Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Prilaku juga dapat diartikan sebagai semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsun, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Okviana, 2015) Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang ada di sekitarnya, seperti aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, bahka lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat berpengaruh tehadap perkembangan kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Aspek kehidupan inilah yang nantinya akan membentuk suatu sikap manusia dalam kehidupannya. Manusia akan menjadi sosok yang baik apabila aspek kehidudapan yang ada di sekitarnya mendukungnya untuk menjadi baik, begitu pula sebaliknya. (Okviana, 2015) Altruistik (ketulusan) merupakan sikap dan perilaku yang senantiasa dituntut dari setiap bidan dalam melakukan pelayanan profesinya sebagai wujud bentuk pengabdiannya kepada masyarakat. Wujud ketulusan bidan dapat dirasakan, dialami dan diamati dari sikap dan perilaku bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang paripurna dan berkesinambungan dengan berorientasi pada asuhan kebidanan yang bersifat holistik, meliputi pemahaman aspek – aspek sosial, emosional, kultural, spiritual, psikologikal dan fisik perempuan. 2. Capaian Pembelajaran 1. Mampu memahami konsep teori humaniora khususnya tentang perilaku 2. Mampu memahami dan menerapkan teori humaniora tentang konsep perilaku dalam praktik pelayanan kebidanan. 3. Kegiatan Belajar 1. Studi literasi 2. Diskusi kelompok via whatsapp 3. Presentasi via zoom 4. Tujuan Pembelajaran 1. Untuk mengetahui definisi perilaku 2. Untuk mengetahui proses – proses pembentukan perilaku 3. Untuk mengetahui teknik merubah perilaku 4. Untuk mengetahui determinan perilaku dalam kasus kebidanan 5. Untuk mengetahui perilaku humanis bidan dalam kasus kebidanan A. Definisi Perilaku
Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan (Okviana, 2015). Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmodjo, 2010).
B. Proses Pembentukkan Prilaku
Menurut Audinovic (2012), proses pembentukan prilaku yaitu : a. Cara pembentukan perilaku dengan kebiasaan Salah satu pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut (Audinovic, 2012) b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (Insight) Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian. Contohnya bila naik motor harus menggunakan helm, karena helm tersebut untuk keamanan diri, dan masih banyak contoh untuk menggambarkan hal tersebut (Audinovic, 2012) c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model Teori ini didasarkan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau observational learning theory. Misalnya pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya, orang tua sebagai contoh anak-anaknya ( Audinovic, 2012 ) Sedangkan proses pembentukan perilaku menurut Abraham Harlord Maslow dalam ( Sunaryo, 2002 ) manusia memiliki kebutuhan dasar, yaitu : a. Kebutuhan fisiologis / biologis, yang merupakan kebutuhan pokok utama, yaitu O2, H2O, cairan elektrolit, makanan, dan seks. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi ketidakseimbangan fisiologis. Misalnya, kekurangan O2 yang menimbulkan sesak napas dan kekurangan H2O dan elektrolit yang menyebabkan dehidrasi. b. Kebutuhan rasa aman dapat meliputi rasa aman terhindar dari pencurian, penodongan, perampokan dan kejahatan lain, rasa aman terhindar dari rasa sakit dan penyakit. rasa aman memperoleh perlindungan hokum sebagai warga negara. c. Kebutuhan mencintai dan dicintai meliputi mendambakan kasih sayang / cinta kasih orang lain baik dari orang tua, saudara, teman, kekasih, dan lain-lain, serta Ingin dicintai / mencintai orang lain. d. Kebutuhan harga diri, missal merasa ingin dihargai dan menghargai orang lain, dan sikap toleransi atau saling menghargai dalam hidup berdampingan. e. Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi rasa ingin dipuja dan disanjung oleh orang lain, Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier, usaha, kekayaan, dan lain-lain. Jadi, menurut beberapa sumber diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan perilaku ada didalam kehidupan kita sehari-hari. Selain itu, beberapa kebutuhan diatas juga bersangkutan dengan diri kita masing-masing. (Sunaryo, 2002) C. Teknik Merubah Perilaku Menurut Okviana ( 2015 ), ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk merubah perilaku seseorang, diantaranya : a. Dengan paksaan Mengeluarkan instruksi atau peraturan dan ancaman hukuman jika tidak mentaati instruksi atau peraturan tersebut. Contoh : Menakut – nakuti tentang bahaya yang mungkin akan diderita jika tidak mengerjakan apa yang dianjurkan. Misal, menyampaikan kepada ibu bahwa anaknya yang sedang mengalami diare akan mengalami dehidrasi berat apabila tidak segera diberi pertolongan di fasilitas pelayanan kesehatan. b. Dengan memberikan imbalan Imbalan bisa berupa materi seperti uang atau barang tetapi juga bisa bukan berupa materi, seperti pujian dan sebagainya. Contoh : Jika seorang ibu membawa anaknya ke posyandu untung ditimbang dan diimunisasi, maka anaknya akan sehat. Kesehatan dapat dikategorikan sebagai imbalan non – materi. Dalam hal ini, seseorang berbuat sesuatu kaena terdorong atau tertarik oleh imbalan tersebut, yaitu sehat, karena kesadaran atau keyakinan akan manfaatnya. c. Dengan membina hubungan baik Jika kita mempunyai hubungan yang baik dengan seseorang atau dengan masyarakat. Biasanya orang tersebut atau masyarakat akan me ngikuti anjuran kita untuk berbuat sesuatu, karena ingin memelihara hub ungan baiknya dengan kita. d. Dengan memberikan contoh Salah satu sifat manusia ialah ingin meniru karena itu usahakanlah agar memberikan contoh yang baik. Misalnya, menjaga lingkungan agar selalu bersih, berpakaian rapi , berperilaku sehat. e. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi Dalam hal ini individu, kelompok, maupun masyarakat diberi pengetian yang benar tentang kesehatan. Kemudian ditunjukkan kepada mereka baik langsung maupun tidak langsung, misal melalui film, slide , video, foto, gambar, atau cerita. Bagaimana bahayanya perilaku yang tidak sehat. Selanjutnya disampaikan ataupun ditunjukkan kepada mereka bahwa telah makin banyak orang yang berperilaku sehat sekaligus menunjukkan keuntungan dan manfaat apa saja yang bisa didapat, apabila masyarakat mau berperilaku hidup sehat. (Okviana, 2015)
D. Determinan Perilaku dalam Kasus Kebidanan
Untuk menggambarkan determinan perilaku dalam kasus kebidanan, kelompok kami mengambil salah satu kasus mengenai bagaimana determinan perilaku bidan dalam pencegahan infeksi HIV AIDS pada pertolongan persalinan yang nantinya akan dijabarkan dalam makalah ini. Indonesia menduduki peringkat ketiga diantara Negara yang paling cepat mengalami penambahan kasus infeksi HIV / AIDs. Tenaga kesehatan sangat berhubungan dengan penderita HIV / AIDs terutama tenaga bidan yang menolong persalinan ibu dengan HIV / AIDS. Tindakan pencegahan penularan infeksi HIV / AIDS selama proses pertolongan persalinan sangat diperlukan melalui universal pre caution, salah satunya adalah alat perlindungan diri (Asrinah, 2010). Penularan HIV dari seseorang yang telah terinfeksi kepada orang lain terjadi melalui pertukaran cairan tubuh, yang meliputi darah, cairan sperma, cairan serebrospinal (cairan otak), dan air susu ibu. Dalam konsentrasi yang lebih kecil, virus juga terdapat di dalam air mata, air kemih, dan air ludah. (Surapsari, 2008). Bidan sangat berhubungan erat dengan pasien HIV AIDs saat mengalami proses persalinan. Disamping itu, bidan memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih. Dalam melakukan tugasnya, tenaga kesehatan terutama bidan memiliki peluang besar resiko untuk tertular HIV AIDS. Perilaku tenaga kesehatan saat memberikan pertolongan persalinan ditentukan oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku (behaviors causes) dan faktor diluar perilaku (non behaviors causes) yang termasuk dalam faktor predisposing meliputi sikap, pengetahuan, persepsi. Faktor enabling seperti ketersediaan sumber daya. Faktor reinforcing adalah sikap dan perilaku tenaga kesehatan. Perilaku hidup sehat akan mempengaruhi kualitas hidup. Tenaga penolong persalinan dalam hal ini bidan sangat berisiko tertular HIV AIDs karena risiko terpapar cairan darah ataupun ketuban disaat proses pertolongan. Salah satu perilaku tenaga kesehatan yang baik adalah penggunaaan alat perlindungan diri yang maksimal saat menolong persalinan untuk mencegah resiko tertular penyakit. Ketidakdisplinan bidan dalam memakai APD sangat berisiko tertular HIV AIDs. (Asrinah, 2010).
