan komunikasi langsung dengan masyarakat.
3. Diskusi yaitu melaksanakan diskusi dengan masyarakat tentang
masalah yang ditemui dan masalah yang dirasakan masyarakat.
4. Ceramah yaitu metode yang digunakan dalam pemberian penyuluhan
kesehatan sesuai dengan masalah yang ditemui.

2
D. Ruang Lingkup dan Sasaran
Rang linkup PBL ini adalah kesehatan ibu dan anak, KB dengan sasaran :
1. Bayi
2. Balita
3. Remaja
4. Ibu Hamil
5. Ibu Bersalin
6. Ibu Nifas
7. Ibu Menyusui
8. Menopouse

E. Lokasi dan waktu

1. Lokasi
Lokasi PBL yaitu desa jantho baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar.
2. Waktu
Waktu PBL dimulai pada tangal 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PBL

1. Definisi PBL
PBL ( Praktek Belajar Lapangan) proses belajar untuk
mendapatkan kemampuan profisional di bidang kesehatan masyarakat
yang merupakan kemampuan spesifik yang harus di lakukan oleh seorang
tenaga profesi kesehatan masyarakat.
2. Konsep Kebidanan Komunitas

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan


kesehatan, pelayanan yang di arahkan untuk mewujudkan kesehatan
keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang
di berikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang di berikanya
dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.

Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada


empat konsep dalam pelayanan kebidanan yaitu: manusia,
masyarakat/lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang
mengacu pada konsep paradigma kebidanan sehingga tercapainya taraf
kesejahteraan hidup masyarakat.

3. Riwayat Kebidanan Komunitas

Pelayanan Kebidanan Komunitas dikembangkan di Indonesia


dimana Bidan sebagai ujung tombak pemberi pelayanan kebidanan
komunitas. Bidan yang bekerja yang melayani Keluarga dan Masyarakat
di wilayah tertentu disebut Bidan Komunitas (Community midwife) di
Indonesia istilah “ Bidan Komunitas” tidak lazim di gunakan sebagai
panggilan bagi bidan yang bekerja di luar Rumah Sakit secara umum di
Indonesia seorang bidan yang bekerja di masyarakat termasuk bidan desa
di kenal sebagai bidan komunitas.

4
Sampai saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga
bidan yang bekerja di komunitas pendidikan yang ada sekarang ini di
arahkan untuk menghasilakan bidan yang mampu bekerja di desa.
Pendididkan tersebut adalah program pendidikan bidan yang A (PPB A),
B (PPB B), C (PPB C) dan Diploma III kebidanan PPb-A, lama
pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan SPK (Sekolah Perawat
Kesehatan) PPB-B lama pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan
Akademi Perawat PPB-C lama pendidikan 3 tahun, siswa berasal dari
lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama) Diploma III kebidanan lama
pendidikan 3 tahun, berasal dari sekolah SMU.SPK maupun PPB-A mulai
tahun 1996 kurikulum pendidikan bidan tersebut diatas disiapkan
sedemikian rupa sehingga bidan yang di hasilkan mampu memberikan
pelayanan kepada ibu dan anak balita di masyarakat terutama di desa.
Disamping itu Depertemen Kesehatan melatih para bidan yang telah dan
akan bekerja untuk memperkenalakan kondisi dan masalah kesehatan serta
penanggulanganya di desa terutama berkaitan dengan kesehatan ibu dan
anak balita mereka juga mendapatkan kesempatan dalam berbagai
kegiatan untuk mengembangkan kemampuan, seperti pertemuan ilmiah
baik di lakukan oleh pemerintah mau pun oleh organisasi profesi seperti
IBI bidan yang bekerja di desa puskesmas, puskesmas pembantu, dilihat
dari tugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas (Syahlan, 1996: 13).

4. Fokus/sasaran Kebidanan Komunitas

Sasaran Utama

Menurut (syahlan) komuniti adalah sasaran pelayanan kebidanan


komunitas. Di dalam komuniti terdapat kumpulan individu yang membentuk
keluarga atau kelompok masyarakat dan sasaran utama pelayanan kebidanan
komunitas adalah ibu dan anak

Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang di maksud


dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainya
(Syahlan)

5
Ibu: pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa interval.

Anak : meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan,bayi balita pra


sekolah dan sekolah.

Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan


anak, pemeliharan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi imunisasi dan
kelompok usia

Masyarakat ( comunity): remaja,calon ibu dan kelompok ibu sasaran


pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat
baik yang sehat,sakit maupu yang mempunyai masalah kesehatan secara
umum (Meilani,Niken dkk).

5. Tujuan Pelayanan Komunitas Kebidanan

Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan


keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya
kesehatan di masyarakat yang di tunjukan kepada keluarga penyelenggara
kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat
bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk
mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Jadi tujuan dari pelayanan kesehatan komunitas adalah meningkatkan


kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud
keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.

6. Bekerja di Komunitas

Pelayanan kebidanan komunitas di lakukan di luar rumah dan


merupakan bagian atau kelanjutan yang di berikan rumah sakit misalnya:
ibu yang melahirkan di Rumah Sakit dan setelah 3 hari kembali ke Rumah
Pelayanan di Rumah Oleh bidan merupakan kegiatan Kebidanan
Komunitas.

Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan


melayani kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan
kegiatan Kebidanan Komunitas.

6
Sebagai bidan yang bekerja di Komunitas maka bidan harus
memahami peranya di komunitas yaitu:

a. Sebagai Pendidik

Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat


sebagai pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah
kerjanya sesuai dengan kaidah kesehatan tindakan yang dapat di lakukan
oleh bidan di komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat
antara lain dengan memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya
kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat di lakukan
dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan
sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara
langsung sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan
poster,left let, sepanduk dan sebagainya.

b. Sebagai Pelaksanaan (provider)

Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan


kebidanan kepada komunitas. Di sini bidan bertindak sebagai pelaksana
pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai
pengetahuan dan teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai
berikut:

1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan


2) Pemeliharan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyususi dan masa
interval dalam keluarga
3) Pertolongan persalinan di rumah.
4) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan
5) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi
6) Pemeliharaan kesehatan anak balita

7
c. Sebagai Pengelola

Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan praktek


bidan mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang di
lakukannya , peran bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan
kebidanan di unit Puskesmas, polindes, posyiandu, dan praktek bidan
tenaga kesehatan yang pendidikanya bidan lain atau Contoh: Praktek
Mandiri/BPS

d. Sebagai Peneliti

Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang di


layani, perkembangan keluarga masyarakat. Secara sederhana bidan dapat
memberikan kesimpulan atau Himpotersis dan hasil analisanya. Sehingga
bila peran ini di lakukan oleh bidan, maka ia akan dapat mengetahui secara
tepat tentang permasalahan komunitas yang di layaninya dan dapat pula
dengan segera melaksanakan tindakan sebagai pemerdaya

Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam


mencegah permasalahan yang terjadi. Bidan perlu menggerakan individu,
keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya
pemerintahan kesehatan diri sendiri, keluarga mau pun masyarakat.

e. Sebagai Pembela klien (advokat)

Peran bidan sebagai penasehat di devinisikan sebagai kegiatan


pemberi informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu
membuat keputusan yang terbaik dan memungkin kan bagi dirinya sebagai
kolaborator.Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program
maupun sektoral.

f. Sebagai Perencana

Melakukan bentuk peranan pelayanan kebidanan individu dan


keluarga serta berpartisispasi dalam perencanaan program di masyarakat
luas untuk suatu kebutuhan terutama yang ada kaitanya dengan kesehatan.
(Syafrudin dan Hamidah)

8
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat bidan
sewaktu-waktu bekerja dalam team, misalnya kegiatan puskesmas keliling,
di mana salah satu anggotanya adalah bidan.

g. Jaringan Kerja
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu
puskesmas/puskesmas pembantu,Polindes, Posyiandu,BPS, Rumah
pasien,Desa Wisma, PKK (Syahlan)
Di puskesmas bidan sebagai anggota team bidan di harapkan dapat
mengenali kegiatan yang akan di lakukan,mengenali dan menguasai fungsi
dan tugas masing-masing, selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan
anggota lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung
jawab atas keseluruhan kegiatan team dan hasilnya.

Di Polindes,Posyiandu,BPS, dan Rumah Pasien, bidan meruoakan


pimpinan team/leader di mana bidan di harap kan mampu berperan sebagai
pengelola sekaligus pelaksana kegiatan kebidan di komunitas.

