Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


pada mata kuliah Asuhan Kebidanan I

Di Susun Oleh :
Kelompok 2

Nama : NIM :
1. Aisyah Asmara Putri 526080618001
2. Arlinda Walda Tinesa 526080618004
3. Ayu Sagita Farham 526080618005
4. Dina Rusdiana 526080618006
5. Gita Destarina 526080618007
6. Mutia Meliza 526080618016
7. Niki fadilla 526080618019
8. Paradia Sri Wahyuni 526080618023
9. Ririn Susilawati 526080618027
10. Thertinari Clara H. 526080618030
11. Vivin Nursyahdina Z. 526080618032

Dosen Pembimbing
Mona Rahayu Putri,SST.M.KM

STIKES MITRA BUNDA PERSADA


DII KEBIDANAN TINGKAT 1
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor psikologis yang
mempengaruhi kehamilan”. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah berpartisipasi
dalam pembuatan makalah pada mata kuliah Asuhan Kebidanan I. Kami berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas lagi untuk pembaca.
Namun, terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami juga berharap ada kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Batam, 05 maret 2019

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang 4
b. Rumusan masalah 4
c. Tujuan masalah 4

BAB II PENDAHULUAN

a. Stressor internal dan eksternal 5


b. Support keluarga 6
c. Substance abuse 8
d. Partner abuse 11

BAB III

a. Kesimpulan 13
b. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan
sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti
setelah anak tersebut lahir. Perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai
suatu krisis disertai periode tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang
secara normal sudah ada selama kehamilan dan mengalami puncaknya pada saat bayi
lahir.
Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil. Ia
dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan susana hatinya kerap berubah dengan cepat.
Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan.
Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan.
Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap dirinya sendiri dan suka
berbagi pengalaman kepada orang lain. Ia merenungkan mimpi tidurnya, angan-
angannya, fantasinya, dan arti kata-katanya, objek, peristiwa, konsep abstrak, seperti
kematian, kehidupan, keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dapat mengidentifikasi
bentuk-bentuk fisik yang berhubungan erat dengan masa usia subur atau
mencukupkan diri dengan kehidupan atau makanan.
Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus
yang jelas, yang terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan biologis yang
sedang terjadi. Peristiwa dan proses psikologis ini dapat diidentifikasi pada trimester
ketiga dan pembagian trimester ini akan digunakan pada diskusi berikut. Respons
psikologis umum terhadap kehamilan yang baru saja dibahas dan proses manapun
peristiwa psikologis khusus lain dapat lain dapat terulang lagi.
b. Rumusan Masalah
1. Apa apa saja faktor psikologi terhadap ibu hamil
2. Apa yang di maksud Substance Abuse
3. Apa saja dukungan keluarga terhadap psikologis ibu hamil

c. Tujuan
a. Mengetahui kondisi psikologis ibu hamil pertama
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikologisnya.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stressor Internal dan Eksternal


Faktor psikologis yang berpengaruh dalam kehamilan dapat berasal dari dalam
diri ibu hamil (internal) dan dapat juga berasal dari faktor luar diri ibu hamil.
1. Stressor Internal
Faktor prikologis yang mempengaruhi kehamilan berasal dari dalam diri ibu dapat
berupa latar belakang kepribadian ibu dan pengaruh perubahan hormonal yang
terjadi selama kehamilan.
a. Latar Belakang Kepribadian
Ibu hamil yang memiliki kepribadian immature (kurang matang)
biasanya dijumpai pada calon ibu dengan usia yang masih sangat
muda, introvert (tidak mau berbagi dengan orang lain) atau tidak seimbang
antara prilaku dan perasaannya, cenderung menunjukkan emosi yang tidak
stabil dalam menghadapi kehamilannya dibandingkan dengan ibu hamil yang
memiliki kepribadian yang mantap dan dewasa. Ibu hamil dengan kepribadian
seperti ini biasanya menunjukkan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan
terhadap dirinya dan bayi yang dikandungnya selama kehamilan. Sehingga ibu
tersebut lebih mudah mengalami depresi selama kehamilannya. Ia merasa
kehamilannya merupakan beban yang sangat berat dan tidak menyenangkan
(Yeyeh Rukiyah, 2009)
b. Perubahan Hormonal
Perubahan hormone yang berlangsung selama kehamilan juga berperan
dalam perubahan emosi, membuat perasaan jadi tidak menentu, konsentrasi
berkurang dan sering pusing. Hal ini menyebabkan ibu merasa tidak nyaman
selama kehamilan dan memicu timbulnya stess yang ditandai ibu sering
murung.

