DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran serta masukan yang bermanfaat dalam kesempurnaan
makalah ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Tujuan........................................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Adapun tujuan penulisan makalah ini agar penulis memahami tentang membuat
perencanaan dan pengorganisasian pelayanan kebidanan.
3
4
dapat mendatangkan berbagai kebaikan, tidak hanya pada saat ini, tetapi pada
masa yang akan dating.
d. mampu menyelesaikan masalah
Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang mampu menyelesaikan
berbagai masalah dan/atau tantangan yang dihadapi. Penyelesaian masalah
dan/atau tantangan yang dimaksudkan tentu harus disesuaikan dengan
kemampuan. Hal ini berarti bahwa penyelesaian masalah dan/atau tantangan
tersebut dilakukan secara bertahap, yang harus tercermin pada penahapan
perencanaan yang akan dilakukan.
e. Mempunyai tujuan
Perencanaan yang baik mempunya tujuan yang tercantum dengan jelas.
Tujuan yang dimaksudkan biasanya dibedakan menjadi dua macam, yakni
tujuan umum yang berisikan uraian secara garis besar dan tujuan khusus yang
berisikan uraian lebih spesifik.
f. Bersifat mampu kelola
Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang bersifat mapu kelola, dalam
arti bersifat wajar, logis, objektif, jelas, runtut, fleksibel, dan telah disesuaikan
dengan sumberdaya. Perencanaan yang disusun tidak logis serta tidak runtut,
apalagi yang tidak sesuai dengan sumberdaya, bukanlah perencanaan yang
baik.
2.1.3 Jenis Perencanaan
Perencanaan banyak jenisnya, untuk keberhasilan pekerjaan perencanaan, perlu
dipahami berbagi jenis perencanaan tersebut (Korompis,2016).
2.1.3.1 Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
Jika ditinjau dari jangka waktu berlakunya rencana, perencanaan dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
a. Perencanaan jangka panjang (long-range planning) : Jika masa
berlaku rencana tersebut antara 12 -25 tahun
b. Perencanaan jangka menengah (medium range planning) : Jika masa
berlaku rencanatersebut antara antara 5-7 tahun
c. Rencana jangka pendek (short range planning) : Jika masa berlaku
rencana tersebut hanya untuk jangka waktu 1 tahun.
c. Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah dicapai
karena dalam perencanaan ditetapkan sebagai standar.
d. Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya,
terutama untuk fungsi pengawasan.
Sedangkan kelemahan dari perencanaan adalah:
a. Perencanaan mempunyai keterbatasan mengukur informasi dan fakta-fakta di
masa yang akan datang dengan tepat.
b. Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana.
c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis bagi pimpinan dan staf karena
harus menunggu dan melihat hasil yang akan dicapai.
d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif. Gagasan baru untuk
mengadakan perubahan harus ditunda sampai tahap perencanaan berikutnya.
e. Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yang harus diambil oleh
staf. (Muninjaya, 2004)
2.1.6.2 Proses
Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan. Meliputi
manajemen operasional dan manajemen asuhan :
a. Perencanaan (P1)
10
2.1.6.3 Output
Cakupan Kegiatan Program:
a. Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan kebidanan
(memerator), dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang
menjadi sasaran program kebidanan (denominator).
b. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan (mulai
dari KIE, Asuhan Kebidanan, dsb).
Contoh: Untuk BPS: Outputnya adalah Kesejahteraan ibu dan janin,
Kepuasan Pelanggan, Kepuasan bidan sebagai provider.
2.1.6.4 Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur
dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kebidanan yang
ada di sekitarnya (Posyandu, BPS, Puskesmas dsb) yang tersedia.
a. Berapa besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (potensi organisasi-
how many)?
b. Seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat akan dipecahkan (potensi
organisasi-how many)?
c. Kapan target tersebut akan dicapai (target waktu-when)?
Merumuskan tujuan program operasional berdasarkan jawaban ketiga
pertanyaan tersebut di atas akan bermanfaat untuk:
a. Menetapkan langkah-langkah operasional program
b. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program
Perumusan sebuah tujuan operasional program kesehatan harus bersifat
smart: spesifik, (jelas sasarannya, dan mudah dipahami oleh staf pelaksana),
measurable (dapat diukur kemajuannya), appropriate (sesuai dengan strategi
nasional, tujuan program dan visi/misi institusi atau sebagainya), realistik (dapat
dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan kapasitas organisasi yang tersedia), time
bound (sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk
mencapai tujuan program sesuai dengan target waktu yang ditetapkan).
Beberapa penjelasan berikut ini perlu diperhatikan untuk menyusun
tujuan program yaitu:
a. Tujuan program adalah hasil akhir sebuah kegiatan. Oleh karena itu, tujuan
program dipakai untuk mengukur keberhasilan kegiatan program.
b. Tujuan harus sesuai dengan masalah, target ditetapkan sesuai dengan
kemampuan organisasi, dan dapat diukut.
c. Tujuan penting untuk menyususn perencanaan dan evaluasi hasil akhir.
d. Target operasional biasanya ditetapkan dengan waktu (batas pencapaiannya)
dan hasil akhir yang akan dicapai pada akhir kegiatan program (deadline). Di
tingkat pelaksana, tujuan program kesehatan dijabarkan dalam bentuk tujuan
operasional (jelas besarnya sasaran dan target). Semakin tinggi jenjang
organisasi, semakin umum rumusan tujuannya.
e. Berbagai macam kegiatan alternatif dipilih untuk mencapai tujuan program.
Kegiatan untuk mencapai tujuan program. Kegiatan untuk mencapai tujuan
dikembangkan dari beberapa program terkait.
17
Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan dan
target yang ingin dicapai. Langkah ini dilakukan sebelum proses penyusunan
rencana kerja operasional. Format rencana kerja operasional yang lengkap terdiri
dari:
a. Alasan utama disusunnya rencana kerja operasional (mengapa program ini
dilaksanakan-why)
Latar belakang penyusunan RKO adalah masalah utama yang akan
dipecahkan, dituangkan dalam bentu ktujuan yang ingin dicapai. Latar belakang
RKO berisi penjelasan terhadap pertanyaan mengapa kegiatan program penting
dilaksanakan. Informasi ini sudah dikumpulkan pada langkah analisis situasi
b. Tujuan (apa yang ingin dicapai-what).
Tulis dengan jelas tujuan operasional program untuk mengukur
keberhasilan program, misalnya: untuk program penanggulangan diare perlu
ditetapkan tujuan dengan target yang jelas yaitu turunnya kejadian diare sampai
30% dalam kurun waktu 3 tahun di kalangan masyarakat desa.
c. Kegiatan program (bagaimana cara mengerjakannya-how)
Jelaskan langkah-langkah praktis (kegiatan) yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan program termasuk bagaimana mengatasi berbagai hambatan
kendala yang mungkin muncul selama kegaiatan berlangsung.
d. Pelaksana dan sasaran (siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaram kegiatan
program-who)
Berbagai kegiatan program harus ada penanggung jawabnya dan staf
yang akan melaksanakan rencana kegiatan tersebut. Pada bagian ini perlu ada
penjelasan tentang jumlah dan jenis kualifikasi (jenis keterampilannya) yang
perlu dimiliki. Demikian pula dengan uraian tugasnya, sasaran kegiatan program
dan jumlah kelompok penduduk yang diaharpakan menerima pelayanan
kesehatan untuk kurun waktu tertentu (target cakupan) misalnya dibutuhkan
kader aktif dan tiga petugas lapangan yang bertugas melakukan supervisi.
e. Sumber daya pendukung (what kind of support)
Buat daftar jenis dan jumlah peralatan (equipment support) yang
diperlukan dan yang sudah tersedia untuk mendukung pelaksanaan kegiatan.
