PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
berbagai upaya yang telah di selengarakan salah satu bentuk upaya
kesehatan adalah pelayanan kesehatan melalui pukesmas dan rumah sakit
berbagai rujukan yang merupakan sistem pelayanan kesehatan yang telah
di anut dan di kembangkan dalam sistem kesehatan nasional dengan
melibatkan peran serta masyarakat.
Kebidanan masyarakat adalah suatu upaya kebidanan yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dengan mengikuti
sertakan petugas kesehatan lainnya dan masyarakat untuk mendapatkan
tingkat kesehatan yang lebih tinggi melalui upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
Dengan adanya tujuan tersebut, maka penyusun mencoba
mengamati secara langsung keadaan masyarakat di wilayah binaan melalui
praktek belajar lapangan (PBL) dan sebagai wilayah binaan adalah desa
jantho baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar yang
dilaksanakan dari tanggal 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
B. Tujuan Penuliasan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mewujudkan gambaran tentang kebidanan dilingkungan
masyarakat desa jantho baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar.
b. Untuk memenuhi persyaratan pada program kuliah Kebidanan
Komunitas di Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh.
1
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswi mampu mengidentifikasi masalah-masalah kebidanan
komunitas.
b. Mahasiswi mampu merumuskan masalah-masalah kebidanan
komunitas.
c. Mahasiswi mampu mengadakan sosialisasi masyarakat.
d. Mahasiswi mampu memprioritaskan masalah-masalah kebidanan
komunitas yang ada.
e. Mahasiswi mampu membentuk strategi atau rencana pelayanan
yang berkaitan dengan kebidanan komunitas secara
berkesinambungan.
f. Mahasiswi mampu memperoleh gambaran tentang kesehatan
masyarakat diwilayah kerja meliputi keadaan geografi, kesehatan
ibu dan anak, serta KB, perilaku masyarakat terhadap kesehatan
melalui peran serta masyarakat.
g. Mahasiswi mampu mengevaluasi pelayanan kebidanan komunitas
yang dilaksanakan.
C. Metode
Adapun metode yang digunakan selama PBL di desa jantho baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar adalah dengan
mengunakan beberapa metode antara lain :
1. Observasi yaitu melihat langsung dimasyarakat bagaimana status
masyarakat tersebut.
2. Wawancara yaitu teknik dalam pengumpulan data yang aktual dengan
melaksanakan komunikasi langsung dengan masyarakat.
3. Diskusi yaitu melaksanakan diskusi dengan masyarakat tentang
masalah yang ditemui dan masalah yang dirasakan masyarakat.
4. Ceramah yaitu metode yang digunakan dalam pemberian penyuluhan
kesehatan sesuai dengan masalah yang ditemui.
2
D. Ruang Lingkup dan Sasaran
Rang linkup PBL ini adalah kesehatan ibu dan anak, KB dengan sasaran :
1. Bayi
2. Balita
3. Remaja
4. Ibu Hamil
5. Ibu Bersalin
6. Ibu Nifas
7. Ibu Menyusui
8. Menopouse
1. Lokasi
Lokasi PBL yaitu desa jantho baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar.
2. Waktu
Waktu PBL dimulai pada tangal 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PBL
1. Definisi PBL
PBL ( Praktek Belajar Lapangan) proses belajar untuk
mendapatkan kemampuan profisional di bidang kesehatan masyarakat
yang merupakan kemampuan spesifik yang harus di lakukan oleh seorang
tenaga profesi kesehatan masyarakat.
2. Konsep Kebidanan Komunitas
4
Sampai saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga
bidan yang bekerja di komunitas pendidikan yang ada sekarang ini di
arahkan untuk menghasilakan bidan yang mampu bekerja di desa.
Pendididkan tersebut adalah program pendidikan bidan yang A (PPB A),
B (PPB B), C (PPB C) dan Diploma III kebidanan PPb-A, lama
pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan SPK (Sekolah Perawat
Kesehatan) PPB-B lama pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan
Akademi Perawat PPB-C lama pendidikan 3 tahun, siswa berasal dari
lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama) Diploma III kebidanan lama
pendidikan 3 tahun, berasal dari sekolah SMU.SPK maupun PPB-A mulai
tahun 1996 kurikulum pendidikan bidan tersebut diatas disiapkan
sedemikian rupa sehingga bidan yang di hasilkan mampu memberikan
pelayanan kepada ibu dan anak balita di masyarakat terutama di desa.
Disamping itu Depertemen Kesehatan melatih para bidan yang telah dan
akan bekerja untuk memperkenalakan kondisi dan masalah kesehatan serta
penanggulanganya di desa terutama berkaitan dengan kesehatan ibu dan
anak balita mereka juga mendapatkan kesempatan dalam berbagai
kegiatan untuk mengembangkan kemampuan, seperti pertemuan ilmiah
baik di lakukan oleh pemerintah mau pun oleh organisasi profesi seperti
IBI bidan yang bekerja di desa puskesmas, puskesmas pembantu, dilihat
dari tugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas (Syahlan, 1996: 13).
Sasaran Utama
5
Ibu: pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa interval.
6. Bekerja di Komunitas
6
Sebagai bidan yang bekerja di Komunitas maka bidan harus
memahami peranya di komunitas yaitu:
a. Sebagai Pendidik
7
c. Sebagai Pengelola
d. Sebagai Peneliti
f. Sebagai Perencana
8
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat bidan
sewaktu-waktu bekerja dalam team, misalnya kegiatan puskesmas keliling,
di mana salah satu anggotanya adalah bidan.
g. Jaringan Kerja
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu
puskesmas/puskesmas pembantu,Polindes, Posyiandu,BPS, Rumah
pasien,Desa Wisma, PKK (Syahlan)
Di puskesmas bidan sebagai anggota team bidan di harapkan dapat
mengenali kegiatan yang akan di lakukan,mengenali dan menguasai fungsi
dan tugas masing-masing, selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan
anggota lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung
jawab atas keseluruhan kegiatan team dan hasilnya.
9
terjadi pada kelompok usia 35 tahun dikatakan usia tidak aman karena
saat bereproduksi pada usia 35 tahun dimana kondisi organ reproduksi
wanita sudah mengalami penurunan kemampuan untuk bereproduksi,
tinggi badan kurang dari 145 cm, berat badan kurang dari 45 kg, jarak
anak terakhir dengan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun, jumlah
anak lebih dari 4. Faktor penyebab resiko kehamilan apabila tidak segera
ditangani pada ibu dapat mengancam keselamatan bahkan dapat terjadi
hal yang paling buruk yaitu kematian ibu dan bayi.
2. Kriteria Kehamilan Resti
Kriteria Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan risiko tinggi dibagi
menjadi 3 kategori menurut Rochjati (2014), yaitu;
a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 Merupakan
kehamilan yang tidak disertai oleh faktor risiko atau penyulit sehingga
kemungkinan besar ibu akan melahirkan secara normal dengan ibu dan
janinnya dalam keadaan hidup sehat. 8
b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan skor 6-10 Merupakan
kehamilan yang disertai satu atau lebih faktor risiko/penyulit baik yang
berasal dari ibu maupun janinnya sehingga memungkinkan terjadinya
kegawatan saat kehamilan maupun persalinan namun tidak darurat.
c. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRTS) dengan jumlah skor >12
Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) merupakan kehamilan dengan
faktor risiko:
1) Perdarahan sebelum bayi lahir, dimana hal ini akan memberikan
dampak gawat dan darurat pada ibu dan janinnya sehingga
membutuhkan rujukan tepat waktu dan penanganan segera yang
adekuat untuk menyelamatkan dua nyawa.
2) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, dimana tingkat
kegawatannya meningkat sehingga pertolongan persalinan harus di
rumah sakit dengan ditolong oleh dokter spesialis.
10
3. Faktor-Faktor Kehamilan Resti
Faktor resiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat
menyebabkan kemungkinan resiko/bahaya terjadinya komplikasi pada
persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu
dan bayinya.
Ciri- ciri faktor resiko:
a. Faktor resiko mempunyai hubungan dengan kemungkinan
terjadinya komplikasi tertentu pada persalinan.
b. Faktor resiko dapat ditemukan dan diamati/dipantau selama
kehamilan sebelum peristiwa yang diperkirakan terjadi.
c. Pada seorang ibu hamil dapat mempunyai faktor resiko tunggal,
ganda yaitu dua atau lebih yang bersifat sinergik dan kumulatif.
Hal ini berarti menyebabkan kemungkinana terjadinya resiko
lebih besar.
Puji Rochjati dalam Manuaba et al. (2013) menjelaskan ada
beberapa faktor yang mempengaruhi ibu hamil risiko tinggi yaitu
seperti primi muda berusia kurang dari 16 tahun, primipara tua berusia
lebih dari 35 tahun, primipara sekunder dengan usia anak terkecil
diatas 5 tahun, tinggi badan kurang dari 145cm, riwayat kehamilan
yang buruk (pernah keguguran, pernah persalinan premature, lahir
mati, dan riwayat persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi vakum,
ekstraksi forsep, dan operasi sesar), pre-eklamsia, eklamsia, gravida
serotinus, kehamilan dengan pendarahan antepartum, kehamilan
dengan kelainan letak, kehamilan dengan penyakit ibu yang
mempengaruhi kehamilan.
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017), batasan dalam faktor risiko atau
masalah dapat dibagi menjadi tiga yaitu ada potensi gawat obstetri (APGO), ada
gawat obstetri (AGO), dan ada gawat darurat obstetri (AGDO).
11
a. Kelompok I
1) Primi muda
12
d) Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi Anemia pada saat hamil di
usia muda disebbabkan oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya
gizi pada saat hamil dan mayoritas seorang ibu mengalami anemia pada
saat hamil. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah
janin pada plasenta seorang yang kehilangan sel darah merah semakin
lama akan menjadi anemia.
e) Keracunan kehamilan Kombinasi keadaan alat repsoduksi yang belum
siap hamil dan anemia, makin meningkatkan terjadinya keracunan
hamil dalam bentuk preeklamsia atau eklamsia yang dapat
menyebabkan kematian.
f) Kematian ibu yang tinggi Remaja yang stress akibat kehamilannya
sering mengambil jalan pintas untuk melakukan gugur kandungan oleh
tenaga dukun. Angka kematian karena gugur kandungan yang
dilakukan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui
(Manuaba et al., 2013).
2) Primi tua
Primi tua adalah wanita yang mencapai usia 35 tahun atau lebih pada saat
hamil pertama. Ibu dengan usia ini mudah terjadi penyakit pada organ
kandungan yang menua, jalan lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan
lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet
dan perdarahan
3) Anak kecil kurang dari 2 tahun Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan
anak terkecil kurang dari 2 tahun. Kesehatan fisik dan Rahim ibu maish
butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu masih menyusui. Anak masih
butuh asuhan dan perhatian orang tuanya.
4) Primi tua sekunder Ibu hamil dengan persalinan terakhir >10 tahun yang
lalu. Ibu dalam kehamilan dna persalinan ini seolah – olah menghadapi
persalinan yang pertama lagi. Bahaya yang dapat terjadi yaitu persalinan
dapat berjalan tidak lancer dan perdarahan pasca persalinan.
