Anda di halaman 1dari 28

1

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY”S”


DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RSUD dr ADNAAN WD PAYAKUMBUH
TAHUN 2022

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk


menyelesaikan tugas Praktek per Klinik kebidanan 1 (PKK I)

Disusun Oleh :

Aze Renata Fenzelina Zalukhu


Elvi Rawita
Riska Wulandari
Wadif Azizah

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
studi kasus yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi
Ny”S” Dengan Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Di Rsud dr ADNAAN WD
PAYAKUMBUH Tahun 2022” Laporan ini berisikan tentang asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah yang di laksanakan dalam
bentuk manajement VARNEY.
Selama penyusunan laporan studi kasus ini kami banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Riki Saputra, S.Fil.I,M.A, Rektor Universitas Muhammadiyah
Sumatra Barat.
2. Ibu Yuliza Anggraini, S.ST., M.Keb, Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Sekaligus Pembimbing II
Laporan Studi Kasus di RSUD M. NATSIR Solok.
3. Ibu Liza Andriani, S.SiT., M.Keb, Ketua Program Studi D III
kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera
Barat.
4. Pagdya Haninda N.R,S.ST.,M.Biomed Sebagai dosen Pembimbing
Laporan Studi Kasus di RSUD dr ADNAAN WD PAYAKUMBUH
5. Ibu Sasmiati S.SiT Pembimbing Lapangan di Ruangan perinatologi
RSUD dr ADNAAN WD PAYAKUMBUH.
6. Pasien beserta keluarga yang memberi izin dalam pengambilan kasus ini.
7. Teman dan berbagai pihak yang telah memberi masukan dan saran
kepada kami.
Dalam menyusun laporan studi kasus fisiologi Asuhan Kebidanan ini kami
menyadari atas kekurangan dan ketidak sempurnaan. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran. Dan mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi
kita semua.

Payakumbuh, 29 januari 2022

penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................5
B. Rumusan Masalah........................................................................................6
C. Tujuan..........................................................................................................6
D. Manfaat........................................................................................................7.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Defenisi bayi baru lahir rendah....................................................................8
B. Pengertian berat badan lahir rendah(BBLR).............................................10
C. Pemenuhan nutrisi (BBLR).......................................................................17
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus...........................................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN
A. Bayi Baru Lahir rendah..............................................................................26
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................28
B. Saran...........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bayi Baru Lahir (BBL) disebut dengan neonatus yang merupakan
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran
serta harus dapat melakukan penyesuaian dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
usia kehamilan 38-40 minggu dan berat badan antara 2500-4000 gram
(Vivian 2016). Keberlangsungan hidup bayi baru lahir bergantung pada
kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin (Fraser,
2015).
Pada tahun 2015 AKB di Indonesia mencapai 25 per 1.000 kelahiran
hidup. Hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan
AKB sebesar 22,23 per 1000 kelahiran hidup. AKB di Indonesia masih cukup
tinggi dibandingkan dengan negara lain (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015). Negara Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57
% meninggal pada masa BBL (usia dibawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat
satu bayi meninggal. Penyebab kematian bayi di Indonesia adalah BBLR
29%, Asfiksia 27%, trauma lahir, Tetanus Neonatorum, infeksi lain dan
kelainan kongenital (Chapter, 2015). Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia adalah 32/1000 kelahiran hidup dan kematian neonatal 19/1000
kelahiran hidup (SDKI, 2016).
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-
42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir antara 2500-4000 gram. Bayi
baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai
dengan usia empat minggu (Wahyuni, 2016). Memberikan asuhan aman dan
bersih segera setelah bayi baru lahir merupakan bagian esensial dari asuhan
pada bayi baru lahir seperti jaga bayi tetap hangat, isap lender dari mulut dan
hidung bayi (hanya jika perlu), keringkan, pemantauan tanda bahaya, klem
dan potong tali pusat, IMD, beri suntikan Vit K, 1 mg intramuskular, beri
salep mataantibiotika pada keduamata, pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis
B 0.5 ml intramuscular (Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial,
2015).
BBLR diartikan sebagai bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram. BBLR merupakan prediktor tertinggi angka kematian bayi,
terutama dalam satu bulan pertama kehidupan. (Kemenkes RI,2015). Bayi
BBLR mempunyai resiko 20 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan bayi
yang lahir dengan berat badan normal. Lebih dari 20 juta bayi diseluruh dunia

5
lahir dengan BBLR dan 95.6% Lahir dinegara yang sedang berkembang,
contohnya di Indonesia. Survey demografi dan Kesehatan Indonesia tahun
2014-2015, angka prevalensi BBLR di Indonesia masih tergolong tinggiYaitu
9% dengan sebaran yang cukup bervarisi pada masing-masing provinsi.
(Kemenskes RI,2015).
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) tidak hanya dapat terjadi pada
bayiprematur, tapi juga pada bayi cukup bulan yang mengalami hambatan
pertumbuhan selama kehamilan (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2018). Umur
kehamilan ada tiga jenis BBLR antara lain Prematur adalah bayi lahir dengan
umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai
dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang
Bulan – Sesuai Masa Kehamilan (NKBSMK), kedua Dismaturitas adalah
bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term dan post term.
Dismatur disebut Neonatus Kurang Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NKB-
KMK), dan terakhir adalah Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan
(NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB-KMK)
(Atika, V.& Jaya, P., 2016).
Kejadian BBLR bisa disebabkan karena kelainan bawaan pada bayi
ataupunfaktor pemenuhan gizi selama kehamilan dan penyakit yang
menyertai ibu selama hamil. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah
gangguan pada sistem pernapasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular,
hematologi, gastrointestinal, ginjal dan termoregulasi sehingga bayi dengan
berat badan lahir rendah mempunyai kecenderungan kearah peningkatan
terjadinya infeksi dan mudah terserang komplikasi (Dinas Kesehatan Provinsi
Bali, 2018). Angka Kematian Neonatal (AKN) di Provinsi Bali tahun 2018
ada di angka 3,10/1000 kelahiran hidup dibandingkan dengan angka tahun
2017 sebesar 3,19/1000 kelahiran hidup, tidak terdapat perubahan yang
signifikan. Penyebab kematian neonatal tertinggi adalah BBLR (41,6%),
kelainan bawaan (22,5%), asfiksia (21,1%), lain-lain (10%) dan sepsis (4,8%)
(Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2018).
Upaya yang perlu dilakukan adalah peningkatan pelayanan
pemeriksaankehamilan yang berkualitas dan terpadu, meningkatkan
pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu – Bayi Baru Lahir (GSI-B) dan Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), meningkatkan
fungsi puskesmas dalam memberikan pelayanan neonatal esensial,
peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan melalui peningkatan
keterampilan dan pelatihan, meningkatkan fungsi keluarga dalam perawatan
bayi dan balita melalui kelas ibu balita, meningkatkan pemanfaatan buku KIA
(Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2018).
Berdasarkan latar belakang diatas maka kami tertarik untuk melakukan
studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi

6
Ny”S” Dengan BBLR Di RSUD dr ADNAAN WD PAYAKUMBUH Tahun
2022”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada permasalahan diatas dapat dikemukakan rumusan
masalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny”S”
Dengan BBLR Di RSUD dr ADNAAN WD PAYAKUMBUH Tahun
2022?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi
Ny”S” Dengan BBLR Di RSUD dr ADNAAN WD PAYAKUMBUH Tahun
2022”.

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data bayi Ny. “S” Dengan BBLR DI
RSUD dr ADNAAN WD Tahun 2022”
b. Mampu melakukan pengkajian data Pada Bayi Ny”S” Dengan BBLR
Di RSUD dr ADNAAN WD Tahun 2022”.
c. Mengidentifikasi masalah dan tindakan segera Pada Bayi Ny”S”
Dengan BBLR Di RSUD dr ADNAAN WD Tahun 2022”.
d. Mengidentifikasi diagnosa kebidanan Pada Bayi Ny”S” Dengan
BBLR Di RSUD dr ADNAAN WD Tahun 2022”.
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan Pada Bayi Ny”S” Dengan
BBLR Di RSUD dr ADNAAN WD Tahun 2022”.
f. Melaksanakan implementasi kebidanan Pada Bayi Ny”S” Dengan
BBLR Di RSUD dr ADNAAN WD Tahun 2022
g. Melaksanakan evaluasi Pada Bayi Ny”S” Dengan BBLR Di RSUD dr
ADNAAN WD Tahun 2022”.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dalam aplikasi yang lebih nyata dilapangan
dibidang maternitas dengan pasien bayi baru lahir dengan BBLR.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi pendidikan ilmu kebidanan sebagai bahan bacaan dan
menambah wawasan bagi mahasiswa kesehatan khususnya bidan dalam
hal penambah pengetahuan dan perkembangan tentang asuhan bagi bayi
baru lahir dengan BBLR.
3. Bagi pembaca
7
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang
informasi asuhan kebidan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

8
BAB II
TINJAUAN TEORIS

A. Defenisi bayi baru lahir normal

1. Defenisi

Yang dimaksud dengan bayi baru lahir normal adalah : bayi lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 38 minggu sampai dengan 40 minggu, dengan berat badan 2500-
4000 gram, nilai APGAR > 7 dan tanpa cacat bawaan ( Ai Yeyeh 2015 )

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstra uterine.
Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga
faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonates yaitu
maturasi, adaptasi dan toleransi . selain itu pengaruh kehamilan dan proses
persalinan mempumyai peranan yang penting dalam morbditas dan mortalitas
bayi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatiuk dan cepat
berlangsung adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan
sumber glukosa. ( Lia Yulianti 2015 )

2. Tanda tanda bayi baru lahir normal

Bayi baru lahir di katakan normal jika mempunyai beberapa tanda antar
lain : apperence color ( warna kulit ), seluruh kulit kemerahan , pulse ( nadi ) atau
frekuensi jantung > 100 x/menit, grimace ( reaksi terhadap rangsangan ),
menangis, batuk / bersin, activity, ( tonus otot ), gerakan aktif , respiration ( usaha
bernafas ). Bayi menangis kuat ( Ai Yeyeh,2015).

Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 38 °C ) atau terlalu dingin ( kurang
dari 36 °C ), warna kuning pada kulit ( tidak pada konjungtiva ), terjadi pada hari
ke 2-3 tidak biru, pucat, memar pada saat di beri makan hisapan kuat, tidak
mengantuk berlebihan, tidak muntah, tidak terlihat tanda tanda infeksi pada tallit
pusat seperti kemerahan, bengkak keluar cairan , bau busuk, berdarah, dapat
berkemih selama 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tau, tidak ada lender atau
darah pad tinja bayi tidak menggigil atau tangisan kuat , tidak mudah tersinggung,
tidak terdapat tanda : lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus tidak
bisa tenang, menangis terus menerus. ( Ai Yeyeh, 2015 )

a. Penampilan Bayi Baru Lahir :

9
1. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi
rangsangan terhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan sakit, atau
suara keras yang mengejutkan. Atau suara mainan
2. Keaktifan, bayi bayi normal melakukan gerakan tangan yang
simetris pada waktu bangun. Adanya tumor pada bibir, kaki dan
tangan pada waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini
terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu kemungkinan
gejala suatu kelainan yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut
3. Simetris, apakah secra keseluruhan badan seimbang kepala, apakah
terlihat simetris, benjolan seperti tumor yang lunak di belakang
atas yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang ini di
sebabkan akibat proses persalinan, benjolan kepala tersebut hanya
terdapat di sebelah kiri dan kanan saja
4. Muka wajah : bayi tampak ekspresi : mata perhatikan kesimetrisan
antara mata kanan dan kiri, perhatikan adanya tanda pendarahan
berupa bercak merah yang akan meghilang dalam waktu 6 minggu
5. Mulut : penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu seperti
ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak
terdapat pada bayi normal, bila terdapat secret yang berlebihan,
kemungkinan ada kelainan salura pencernaan
6. Leher, dada, abdomen : melihat adanya cedera akibat persalinan
perhatikan adanya kelainan pada pernapasan bayi, karena bayi
biasanya masih ada pernapasan perut
7. Punggung : adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dan
lekukan yang kurang sempurna : bahu, tangan, sendi tungkai: perlu
di perhatikan bentuk, gerakannya, fraktur ( bila ekstremitas
lunglai / kurang gerak ), farices
8. Kulit dan kuku : dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan,
kdang kadang didapatka kulit yang mengelupas berlebihan
kemungkinan terjadinya kelainan
9. Kelancaran menghisap dan pencernaan : harusdi perhatikan tinja
dan kemih : di harapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspasa
bila terjadi perut yang tiba tiba membesar, tanpa keluarnya tinja ],
di sertai muntah dan mungkin dengan kulit kebiruan
10. Refleks : refleks rooting, bayi menoleh kea rah benda yang ,
menyentuh pipi refleks menghisap , menelan, mencari,
11. Berat badan : sebaiknya di pantau penurunan berat badan lebih dari
5 % waktu lahir, menunjukkan kekurangan cairan ( Ai Yyeh, 2015)
B. pengertian berat badan lahir rendah ( BBLR )

10
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan lebih rendah dari berat badan bayi rata-rata. Bayi dinyatakan
mengalami BBLR jika beratnya kurang dari 2,5 kilogram, sedangkan berat
badan normal bayi yaitu di atas 2,5 atau 3 kilogram. Sementara pada bayi
yang lahir dengan berat kurang dari 1,5 kilogram, dinyatakan memiliki berat
badan lahir sangat rendah.

1. WHO ( world health organization mendefenisikan berat badan lahir


rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gram ( anik maryunani 2017 ).

a) Berat badan kehamilan khusus apapun sangat bervariasi dan harus di


gambarkan dalam grafik persentil
b) Bayi yang berat badannya diataspersentil 90 di namakan besar untuk
umur kehamilan dan yang di bawa persentil 10 dinamakan ringan
untuk umur kehamilan
c) Berdasarkan itu bahwa 10% semua bayi ringan untuk umur
kehamilan
d) Bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram pada saat lahir di
namakan berat badan lahir rendah
2. berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya berat badan lahir
rendah di bedakan menjadi :

a) Berat badan lahir rendah, berat lahir 1500-2500.


b) Bertbadan lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram.
c) Berat badan lahir ektreme, berat lahir kurang dari 1000 gram.
Berat badan lahir rendah ( BBLR ) ialah bayi lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram ( sampai dengan 2499 gram ) ( Ai Yeyeh 2012)

