PENGEMBANGAN POSKESDES
PRESENT BY :
RIDHO ANDY SETYO
1. PENGERTIAN POSKESDES
2. FUNGSI POSKESDES
3. MANFAAT POSKESDES
6. PENGORGANISASIAN POSKESDES
7. PENYELENGGARAAN POSKESDES
8. KEGIATAN POSKESDES
Pembentukan POSKESDES didahulukan pada Desa yang tidak memiliki Rumah Sakit,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu (PUSTU), dan bukan ibu Kota Kecamatan atau Ibu Kota
Kabupaten. POSKESDES di harapkan sebagai pusat pengembangan dan kordinator
berbagai UKBM yang dibutuhkan masyarakat Desa, misalnya POS Pelayanan Terpadu atau
POSYANDU dan warung obat desa (WOD)
2. FUNGSI POSKESDES
fungsi poskesdes yang sebenarnya dapat kita manfaatkan antara lain adalah :
2. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah kesehatan
3. Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan kepada masyarakat
serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan
a. Permasalahan kesehatan di desa dapat dideteksisecara dini, sehingga bisa ditangani dengan
cepat dan diselesaikan,sesuai kondisi, potensi dan kemampuan yang ada.
b. Masyarakat desa dapat memperoleh pelayanan kesehatan dasar (KIA/KB, peningkatan gizi
masyarakat khususnya balita dan maternal, imunisasi termasuk pencegahan dan
pengendalian penyakit menular dan tidak menular, upaya mewujudkan lingkungan
sehat,danpengobatan sederhana termasuk trauma, didukung dengan penyediaan obat-obat
esensial) serta pengetahuan dan keterampilan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), kesiapsiagaan serta penanggulangan masalah kesehatan.
b. Tenaga kesehatan (bidan) dapat lebih mudah memberikan pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat.
a. Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
c. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi
setempat.
4. PRIORITAS PENGEMBANGAN POSKESDES
1. Desa/kelurahan yang tidak terdapat sarana kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit).
Adapun desa yang terdapat Pustu masih memungkinkan untuk dikembangkan Poskesdes
2. Desa di lokasi terisolir, terpencil, tertinggal, atau perbatasan sebagai langkah awal
pengembangan dpt diutamakan pada desa yg sudah terdapat POLINDES
5. LANGKAH PENGEMBANGAN POSKESDES
A. Pendekatan Internal
Langkah ini merupakan awal kegiatan, tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan petugas
kesehatan dan aparat desa setempat, sehingga bersedia dan memilikikemampuan mengelola
serta membina Poskesdes, dalam upaya untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Persiapan ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan dan pelatihan/orientasi yang bersifat konsolidasi
yang tentunya disesuaikan dengan kondisi setempat.B. Persiapan Eksternal Kegiatan advokasi
kepada para penentu kebijakan
B. Pendekatan Eksternal
Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of belonging) melalui
penemuan sendiri masalah kesehatan di wilayahnya serta memecahkan masalahnya sesuai
dengan sumber daya dan kearifan lokal yang dimiliki. SMD dilakukan oleh kader Poskesdes yang
merupakan masyarakat setempat bersama tokoh masyarakat serta anggota Forum Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif yang terlatih dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disepakati
dengan bimbingan dari tenaga kesehatan setempat. Hasil SMD dicatat untuk menjadi acuan dalam
melaksanakan langkah-langkah pemecahan masalah.Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan
pemilihan dan orientasi anggota masyarakat yang dinilai mampu melakukan SMD, seperti guru,
anggota Pramuka, kelompok dasawisma, PKK, anggota karang taruna, murid sekolah, atau
kelompok potensial lainnya yang ada di desa. Hasil dari SMD adalah data tentang masalah
kesehatan serta potensi masyarakat untuk memecahkan masalah yang ada di desa.
Tujuan penyelenggaraan MMD ini adalah untuk mencari alternatif pemecahan masalah kesehatan
yang ditemukan pada saat SMD dengan memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal yang
dimiliki desa. MMD diselenggarakan oleh semua pengurus Forum Desa Siaga Aktif bersama
seluruh masyarakat. Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan,terutama
adalah daftar masalah kesehatan, data sumber daya,serta skala prioritas kebutuhan
penanggulangan masalah kesehatan masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan
untuk penentuan prioritas masalah yang akan ditindak lanjuti, dukungan dan kontribusi apa yang
dapat disumbangkan oleh masingmasing individu/organisasi kemasyarakatan (ormas)/sektor yang
diwakilinya, serta langkah-langkah pemecahan masalah untuk pengembangan Poskesdes.
E. Pembentukan Poskesdes
Pengorganisasian Poskesdes mempunyai Prinsip yaitu dikelola oleh masyarakat, yang dapat
beranggotakan antara lain:
1. Tenaga Poskesdes
Agar Poskesdes dapat terselenggara, maka perlu didukung dengan tenaga sebagai berikut.
a. Kader Kesehatan
Kader kesehatan sekurang-kurangnya berjumlah 2 (dua) orang yang telah mendapatkan
pelatihan/orientasi.
b. Tenaga kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan di Poskesdes minimal 1 (satu) orang
bidan. Pemenuhan tenaga kesehatan Poskesdes awalnya dapat dilakukan atas bantuan Pemerintah
daerah setempat, dan selanjutnya dilakukan secara bertahap oleh masyarakat sendiri. Diharapkan
tenaga kesehatan yang akan membantu Poskesdes berdomisili di desa setempat
2. Kepengurusan Poskesdes
Kepengurusan Poskesdes dipilih melalui musyawarah dan mufakat masyarakat desa atau forum
desa siaga aktif setempat, serta ditetapkan oleh Kepala Desa. Struktur pengurus minimal terdiri dari
Pembina, Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota. Susunan pengurus Poskesdes bersifat
fleksibel sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan permasalahan
setempat.
3. Hubungan Koordinasi dan Pembinaan
Hubungan koordinasi dan pembinaan antara Poskesdes dan unit-unit serta masyarakat, dapat
digambarkan sebagai berikut.
b. Jika di wilayah desa tersebut terdapat Puskesmas Pembantu maka Poskesdes berkoordinasi
dengan Puskesmas Pembantu tersebut.
d. Poskesdes berkoordinasi dengan Forum Desa Siaga Aktif dalam upaya penemuan dan
penanganan penderita penyakit melalui Survei Mawas Diri (SMD). Hasil SMD ini akan dibahas
dalam forum desa, untuk selanjutnya disampaikan ke Forum Desa Siaga Aktif Tingkat
Kecamatan. Koordinasi ini dilakukan secara berjenjang dari Tingkat Desa sampai Tingkat Pusat.
7. PENYELENGGARAAN POSKESDES
Penyelenggaraan Kegiatan Poskesdes secara rutin dilaksanakan oleh kader kesehatan dan
tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut dengan bimbingan Puskesmas setempat dan
sektor terkait.
1. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), dan faktor resikonya (termasuk status gizi)
serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.
2. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
KLB, serta faktor-faktor resikonya (termasuk kurang gizi).
3. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
4. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensi. Pelayanan tersebut di laksananakan baik di
dalam poskesdes maupun di luar poskesdes (dalam gedung maupun luar gedung).
Adapun kegiatan pengembangan meliputi promosi kesehatan untuk
1. Peningkatan keluarga sadargizi,
2. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS),
3.Penyehatan Lingkungan. Poskesdes juga merupakan pusat pengembangan atau revitalisasi
berbagai UKBM lain yang di butuhkan oleh masyarakat desa, antara lain Warung Obat Desa,
Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga. Dengan demikian Poskesdes juga berperan
sebagai koordinator dari berbagai UKBM yang ada di wilayah desa.
9. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bidan), dengan dibantu oleh
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader.
Untuk penyelenggaraan pelayanan Poskesdes harus tersedia sarana fisik bangunan,
perlengkapan, dan peralatan kesehatan.Guna kelancaran komunikasi dengan masyarakat dan
dengan sarana kesehatan (khususnya, Puskesmas), Poskesdes seyogianya memiliki juga sarana
komunikasi (telepon, ponsel, atau kurir).
Pembangunan sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara, yaitu dengan
urutan alternatif sebagai berikut:
1. Mengembangkan Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang telah ada menjadi Poskesdes,
2. Memanfaatkan bangunan yang sudah ada, yaitu misalnya Balai RW, Balai Desa, Balai
Pertemuan Desa, dan lain-lain
3. Membangun baru, yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur,
dunia usaha, atau swadaya masyarakat.
11. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh kader kesehatan dan tenaga kesehatan segera setelah kegiatan
dilaksanakan. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan format yang ada, antaralain:
a. Buku catatan sasaran Poskesdes, yang mencatat jumlah seluruh warga dan masyarakat
sekitarnya.
b. Buku catatan rekapitulasi kegiatan pelayanan Poskesdes.
c. Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan oleh Poskesdes.
d. Buku catatan kegiatan usaha, apabila Poskesdes menyelenggarakan kegiatan usaha.
e. Buku pengelolaan keuangan.
f. Dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan
kebutuhan Poskesdes yang bersangkutan.
2. Pelaporan
Kegiatan yang menyangkut pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan Poskesdes, tetap harus
dilaporkan oleh tenaga Poskesdes dengan mengacu format pelaporan Puskesmas
disesuaikandengankegiatandiPoskesdes.Pelaporandilakukan minimal satu bulan sekali pada saat
diselenggarakannya Lokakarya Mini Puskesmas. Setiap Puskesmas harus menunjuk petugas yang
bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan pencatatan dan pelaporan terkait dengan
pelayanan kesehatan dasar di Poskesdes. Berkaitan dengan pertanggungjawaban administrasi dan
keuangan, Poskedes melaporkan kepada Pengurus Poskesdes dan Kepala Desa
12. INDIKATOR KEBERHASILAN POSKESDES