Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 2

KONSEP PERILAKU DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Humaniora


Dosen Pengampu : Renince, S.ST., M. Keb

Oleh :

1. Anggieta Febriana ( 211560412044 )


2. Eneng Nurlaelah ( 211560412053 )
3. Heni Nurhayati ( 211560412057 )
4. Romsah ( 211560412058 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA


2021
PENDAHULUAN

1. Deskripsi dan Relevansi


Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan yang sangat luas, antara lain : berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya. Prilaku juga dapat diartikan sebagai semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsun, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar. (Okviana, 2015)
Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek
kehidupan yang ada di sekitarnya, seperti aspek ekonomi, sosial, politik,
budaya, bahka lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga sangat berpengaruh tehadap perkembangan kehidupan
manusia dalam bermasyarakat. Aspek kehidupan inilah yang nantinya
akan membentuk suatu sikap manusia dalam kehidupannya. Manusia
akan menjadi sosok yang baik apabila aspek kehidudapan yang ada di
sekitarnya mendukungnya untuk menjadi baik, begitu pula sebaliknya.
(Okviana, 2015)
Altruistik (ketulusan) merupakan sikap dan perilaku yang
senantiasa dituntut dari setiap bidan dalam melakukan pelayanan
profesinya sebagai wujud bentuk pengabdiannya kepada masyarakat.
Wujud ketulusan bidan dapat dirasakan, dialami dan diamati dari sikap
dan perilaku bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang
paripurna dan berkesinambungan dengan berorientasi pada asuhan
kebidanan yang bersifat holistik, meliputi pemahaman aspek – aspek
sosial, emosional, kultural, spiritual, psikologikal dan fisik perempuan.
2. Capaian Pembelajaran
1. Mampu memahami konsep teori humaniora khususnya tentang
perilaku
2. Mampu memahami dan menerapkan teori humaniora tentang konsep
perilaku dalam praktik pelayanan kebidanan.
3. Kegiatan Belajar
1. Studi literasi
2. Diskusi kelompok via whatsapp
3. Presentasi via zoom
4. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui definisi perilaku
2. Untuk mengetahui proses – proses pembentukan perilaku
3. Untuk mengetahui teknik merubah perilaku
4. Untuk mengetahui determinan perilaku dalam kasus kebidanan
5. Untuk mengetahui perilaku humanis bidan dalam kasus kebidanan
A. Definisi Perilaku

Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam


berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak
sampai yang tidak tampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak
dirasakan (Okviana, 2015). Perilaku merupakan hasil daripada segala
macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkunganya yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku
merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang
berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmodjo, 2010).

