Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN BERAT

BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI


RSUD IDAMAN BANJARBARU
TAHUN 2021

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Praktik Klinik Kebidanan III

Oleh :
Risma Handayani
Nim.P07124118234

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN JURUSAN
KEBIDANAN PRODI DIPLOMA III
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN BERAT


BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI
RSUD IDAMAN BANJARBARU
TAHUN 2021

Telah dikonsultasikan dan disetujui untuk dibuat Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru
Lahir Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Perinatologi RSUD
Idaman Banjarbaru Tahun 2021, dengan:

Nama : By. Ny. R


Umur : 0 Bulan
Alamat : Jalan Sapta Marga

Digunakan untuk memenuhi tugas pembuatan asuhan kebidanan pada PKK III, oleh:

Nama : Risma Handayani


NIM : P07124118234

Mahasiswi Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan Kebidanan Semester VI.

Banjarbaru, Mei 2021


Mengetahui,
Pembimbing Praktik Klinik Kebidanan III Mahasiswa

Yohana Tahiru, ST., M.Keb Risma Handayani


NIP.198010142009122001 NIM.P07124118234
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktik Klinik Kebidanan III yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Ruang Perinatologi RSUD Idaman Banjarbaru Tahun 2021“ untuk memenuhi salah
satu tugas Praktik Klinik Kebidanan III pada Program Diploma Tiga Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Banjarmasin.

Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam pembuatan


Laporan Praktik Klinik Kebidanan III ini, karena itu pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yohana Tahiru, ST., M.Keb sebagai
pembimbing untuk laporan ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Banjarmasin, yang telah


memberikan kesempatan untuk menyusun Laporan Praktik Klinik Kebidanan III.
2. Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Banjarmasin.
3. Ketua Program Studi Diploma Tiga Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Banjarmasin yang telah memberikan kesempatan
menyusun Laporan Praktik Klinik Kebidanan III.
4. Bidan di RSUD Idaman Banjarbaru selaku pembimbing lahan yang telah banyak
membantu dan membimbing dalam menyelesaikan Laporan Praktik klinik
Kebidanan III.
5. By. Ny. R, ibu, dan keluarga yang menjadi subjek Asuhan Kebidanan pada Praktik
Klinik Kebidanan III.
6. Bapak, Ibu, dan Kakak yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa
sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktik Klinik Kebidanan III.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan Praktik Klinik Kebidanan
III yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari Laporan Praktik Klinik Kebidann III ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat saya harapkan untuk perbaikan
selanjutnya.

Banjarbaru, Mei 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
ekstrauterine) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi,
2015).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram. Berkaitan dengan penanganannya dan harapan hidupnya, bayi
berat lahir rendah di bedakan dalam Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) berat
lahir 1500-2500 gram, Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berat bayi <
1500 gram dan Bayi Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir < 1000 gram
(Pantiawati 2010).
Berdasarkan data yang dilaporkan kepada Direktorat Kesehatan Keluarga,
pada tahun 2019 dari 29.322 kematian balita, 69% (20.244 kematian)
diantaranya terjadi pada masa neonatus. Pada tahun 2019, penyebab kematian
neonatal terbanyak adalah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR). Penyebab
kematian lainnya di antaranya asfiksia, kelainan bawaan, sepsis, tetanus
neonatorium, dan lainnya (Kemenkes 2020, hal 121). Oleh karena itu, Asuhan
Kebidanan ini bertujuan untuk mengetahui pencegahan dan pengendalian Bayi
Baru Lahir Rendah (BBLR) yang terjadi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada yang menjadi rumusan masalah adalah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD Idaman Banjarbaru Tahun 2021?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR).
b. Menentukan interpretasi data bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
c. Menentukan diagnosa potensial bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
d. Merencanakan tindakan bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR).
e. Melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
f. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR).

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan serta informasi dan dapat mengaplikasikan hasil
pembelajaran dalam asuhan yaitu asuhan pada Bayi Baru Lahir Rendah
(BBLR).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi klien
Ibu dan keluarga diharapkan dapat menerima masukan dan saran yang
diberikan.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa lain untuk
meningkatkan pengetahuan tentang asuhan Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR)
selanjutnya.
c. Bagi Penulis
Untuk menambah pengalaman dalam sikap dan keterampilan dalam
memberikan asuhan bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) dan menjadi pengalaman bagi penulis melakukan asuhan bayi baru
lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) secara langsung
dilapangan.
BAB II
KONSEP DASAR

A. Pengertian
Menurut Pantiawati (2010), Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan
berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Berkaitan dengan penanganannya dan
harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah di bedakan dalam:
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). berat lahir 1500-2500 gram.

2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat bayi < 1500 gram.

3. Bayi Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir < 1000 gram.

B. Klasifikasi
Menurut Prawirohardjo (2013), Bayi berat lahir rendah (BBLR) di kelompokan
menjadi 2, yaitu:
1. Prematuritas mumi yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang 37 minggu dan
berat badan sesuai dengan masa kehamilan.

2. Dismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang
seharusnya untuk usia kehamilan, ini memunjukan bayi mengalami reterdasi
pertumbuhan intra uterin.

C. Etiologi
Menurut Mochtar (2011), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dapat di sebabkan
oleh faktor, yaitu:
1. Faktor ibu

a. Riwayat kelahiran premature sebelumnya

b. Perdarahan antepartum
c. Malnutrisi

d. Hidramnion

e. Penyakit jantung/penyakit kronis lainnya

f. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

g. Jarak dua kehamilan yang terlalu dekat

h. Infeksi

i. Penderita DM berat

2. Faktor janin

a. Cacat bawaan

b. Kehamilan ganda/gamelli

c. Ketuban pecah dini / KPD

3. Keadaan social ekonomi yang rendah

D. Tanda Bayi Berat Lahir Rendah


Menurut Pantiawati (2010), tanda bayi Bayi Berat Lahir Rendah (BBRL),
yaitu:
1. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram

2. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama
dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30
cm

3. Rambut lanugo masih banyak

4. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya


5. Tumit mengkilap, telapak kaki halus

6. Genetalia belum sempurna, labia minora belum menutup oleh labia mayora,
klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam skrotum,
pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang pada bayi laki- laki

7. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif

8. Fungsi syaraf yang belum efektif dan tangisannya lemah

9. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akihat pertumbuhan otot dan jaringan
lemak masih kurang

10. Vernik caseosa ridak ada atau sedikit bila ada

E. Pasofisiologi
Temperatur dalam kandungan 37 0C sehingga hayi setelah lahir dalam ruangan
suhu temperatur ruangan 28-32°C. Perubahan temperatur ini perlu diperhitungkan
pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) karena belum bisa mempertahankan suhu
normal yang disebabkan:
1. Pusat pengaturan suhu badan masih dalam perkembangan

2. Intake cairan dan kalori kurang dari kebutuhan

3. Cadangan energi sangat kurang

4. Luas permukaan tubuh relatif luas sehingga risiko kehilangan panas lebih besar

5. Jaringan lemak subkutan lebih tipis sehingga kehilangan panas lebih besar

6. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sering terjadi penurunan berat badan
disebabkan karena males minum dan pencernaan masih lemah
7. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) rentan infeksi sehingga terjadi sindrom gawat
nafas, hipotermi. tiduk stabil sirkulasi (edema). hipoglikemi, hipokalsemia, dan
hiperbilirubin (Sudarti, 2013).

F. Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah


1. Pengaturan suhu lingkungan

Bayi dimasukan dalam inkubator dengan suhu yang di atur

a. Bayi berat badan lahir dibawah 2 kg 35 0C

b. Berat badan 2 kg sampai 2,5 kg 34°C

Suhu inkubator diturunkan 1°C setiap minggu sampai bayi dapat


ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24-27 °C

2. Tempat pengelolaan makanan bayi berat badan lahir rendah umumnya bayi
prematur belum sempurna refleks menghisap dan batuknya, kapasitas lambung
masih kecil. dan daya enzim pencernaan. terutama lipase, masih kurang maka
makanan diberikan dengan pipet sedikit demi sedikit namun lebih sering.

3. Mencegah infeksi dengan ketat

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sangat mudah terinfeksi, sehingga


diperlukan mencuci tangan sebelum memegang bayi.

4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya
dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus
dilaksanakan secara ketat.

G. Penatalaksanaan
Menurut Pantiawati (2010) penatalaksanaan pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) yaitu:
1. Medikamentosa

Pemberian vitamin KI:

a. Injeksi vit K 0,5 mg secara IM sekali pemberian, atau

b. Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir umur
3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)

2. Diatetik

Pemberian nutrisi yang adekuat

a. Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi
sedikit

b. Apabila bayi belum bisa menetek pemberian ASI diberikan melalui sendok
atau pipet

c. Apabila bayi belum ada reflek mengisap dan menelan harus dipasang slang
penduga / sonde fooding.

Bayi Prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks


menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI
dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa
lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu,
bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan
yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting
ASI merupakan pilihan utama:

1) Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup
dengan cara apapun, perhatikan cata pemberian ASI dan nilai kemampuan
bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
2) Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik
20g/hari selama3 hari berturut-turut, timbung bayi 2 kali seminggu.