Dalam jaringan kerja bidan di komunitas di perlukan kerja sama lintas


program dan lintas sektor. Kerja sama lintas program merupakan bentuk
kerja yang di laksanakan di dalam suatu instansi yang terkait, misalnya:
imunisasi, pemberian tablet FE,vitamin A, PMT dan sebagainya.
Sedangkan kerja sama lintas sektor merupakan kerja sama yang melibatkan
institusi/departemen lain, misalnya bulan imunisasi anaks ekolah (BIAS),
pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sebagainya.

B. KEHAMILAN RESIKO TINGGI

1. Pengertian Kehamilan Resti


Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi
keadaan ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba,
2012). Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat
menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit atau meninggal sebelum
kelahiran berlangsung (Indrawati, 2016). Karakteristik ibu hamil
diketahui bahwa faktor penting penyebab resiko tinggi pada kehamilan

9
terjadi pada kelompok usia 35 tahun dikatakan usia tidak aman karena
saat bereproduksi pada usia 35 tahun dimana kondisi organ reproduksi
wanita sudah mengalami penurunan kemampuan untuk bereproduksi,
tinggi badan kurang dari 145 cm, berat badan kurang dari 45 kg, jarak
anak terakhir dengan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun, jumlah
anak lebih dari 4. Faktor penyebab resiko kehamilan apabila tidak segera
ditangani pada ibu dapat mengancam keselamatan bahkan dapat terjadi
hal yang paling buruk yaitu kematian ibu dan bayi.
2. Kriteria Kehamilan Resti
Kriteria Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan risiko tinggi dibagi
menjadi 3 kategori menurut Rochjati (2014), yaitu;
a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 Merupakan
kehamilan yang tidak disertai oleh faktor risiko atau penyulit sehingga
kemungkinan besar ibu akan melahirkan secara normal dengan ibu dan
janinnya dalam keadaan hidup sehat. 8
b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan skor 6-10 Merupakan
kehamilan yang disertai satu atau lebih faktor risiko/penyulit baik yang
berasal dari ibu maupun janinnya sehingga memungkinkan terjadinya
kegawatan saat kehamilan maupun persalinan namun tidak darurat.
c. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRTS) dengan jumlah skor >12
Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) merupakan kehamilan dengan
faktor risiko:
1) Perdarahan sebelum bayi lahir, dimana hal ini akan memberikan
dampak gawat dan darurat pada ibu dan janinnya sehingga
membutuhkan rujukan tepat waktu dan penanganan segera yang
adekuat untuk menyelamatkan dua nyawa.
2) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, dimana tingkat
kegawatannya meningkat sehingga pertolongan persalinan harus di
rumah sakit dengan ditolong oleh dokter spesialis.

10
3. Faktor-Faktor Kehamilan Resti
Faktor resiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat
menyebabkan kemungkinan resiko/bahaya terjadinya komplikasi pada
persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu
dan bayinya.
Ciri- ciri faktor resiko:
a. Faktor resiko mempunyai hubungan dengan kemungkinan
terjadinya komplikasi tertentu pada persalinan.
b. Faktor resiko dapat ditemukan dan diamati/dipantau selama
kehamilan sebelum peristiwa yang diperkirakan terjadi.
c. Pada seorang ibu hamil dapat mempunyai faktor resiko tunggal,
ganda yaitu dua atau lebih yang bersifat sinergik dan kumulatif.
Hal ini berarti menyebabkan kemungkinana terjadinya resiko
lebih besar.
Puji Rochjati dalam Manuaba et al. (2013) menjelaskan ada
beberapa faktor yang mempengaruhi ibu hamil risiko tinggi yaitu
seperti primi muda berusia kurang dari 16 tahun, primipara tua berusia
lebih dari 35 tahun, primipara sekunder dengan usia anak terkecil
diatas 5 tahun, tinggi badan kurang dari 145cm, riwayat kehamilan
yang buruk (pernah keguguran, pernah persalinan premature, lahir
mati, dan riwayat persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi vakum,
ekstraksi forsep, dan operasi sesar), pre-eklamsia, eklamsia, gravida
serotinus, kehamilan dengan pendarahan antepartum, kehamilan
dengan kelainan letak, kehamilan dengan penyakit ibu yang
mempengaruhi kehamilan.

Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017), batasan dalam faktor risiko atau
masalah dapat dibagi menjadi tiga yaitu ada potensi gawat obstetri (APGO), ada
gawat obstetri (AGO), dan ada gawat darurat obstetri (AGDO).

Kelompok faktor resiko ada ibu hamil dikelompokkan menjadi 3 yaitu


kelompok I, II, III berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan dan sifat atau
tingkat resikonya.

11
a. Kelompok I

Ada Potensi Gawat Obstetrik (APGO) ada 10 faktor resiko, yaitu :

1) Primi muda

Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017), ibu hamil pertama pada


umur >20 tahun, rahim dan panggul belum tumbuh mencapai ukuran
dewasa. Kehamilan pada usia remaja mempunyai resiko medis yang cukup
tinngi karena pada masa ini alat reproduksi belum cukup matang untuk
melakukan fungsinya. Alasan mengapa kehamilan remaja dapat
menimbulkan risiko antara lain rahim remaja belum siap untuk
mendukung kehamilan. Rahim baru siap melakukan fungsinya setelah
umur 20 tahun, karena pada usia ini fungsi hormonal melewati masa
kerjanya yang maksimal. Rohan dan Siyoto (2013) menyatakan dampak
kehamilan pada kesehatan reproduksi di usia muda yaitu:

a) Keguguran Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak


disengaja, misalnya karena terkejut, cemas dan stress. Secara sengaja
dilakukan oleh tenaga non professional yang dapat menimbulkan akibat
efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi
alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
b) Persalinan premature, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan
bawaan Terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama
Rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan
lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga
umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi
kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan
asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan kurang dan keadaan
psikologi ibu yang kurang stabil selain itu juga disebabkan keturunan
(genetik) dan proses pengguguran sendiri yang gagal.
c) Mudah terjadi infeksi Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi
rendah dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada
kala nifas.

12
d) Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi Anemia pada saat hamil di
usia muda disebbabkan oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya
gizi pada saat hamil dan mayoritas seorang ibu mengalami anemia pada
saat hamil. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah
janin pada plasenta seorang yang kehilangan sel darah merah semakin
lama akan menjadi anemia.
e) Keracunan kehamilan Kombinasi keadaan alat repsoduksi yang belum
siap hamil dan anemia, makin meningkatkan terjadinya keracunan
hamil dalam bentuk preeklamsia atau eklamsia yang dapat
menyebabkan kematian.
f) Kematian ibu yang tinggi Remaja yang stress akibat kehamilannya
sering mengambil jalan pintas untuk melakukan gugur kandungan oleh
tenaga dukun. Angka kematian karena gugur kandungan yang
dilakukan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui
(Manuaba et al., 2013).
2) Primi tua
Primi tua adalah wanita yang mencapai usia 35 tahun atau lebih pada saat
hamil pertama. Ibu dengan usia ini mudah terjadi penyakit pada organ
kandungan yang menua, jalan lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan
lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet
dan perdarahan
3) Anak kecil kurang dari 2 tahun Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan
anak terkecil kurang dari 2 tahun. Kesehatan fisik dan Rahim ibu maish
butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu masih menyusui. Anak masih
butuh asuhan dan perhatian orang tuanya.
4) Primi tua sekunder Ibu hamil dengan persalinan terakhir >10 tahun yang
lalu. Ibu dalam kehamilan dna persalinan ini seolah – olah menghadapi
persalinan yang pertama lagi. Bahaya yang dapat terjadi yaitu persalinan
dapat berjalan tidak lancer dan perdarahan pasca persalinan.
5) Grande multi Ibu pernah hamil atau melahirkan 4 kali atau lebih, karena
ibu sering melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan

13
seperti Kesehatan terganggu, kekendoran pada dinding rahim. Bahaya
yang dapat terjadi yaitu kelainanletak, persalinan letak lintang, robekan
rahim pada kelainan letak lintang, persalinan lama dan perdarahan pasca
persalinan. Grande multi para juga dapat menyebabkan solusio plasenta
dan plasenta previa.
6) Umur 35 tahun atau lebih Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih, dimana
pada usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat – alat kandungan
dan jalan lahir tidak lentur lagi. Sleain itu ada kecenderungan didapatkan
penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi tekanan darah
tinggi dan pre-eklamsia, ketuban pecah dini, persalinan tidak lancer atau
macet, perdarahan setelah bayi lahir.
7) Tinggi badan 145 cm atau kurang Terdapat tiga batasan pada kelompok
risiko ini yaitu:
a) Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas
panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal
ini ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, panggul ibu sebagai jalan
lahir ternyata sempit dengan janin atau ekpala tidak besar dan kedua
panggul ukuran normal tetapi ankanya besar atau kepala besar.
b) Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi
mati dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.
c) Ibu hamil dengan kehamilan sebelumnya belum pernah melahirkan
cukup bulan, dan berat badan lahir rendah 2 kali. Kehamilan kedua
atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan.
8) Persalinan yang lalu dengan tindakan Persalinan yang ditolong dengan alat
melalui jalan lahir biasa atau pervaginam dengan bantuan alat, seperti:
a) Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau
pervaginam (tindakan dengan cunam/forsep/vakum). Bahaya yang
dapat terjadi yaitu robekan atau perlukaan jalan lahir dan perdarahan
pasca persalinan.
b) Uri manual, yaitu tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim
dengan menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan apabila setelah 30
menit uri tidak lahir sendiri dan apabila terjadi perdarahan uri belum

14
juga lahir (Widatiningsih & Dewi, 2017). Bekas operasi sesar Ibu
hamil pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena
itu pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya
pada robekan rahim yaitu kematian janin dan kematian ibu, perdarahan
dan infeksi (Widatiningsih & Dewi, 2017).

b. Kelompok II Ada Gawat Obstetrik (AGO) ada 8 faktor resiko. Ada gawat
obstetric (AGO) adalah tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas
yang terdiri dari (Widatiningsih & Dewi, 2017) :

1) Penyakit pada ibu hamil Penyakit – penyakit yang menyertai kehamilan ibu
yaitu sebagai berikut:

a) Anemia (kurang darah)

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan
meruapakan jenis anemia yang pengobatannya relative mudah bahkan murah.
Anemia pada kehamilan memberi pengaruh kurang baik, seperti kematian muda,
kematian perinatal, prematuritas, dpaat terjadi cacat bawaan, cadangan zat besi
kurang.

b) Malaria

Bila malaria disertai dengan panas tinggi dan anemia, maka akan
mengganggu ibu hamil dan kehamilannya. Bahaya yang dapat terjadi yaitu
abortus, intrauterine fetal death (IUFD), dan persalinan prematur.

c) Tuberkulosis paru

Tuberkolosis paru tidak secara langsung berpengaruh pada janin, namun


tuberkolosis paru berat dapat menurunkan fisik ibu, tenaga, dan air susu ibu (ASI)
ikut berkurang. Bahaya yang dapat terjadi yaitu keguguran, bayi lahir belum
cukup umur, dan janin mati dalam kandungan (Widatiningsih & Dewi, 2017).

15
d) Payah jantung

Bahaya yang dapat terjadi yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran
premature. Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan
janin dalam kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil
konsepsi dapat menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh abortus.

e) Diabetes mellitus

Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar, pernah
mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan minggu – minggu
terakhir dan ditemukan glukosa dalam air seni. Bahaya yang dapat terjadi yaitu
persalinan premature, hidramnion, kelainan bawaan, makrosomia, kematian janin

dalam kandungan sesudah kehamilan ke-36, kematian bayi perinatal (bayi lahir
hidup kemudian mati<7 hari). Selain itu dalam kehamilan diabetes dapat
menimbulkan preeklamsia, kelainan letak janin, dan insufiensi plasenta
(Widatiningsih & Dewi, 2017).

f) Human Immunodeficiency Virus/Acquired

Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) Bahaya yang dapat terjadi


yaitu gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan ibu hamil muda terkena infeksi.
Kehamilan memperburuk progesivitas infeksi HIV. Bahaya HIV pada kehamilan
adalah pertumbuhan intra uterin terhambat dan berat lahir rendah, serta
peningkatan risiko prematur (Widatiningsih & Dewi, 2017).

g) Toksoplasmosis
Toksoplasmosis penularan melalui makanan mentah atau kurang masak,
yang tercemar kotoran kucing yang terinfeksi. Bahya yang dapat terjadi yaitu
infeksi pada kehamilan muda menyebabkan abortus, infeksi pada kehamilan lanjut
menyebabkan kongenital dan hidrosefalus.
h) Preeklamsia ringan
Tanda – tandanya yaitu edema pada tungkai dan muka karena penumpukan
cairan disela – sela jaringan tubuh, tekanan darah tinggi, dalam urin terdapat
proteinuria, sedikit bengkak pada tungkai bawah atau kaki pada kehamilan 6

16
bulan keatas mungkin masih normal karena tungkai banyak digantung atau
kekurangan vitamin b1. Bahaya bagi janin dan ibu yaitu menyebabkan gangguan
pertumbuhan janin, dan janin mati dalam kandungan.

2) Hamil kembar

Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Rahim
ibu membesar dan menekan organ dalam dan menyebabkan keluhan – keluhan
seperti sesak nafas, edema kedua bibir kemaluan dan tungkai, varises, dan
haemorrhoid. Bahaya yang dapat terjadi yaitu keracunan kehamilan, hidramnion,
anemia, persalinan premature, kelainan letak, persalinan sukar, dan perdarahan
saat persalinan.

3) Hindramnion atau Hamil kembar air

Hidramnion adalah kehamilan dengan jumlah cairan amnion lebih dari 2


liter, dan biasanya Nampak pada trimester III, dapat terjadi perlahan – lahan atau
sangat cepat. Bahaya yang dapat terjadi yaitu keracunan kehamilan, cacat bawaan
pada bayi, kelainan letak, persalinan premature, dan perdarahan pasca persalinan.

4) Janin mati dalam rahim atau intrauterine fetal death (IUFD)

Keluhan yang dirasakan yaitu tidak terasa gerakan janin, perut terasa
mengecil, dan payudara mengecil. Pada kehamilan normal gerakan janin dapat
dirasakan pada umur kehamilan 4-5 bulan. Bila Gerakan janin berkurang,
melemah, atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam, kehidupan janin
mungkin terancam. Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan janin mati dalam
rahim yaitu gangguan pembekuan darah ibu, disebabkan dari jaringan – jaringan
mati yang masuk ke dalam darah ibu.

5) Hamil serotinus/hamil lebih bulan

Hamil serotinus adalah ibu dengan usia kehamilan >42 minggu dimana
fungsi dari jaringan uri dan pembuluh darah menurun. Dampaknya dapat
menyebabkan distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, dan

17
moulding (moulase) kepala kurang sehingga sering dijumpai partus lama,
kesalahan letak, insersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan pasca persalinan.

6) Letak sungsang

Letak sungsang adalah kehamilan tua (hamil 8-9bulan), letak janin dalam
rahim dengan kepala diatas dan bokong atau kaki dibawah. Bahaya yang dapat
terjadi yaitu bayi lahir dengan gawat napas yang berat dan bayi dapat mati
(Widatiningsih & Dewi, 2017).

7) Letak lintang
Kelainan letak janin didalam rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan),
kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak
dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang terhadap
sumbu tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang yaitu pada
persalinan yang tidak di tangani dengan benar, dapat terjadi robekan rahim.
Akibatnya adalah perdarahan yang mengakibatkan anemia berat, infeksi, ibu syok
dan dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.

c. Kelompok III Ada Gawat Darurat Obstetrik (AGDO), ada 2 faktor resiko. Ada
gawat darurat obstetric adalah adanya ancaman nyawa pada ibu dan bayinya
menurut Widatiningsih dan Dewi (2017), terdiri dari :

1) Perdarahan pada saat kehamilan Perdarahan antepartum adalah perdarahan


sebelum persalinan atau perdarahan terjadi sebelum kelahiran bayi. Tiap
perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah 28 minggu, disebut
perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum haru dapat perhatian penuh,
karena merupakan tanda

bahaya yang dapat mengancam nyawa ibu dan janinnya, perdarahan dapat keluar
sedikit – sedikit tapi terus menerus, lama kelamaan ibu menderita anemia berat
atau sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok dan bayi dapat mengalami
kelahiran premature sampai kematian janin karena asfiksia. Perdarahan dapat
terjadi pada plasenta previa dan solusio plasenta. Biasanya disebabkan karena
trauma atau kecelakaan dan tekanan darah tinggi atau pre-eklamsia sehingga

18
terjadi perdarahan pada tempat melekat plasenta yang menyebabkan adanya
penumpukan darah beku dibelakang plasenta.

2) Preeklamsia berat dan Eklamsia Preeklamsia berat terjadi bila ibu dengan
preeklamsia ringan tidak dirawat dan ditangani dengan benar. Preeklamsia berat
dapat mengakibatkan kejang – kejang atau ekamlsia. Bahaya yang dapat terjadi
yaitu ibu dapat tidak sadar /koma sampai meninggal. Bahaya kehamilan Risiko
Tinggi Dampak yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko tinggi
sendiri dapat berdampak antara lain

a) Keguguran (abortus)

Keguguran merupakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup.