20
Berapa dana yang diperlukan, berapa besar alokasinya untuk setiap jenis
kegiatan, apakah ada kebutuhan dana tambahan yang tidak diduga.
f. Tempat (di mana kegiatan akan dilaksanakan (kapan kegiatan akan dilaksanakan-
where)
Di bagian ini diberikan penjelasan tentang tempat kegiatan program. Hal
ini penting untuk dijelaskan fase atau tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kapan dimulai dan kapan berakhirnya. Untuk kegiatan tahunan, fase kegiatannya
dibagi dalam bulan. Kegiatan bulanan dibagi ke dalam fase mingguan atau
harian.
- Suppliers (pemasok),
- Systems (sistem),
- Skills (keterampilan), dan
- Safety (keselamatan).
d) Kategori di atas hanya sebagai saran, kita bisa menggunakan kategori lain
yang dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya
sekitar 4 sampai dengan 6 kategori. Kategori pada contoh ini lihat Gambar 2.
disebut tidak mengikuti prosedur? Jawab: karena tidak memakai APD” (lihat
Gambar 3).
5) Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan
dengan beberapa kategori.
hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. SWOT ini biasa digunakan untuk
menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan
sesuatu, sebagai contoh, program kerja.
2.1.8.2.2 Unsur-unsur SWOT
a. Strengths (Kekuatan) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang sifatnya
internal organisasi agar supaya kegiatan-kegiatan organisasi berjalan maksimal.
Misalnya: kekuatan keuangan, motivasi anggota yang kuat, nama baik organisasi
terkenal, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih, anggota yang pekerja
keras, memiliki jaringan organisasi yang luas, dan lainnya.
b. Weaknesses (Kelemahan) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi internal
organisasi, akibatnya kegiatan-kegiatan organisasi belum maksimal terlaksana.
Misalnya; kekurangan dana, memiliki orang-orang baru yang belum terampil, belum
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai organisasi, anggota kurang kreatif dan
malas, tidak adanya teknologi dan sebagainya.
c. Opportunities (Peluang) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif, yang
dapat dan mampu mengarahkan kegiatan organisasi kearahnya. Misalnya:
Kebutuhan lingkungan sesuai dengan tujuan organisasi, masyarakat lagi
membutuhkan perubahan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap organisasi yang
bagus, belum adanya organisasi lain yang melihat peluang tersebut, banyak pemberi
dana yang berkaitan dengan isu yang dibawa oleh organisasi dan lainnya.
d. Threats (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu menghambat
pergerakan organisasi. Misalnya: masyarakat sedang dalam kondisi apatis dan
pesimis terhadap organisasi tersebut, kegiatan organisasi seperti itu lagi banyak
dilakukan oleh organisasi lainnya sehingga ada banyak competitor atau pesaing, isu
yang dibawa oleh organisasi sudah basi dan lainnya
kedepan terhadap kualitas internal maupun eksternal. Penggunaan analisis SWOT yang
efektif memberikan 4 manfaat bagi bidan dalam perencanaan
makin kokoh lah ikatan persekutuan antara para pendukung. Agar organisasi dapat
berfungsi sebagaimana yang diharapkan maka tujuan organisasi ini haruslah dipahami
oleh semua pihak yang berada dalam organisasi. (Syafruddin, 2009)
BAB III
ANALISA JURNAL
Pembahasan :
Kerangka Layanan Kebidanan terbaru yaitu alat berbasis bukti untuk memandu berbagai
layanan kesehatan bayi baru lahir ( SRMNH) melalui penguatan dan pengembangan
tenaga kerja kebidanan.