BAB III

DOKOMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG
PERINATOLOGI RSUD IDAMAN BANJARBARU
TAHUN 2021

A. Pengkajian
Hari/Tanggal : Kamis, 29 April 2021
Pukul : 14.00 WITA
B. Identitas
1. Identitas Bayi

Nama By Ny. R
Lahir Kamis, 29 April 2021
Jam Lahir 14.00 WITA
Jenis Kelamin Laki-laki
Umur 0 bulan
2. Identitas Orangtua Bayi

Ibu Ayah
Nama Ny. R Tn. R
Umur 22 tahun 23 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMU SMU
Pekerjaan IRT Swasta
Suku/Bangsa Banjar/ Indonesia Banjar/ Indonesia
Alamat Jl. Sapta Marga
C. Prolog
Pada tanggal 26 April 2021 pukul 14.00 WITA, lahir bayi laki-laki, lahir spontan
belakang kepala, segera menangis, warna kulit kemerahan, bergerak aktif, BB :
2490 gram, APGAR Score 8,9,10. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
dan riwayat alergi.
D. Data Subjektif
-
E. Data Objektif
Keadaan umum baik, N : 133 x/menit, R : 60 x/menit, S : 36.7 0C, BB : 2490
gram, PB : 49 cm, LK : 31 cm, LD : 30 cm, LILA : 9.5 cm, jenis kelamin laki-laki,
bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan, bergerak aktif, APGAR Score 8,9,10.
Tidak ada caput succedenium dan tidak ada cepal hematoma, ubun-ubun datar,
thorax gerak simetris, konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik, telinga
dan hidung simetris, abdomen datar, tali pusat segar dan tidak ada tanda-tanda
infeksi, anus berlubang BAB (+), BAB (+), dan tidak ada kelainan kongenital.
Reflek moro/terkejut (+), reflek rooting/mencari puting susu dengan rangsangan
taktil di pipi dan daerah mulut (+), reflek sucking/menghisap puting susu (+),
reflek grasping/menggengam (+), reflek babinski/saat telapak kaki di gores, jari-
jemari seolah-olah mencengkram (+). Tonik neck/ dapat memiringkan kepalanya
saat ditengkurapkan (+).
F. Analisa
Bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
G. Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa bayi dalam
keadaan berat badan lahir rendah dan akan diberikan asuhan yang sesuai
dengan bayi berat badan lahir rendah. Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia
akan informasi yang diberikan.
2. Memberitahu penyebab bayi berat badan lahir rendah yaitu karena gizi saat
hamil yang kurang sehingga menyebabkan berat bayi kurang dari normalnya
yaitu 2500 gram. Ibu dan keluarga mengerti akan informasi yang diberikan.
3. Melakukan pengukuran antropometri dan menyampaikan hasil pengukuran
BB : 2490 gram, PB : 49 cm, LK : 31 cm, LD : 30 cm, LILA : 9,5 cm. Ibu dan
keluarga mengerti akan informasi yang diberikan.
4. Menyampaikan bahwa bayi akan diberikan saleb mata dan suntikan vit K. Ibu
dan keluarga mengerti dan bersedia akan informasi yang diberikan.
5. Mengobservasi TTV setiap 1 jam sekali. N : 133 x/menit, R : 60 x/menit,
SPO2 : 98 x/menit, S : 36,7 0C.
6. Melakukan kolaborasi dengan dr.SpA (K) dan diberikan terapi obat:
a. Ferriz drops 1 x 0,3 cc
b. Solvita drops 1 x 0,2 cc
7. Melakukan pencegahan infeksi yaitu dengan mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan perawatan pada bayi. Pencegahan infeksi sudah
dilakukan.
8. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan meletakkan bayi
dibawah lampu penghangat atau merawat bayi dengan incubator. Bayi sudah
diletakkan didalam incubator.
9. Menjaga kebersihan bayi dengan mengganti popok ketika bayi BAK dan
BAB. Popok sudah diganti.
10. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari tinjauan teori dan pengalaman langsung di lahan
praktik studi kasus mengenai asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) di ruang perinatologi RSUD Idaman Banjarbaru
tahun 2021 maka penulis menyimpulkan:
1. Pengkajian data telah dilakukan pada By. Ny. R dan telah didapatkan data
Subjektif.
2. Menginterpretasikan data pada By. Ny. R dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR).
3. Dapat menegakkan identifikasi masalah dan diagnosa pada By. Ny. R dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
4. Sudah melakukan kolaborasi dengan dokter dr.SpA (K) tentang penanganan
bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
5. Dapat melakukan penanganan pada bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
6. Dapat melakukan asuhan kebidanan secara keseluruhan yaitu asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
7. Mengimplementasi asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
8. Mengevaluasi melalui pencatatan SOAP.
B. Saran
1. Bagi penulis
Diharapkan dengan adanya asuhan kebidanan ini, penulis dapat lebih
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan serta lebih teliti dalam
memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan standar.
2. Bagi Responden
Diharapkan agar ibu selalu menjaga kebersihan bayinya dan juga sering
berkunjung ke fasilitas kesehatan untuk melihat tumbuh kembang bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Marmi. Rahardjo, K. (2015) Asuhan Neonatus, bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi. Obstetri Patologis.
Edisi 3. EGC : Jakarta.
Kemenkes RI. (2020) Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. [internet]. Kemenkes
RI. Tersedia didalam http://pusdatin.kemenkes.go.id [Diakses & Diunduh 1
Februari 2021]

Pantiawati, Ika. 2010. Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Nuha Medika
: Yogyakarta.
Prawirohardjo. Sarwono. 2018. Ilmu Kebidanan, Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai