Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

TENTANG MASA NIFAS

Dosen Pengampu : Vonny Khresna Dewi

OLEH :

Kelompok 1

Endah Sulistiawati P07124118188


Gita Putri Ariandini P07124118200
Islahul Annisa P07124118204
Maudy Miftahul Jannah P07124118208
Mukarramah P07124118214
Rizka Aulia P07124118235
Sheila Yunia Anggini P07124118239
Tantri Retno Anasthasia P07124118251

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN

PRODI DIII KEBIDANAN SEMESTER IIA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua. Solawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw yang telah membawa kita pada jalan kebenaran. Alhamdulillah, makalah ini
dapat kami selesaikan dengan tepat waktu. Adapun pembuatan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah Etikolegal dalam Praktik Kebidanan tentang Masa Nifas.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kami. Namun,
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna.
Keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, membuat kami sangat berterima kasih jika
diberikan kritik dan saran, agar makalah yang kami buat kedepannya semakin lebih baik.

Banjarbaru, 27 Maret 2019

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa nifas ( postpartum / puerperium ) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “ Puer”
yang artinya bayi dan “ Parous” yang berarti melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih
dalam waktu 3 bulan.

Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi
perubahan, pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem
musculoskeletal, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan
pada tanda-tanda vital. Pada masa postpartum perubahan-perubahan tersebut akan menjadi
seperti saat sebelum hamil.

Asuhan nifas dilakukan paling sedikit empat kali, untuk menilai keadaan ibu dan bayi
baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

Asuhan nifas dilakukan untuk menemukan kondisi yang tidak normal dan masalah-
masalah kegawatdaruratan pada ibu hamil dan perlu tidaknya rujukan terhadap keadaan kritis
yang terjadi ( Saifuddin : 2002 ).

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN PENULISAN
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
1. Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira
enam minggu (Prawirohardjo, 2002:N-23).
2. Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai enam minggu. Selama masa ini
saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (Obstetri
William).
3. Masa nifas (peurperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas enam sampai delapan
minggu (Sinopsis Obstetri).

B. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS


Selama bidan memberikan asuhan sebaiknya bidan mengetahui apa tujuan dari
pemberian asuhan ibu masa nifas, tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama masa nifas
antara lain untuk :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana dalam asuhan
pada masa ini peranan keluarga snagat penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan
psikologi, maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan harus melakukan
manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara sistematis yaitu mulai dari
pengkajian data subjektif, objektif, maupun penunjang.
3. Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus menganalisa data tersebut
hingga tujuan masa nifas ini dapat mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi.
4. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu atau bayinya, yakni setelah
masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk ke langkah berikutnya sehingga
tujuan diatas dapat dilaksanakan.
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya, dan perawatan bayi sehat;
memberikan pelayanan keluarga berencana (Saifuddin,2006).

C. TAHAPAN MASA NIFAS


Masa nifas seperti yang dijelaskan diatas merupakan rangkaian setelah proses persalinan
dilalui seorang wanita, beberapa tahapan masa nifas yang harus dipahami oleh seorang bidan
antara lain :
1. Puerperium dini, yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan.
2. Puerperium intermedial, yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya enam
sampai delapan minggu.
3. Remote peurperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila
selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi.

D. INVOLUSI ALAT KANDUNGAN


Involusi alat-alat kandungan menurut Mochtar (2002, hal.87) adalah sebagai berikut :

1. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (berinvolusi) hingga akhirnya kembali


seperti sebelum hamil.
2. Bekas implantasi uri mengecil karena kontraksi dan menonjol ke karvum uteri dengan
diameter 7,5 cm. Sesudah dua minggu menjadi 2,5 cm. Pada minggu ke-enam menjadi 2,4
cm, dan akhirnya menjadi pulih.
3. Luka-luka pada jalan lahir jika tidak disertai infeksi akan sembuh dalam enam sampai
tujuh hari.
4. Rasa nyeri yang disebut after pains (meriang atau mules-mules) disebabkan kontraksi
rahim, biasanya berlangsung dua sampai empat hari pasca persalinan. Perlu diberikan
pengertian pada ibu mengenai hal tersebut dan jika terlalu mengganggu, dapat diberikan
obat anti nyeri dan anti mules.
5. Lochea adalah cairan secret yang berasal dari karvum uteri dan vagina dalam masa nifas.