Keguguran dini terjadi sebelum usia kehamilan 12 minggu dan keguguran
tahap lanjut terjadi antara usia kehamilan 12 minggu-20 minggu.

b) Partus macet

Partus macet merupakan pola persalinan yang abnormal dimana terjadi


fase laten dan fase aktif memanjang/melambat bahkan berhenti ditandai dengan
berhentinya dilatasi serviks atau penurunan janin secara total atau keduanya.

c) Perdarahan ante partum dan post partum


Perdarahan antepartum merupakan perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada
perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Perdarahan postpartum merupakan
perdarahan lebih dari 500-6000 ml dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir.
Menurut waktu terjadinya perdarahan postpartum dibedakan menjadi dua,
yaitu: Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage) terjadi
dalam 24 jam setelah anak lahir. Perdarahan postpartum sekunder (late
postpartum hemorrhage) terjadi setelah 24 jam kelahiran, antara hari ke 5
sampai hari ke 25 postpartum
d) Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) merupakan kematian janin dalam rahim
sebelum terjadi proses persalinan, usia kehamilan 28 minggu keatas atau berat

19
janin 1000 gram dapat juga mengakibatkan kelahiran mati. Ibu yang
mengalami kehamilan berisiko menyebabkan meningkatnya faktor risiko
terjadinya Intra Uterine Fetal Death (IUFD). Bila janin dalam kandungan tidak
segera dikeluarkan selama lebih dari 4 minggu dapat menyebabkan terjadinya
kelainan darah (hipofibrinogemia) yang lebih besar.
e) Keracunan dalam kehamilan (Pre eklamsia) & kejang (Eklamsia)
Preeklamsia adalah keracunan pada kehamilan yang biasanya terjadi pada
trimester ketiga kehamilan atau bisa juga muncul pada trimester kedua.
Preeklamsia serta gangguan tekanan darah lainnya merupakan kasus yang
menimpa setidaknya lima hingga delapan persen dari seluruh kehamilan. Dua
penyakit ini pun tercatat sebagai penyebab utama kematian serta penyakit pada
bayi dan ibu hamil di seluruh dunia. Dan di Indonesia 3 kematian ibu terbesar
salah satunya disebabkan oleh preeklamsia/ eklampsia.
Dampak Kehamilan Berisiko bagi Janin Menurut Prawiroharjo (2011),
dampak kehamilan berisiko bagi janin adalah sebagai berikut:
a) Bayi lahir belum cukup bulan Bayi lahir belum cukup bulan dapat
disebut bayi preterm maupun bayi prematur. Bayi Preterm merupakan bayi
yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu, tanpa memperhatikan
berat badan lahir. Hal ini dapat disebabakan oleh faktor maternal seperti
toksemia, hipertensi, malnutrisi maupun penyakit penyerta lainnya.
b) Bayi lahir dengan Bayi berat lahir rendah (BBLR) Bayi berat lahir
rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500gram tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam
1 (satu) jam setelah lahir. Penyebab paling besar lahirnya bayi Bayi berat lahir
rendah (BBLR) adalah masalah selama kehamilan pada ibu, dapat berupa
penyakit penyerta pada ibu, kurang nutrisi, maupun usia ibu.

20
4. Penatalaksanaan kehamilan resti

Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan risiko tinggi dapat


dicegah dengan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu
hamil risiko tinggi yang lebih difokuskan pada keadaan yang menyebabkan
kematian ibu dan bayi. Pengawasan antenatal menyertai kehamilan secara dini,
sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dan persiapan
persalinan. Anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali dengan 1 kali pada trimester 1, 1
kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III, termasuk minimal 1 kali
kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga.

5. Deteksi Dini Kehamilan Risiko Tinggi


Deteksi dini adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang
dilaksanakan untuk menemukan penyimpangan secepat mungkin. Deteksi dini
kehamilan risiko tinggi adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang
dilaksanakan untuk menemukan gejala kehamilan risiko tinggi sejak awal. Hal-
hal yang termasuk dalam deteksi dini kehamilan risiko tinggi, yaitu usia ibu
hamil kurang dari 20 tahun, usia ibu hamil lebih dari 35 tahun, jumlah anak 3
orang atau lebih, Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun Ibu dengan tinggi badan
kurang dari 145 cm, Ibu dengan berat badan < 45 kg sebelum kehamilan, Ibu
dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm, Riwayat kehamilan dan persalinan
sebelumnya (perdarahan, kejangkejang, demam tinggi, persalinan lama,
melahirkan dengan cara operasi, dan bayi lahir mati).

21
BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Lokasi

Desa : Jantho Baro

Kecamatan : Kota Jantho

Kabupaten : Aceh besar

Provinsi : Aceh

2. Data Geografis

Luas tanah : 900 Ha

Kondisi tanah : Subur

Batas daerah :

a. Utara : Bukit Meusara


b. Selatan : Gampong Bueng
c. Barat : Bukit Barisan
d. Timur : Gampong Teureubeh
e. Polindes : 1 Unit
f. Posyandu : 1 Unit
g. Balai Desa : 1 Unit
h. Menasah : 1 Unit
i. Jaringan tranportasi : Darat

22
3. Data Geografis

Jumlah penduduk : 1224 Jiwa

Jumlah KK : 348 KK

Tipe masyarakat : Petani

Status pemerintah : Swakarsa

Organisasi sosial masyarakat : PKK, pengajian, posyandu

Sarana : Posyandu, PKK, hy


gMenasah, Balai Desa

B. Gambaran Khusus

Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode
19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

1. Jumlah KK : 348 KK
2. Jumlah Penduduk : 1224 Jiwa
3. Jumlah penduduk laki-laki : 641 Jiwa
4. Jumlah penduduk perempuan : 583 Jiwa
5. Jumlah Bayi : 19 Jiwa
6. Jumlah Balita : 87 Jiwa
7. Jumlah WUS : 324 Jiwa
8. Jumlah PUS : 324 Jiwa
9. Jumlah Akseptor KB : 80 Jiwa
10. Jumlah Non Akseptor KB : 244 Jiwa
11. Jumlah Ibu Hamil : 9 Jiwa
12. Jumlah rumah yang di data : 38 rumah

23
1. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk, Umur
Dan Jenis Kelamin Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota
Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.

Tabel 1.1

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk,


Umur Dan Jenis Kelamin Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

Jenis Kelamin
Kelompok Jumlah
Laki-Laki Perempuan
No
Umur
F % F % F %
1. 0-11 Bulan 1 2 2 10 3 6
2. 1-5 Tahun 4 9 7 14 11 20
3. 6-10 Tahun 8 16 5 15 13 18
4. 11-19 Tahun 11 22 5 15 16 20
5. 20-49 Tahun 19 38 14 30 33 16
6. 50-60 Tahun 4 9 3 10 7 14
7. 60 Tahun ke atas 2 4 1 6 3 6
Total 49 100 37 100 86 100
Sumber data : Hasil Data Psrimer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK di Desa


Jantho Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas
penduduk berada pada kelompok umur 20-49 tahun sebanyak 33 jiwa
(16%) yang terdiri dari laki-laki sebanyak 19 jiwa (38%) dan perempuan
sebanyak 14 jiwa (30%), Sedangkan Minoritas berada pada kelompok
umur 0-11 bulan sebanyak 3 jiwa (2%) yang terdiri dari laki-laki sebanyak
1 jiwa (2%) dan perempuan sebanyak 2 (10 %).

24
2. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Pendidikan Dari 38 KK
Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

Tabel 1.2

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Berdasarkan


Pendidikan Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember2022 s/d 09 Januari 2023.
Jumlah
No Pendidikan
F %

1. Tidak pernah sekolah 8 6


2. SD/MIN 19 20
3. SLTP 19 20
4. SLTA 34 50
5. Diploma/PT 6 4
Total 86 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK di Desa Jantho


Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas berada pada
tingkat pendidikan SLTA sebanyak 34 Jiwa (50%). Sedangkan Minoritas
berada pada tingkat pendidikan Diploma/ PT sebanyak 6 Jiwa (4%).

25
3. Gambaran Khusus Penduduk Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Kepala Keluarga Dari 38 KK Di Desa Jantho Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Tabel 1.3
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Kepala Keluarga
Dari 38 KK Di Desa Jantho Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023.

