Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DAN LANGKAH

PENGEMBANGAN POSKESDES

DISUSUN OLEH KELOMPOK I :

Eka Rehna Ginta Cintami ( 07200400101)

Dinar Inayah ( 07200400099)

Mareta Pancawaty Joko ( 07200400011 )

Nur Dwiani Maulida ( 07200400080)

Silfa Khaufi ( 07200400121 )

Widia Hestiana ( 07200400098 )

Yunia Wardah ( 07200400052

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


TAHUN AJARAN 2021 - 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan izin-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Konsep Dan Langkah Pengembangan Poskesdes , Kelompok menyadari
bahwa masih ada banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini. Untuk itu kami berharap adanya
masukan dan saran yang membangun guna keberhasilan kelompok yang akan datang.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih terutama Ibu Aida Diana Astarie S.SIT,
M.Kes., sebagai dosen kami yang telah memberi tugas ini, oleh karena beliau kami dapat mengerti lebih
dalam lagi tentang Konsep dan Langkah Pengembangan Poskesdes dan kepada rekan-rekan yang telah
berpartisipasi dalam tugas ini.
Akhir kata kami berharap makalah ini berguna bagi kita bersama dan menjadi acuan kedepannya
agar lebih giat lagi dalam mengerjakan tugas, serta semoga segala upaya yang telah dicurahkan mendapat
berkah dari Allah SWT. Amin.

Bogor, Mei 2021,

Kelompok I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II KONSEP DASAR POSKESDES
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Ruang lingkup kegiatan
D. Fungsi poskesdes
E. Prioritas pengembangan
F. Manfaat
G. pengorganisasian
BAB III PENGEMBANGAN POSKESDES
A. Pendekatan internal
B. Pendekatan eksternal
C. Survey Mawas Diri ( SMD)
D. Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD)
E. Pembentukan poskesdes
F. Pengembangan jejaring kerjasama
BAB IV PENYELENGGARAAN POSKESDES
A. Kegiatan
B. Waktu penyelenggaraan
C. Tempat penyelenggaraan
D. Peralatan dan logistic
E. Tugas dan tanggung jawab para pelaksana
F. Pembiayaan
G. Pencatatan dan pelaporan
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang
berhak atas kesehatan dan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumberdaya di bidang kesehatan. Namun, setiap orang juga tidak luput dari kewajiban- kewajiban di
bidang kesehatan.

Dalam Sistem Kesehatan Nasional 2009, khususnya dalam tujuan Sub Sistem Pemberdayaan
Masyarakat adalah meningkatnya kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu
mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam, setiap pembangunan kesehatan,
serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan.

Saat ini, dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, masyarakat masih diposisikan sebagai objek
dan belum sebagai subjek. Selain itu, masih banyak upaya kesehatan belum menyentuh
masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, tertinggal, kepulauan, dan perbatasan. Untuk itu, perlu
adanya Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), agar upaya kesehatan lebih
BAB II

KONSEP DASAR POSKESDES

A. PENGERTIAN

Pos Kesehatan Desa, selanjutnya disingkat dengan Poskesdes, adalah Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.

Poskesdes dibentuk sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar setiap hari
bagi masyarakat di desa serta sebagai sarana untuk mempertemukan upaya masyarakat dan dukungan
Pemerintah.

Pelayanan Poskesdes meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif sesuai dengan
kewenangannya yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader
kesehatan.

Pengertian “Desa” atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Terwujudnya masyarakat sehat yang peduli, tanggap, dan mampu mengenali, mencegah, dan
mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi.

2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan.
b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
(bidan) dan kader kesehatan.
c. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan, dan pelaporan dalam rangka meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap risiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta faktor- faktor risikonya (termasuk status gizi
dan ibu hamil yang berisiko).

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup kegiatan Poskesdes meliputi upaya kesehatan yang mencakup upaya
promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan
melibatkan kader kesehatan.

