Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PSIKOLOGI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU : DEVI AYU RESIA,S.ST.M.Kes


NAMA MAHASISWI : ADE LINA DAMAYANTI
NIM : 20.10.152O1.1.001

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PROGRAM


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN KELUARGA BUNDA JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
berkat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini guna
melengkapi tugas yang diberikan oleh Ibu DEVI AYU RESIA,S.ST.,M.Kes yaitu
Dosen Pengampu Mata Kuliah “Psikologi Dalam Praktik Kebidanan ”di STIKES
KELUARGA BUNDA JAMBI .
Makalah ini berisi materi tentang "Definisi Kesehatan Mental Pada Perinatal".
Di samping itu juga dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman para pembaca/pendengar.
Dari hati yang terdalam, kami mengutarakan permintaan maaf atas
kekurangan dalam makalah ini, karena kami tahu makalah yang kami buat ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap kritikan, saran,
dan masukan yang membangun dari pembaca/pendengar guna
penyempurnaannya ke depan. Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat sesuai dengan fungsinya.
DAFTAR ISI
Kata
pengantar ..............................................................................................................
.................
Daftar
isi ...........................................................................................................................
....BAB I
Pendahuluan .........................................................................................................
......................
A.Latar belakang
…………………………................................................................................................
B.Rumusan Masalah
...............................................................................................................................
C.Tujuan Makalah
...............................................................................................................................
D.MetodePenulisan
...............................................................................................................................
BAB II Pembahasan
...............................................................................................................................
A.Definisi Kesehatan Mental Pada Perinatal
..............................................................................................................................
B. Kesehatan Mental Pada Perinatal
...............................................................................................................................
BAB III PENUTUP
...............................................................................................................................
A.Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Defenisi Kesehatan mental adalah kesehatan mental yang baik adalah kondisi
ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga
memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai
orang lain di sekitar.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau
potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta
menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami
gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada
akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.

B.Rumusan Masalah
-Definisi Kesehatan Mental Pada Perinatal
-Menjelaskan

C.Tujuan Makalah
1. Untuk melengkapi tugas yang di berikan oleh Dosen Mk Psikologi Dalam
praktik kebidanan yaitu Ibu DEVI AYU RESIA,S.ST.,M.Kes
2. Menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca.

D.Metode Penulisan
Metode yang digunakan kedalam penulisan makalah ini adalah metode
Penalaran dan browsing internet. saya menggunakan kedua metode tersebut
agar isi makalah ini bisa lebih lengkap dan berbobot.

https://promkes.kemkes.go.id/pengertian-kesehatan-mental#
BAB II
PEMBAHASAN

A.Definisi Kesehatan Mental Pada Perinatal


a.Perinatal
Perinatal atau parilahir merupakan periode yang muncul sekitar pada waktu
kelahiran (5 bulan sebelumnya dan satu bulan sesudahnya). Preiode perinatal
terjadi pada 22 minggu setelah periode gestasi lewat dan berakhir tujuh hari
setelah kelahiran.
b.Definisi Kesehatan Mental
World Health Organization (WHO, 2001), menyatakan bahwa kesehatan
mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di
dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan
yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan
serta di komunitasnya.
c.Definisi kesehatan Mental Pada Perinatal
Kemampuan ibu dalam mengelola masalah psikologi selama Perinatal
,sehingga tidak terjadi dampak buruk dari masalah Perinatal selama kehamilan
ataupun sesudah persalinan.
B.Kesehatan Mental padal Perinatal
Gangguan kesehatan mental perinatal dapat menyerang perempuan hamil dan
ibu yang baru melahirkan dari segala usia, etnis, dan latar belakang sosial
ekonomi.
Meski WHO mendefinisikan perinatal sebagai periode yang dimulai dari
pembuahan hingga setahun pascapersalinan, perinatal mental health disorder
bahkan bisa dialami perempuan sebelum kehamilan.
Kesehatan Mental pada Perinatal disorder mencakup antara lain baby blues,
gangguan kecemasan, depresi pascapersalinan, dan psikotik pascapersalinan.
Gangguan kesehatan mental perinatal akan lebih buruk, jika pada saat depresi
juga muncul gejala psikotik. Salah satunya, ibu mendengar suara-suara atau
pikiran negatif saat depresinya memburuk.
1. Penting nya Kesehatan Jiwa Prapersalinan dan Pascapersalinan
Masalah emosi selama prapersalinan dan pascapersalinan akan memengaruhi
kondisi kejiwaan, fungsi sehari-hari, performa kerja, hubungan perkawinan ibu
dan perkembangan bayi.
Selama kehamilan, ibu yang menderita depresi dapat mempunyai risiko
keguguran dan persalinan prematur yang lebih tinggi. Penemuan riset
menunjukkan bahwa apabila ibu mempunyai gejala depresi atau kegelisahan
selama kehamilannya, mereka akan berisiko jauh lebih tinggi mengalami
depresi pascapersalinan dan bayi mereka menunjukkan lebih banyak kesulitan
dalam pengaturan emosi dan kontrol perilaku.
Setelah persalinan, karena perubahan hormon, perubahan peran, tantagan
dalam merawat bayi dan masalah keluarga, ibu dapat berisiko lebih tinggi
menderita gangguan keadaan emosi. Depresi pascapersalinan dapat
memengaruhi kemampuan ibu dalam merawat bayinya dan berdampak pada
kesehatan fisik, perkembangan kognitif serta perkembangan emosi dan
perilaku bayi. Pasangan ibu yang mengalami depresi pasapersalinan juga
berisiko lebih tinggi menderita gangguan emosional. Dengan demikian,
memelihara kesehatan jiwa ibu mulai dari periode prapersalinan hingga
pascapersalinan adalah sangat penting.
2. Perkembangan emosi dapat terjadi dalam periode prapersalinan
Menjadi hamil menghadirkan banyak kegembiraan bagi keluarga. Namun tidak
boleh diabaikan bahwa emosi ibu mungkin berbeda selama kehamilan, yang
meliputi kegelisahan, ketidakberdayaan dan lekas maras, dsb. Wanita hamil
dapat mengalami banyak perubahan fisik dan ketidaknyamanan. Gaya
hidupnya mungkin harus disesuaikan. Oleh karena itu, emosinya dapat
terpengaruh. Wanita hamil mungkin juga mempunyai banyak kecemasan
tentang perkembangan janin atau pengaturan perawatan anak sesudah
persalinan.
Penemuan riset menunjukkan bahwa beberapa faktor yang berhubungan
dengan kegelisahan dan depresi prapersalinan, seperti harga diri ibu,
hubungan pernikahannya, hubungan dengan ipar dan dukungan sosial. Untuk
memelihara kesehatan emosi selama kehamilan, ibu sebaiknya belajar untuk
menghargai diri sendiri, terutama upayanya yang terbayar dalam mengatasi
tuntutan ini dan untuk menerima keterbatasan selama kehamilan. Dia juga
dapat berbicara dengan ibu lainnya untuk meningkatkan dukungan sosial, atau
berbicara dengan seseorang yang dapat dipercayainya untuk meringankan
tekanannya. Jika gangguan emosional berlanjut, ibu sebaiknya mencari
bantuan profesional sedini mungkin.
3.Faktor risiko utama depresi sesudah persalinan
Penyebab pasti depresi sesudah persalinan belum diketahui. Penemuan riset
menunjukkan bahwa faktor-faktor risiko yang tercantum dalam tabel di bawah
ini berhubungan dengan peningkatan risiko depresi pascapersalinan:
● Faktor Klinis
Kondisi psikiatris sebelumnya yang termasuk gangguan depresi dan
kegelisahan
Depresi atau kegelisahan prapersalinan
● Faktor psikologis
Kepribadian yang rentan gelisah
Kurangnya dukungan sosial
Hubungan perkawinan yang buruk
Hubungan dengan ipar tidak memuaskan
Kekerasan dalam rumah tangga
Kesulitan keuangan
Peristiwa dalam hidup yang membuat tertekan
● Faktor yang berhubungan dengan obstetri dan bayi
Komplikasi perinatal
Bagian sesar darurat
Keguguran / kesulitan kehamilan sebelumnya
Kehamilan yang tidak terencana
Bayi lahir dengan penyakit bawaan/ kelahiran prematur
4.Masalah keadaan emosi sesudah persalinan
Terdapat tiga kategori utama dalam masalah keadaan emosi prapersalinan: (1)
baby blues, (2) depresi pascapersalinan dan (3) psikosis pascapersalinan,
masing-masing berbeda dalam hal banyaknya kasus yang terjadi, presentasi
klinisnya, tingkat keparahan dan penanganannya.
● Baby Blues
Pengaruhnya sekitar 40% - 80% pada wanita pascapersalinan
Ini adalah keadaan sementara yang ditandai dengan perubahan keadaan
emosi, sedih dan menangis, sulit tidur dan lekas marah. Gejala tersebut
biasanya terjadi sekitar hari ke-3 hingga hari ke-5 setelah kelahiran anak
Gejala-gejalanya relatif ringan dan seringkali reda secara spontan
● Depresi pascapersalinan
Ini memengaruhi sekitar 13% - 19% wanita pascapersalinan. Serangannya
biasanya dalam waktu 6 minggu tetapi juga dapat terjadi kapan saja dalam
setahun setelah kelahiran anak
Sebagian besar ibu yang mengalami depresi pascapersalinan pulih jika dapat
diidentifikasi sejak dini dan menerima perlakuan yang tepat dan dukungan dari
keluarga
● Psikosis Pascapersalinan
Ini memengaruhi sekitar 0,1% - 0,5% wanita pascapersalinan
Fitur yang menonjol termasuk mendengar suara-suara yang tidak ada,
pemikiran yang ganjil merasa disakiti orang lain dan menyakiti diri sendiri atau
bayinya. Gejalanya biasanya terjadi dalam dalam 14 hari setelah kelahiran bayi
Ini adalah darurat psikiatris. Perlu segera dirujuk ke psikiatris atau dibawa ke
Instalasi Gawat Darurat rumah sakit
● Identifikasi dini depresi pascapersalinan
5.Gejala utama depresi pascapersalinan meliputi:
-Periode kesedihan yang terus-menerus, misalnya merasa tertekan dan sedih,
menangis tanpa alasan atau ingin menangis tapi tidak keluar air mata.
-Tidak tertarik melakukan aktivitas apa pun (bahkan tidak tertarik dengan
anaknya)
-Nafsu makan tergangggu
-Masalah tidur
-Biasanya lelah atau hilang energi
-Sulit berkonsentrasi atau membuat keputusan
-Merasa bersalah, tidak berguna dan tidak punya harapan
-Kecemasan dan sifat lekas marah yang berlebihan
Apabila gejala-gejala di atas terus berlangsung selama 2 minggu atau lebih dan
secara signifikan memengaruhi fungsi sehari-hari wanita yang bersangkutan,
segera cari cari bantuan profesional.
6.Kiat untuk pencegahan
-Persiapan yang tepat sebelun kehamilan yang termasuk perencanaan keluarga
dan keuangan yang tepat.
-Milikilah harapan yang realistis sebagai orang tua guna membantu
penyesuaian dengan kehidupan setelah persalinan.
-Belajarlah lebih banyak tentang kehamilan, persalinan dan anak-anak untuk
meminimalkan kegelisahan melalui berbagai cara, mis. mengikuti lokakarya
perawatan anak dan pengasuhan di Pusat Kesehatan Ibu dan Anak,
berpartisipasi dalam diskusi dan lokakarya yang diselengarakan oleh organisasi
yang lain, dsb.
-Berbagilah pengalaman dengan orang tua lain dan tingkatkan dukungan sosial.
Pupuklah komunikasi yang efektif dengan mitra dan anggota keluarga lainnya
untuk memperbaiki pemahaman dan dukungan.
-Istirahat dan tidur yang cukup, mis. menyelenggarakan bantuan rumah tangga
dan penitipan anak setelah persalinan.
-Luangkan waktu untuk aktivitas santai, mis. jalan-jalan atau menelepon
teman.
-Lakukan diet yang sehat. Jangan merokok dan hindari minuman beralkohol.
https://www.fhs.gov.hk/english//women_health/postnatal_care/30098.html

BAB III
PENUTUP
A.Saran
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau
potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta
menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami
gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada
akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.

Anda mungkin juga menyukai