Jumlah
No Pekerjaan
F %

1. PNS 3 10
2. Petani/Berkebun 20 50
3. Pedagang 6 12
4. Buruh 4 8
5. Nelayan 0 0
6. Lainnya 10 20
Total 43 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Pekerjaan kepala
keluarga Petani/Berkebun sebanyak 20 jiwa (50%).

26
4. Gambaran Khusus Berdasarkan Penghasilan Kepala Keluarga Dari
38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

Tabel 1.4

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Kepala Keluarga


Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Penghasilan
F %

1. <1.000.000.- 12 35
2. 1.000.000-3.000.000.- 24 50
3. >3.000.000.- 3 15
Total 39 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas Penduduk
Dengan penghasilan kepala keluarga. Penghasilan < 1.000.000 sebanyak 12
jiwa (35%). Sedangkan Minoritas Penduduk dengan jumlah penghasilan
1.000.000-3.000.000 sebanyak 24 Jiwa (50%), <3.000.000 sebanyak 3 Jiwa
(15%).

27
5. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Penyakit yang di derita
selama 3 bulan terakhir Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Tabel 1.5

Distribusi Frekuensi Khusus Penduduk Berdasarkan Penyakit yang di derita


selama 3 bulan terakhir Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota
Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023

Jumlah
No Penyakit Diderita
F %

1. Hipertensi 8 20
2. Diabetes 1 5
3. Klorestrol 5 25
4. Asam Urat 5 25
5. Lambung 4 10
6. Lainnya 6 15
Total 29 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas Penyakit
yang di derita. Hipertensi sebanyak 8 jiwa (20%). Sedangkan Minorintas
penyakit yang di derita Sakit Diabetes sebanyak 1 Jiwa (5%).

28
6. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Jenis Jaminan Kesehatan
Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Tabel 1.6

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Jaminan Kesehatan Dari


38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Jaminan Kesehatan
F %

1. Asuransi 0 0

2. BPJS 38 100

Total 38 100 %

Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Penduduk dengan
Jaminan kesehatan, BPJS sebanyak 38 jiwa (100%).

29
7. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Tempat Pelayanan
Kesehatan yang sering di kunjungi Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 09 Januari 2023
Tabel 1.7

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Pelayanan


Kesehatan yang sering di kunjungi Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

No Tempat Pelayanan Jumlah


Kesehatan F %
1. Posyandu 3 15
2. Pustu 1 5
3. Puskesmas 10 30
4. Klinik/tempat praktek 30 50
5. Lainnya 0 0
Total 44 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah Penduduk
dengan tempat pelayanan kesehatan, Klinik/tempat praktek sebanyak 30 Jiwa
(50%),

30
8. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Jarak Rumah dengan
Tempat Pelayanan Kesehatan Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.8
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jarak Rumah dengan
Tempat Pelayanan Kesehatan Dari 38 KKDi Desa Ie Seuum
Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

No Jarak Ke Tenaga Jumlah


Kesehatan F %
1. <3Km 26 60
2. 3-5Km 13 30
3. >5Km 2 10
Total 41 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah penduduk
dengan jarak rumah dengan tempat pelayanan kesehayan. <3 Km (60%),

31
9. Gambaran Khusus Penduduk Dari Penduduk Berdasarkan
Berapa kali sehari Gosok Gigi Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

Tabel 1.9

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Berapa kali sehari Gosok Gigi


Dari 38 KKDi Desa Ie Seuum Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
No Berapa Kali Gosok Gigi Jumlah
F %
1. 1 Kali 1 5
2. 2 Kali 31 70
3. 3 Kali 6 20
4. Tidak Tentu 1 5
5. Tidak Pernah 0 0
Total 39 100
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 22 Februaris/d 14 Maret 2021.

Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas Penduduk
dengan jumlah berapa kali gosok gigi. 2 kali sebanyak 31 jiwa (70%).
Sedangkan Minoritas penduduk dengan jumlah berapa kali gosok gigi tidak
tentu sebanyak 1 jiwa (5%).

32
10. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Berapa kali Periksa Ke
Dokter Gigi/Klinik Gigi Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Tabel 1.10
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Berapa kali Periksa
KeDokter Gigi/Klinik Gigi Dari 38 KKDi Desa Ie Seuum
Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023

No. Periksa ke Dokter gigi/klinik Jumlah


gigi F %
1. 6 bulan sekali 0 0
2. 1 kali sethun 2 10
3. Bila sakit gigi 27 60
4. Tidak pernah 11 30
Total 40 100
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 22 Februaris/d 14 Maret 2021.

Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah Penduduk
periksa ke dokter gigi/klinik gigi. Bila Sakit Gigi (60%).

33
11. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Remaja Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota
Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.

Tabel 1.11

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tingkat


Pengetahuan Remaja Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode
19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

No Pengetahuan Remaja Tentang Jumlah

Kespro F %

1. Tahu 2 80
2. Tidak Tahu 1 20
Total 3 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk
terhadap pengetahuan remaja tentang kespro. tahu sebanyak 2 jiwa (80%).
Sedangkan Minoritas Penduduk Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang
Kespro, tidak tahu sebanyak 1 jiwa (20%)

34
12. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan WUS 15-49 Tahun
Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Tabel 1.12

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan WUS 15-49 Tahun Dari 38 KK


Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

Jumlah
No Wanita Usia Subur
F %

1. 15-49 Tahun 6 100

Total 6 100 %

Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah wanita usia
subur 15-49 tahun sebanyak 6 jiwa (100%).

35
13. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan PUS 15-49 Tahun Dari 38
KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.13
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan PUS 15-49 Tahun Dari 38
KKDi Desa Ie Seuum Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Pasangan Usia Subur
F %
1. 15-49 Tahun 7 100
Total 7 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah penduduk
berdasarkan pasangan usia subur 15-49 tahun sebanyak 7 Jiwa (100%).

36
14. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan PUS Akseptor KB Dari 38
KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.14
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan PUS Akseptor KB Dari 38
KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023

Jumlah
No Akseptor KB
F %

1. Menggunakan 10 100
2. Tidak menggunakan 0 0
Total 10 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk
berdasarkan Akseptor KB. Menggunakan sebanyak 10 jiwa (100%).

37
15. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Jenis Alat Kontrasepsi
yang Digunakan Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota
Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.

Tabel 1.15

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Alat Kontrasepsi yang


Digunakan Dari 38 KKDi Desa Ie Seuum Kecamatan Mesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023

No. Jenis Akseptor Jumlah

F %

1. Suntik 6 70
2. Pil 1 5
3. AKDR 1 5
4. Implant 2 10
5. Vasektomi 0
6. Tubektomi 0
7. Alami 2 10
8. Sederhana 0
9. Tradisional 0
Total 12 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk
jenis akseptor KB Suntik sebanyak 6 jiwa (70%), Minoritas AKDR sebanyak
1 jiwa (5%)

38
16. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Alasan tidak
menggunakan Non Akseptor Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 09 Januari 2023.

Tabel 1.16

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Alasan tidak menggunakan


Non Akseptor Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023

Alasan tidak menggunakan Jumlah


No
Akseptor F %
1. Pengatuhan 0 0
2. Tidak diizinkan suami 2 100
Total 2 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa


Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas
tidak diizinkan suami sebanyak 2 jiwa (100%).

39
17. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Umur Ibu Hamil Dari 38
KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

Tabel 1.17

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Umur Ibu Hamil Dari 38


KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023

No Umur Ibu Hamil Jumlah


F %
1 21-36 1 100
Total 1 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah penduduk
berdasarkan umur ibu hamil sebanyak 1 jiwa (100%).

40
18. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Usia Kehamilan Dari 38
KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

Tabel 1.18

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Usia Kehamilan Dari 38 KK Di


Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode
19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
No Usia Kehamilan Jumlah
F %
1 Trimester I 0 0
2 Trimester II 0 0
3 Trimester III 1 100
Total 1 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah penduduk
berdasarkan usia kehamilan, trimester II sebanyak 1 jiwa (100%).

41
19. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Mendapatkan Zat Besi
Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Tabel 1.19

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Mendapatkan Zat Besi Dari 38


KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
Mendapatkan Tablet Jumlah
No Zat Besi
F %
1 Ya 1 100
2 Tidak 0 0
Total 1 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah penduduk yang
mendapatkan zat besi. Sebanyak 1 jiwa (100%)

42
20. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Imunisasi TT Dari 38 KK
Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

Tabel 1.20

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Imunisasi TT Dari 38 KK Di


Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode
19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
No Imunisasi TT Jumlah
F %
1 1 Kali 0 0
2 2 Kali 1 100
3 Tidak Pernah 0 0
Total 1 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah penduduk
berdasarkan imunisasi TT. 2 kali sebanyak 1 jiwa (100%).

43
21. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Balita Yang
Mendapatkan Vitamin A Enam Bulan Terakhir Dari 38 KK Di Desa
Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode
19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.

Tabel 1.21

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Balita Yang Mendapatkan


Vitamin A Enam Bulan Terakhir Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022
s/d 09 Januari 2023
No Mendapatkan VIT A Jumlah
Enam Bulan Terakhir
F %
1 Ada 2 20
2 Tidak Ada 8 80
Total 10 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah penduduk
berdasarkan balita yang mendapatkan VIT A enam bulan terakhir Sebanyak 2
jiwa (20%) dan yang tidak mendapatkan VIT A enam bulan terakhir sebanyak
8 (80%)

44
22. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Jumlah Ibu Yang
Menyusui Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Tabel 1.22

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jumlah Ibu Yang Menyusui


Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
No Ibu Yang Menyusui Jumlah
F %
1 Ada 5 50
2 Tidak Ada 5 50
Total 10 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. penduduk berdasarkan
jumlah ibu menyusui. Ada Sebanyak 5 jiwa (50%), Tidak Ada Sebanyak 5
jiwa (50%).

45
23. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Imunisasi Lengkap Sesuai
Umur Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Tabel 1.23

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Imunisasi Lengkap Sesuai


Umur Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
No Imunisasi Dasar Jumlah
F %
1 Lengkap 1 100
2 Tidak Lengkap 0 0
Total 1 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Mayoritas penduduk
berdasarkan imunisasi lengkap. Tidak lengkap Sebanyak 1 jiwa (100%).

46
24. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Alasan Tidak Imunisasi
Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.

Tabel 1.24

Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Alasan Tidak Imunisasi Dari


38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
No Alasan Tidak Imunisasi Jumlah
F %
1 Tidak diizinkan suami 2 100
2 Kurangnya Pemgetahuan 0 0
Tentang Imunisasi
Total 2 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Analisa data :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 38 KK Di Desa Jantho


Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jumlah penduduk
berdasarkan alasan tidak imunisasi. Tidak di izinkan suami sebanyak 2 jiwa
(100%).

47
C. Data Kuesioner Keluarga Binaan

Subjektif

1. Identifikasi Masalah
Nama : Siti Mulyana
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD/MIN
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Jantho Baro
2. Data Keluarga

No. Nama Umur Lk/ Hubungan Pendidikan Pekerjaan


Pr Keluarga
1. jamaluddin 40 Lk Anak SMP Petani
2. Siti 36 Pr KK SD/MIN Petani
Mulyana
3. M. Raffa Lk Anak

3. Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
 Ny : tidur siang 2 jam/hari, tidur malam lebih kurang 7 jam/hari
b. Kebiasaan makan keluarga
Makan 3x/hari, makan dirumah Sendiri
c. Pola eliminasi
Ny. menyatakan BAB lebih kurang 2x/hari dan BAK lebih kurang
5x/hari
d. Kebersihan perorangan/personal hygiene
Mandi 2x/hari,gosok gigi 2x/hari, dan ganti baju 2x/hari
e. Pola kebiasaan kesehatan
 Tidak ada waktu khusus untuk olahraga
 Memiliki jamban/WC keluarga
 Rumah tidak permanen dan pencahayaan cukup

48
f. Penggunaan waktu senggang
Ny: tidak bekerja, dia sebagai Ibu Rumah Tangga.

4. Kegiatan Sosial Ekonomi


Ny.S tidak mempnyai penghasilan, uang yang didapat dari pemberian
Suaminya.

5. Situasi Lingkungan
a. Rumah memiliki sendiri
Rumah dekat dengan jalan desa,dengan luas tanah 120 M 2dan luas
rumah lebih kurang 60 M2 (9x10 m),yang terisi satu ruang
tamu,tiga kamar tidur dan sebuah dapur.
 Gambar beserta keterangan rumah KK binaan
b. Jenis rumah : Tidak Permanen
c. Atap rumah : Seng
d. Lantai Rumah : Semen
e. Ventilasi : Ada
f. Kebersihan dan Kerapian : Baik
g. Pembuangan sampah : Pembakaran
h. Sumber Air : sumur
 Penggunaan air : Dimasak
 Tempat penyimpanan air : Tertutup
 Kualitas Air : Tidak berbau,berwarna dan
berasa
i. Saluran pembuangan air limba : Terbuka
j. Jamban : Ada
k. Pemanfaatan pekarangan : Ada
l. Pemanfaatan fasilitas kesehatan bila ada anggota keluarga yang
sakit berobat ke puskesmas dan Tempat Bidan.
m. Keluarga memiliki jaminan kesehatan

49
6. Keadaan Kesehatan Keluarga
a. Riwayat perkawinan : Lamanya Pernikahan sudah 17 tahun bagi
Ny. S
7. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak Ada
8. Riwayat Kolestrol : Tidak ada
9. Stress dan Kopping
a. Stress jangka pendek : Kurangnya pengetahuan tentang
Kehamilan sehingga merasa ibu takut
b. Stress jangka panjang : Tidak ada
10. Komunikasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Aceh ,hubungan
antara anggota keluarga cukup baik. Saranan komunikasi dala keluarga
adalah handphone dan televisi
11. Transportasi
Ny. S menggunakan transportasi sepeda motor milik pribadi

Objektif

Pemeriksaan fisik

a. Ny.S
Kepala : Mesochepal,rambut hitam,lurus
Wajah : Ovale
Kulit : Sawo Matang
Mata : Simestris,konjungtifa merah muda,sklera putih
Hidung : Bersih
Telingga : Bersih
Mulut dan gigi : Tidak ada stomatis,ada karies dan tidak ada yang
berlubang
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroit
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris
Perut : Teraba bayi di dapatkan tfu : Setinggi Pusat

50
Punggu : Normal
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Tidak ada odema dan siyonosis
Postur tubuh : Pendek,kurus
TTV : TD : 110/80 mmHg S : 370C
N : 80x /Menit RR : 20 x/menit
BB : 48,8 kg TB : 147 cm
Lila : 26 cm

D. Perumusan Masalah

No Kriteria Masalah Masalah Penyebab

1. Tidak tau 1.Kurangnya


tentang pengetahuan ibu
1. Kehamilan Resiko Tinggi bagaimana itu tetang kehamilan
kehamilan resiko Resiko Tinggi
tinggi

E. Skala Prioritas Masalah

Kriteria A B C D Jumlah Urut


No
Masalah (6) (7) (8) (9)

Kehamilan Resiko
1. 8x6 7x7 6x8 7x9 208 1
Tinggi

Kurang nya
pengetahuan ibu
2. 6x6 7x7 6x8 8x9 205 2
tentang Kehamilan
Resiko Tinggi

51
Keterangan :
A. : Kegawatan masalah
B. : Kecendrungan masalah
C. : Akibat masalah terhadap produtivitas kerja
D. : Luasnya masalah

F. Pemecahan masalah

S : Ny.S berusia 36 tahun memberitahukan bahwa jarak kehamilan


dengan anak pertama ialah 11 tahun. Dan ibu memiliki riwayat
persalinan sc sebelumnya.

O : BB : 48,8 Kg N : 80x/menit

TB : 147 CM RR : 20x/menit

TD : 110/80 MmHg T : 36C

A : Ny.S

P :

1. Menggimpormasikan kepada ibu tentang pengertian Kehamilan


resiko tinggi,

2. Memberikan konseling pada ibu :

 Menjelaskan pengertian dari Kehamilan resiko tinggi


 Menjelaskan tentang kriteria kehamilan resiko tinggi
 Menjelaskan tentang faktor-faktor kehamilan resiko tinggi
 Menjelaskan tentang pelaksanaan kehamilan resiko tinggi
 Menjelaskan cara mendeteksi dini kehamilan resiko tinggi

52
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Ny. S berumur
36 tahun di diagnosa kehamilan nya beresiko tinggi , Ny. S mengaku
kurangnya pengetahuan tentang Kehamilan, penyebab Kehamilan Resiko
Tinggi, usia yang lebih dari 35 tahun, berat badan yang kurang, jarak
kehamilan yang jauh dapat menyebabkan terjadinya kehamilan resiko
tinggi.
Setelah melakukan penyuluhan kepada keluarga binaan, Ny. S
telah mendapatkan pengetahuan tentang kehamilan, penyebab kehamilan
resiko tinggi, penatalaksanaan kehamilan resiko tinggi.