Kegiatan Poskesdes, utamanya adalah pelayanan kesehatan dasar yaitu layanan kesehatan untuk ibu
hamil, ibu menyusui, kesehatan anak dan pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit,
surveilans gizi, surveilans perilaku berisiko, surveilans lingkungan, dan masalah kesehatan lainnya),
penanganan kegawatdaruratan kesehatan, serta kesiapsiagaan terhadap bencana. Sebagai bentuk
pertanggungjawaban maka kegiatan di Poskesdes didukung dengan pencatatan dan pelaporan.

Poskesdes merupakan pendorong dalam menumbuh kembangkan terbentuknya UKBM lain di


masyarakat serta meningkatkan partisipasi masyarakat dan kemitraan dengan berbagai pemangku
kepentingan terkait.

Kegiatan dilakukan berdasarkan pendekatan edukatif atau kemasyarakatan yang dilakukan


melalui musyawarah dan mufakat oleh forum desa siaga aktif atau forum kesehatan lainnya yang sudah
ada, yang disesuaikan dengan kondisi dan potensi masyarakat setempat.
D. FUNGSI POSKESDES

Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan guna lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah
kesehatan. Sebagai wahana pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.

E. PRIORITAS PENGEMBANGAN

Mengingat Poskesdes merupakan salah satu upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
yang sekaligus menjadi wahana pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan maka prioritas
pengembangannya adalah: Desa yang tidak terdapat atau yang sulit mengakses fasilitas pelayanan
kesehatan (Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Rumah Sakit). Desa di daerah tertinggal, perbatasan,
dan kepulauan.

F. MANFAAT
1. Bagi Masyarakat Desa.
a. Permasalahan kesehatan di desa dapat dideteksi secara dini, sehingga bisa ditangani
dengan cepat dan diselesaikan, sesuai kondisi, potensi dan kemampuan yang ada.
b. Masyarakat desa dapat memperoleh pelayanan kesehatan dasar (KIA/KB,
peningkatan gizi masyarakat khususnya balita dan maternal, imunisasi termasuk
pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, upaya
mewujudkan lingkungan sehat, dan pengobatan sederhana termasuk trauma,
didukung dengan penyediaan obat-obat esensial) serta pengetahuan dan
keterampilan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kesiapsiagaan
serta penanggulangan masalah kesehatan.
c. Masyarakat dapat mengaktualisasikan diri dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan).
a. Tenaga kesehatan (bidan) dapat mengaktualisasikan dirinya dalam membantu
masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di wilayahnya.
b. Tenaga kesehatan (bidan) dapat lebih mudah memberikan pelayanan kesehatan
dasar kepada masyarakat.
c. Tenaga kesehatan (bidan) mendapatkan informasi secara cepat tentang
permasalahan kesehatan di masyarakat dan upaya kesehatan bagi masyarakat.
3. Bagi Kader kesehatan.
a. Kader kesehatan mendapatkan informasi lebih awal di bidang kesehatan.
b. Kader kesehatan dapat mengaktualisasikan dirinya dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di wilayahnya.
c. Kader dapat menjadi teladan bagi masyarakat desanya.
4. Bagi Puskesmas.
Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas dengan mengoptimalkan sumber daya
yang ada. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan yang
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan
strata pertama, yang meliputi pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan sesuai kondisi setempat.
5. Bagi Sektor lain.
Dapat memadukan kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan secara efektif
dan efisien.

G. PENGORGANISASIAN

Prinsip pengorganisasian Poskesdes adalah dikelola oleh masyarakat yang dalam hal ini kader
kesehatan dengan bimbingan tenaga kesehatan.

 Tenaga Poskesdes

Agar Poskesdes dapat terselenggara, maka perlu didukung dengan tenaga sebagai berikut.