E. Perilaku Humanis Bidan dalam Kasus Kebidanan
Selain memiliki keterampilan dan pengetahuan, seorang bidan yang mengemban misi kemanusiaan harus memiliki jiwa yang humanis, memiliki dedikasi yang tinggi, dan kepribadian yang ramah. Berikut merupakan beberapa perilaku humanis bidan : a. Dalam menjalankan tugasnya, seorang bidan tidak membeda – bedakan status sosial, ras, suku, dan hal yang menjadi latar belakang pasiennya. b. Dalam melaksanakan tugas, bidan selalu berlaku jujur dan adil c. Menghargai setiap hak dan persamaan derajat pasien d. Mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi e. Memiliki rasa cinta, empati, dan simpati terhadap pasien f. Serta selalu bersikap transparan dalam setiap pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. (Arimbi, 2014) TUGAS/LATIHAN
CONTOH SOAL
1. Dibawah ini adalah contoh teknik merubah perilaku, adalah
a. Dengan paksaan b. Dengan memberikan imbalan c. Dengan membina hubungan baik d. Jawaban a,b, dan c benar 2. Bagaimanakah proses pembentukkan perilaku a. Perilaku dengan kebiasaan b. Perilaku dengan pengertian c. Perilaku dengan menggunakan model d. Semua jawaban benar 3. Dibawa h ini merupakan beberapa contoh perilaku humanis bidan a. Bidan selalu berprilaku jujur dan adil b. Menghargai setiap hak dan persamaan derajat pasien c. Tidak membedakan status sosial d. Semua jawaban benar 4. Teori ini didasarkan atas teori belajar sosial (social learning) atau observasi learning. Pemimpin sebagai panutan atas yang dipimpinnya. Kalimat ini adalah pengertian dari bentukan perilaku a. Pembentukkan perilaku dengan kebiasaan b. Pembentukkan perilaku dengan pengertian c. Pembentukkan dengan model 5. Dengan memberikan imbalan adalah teknik a. Merubah perilaku b. Menggunakan metode c. Perilaku dengan pengertian d. Bukan salah satu diatas
STUDI KASUS
Pasien G1P0A0 38 Minggu dengan keluhan mules – mules, belum keluar
cairan, lendir darah belum ada, tapi ibu merasa kaki bengkak, nyeri ulu hati, serta pandangan agak sedikit kabur, tekanan darah tinggi saat usia kehamilan menginjak 9 bulan. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang, didapat hasil protein urin (-), HB : 11 gr%. Pembahasan : Keberhasilan bidan dalam memberikan asuhan kepada pasien, salah satunya dipengaruhi oleh sikap dan perilaku bidan. Dalam kasus ini, bidan dapat melakukan kolaborasi dengan dokter, memberikan obat nifedipin, memberikan konseling tentang bagaimana cara mengurangi keluhan yang dirasakan serta melakukan pemantauan persalinan.
RANGKUMAN
Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi
dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan (Okviana, 2015). Proses pembentukkan perilaku menurut Audinovic (2012) diantaranya : cara pembentukkan prilaku dengan kebiasaan, pembentukkan Perilaku dengan pengertian, pembentukkan perilaku dengan menggunakan model. Teknik merubah perilaku menurut Okviana (2015) : dengan paksaan, dengan memberikan imbalan, dengan membina hubungan baik, dengan memberikan contoh, dengan menanamkan kesadaran dan motivasi. Determinan perilaku bidan dalam kasus pencegahan HIV / AIDs dalam persalinan adalah dengan menggunaaan alat perlindungan diri yang maksimal saat menolong persalinan untuk mencegah resiko tertular penyakit. Ketidakdisplinan bidan dalam memakai APD sangat berisiko tertular HIV AIDs. (Asrinah, 2010). Dalam menjalankan tugas, bidan diharapkan dapat menjadi seseorang yang profesional dengan mengedepankan sikap dan perilaku humanisme, seperti dalam melaksanakan tugas, bidan selalu berlaku jujur dan adil, memiliki rasa cinta, empati, dan simpati terhadap pasien, menghargai setiap hak dan persamaan derajat pasien, selalu bersikap transparan dalam setiap pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. DAFTAR PUSTAKA
Asrinah,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta : Graha
Ilmu Arimbi, D. 2014. Etikolegal Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Rihama Notoatmodjo, S. 2002. Konsep Ilmu Perilaku. Jakarta : Bulan Mei Sunaryo. 2002. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC Surapsari. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta : Airlangga