2. Stressor Eksternal
Faktor psikologis yang berasal dari luar diri ibu dapat berupa
a. Pengalaman Ibu
Pengalaman ibu yang dapat menjadi stressor eksternal misalnya ibu
mengalami masa anak-anak yang bahagia dan mendapatkan cukup cinta

5
kasih,berasal dari keluarga yang bahagia sehingga mempunyai anak dianggap
sesuatu yang diinginkan dan menyenangkan maka ia pun akan terdorong
secara psikologis untuk mampu memberikan kasih sayang kepada anaknya.
Selain itu pengalaman ibu yang buruk tentang proses kehamilan atau
persalinan yang meninggalkan trauma berat bagi ibu dapat juga menimbulkan
gangguan emosi yang mempengaruhi kehamilannya.
b. Gangguan Emosi
Gangguan emosi baik berupa stess atau depresi yang dialami pada
trimester pertama kehamilan akan berpengaruh pada janin, karena pada saat
itu janin sedang dalam masa pembentukan. Akan mengakibatkan pertumbuhan
bayi terhambat atau BBLR. Bukan hanya itu, pada pertumbuhan anaknya nanti
anak dapat mengalami kesulitan belajar, sering ketakutan bahkan tidak jarang
hiperaktif karena bila dalam kehamilan ibu merasa gelisah maka terjadi
perubahan neorotransmiter diotaknya dan mempengaruhi sisitem
neorotransmiter janin melalui plasenta. Selain itu dapt meningkatkan produksi
neural adrenalin,serotonin dan gotamin yang bias masuk ke peredaran darah
janin sehingga mempengaruhi system sarafnya.
Adapun pemicu stress yang berasal dari luar yang dapat menyebabkan
gangguan emosi pada seorang ibu sangat bervariasi, misalnya masalah
ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami dan tekanan dari
lingkungan yaitu respon negatif dari lingkungan pada kehamilan lebih dari
lima kali. (Sulistyawati, 2009)

B. Support Keluarga
Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang
bersifat fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan
yang terjadi, dimana sumber stres terbesar terjadi karena dalam rangka melakukan
adaptasi terhadap kondisi tertentu. Dalam menjalani proses itu, ibu hamil sangat
membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan
perhatian dan kasih sayang.
Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga
perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga. Bagi
pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi dari masa anak menjadi orang tua
sehingga kehamilan dianggap suati krisis bagi kehidupan berkeluarga yang dapat

6
diikuti oleh stress dan kecemasan. Jika krisis tersebut tidak dapat dipecahkan maka
mengkibatkan timbulnya tingkah laku maladatif dalam anggota keluarga dan
kemungkinan trjadi perpecahan antara anggota keluarga. Kemampuan untuk
memecahkan krisis dengan sukes adalah kekuatan bagi keluarga untuk menciptakan
hubungan yang baik.
Tugas keluarga yang saling melengkapi sehingga dapat menghindari konflik yang
diakibatkan oleh kehamilan dapat ditempuh dengan jalan :
1. Merencanakan dan memepersiapkan kehadiran anak
2. Mengumpulkan dan memberikan informasi bagaimana merawat dan menjadi ibu
atau ayah bagi bayi
Sedangkan dukungan keluarga yang dapat diberikan agar kehamilan dapat
berjalan lancar antara lain :
1. Memberikan dukungan pada ibu untuk menerima kehamilannya
2. Memberi dukungan pada ibu untuk menerima dan memepersiapkan peran sebagai
ibu
3. Memberi dukungan pada ibu untuk menghilangkan ras takut dan cemas terhadap
persalinan
4. Memberi dukungan pada ibu utuk menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan
anak yang dikandungnya melalui perawatan kehamilan dan persalinan yang baik
5. Menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima kehadiran anggota keluarga baru.
Dukungan dari suami juga sangat mempengaruhi kehamilan yang dijalani oleh
ibu. Orang yang paling penting bagi seorang waita hamil adalah suaminya. Banyak
bukti yang ditunjukan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya
selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih
mudah melakukan penyesuaian diri selama kehmilan dan sedikit resiko komplikasi
persalinan. Hal ini diykini karena ada dua kebutuhan utama yang ditunjukan wanita
selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai serta
kebutuhan akan penerimaan pasangannya terhadap anaknya.
Ada empat jenis dukungan yang dapat diberikan suami sebagai calon ayah bagi
anaknya antar lain :
1. Dukungan emosi yaitu suami sepenuhnya memberi dukungan secara psikologis
kepada istrinya dengan menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada
kehamilannya serta peka terhadap kebutuhan dan perubahan emosi ibu hamil.

