NPM : 07200200052
Kelas : C
Tugas : Mata Kuliah ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
: Shinta Mona Lisca. SST, MKM
Tujuan Umum :
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khusunya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya, sehingga
masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu
memecahkan masalahnya secara mandiri.
Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai
dengan tanggung jawab bidan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas dan perinatal secara terpadu
c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal
d. Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak
e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait
Pengertian
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai - nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
Kode etik bidan indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan
disahkan dalam kongres nasional ikatan bidan indonesia X tahun 1988,
sedangkan petunjuk pelaksanaan nya di sahkan dalam rapat kerja
nasional (rakernas) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan
disahkan dalam kongres nasional ibi ke XII tahun 1998, sebagai pedoman
dalam berperilaku kode etik bidan indonesia mengandung beberapa
kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah dan tujuan bab.
Secara umum kode etik tersebut berisi tujuh BAB. Ketujuh BAB tersebut
dapat dibedakan atas tujuh bagian, yaitu :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
3. Kewajiban bidan terhadap teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
(2 butir)
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
6. Kewajiban terhadap pemerintah bangsa dan tanah air (2 butir)
7. Penutup (1 butir)
1. Pengetahuan Dasar
a. Konsep dasar dan sasaran kebidanan komunitas.
b. Masalah kebidanan komunitas.
c. Pendekatan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga,
kelompok dan masyarakat.
d. Strategi pelayanan kebidanan komunitas.
e. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak
dalam keluarga dan masyarakat.
f. Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak.
g. Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.
2. Pengetahuan Tambahan
a. Kepemimpinan untuk semua (Kesuma)
b. Pemasaran sosial
c. Peran serta masyarakat
d. Audit maternal perinatal
e. Perilaku kesehatan masyarakat
f. Program – program pemerintah yang terkait dengan kesehatan
ibu dan anak (Safe Mother Hood dan Gerakan Sayang Ibu).
g. Paradigma sehat tahun 2010
3. Keterampilan Dasar
a. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas laktasi, bayi,
balita dan KB di masyarakat.
b. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak.
c. Melakukan pertolongan persalinan dirumah dan polindes.
d. Melaksanakan penggerakan dan pembinaan peran serta
masyarakat untuk mendukung upaya kesehatan ibu dan anak.
e. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan
4. Keterampilan Tambahan
a. Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan PWS KIA.
b. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan dukun bayi.
c. Mengelola dan memberikan obat – obatan sesuai dengan
kewenangannya.
d. Menggunakan tehnologi tepat guna.
A. Pasal 14
Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang dalam
memberikan pelayanan yang meliputi :
• Pelayanan kebidanan
• Pelayanan keluarga berencana
• Pelayanan kesehatan masyarakat
B. Pasal 20
• Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat
sebagai mana dimaksud dalam pasal 14 huruf C, berwnang
untuk:
• Pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu
dan anak
• Memantau tumbuh kembang anak
• Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
• Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan
pertama, merujuk, dan memberikan penyuluhan IMS,
penyuluhan nafsa serta penyakit lainnya.
BERPIKIR KRITIS
CLINICAL JUDGEMENT
Clinical Judgement (Penilaian klinis) merupakan penerapan informasi
berdasarkan pengamatan aktual pada klien yang dikombinasikan dengan
data subjektif dan objektif yang mengarah pada kesimpulan akhir/
analisis/ diagnosis.
Dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses dimana bidan menetapkan
data-data mengenai keadaan klien yang akan dikumpulkan, kemudian
membuat interpretasi data dan diakhiri dengan penetapan diagnosis
kebidanan, kemudian mengidentifikasi tindakan kebidanan dengan tepat.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif
terbaik dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Proses pengambilan
keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktik suatu
profesi dan keberadaanya sangat penting karena akan menentukan
tindakan selanjutnya.
Beberapa model pengambilan keputusan ketika bidan akan memutuskan
suatu masalah klien :
1. MODEL THOMPSON
a) Identifikasi aspek moral dari pelayanan kebidanan
b) Kumpulkan fakta relevan sehubungan dengan isu moral
c) Klarifikasi dan terapkan nilai personal
d) Pahami teori dan prinsip etika
e) Gunakan sumber komponen interdisiplin
f) Ajukan alternatif tindakan
g) Terapkan kode etik untuk membantu mengarahkan tindakan
h) Partisipasi aktif dalam memecahkan isu
i) Terapkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang ada
j) Evalusi tindakan yang telah ditentukan
3. MODEL SINGLE
Pada model ini, dalam pemecahan masalah melalui 6 tahapan, yaitu:
• Clearly state the problem (menyatakan masalah dengan jelas/tepat)
• Get the facts (mencari fakta)
• Consider the four priinciples (mempertimbangkan 4 prinsip) dalam
prinsip etika yaitu otonomi, benefisien, non-malefisien dan keadilan.
• Identify ethical conflicts (identiikasi konflik etika)
• Consider the law (mempertimbangkan hukum)
• Making the ethical decision. (membuat keputusan etik)
PROBLEM SOLVING
Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu
dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah
yang mungkin tidak didapat dengan segera (Saad & Ghani, 2008:120).
Pendapat lainnya menyatakan bahwa pemecahan masalah sebagai usaha
mencari jalan keluar dari suatu kesulitan.