B. Proses Pembentukkan Prilaku


Menurut Audinovic (2012), proses pembentukan prilaku yaitu :
a. Cara pembentukan perilaku dengan kebiasaan
Salah satu pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan
kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilku seperti
yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut
(Audinovic, 2012)
b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (Insight)
Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar
dengan disertai adanya pengertian. Contohnya bila naik motor harus
menggunakan helm, karena helm tersebut untuk keamanan diri, dan
masih banyak contoh untuk menggambarkan hal tersebut (Audinovic,
2012)
c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Teori ini didasarkan atas teori belajar sosial (social learning
theory) atau observational learning theory. Misalnya pemimpin sebagai
panutan yang dipimpinnya, orang tua sebagai contoh anak-anaknya
( Audinovic, 2012 )
Sedangkan proses pembentukan perilaku menurut Abraham
Harlord Maslow dalam ( Sunaryo, 2002 ) manusia memiliki kebutuhan
dasar, yaitu :
a. Kebutuhan fisiologis / biologis, yang merupakan kebutuhan pokok
utama, yaitu O2, H2O, cairan elektrolit, makanan, dan seks. Apabila
kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi ketidakseimbangan
fisiologis. Misalnya, kekurangan O2 yang menimbulkan sesak napas
dan kekurangan H2O dan elektrolit yang menyebabkan dehidrasi.
b. Kebutuhan rasa aman dapat meliputi rasa aman terhindar dari
pencurian, penodongan, perampokan dan kejahatan lain, rasa aman
terhindar dari rasa sakit dan penyakit. rasa aman memperoleh
perlindungan hokum sebagai warga negara.
c. Kebutuhan mencintai dan dicintai meliputi mendambakan kasih
sayang / cinta kasih orang lain baik dari orang tua, saudara, teman,
kekasih, dan lain-lain, serta Ingin dicintai / mencintai orang lain.
d. Kebutuhan harga diri, missal merasa ingin dihargai dan menghargai
orang lain, dan sikap toleransi atau saling menghargai dalam hidup
berdampingan.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi rasa ingin dipuja dan disanjung
oleh orang lain, Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam
karier, usaha, kekayaan, dan lain-lain.
Jadi, menurut beberapa sumber diatas dapat disimpulkan
bahwa proses pembentukan perilaku ada didalam kehidupan kita
sehari-hari. Selain itu, beberapa kebutuhan diatas juga bersangkutan
dengan diri kita masing-masing. (Sunaryo, 2002)
C. Teknik Merubah Perilaku
Menurut Okviana ( 2015 ), ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk merubah perilaku seseorang, diantaranya :
a. Dengan paksaan
Mengeluarkan instruksi atau peraturan dan ancaman hukuman jika 
tidak mentaati instruksi atau peraturan tersebut. 
Contoh :
Menakut – nakuti tentang bahaya yang mungkin akan diderita jika tidak
mengerjakan apa yang dianjurkan. Misal, menyampaikan kepada ibu
bahwa anaknya yang sedang mengalami diare akan mengalami
dehidrasi berat apabila tidak segera diberi pertolongan di fasilitas
pelayanan kesehatan.
b. Dengan memberikan imbalan
Imbalan bisa berupa materi seperti uang atau barang tetapi juga bisa
bukan  berupa materi, seperti pujian dan sebagainya.
Contoh : Jika seorang ibu membawa anaknya ke posyandu untung
ditimbang dan diimunisasi, maka anaknya akan sehat. Kesehatan
dapat dikategorikan sebagai imbalan non – materi. Dalam hal ini,
seseorang berbuat sesuatu kaena terdorong atau tertarik oleh imbalan
tersebut, yaitu sehat, karena kesadaran atau keyakinan akan
manfaatnya.
c. Dengan membina hubungan baik
Jika kita mempunyai hubungan yang baik dengan seseorang atau
dengan masyarakat. Biasanya orang tersebut atau masyarakat akan me
ngikuti anjuran kita untuk berbuat sesuatu, karena ingin memelihara hub
ungan baiknya dengan kita.
d. Dengan memberikan contoh
Salah satu sifat manusia ialah ingin meniru karena itu usahakanlah agar
memberikan contoh yang baik. Misalnya, menjaga lingkungan agar
selalu bersih, berpakaian rapi , berperilaku sehat.
e. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi
Dalam hal ini individu, kelompok, maupun masyarakat diberi pengetian
yang benar tentang kesehatan. Kemudian ditunjukkan kepada mereka
baik langsung maupun tidak langsung, misal melalui film, slide ,  video,
foto, gambar, atau cerita. Bagaimana bahayanya perilaku yang tidak
sehat. Selanjutnya  disampaikan ataupun ditunjukkan kepada mereka
bahwa telah makin banyak orang yang berperilaku sehat sekaligus
menunjukkan keuntungan dan manfaat apa saja yang bisa didapat,
apabila masyarakat mau berperilaku hidup sehat. (Okviana, 2015)

D. Determinan Perilaku dalam Kasus Kebidanan


Untuk menggambarkan determinan perilaku dalam kasus
kebidanan, kelompok kami mengambil salah satu kasus mengenai
bagaimana determinan perilaku bidan dalam pencegahan infeksi HIV
AIDS pada pertolongan persalinan yang nantinya akan dijabarkan dalam
makalah ini.
Indonesia menduduki peringkat ketiga diantara Negara yang
paling cepat mengalami penambahan kasus infeksi HIV / AIDs. Tenaga
kesehatan sangat berhubungan dengan penderita HIV / AIDs terutama
tenaga bidan yang menolong persalinan ibu dengan HIV / AIDS.
Tindakan pencegahan penularan infeksi HIV / AIDS selama proses
pertolongan persalinan sangat diperlukan melalui universal pre caution,
salah satunya adalah alat perlindungan diri (Asrinah, 2010).
Penularan HIV dari seseorang yang telah terinfeksi kepada
orang lain terjadi melalui pertukaran cairan tubuh, yang meliputi darah,
cairan sperma, cairan serebrospinal (cairan otak), dan air susu ibu.
Dalam konsentrasi yang lebih kecil, virus juga terdapat di dalam air mata,
air kemih, dan air ludah. (Surapsari, 2008).
Bidan sangat berhubungan erat dengan pasien HIV AIDs saat
mengalami proses persalinan. Disamping itu, bidan memiliki
pengetahuan, ketrampilan, dan alat untuk memberikan pertolongan yang
aman dan bersih. Dalam melakukan tugasnya, tenaga kesehatan
terutama bidan memiliki peluang besar resiko untuk tertular HIV AIDS.
Perilaku tenaga kesehatan saat memberikan pertolongan
persalinan ditentukan oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku (behaviors
causes) dan faktor diluar perilaku (non behaviors causes) yang termasuk
dalam faktor predisposing meliputi sikap, pengetahuan, persepsi. Faktor
enabling seperti ketersediaan sumber daya. Faktor reinforcing adalah
sikap dan perilaku tenaga kesehatan. Perilaku hidup sehat akan
mempengaruhi kualitas hidup. Tenaga penolong persalinan dalam hal ini
bidan sangat berisiko tertular HIV AIDs karena risiko terpapar cairan
darah ataupun ketuban disaat proses pertolongan. Salah satu perilaku
tenaga kesehatan yang baik adalah penggunaaan alat perlindungan diri
yang maksimal saat menolong persalinan untuk mencegah resiko tertular
penyakit. Ketidakdisplinan bidan dalam memakai APD sangat berisiko
tertular HIV AIDs. (Asrinah, 2010).