7
2. Dukungan instrumental yaitu dukungan suami yang diberikan untuk memenuhi
kebutuhan fisik ibu hamil dengan bantuan keluarga lainnya.
3. Dukungan informasi yaitu dukungan suami dalm memberikan informasi yang
diperolehnya mengenai kehamilan.
4. Dukungan penilaian yaitu memberikan keputusan yang tepat untuk perawatan
kehamilan istrinya.

C. Substance Abuse
Substance Abuse adalah pola psikoaktif dari penggunaan zat atau bahan yang
beresiko secara fisik dan psikologis bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya. Pengaruh
psikologis tersebut dapat berupa ketergantungan, kecanduan, dan penyalahgunaan.
Gejala-gejala gangguan psikologis akibat substance abuse antara lain: gangguan
dalam sosialisasi, gelisah, sifat lekas marah, halusinasi, euphoria (ketagihan dan over
dosis), paranoid, dan stress. Pola substance abuse dapat disebabkan oleh:
a. Alkohol dan kafein
Alkohol yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat membahayakan jantung ibu
hamil dan merusak janin, termasuk menimbulkan kecacatan dan kelainan pada
janin dan menyebabkan kelahiran premature. Efek negative alkohol tidak hanya
pada peminum atau pemakai alkohol rutin, tetapi juga pada pemakai alkohol yang
tidak rutin atau insidental. Wanita hamil seharusnya tidak mengkonsumsi atau
mengurangi pemakaian alkohol sebelum atau selama hamil. Efek pemakaian
alkohol dalam kehamilan dapat berupa pertumbuhan janin terhambat, retardasi
mental, kecacatan, kelainan jantung dan kelainan neonatal. Efek ketidaknormalan
pada ibu hamil akan muncul apabila ibu hamil tersebut mengonsumsi alkohol
minimal 28,5 ml perhari dan mengonsumsi alkohol pada trimester pertama
kehamilannya. Kecemasan dan depresi ibu hamil dan merokok sering
meningkatkan konsumsi alkohol.
Apabila seorang wanita hamil meminum alkohol hingga 5–6 gelas sehari,
maka besar kemungkinan akan mengalami yang Sindrom Alkohol pada janin
(FAS). Sindrom alkohol pada janin adalah kondisi dapat menyebabkan bayi lahir
dengan mental terbelakang dan kelainan bentuk tubuh (terutama pada kepala,
wajah, tangan dan kaki, jantung dan susunan saraf pusat). Bayi semacam ini bisa
mengalami kesulitan pernafasan, kontrol suhu tubuh yang buruk, daya tahan tubuh
melawan infeksi rendah dan kurangnya nafsu makan.

8
b. Merokok
Ibu hamil yang merokok akan beresiko melahirkan bayi dengan berat badan
rendah. Kebiasaan merokok sering terjadi pada kelompok sosial rendah, paritas
tinggi, penghasilan rendah, atau ibu dengan problem psikologis seperti depresi,
stress, pekerja berat, dan lain-lain. Efek yang muncul akibat merokok adalah
kelahiran BBLR, persalinan preterm, kematian perinatal.
Pengaruh nikotin terhadap janin dapat menimbulkan efek kenaikan tekanan
pada otak janin dan peningkatan denyut jantung janin. Merokok selain berefek
negative pada janin juga dapat membahayakan ibu. Merokok dapat menyebabkan
ibu mengalami penyakit paru, jantung, hipertensi, arteriosclerosis, kanker paru
dan lain-lain.
Wanita hamil yang merokok selama kehamilan sudah terpapar tiga jenis zat
yang dapat membahayakan janinnya yaitu karbon monoksida, sianida dan nikotin.
c. Penggunaan obat-obat selama hamil
Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak hanya tergantung dari macam
obat, akan tetapi juga tergantung dari saat obat tersebut diberikan. Obat-obat yang
diberikan kepada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin seperti:
1. Kelainan bentuk anatomik atau kecacatan pada janin, terutama penggunaan
obat pada trimester pertama.
2. Kelainan faal alat tubuh.
3. Gangguan pertukaran zat dalam tubuh.
Kadang-kadang pengaruh obat yang diberikan pada waktu hamil baru akan
terlihat pada bayi yang dilahirkan ketika sudah menginjak usia remaja atau
dewasa. Misalnya pemberian estrogen pada ibu hamil dapat menyebabkan tumor
alat kandungan bila bayi telah berusia remaja atau dewasa. Hampir semua obat
yang diberikan pada wanita hamil dapat melalui plasenta dan mencapai janin dan
beberapa diantaranya dapat mengganggu perkembangan janin.