2.Etiologi

Berat badan lahir rendah mungkin premature ( kurang bulan )


mungkin juga cukup bulan ( dismature ) yang di uraikan sebagai berikut

a. Premature murni
1. Premature murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang
dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan masa
kehamilan atau juga neonatus preterm / BBLR / SMK
1) Faktor ibu
Faktor ibu merupakan hal yang dominan dalam
mempengaruhi kejadian premature. Toksemia gravidarum, riwayat
kelahiran premature sebelumnya, pendarahan antepartum, dan

11
malnutrisi, anemia. Kebiasaan ibu juga terhitung dalam angka
kejadian BBLR ini seperti, merokok, ketergantungan alcohol,
pemakaian obat narkotika. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari
20 tahun atau lebih dari 35 tahun

2) Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramion, hamil ganda, pendarahan
antepartum, komplikasi hamil seperti preeklampsi, eklamsi,
ketuban pecah dini.

3) Faktor janin
Beberapa faktor janin adalah: kehamilan ganda,
hidramnion, ketuban pecah dini, cacat bawaan, kelaian kromson,
infeksi misalnya rubella, sifilis, toksoplasmosis, ( faktor rhesus,
golongan darah A, B, dan O ) infeksi dalam rahim.

4) Faktor lain
Selain faktor ibu dan janin : faktor plasenta : plasenta
previa, solusio plasenta, faktor lingkungan : radiasi atau zat-zat
beracun : keadaan sosial ekonomi yang rendah : kebiasaan
pekerjaan yang melelahkan dan merokok.

2. Karakteristik yang dapat di temukan pada premature murni adalah :

a. berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari
45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm lingkar dada dari 30 cm.
b. gerakan kurang aktif otot masih hipotonis.
c. umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
d. kepala lebih besar daripada badan rambut tipis dan halus.
e. tulang tulang tengkorak lunak, fontanel besar dan sutura besar.
f. telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana.
g. jaringan payudara tidak ada dan putting susu tampak kecil.
h. pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu.
i. kulit tipis dan transparan, lanugo ( bulu halus ) banyak terutama
pada dahi damn pelipis dan lengan.
j. lemak subkutan kurang.
k. genetalia belum sempurna, wanita labia minora belu tertutuo oleh
labia mayora.

l. refleks menghisap dan menelan serta refleks batuk masih lemah.

3. bayi premature mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan


tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan

12
pembentukan antibody belum sempurna. Oleh karena itu tindakan
prepentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi
persalinan dengan maturitas ( BBLR )

b. dismature

1. defenisi

dismature ( IUGR ) adalah bayi berat lahir dengan berat badan kurang dari berat
seharusnya untuk masa kehamilan di karenakan mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan

menurut rafield IUGR di bedakan menjadi dua yaitu :

1. Proportunite IUGR merupakan janin yang menderita distress yang


lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu
sampai berbulan bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang
dada lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih di bawah masa gestasi yang sebenarnya.
2. Bayi tidak menunjukkan adanya wasted oleh karena retardasi pada
janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.
3. Disproportunate IUGR, merupakan janin yang terjadi karena fetal
distress sub akut gangguan terjadi beberapa minggu sampai
bberapa hari sebelum lahir
4. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi
berat tidak sesuai dengan masa gestasi
5. Bayi tampak wasted dengan tanda tanda sedikitnya jaringan lemak
di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah di angkat bayi
kelihatan kurus dan lebih panjang
c. faktor yang mempengaruhi BBLR pada dismature

a) Faktor ibu : hipertensi dan penyakit ginjal kronik, penyakit erokok


penderita penyakit diabetes melitus yang berat, toksemia, hipoksia
pada ibu, ( tinggal di daerah pegunungan, hemogliniopati, penyakit
paru kronik ) gizi buruk, drug abuse, peminum alcohol
b) Faktor uteri dan plasenta : kelainan pembulu darah
( hemangioma ) insersi tali pusat yang tidak normal, uterus
bicornis, infak plasenta, transfusi dari kembar yang lain, sebagian
plasenta lepas.
c) Faktor janin : gamely, kelainan kromson, cacat bawaan, infeksi
dalam kandungan, ( toxoplasmosis, rubella, sitomegalo herpes,
sifillis )

13
d) Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak
diketahui
e) Faktor yang masih belum di ketahui : ogografis, sosial ekonomi
dan budaya.
3.klasifikasi

Berat badan lahir rendah ( BBLR) dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu :

1) bayi premature sesuai masa kehamilan ( SMK )

Terdapat derajat prematuritas, menurut usher di golongkan menjadi


tiga kelompok :

Bayi sangat premature ( extremely premature ) 24-30 minggu :


bayi premature sedang ( moderately premature ) : 31-36 minggu
borderline premature 37-38 minggu. Bayi mempunyai sifat premature dan
mature. Beratnya seperti bayi matur akan tetapi sering timbul masalah
seperti yang dialami bayi premature misalnya gangguan pernapasan,
hiperbuilirubinemia dan daya isap yang lemah.

2) bayi premature kecil untuk masa kehamilan

Banyak istilah yang menunjukkan bahwa bayi KMK ini dapat


menderita gangguan pertumbuhan di dalam uterus ( intra uterine growth
retardation = IUGR ) seperti pseudopremature, small for date, dysmature,
fetal mal nutrition syndrome dan small for gestasinal ( SAGN )

4. Penatalaksanaan

Dengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinan yang


dapat terjadi pada bayi prematuritas maka pengawasan di tujukan pada pengaturan
suhu , pemberian makanan bayi, ikhterus pernafasan, hipoglikemi , dan
menghindari infeksi, yang di uraikan sebagai berikut :

1. perawatan bayi prematuris / BBLR :

a) Bayi premature dengan cepat akan kehilangan panas badan dan


menjadi hipotermi karena pusat pengaturan dengan cepat akan
kehilangan panas badan dan menjadi hipotermi katena pusat
pengaturan panas belum berfungsi dengan baik metabolisme rendah
dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas
harus di rawat di inkubator sehingga panas badannya mendekati
rahim
b) Lakukan perawatan kulit ke kulit di antara kedua payudara ibu atau
beri pakaian di ruangan yang hangat atau dalam humidricrib jika staff
14
telah berpengalaman dalam menggunakannya. Jika tidak ada
penghangat bertenaga listrik, botol air panas yang di bungkus dengan
handuk bermanfaat untuk menjaga bayi tetap hangat. Pertahankan
suhu inti tiubuh sekitar 37,5 °C dengan kaki tetap hangat dan
berwarna kemerahan.
c) Pemberian di mulai dengan 2-4 mL setiap 1-2 jam melalui pipa
lambung. Beberapa BBLSR yang aktif dapat minum dengan cangkir
dan sendok atau pipet steril. Gunakan hanya ASI jika mungkin. Jika
volume 2-4 mL dapat di terima tanpa muntah, distensi perut atau
ristensi lsmbung lebih dari setengah yang di minum, volume dapat di
tingkatkan sebanyak 1-2 mL per minum setiap hari.
d) Apabila tidak ada incubator bayi dapat di bungkus dengan kain dan di
sampingnya di tauh botol berisi air panas sehingga pans badannya
mendekati dalam rahim.
e) Mecegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi,
perhatikan prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan
sebelum memegang bayi.
f) Pengawasan nutrisi / ASI refleks menelan BBLR belum sempurna
simgga pemberian nutrisi harus dilakukan secara cermat. Alat
pencernaan bayi belum matang sedangkan kebutuhan protein 3-5
gr/kg BB dan kalori 110 kkal ;/ kg BB sehingga pertumbuhan dapat
meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir.
g) dahului dengan menghisap cairan lambung, refleks masih lemah
sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit dengan
frekuensi yang lebih sering.
h) Tali pusat dalam keadaan kering.
i) Beri minum dengan sonde / tetes dengan pemberian ASI.
j) Kepala bayi di tutupi topi atau beri oksigen bila perlu.
k) Kain yang basah secepatnya di ganti dengan kain yang kering dan
bersih, pertahankan suhun daya tahan tubuh tetap hangat.
l) Penimbangan ketat. Perubahan berat badan secara mencerminkan
kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh,
oleh sebab itu penimbangan berat badan harus di lakukan dengan
ketat.
2. ikheterus :

a) Semua bayi premature menjadi ikhterus karena sisitem enzim hatinya


belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak di konjungtiva
secara efesien sampai 4-5 hari berlalu.
b) Ikhterus dapat di perberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan
infeksi karena hiperbilirubunemia dapan menyebabkan krenihterus

15
maka warna bayi harus sering di catat dan bilirubin di periksa bila
ikhterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat.
3. pernafasan

a) bayi premature mungkin menderita penyakit membrane hialin.


b) pada penyakit ini tanda tanda gawat pernapasan selalu ada dalam 4
jam bayi bayi harus di rawat terlentan atau tengkurap dalam inkubatpr
dada abdomen harus di paparkan untuk mengobservasi usaha
pernafasan.
4. hipoglikemi

a) hipoglikemi mungkin timbul pada bayi premature yang sakit bayi


berat badan lahir rendah.
b) dengan demikian, harus di antisipasi sebelum gejala timbul dengan
pemeriksaan gula darah secara teratur.
5. menghindari infeksi

a) bayi prematuritas mudah sekali m infeksi mengalami infeksi berat


karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih
kurang dan pembentukan antibody belum sempurna.
b) oleh karena itu tindakan operatif sudah dilakukan sejak antenatal
sehingga tidak terjadi persalinan dengan pre maturitas.
5. Prognosa

a) pragnosis berat badan bayi lahir rendah ini tergantung dari berat
ringannya masalas perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa
gestasi / makin rendah berat badan bayi makin tinggi angka kematian ),
asfiksia / iskemia otak, sindroma gangguan pernafasan, pendarahan
intraventrikuler, dysplasia bronkopulmonal, rettrolental fibroplasia,
infeksi gangguan metabolik ( assidiosis, hipoglikemi, hiperbilirubin ).
b) prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan
orang tua dan perawatan selam kehamilan persaliana dan post natal
( pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, gangguan pernapasan, nutrisi,
mencegah infeksi, asfiksia hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan lain
lain).
2.5.1 Penanganan Lebih Lanjut

Bila berat badan lahir rendah dapat mengatasi problematic yang di


deritanya perlu diamati selanjutnya oleh karena kemungkinan bayi ini akan
mengalami gangguan pendengaran, penglihatan, kognitif , fungsi motoric

16
susunan saraf pusat danpenyakit seperti hidrosefalus, cerebral palsy, dan
sebagainya.

C. Pemenuhan nutrisi (BBLR)

Pada masa neonatus,nutrisi BBLR merupakan kebutuhan paling besar di


bandingkan kebutuhan pada masa manapun dalam kehidupan ;untuk
mencapai tumbuh kembang optimal.pertumbuhan BBLR yg di refleksikan
per kilogram berat badan hampir dua kali lipat bayi cukup bulan . hingga
BBLR membutuh kan dukungan nutrisi khusus dan optimal untuk
memenuhu kebutuhan tersbut .pada umunya BBLR dengan berat lahir
kurang dari 1500 g,memerlikan nutrisi parenteral segera setelah
lahit .belum ada standar kebutuhan nutrien yg di susun secara tepat untuk
BBLR ,sebanding dg air susu ibu (ASI) .rekomendasi y ada di tunjuk kan
untuk memenuhi kebutuhan nutrien yg mendekati kecepatan tubuh dan
komposisi tubuh janin normal.

Tabel .Pedoman pemberian makan

Berat (g) interval Awal Volume Waktu yg di


volume(cc/kg/ increments perlukan
d) (cc/kg/d) (hari)

<1.000 Tiap 2 jam 10 10 16

1.000-1500 Tiap 2-3 jam 10-20 15-20 10-7

1.500-1.800 Tiap 3 jam 10-20 20-30 7-5


sakit

1.500-1.800 Tiap 3 jam 20-40 30-50 5-3


sehat*

>1.800 sakit* Tiap 3 jam 20-40 30-75 5-2

17
BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
PADA NY “S” DENGAN BBLR
DI RSUD dr ADNAAN WD PAYAKUMBUH
TAHUN 2022

Hari/Tanggal : Jumat/ 28 Januari 2022

Jam : 08:30 Wib

I. Pengumpulan Data
A. Data Subjektif
1) Biodata
Nama Ibu : Ny”S” Nama Suami : Tn “F”
Umur : 24 Tahun Umur : 34 Tahun
Suku : Minang suku : Minang
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Alamat :Jln.Imam bonjol Alamat : Jln. Imam Bonjol
No. Hp : 08126647575 No Hp : 08126647575

2) Identitas Bayi
Nama : By. Ny”S”
Tanggal Lahir : 21-01-2022
Jenis Kelamin : laki laki
Panjang Badan : 41 cm
Berat Badan : 1512 gram

3) RiwayatKehamilan
ANC : 6 kali
TT : 1 kali
Tablet Fe : ada
Keluhan : tidak ada
4) Riwayat Persalinan Sekarang
18
Tempat Persalinan : rumah sakit
Ditolong Oleh : Bidan
Jenis Persalinan : normal
Lama Persalinan
KALA I : 12 jam
KALA II : 15 menit
KALA III : 8 menit
KALA IV : 2 jam post pastum
Ketuban : jernih
Plasenta : utuh
Komplikasi dalam Persalinan : tidak ada
5) Riwayat Kesehatan
a. Penyakit Sistemik
Jantung : tidak ada
Ginjal : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
b. Penyakit Keturunan
DM : tidak ada
Asma : tidak ada
c. Penyakit Menular
Hepatitis : tidak ada
HIV/AIDS : tidak ada
TBC : tidak ada
d. Keturunan Kembar (Gamelli) : tidak ada
B. Data Objektif
1. PemeriksaanFisik Bayi
a. PemeriksaanUmum
- Suhu : 35,2o c
- Pernafasan : 55 x/mnt
- Nadi : 130 x/mnt
- Berat Badan : 1512 gram
- Panjang Badan : 41 cm
- Jenis Kelamin : perempuan

19
b. APGAR Score

Nilai
Aspek yang Dinilai
Menit 1 Menit 5

Warna Kulit 1 2

Denyut Jantung 2 2

Tonus Otot 1 1

Aktifitas 1 2

Pernafasan 2 2

Jumlah 7 9

c. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Ubun-Ubun : ada fontanela mayor
Mollage :0
Caput Succadum : tidak ada
2. Mata
Simetris : ada
Sklera : putih
Konjungtiva : pink
Tanda-Tanda Infeksi : tidak ada
3. Muka : tidak odema
4. Hidung : tidak ada tanda tanda infeksi
5. Telinga : simetris kiri kanan dan tidak ada
tanda tanda infeksi
6. Mulut : normal(terpasang OGT)
Bibir : normal
Labio Skiziz : tidak ada
Labio Plato Skiziz : tidak
Labio Plato Naro Skiziz: tidak ada
7. Leher
Kelenjar Tiroid : tidak ada
Kelenjar Limphe : tidak ada
8. Dada
20
Simetris : ada
Papilla : ada
Nafas dan Jantung : normal
9. Abdomen
Pembesaran : tidak ada
Tali Pusat : tidak infeksi
10. Punggung/Bokong
Klavikula : tidak ada
Cekungan : tidak ada
Tonjolan : tidak ada
11. Kulit
Verniks : tidak ada
Lanugo : ada
Tanda Lahir : tidak ada
12. Ekstremitas
Atas : simetris(tangan kanan terpasang
infus )
Bawah : simetris
13. Genitalia : ada
14. Anus : ada
d. Reflek
Reflek Morro : ada
Reflek Rooting : ada
Reflek Sucking : ada tapi daya hisap lemah
Reflek Tonick Neck : ada
Reflek De Graff : ada
e. Antropometri
Lingkar Kepala : 27 cm
Lingkar Dada : 14 cm
LILA : 7 cm
Lingkar Perut : 23,7 cm
f. Eliminasi
Urine : ada 4-5 kali/hari
Mekonium : tidak ada

2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Labor : tidak ada

II. Interpretasi Data


A. Diagnosa : bayi Ny “S” baru lahir dengan BBLR
KU sedang
Data Dasar : Bayi lahir normal pada jam 01.15 wib

21
JK : Laki-laki, BB lahir : 1.100 gram,
BB sekarang : 1512 gram, N : 130 x/mnt
S : 35,2℃

B. Masalah : daya hisap lemah

C. Kebutuhan : 1. Nutrisi (ASI/30cc/3jam)


2. Pencegahan infeksi
3. Menjaga kehangatan bayi.
4. Kolaborasi dengan dokter SpA
III. Identifikasi Masalah dan Diagnosa Potensial : tidak ada

IV. Perencanaan
1. Informasikan pemeriksaan.
2. Pemenuhan nutrisi bayi.
3. Personal hygiene.
4. Menjaga kehangatan bayi.
5. Kolaborasi dengan dokter SpA

V. Pelaksanaan
1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluaga dan rencana
yang akan di lakukan
2. Memberikan nutrisi pada bayi dengan cara memberikan ASI dengan
segera setelah bayi lahir. Tetapi ibu mengatakan bahwa ASI nya masih
sedikit dan berdarah nyeri jadi ibu dan keluaga setuju untuk diberikan
PASI
3. Sudah Memasang OGT untuk memenuhi nutrisinya
4. Membersihkan bayi dan memasang baju dan bedung bersih.
5. Memberi rasa nyaman dengan menghangatkan bayi dengan suhu yang
di anjukan dokter dalam inkubator
6. Memberikan terapi sesuai advis dr SpA meliputi :
a) Inj ampisule 75mg 2x
b) Genta 8mg 1x/36 jam
c) Ambisulb 75 mg 2x
VI. Evaluasi
1. Ibu sudah faham dengan hasil pemeriksaan
2. Nutisi bayi telah terpenuhi.
3. OGT sudah dipasang.
4. Personal gygiene bayi sudah terpenuhi.
5. Bayi sudah merasa nyaman.
6. Terapi sudah di berikan meliputi :
a) Inj ampisule 75mg 2x

22
b) Genta 8mg 1x/36 jam
c) Ambisulb 75 mg 2x

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam Bab ini penulis akan membahas tentang perbandingan antara studi
kasus dengan teori yang telah dipelajari mengenai asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir rendah.

Ny ‘S” datang ke rumah sakit pada tanggal 20 januari 2022 jam 22.05

wib di IGD bagian Ponek dengan sakit pingang menjalar ke ari ari dan keluar

lendir bercampur darah dan ibu mengatakan darah keluar dari kemaluan sejak

awal kehamilan. Setelah di periksa ibu di diagnosa akan melahirkan. Jam 00.05

wib ibu dipindahkan ke ruangan Mawar dan dilakukan vt oleh bidan pembukaan

3-4 cm. Pada jam 01.17 Wib BBL spontan tidak menangis dengan BB : 1.100

gram, PB : 41 cm , a/s 7/9 Dan dilakukan asuhan pada ibu dan bayi yaitu

Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluaga dan rencana yang akan di

lakukan, Memberikan nutrisi pada bayi dengan cara memberikan ASI dengan

segera setelah bayi lahir, Memasang OGT untuk memenuhi nutrisinya,

Membersihkan bayi dan memasang baju dan bedung bersih, Memberi rasa

nyaman dengan menghangatkan bayi, Memberikan terapi sesuai advis dr SpA

meliputi : Vit. K neo 0,5 cc, Inj ampisule 75mg 2x, Genta 8mg 1x/36 jam,

Ambisulb 75 mg 2x. sesuai VARNEY rumah sakit. Dilakukan pemantauan 2 jam

post partum untuk memastikan kedaan ibu dan bayi baik.

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
lebih rendah dari berat badan bayi rata-rata. Bayi dinyatakan mengalami BBLR

23
jika beratnya kurang dari 2,5 kilogram, sedangkan berat badan normal bayi yaitu
di atas 2,5 atau 3 kilogram. Sementara pada bayi yang lahir dengan berat kurang
dari 1,5 kilogram, dinyatakan memiliki berat badan lahir sangat rendah.

Asuhan kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Rendah Memberikan asuhan aman
dan bersih segera setelah bayi baru lahir merupakan bagian esensial dari asuhan
pada bayi baru lahir seperti jaga bayi tetap hangat, isap lender dari mulut dan
hidung bayi (hanya beri suntikan Vit K, 1 mg intramuskular, pemeriksaan fisik,
imunisasi hepatitis B 0.5 ml intramuscular dan bantu ibu untuk menyusui bayinya.

Beberapa penyebab BBLR berasal dari ibu diantaranya: Umur ibu hamil,
Paritas, Status gizi ibu, Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya, Status ekonomi
rendah, Penyakit, Jarak kehamilan, Pekerjaan, Pendidikan rendah, Merokok,
Konsumsi alkohol/obat-obatan terlarang dan Anemia.

Berdasarkan kasus tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir rendah
pada bayi Ny”S” maka saya melihat tidak ada kesenjangan dalam penatalaksaan
tindakan, pemberian teraphy obat, asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi.
Penanganan dan asuhan sudah sesuai dengan teori. Penulis mengharapkan semoga
keadaan pasien dapat segera pulih dan dapat beraktivitas seperti biasa dan keadaan
bayinya tetap baik.

24
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir rendah
dengan , penulis mengambil kesimpulan : Penulis telah mendapatkan
pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan kebidanan pada bayi Ny. S
bayi baru lahir normal di RSUD dr ADNAAN WD PAYAKUMBUH
dengan menggunakan metode VARNEY
Hasil pengkajian yang penulis dapatkan yaitu diagnosa bayi Ny. ‘’S’’
lahir 7 hari yang lalu , menangis lemah. Bayi Ny. S dilahirkan pada
tanggal 21 januari 2022, dengan BB: 1.700 gram, PB: 41 cm, LK: 27 cm,
LD : 14 cm, APGAR Score saat lahir: 4/6, APGAR Score saat ini 7/9 dan
dengan tanda-tanda vital yaitu HR: 130 x/menit, RR: 55 x/menit, S:
35,50C. Asuhan yang diberikan pada By.Ny.S, yaitu Memberikan asuhan
aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir seperti jaga bayi tetap
hangat, isap lender dari mulut dan hidung bayi, beri suntikan Vit K, 1 mg
intramuskular, pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis B 0.5 ml
intramuscular

Dalam pelaksanaan Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir rendah


pada By. Ny.” S” tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek di
lahan praktek.

B. Saran
Konsep teori merupakan landasan pelaksanaan prakter kebidanan, maka
penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut.
1. Bagi penulis
Di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wacana bagi
penulis dalam memberikan asuha kebidanan pada bayi baru lahir
normal dengan BBLR.

2. Bagi pelayanan kesehatan

25
Di harapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan
khususnya pada bayi baru lahir fisiologi sehinga dapat memberikan
asuhan yang lebih cepat dan tepat.
3. Bagi institusi pendidikan
Di harapkan Laporan Kasus ini dapat menjadi referensi untuk bahan
ajar selanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian kesehatan republik indonesia (2018). Potret sehat indonesia dari

Riskesdas 2018.

Johariyah. ddk.2016. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak

Pra-sekolah.jakarta :IN MEDIA.

KEMANKES RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta :

KEMENKES RI

Badan penelitian & pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.2015. Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2015), Jakarta : RISKESDAS.

Nanny, Vivian, 2015. Asuhan neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :

Salemba Medika JNPK-KR.

Amelia, , S. 2016. Perbedaan Berat Lahir Bayi Pasien Preeklampsia Berat /

Eklampsia di RSUP Dr. M Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas,

Amelia, S. W. 2019. Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks Maternal &

Neonatal.

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, 2015.

Khan. Et al. (2016). Frequency and Risk Factors of Low Birth weight in Term

Pregnancy. Pakistan Journal1 Yogyakarta : Pustaka Baru Press.of


Medical.

NIH (2017), medlinePlus, Birth Weight.

Stanford Chlidren health (2018). Low Birth Weight.

27
Gabbey, A. Hearlthline ( 2016). What Causes Low Birth Weights.

Fraser, 2015, WHO, 2015, dan SDKI, 2016.

28

Anda mungkin juga menyukai