Kerangka kerja tersebut berupa : persiapan kerja, apa yang terjadi pada setiap
tahap implementasi dan siapa yang harus dilibatkan di setiap tahap. Ini memberikan
gambaran tentang skala tugas, dan sumber daya yang akan diperlukan untuk
mengimplementasikannya. Kerangka Layanan Kebidanan dalam konteks negara tertentu
akan menarik bagi pembuat kebijakan kesehatan, mitra pembangunan dan asosiasi
memberlakukan layanan kesehatan baik pelayanan tentang seksual, reproduksi, ibu dan
bayi baru lahir dan itu akan membantu mereka untuk memutuskan apakah dan ketika
implementasi Kerangka Layanan Kebidanan secara penuh atau sebagian / bertahap akan
menjadi inisiatif yang tepat untuk mengatasi defisit yang diidentifikasi dalam konteks
spesifik , mengingat saat ini jika diproyeksikan dengan ketersediaan sumber daya
tenaga kerja kebidanan .
Pengembangan MSF dipimpin oleh ICM bekerja sama dengan organisasi mitra
termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dana Populasi PBB (UNFPA). Ini
adalah alat yang
membantu negara untuk mengoperasionalkan konsep penguatan profesi kebidanan untuk
proses penguatan seluruh profesi adalah tugas yang rumit dan karenan membutuhkan
investasi waktu dan sumber daya lain yang signifikan, juga kemauan politik
,pemahaman kerangka hukum, peraturan dan tata kelola dan logistik dan teknis keahlian
dalam bidangbidang utama seperti pendidikan dan pelatihan professional.
Konsep MSF
perawatan stetric) harus tersedia, dapat diakses, dan dapat diterima oleh semua
40
perempuan, dan harus berkualitas baik, termasuk peka terhadap gender dan budaya dan
sepanjang keseluruhan perawatan
dari remaja dan prakehamilan melalui perawatan kehamilan, anakanak kelahiran dan
periode pascanatal, termasuk keluarga berencana dan aman perawatan aborsi. Mereka
harus dapat memberikan layanan dalam berbagai pengaturan dari rumah, melalui
perawatan kesehatan fasilitas primer dan untuk rumah sakit rujukan.
Kompetensi kebidanan
MSF dan dirangkum sebagai berikut:
(1) Pengetahuan dan keterampilan dari kebidanan, neonatologi, ilmu social kesehatan
masyarakat dan etika yang membentuk dasar berkualitas tinggi, secara budaya relevan,
perawatan yang sesuai untuk wanita, bayi baru lahir, dan anakanak melahirkan
keluarga;
keluarga, kehamilan terencana dan pengasuhan positif;
(3) Antenatal perawatan, termasuk deteksi dini dan perawatan atau rujukan untuk
komplikasi tions;
(4) Perawatan selama persalinan;
(5) Perawatan pascapersalinan untuk wanita;
(6) Peduli untuk bayi baru lahir hingga usia dua bulan; dan
(7) Perawatan terkait aborsi sebagaimana layak dalam hukum, peraturan, dan protokol
yang berlaku.
Tahapan MSF
Sebelum memulai implementasi MSF, dua persiapan langkahlangkah terjadi:
41
utama, dan
(2) Pengumpulan informasi latar belakang yang penting
MSF sendiri terdiri dari empat pengembangan layanan modular dengan langkah
kerja, dan pemantauan dan evaluasi (M&E) yang berkelanjutan. Yang mendasari semua
kegiatan ini adalah pengembangan atau penguatan Asosiasi Bidan Nasional (MA). Jadi,
secara total ada
tujuh langkah dijelaskan di bawah ini :
Langkah persiapan A: Amankan komitmen para pemangku kepentingan utama
Karena MSF adalah proses yang dipimpin oleh negara, itu hanya bisa berhasil
jika mereka yang bertanggung jawab untuk memimpin proses berkomitmen untuk
menyediakan
kepemimpinan dan / atau sumber daya yang diperlukan (manusia dan keuangan). Ini
berarti departemen yang sesuai dalam kementerian nasional kesehatan (Depkes) harus
memahami MSF, setuju bahwa itu sejalan kebijakan dan strategi SRMNH negara yang
kepentingan utama lainnya
seperti badanbadan PBB, asosiasi profesional (termasuk dari profesi yang relevan selain
kebidanan), penyandang dana dan layanan penyedia layanan juga harus bersedia untuk
mendukung proses tersebut.