 Kader Kesehatan

Kader kesehatan sekurang-kurangnya berjumlah 2 (dua) orang yang telah mendapatkan


pelatihan/orientasi.
Tenaga kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan di Poskesdes minimal 1 (satu) orang
bidan. Pemenuhan tenaga kesehatan Poskesdes awalnya dapat dilakukan atas bantuan Pemerintah
daerah setempat, dan selanjutnya dilakukan secara bertahap oleh masyarakat sendiri. Diharapkan
tenaga kesehatan yang akan membantu Poskesdes berdomisili di desa setempat.

 Kepengurusan Poskesdes

Kepengurusan Poskesdes dipilih melalui musyawarah dan mufakat masyarakat desa atau forum desa
siaga aktif setempat, serta ditetapkan oleh Kepala Desa. Struktur pengurus minimal terdiri dari Pembina,
Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota. Susunan pengurus Poskesdes bersifat fleksibel sehingga
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan permasalahan setempat.

 Hubungan Koordinasi dan Pembinaan

Hubungan koordinasi dan pembinaan antara Poskesdes dan unit-unit serta masyarakat, dapat
digambarkan sebagai berikut. Poskesdes berada di bawah pengawasan dan bimbingan Puskesmas
setempat. Pelaksana Poskesdes wajib melaporkan kegiatannya kepada Puskesmas ataupun kepada
sektor terkait. Laporan kegiatan yang menyangkut pelayanan kesehatan disampaikan kepada
Puskesmas oleh tenaga kesehatan Poskesdes. Adapun laporan yang menyangkut
pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada Kepala Desa selaku Ketua Forum Desa Siaga Aktif
Tingkat Desa. Jika di wilayah desa tersebut terdapat Puskesmas Pembantu maka Poskesdes
berkoordinasi dengan Puskesmas Pembantu tersebut.

Poskesdes di bawah pembinaan Kabupaten/Kota melalui Puskesmas. Pembinaan dalam aspek


upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan. Apabila Poskesdes tidak
mampu memberikan pelayanan, perlu melakukan rujukan ke Puskesmas, antara lain pelayanan
kegawatdaruratan. Pada keadaan tertentu Poskesdes dapat melakukan rujukan langsung ke Rumah
Sakit dengan sepengetahuan Puskesmas.

Poskesdes berkoordinasi dengan Forum Desa Siaga Aktif dalam upaya penemuan dan penanganan
penderita penyakit melalui Survei Mawas Diri (SMD). Hasil SMD ini akan dibahas dalam forum desa,
untuk selanjutnya disampaikan ke Forum Desa Siaga Aktif Tingkat Kecamatan. Koordinasi ini dilakukan
secara berjenjang dari Tingkat Desa sampai Tingkat Pusat.
BAB III

PENGEMBANGAN POSKESDES

Poskesdes merupakan penggerak dalam pengembangan Desa Siaga Aktif sehingga


pengembangan Poskesdes terintegrasi dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529 tahun 2010 tentang
Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Untuk lebih jelasnya, langkah-
langkah pengembangan Poskesdes sebagai berikut.

PENDEKATAN INTERNAL

Langkah ini merupakan awal kegiatan, tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan
petugas kesehatan dan aparat desa setempat, sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola
serta membina Poskesdes, dalam upaya untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Persiapan ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan dan pelatihan/orientasi yang bersifat konsolidasi
yang tentunya disesuaikan dengan kondisi setempat.

PENDEKATAN EKSTERNAL

Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat


sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Poskesdes. Untuk ini, perlu dilakukan berbagai
pendekatan dengan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah setempat.

Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Desa Siaga Aktif atau Forum Peduli
Kesehatan lainnya, pendekatan eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau mengikutsertakan
forum- forum tersebut. Dukungan yang diharapkan adalah dukungan moril, finansial dan material,
seperti kesepakatan dan persetujuan masyarakat, bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta
peralatan Poskesdes.

