DISUSUN OLEH :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.........................................................................................3
C. Manfaat Penulisan.......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................8
A. Pengertian Bayi Baru Lahir.......................................................................4
B. Perubahan Fisiologis..................................................................................5
C. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir............................................................................6
D. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir ..............................................................7
E. Perawatan Bayi Baru Lahir ........................................................................9
F. Tanda-Tanda Bahaya Yang Harus Di Waspadai Pada BBL......................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan World Health Organization (WHO) AKI secara global yang
yaitu Angka Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup jauh dari
target SDGs (Sustainable Development Goals) yang menargetkan pada tahun
2030 yatu AKB 12 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016).
Hasil survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKB 32
per 1000 KH. Berdasarkan laporan dari dinas kesehatan provinsi Sumatera Utara
tahun 2015 AKB sebesar 4,3 per 1000 KH, (Dinkes Prov.Sumut, 2016).
Selanjutnya penyebab kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa, penyebab kematian terbanyak
pada kelompok bayi 0-6 dominasi oleh gangguan/kelainan pernafasan (35,9%),
prematuritas (32,4%) dan sepsis (12%). Dilain pihak faktor ibu yang
berkontribusi terhadap lahir mati dan kematian bayi diusia 0-6 hari adalah
Hipertensi Maternal (23,6%), komplikasi kehamilan dan kelahiran (17,5%),
ketuban pecah dini dan perdarahan antepartum masing-masing (12,5%). Penyebab
utama kematian bayi pada kelompok 7-28 hari yaitu Sepsis (20,5%), malformasi
kongenital (18,1%) dan pnemonia (15,4%). Dan penyebab utama kematian bayi
yaitu Diare (31,4%), pnemonia (23,8) dan meningitis/ensefalitis (9,3%),
sedangkan cakupan KN 1 : 77,31% ( Kemenkes, 2015).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunka angka kematian neonatal
antara lain juga melalui penempatan bidan di desa, strategi Making Pregnancy
Safer, pelayanan kontrasepsi, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan
menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) (Kemenkes, 2015).
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKB antara lain
seperti;
1
Faktor penyebab kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa, penyebab kematian
terbanyak pada kelompok bayi 0-6 dominasi oleh gangguan/kelainan
pernafasan (35,9%), prematuritas (32,4%) dan sepsis (12%). Dilain pihak
faktor ibu yang berkontribusi terhadap lahir mati dan kematian bayi diusia 0-6
hari adalah Hipertensi Maternal (23,6%), komplikasi kehamilan dan kelahiran
(17,5%), ketuban pecah dini dan perdarahan antepartum masing-masing
(12,5%). Penyebab utama kematian bayi pada kelompok 7-28 hari yaitu Sepsis
(20,5%), malformasi kongenital (18,1%) dan pnemonia (15,4%). Dan
penyebab utama kematian bayi yaitu Diare (31,4%), pnemonia (23,8) dan
meningitis/ensefalitis (9,3%), sedangkan cakupan KN 1 : 77,31% ( Kemenkes,
2015).
Selanjutnya untuk menurunkan AKB pemerintah juga mengupayakan agar
setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti Dokter
Spesialis Kebidanan dan Kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan serta
diupayakan agar proses pelayanan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan
(Kemenkes RI ,2015).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunka angka kematian
neonatal antara lain juga melalui penempatan bidan di desa, strategi Making
Pregnancy Safer, pelayanan kontrasepsi, pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA)
(Kemenkes, 2015).
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKB antara lain
seperti;
1) Meningkatkan Pelayanan kesehatan Neonatal, yaitu dengan mengharuskan
agar setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan Kunjungan Neonatal
minimal 3 kali (KN1, KN2 dan KN3) sesuai standar.
2) Penanganan neonatal dengan kelainan atau komplikasi / kegawatdaruratan
3) sesuai standar tenaga kesehatan yang mana pelayanannya antar lain seperti
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Manajemen Asfiksia Bayi Baru
2
Lahir, Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (Kemenkes, 2015).
B. Ruang Lingkup
Adapun yang menjadi ruang lingkup pembahasan penulisan karya tulis
ilmiah ini adalah asuhan kebidanan bayi baru lahir pada By. Ny. "M".
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
sesuai standar pelayanan kebidanan pada By. Ny. M.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data Subjektif dalam memberikan
asuhan kebidanan pada By. Ny ”M”.
b. Mampu melakukan pengkajian data Objektif dalam memberikan asuhan
kebidanan pada By. Ny ”M”.
c. Mampu melakukan Analisa dalam memberikan asuhan kebidanan pada
By. Ny ”M”
d. Mampu melakuan tindakan yang akan dilakukan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada By. Ny ”M”.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. Refleks Moro atau gerak memeluk jikadikagetkan sudah baik
m. Refleks grap atau menggenggam sudah baik
n. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan(Tando,2016)
B. Perubahan Fisiologi
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC, maka
bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan
radiasi. Suhu lingkungan yang tidak baik akanmenyebabkan bayi
menderita hipotermi dan trauma dingin (cold injury).
5
5. Perubahan Gastrointestinal
6. Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-
6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali
dalam 24 jam
7. Perubahan Hati
8. Perubahan Imunitas
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu
masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan
meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir
6
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseosa.
h. Rambut lainnya telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna.
i. Genetalia : ♀ : Labia mayora sudah menutupi labia minora. ♂ : Testis
sudah turun
j. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
k. Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
l. Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak
tangan bayi akan menggenggam
m. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan
7
d. Jagalah agar bayi tetap hangat
- Memastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit
bayi dan kulit ibu.
- Mengganti handuk atau kain yang basah, dan bungkus bayi terebut
dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala yang telah
terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
- Kontak dini dengan ibu.
- Memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk kehangatan.
- Untuk ikatan batin dan pemberian ASI.
e. Pernafasan
Periksa pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit.
f. Perawatan mata
Obat mata eritromisin 0,5%/ tetrasikklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia.
g. Pemeriksaan fisik bayi
- Gunakan tempat yang aman (hangat dan bersih) untuk pemeriksaan.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, menggunakan sarung
tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi.
- Lihat, dengarkan dan raasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala
dan berlanjut secara sistematis menuju jari kaki.
- Menulis hasil pengamatan.
8
Leher : Ada pembengkakan/ tidak
Dada : Simetris/ tidak, bunyi nafas, bunyi jantung,
putingnya menonjol/ tidak, Bahu, lengan dan tangan
gerakan normal atau tidak, jumlah jari.
Perut : Bentuk penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menangis, perdarahan tali pusat
Jenis kelamin
♂ : Testis berada dalam skrotum, penis berulang dan pada ujung letak
lubang ini.
♀ : Vagina berlubang, uretra berlubang, labia minor dan mayor.
Tungkai dan kaki : Gerakan normal, tampak normal, jumlah jari.
Punggung dan anus : Pembengkakan/ ada cekungan, spina bifida/ tidak,
ada anus/ tidak, berlubang/ tidak.
Kulit : Verniks, warna, pembengkakan, tanda-tanda lahir.
Sistem syaraf : Adanya reflek morro, lakukan rangsangan dengan
suara keras yaitu pemeriksa bertepuk tangan.
h. Identifikasi bayi
- Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang
segera pasca persalinan.
- Alat yang digunakan, hendaknya keap air, dengan tepi yang harus tidak
mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.
- Pada alat/ gelang identifiksi harus tercantum: Nama (bayi, ibunya),
tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit.
- Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,
tanggal lahir, nomor identifikasi.
- Ukurlah BB, PB, LIKA, LIDA, LILA, lingkar perut bayi dan catat
rekam medis.
9
B.
c. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua, dan beri tahu orang
tua agar merujuk bayi untuk perawatan lebih lanjut.
d. Ajarkan cara merawat bayi :
- Memberi ASI sesuai dengan kebutujan setiap 2-3 jam mulai dari hari
pertama.
- Menjaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan
mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan.
- Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan sehat.
- Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
- Mengawasi masalah dan kesulitan pada bayi dan mintalah bantuan jika
perlu.
- Menjaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/ infeksi.
- Mengukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit dan menyusu kurang
baik.
10
11