Anda di halaman 1dari 35

Asuhan Sayang Ibu

dan Pelayanan
Kebidanan yang
Responsive
Asuhan Sayang Ibu
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,
kepercayaan, dan keinginan ibu.

Pelaksanaan asuhan sayang ibu yang mendasar atau menjadi prinsip dalam
proses persalinan meliputi pemberian dukungan emosional, pemberian cairan
dan nutrisi, keleluasan untuk miksi dan defekasi, serta pencegahan infeksi.

Semua hal tersebut digunakan sebagai antisipasi untuk menghindari terjadinya


partus lama, partus tidak maju dan partus yang dirujuk
Apa saja Asuhan Sayang Ibu???
1. Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh
keluarganya selama proses persalinan dan
kelahiran bayinya.

Alasan: Hasil persalinan yang baik ternyata


erat hubungannya dengan dukungan dari
keluarga yang mendampingi ibu selama
proses persalinan.
2. Bekerja bersama anggota keluarga atau pendamping untuk :
 Mengucapkan kata-kata yang memberikan hati dan pujian kepada ibu.
 Membantu ibu bernafas secara benar pada saat kontraksi.
 Memijat punggung, kaki atau kepala ibu dan tindakan-tindakan
bermanfaat lainnya.
 Menyeka muka ibu secara lembut dengan menggunakan kain yang
membasahi air hangat atau dingin.
 Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
 Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan
3. Penolong persalinan dapat memberikan dukungan
dan semangat kepada ibu dan anggota
keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan
kemajuan proses persalinan atau kelahiran bayi
kepada mereka.
4. Tenteramkan hati ibu dalam menghadapi
dan menjalani kala dua persalinan.
Lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan
jika diperlukan.

5. Bantu ibu untuk memilih posisi yang


nyaman saat meneran
6. Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya
meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan
untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk
meneran berkepanjangan dan menahan napas.
Anjurkan ibu beristirahat di antara kontraksi.

Alasan: Meneran secara berlebihan menyebabkan ibu


sulit bernapas sehingga terjadi kelelahan yang tidak
perlu dan meningkatkan risiko asfiksia pada bayi
sebagai akibat turunnya pasokan oksigen melalui
plasenta.
7. Anjurkan ibu untuk minum selama kala
dua persalinan.

Alasan: Ibu bersalin mudah sekali


mengalami dehidrasi selama proses
persalinan dan kelahiran bayi. Cukupnya
asupan cairan dapat mencegah ibu
mengalami hal tersebut.
8. Berikan rasa aman dan semangat serta
tenteramkan hatinya selama proses
persalinan berlangsung. Dukungan dan
perhatian akan mengurangi perasaan
tegang, membantu kelancaran proses
persalinan dan kelahiran bayi.
9. Menjaga lingkungan tetap bersih
merupakan hal penting dalam mewujudkan
persalinan yang bersih dan aman bagi ibu
dan bayinya

10. Anjurkan ibu untuk mengosongkan


kandung kemihnya secara rutin selama
persalinan
Hindarkan terjadinya kandung kemih yang penuh karena berpotensi
untuk :
 Memperlambat turunnya janin dan mengganggu kemajuan persalinan
 Menyebabkan ibu tidak nyaman
 Meningkatkan risiko perdarahan pascapersalinan yang disebabkan
oleh atonia uteri
 Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
 Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pascapersalinan
Prinsip – prinsip umum asuhan sayang ibu adalah :
 Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang
dan berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.
 Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota
keluarganya.
 Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan
memberikan dukungannya.
 Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan dan
lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan.
 Siap dengan rencana rujukan.
MENGATUR POSISI MENERAN
 Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama
persalinan dan melahirkan bayi serta anjurkan suami dan pendamping
lainnya untuk membantu ibu berganti posisi.
 Beritahukan pada ibu untuk tidak berbaring terlentang lebih dari 10
menit, karena jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan
isinya (janin, cairan ketuban, plasenta, dll) akan menekan vena cava
inferior. Hal ini akan mengakibatkan turunnya aliran darah dari
sirkulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan
hipoksia atau kekurangan pasokan oksigen pada janin.
 Saat pembukaan sudah lengkap, anjurkan ibu
untuk meneran sesuai dengan dorongan
alamiahnya, dan beristirahat diantara
kontraksi.

 Sebagian besar penolong akan memimpin


persalinan dengan menginstruksikan untuk
menarik nafas panjang dan meneran, segera
setelah pembukaan lengkap.
Membimbing Ibu untuk Meneran

Bila tanda pasti kala dua telah diperoleh,


tunggu sampai ibu merasakan adanya
dorongan spontan untuk meneran.
Teruskan pemantauan kondisi ibu dan
bayi.
 
