Oleh:
Kelompok 4
Nufaisah Mastika Riyadni Nim P07124118221
Nur Ayu Wulandari Nim P07124118223
Nur Syifa S Nim P07124118225
Nurul Maghfirah Nim P07124118227
Rahmawati Nim P07124118229
Resma Arianti Nim P07124118231
Riska Aulia Nim P07124118233
Rizka Aulia Nim P07124118225
Roinda Khoirotun Najah Nim P07124118227
1. Memberikan dukungan baik secara fisik maupun emosional kepada ibu dan
keluarga selama persalinan dan kelahiran
2. Melakukan pengkajian, membuat diagnosis, mencegah, menangani
komplikasi-komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi dini
selama persalinam dan kelahiran
3. Melakukan rujukan pada kasus-kasus yang tidak bisa ditangani sendiri untuk
mendapatkan asuhan spesialis jika perlu
4. Memberikan asuhan yang adekuat pada ibu, sesuai dengan intervensi
minimal tahap persalinannya.
5. Memperkecil risiko infeksi dengan melaksanakan pencegahan infeksi yang
aman
6. Selalu memberitahukan kepada ibu dan keluarganya mengenai kemajuan,
adanya penyulit maupun intervensi yang akan dilakukan dalam persalinan.
7. Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir
8. Membantu ibu dengan pemberian ASI dini
C. Pelayanan
Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar.
Pelayanan persalinan sesuai standar adalah persalinan yang dilakukan oleh Bidan
dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan yang bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan Pemerintah maupun Swasta yang memiliki Surat Tanda
Register (STR) baik persalinan normal dan atau persalinan dengan komplikasi.
D. Prosedur Kerja
1. Prosedur Pasien Masuk
Memasukkan pasien ke unit persalinan secara dini adalah sikap yang harus
diambil bila pada perawatan antepartum masuk kedalam kategori kehamilan
resiko tinggi.
2. Memastikan bahwa pasien benar-benar akan bersalin.
a. His terjadi dengan interval teratur
b. Interval semakin singkat
c. Intensitas his semakin kuat
d. Rasa sakit pada punggung dan abdomen
e. Disertai dengan dilatasi servik
f. Rasa sakit tidak hilang dengan pemberian sedasi
3. Mengidentifikasi Parturien
a. Keadaan umum ibu dan anak ditentukan dengan akurat dan cepat melalui
serangkaian anamnesa dan pemeriksaan fisik.
b. Keluhan yang berkaitan dengan selaput ketuban, perdarahan pervaginam
dan gangguan keadaan umum ibu lain adalah data yang penting diketahui.
c. Pemeriksaan fisik meliputi :
1) Keadaan umum pasien : kesan umum, kesadaran, ikterus,
komunikasi interpersonal.
2) Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, pernafasan dan
suhu tubuh.
d. Pemeriksaan obstetri :
1) Palpasi abdomen (palpasi Leopold)
2) Frekuensi-durasi dan intensitas his
3) Denyut jantung janin
4) Vaginal toucher : (bila tak ada kontraindikasi)
a) Servik: posisi (kedepan, tengah, posterior), konsistensi,
pendataran dan pembukaan (cm)
b) Keadaan selaput ketuban (keadaan cairan amnnion bila selaput
ketuban sudah pecah).
c) Bagian terendah janin
d) Arsitektur panggul dan keadaan jalan lahir
e) Keadaan vagina dan perineum
E. Persiapan
1. Persiapan Alat
a. Persiapan perlindungan diri :
1) celemek plastik
2) sepatu boot
3) masker
4) Handuk bersih
5) kacamata
6) penutup kepala
7) mencuci tangan 7 langkah.
b. Persiapan Ibu dan Bayi
1) 1 buah handuk
2) Alas bokong
3) Selimut untuk mengganti
4) Softes dan celana dalam
5) Pakaian ibu
6) Kain/sarung yang bersih dan kering (±5 buah)
7) Pakaian bayi
8) 2 buah washlap
c. Peralatan steril atau DTT parus set (Dalam wadah steril yang berpenutup) :
1) 2 klem Kelly/ klem kocher
2) Gunting tali pusat
3) Benang tali pusat / klem plastik
4) Kateter nelaton
5) Gunting episiotomi
6) Klem 1⁄2 kocher
7) 2 pasang sarung tangan
8) Kasa atau kain kecil 5 bh
9) Gulungan kapas basah (1 kom kapas kapas DTT, 1 kom alat DTT)
10) Tabung suntik 2,5 atau 3 ml
11) Penghisap lendir De Lee
12) 4 kain bersih (bisa disiapkan oleh keluarga )
d. Heacting set (penjahitan episiotomi)
1) Tabung suntik 10 ml beserta jarum suntik
2) 1 Pinset anatomi dan 1 pinset sirurgi
3) Pegangan jarum / nald pooder
4) 2-3 jarum jahit tajam/ nald (kulit dan otot)
5) Benang chromic ukuran 2.0 atau 3.0
6) 1 pasang sarung tangan DTT atau steril
e. Peralatan tidak steril
1) Termometer
2) Stetoskop
3) Tensimeter
4) Pita pengukur / meteran
5) Pinnards, fetoskop atau dopler
6) Bengkok
7) Piring plasenta
8) Timbangan bayi
9) Pengukur panjang bayi
10) Gunting ferband
11) Sarung tangan rumah tangga
12) Wadah untuk larutan klorin 0,5 %
13) Wadah untuk air DTT
14) Tempat sampah (sampah tajam, kering dan basah)
f. Obat-Obat dan bahan habis pakai
1) Oksitosin (simpan di lemari pendingin dengan suhu 2-8 ℃)
2) Lidokain 1%
3) Cairan infus R/L,Nacl, dan Dext 5%
4) Selang infus
5) Kanula IV no 16-18G
6) Metal ergometrin maleat
7) MgSO4 40% (25 gr)
8) Amoxicillin / ampisilin tab 500 gr atau IV 2 gr
9) Vitamin K
10) salep mata tetrasilklin 1 %
g. Peralatan resusitasi
1) Meja yang bersih, datar dan keras
2) 1 buah kain untuk mengalas meja
3) 1 buah kain untuk mengganjal bahu bayi
4) 1 buah kain di gelar di atas perut ibu
5) Lampu sorot 60 watt
6) Alat penghisap lendir (bola-bola karet/ de lee)
7) Balon dengan sungkupnya
8) Jam dinding
h. Formulir yang disiapkan
1) Formulir informed consent
2) Formulir partograf
3) Formulir persalinan / nifas dan KB
4) Formulir rujukan
5) Formulir surat kelahiran
6) Formulir permintaan darah
7) Formulir kematian
i. Bahan-bahan yang bisa disiapkan oleh keluarga
1) Makanan dan minuman untuk ibu
2) Beberapa sarung bersih (3-5)
3) Beberapa kain bersih (3-5)
4) Beberapa celana dalam bersih
5) Pembalut wanita, handuk, sabun
6) Pakaian ibu dan bayi
7) Washlap 2 buah
8) Kantong plastik untuk plasenta
2. Persiapan Diri
Bila plasenta sudah lepas, harus ditentukan apakah terdapat kontraksi uterus
yang baik. Parturien diminta untuk meneran dan kekuatan tekanan
intrabdominal tersebut biasanya sudah cukup untuk melahirkan plasenta.
Bila dengan cara diatas plasenta belum dapat dilahirkan, maka pada saat
terdapat kontraksi uterus dilakukan tekanan ringan pada fundus uteri dan
talipusat sedikit ditarik keluar untuk mengeluarkan plasenta