SURVEI MAWAS DIRI (SMD)

Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of belonging) melalui
penemuan sendiri masalah kesehatan di wilayahnya serta memecahkan masalahnya sesuai dengan
sumber daya dan kearifan lokal yang dimiliki. SMD dilakukan oleh kader Poskesdes yang merupakan
masyarakat setempat bersama tokoh masyarakat serta anggota Forum Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif yang terlatih dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disepakati dengan bimbingan
dari tenaga kesehatan setempat. Hasil SMD dicatat untuk menjadi acuan dalam melaksanakan
langkah-langkah pemecahan masalah.

Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan orientasi anggota masyarakat yang
dinilai mampu melakukan SMD, seperti guru, anggota Pramuka, kelompok dasawisma, PKK, anggota
karang taruna, murid sekolah, atau kelompok potensial lainnya yang ada di desa. Hasil dari SMD
adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi masyarakat untuk memecahkan masalah yang ada di
desa.

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

Tujuan penyelenggaraan MMD ini adalah untuk mencari alternatif pemecahan masalah
kesehatan yang ditemukan pada saat SMD dengan memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal
yang dimiliki desa. MMD diselenggarakan oleh semua pengurus Forum Desa Siaga Aktif bersama
seluruh masyarakat.

Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan, terutama adalah daftar masalah
kesehatan, data sumber daya, serta skala prioritas kebutuhan penanggulangan masalah kesehatan
masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas masalah yang akan
ditindak lanjuti, dukungan dan kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing- masing
individu/organisasi kemasyarakatan (ormas)/sektor yang diwakilinya, serta langkah-langkah
pemecahan masalah untuk pengembangan Poskesdes.

PEMBENTUKAN POSKESDES

Secara operasional pembentukan Poskesdes dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut.

Pemilihan Pengurus dan Kader kesehatan Poskesdes.

Pemilihan pengurus dan kader kesehatan Poskesdes dilakukan melalui pertemuan khusus para
pimpinan, pengelola, dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara
musyawarah mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang disepakati, dengan fasilitasi Puskesmas.
Jumlah kader kesehatan untuk setiap Poskesdes minimal 2 (dua) orang atau disesuaikan dengan kegiatan
yang dilaksanakan dan kemampuan serta potensi desa setempat.
Pelatihan/Orientasi Kader Kesehatan.

Pengelola dan kader kesehatan terpilih sebelum melaksanakan tugasnya, perlu diberikan
pelatihan atau orientasi tentang pengelolaan Poskesdes. Pelatihan/orientasi dilaksanakan oleh Puskesmas
sesuai dengan pedoman pelatihan/orientasi yang berlaku. Pada waktu menyelenggarakan
pelatihan/orientasi, sekaligus disusun rencana kerja (Plan of Action) Poskesdes yang akan dibentuk,
lengkap dengan waktu dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta
sarana dan prasarana yang diperlukan.

Materi pelatihan/orientasi antara lain mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan di Poskesdes,
meliputi:

 Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kompetensinya, yaitu layanan kesehatan untuk ibu
hamil, ibu menyusui, dan kesehatan anak.
 Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan
faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.
 Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB, penyakit tidak menular serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang
gizi).
 Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawat- daruratan kesehatan melalui metode
simulasi.

Pemenuhan/Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Pemenuhan/penempatan tenaga kesehatan, terutama Bidan sebagai penyelenggara Poskesdes awalnya


dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dan untuk pengembangan selanjutnya,
pemenuhan dapat dilakukan oleh masyarakat.
Pelatihan tenaga kesehatan

Sebelum melaksanakan tugasnya, tenaga kesehatan diberi pelatihan sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan yang harus dimiliki serta tugas yang menjadi tanggung jawabnya oleh institusi yang
berwenang di wilayahnya.