Macam-macam Lochea
Lochea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, dan
mekonium.
Sanguinolenta 3-7 hari Merah kekuningan Berisi darah dan lendir.
Serosa 7-14 hari Kuning kecoklatan Lebih sedikit darah dan lebih
banyak serum, juga terdiri dari
leokosit dan robekan laserasi
plasenta.
Alba >14 hari Putih Mengandung leokosit, selaput
lendir serviks, dan serabut mati.
Purulenta - - Jika terjadi infeksi, keluar cairan
seperti nanah dan berbau busuk
Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari di bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebear normal 30 gram
Sumber : (Mochtar, 2012)

6. Serviks
Setelah persalinan bentuknya menjadi agak mengangaseperti corong, berwarna merah
kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi
lahir, tangan masih bisa dimasukkan ke dalam rongga rahim, setelah 2 jam dapaat dilalui
oleh 2-3 jari, dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
7. Ligamen-ligamen yang meregang pada waktu persalinan menjadi ciut dan pulih kembali.

E. PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS


Menurut Lyndon (2014,hal. 21) perubahan psikologis masa nifas yaitu :

1. Fase Taking-in (perilaku maternal 1-2 hari postpartum)


a. Fase ini berlangsung secara pasif dan dependen.
b. Mengarahkan energi kepada diri sendiri dan bukan kepada bayi yang baru dilahirkan.
c. Dapat memulihkan diri dari proses persalinan dan melahirkan untuk mengintegrasikan
proses tersebut ke dalam kehidupannya.
d. Dapat mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan.
2. Fase Taking hold (perilaku maternal 2-7 hari postpartum)
a. Memiliki lebih banyak energi
b. Memperlihatkan indepedensi dan memiliki inisiatif untuk memulai aktifitas perawatan
diri.
c. Mengambil tanggung jawab yang bertambah atas bayinya.
d. Dapat mengambil tugas merawat bayi dan edukasi perawatan sendiri.
e. Dapat memperlihatkan kurangnya keyakinan diri dalam merawat bayinya.
3. Fase Letting-go (perilaku maternal sekitar 7 hari postpartum)
a. Menyesuaikan kembali hubungan dengan anggota keluarga seperti menerima peranan
sebagai ibu
b. Menerima tanggung jawab attas bayinya yang tergantung pada dirinya
c. Mengakui bayinya sebagai individu yang terpisah dengan diinya dan melepaskan
gambaran bayi yang menjadi khayalannya
d. Dapat mengalami depresi
F. TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS
Menurut Rukiyah (2013, hal. 116) tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu :

1. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarah secara tiba-tiba (melebihi haid biasa atau jika
perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut saniter dalam waktu setengah jam).
2. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras.
3. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung.
4. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigestic, atau masalah penglihatan.
5. Pembengkakan pada wajah dan tangan.
6. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak badan.
7. Payudara yang memerah, panas, dan sakit.
8. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan.
9. Rasa sakit, warna merah, kelembutan, dan pembengkakan pada kaki.
10.Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri atau bayi.
11.Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah.

G. KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL NIFAS


Selama ibu berada pada masa nifas, paling sedikit empat kali bidan harus melakukan
kunjungan, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah,
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

Seorang bidan pada saat memberikan asuhan kepada ibu dalam masa nifas, ada beberapa
hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian asuhan kebidanan pada ibu masa nifas
tergantung dari kondisi ibu sesuai dengan tahapan perkembangannya antara lain dalam
literature (Saifuddin,2006) :

1. Kunjungan ke-1 (enam sampai delapan jam setelah persalinan)


a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan (rujuk bila perdarahan berlanjut).
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru
lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan
sehat.

2. Kunjungan ke-2 (enam hari setelah persalinan)


a. Memastikan involunsi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusi dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3. Kunjungan ke-3 (dua minggu setelah persalinan)
a. Memastikan involunsi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusi dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

4. Kunjungan ke-4 (enam minggu setelah persalinan)


a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami.
b. Memberikan konseling KB secara dini.