5) Grande multi Ibu pernah hamil atau melahirkan 4 kali atau lebih, karena
ibu sering melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan
13
seperti Kesehatan terganggu, kekendoran pada dinding rahim. Bahaya
yang dapat terjadi yaitu kelainanletak, persalinan letak lintang, robekan
rahim pada kelainan letak lintang, persalinan lama dan perdarahan pasca
persalinan. Grande multi para juga dapat menyebabkan solusio plasenta
dan plasenta previa.
6) Umur 35 tahun atau lebih Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih, dimana
pada usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat – alat kandungan
dan jalan lahir tidak lentur lagi. Sleain itu ada kecenderungan didapatkan
penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi tekanan darah
tinggi dan pre-eklamsia, ketuban pecah dini, persalinan tidak lancer atau
macet, perdarahan setelah bayi lahir.
7) Tinggi badan 145 cm atau kurang Terdapat tiga batasan pada kelompok
risiko ini yaitu:
a) Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas
panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal
ini ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, panggul ibu sebagai jalan
lahir ternyata sempit dengan janin atau ekpala tidak besar dan kedua
panggul ukuran normal tetapi ankanya besar atau kepala besar.
b) Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi
mati dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.
c) Ibu hamil dengan kehamilan sebelumnya belum pernah melahirkan
cukup bulan, dan berat badan lahir rendah 2 kali. Kehamilan kedua
atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan.
8) Persalinan yang lalu dengan tindakan Persalinan yang ditolong dengan alat
melalui jalan lahir biasa atau pervaginam dengan bantuan alat, seperti:
a) Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau
pervaginam (tindakan dengan cunam/forsep/vakum). Bahaya yang
dapat terjadi yaitu robekan atau perlukaan jalan lahir dan perdarahan
pasca persalinan.
b) Uri manual, yaitu tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim
dengan menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan apabila setelah 30
menit uri tidak lahir sendiri dan apabila terjadi perdarahan uri belum
14
juga lahir (Widatiningsih & Dewi, 2017). Bekas operasi sesar Ibu
hamil pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena
itu pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya
pada robekan rahim yaitu kematian janin dan kematian ibu, perdarahan
dan infeksi (Widatiningsih & Dewi, 2017).
b. Kelompok II Ada Gawat Obstetrik (AGO) ada 8 faktor resiko. Ada gawat
obstetric (AGO) adalah tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas
yang terdiri dari (Widatiningsih & Dewi, 2017) :
1) Penyakit pada ibu hamil Penyakit – penyakit yang menyertai kehamilan ibu
yaitu sebagai berikut:
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan
meruapakan jenis anemia yang pengobatannya relative mudah bahkan murah.
Anemia pada kehamilan memberi pengaruh kurang baik, seperti kematian muda,
kematian perinatal, prematuritas, dpaat terjadi cacat bawaan, cadangan zat besi
kurang.
b) Malaria
Bila malaria disertai dengan panas tinggi dan anemia, maka akan
mengganggu ibu hamil dan kehamilannya. Bahaya yang dapat terjadi yaitu
abortus, intrauterine fetal death (IUFD), dan persalinan prematur.
c) Tuberkulosis paru
15
d) Payah jantung
Bahaya yang dapat terjadi yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran
premature. Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan
janin dalam kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil
konsepsi dapat menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh abortus.
e) Diabetes mellitus
Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar, pernah
mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan minggu – minggu
terakhir dan ditemukan glukosa dalam air seni. Bahaya yang dapat terjadi yaitu
persalinan premature, hidramnion, kelainan bawaan, makrosomia, kematian janin
dalam kandungan sesudah kehamilan ke-36, kematian bayi perinatal (bayi lahir
hidup kemudian mati<7 hari). Selain itu dalam kehamilan diabetes dapat
menimbulkan preeklamsia, kelainan letak janin, dan insufiensi plasenta
(Widatiningsih & Dewi, 2017).
g) Toksoplasmosis
Toksoplasmosis penularan melalui makanan mentah atau kurang masak,
yang tercemar kotoran kucing yang terinfeksi. Bahya yang dapat terjadi yaitu
infeksi pada kehamilan muda menyebabkan abortus, infeksi pada kehamilan lanjut
menyebabkan kongenital dan hidrosefalus.
h) Preeklamsia ringan
Tanda – tandanya yaitu edema pada tungkai dan muka karena penumpukan
cairan disela – sela jaringan tubuh, tekanan darah tinggi, dalam urin terdapat
proteinuria, sedikit bengkak pada tungkai bawah atau kaki pada kehamilan 6
16
bulan keatas mungkin masih normal karena tungkai banyak digantung atau
kekurangan vitamin b1. Bahaya bagi janin dan ibu yaitu menyebabkan gangguan
pertumbuhan janin, dan janin mati dalam kandungan.
2) Hamil kembar
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Rahim
ibu membesar dan menekan organ dalam dan menyebabkan keluhan – keluhan
seperti sesak nafas, edema kedua bibir kemaluan dan tungkai, varises, dan
haemorrhoid. Bahaya yang dapat terjadi yaitu keracunan kehamilan, hidramnion,
anemia, persalinan premature, kelainan letak, persalinan sukar, dan perdarahan
saat persalinan.
Keluhan yang dirasakan yaitu tidak terasa gerakan janin, perut terasa
mengecil, dan payudara mengecil. Pada kehamilan normal gerakan janin dapat
dirasakan pada umur kehamilan 4-5 bulan. Bila Gerakan janin berkurang,
melemah, atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam, kehidupan janin
mungkin terancam. Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan janin mati dalam
rahim yaitu gangguan pembekuan darah ibu, disebabkan dari jaringan – jaringan
mati yang masuk ke dalam darah ibu.
Hamil serotinus adalah ibu dengan usia kehamilan >42 minggu dimana
fungsi dari jaringan uri dan pembuluh darah menurun. Dampaknya dapat
menyebabkan distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, dan
17
moulding (moulase) kepala kurang sehingga sering dijumpai partus lama,
kesalahan letak, insersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan pasca persalinan.
6) Letak sungsang
Letak sungsang adalah kehamilan tua (hamil 8-9bulan), letak janin dalam
rahim dengan kepala diatas dan bokong atau kaki dibawah. Bahaya yang dapat
terjadi yaitu bayi lahir dengan gawat napas yang berat dan bayi dapat mati
(Widatiningsih & Dewi, 2017).
7) Letak lintang
Kelainan letak janin didalam rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan),
kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak
dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang terhadap
sumbu tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang yaitu pada
persalinan yang tidak di tangani dengan benar, dapat terjadi robekan rahim.
Akibatnya adalah perdarahan yang mengakibatkan anemia berat, infeksi, ibu syok
dan dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.
c. Kelompok III Ada Gawat Darurat Obstetrik (AGDO), ada 2 faktor resiko. Ada
gawat darurat obstetric adalah adanya ancaman nyawa pada ibu dan bayinya
menurut Widatiningsih dan Dewi (2017), terdiri dari :
bahaya yang dapat mengancam nyawa ibu dan janinnya, perdarahan dapat keluar
sedikit – sedikit tapi terus menerus, lama kelamaan ibu menderita anemia berat
atau sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok dan bayi dapat mengalami
kelahiran premature sampai kematian janin karena asfiksia. Perdarahan dapat
terjadi pada plasenta previa dan solusio plasenta. Biasanya disebabkan karena
trauma atau kecelakaan dan tekanan darah tinggi atau pre-eklamsia sehingga
18
terjadi perdarahan pada tempat melekat plasenta yang menyebabkan adanya
penumpukan darah beku dibelakang plasenta.
2) Preeklamsia berat dan Eklamsia Preeklamsia berat terjadi bila ibu dengan
preeklamsia ringan tidak dirawat dan ditangani dengan benar. Preeklamsia berat
dapat mengakibatkan kejang – kejang atau ekamlsia. Bahaya yang dapat terjadi
yaitu ibu dapat tidak sadar /koma sampai meninggal. Bahaya kehamilan Risiko
Tinggi Dampak yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko tinggi
sendiri dapat berdampak antara lain
a) Keguguran (abortus)
b) Partus macet
19
janin 1000 gram dapat juga mengakibatkan kelahiran mati. Ibu yang
mengalami kehamilan berisiko menyebabkan meningkatnya faktor risiko
terjadinya Intra Uterine Fetal Death (IUFD). Bila janin dalam kandungan tidak
segera dikeluarkan selama lebih dari 4 minggu dapat menyebabkan terjadinya
kelainan darah (hipofibrinogemia) yang lebih besar.
e) Keracunan dalam kehamilan (Pre eklamsia) & kejang (Eklamsia)
Preeklamsia adalah keracunan pada kehamilan yang biasanya terjadi pada
trimester ketiga kehamilan atau bisa juga muncul pada trimester kedua.
Preeklamsia serta gangguan tekanan darah lainnya merupakan kasus yang
menimpa setidaknya lima hingga delapan persen dari seluruh kehamilan. Dua
penyakit ini pun tercatat sebagai penyebab utama kematian serta penyakit pada
bayi dan ibu hamil di seluruh dunia. Dan di Indonesia 3 kematian ibu terbesar
salah satunya disebabkan oleh preeklamsia/ eklampsia.
Dampak Kehamilan Berisiko bagi Janin Menurut Prawiroharjo (2011),
dampak kehamilan berisiko bagi janin adalah sebagai berikut:
a) Bayi lahir belum cukup bulan Bayi lahir belum cukup bulan dapat
disebut bayi preterm maupun bayi prematur. Bayi Preterm merupakan bayi
yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu, tanpa memperhatikan
berat badan lahir. Hal ini dapat disebabakan oleh faktor maternal seperti
toksemia, hipertensi, malnutrisi maupun penyakit penyerta lainnya.
b) Bayi lahir dengan Bayi berat lahir rendah (BBLR) Bayi berat lahir
rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500gram tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam
1 (satu) jam setelah lahir. Penyebab paling besar lahirnya bayi Bayi berat lahir
rendah (BBLR) adalah masalah selama kehamilan pada ibu, dapat berupa
penyakit penyerta pada ibu, kurang nutrisi, maupun usia ibu.
20
4. Penatalaksanaan kehamilan resti
21
BAB III
A. Gambaran Umum
1. Lokasi
Provinsi : Aceh
2. Data Geografis
Batas daerah :
22
3. Data Geografis
Jumlah KK : 348 KK
B. Gambaran Khusus
Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode
19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
1. Jumlah KK : 348 KK
2. Jumlah Penduduk : 1224 Jiwa
3. Jumlah penduduk laki-laki : 641 Jiwa
4. Jumlah penduduk perempuan : 583 Jiwa
5. Jumlah Bayi : 19 Jiwa
6. Jumlah Balita : 87 Jiwa
7. Jumlah WUS : 324 Jiwa
8. Jumlah PUS : 324 Jiwa
9. Jumlah Akseptor KB : 80 Jiwa
10. Jumlah Non Akseptor KB : 244 Jiwa
11. Jumlah Ibu Hamil : 9 Jiwa
12. Jumlah rumah yang di data : 38 rumah
23
1. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk, Umur
Dan Jenis Kelamin Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota
Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Tabel 1.1
Jenis Kelamin
Kelompok Jumlah
Laki-Laki Perempuan
No
Umur
F % F % F %
1. 0-11 Bulan 1 2 2 10 3 6
2. 1-5 Tahun 4 9 7 14 11 20
3. 6-10 Tahun 8 16 5 15 13 18
4. 11-19 Tahun 11 22 5 15 16 20
5. 20-49 Tahun 19 38 14 30 33 16
6. 50-60 Tahun 4 9 3 10 7 14
7. 60 Tahun ke atas 2 4 1 6 3 6
Total 49 100 37 100 86 100
Sumber data : Hasil Data Psrimer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Analisa data :
24
2. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Pendidikan Dari 38 KK
Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.2
Analisa data :
25
3. Gambaran Khusus Penduduk Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Kepala Keluarga Dari 38 KK Di Desa Jantho Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Tabel 1.3
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Kepala Keluarga
Dari 38 KK Di Desa Jantho Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember s/d 09 Januari 2023.
Jumlah
No Pekerjaan
F %
1. PNS 3 10
2. Petani/Berkebun 20 50
3. Pedagang 6 12
4. Buruh 4 8
5. Nelayan 0 0
6. Lainnya 10 20
Total 43 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :
26
4. Gambaran Khusus Berdasarkan Penghasilan Kepala Keluarga Dari
38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.4
Jumlah
No Penghasilan
F %
1. <1.000.000.- 12 35
2. 1.000.000-3.000.000.- 24 50
3. >3.000.000.- 3 15
Total 39 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :
27
5. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Penyakit yang di derita
selama 3 bulan terakhir Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Tabel 1.5
Jumlah
No Penyakit Diderita
F %
1. Hipertensi 8 20
2. Diabetes 1 5
3. Klorestrol 5 25
4. Asam Urat 5 25
5. Lambung 4 10
6. Lainnya 6 15
Total 29 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :
28
6. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Jenis Jaminan Kesehatan
Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Tabel 1.6
Jumlah
No Jaminan Kesehatan
F %
1. Asuransi 0 0
2. BPJS 38 100
Total 38 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :
29
7. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Tempat Pelayanan
Kesehatan yang sering di kunjungi Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 09 Januari 2023
Tabel 1.7
Analisa data :
30
8. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Jarak Rumah dengan
Tempat Pelayanan Kesehatan Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.8
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jarak Rumah dengan
Tempat Pelayanan Kesehatan Dari 38 KKDi Desa Ie Seuum
Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
31
9. Gambaran Khusus Penduduk Dari Penduduk Berdasarkan
Berapa kali sehari Gosok Gigi Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19
Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.9
Analisa data :
32
10. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Berapa kali Periksa Ke
Dokter Gigi/Klinik Gigi Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan
Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Tabel 1.10
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Berapa kali Periksa
KeDokter Gigi/Klinik Gigi Dari 38 KKDi Desa Ie Seuum
Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
Analisa data :
33
11. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Remaja Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota
Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Tabel 1.11
Kespro F %
1. Tahu 2 80
2. Tidak Tahu 1 20
Total 3 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :
34
12. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan WUS 15-49 Tahun
Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Tabel 1.12
Jumlah
No Wanita Usia Subur
F %
Total 6 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :
35
13. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan PUS 15-49 Tahun Dari 38
KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.13
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan PUS 15-49 Tahun Dari 38
KKDi Desa Ie Seuum Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten
Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
Jumlah
No Pasangan Usia Subur
F %
1. 15-49 Tahun 7 100
Total 7 100%
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :
36
14. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan PUS Akseptor KB Dari 38
KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.14
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan PUS Akseptor KB Dari 38
KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
Jumlah
No Akseptor KB
F %
1. Menggunakan 10 100
2. Tidak menggunakan 0 0
Total 10 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :
37
15. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Jenis Alat Kontrasepsi
yang Digunakan Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota
Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09
Januari 2023.
Tabel 1.15
F %
1. Suntik 6 70
2. Pil 1 5
3. AKDR 1 5
4. Implant 2 10
5. Vasektomi 0
6. Tubektomi 0
7. Alami 2 10
8. Sederhana 0
9. Tradisional 0
Total 12 100 %
Sumber data : Hasil Data Primer Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Analisa data :
38
16. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Alasan tidak
menggunakan Non Akseptor Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro
Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember
2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.16
39
17. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Umur Ibu Hamil Dari 38
KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.17
40
18. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Usia Kehamilan Dari 38
KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.18
41
19. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Mendapatkan Zat Besi
Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Tabel 1.19
42
20. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Imunisasi TT Dari 38 KK
Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar
Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.20
43
21. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Balita Yang
Mendapatkan Vitamin A Enam Bulan Terakhir Dari 38 KK Di Desa
Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Periode
19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023.
Tabel 1.21
44
22. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Jumlah Ibu Yang
Menyusui Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Tabel 1.22
45
23. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Imunisasi Lengkap Sesuai
Umur Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Tabel 1.23
46
24. Gambaran Khusus Penduduk Berdasarkan Alasan Tidak Imunisasi
Dari 38 KK Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho
Kabupaten Aceh Besar Periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari
2023.
Tabel 1.24
47
C. Data Kuesioner Keluarga Binaan
Subjektif
1. Identifikasi Masalah
Nama : Siti Mulyana
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD/MIN
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Jantho Baro
2. Data Keluarga
3. Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Ny : tidur siang 2 jam/hari, tidur malam lebih kurang 7 jam/hari
b. Kebiasaan makan keluarga
Makan 3x/hari, makan dirumah Sendiri
c. Pola eliminasi
Ny. menyatakan BAB lebih kurang 2x/hari dan BAK lebih kurang
5x/hari
d. Kebersihan perorangan/personal hygiene
Mandi 2x/hari,gosok gigi 2x/hari, dan ganti baju 2x/hari
e. Pola kebiasaan kesehatan
Tidak ada waktu khusus untuk olahraga
Memiliki jamban/WC keluarga
Rumah tidak permanen dan pencahayaan cukup
48
f. Penggunaan waktu senggang
Ny: tidak bekerja, dia sebagai Ibu Rumah Tangga.
5. Situasi Lingkungan
a. Rumah memiliki sendiri
Rumah dekat dengan jalan desa,dengan luas tanah 120 M 2dan luas
rumah lebih kurang 60 M2 (9x10 m),yang terisi satu ruang
tamu,tiga kamar tidur dan sebuah dapur.
Gambar beserta keterangan rumah KK binaan
b. Jenis rumah : Tidak Permanen
c. Atap rumah : Seng
d. Lantai Rumah : Semen
e. Ventilasi : Ada
f. Kebersihan dan Kerapian : Baik
g. Pembuangan sampah : Pembakaran
h. Sumber Air : sumur
Penggunaan air : Dimasak
Tempat penyimpanan air : Tertutup
Kualitas Air : Tidak berbau,berwarna dan
berasa
i. Saluran pembuangan air limba : Terbuka
j. Jamban : Ada
k. Pemanfaatan pekarangan : Ada
l. Pemanfaatan fasilitas kesehatan bila ada anggota keluarga yang
sakit berobat ke puskesmas dan Tempat Bidan.
m. Keluarga memiliki jaminan kesehatan
49
6. Keadaan Kesehatan Keluarga
a. Riwayat perkawinan : Lamanya Pernikahan sudah 17 tahun bagi
Ny. S
7. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak Ada
8. Riwayat Kolestrol : Tidak ada
9. Stress dan Kopping
a. Stress jangka pendek : Kurangnya pengetahuan tentang
Kehamilan sehingga merasa ibu takut
b. Stress jangka panjang : Tidak ada
10. Komunikasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Aceh ,hubungan
antara anggota keluarga cukup baik. Saranan komunikasi dala keluarga
adalah handphone dan televisi
11. Transportasi
Ny. S menggunakan transportasi sepeda motor milik pribadi
Objektif
Pemeriksaan fisik
a. Ny.S
Kepala : Mesochepal,rambut hitam,lurus
Wajah : Ovale
Kulit : Sawo Matang
Mata : Simestris,konjungtifa merah muda,sklera putih
Hidung : Bersih
Telingga : Bersih
Mulut dan gigi : Tidak ada stomatis,ada karies dan tidak ada yang
berlubang
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroit
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris
Perut : Teraba bayi di dapatkan tfu : Setinggi Pusat
50
Punggu : Normal
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Tidak ada odema dan siyonosis
Postur tubuh : Pendek,kurus
TTV : TD : 110/80 mmHg S : 370C
N : 80x /Menit RR : 20 x/menit
BB : 48,8 kg TB : 147 cm
Lila : 26 cm
D. Perumusan Masalah
Kehamilan Resiko
1. 8x6 7x7 6x8 7x9 208 1
Tinggi
Kurang nya
pengetahuan ibu
2. 6x6 7x7 6x8 8x9 205 2
tentang Kehamilan
Resiko Tinggi
51
Keterangan :
A. : Kegawatan masalah
B. : Kecendrungan masalah
C. : Akibat masalah terhadap produtivitas kerja
D. : Luasnya masalah
F. Pemecahan masalah
O : BB : 48,8 Kg N : 80x/menit
TB : 147 CM RR : 20x/menit
A : Ny.S
P :
52
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Ny. S berumur
36 tahun di diagnosa kehamilan nya beresiko tinggi , Ny. S mengaku
kurangnya pengetahuan tentang Kehamilan, penyebab Kehamilan Resiko
Tinggi, usia yang lebih dari 35 tahun, berat badan yang kurang, jarak
kehamilan yang jauh dapat menyebabkan terjadinya kehamilan resiko
tinggi.
Setelah melakukan penyuluhan kepada keluarga binaan, Ny. S
telah mendapatkan pengetahuan tentang kehamilan, penyebab kehamilan
resiko tinggi, penatalaksanaan kehamilan resiko tinggi.
B. Saran
1. Diharapkan kepada Ny. S agar mendapat pengetahuan tentang
Kehamilan Resiko Tinggi, penyebab dari kehamilan resiko tinggi, dan
cara penatalaksanaan kehamilan tresiko tinggi.
2. Diharapkan kepada Ny. S agar dapat mengubah pola makan yang
merugikan dibidang kesehatan
3. Diharapkan kepada Ny. S agar dapat meningkatkan derajat kesehatan.
53
DAFTAR PUSTAKA
Puji Rochjati dalam Manuaba, 2013 Faktor yang mempengaruhi ibu hamil
resiko tinggi, Jakarta.
Rohan dan Siyoto,2013, dampak kehamilan resiko tinggi pada usia muda,
Jakarta.
54
LAMPIRAN I
C. Waktu : 45 menit
D. Tanggal : 04 Januari 2023
E. Tempat : Rumah warga
F. Sasaran : Ibu dengan kehamilan Resti
G. Tujuan penyuluhan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu bisa mengerti tentang
Kehamilan Resiko Tinggi dan diharapkan ibu dapat memahami Faktor
faktor kehamilan resiko tinggi.
2. Tujuan khusus
Agar mengetahui tentang :
a. Pengertian kehamilan resti
b. Kriteria kehamilan resiko tinggi
c. Faktor-faktor kehamilan resiko tinggi
H. Materi (Terlampir)
I. Metode :
1. Ceramah
2. Powerpoint
3. Tanya jawab
J. Kegiatan Penyuluhan
55
TAHAP WAKTU KEGIATAN
Pembukaan 3 menit 1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
K. Tanya Jawab
56
1. Apa itu Kehamilan Resiko Tinggi?
Jawab :
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan
ibu hamil dan bayi menjadi sakit atau meninggal sebelum kelahiran
berlangsung (Indrawati, 2016). Karakteristik ibu hamil diketahui
bahwa faktor penting penyebab resiko tinggi pada kehamilan terjadi
pada kelompok usia 35 tahun dikatakan usia tidak aman karena saat
bereproduksi pada usia 35 tahun dimana kondisi organ reproduksi
wanita sudah mengalami penurunan kemampuan untuk bereproduksi,
tinggi badan kurang dari 145 cm, berat badan kurang dari 45 kg, jarak
anak terakhir dengan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun, jumlah
anak lebih dari 4. Faktor penyebab resiko kehamilan apabila tidak
segera ditangani pada ibu dapat mengancam keselamatan bahkan
dapat terjadi hal yang paling buruk yaitu kematian ibu dan bayi.
2. Apa saja kriteria kehamilan resiko tinggi?
Jawab :
Kriteria Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan risiko tinggi dibagi
menjadi 3 kategori menurut Rochjati (2014), yaitu;
a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 Merupakan
kehamilan yang tidak disertai oleh faktor risiko atau penyulit sehingga
kemungkinan besar ibu akan melahirkan secara normal dengan ibu
dan janinnya dalam keadaan hidup sehat. 8
b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan skor 6-10 Merupakan
kehamilan yang disertai satu atau lebih faktor risiko/penyulit baik
yang berasal dari ibu maupun janinnya sehingga memungkinkan
terjadinya kegawatan saat kehamilan maupun persalinan namun tidak
darurat.
c. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRTS) dengan jumlah skor >12
Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)
57
3. Faktor-Faktor Resiko Kehamilan resiko tinggi ?
Jawab :
Faktor resiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan
kemungkinan resiko/bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan
yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan
bayinya.
Ciri- ciri faktor resiko:
a. Faktor resiko mempunyai hubungan dengan kemungkinan
terjadinya komplikasi tertentu pada persalinan.
b. Faktor resiko dapat ditemukan dan diamati/dipantau selama
kehamilan sebelum peristiwa yang diperkirakan terjadi.
c. Pada seorang ibu hamil dapat mempunyai faktor resiko tunggal,
ganda yaitu dua atau lebih yang bersifat sinergik dan kumulatif. Hal
ini berarti menyebabkan kemungkinana terjadinya resiko lebih besar.
1) Primi muda
58
a. Keguguran Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak
disengaja, misalnya karena terkejut, cemas dan stress. Secara
sengaja dilakukan oleh tenaga non professional yang dapat
menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya
dapat menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan premature, berat badan lahir rendah (BBLR) dan
kelainan bawaan Terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama Rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan,
berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil
kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. Cacat
bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan
kehamilan kurang dan keadaan psikologi ibu yang kurang stabil
selain itu juga disebabkan keturunan (genetik) dan proses
pengguguran sendiri yang gagal.
c. Mudah terjadi infeksi Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi
rendah dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih
pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi Anemia pada saat
hamil di usia muda disebbabkan oleh kurangnya pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil dan mayoritas seorang ibu
mengalami anemia pada saat hamil. tambahan zat besi dalam tubuh
fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,
membentuk sel darah merah janin pada plasenta seorang yang
kehilangan sel darah merah semakin lama akan menjadi anemia.
e. Keracunan kehamilan Kombinasi keadaan alat repsoduksi yang
belum siap hamil dan anemia, makin meningkatkan terjadinya
keracunan hamil dalam bentuk preeklamsia atau eklamsia yang
dapat menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi Remaja yang stress akibat kehamilannya
sering mengambil jalan pintas untuk melakukan gugur kandungan
59
oleh tenaga dukun. Angka kematian karena gugur kandungan yang
dilakukan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui
(Manuaba et al., 2013).
2) Primi tua
Primi tua adalah wanita yang mencapai usia 35 tahun atau lebih
pada saat hamil pertama. Ibu dengan usia ini mudah terjadi
penyakit pada organ kandungan yang menua, jalan lahir juga
tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil
mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan
a. Anak kecil kurang dari 2 tahun Ibu hamil yang jarak kelahiran
dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun. Kesehatan fisik dan
Rahim ibu maish butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu
masih menyusui. Anak masih butuh asuhan dan perhatian
orang tuanya.
b. Primi tua sekunder Ibu hamil dengan persalinan terakhir >10
tahun yang lalu. Ibu dalam kehamilan dna persalinan ini
seolah – olah menghadapi persalinan yang pertama lagi.
Bahaya yang dapat terjadi yaitu persalinan dapat berjalan
tidak lancer dan perdarahan pasca persalinan.
c. Grande multi Ibu pernah hamil atau melahirkan 4 kali atau
lebih, karena ibu sering melahirkan maka kemungkinan akan
banyak ditemui keadaan seperti Kesehatan terganggu,
kekendoran pada dinding rahim. Bahaya yang dapat terjadi
yaitu kelainanletak, persalinan letak lintang, robekan rahim
pada kelainan letak lintang, persalinan lama dan perdarahan
pasca persalinan. Grande multi para juga dapat menyebabkan
solusio plasenta dan plasenta previa.
d. Umur 35 tahun atau lebih Ibu hamil berusia 35 tahun atau
lebih, dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada
jaringan alat – alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi.
Sleain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam
tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi tekanan darah tinggi dan
60
pre-eklamsia, ketuban pecah dini, persalinan tidak lancer atau
macet, perdarahan setelah bayi lahir.
e. Tinggi badan 145 cm atau kurang Terdapat tiga batasan pada
kelompok risiko ini yaitu:
f. Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus.
Luas panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak
proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi.
Pertama, panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit
dengan janin atau ekpala tidak besar dan kedua panggul
ukuran normal tetapi ankanya besar atau kepala besar.
g. Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup
bulan tetapi mati dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.
h. Ibu hamil dengan kehamilan sebelumnya belum pernah
melahirkan cukup bulan, dan berat badan lahir rendah 2 kali.
Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati
dalam kandungan.
i. Persalinan yang lalu dengan tindakan Persalinan yang
ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau pervaginam
dengan bantuan alat, seperti:
j. Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa
atau pervaginam (tindakan dengan cunam/forsep/vakum).
Bahaya yang dapat terjadi yaitu robekan atau perlukaan jalan
lahir dan perdarahan pasca persalinan.
k. Uri manual, yaitu tindakan pengeluaran plasenta dari rongga
rahim dengan menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan
apabila setelah 30 menit uri tidak lahir sendiri dan apabila
terjadi perdarahan uri belum juga lahir (Widatiningsih &
Dewi, 2017). Bekas operasi sesar Ibu hamil pada persalinan
yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu pada
dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya
pada robekan rahim yaitu kematian janin dan kematian ibu,
perdarahan dan infeksi (Widatiningsih & Dewi, 2017).
61
5. Apa dampak kehamilan resiko tinggi bagi janin?
Jawab :
a. Bayi lahir belum cukup bulan Bayi lahir belum cukup bulan
dapat disebut bayi preterm maupun bayi prematur. Bayi
Preterm merupakan bayi yang lahir pada usia kehamilan
kurang dari 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan
lahir. Hal ini dapat disebabakan oleh faktor maternal seperti
toksemia, hipertensi, malnutrisi maupun penyakit penyerta
lainnya.
b. Bayi lahir dengan Bayi berat lahir rendah (BBLR) Bayi berat
lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah
lahir. Penyebab paling besar lahirnya bayi Bayi berat lahir
rendah (BBLR) adalah masalah selama kehamilan pada ibu,
dapat berupa penyakit penyerta pada ibu, kurang nutrisi,
maupun usia ibu.
62
LAMPIRAN II
Jadwal Kegiatan Kerja Individu Mahasiswi Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh
Di Desa Jantho Baro Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh
Besar periode 19 Desember 2022 s/d 09 Januari 2023
NO Hari/Tanggal Kegiatan
1. Senin, 19, Desember 1. Serah terima kepada bagian
2022 kecamatan
2. Tiba di kantor camat kota janto.
3. Pengarahan dari staf kecamatan
berserta geuchik desa.
4. Tiba di desa jano baro
5. Penetapan mahasiswi PBL dirumah
kepala puskesmas .
6. Gotong royong di rumah kepala
puskesmas.
7. Pergi kerumah geuchik.
8. Jalan- jalan sore keliling desa janto
baro.
9. Membuat POA.
2. Selasa, 20, Desember 1. Melakukan perkenalan dengan
2022 masyarakat desa
2. Melakukan pengukuran, serta keliling
desa untuk mengetahui jalan dan batas
desa janto baro
3. Melakukan pendataan ke rumah
warga.
3. Rabu, 21, Desember 1. Melakukan pendataan ke rumah
2022 warga.
2. Bersilaturrahmi ke dayah janto baro.
3. Membantu mengajarkan pengajian
pada anak anak desa janto baro.
63
PKK
4. Mengajar tarian pada anak-anak desa
janto baro
5. Musyawarah dan rapat brsama anak
USK
6. Ikut serta rapat bersama ibu-ibu PKK
janto baro.
64
3. Memlanjutkan tugas individu.
13 Sabtu ,31, Desember 1. Mendata warga imunisasi
2022 2. Melanjutkan tugas individu
3. Jalan" bersama anak nari
4. Mengajar senam pada anak-anak desa
Jantho baro
14 Minggu,01, Januari 2022 1. Senam lansia
2. Gotong royong Pustu
3. Jalan" bersama pak Kecik, staff kantor
Kecik, dan anak USK ke bendungan.
15 Senin, 02, Januari 2022 1. Menghadiri acara lokmin
2. Melanjutkan tugas individu
16 Selasa, 03, Januari 2022 1. Membuat tugas pengabmas
2. Membersihkan karangan meunasah.
3. Masak – masak bersama ibu desa
biluy.
4. Melakukan acara perlombaan
17 Rabu, 04, Januari 2022 1. Kunjungan keluarga binaan.
2. Membuat tugas kelompokss
3. Melakukan acara perlombaan
18 Kamis, 05, Januari 2022 1. Tugas kelompok dan individu
2. Melakukan acara pengabmas
3. Melakukan acara perlombaan
19 Jumat, 06, Januari 2022 1. Melanjutkan tugas individu da tugas
kelompok
2. Pergi belanja hadiah pelombaan anak-
anak
3. Mengajarkan anak anak mengaji
20 Sabtu , 07, Januari 2022 1. Mengecek tugas individu
2. Membuat kue untuk acara perpisahan
3. Malam perpisahan dengan warga
4. Dan pemberian hadiah lomba untuk
anak anak
5. Memberikan bingkisan kepada pak
keuhcik
6. Memberikan bingkisan kepada pak
sekdes
65
LAMPIRAN III
DOKUMENTASI
66
67