E. Perilaku Humanis Bidan dalam Kasus Kebidanan


Selain memiliki keterampilan dan pengetahuan, seorang bidan
yang mengemban misi kemanusiaan harus memiliki jiwa yang humanis,
memiliki dedikasi yang tinggi, dan kepribadian yang ramah. Berikut
merupakan beberapa perilaku humanis bidan :
a. Dalam menjalankan tugasnya, seorang bidan tidak membeda –
bedakan status sosial, ras, suku, dan hal yang menjadi latar belakang
pasiennya.
b. Dalam melaksanakan tugas, bidan selalu berlaku jujur dan adil
c. Menghargai setiap hak dan persamaan derajat pasien
d. Mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi
e. Memiliki rasa cinta, empati, dan simpati terhadap pasien
f. Serta selalu bersikap transparan dalam setiap pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya. (Arimbi, 2014)
TUGAS/LATIHAN

CONTOH SOAL

1. Dibawah ini adalah contoh teknik merubah perilaku, adalah


a. Dengan paksaan
b. Dengan memberikan imbalan
c. Dengan membina hubungan baik
d. Jawaban a,b, dan c benar
2. Bagaimanakah proses pembentukkan perilaku
a. Perilaku dengan kebiasaan
b. Perilaku dengan pengertian
c. Perilaku dengan menggunakan model
d. Semua jawaban benar
3. Dibawa h ini merupakan beberapa contoh perilaku humanis bidan
a. Bidan selalu berprilaku jujur dan adil
b. Menghargai setiap hak dan persamaan derajat pasien
c. Tidak membedakan status sosial
d. Semua jawaban benar
4. Teori ini didasarkan atas teori belajar sosial (social learning) atau
observasi learning. Pemimpin sebagai panutan atas yang dipimpinnya.
Kalimat ini adalah pengertian dari bentukan perilaku
a. Pembentukkan perilaku dengan kebiasaan
b. Pembentukkan perilaku dengan pengertian
c. Pembentukkan dengan model
5. Dengan memberikan imbalan adalah teknik
a. Merubah perilaku
b. Menggunakan metode
c. Perilaku dengan pengertian
d. Bukan salah satu diatas

STUDI KASUS

Pasien G1P0A0 38 Minggu dengan keluhan mules – mules, belum keluar


cairan, lendir darah belum ada, tapi ibu merasa kaki bengkak, nyeri ulu hati,
serta pandangan agak sedikit kabur, tekanan darah tinggi saat usia
kehamilan menginjak 9 bulan. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang,
didapat hasil protein urin (-), HB : 11 gr%.
Pembahasan : Keberhasilan bidan dalam memberikan asuhan kepada
pasien, salah satunya dipengaruhi oleh sikap dan perilaku bidan. Dalam
kasus ini, bidan dapat melakukan kolaborasi dengan dokter, memberikan
obat nifedipin, memberikan konseling tentang bagaimana cara mengurangi
keluhan yang dirasakan serta melakukan pemantauan persalinan.

RANGKUMAN

Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi


dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang
tidak tampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan
(Okviana, 2015). Proses pembentukkan perilaku menurut Audinovic (2012)
diantaranya : cara pembentukkan prilaku dengan kebiasaan, pembentukkan
Perilaku dengan pengertian, pembentukkan perilaku dengan menggunakan
model. Teknik merubah perilaku menurut Okviana (2015) : dengan paksaan,
dengan memberikan imbalan, dengan membina hubungan baik, dengan
memberikan contoh, dengan menanamkan kesadaran dan motivasi.
Determinan perilaku bidan dalam kasus pencegahan HIV / AIDs dalam
persalinan adalah dengan menggunaaan alat perlindungan diri yang
maksimal saat menolong persalinan untuk mencegah resiko tertular penyakit.
Ketidakdisplinan bidan dalam memakai APD sangat berisiko tertular HIV
AIDs. (Asrinah, 2010). Dalam menjalankan tugas, bidan diharapkan dapat
menjadi seseorang yang profesional dengan mengedepankan sikap dan
perilaku humanisme, seperti dalam melaksanakan tugas, bidan selalu berlaku
jujur dan adil, memiliki rasa cinta, empati, dan simpati terhadap pasien,
menghargai setiap hak dan persamaan derajat pasien, selalu bersikap
transparan dalam setiap pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta : Graha


Ilmu
Arimbi, D. 2014. Etikolegal Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Notoatmodjo, S. 2002. Konsep Ilmu Perilaku. Jakarta : Bulan Mei
Sunaryo. 2002. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Surapsari. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta : Airlangga

Anda mungkin juga menyukai