42
Langkah persiapan B: Kumpulkan informasi latar belakang yang penting
Langkah ini pada dasarnya adalah analisis situasi untuk layanan SRMNH, yang
pembangunan berbasis bukti dan disesuaikan dengan konteks Negara tersebut.
memperkuat bidan asosiasi (MA)
Bersama dengan pendidikan dan peraturan, MA membentuk yayasan dari profesi
kebidanan yang kuat. Profesional yang kuat asosiasi secara nasional representatif,
berkelanjutan, dipimpin oleh anggota dan memiliki kapasitas untuk melakukan berbagai
fungsi yang sesuai dengan konteks negara, seperti jaminan kualitas, advokasi untuk
kebutuhan pengguna layanan dan bidan, dan kontribusi untuk undangundang yang
relevan.
perempuan dan keluarga mereka harus menerima layanan yang disediakan oleh bidan.
dengan dukungan yang efektif
lingkungan yang memungkinkan
Pengembangan layanan langkah 4 : Uji, Monitor, Evaluasi, dan Adaptasi layanan
kebidanan
Praktik Penerapan MSF
Dari perspektif praktis, implementasi MSF melibatkan empat fase luas, yang masing
masing melibatkan keterlibatan pemangku kepentingan yang berkelanjutan dan dialog:
(i) pertemuan pendahuluan, (ii) pengumpulan data dan kerja persiapan lokakarya, (iii)
penilaian lokakarya, (iv) layananpengembangan
43
Kesimpulan
komitmen waktu yang berkelanjutan dan sumber daya dari berbagai pemangku
sukses dan teliti akan menghasilkan dukungan, kuat, berkelanjutan, berbasis kebutuhan
dan bukti berdasarkan sistem perawatan SRMNH dengan kepemimpinan dari semua
kesehatan yang relevan pekerja termasuk bidan.
Artinya konsep MSF ini jika kita kaitkan dengan bahasan tentang perencanaan dan
pengorganisasian bidan dalam pelayanan kebidanan dapat kita ambil kesimpulan bahwa
dalam setiap pelayanan yang diberikan dikomunitas bidan harus mendapatkan dukungan
dari pemangku kepentingan kemudian mampu mengkaji informasi latar belakang yang
diatas : (i) pertemuan pendahuluan, (ii) pengumpulan data dan kerja persiapan
lokakarya, (iii) penilaian lokakarya, (iv) layanan pengembangan. Pelaksanaannya dalam
praktik komunitas kebidanan harus terus dimonitor, evaluasi dan berkelanjutan. Agar
masalahmasalah kebidanan dapat dituntaskan dengan baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencananaan pelayanan kebidanan adalah suatu proses mempersiapkan secara
sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Perencanaan dalan manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian dari administrasi
kesehatan,yang mana terdiri atas beberapa unsur pokok yaitu: input, proses,output,
effect, dan outcome.
Untuk membuat perencanaan kita harus mengetahui Why: Mengapa kegiatan itu
harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas. What: Apa tujuan yang ingin dicapai,
How: Bagaimana cara mengerjakannya, Who: siapa yang akan mengerjakan, dan
sasarannya harus jelas, What kind of support: Sumber daya pendukung, Where: di mana
kegiatan akan dilakukan tertera jelas, When: Kejelasan waktu untuk melaksanakan dan
menyelesaikan kegiatan. Jika perlu ditambah dengan which: Siapa yang terkait dengan
kegiatan tersebut (lintas sektor walaupun lintas program yang terkait).
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
44
DAFTAR PUSTAKA
Novea, Adrea, dkk. 2018. The Midwifery Services Framework : The Process of
Implementation. The Netherland