PENGEMBANGAN JEJARING KERJASAMA

Mengingat permasalahan kesehatan sangat kompleks, maka pemecahannya perlu


melibatkan berbagai pihak baik yang ada di wilayah desa maupun dukungan dari mitra yang ada di
luar desa, seperti individu/organisasi kemasyarakatan/institusi/sektor. Untuk memajukan Poskesdes,
perlu adanya pembentukan dan pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak guna
terlaksananya aktivitas Poskesdes yang optimal. Aktualisasi dari pengembangan jejaring Poskesdes,
dapat dilakukan melalui temu jejaring UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan atau temu jejaring
antar-Poskesdes, serta temu jejaring antar-tenaga kesehatan. Untuk memantapkan kerjasama, juga
diharapkan dapat dijadikan wahana untuk saling bertukar pengalaman dan memecahkan masalah-
masalah yang ada di wilayah setempat dan dihadapi bersama.

Selain jejaring program untuk proses pemberdayaan dibutuhkan juga dukungan kemitraan dari
pihak lain. Untuk mendapatkan dukungan yang berasal dari organisasi kemasyarakatan dan
tanggung jawab sosial korporasi (Corporate Social Responsibility/ CSR) serta dukungan media massa
untuk publikasi yang kelak mempercepat penyampaian informasi yang diharapkan desa sekitar
terpapar informasi dan terpacu untuk mengembangkan upaya bidang kesehatan di wilayahnya.
BAB IV

PENYELENGGARAAN POSKESDES

Penyelenggaraan kegiatan poskesdes secara rutin dilaksanakan oleh kader kesehatan dan
tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut dengan bimbingan puskesmas setempat dan sector
terkait. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan poskesdes meliputi upaya promotif, preventif
tanpa mengesampingkan upaya kuratif ( pengobatan) sesuai dengan kompetensi petugas
kesehatan yang ada di poskesdes.

A. KEGIATAN

Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa yang dilaksanakan di poskesdes adalah :

1. Pelayanan kesehatan untuk ibu bersalin, hamil dan nifas


a. Pemeriksaan kehamilan, meliputi pemeriksaan tinggi fundus uteri, pengukuran lingkar
lengan atas, pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, pengukuran tekanan
darah serta pendeteksian dini tanda bahaya pada kehamilan melalui Program Perencanaan
Persalinan Dan Penanganan Komplikasi ( P4K)
b. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah tetanus pada saat proses
persalinan
c. Pemberian Tablet Tambah darah ( Fe) untuk mencegah timbulnya anemia/kurang darah
d. Penyuluhan atau konseling tentang gizi dan kehamilan serta KB setelah persalinan
e. Penyelenggaraan kelas ibu hamil
f. Penanganan Ibu hamil KEK
g. Pertolongan persalinan aman, termasuk pencegahan infeksi
h. Kunjungan ibu nifas
i. Rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk kasus kehamilan, persalinan / nifas yang
tidak dapat ditangani di puskesmas

2. Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui


a. Penyuluhan tentang cara menyusui dan perawatan bayi yang benar
b. Penyuluhan tentang gizi bagi ibu menyusui dan KB setelah persalinan
c. Penyuluhan tentang penanganan permasalahan kesehatan bayi dan anak balita.
3. Pelayanan kesehatan untuk anak
a. Perawatan Bayi baru lahir
b. Pemeriksaan kesehatan anak
c. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita
d. Pemberian lima imunisasi dasar lengkap
e. Penyuluhan gizi pada anak
f. Penanganan permasalahan kesehatan bayi dan anak balita

4. Penemuan dan penanganan penderita penyakit


a. Pengamatan epidimiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB) , serta penyakit tidak
menular dan factor resikonya ( termasuk status gizi ) serta kesehatan ibu hamil yang
resiko
b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB , penyakit tidak menular serta factor resikonya ( termasuk kurang
gizi)
c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan melalui
metode simulasi

B. WAKTU PENYELENGGARAAN

Sesuai dengan fungsi poskesdes sebagai fasilitas pelayanan kesehatan guna lebih mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat maka pelayanan dilaksanakan setiap hari