9
Daftar Obat yang Berpotensi Membahayakan atau Menimbulkan Kelainan
pada Janin.
Nama obat Kemungkinan kelainan pada bayi
Kloramfenikol Gangguan pernafasan, grey sindrom, (sindrom abu-abu)
Gangguan pertumbuhan tulang, perubahan warna gigi,
Tetrasiklin
gigi rapuh
Dihidrosetreptomisin Tuli
Streptomisisin Gangguan keseimbangan
Amitriptin Iritabilitas neonatus
Iritabilitas, tidak mau menyusu, takhikardi, malformasi
Amfetamin
kardiovaskuler dan muskuluskeletal
Nitrofurantoin Gangguan dalam darah
Fenasetin Gangguan dalam darah
Anti diabetik per oral Kematian janin dalam kandungan
Anti kanker Trombositopenia, cacat bawaan
Anti malaria Kelainan congenital
Aspirin IUGR
Ibu profen Kontriksi duktus arteriosus
Parasetamol Dislokasi sendi paha dan clubfoot
Kerusakan ginjal, defek susunan saraf pusat dan
Vitamin dengan dosis
kranifasial, skorbut, ketidakmampuan belajar,
tinggi
kerusakan hati dan tulang

d. Sinar rontgen atau radiasi


Pengaruh sinar rontgen atau radiasi terhadap kehamilan terutama adalah pada
trimester I (usia kehamilan 4 sampai 9 minggu). Pada kehamilan trimester I
merupakan tahap dasar pembentukan organ termasuk organ vital otak, sumsum
tulang belakang, jantung, ginjal dan pernafasan, sehingga paparan sinar X-ray
pada umur kehamilan ini akan menimbulkan resiko kecacatan janin, malformasi
janin, retardasi mental pada janin, abortus dan persalinan prematurus. Efek radiasi
terhadap janin tergantung dari umur kehamilan beberapa saat paparan radiasi
berlangsung dan seberapa besar jumlah radiasi yang diterima.

10
e. Kokain
Kokain merupakan stimulant sistem saraf pusat yang mempengaruhi bagian
otak yang mengatur pusat kesenangan. Zat ini dapat dikonsumsi secara oral,
melalui intervena dan dihisap. Kokain ini menimbulkan rasa senang,
menyebabkan vasokontriksi, peningkatan denyut jantung dan suhu tubuh, ilusi
mental muncul dan anastesi local. Namun euphoria, energi dan efek afrodisiak
akan berubah menjadi rasa cemas, rasa lemah dan depresi.
Kokain sangat berbahaya bagi pertumbuhan janin. Hal ini dihubungkan
dengan vasokontriksi yang menyebabkan hiprtensi, cardiac iskhemika, aborsi
spontan, IUFD dan abrupsio plasenta, kelahiran premature, retardasi pertumbuhan
intrauterine (IUGR), mikrosefalus, cacat congetinal dan saluran reproduksi serta
urine yang tidak normal.
f. Opiates (narkotik)
Pengunaan opiates dalam kehamilan dapat menyebabkan IUGR, kelahiran
premature dan kematian bayi, ibu akan menolak kehamilannya dan menyebabkan
stress pada janin bahkan sampai kematian. Bayi baru lahir dari ibu pengguna
opiates saat hamil harus siap menerima akiba fatal yaitu Syndrome narkotik.
g. Ampetamin
Ampetamin termasuk obat perangsang yang mempunyai efek hampir sama
dengan kokain, berpengaruh pada pengurangan lingkar kepala janin dan
meningkatnya risiko terjadinya abruptio plasenta, IUGR, dan IUFD. Hal ini
berhubungan dengan vasokontriksi yang disebabkan oleh ampetamin. Penggunaan
ampetamin pada saat hamil juga berhubungan dengan penurunan nutrisi dan berat
badan.