B. Saran
1. Diharapkan kepada Ny. S agar mendapat pengetahuan tentang
Kehamilan Resiko Tinggi, penyebab dari kehamilan resiko tinggi, dan
cara penatalaksanaan kehamilan tresiko tinggi.
2. Diharapkan kepada Ny. S agar dapat mengubah pola makan yang
merugikan dibidang kesehatan
3. Diharapkan kepada Ny. S agar dapat meningkatkan derajat kesehatan.

53
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, 2012, Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi, Jakarta.

Rochjati, 2014, Kriteria Kehamilan Resiko Tinggi, Jakarta.

Puji Rochjati dalam Manuaba, 2013 Faktor yang mempengaruhi ibu hamil
resiko tinggi, Jakarta.

Widatiningsih dan Dewi,2017 batasan dalam faktor resiko dan pencegahan


terjadinya kehamilan resiko tinggi, Jakarta.

Rohan dan Siyoto,2013, dampak kehamilan resiko tinggi pada usia muda,
Jakarta.

Prawiroharjo,2011, dampak kehamilan beresiko tinggi bagi ibu dan Janin,


Jakarta.

54
LAMPIRAN I

SATUAN ACARA PENYULURUHAN

A. Pokok bahasan : Kehamilan Resiko Tinggi


B. Sub pokok bahasan : Pengertian Kehamilan Resti,
Faktor-faktor kehamilan resti , Penyebab Kehamilan Resti. M

C. Waktu : 45 menit
D. Tanggal : 04 Januari 2023
E. Tempat : Rumah warga
F. Sasaran : Ibu dengan kehamilan Resti
G. Tujuan penyuluhan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu bisa mengerti tentang
Kehamilan Resiko Tinggi dan diharapkan ibu dapat memahami Faktor
faktor kehamilan resiko tinggi.
2. Tujuan khusus
Agar mengetahui tentang :
a. Pengertian kehamilan resti
b. Kriteria kehamilan resiko tinggi
c. Faktor-faktor kehamilan resiko tinggi

H. Materi (Terlampir)
I. Metode :
1. Ceramah
2. Powerpoint
3. Tanya jawab

J. Kegiatan Penyuluhan

55
TAHAP WAKTU KEGIATAN
Pembukaan 3 menit 1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri

Penyajian 27 menit 1. Menjelaskan pengertian Kehamilan


Resti
2. Kriteria Kehamilan Resti
3. Penyebab Kehamilan Resti
4. Faktor-Faktor Kehamilan Resti
5. Cara Mendeteksi Dini Kehamilan resti
Tanya jawab 10 menit 1. Memberikan kesempatan ibu untuk
bertanya
2. Merespon pertanyaan yang diberikan
Penutup 5 menit 1. Evaluasi
2. Salam penutup

K. Tanya Jawab

56
1. Apa itu Kehamilan Resiko Tinggi?
Jawab :
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan
ibu hamil dan bayi menjadi sakit atau meninggal sebelum kelahiran
berlangsung (Indrawati, 2016). Karakteristik ibu hamil diketahui
bahwa faktor penting penyebab resiko tinggi pada kehamilan terjadi
pada kelompok usia 35 tahun dikatakan usia tidak aman karena saat
bereproduksi pada usia 35 tahun dimana kondisi organ reproduksi
wanita sudah mengalami penurunan kemampuan untuk bereproduksi,
tinggi badan kurang dari 145 cm, berat badan kurang dari 45 kg, jarak
anak terakhir dengan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun, jumlah
anak lebih dari 4. Faktor penyebab resiko kehamilan apabila tidak
segera ditangani pada ibu dapat mengancam keselamatan bahkan
dapat terjadi hal yang paling buruk yaitu kematian ibu dan bayi.
2. Apa saja kriteria kehamilan resiko tinggi?
Jawab :
Kriteria Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan risiko tinggi dibagi
menjadi 3 kategori menurut Rochjati (2014), yaitu;
a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 Merupakan
kehamilan yang tidak disertai oleh faktor risiko atau penyulit sehingga
kemungkinan besar ibu akan melahirkan secara normal dengan ibu
dan janinnya dalam keadaan hidup sehat. 8
b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan skor 6-10 Merupakan
kehamilan yang disertai satu atau lebih faktor risiko/penyulit baik
yang berasal dari ibu maupun janinnya sehingga memungkinkan
terjadinya kegawatan saat kehamilan maupun persalinan namun tidak
darurat.
c. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRTS) dengan jumlah skor >12
Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)

57
3. Faktor-Faktor Resiko Kehamilan resiko tinggi ?
Jawab :
Faktor resiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan
kemungkinan resiko/bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan
yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan
bayinya.
Ciri- ciri faktor resiko:
a. Faktor resiko mempunyai hubungan dengan kemungkinan
terjadinya komplikasi tertentu pada persalinan.
b. Faktor resiko dapat ditemukan dan diamati/dipantau selama
kehamilan sebelum peristiwa yang diperkirakan terjadi.
c. Pada seorang ibu hamil dapat mempunyai faktor resiko tunggal,
ganda yaitu dua atau lebih yang bersifat sinergik dan kumulatif. Hal
ini berarti menyebabkan kemungkinana terjadinya resiko lebih besar.

4. Apa dampak kehamilan resiko tinggi bagi ibu?


Jawab :

Ada Potensi Gawat Obstetrik (APGO) ada 10 faktor resiko, yaitu :

1) Primi muda

Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017), ibu hamil pertama pada


umur >20 tahun, rahim dan panggul belum tumbuh mencapai
ukuran dewasa. Kehamilan pada usia remaja mempunyai resiko
medis yang cukup tinngi karena pada masa ini alat reproduksi
belum cukup matang untuk melakukan fungsinya. Alasan
mengapa kehamilan remaja dapat menimbulkan risiko antara lain
rahim remaja belum siap untuk mendukung kehamilan. Rahim
baru siap melakukan fungsinya setelah umur 20 tahun, karena
pada usia ini fungsi hormonal melewati masa kerjanya yang
maksimal. Rohan dan Siyoto (2013) menyatakan dampak
kehamilan pada kesehatan reproduksi di usia muda yaitu:

58
a. Keguguran Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak
disengaja, misalnya karena terkejut, cemas dan stress. Secara
sengaja dilakukan oleh tenaga non professional yang dapat
menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya
dapat menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan premature, berat badan lahir rendah (BBLR) dan
kelainan bawaan Terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama Rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan,
berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil
kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. Cacat
bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan
kehamilan kurang dan keadaan psikologi ibu yang kurang stabil
selain itu juga disebabkan keturunan (genetik) dan proses
pengguguran sendiri yang gagal.
c. Mudah terjadi infeksi Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi
rendah dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih
pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi Anemia pada saat
hamil di usia muda disebbabkan oleh kurangnya pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil dan mayoritas seorang ibu
mengalami anemia pada saat hamil. tambahan zat besi dalam tubuh
fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,
membentuk sel darah merah janin pada plasenta seorang yang
kehilangan sel darah merah semakin lama akan menjadi anemia.
e. Keracunan kehamilan Kombinasi keadaan alat repsoduksi yang
belum siap hamil dan anemia, makin meningkatkan terjadinya
keracunan hamil dalam bentuk preeklamsia atau eklamsia yang
dapat menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi Remaja yang stress akibat kehamilannya
sering mengambil jalan pintas untuk melakukan gugur kandungan

59
oleh tenaga dukun. Angka kematian karena gugur kandungan yang
dilakukan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui
(Manuaba et al., 2013).
2) Primi tua
Primi tua adalah wanita yang mencapai usia 35 tahun atau lebih
pada saat hamil pertama. Ibu dengan usia ini mudah terjadi
penyakit pada organ kandungan yang menua, jalan lahir juga
tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil
mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan
a. Anak kecil kurang dari 2 tahun Ibu hamil yang jarak kelahiran
dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun. Kesehatan fisik dan
Rahim ibu maish butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu
masih menyusui. Anak masih butuh asuhan dan perhatian
orang tuanya.
b. Primi tua sekunder Ibu hamil dengan persalinan terakhir >10
tahun yang lalu. Ibu dalam kehamilan dna persalinan ini
seolah – olah menghadapi persalinan yang pertama lagi.
Bahaya yang dapat terjadi yaitu persalinan dapat berjalan
tidak lancer dan perdarahan pasca persalinan.
c. Grande multi Ibu pernah hamil atau melahirkan 4 kali atau
lebih, karena ibu sering melahirkan maka kemungkinan akan
banyak ditemui keadaan seperti Kesehatan terganggu,
kekendoran pada dinding rahim. Bahaya yang dapat terjadi
yaitu kelainanletak, persalinan letak lintang, robekan rahim
pada kelainan letak lintang, persalinan lama dan perdarahan
pasca persalinan. Grande multi para juga dapat menyebabkan
solusio plasenta dan plasenta previa.
d. Umur 35 tahun atau lebih Ibu hamil berusia 35 tahun atau
lebih, dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada
jaringan alat – alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi.
Sleain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam
tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi tekanan darah tinggi dan