C. TEMPAT PENYELENGGARAAN

Poskesdes perlu memiliki tempat pelayanan kesehatan dasar . Pelayanan kegiatan poskesdes
dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan :

1. Gedung polindes yang ada, yang dikembangakan menjadi poskesdes


2. Sarana gedung yang tersedia, seperti balai desa, balai pertemuan desa dan lain-lain

Selain memanfaatkan gedung tersebut, pengadaan tempat dan pembangunan poskesdes dapat
diupayakan dengan alternative pembiayaan melalui swadaya masyarakat, donator/ dunia
usaha/swata, dan fasilitasi pemerintah (Pusat atau daerah). Pembangunan poskesdes dengan
fasilitasi pemerintah( Pusat atau daerah). Pembangunan poskesdes dengan fasilitasi pemerintah
diperuntukkan bagi desa yang belum memiliki bangunan poskesdes, dengan persyaratan sebagai
berikut:

1. Kriteria umum
a. Masyarakatnya tidak mampu membangun secara swadaya
b. Tersedia lahan /tanah yang tidak bermasalah dan bukan lahan sengketa
c. Beberapa pertimbangan lokasi, antara lain:

- Ketersediaan lahan di tengah pemukiman warga

- Mudah dijangkau oleh masyarakat ( transportasi)

- Keamanan petugas kesehatan terjamin

- Tidak berdekatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

Adanya kesepakatan dalam pembangunan poskesdes yang didasari Musyawarah masyarakat desa

2. Kriteria Teknis
a. Luas Bangunan
1. Luas ruangan / bangunan disesuaikan ketersediaan lahan sambil memperhatikan
kebutuhan minimal pelayanan / kegiatan dan hal –hal yang berkaitan pemenuhan
kebutuhan, baik perempuan maupun laki-laki, termasuk ibu hamil , usia lanjut dan
penyandang cacat
2. Jumlah ruangan dan kebutuhan sarana disesuaikan dengan jenis pelayanan / kegiatan
yang dilaksanakan
3. Pembangunan poskesdes yang baru diprioritaskan menggunakan bahan bangunan yang
berasal dari daerah setempat
4. Bentuk luar dari poskesdes dapat disesuaikan dengan model rumah adat setempat

b. Denah Tata ruang

Rancangan tata ruang/ bangunan poskesdes disesuaikan dengan fungsi sarana pelayanan
kesehatan dan memperhatikan pemenuhankebutuhan , baik perempuan dan laki-laki, termasuk
ibu hamil, usia lanjut dan penyandang cacat. Pada pelaksanaan Pelayanan kesehatan didalam
poskesdes, ruangan atau tempat yang ada dapat berfungsi sebagai:

1) Tempat pendaftaran
2) Tempat tunggu
3) Ruang pemeriksaan
4) Ruang tindakan ( persalinan)
5) Ruang rawat inap persalinan
6) Ruang petugas
7) Tempat konsultasi( gizi, sanitasi dll)
8) Tempat obat
9) Ruang laktasi
10) Kamar mandi dan toilet

D. PERALATAN POSKESDES

Poskesdes perlu dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut:

Peralatan

a. Peralatan medis disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang disediakan
b. Peralatan non medis disesuaikan kebutuhan , seperti meubelair, sarana pencatatan , sarana
komunikasi, sarana transportasi, media komunikasi Informasi edukasi ( KIE) dan lain-
lain
c. Membuat surat pernyataan untuk tidak mengalihfungsikan peralatan yang juga
ditandatangani oleh kepala dinas kesehatan dan diketahui oleh Bupati/walikota

Pemenuhan peralatan poskesdes dapat dilaksanakan melalui:

a. Pemanfaatan alat yang telah ada di polindes


b. Swadaya masyarakat dibawah pengawasan dan pembinaan puskesmas
c. Bantuan donator/ dunia usaha /swasta dibawah koordinasi Dinas Kesehatan setempat
d. Pengadaan alat poskesdes dengan fasilitasi pemerintah ( Pusat atau daerah)
Obat-obatan