D. Partner Abuse
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan
adalah wanita yang telah bersuami. Partner abusive merupakan kekerasan atau
penyiksaan yang dilakukan oleh pasangan ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap
proses kehamilan. Kekerasan tersebut dapat berupa kekerasan emosional, seksual atau
fisik, kekerasan seperti pemukulan, penyiksaan dibebani kerja berat. Kekerasan
psikologi, seperti tidak diperhatikan, suami selingkuh, dimarahi tanpa sebab yang
pasti, istri menanggung beban keluarga, tingkah laku suami yang buruk (pemabuk,
penjudi, pemarah).

11
Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai
oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi membahayakan ibu dan
bayinya. Efek psikologis yang muncul akibat partner abusive adalah gangguan rasa
aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan
terancam yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan lainnya.
Kekerasan terhadap wanita dapat terjadi pada semua kebudayaan, pendidikan, ras,
agama, dan latar belakang sosial ekonomi. Wanita yang mendapatkan kekerasan
dalam rumah tangganya akan merasa harga dirinya rendah, kurang percaya diri,
terlihat cemas dan depresi, ketakutan terjadi kekeran berulang, ketakutan adanya
ancaman pembalasan apabila dia meninggalkan pasangan sehingga wanita harus terus
tinggal di dalam rumah dan terus berharap keadaan ideal akan terjadi pada
keluarganya.
Kejadian ini akan terus berlangsung bahkan akan meningkat selama kehamilan.
Pasangan melakukan kekerasan biasanya pada bagian abdomen, dada dan genetalia,
sehingga ini akan mengakibatkan abortus, abruption plasenta, premature, dan still
birth. Pelaku melakukan kekerasan tersebut dengan sadar berusaha mengakhiri
kehamilan karena merasa cemburu melihat istrinya hamil dan akan mempunyai anak.

12
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Dalam kehamilan ada beberapa faktor yang memengaruhi kehamilan terutama
factor psikologis. Perubahan- perubahan psikis pada wanita selama kehamilan,
diantaranya :
1. Stressor internal dan eksternal
Faktor psikologis internal adalah factor psikologis yang berasal dari dalam diri
ibu dapat berupa latar belakang kepribadian ibu dan pengaruh perubahan dan
pengaruh hormonal yang terjadi selama kehamilan.
Faktor psikologis eksternal adalah factor psikologis yang berasal dari luar diri
ibu dapat berupa pengalaman ibu misalnya ibu mengalami masa anak-anak yang
bahagia dan mendapatkan cukup cinta kasih,berasal dari keluarga yang bahagia
sehingga mempunyai anak di anggap sesuatu yang diinginkan dan menyenangkan
maka ia akan terdorong secara psikologis untuk mampu memberikan kasih sayang
kepada anaknya
2. Support keluarga
Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga
apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarganya.
Dalam menjalani proses itu ,ibu hamil sangat membutuhkan dukungan intensif
dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
3. Substance abus dan partner abuse
Kekerasan yang dialami oleh ibu hamil di masa kecil akan sangat membekas
dan sangat memengaruhi kepribadiannya. Perlakuan kekerasan terhadap fisik atau
kekerasan seksual yang di lakukan pasangannya. Satu kekerasan wanita hamil
yaitu aborsi

b. Saran
Sebagai seorang bidan kita wajib mengetahui kondisi psikologis ibu
hamil pertama dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikologisnya.
Karena Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang
jelas, yang terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan biologis yang sedang terjadi.
Peristiwa dan proses psikologis ini dapat diidentifikasi pada trimester ketiga.

13
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Lilik,Hj,Amkeb.,M.Kes.2009.Asuhan Kebidanan I (kehamilan ).Jakarta : CV. Trans Info


Media

Rukiah, Yeyeh Ai.dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Jakarta: CV. Trans Info
Media.

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika

14

Anda mungkin juga menyukai