60
pre-eklamsia, ketuban pecah dini, persalinan tidak lancer atau
macet, perdarahan setelah bayi lahir.
e. Tinggi badan 145 cm atau kurang Terdapat tiga batasan pada
kelompok risiko ini yaitu:
f. Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus.
Luas panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak
proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi.
Pertama, panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit
dengan janin atau ekpala tidak besar dan kedua panggul
ukuran normal tetapi ankanya besar atau kepala besar.
g. Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup
bulan tetapi mati dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.
h. Ibu hamil dengan kehamilan sebelumnya belum pernah
melahirkan cukup bulan, dan berat badan lahir rendah 2 kali.
Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati
dalam kandungan.
i. Persalinan yang lalu dengan tindakan Persalinan yang
ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau pervaginam
dengan bantuan alat, seperti:
j. Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa
atau pervaginam (tindakan dengan cunam/forsep/vakum).
Bahaya yang dapat terjadi yaitu robekan atau perlukaan jalan
lahir dan perdarahan pasca persalinan.
k. Uri manual, yaitu tindakan pengeluaran plasenta dari rongga
rahim dengan menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan
apabila setelah 30 menit uri tidak lahir sendiri dan apabila
terjadi perdarahan uri belum juga lahir (Widatiningsih &
Dewi, 2017). Bekas operasi sesar Ibu hamil pada persalinan
yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu pada
dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya
pada robekan rahim yaitu kematian janin dan kematian ibu,
perdarahan dan infeksi (Widatiningsih & Dewi, 2017).

61
5. Apa dampak kehamilan resiko tinggi bagi janin?

Jawab :

Dampak Kehamilan Berisiko bagi Janin Menurut Prawiroharjo (2011),


dampak kehamilan berisiko bagi janin adalah sebagai berikut:

a. Bayi lahir belum cukup bulan Bayi lahir belum cukup bulan
dapat disebut bayi preterm maupun bayi prematur. Bayi
Preterm merupakan bayi yang lahir pada usia kehamilan
kurang dari 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan
lahir. Hal ini dapat disebabakan oleh faktor maternal seperti
toksemia, hipertensi, malnutrisi maupun penyakit penyerta
lainnya.
b. Bayi lahir dengan Bayi berat lahir rendah (BBLR) Bayi berat
lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah
lahir. Penyebab paling besar lahirnya bayi Bayi berat lahir
rendah (BBLR) adalah masalah selama kehamilan pada ibu,
dapat berupa penyakit penyerta pada ibu, kurang nutrisi,
maupun usia ibu.

62
LAMPIRAN II

Jadwal Kegiatan Kerja Individu Mahasiswi Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh
Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023

NO Hari/Tanggal Kegiatan
1. Senin, 19, Desember 1. Serah terima kepada bagian
2022 kecamatan
2. Tiba di kantor camat kota janto.
3. Pengarahan dari staf kecamatan
berserta geuchik desa.
4. Tiba di desa jano baro
5. Penetapan mahasiswi PBL dirumah
kepala puskesmas .
6. Gotong royong di rumah kepala
puskesmas.
7. Pergi kerumah geuchik.
8. Jalan- jalan sore keliling desa janto
baro.
9. Membuat POA.
2. Selasa, 20, Desember 1. Melakukan perkenalan dengan
2022 masyarakat desa
2. Melakukan pengukuran, serta keliling
desa untuk mengetahui jalan dan batas
desa janto baro
3. Melakukan pendataan ke rumah
warga.
3. Rabu, 21, Desember 1. Melakukan pendataan ke rumah
2022 warga.
2. Bersilaturrahmi ke dayah janto baro.
3. Membantu mengajarkan pengajian
pada anak anak desa janto baro.

4. Kamis , 22, Desember 1. Melakukan kegiatan aktivitas senam


2022 jantung sehat di pukesmas janto baro
2. Melanjutkan pendataan ke rumah
warga.
3. Jalan- jalan keliling desa janto baro
4. Membersihkan halaman depan rumah
kepala puskesmas.
5. Kunjungan pertama dosen
5. Jum’at, 23, Desember 1. Gotong royong
2022 2. Melakukan pentablulasi.
3. Ikut serta yasinan bersama ibu-ibu

63
PKK
4. Mengajar tarian pada anak-anak desa
janto baro
5. Musyawarah dan rapat brsama anak
USK
6. Ikut serta rapat bersama ibu-ibu PKK
janto baro.

6. Sabtu, 24, Desember 1. Melakukan gotong royong mushola


2022 dusun 2 janto baro
2. Melanjutkan pentabulasi.
3. Membantu mengajarkan pengajian
pada anak anak desa janto baro.
7 Minggu, 25 Desember 1. Ikut serta senam lansia di balai desa
2022 janto baro
2. Membuat tugas individu
3. Melanjutkan pentabulasi.
4. Melakukan pendaftaran peserta lomba
pada dayah janto baro
5. Ikut serta rapat dusun 3 janto baro
8. Senin, 26, Desember 1. Membuat tabulating
2022 2. Menghadiri acara aqiqah desa janto
baro
3. Mengajarkan tariang pada anak-anak
desa janto baro.
4. Membuat laporan.
9 Selasa, 27, Dsember 1. Menyelesaikan tugas individu
2022 2. Melakukan kegiatan lomba cuci
tangan dan quiz kesehatan pada dayah
desa janto baro.
3. Melanjutkan pentabulasi.
4. Melakukan dekorasi acara lokmin.
10 Rabu , 28, Desember 1. Melakukan gotong royong di rumah
2022 kepala puskesmas.
2. Melakukan make up pada anak nari
desa janto baro
3. Melanjutkan dekorasi acara lokmin.
4. Melakukan kegiatan lokmin.
5. Membantu membersihkan
perkarangan balai desa setelah
kegiatan lokmin
6. Membuat tugas individu.
11 Kamis, 29, Desember 1. Melanjutkan tugas individu.
2022 2. Mengunjungi teman pada desa jalin.
3. Jalan-jalan keliling desa jalin.
12 Jumat, 30, Desember 1. Gotong royong di rumah kepala
2022 puskesmas
2. Jalan -jalan keliling desa Jantho baru

64
3. Memlanjutkan tugas individu.
13 Sabtu ,31, Desember 1. Mendata warga imunisasi
2022 2. Melanjutkan tugas individu
3. Jalan" bersama anak nari
4. Mengajar senam pada anak-anak desa
Jantho baro
14 Minggu,01, Januari 2022 1. Senam lansia
2. Gotong royong Pustu
3. Jalan" bersama pak Kecik, staff kantor
Kecik, dan anak USK ke bendungan.
15 Senin, 02, Januari 2022 1. Menghadiri acara lokmin
2. Melanjutkan tugas individu
16 Selasa, 03, Januari 2022 1. Membuat tugas pengabmas
2. Membersihkan karangan meunasah.
3. Masak – masak bersama ibu desa
biluy.
4. Melakukan acara perlombaan
17 Rabu, 04, Januari 2022 1. Kunjungan keluarga binaan.
2. Membuat tugas kelompokss
3. Melakukan acara perlombaan
18 Kamis, 05, Januari 2022 1. Tugas kelompok dan individu
2. Melakukan acara pengabmas
3. Melakukan acara perlombaan
19 Jumat, 06, Januari 2022 1. Melanjutkan tugas individu da tugas
kelompok
2. Pergi belanja hadiah pelombaan anak-
anak
3. Mengajarkan anak anak mengaji
20 Sabtu , 07, Januari 2022 1. Mengecek tugas individu
2. Membuat kue untuk acara perpisahan
3. Malam perpisahan dengan warga
4. Dan pemberian hadiah lomba untuk
anak anak
5. Memberikan bingkisan kepada pak
keuhcik
6. Memberikan bingkisan kepada pak
sekdes

21 Minggu, 08, Januari 2022 1. Melakukan makan bersama anak-anak


di TPA.
2. Acara bakar-bakar bersama di TPA
tengku marzuki
3. Memberi bingkisan kepada ibuk
basyariah
22 Senin, 09, Januari 2022 1. Serah terima pada bagian akademi
kebidanan seleha banda aceh( pulang)

65
LAMPIRAN III

DOKUMENTASI

66
67

Anda mungkin juga menyukai