Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN

MATERNAL NEONATUS
BENDUNGAN PAYUDARA

Disusun oleh :

Rahmi Andrita Yuda (154310655)


Kelas : II-B DIV Kebidanan

Dibimbing Oleh :
Elda Yusefni S.SiT, M.Keb

POLTEKKES KEMENKES PADANG


PRODI D-IV KEBIDANAN
TA 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha Esa, yang senangtiasa telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu yang berjudul Bendungan Payudara.
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan
karna tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu jika ada kritik dan saran yang
membangun saangat diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, bagi penyusun pada khususnya dan
para pembaca pada umum nya.
Terimakasih.

Padang, 24 januari 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C.Tujuan.................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Bendungan ASI................................................................................


B.Penyebab Bendungan ASI...................................................................................
C.Gejala Bendungan ASI........................................................................................
D.Pencegahan Bendungan ASI...............................................................................
E. Penatalaksanaan Bendungan ASI.......................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS


BAB IV
A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Memberi ASI pada bayi merupakan proses alami sebagai kewajiban seorang ibu yang
mengasuh anaknya. Karena ASI merupakan makanan utama untuk bayi umur 0-6 bulan
pertama kehidupannya. Proses alami untuk memberikan ASI sudah dimulai saat terjadi
kehamilan, karena bersama dengan hamil, payudara telah disiapkan sehingga setelah bayi
lahir ibu bisa segera memberikan ASI pada bayinya.
Sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal
dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan
penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan
cepat. Namun keadaan ini bisa menjadi bendungan, pada bendungan payudara terisi sangat
penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan limfotik tersumbat, aliran susu
menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dan alveoli meningkat.
Payudara yang terbendung membesar, membengkak, dan sangat nyeri. Payudara dapat
terlihat mengkilat dan edema dengan daerah eritema difus. Puting susu teregang menjadi rata,
ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI, wanita
kadang- kadang menjadi demam akibat ASInya tidak keluar dengan baik.
Keluhan ibu menurut Prawirohardjo, (2005) adalah payudara bengkak, keras, panas
dan nyeri. Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk
mencegah terjadinya kelainan.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari bendungan ASI?
2) Apa penyebab dari bendungan ASI?
3) Bagaimana tanda dan gejala bendungan ASI?
4) Bagaimana pencegahan bendungan ASI?
5) Bagaimana penatalaksanaan bendungan ASI?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari bendungan ASI
2) Untuk mengetahui penyebab dari bendungan ASI
3) Untuk memahami tanda dan gejala bendungan ASI
4) Untuk mengetahui cara pencegahan terjadinya bendungan ASI
5) Untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap bendungan ASI
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi
atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada
putting susu. Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2005).
Payudara terasa lebih penuh tegang dan nyeri terjadi pada hari ketiga atau hari ke
empat pasca persalinan disebakan oleh bendungan vera edan pembuluh dasar bening. Hal ini
semua merupakan bahwa tanda asi mulai banyak di sekresi, namun pengeluaran belum
lancar.
Bila nyeri ibu tidak mau menyusui keadaan ini akan berlanjut, asi yang disekresi akan
menumpuk sehingga payudara bertambah tegang. Gelanggang susu menonjol dan putting
menjadi lebih getar. Bayi menjadi sulit menyusu. Pada saat ini payudara akan lebih
meningkat, ibu demam dan payudara terasa nyeri tekan (oserty patologi: 196) Saluran
tersumbat = obstructed duct = caked brecs t. terjadi statis pada saluran asi (ductus akhferus)
secara local sehingga timbul benjolan local (Wiknjosastro, 2006).

B. Penyebab Bendungan ASI

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:


1. Pengosongan mamae yang tidak sempurna
Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya
berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak dikosongkan,
maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan
dapat menimbulkan bendungan ASI.

2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif


Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak
aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI.
3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar
Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan
menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya
dan terjadi bendungan ASI.

4. Puting susu terbenam


Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat
menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI.

5. Puting susu terlalu panjang


Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak
dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya
ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.
Gambar Payudara
C. Gejala Bendungan ASI

Gejala yang dirasakan ibu apabila terjadi bendungan ASI adalah :


1. Bengkak pada payudara
2. Payudara terasa keras
3. Payudara terasa panas dan nyeri
Gambar payudara Bengkak

D. Pencegahan

1. Menyusui secara dini, susui bayi segera mungkin (sebelum 30 menit) setelah dilahirkan
2. Susui bayi tanpa dijadwal (on demand)
3. Keluarkan asi dengan tangga atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi
4. Perawawatan payudara pasca persalinan (obserti patologi 169)
5. Menyusui yang sering
6. Memakai kantong yang memadai
7. Hindari tekanan local pada payudara
(Wiknjosastro, 2006)
E. Penatalaksanaan

1. Kompres air hangat agar payudara menjadi lebih lembek


2. Keluarkan asi sebelum menyusui sehingga asi keluar lebih mudah ditangkap dan di isap
oleh bayi
3. Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
4. Untuk mengurangi ras sakit pada payudara berikan kompres dingin
5. Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh dara getah benih dilakukan pengurutan
(masase) payudara yang dimulai dari putting kearah korpus

Gambar 3.
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada Ny. A Ibu Nifas dengan Bendungan ASI

Subjektif Objektif Assesment Tgl/Jam Planning


Ibu mengatakan 1. Kesadaran Assessment 16 1) Beritahu ibu hasil
composmentis, Januari
: : Ny pemeriksaan,yaitu:
keadaan 2017
Nama Ny.A A Umur 24 keadaan ibu sedikit
emosional Pukul :
umur 24 tahun stabil. P1A0 13 :00 lemah, payudara terlihat
2. TTV wib
Ibu nifas hari postpartum 7 bengkak dan merah
TD : 110/80
ke-2 melahirkan hari dengan mengkilap, terasa keras,
mmhg
anak pertama N : 86x/i bendungan panas dan terdapat nyeri
P : 20x/i
Ibu mengeluh ASI. tekan pada payudara,
S :36,7
payudaranya tanda vital:

terasa panas, 3. Pemeriksaan TD : 120/70 mmHg,

bengkak, dan Fisik Nadi : 89 x/menit,

nyeri serta ASI Kepala : Respirasi : 24 x/menit,

belum keluar rambut hitam, Suhu : 37,80C,

sejak bayi bersih, sedikit TFU : Pertengahan

dilahirkan rontok dan simpisis dan umbilikus,

Persalinan tidak kontraksi baik, jumlah

dibantu oleh berketombe. lochea rubra normal (

bidan,secara Muka : tidak 50 cc), dan dari hasil

normal, ada oedem. pemeriksaan, ibu


Pervaginam, conjungtiva mengalami bendungan

bayi bugar jenis merah muda, ASI. Hasil pemeriksaan

kelamin laki- sklera sudah diberitahukan

laki berat anikterik. kepada ibu dan ibu

3500gr panjang Hidung : sudah mengetahui

52 cm. bersih, tidak keadaannya.

Bayinya ada polip. 2. Jelaskan tentang

rewel, BAK Mulut dan bendungan ASI yang

jarang kira-kira gigi : mulut ibu alami. Menjelaskan

< 8x. dan lidah tentang bendungan ASI

menstruasi : bersih tidak yang ibu alami yaitu

menarche 11 ada scorbut, ASI yang tidak keluar

tahun, 30 hari, gigi bersih karena adanya

2-3x ganti tidak ada sumbatan saluran ASI

pembalut/hari, caries. sehingga kelenjar ASI

kadang-kadang Telinga : membesar/membengkak

merasa simetris, dan menyebabkan rasa

disminore, tidak bersih. nyeri serta ASI tidak

teratur, lamanya Leher : tidak keluar. Penjelasan

5 hari, sifat ada sudah disampaikan dan

darah flek hitam pembesaran ibu sudah mengerti.

kecoklatan, bau vena jugularis 3. Beritahu ibu

khas dan dan tidak ada terjadinya bendungan

menggumpal. pembesaran ASI. Memberitahu ibu

kelenjar tiroid. bahwa keluhan yang ibu


Dada dan rasakan sekarang ini

payudara : adalah pengaruh dari

simetris kanan sumbatan ASI tersebut

kiri, payudara dan ibu akan diberikan

kanan pengobatan untuk

membesar, megurangi keluhan

bengkak dan yang ibu rasakan.

merah Penjelasan sudah

mengkilap. diberikan dan ibu sudah

Papilla mengerti.

mammae 4. Berkolaborasi

terbenam. dalam pemberian obat,

Abdomen : yaitu:

Tidak ada luka a. Paracetamol 500

bekas operasi, mg sebanyak 9 tablet

adanya striae dengan dosis 3 x sehari

dan linea. untuk mengurangi

Kandung keluhan demam dan

kemih kosong nyeri pada payudara ibu

dan tidak b. Amoxicilin 500 mg

adanya mules. sebanyak 9 tablet

TFU dengan dosis 3 x sehari

pertengahan untuk mencegah infeksi

simpisi dan lebih lanjut (mastitis

umbilikus, dan abses) pada


tidak ada nyeri payudara ibu

tekan pada c. Vit C 3x1 untuk

perut bagian menjaga dan

bawah. memperbaiki daya

genitalia : tahan tubuh ibu

Adanya bekas d. Laktavit 500 mg

luka parut, sebanyak 6 tablet

tidak ada dengan dosis 2 x sehari

tumor, tidak untuk memperlancar

adanya produksi ASI.

benjolan dan Obat-obatan telah

tumor, tidak diberikan dan ibu sudah

adanya varises. mengerti cara minum

Adanya lendir obat dan kegunaannya.

keluar dari 5. Beritahu ibu cara

vagina (Lokia mengatasi keluhannya.

sanguelenta). Memberitahu ibu cara

ekstermitas : mengatasi keluhan yang

Tungkai ibu rasakan, yaitu:

simetris, reflex a. Sebelum menyusui,

patella (+). pijat payudara dengan

Tidak oedema. lembut, mulailah dari

luar kemudian perlahan-

lahan bergerak ke arah

puting susu dan lebih


berhati-hati pada area

yang mengeras

b. Menyusui sesering

mungkin dengan jangka

waktu selama mungkin,

susui bayi dengan

payudara yang sakit jika

ibu kuat menahannya,

karena bayi akan

menyusui dengan penuh

semangat pada awal

sesi menyususi,

sehingga bisa

mengeringkannya

dengan efektif

c. Lanjutkan dengan

mengeluarkan ASI dari

payudara itu setiap kali

selesai menyusui jika

bayi belum benar-benar

menghabiskan isi

payudara yang sakit

tersebut.

d. Tempelkan handuk

halus yang sudah


dibasahi dengan air

hangat pada payudara

yang sakit beberapa kali

dalam sehari (atau

mandi dengan air

hangat beberapa kali),

lakukan pemijatan

dengan lembut di

sekitar area yang

mengalami

penyumbatan kelenjar

susu dan secara

perlahan-lahan turun ke

arah puting susu

e. Kompres dingin

pada payudara di antara

waktu menyusui.

f. Pakai bra yang

dapat menyangga

payudara.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu yang disebabkan oleh penyempitan
duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar karena asi tidak dikosongkan dengan sempurna
atau karena kelainan pada putting susu maupun faktor dari bayi.bendungan asi dapat dicegah
dengan Menyusui secara dini, susui bayi segera mungkin (sebelum 30 menit) setelah
dilahirkan, Susui bayi tanpa dijadwal (on demand), Keluarkan asi dengan tangga atau pompa
bila produksi melebihi kebutuhan bayi, Perawawatan payudara pasca persalinan (obserti
patologi 169), Menyusui yang sering, Memakai kantong yang memadai, Hindari tekanan
local pada payudara .

Saran
1. Tenaga Kesehatan
a. Diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan konseling tentang menyusui secara
eksklusif.
b. Diharapkan petugas kesehatan bisa mempertahankan pelayanan kebidanan yang sudah
memenuhi standard.
2. Pasien
a. Diharapkan pasien aktif bertanya kepada petugas meskipun belum ada keluhan.
b. Hendaknya pasien secara rutin control ke petugas kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna, S.SiT, M.Kes dan Diah Wulandari , SST, M.Keb. 2010. Asuhan
Kebidanan Nifas. Yogyakarta, Nuha Medika.

Dewi, Vivian dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta, Salemba
Medika.

Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Mansjuer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Medika Aesculap FKUI.

Manuaba. Ida Bagus Gdc. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Saifudin , Abdul Bari. 2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBPSP

Wiknjosastro . 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta :YBPSP

Anda mungkin juga menyukai