Jenis dan jumlah obat-obatan yang perlu disediakan poskesdes sesuai dengan jenis pelayanan
yang diselenggrakan, yang penetapan nya berkoordinasi dengan puskesmas setempat.
Penyediaan obat poskesdes dapat dilaksanakan dengan :

a) Swadaya Masyarakat dibawah pengawasan dan pembinaan puskesmas


b) Bantuan donator/ dunia usaha /swasta dibawah koordinasi Dinas Kesehatan setempat
c) Fasilitasi pemerintah ( Pusat atau daerah) melalui puskesmas

E. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKSANA

Terselenggaranya pelayanan poskesdes meilbatkan banyak pihak. Adapun tugas dan tanggung
jawab masing-masing pihak dalam penyelenggaraan poskesdes sebagai berikut:

1. Tenaga Poskesdes
a. Tugas Masing-masing pelaksana sesuai dengan kompetensi, kemampuan dan
wewenangnya
 Bidan
 Memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
 Melakukan pengamatan epidimiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB) ,
penyakit tidak menular dan factor resikonya( termasuk status gizi) serta kesehatan ibu
hamil yang bersiko
 Melakukan penanggulangan penyakit , terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB , serta penyakit tidak menular dan factor resikonya,
termasuk kurang gizi
 Melaksanakan kesiapsiagaan dan penganggulangan bencana serta kegawatdaruratan
kesehatan melalui metode simulasi
 Melakukan pencatatan dan pelaporan terkait pelayanan kesehatan dasar yang diberikan
 Kader kesehatan
 Membantu bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
 Melakukkan pengamatan epidimiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB) ,
penyakit tidak menular dan factor resikonya( termasuk status gizi) serta kesehatan ibu
hamil yang bersiko
 Menggerakan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan poskesdes
 Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan
b. Tenaga pelaksana poskesdes, Baik tenaga kesehatan maupun kader kesehatan, terlebih
dahulu mendapatkan pelatihan dan orientasi tentang pemberdayaan masyarakat bidan
kesehatan dari institusi yang berwenang

2. Petugas puskesmas

Kehadiran tenaga puskesmas yang diwahjibkan di poskesdes minimum 1 x dalam sebulan. Peran
petugas puskesmas sebagai berikut:

a) Memberikan bimbingan dan pembinaan kader kesehatan dan tenaga kesehatan dalam
penyelenggaraan poskesdes
b) Menyelenggarakan pelatihan atau penyegaran atau orientasi bagi kader kesehatan dan
tenaga kesehatan poskesdes
c) Melakukan analisisi hasil kegiatan poskesdes , menyusun rencana kerja dan
melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutu han, poskesdes bekerja sama
dengan forum desa
d) Menerima konsultasi / rujukan dalam menangani berbagai kasus kesehatan yang tidak
dapat ditangani oleh pelaksana poskesdes
e) Mendukung pemenuhan/pengadaan alat dan obat-obatan yang dibutuhkan poskesdes( jika
diperelukan)
f) Melakukan konsultasi kepada Dinas kesehatan setempat mengenai permasalahan yang
dihadapi di poskesdes baik dari segi tenaga, peralatan dan sarana lain serta dana
F. PEMBIAYAAN

1. Sumber Biaya

Pembiayaan poskesdes berasal dari berbagai sumber, antara lain :

a. Masyarakat
 Iuran pengguna /pengunjung poskesdes
 Iuran masyarakat dalam bentuk dana sehat
 Sumbangan /donator dari perorangan/kelompok masyarakat
 Mobilisasi dana social lainnya
b. Swasta/ dunia usaha peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang
pembiayaan poskesdes, bantuan yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana atau
tenaga, yakni sebagai sukarelawan poskesdes
c. Hasil usaha
Pengelola dan kader kesehatan poskesdes dapat melakukan usaha mandiri, yang hasilnya
disumbangkan untuk biaya pengelollan pislesmas
d. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal pembentukan, yakni
berupa dana stimulant atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana poskesdes

2. Pemanfaatan dan pengelolaan dana

a) Pemanfaatan dana
Dana yang diperoleh dari poskesdes , digunakan untuk membiayai kegiatan poskesdes
antara lain untuk : biaya operasional poskesdes, bantuan biaya rujukan bagi yang
membutuhkan, modal usaha
b) Pengelolaan dana
Pengelolaan dana dilakukan oleh pengelola dan kader kesehatan poskesdes. Dana harus
disimpan di tempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan hasil, untuk keperluan
biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader kesehatan yang ditunjuk.
Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara bertanggung jawab
3. Pola tarif
Penerapan tarif pelayanan di poskesdes dilakukan melalui musyawarah masyarakat desa
degan fasilitasi puskesmas dan ditetapkan dengan surat keputusan kepala desa . Prinsip yang
perlu dipegang adalah bahwa besaran tarif tidak membebani masyarakat dan dapat digunakan
untuk operasional poskesdes.

G. PENCATATAN DAN PELAPORAN

1. Pencatatan

Pencatatan dilakukan oleh kader kesehatan dan tenaga kesehatan segera setelah kegiatan selesai
dilaksanakan. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan format yang ada, antara lain:

a) Buku catatan warga poskesdes, yang mencatat jumlah seluruh warga dan masyarakat
sekitarnya
b) Buku catatan rekapitulasi kegiatan pelayanan poskesdes
c) Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan oleh poskesdes
d) Buku catatan kegiatan usaha, apabila poskesdes menyelenggarakan kegiatan usaha
e) Buku pengelolaan keuangan
f) Dll sesuai kegiatan yang dilaksanakan poskesdes dan kebutuhan yang bersangkutan
2. Pelaporan
Kegiatan yang menyangkut pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan poskesdes, tetap
harus dilaporkan oleh tenaga poskesdes dengan mengacu format pelaporan puskesmas
disesuaikan dengan kegiatan di poskesdes, pelaporan dilakukan mimnimal 1 bulan sekali
pada saat diselenggarakan nya lokakarya mini puskesmas

Setiap puskesmas harus menunjuk petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan
pembinaan pencatatan dan pelaporan terkait dengan pelayanan kesehatan dasar di poskesdes,
berkaitan dengan pertanggungjawaban administrasi dan keuangan, poskesdes melaporkan kepada
pengurus poskesdes dan kepala desa.
2 Pelaporan
Kegiatan yang menyangkut pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan poskesdes, tetap
harus dilaporkan oleh tenaga poskesdes dengan mengacu format pelaporan puskesmas
disesuaikan dengan kegiatan di poskesdes, pelaporan dilakukan mimnimal 1 bulan sekali pada
saat diselenggarakan nya lokakarya mini puskesmas. Setiap puskesmas harus menunjuk petugas
yang bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan pencatatan dan pelaporan terkait dengan
pelayanan kesehatan dasar di poskesdes, berkaitan dengan pertanggungjawaban administrasi dan
keuangan, poskesdes melaporkan kepada pengurus poskesdes dan kepala desa.
BAB V
PENUTUP

Poskesdes dibentuk sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar setiap hari
bagi masyarakat di desa serta sebagai sarana untuk mempertemukan upaya masyarakat dan dukungan
Pemerintah. Oleh karena itu sangat diperlukan peran seta aktif dari semua pihak baik dari bidan, kader
dan petugas puskesmas setempat untuk dapat membantu pelayanan Poskesdes meliputi upaya
promotif, preventif, dan kuratif.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI, 2012, Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penyelenggaraan Pos
Kesehatan Desa, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai