Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebidanan komunitas tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat, keberhasilan
kebidanan komunitas dalam rangka upaya peningkatan kesehatan ibu, anak dan keluarga
bergantung kepada dukungan masyarakat itu sendiri. Sebagai warga Negara Indonesia
yang mempunyai pandangan hidup pancasila, seorang bidan harus menganut filosofi
yang mempunyai keyakinan bahwa setiap manusia adalah biopsikososio kultural
spiritual yang unik mempunyai satu kesatuan jasmani yang utuh dan tidak ada individu
yang sama. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh
keyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman
dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan perbedaan budaya.

Keberadaan bidan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu


dan janinnya pelayanan kesehatan terutama kebidanan berada dimana-mana dan
kapan saja selama ada proses reproduksi manusia. Untuk mendapatkan Asuhan
Kebidanan yang berkualitas perlu didukung dengan tersedinya standar Asuhan.
Standar asuhan itu sendiri dilandasi dasar-dasar kebidanan sebagai filosofi.
Mengacu pada keadaan tersebut maka seorang bidan harus mengetahui : Falsafah
Asuahan Kebidanan dan Asuahan Kebidanan. Peran serta masyarakat proses dimana
individu, keluarga, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas
pada umumnya. Bidan bersama sektor yang bersangkutan menggerakan peran serta
masyarakat dalam bentuk pengorganisasian masyarakat adalah proses pembentukan
organisasi di masyarakat dan dapat mengidentifikasi kebutuhan prioritas dari kebutuhan
tersebut, serta mengembangkan keyakinan dan berusaha memenuhi atas sumber –
sumber yang ada di masyarakat.

Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas


yang bersifat persuasif dan melalui pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, perilaku, dan kemampuan masyarakat dalam menemukan,
merencanakan serta memecahkan masalah menggunakan sumber daya atau potensi
yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh – tokoh masyarakat
serta LSM (Lembaga Sosial Masyarakat) yang masih ada dan hidup di masyarakat.
Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan akan menghasilkan
kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dengan demikian penggerakkan dan
pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian merupakan hasil,
karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di lingkungannya.
Peran serta masyarakat di dalam pembangunan kesehatan dapat diukur dengan makin
banyaknya jumlah anggota masyarakat yang mau memanfaatkan pelayanan
kesehatan seperti, Puskesmas, Pustu (Puskesmas Pembantu), Polindes (Poli Bersalin
Desa), mau hadir ketika ada kegiatan penyuluhan kesehatan, mau menjadi kader
1
kesehatan, mau menjadi peserta Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin), JPKM (Jaminan
Kesehatan Pra-bayar), dan lain sebagainya. Peran serta masyarakat adalah proses
dimana individu, keluarga, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha dan
masyarakat luas pada umumnya. Bidan bersama sektor yang bersangkutan
menggerakkanumumnya. Bidan bersama sektor yang bersangkutan menggerakkan
masyarakat dalam bentuk pengorganisasian masyarakat yaitu proses pembentukkan
organisasi di masyarakat dan dapat mengidentifikasi kebutuhan prioritas dari kebutuhan
tersebut, serta mengembangkan keyakinan dan berusaha memenuhi atas sumber –
sumber yang ada di masyarakat.

2.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pelayanan kebidanan komunitas ?

2. Apakah yang dimaksud bekerja di komunitas ?

2.3 Tujuan

a. Tujuan umum

Untuk menambah pengetahuan tentang kebidanan komunitas dan mengetahui


bagaimana maksud bekerja di komunitas.

b. Tujuan khusus

Agar mahasiswa kebidanan mampu mengerti tentang pelayanan kebidanan


komunitas dan mampu menerapkannya di dalam lapangan pelayanan.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kebidanan Komunitas


Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang
diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan
merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang
diberikannya dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.

2.2 Bekerja di Komunitas


Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan merupakan bagian
atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan rumah sakit. Misalnya : ibu
yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari kembali ke rumah. Pelayanan di
rumah oleh bidan merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan
komunitas. Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami
perannya di komunitas, yaitu:
2.2.1 Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai pendidik,
bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai dengan
kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di komunitas dalam
berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain dengan memberikan penyuluhan di
bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi,
demonstrasi dan sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara
langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaf
let, spanduk dan sebagainya.

2.2.2 Sebagai Pelaksana (Provider)


Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada
komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan. Sebagai
pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan serta
melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa interval
dalam keluarga.
3) Pertolongan persalinan di rumah.
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko tinggi di
keluarga.
5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi.
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.

2.2.3 Sebagai Pengelola

3
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek
mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran bidan di
sini adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas, polindes,
posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan
mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah.
Contoh : praktek mandiri/ BPS

2.2.4 Sebagai Peneliti


Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat memberikan
kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga bila peran ini dilakukan
oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang permasalahan komuniti
yang dilayaninya dan dapat pula dengan segera melaksanakan tindakan.

2.2.5 Sebagai Pemberdaya


Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan
masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri
sendiri, keluarga maupun masyarakat.

2.2.6 Sebagai Pembela klien (advokat)


Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi informasi
dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik
dan memungkinkan bagi dirinya.

2.2.7 Sebagai Kolaborator


Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral.

2.2.8 Sebagai Perencana


Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta
berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu kebutuhan
tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan. Dalam memberikan pelayanan
kesehatan masyarakat bidan sewaktu – waktu bekerja dalam tim, misalnya kegiatan
Puskesmas Keliling, dimana salah satu anggotanya adalah bidan.

BAB III

4
PENUTUP

3.1 Simpulan

Kebidanan komunitas tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat, keberhasilan


kebidanan komunitas dalam rangka upaya peningkatan kesehatan ibu, anak dan keluarga
bergantung kepada dukungan masyarakat itu sendiri.

Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan merupakan bagian
atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan rumah sakit. Misalnya : ibu
yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari kembali ke rumah. Pelayanan di
rumah oleh bidan merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan
komunitas.

3.2 Saran

Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka saran dan kritik yang membangun
penulis harapkan untuk makalah ini menjadi lebih baik di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai