Anda di halaman 1dari 3

Penilaian Kebijakan Negara Yang

Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Untuk


Remaja Di Filipina

Abstrak
Latar belakang: Remaja di Filipina menghadapi banyak hambatan hukum, sosial dan
politik untuk mengakses layanan kesehatan seksual dan reproduksi (SRH),
menempatkan mereka pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kehamilan yang
tidak direncanakan, aborsi, infeksi menular seksual dan HIV, serta masalah kesehatan
dan perkembangan lainnya.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah dokumen normatif terkini
tentang SRH di Filipina sesuai dengan prinsip hak asasi remaja dengan menggunakan
Pedoman dan Rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam memastikan
hak asasi manusia dalam penyediaan informasi dan layanan kontrasepsi.

Metode: Kajian difokuskan pada kebijakan dan dokumen pedoman normatif yang
meliputi undang-undang kesehatan reproduksi nasional, peraturan dan ketentuan
pelaksanaannya, dan putusan Mahkamah Agung tentang undang-undang tersebut, dan
dokumen yang dikutip dalam Program Kesehatan Remaja dan Remaja pemerintah. Juga
termasuk dokumen yang diidentifikasi melalui pencarian kata kunci dalam database
online dari departemen kesehatan. Kami menilai dokumen-dokumen ini berdasarkan
persetujuan atau ketidaksepakatan mereka dengan rekomendasi WHO, dan ada atau
tidaknya konten khusus remaja.

Hasil: Dari sembilan rangkuman rekomendasi WHO, dokumen normatif Filipina sesuai
dengan empat dokumen, yaitu akseptabilitas, partisipasi, akuntabilitas, dan kualitas,
serta terdapat tiga ketentuan khusus remaja. Dokumen normatif Filipina sebagian sesuai
dengan lima rekomendasi ringkasan WHO lainnya — nondiskriminasi, ketersediaan,
aksesibilitas, pengambilan keputusan berdasarkan informasi, dan privasi. Dari dua puluh
empat sub-rekomendasi WHO, dokumen normatif Filipina sesuai dengan lima belas,
tidak sesuai dengan lima, dan sebagian sesuai dengan empat. Dua faktor yang mungkin
dapat menjelaskan banyaknya dokumen dengan isi yang bertentangan: devolusi sistem
kesehatan Filipina, dan kesenjangan sosial dan kebijakan yang mendalam tentang kesehatan
seksual dan reproduksi.

Kesimpulan: Banyak norma dan standar pemerintah Filipina yang sejalan dengan hak
asasi remaja atas informasi dan layanan kontrasepsi seperti yang direkomendasikan oleh
WHO. Namun, ada sejumlah besar yang membatasi, mencerminkan pengaruh kuat dari
keyakinan agama konservatif.
Rekomendasi: Kami merekomendasikan:
1. penjabaran lebih lanjut dari undang-undang dan kebijakan yang sepenuhnya
sesuai dengan rekomendasi WHO;
2. interpretasi hukum yang lebih liberal untuk memastikan penyediaan,
penyampaian dan akses ke layanan perawatan kesehatan reproduksi, dan untuk
mempromosikan, melindungi dan memenuhi hak dan kesehatan reproduksi
perempuan; dan
3. mempopulerkan norma etika dan hak asasi manusia.
TELAAH JURNAL

Anda mungkin juga menyukai