H. STANDAR PELAYANAN ASUHAN MASA NIFAS


Menurut Meilani (2013, hal. 52-52) standar pelayanan kebidanan pada bayi baru lahir,
sebagai berikut :

1. Standar 13 : perawatan bayi baru lahir


Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, dan
mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan dan melakukan tindakan atau merujuk
sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani hipoternia.
2. Standar 14 : penanganan 2 jam pertama setelah persalinan
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam 2 jam
setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping itu, Bidan
memberikan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu
ibu untuk memulai pemberian ASI.
3. Standar 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ke-3,
minggu ke-2 dan minggu ke-6 setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu
dan bayi melalui penanganan tali pusat dengan benar, penemuan dini, penanganan, dan
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
I. ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

KASUS

1. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Rabu, 5 Desember 2018

Jam : 10.45 WITA

2. PROLOG
Ibu melahirkan anak kedua di Bidan pada tanggal 5 Desember 2018 pukul 04.45 WITA.
Spontan belakang kepala, bayi lahir segera menagis, jenis kelamin perempuan, BB : 3500
gram, TB : 51 cm, LK : 33 cm, LD : 32 cm, perdarahan normal, lochea rubra, tidak ada
robekan jalan lahir. Ibu sudah bisa berjalan disekitar tempat tidur, ibu sudah BAK dan
belum BAB.

3. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules

4. OBJEKTIF
Keadaan Umum baik, TD : 120/80 mmHg, N : 82x/menit, R : 22x/menit, T : 36,60C,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, putting susu menonjol, ASI sudah keluar,
TFU 2 jari di bawah pusat, fundus terasa keras (kontraksi uterus baik), kandung kemih
kosong, perdarahan normal, lochea rubra, ekstremitas bawah tidak oden.

5. ANALISA
P3A0 nifas 6 jam fisiologis.

6. PENATALAKSANAAN
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan umum baik dan tanda-
tanda vital ibu dalam batas normal serta kontraksi uterus baik. Ibu mengerti.
b. Menjelaskan kepada ibu bahwa mules yang dirasakan merupakan kontraksi rahim dan
memang harus ada untuk mencegah terjadinya perdarahan. Untuk mengurasi rasa
mukes tersebut ibu dianjurkan untuk melanjutkan mobilisasi dengan berlatih berjalan di
sekitar tempat tidur. Ibu mengerti.
c. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi guna sebagai sumber tenaga
untuk mempercepat pengembalian alat-alat kandungan seperti sebelum hamil, untuk
meningkatkan produksi ASI dan membantu mempercepat luka-luka persalinan. Ibu
mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
d. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara :
1) Mandi secara teratur
2) Mengganti pakaian dan alat tempat tidur
3) Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari
4) Mencuci tangan setiap membersihkan alat kelamin
e. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas, yaitu :
1) Perdarahan vagina banyak dan menggumpal
2) Lochea berbau busuk, sangat banyak (lebih dari dua pembalut dalam satu jam)
disertai nyeri abdomen
3) Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa nyeri
4) Kaki terasa sakit, merah, dan bengkak
5) Adanya tanda infeksi puerpuralis ( demam )
6) Putting susu pecah dan mamae bengkak
7) Sakit kepala terus menerus, nyeri ulu hati dan edema
8) Nyeri atau panas saat berkemih
9) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama, tidak bisa BAK selama tiga hari
atau rasa sakit saat BAK
10) Merasa tampak sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri sendiri
11) Nyeri perut hebat atau rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung. Apabila
ibu mengalami salah satu tanda bahaya dari yang disebutkan di atas segera
mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Ibu mengerti
f. Menganjurkan ibu untuk meminum obat yang telah diberikan oleh Bidan yaitu
asamefenamat 3x1 (500 gram, vitamin A satu tablet pada hari pertama dan satu tablet
setelah 24 jam pemberian pertama 200.000 IU. Ibu mengerti
g. Menyepakati kunjungan ulang masa nifas pada hari ke-6 tanggal 11 Desember 2018
atau bila ada keluhan. Ibu menyetujui dan bersedia di kunjungi tanggal 11 Desember
2018 pukul 17.00 WITA.

Anda mungkin juga menyukai