Mendiagnosa kala dua persalinan dan memulai meneran:
1) Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih yang mengalir).
2) Pakai satu sarung tangan DTT/steril untuk periksa dalam.
3) Beritahu ibu saat, prosedur dan tujuan periksa dalam.
4) Lakukan periksa dalam (hati-hati) untuk memastikan pembukaan sudah lengkap
(10 cm), lalu lepaskan sarung tangan sesuai prosedur PI (Lihat Bab 2: pedoman
periksa dalam).
5) Jika pembukaan belum lengkap, tenteramkan ibu dan bantu ibu mencari posisi
nyaman
6) Jika ibu merasa ingin meneran tapi pembukaan belum lengkap, beritahukan
belum saatnya untuk meneran, beri semangat dan ajarkan cara bernapas cepat
selama kontraksi berlangsung.
7) Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran, bantu ibu
mengambil posisi yang nyaman, bimbing ibu untuk meneran secara efektif dan
benar dan mengikuti dorongan alamiah yang terjadi.
8. Jika pembukaan sudah lengkap tapi ibu tidak
ada dorongan untuk meneran, bantu ibu untuk
memperoleh posisi yang nyaman

9. Jika ibu tetap ada dorongan untuk meneran


setelah 60 menit pembukaan lengkap, anjurkan
ibu untuk mulai meneran di setiap puncak
kontraksi. Anjurkan ibu mengubah posisinya
secara teratur.
10. Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit
upaya tersebut diatas atau jika
kelahiran bayi tidak akan segera
terjadi, rujuk ibu segera karena tidak
turunnya kepala bayi mungkin disebabkan
oleh disproporsi kepala-panggul (CPD).
POSISI UNTUK PERSALINAN
POSISI ALASAN / RASIONALISASI
Duduk / setengah Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran
duduk kepala bayi dan mengamati/mensupport perineum
Posisi merangkak Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit,
membantu bayi melakukan rotasi, peregangan minimal
pada perineum
Berjongkok / Membantu penurunan kepala bayi, memperbesar ukuran
berdiri panggul, memperbesar dorongan untuk meneran

Berbaring miring Memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi
ke kiri oksigenisasi yang baik bagi bayi, membantu mencegah
terjadinya laserasi
Cara Meneran
 Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi.
 Beritahukan untuk tidak menahan nafas saat meneran.
 Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat di antara kontraksi.
 Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk
meneran jika lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan ke dada.
 Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
 Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran
bayi. Dorongan pada fundus meningkatkan risiko distosia bahu dan ruptura uteri.
Peringatkan anggota keluarga ibu untuk tidak mendorong fundus bila mereka
mencoba melakukan itu.
Catatan:

Jika ibu adalah primigravida dan bayinya belum


lahir atau persalinan tidak akan segera terjadi setelah
dua jam meneran maka ia harus segera dirujuk ke
fasilitas rujukan. Lakukan hal yang sama apabila
seorang multigravida belum juga melahirkan
bayinya atau persalinan tidak akan segera terjadi
setelah satu jam meneran
Tugas anda:
Carilah Apasaja Asuhan Sayang Ibu pada Persalinan yang
terbagi dalam 4 kala (Kala I, II, III dan IV)
Pelayanan Kebidanan yang
Responsive
Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan
oleh bidan yang telah terdaftar memperoleh SIPB (Surat
Ijin Praktek Bidan) dari dinas kesehatan.

Pelayanan kebidanan merupakan seluruh tugas yang


menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam
sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Pelayanan Kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi
tanggung jawab praktik profesi Bidan dalam sistem
pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
kesehatan keluarga dan masyarakat.
Responsiveness (daya tanggap) adalah suatu kebijakan untuk
membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif)
dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi
yang jelas.

Responsiveness (tanggung jawab) adalah keinginan untuk


membantu dan menyediakan jasa yang dibutuhkan konsumen.
Hal ini meliputi kejelasan informasi waktu penyampaian jasa,
ketepatan dan kecepatan dalam pelayanan administrasi,
kesediaan pegawai dalam membantu konsumen, keluangan
waktu pegawai dalam menanggapi permintaan pasien dengan
cepat.
Pelayanan Kebidanan yang responsive adalah pelayanan
yang diberikan oleh bidan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat
kepada pasien, dengan penyampaian informasi yang jelas
dengan tujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak .
Pelayanan kesehatan terhadap ibu menjadi fokus
utama pengembangan perawatan persalinan. Untuk
melakukan penilaian peningkatan pelayanan yang
berfokus pada pasien, biasanya perspektif dari
provider perawatan persalinan dan regulator lebih
dominan. Sehingga penting untuk mengetahui
perspektif dari ibu yang memperoleh layanan
persalinan tersebut.
Layanan Kebidanan dapat dibedakan menjadi  :

1.) Layanan Kebidanan Primer ialah Layanan Bidan yang


sepenuhnya menjadi tanggung jawab Bidan.
2.) Layanan Kebidanan Kolaborasi
3.) Layanan Kebidanan Rujukan
Di Negara Belanda, mengkategorikan sistem pelayanan
persalinan menjadi:
1.Community-based primary Care
2.Hospital-based Secondary Care
3.Specialized Academic Tertiary Care
Pada prinsipnya, perawatan primer yang dipimpin oleh
bidan disediakan untuk wanita yang berisiko rendah
komplikasi selama kehamilan atau persalinan. Wanita
yang dianggap memiliki risiko komplikasi sedang atau
tinggi menerima perawatan sekunder dan tersier yang
dipimpin dokter kandungan. Selama perawatan mereka,
dapat-dan sering kali-bergeser di antara level yang
berbeda, tergantung pada status risikonya. Konsep
perawatan terpadu ini dinilai dapat menjadi sarana
untuk mengatasi berbagai pengalaman negatif yang
dapat timbul pada proses rujukan.
Tuags Anda :
Berikanlah contoh pelayanan kebidanan yang responsive?
Jelaskan.
Terima Kasih
be a good
midwife

Anda mungkin juga menyukai