Anda di halaman 1dari 73

REFLEKTIF LEARNING

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


PADA BAYI NY. E.L.H
DI UPTD PUSKESMAS AINIBA

DI SUSUN OLEH

NAMA :SULIANI DANO


NIM : 161231032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Reflektif Learning Berjudul:

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

PADA BAYI NY. E.L.H

DI UPTD PUSKESMAS AINIBA

Disusun oleh :

SULIANI DANO

161231032

Telah dipresentasikan dengan pembimbing Program Studi Kebidanan Program


Profesi Bidan

Pada :

Hari :

Penguji /Pembimbing Akademik

Ida Sofiyanti S.SiT., M. Keb


NIDN: 0602018501

PAGE \* MERGEFORMAT iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan reflektif
learning dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal di UPTD
Puskesmas Ainiba”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam


penyusunan laporan reflektif learning ini, karena keterbatasan kemampuan dan waktu
yang penulis miliki, akhir kata penulis berharap semoga laporan reflektif learning ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Ungaran, November 2023

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................2
Tujuan..................................................................................................................2
Manfaat................................................................................................................3
BAB II
TINJAUAN TEORI.................................................................................................5
Bayi Baru Lahir…………………………………………………………….5
Defenisi..........................................................................................................5
Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir ..............................................................................5
Penilaian Pada Bayi Baru Lahir.....................................................................6
APGAR SCOR………………………………………………………………7
Klasifikasi Neonatus………………………………………………………...9
Penilaian Maturias Bayi Dengan Ballard scor………………………………9
Adaptasi Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir……………………………14
Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir………………………………….…19
Kunjungan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir…………………………………..27
Masalah Pada Bayi Baru Lahir......................................................................35
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN………………….............................................................37
BAB IV
PEMBAHASAN…………………………………………………………………...47
BAB V
PENUTUP.................................................................................................................62
Kesimpulan..........................................................................................................62
Saran.....................................................................................................................63

PAGE \* MERGEFORMAT iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi baru lahir termasuk kategori normal jika lahir pada usia kehamilan

aterm, dengan presentasi belakang kepala yaitu ubun-ubun kecil, melewati

vagina tanpa dibantu oleh alat apapun, berat badan lahir berkisar 2500 sampai

dengan 4000 gram, memiliki nilai APGAR lebih dari 7 dan tidak mengalami

kelainan kongenital. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO),

kesejahteraan suatu bangsa dapat ditentukan dari angka kematian (mortalitas).

Semakin tinggi angka mortalitas pada suatu bangsa, maka semakin rendah

tingkat kesejahteraan bangsa tersebut. Selain menentukan tingkat kesejahteraan,

angka mortalitas juga mempresentasikan kualitas pelayanan kesehatan

masyarakat pada bangsa tersebut.

Secara global, sekitar 130 juta kelahiran terjadi setiap tahun. Di antaranya

303.000 kematian ibu, 2,6 juta bayi lahir mati dan 2,7 juta bayi meninggal dalam

masa neonatal. Tahun 2015, World Health Organization (WHO) mencatat 5,9

juta (43 per 1.000 kelahiran hidup) anak meninggal sebelum mencapai usia lima

tahun dan sebanyak 2,7 juta bayi diantaranya meninggal selama 28 hari pertama

kehidupan. Sekitar 6 juta kematian anak di bawah usia lima tahun, kematian

neonatal menjadi penyebab utama yaitu sebesar 45% atau 19 kematian per 1.000

kelahiran hidup. Jika dibandingkan dari tahun 1990, kematian neonatal pada

tahun 2015 mengalami penurunan dari 5,1 juta menjadi 2,7 juta.Setiap tahun

diperkirakan 4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan 2

1
PAGE \* MERGEFORMAT 2

per 3 nya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian pada

minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti

asfiksia, sepsis dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian

ini terjadi di negara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah

dengan pencegahan dini dan pengobatan yang tepat (Marmi, 2015)

Standar Asuhan pada bayi baru lahir menurut (Firmansyah Fery, 2020)

yaitu membersihka jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan, dan

perawatan tali pusat.Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang

berlebihan. Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR. Membersihkan

badan bayi dan memberikan identitas. Melakukan pemeriksaan fisik yang

terfokus pada bayi baru lahir dan screening untuk menemukan adanya tanda

kelainan-kelainan pada bayi baru lahir yang tidak memungkinkan untuk hidup.

Mengatur posisi bayi pada waktu menyusui. Memberikan imunisasi pada bayi.

Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, seperti

bernafas/asfiksia, hypotermi, hypoglikemia. Memindahkan secara aman bayi

baru lahir ke fasilitas kegawatdaruratan apabila dimungkin. Dan

mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017

menunjukkan AKN atau Angka Kematian Neonatal (0-28 hari) di Indonesia

sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup. Meskipun demikian, diharapkan AKN

terus mengalami penurunan hingga menjadi 10 per 1.000 per kelahiran hidup.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Berdasarkan pencatatan persalinan yang terjadi di UPTD Puskesmas


Ainiba pada tahun 2023 dari bulan Januari - Oktober 2023 jumlah bayi baru lahi
r, terdapat 46 kasus bayi lahir hidup
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah adalah “ Bagaimana
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan kepada Bayi Baru Lahir No
rmal di UPTD Puskesmas Ainiba.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada Bayi Baru Lahir Normal di UPTD
Puskesmas Ainiba tahun 2023.
b. Menginterpretasikan data dan masalah pada Bayi Baru Lahir Normal di
UPTD Puskesmas Ainiba tahun 2023.
c. Merumuskan diagnosa potensial yang terjadi pada Bayi Baru Lahir Nor
mal di UPTD Puskesmas Ainiba tahun 2023.
d. Mengidentifikasi tindakan antisipasi terhadap diagnosa potensial pada
Bayi Baru Lahir Normal di UPTD Puskesmas Ainiba tahun 2023.
e. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada
Bayi Baru Lahir Normal di UPTD Puskesmas Ainiba tahun 2023.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pusat Layanan Kesehatan
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan
2. Bagi Klien dan Keluarga
Ibu dan keluarga mendapatkan pengetahuan dan asuhan yang tepat sehingga
ibu dapat melakukan perawatan diri dirumah maupun perawatan bayi baru
lahir.
3. Bagi Profesi Bidan
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Memberikan masukan kepada bidan dalam memberikan asuhan


kebidanan secara komprehensif dan penerapan pendokumentasian
dalam melakukan asuhan
PAGE \* MERGEFORMAT 22

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Bayi Baru Lahir Normal


1. Defenisi

Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500 - 4000
gram, dengan nilai apgar> 7 dan tanpa cacat bawaan. Neonatus adalah bayi
yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin. Tiga faktor yang
mempengaruhi perubahan fungsi dan peoses vital neonates yaitu maturasi,
adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling
dramatik dan cepat berlangsung adalah pada system pernafasan, sirkulasi,
ke`mampuan menghasilkan glukosa. (Siti Nurhasiyah Jamil,2017)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan

lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat 2500-4000 gram
(Armini, dkk. 2017)

Bayi baru lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan
oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Beberapa mikroorganisme
harus di waspadai karena dapat ditularkan lewat percikan darah dan caran
tubuh misalnya HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C

2. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir


a. Berat badan 2500-4000 gram,
b. panjang badan lahir 48-52 cm
c. . Lingar dada 30-38 cm
d. Lingkar kepala 33-35 cm
PAGE \* MERGEFORMAT 22

e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira180 denyut/menit


kemudian menurun sampai 120-140 denyut/menit
f. Pernapasan pada menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit, kemudian
menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks kaseosa
h. Rambut lanugo tidak terlihat lagi, rambut kepala biasa telah sempurna
i. Kuku telah agak panjang dan lunak
j. Genetalia: labia mayora telah mennutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada anak laki-laki)
k. Reflex hisap dan menelan sudah terbantuk dengan baik
l. Reflex moro sudah baik, bayi ketika terkejut akan memperlihatkan
gerakan tangan seperti memeluk
m. Eliminasi baik, urin dan meconium akan keluar dalam 48 jam pertama,
meconium berwarna hitan kecoklatan (Dewi, 2011, Ari et al.2023)

3. Penilaian Pada Bayi Baru Lahir


Untuk semua BBL, dilakukan penilaian awal dengan menjawab
empat pertanyaan :
Sebelum lahir :
a) Apakah kehamilan cukup bulan?
b) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur meconium?
Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi diatas kain bersih
dan kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu, segera lakukan
penilaian berikut :
a) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
b) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
Bila semua jawaban di atas “ya” berarti bayi baik dan tidak memerl
ukan tindakan resusitasi. Pada bayi ini segera dilakukan Asuhan Bayi Nor
mal. Bila salah satu atau lebih jawaban “tidak” berarti bayi memerlukan ti
ndakan resusitasi segera di mulai dengan langkah awal resusitasi
PAGE \* MERGEFORMAT 22

4. APGAR SCORE
Penilaian pada bayi baru lahir segera setelah proses persalinan,
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh penolong persalinan dengan
menggunakan APGAR SCORE.
5 Kriteria pada APGAR SCORE terdiri dari
1) Appearance : Warna Kulit
2) Pulse : Denyut Jantung
3) Grimance : Refleks
4) Activity : Tonus Otot
5) Respiration : Pernapasan

Saat mendapatkan Apgar score, bayi baru lahir akan mengikuti


tes pertama satu menit setelah dilahirkan. Lalu diulangi dan dievaluasi
lima menit dan diulang pada 10, 15, 20 menit hingga kondisi bayi
stabil.
Berikut merupakan tabel kondisi bayi baru lahir yang dapat diketahui

Melalui tes APGAR

Tanda 0 1 2
Warna Kulit Biru, Pucat Badan merah Seluruh tubuh
( Appereanc jambu, ekstermitas merah jambu
e) biru
Denyut Tidak Ada < 100 >100
Jantung
( Pulse )
Refleks Tidak Ada Meringis Menangis kuat
( Grimance) Respon
Tonus Otot Flaksid Ekstermitas sedikit Gerak aktif
( Activity ) fleksi
Pernapasan Tidak Ada Pelan, tidak teratur Baik dan
( Respiration menangis
PAGE \* MERGEFORMAT 22

a. Mengeringkan tubuh bayi, bungkus dengan kain kering dan hangat


b. Potong tali pusat dengan tehnik septik dan aseptic
c. Melakukan IMD, bayi diletakkan didada ibu selama 30 menit – 1 jam
bayi diberikan topi dan di tutupi selimut. IMD atau Inisiasi Menyusu
Dini mempunyai banyak manfaat untuk ibu maupun bayi . Kontak kulit
ke kulit dari ibu dan bayi secara langsung dapat membantu
meregulasi suhu tubuh bayi baru lahir dan memungkinkan bayi
terpapar bakteri baik dari kulit ibu, sehingga akan dapat
memberikan perlindungan dari penyakit menular dan membantu
membangun sistem imunitas bayi
d. Melakukan Pemeriksaan Fisik Bayi
1) Observasi tanda – tanda vital
2) Observasi reflex
e. Memasangkan Identitas Bayi
f. Pengukuran Antropometri
Pengukuran terdiri dari :
1) Berat badan, berat badan normal : 2500 – 4000gr
2) Panjang badan, panjang badan normal : 48 – 52 cm
3) Lingkar kepala, lingkar kepala normal : 34 – 39 cm
4) Lingkar dada, lingkar dada normal : 30 – 40 cm
g. Pemberian Salep Mata
Pemberian salep mata untuk mencegah penyakit mata pada bayi akibat
penyakit menular sexual. Pemberian salep mata diberikan 1 jam setelah
lahir. Salep mata yang berikan adalah eritromicin 0,5% dan tetrasiklin 1
%.
h. Penyuntikan Vitamin K
Vitamin k diberikan 0,1- 1 mg secara intra muskuler di paha kiri, tujuan
penyuntikan vitamin k untuk mencegah perdarahan karena defesiensi
vitamin k pada bayi baru lahir.
PAGE \* MERGEFORMAT 22

i. Pemberian imunisasi HB0


Imunisasi HB0 dilakukan 1 jam setelah pemberian suntikan vitamin K.
Imunisasi dilakukan di paha kanan.
5. Klasifikasi neonatus
Klasifikasi neonatus, diantaranya:
a. Neonatus menurut masa gestasinya
1) Kurang bulan (preterm infant) : <294 hari (36 minggu)
2) Cukup bulan ( term infant) : 259- 294 hari (37- 42 minggu)
3) Lebih bulan (postterm infant) : >294 hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir
1) Berat lahir rendah : <2500 gram
2) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
3) Berat lahir lebih : >4000 gram
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan)
1) Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
2) Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

6. Penilaian Maturitas Bayi Dengan Ballard Score


New Ballard Score dapat menentukan usia kehamilan setelah bayi
lahir mulai dari usia 20 minggu. Tes yang dilakukan ketika bayi dalam
keadaan istirahat dan tenang dalam 12 jam setelah lahir ini, memberi hasil
akurat ±1 minggu pada bayi dengan usia kehamilan 38 minggu
PAGE \* MERGEFORMAT 22
PAGE \* MERGEFORMAT 22

1. Teknik menilai usia kehamilan


a. Penilaian usia kehamilan tidak boleh dilakukan tergesa-gesa tapi harus dil
akukan secara teratur dan dilakukan saat bayi stabil dan dalam keadaan te
nang dan normal. Maturitas fisik paling tepat dilakukan segera setelah lahi
r. Jika bayi mengalami proses yang sulit selama persalinan dan kelahiran a
tau terkena efek obat persalinan, maturitas neurologisnya mungkin tidak b
isa dinilai secara tepat pada saat ini dan dengan demikian harus diulang set
elah 24 jam.
b. Jika penilaian neurologis tidak dilakukan, perkiraan usia kehamilan bisa b
erdasarkan skor ganda penilaian harus dilakukan dengan akurat dan petug
as pemeriksa berikutnya harus mempunyai kesempatan untuk mengkaji pr
oesdur dengan staf yang lebih berpengalaman
2. Melakukan penilaian usia kehamilan
PAGE \* MERGEFORMAT 22

Perkiraan usia kehamilan menurut skor maturitas, kaji riwayat persalinan dan c
atat informasi pada bagan perkiraan usia kehamilan menurut skor maturitas.
3. Nama
4. Usia saat diperiksa
5. Waktu pemeriksaan
6. Usia kehamilan menurut tanggal dan USG
7. Menilai maturitas fisik bayi dan beri tanda “x” pada kotak dalam formulir yang
paling menjelaskan tentang bayi. Jika pemeriksaan kedua dilakukan, tuliskan
“0” pada kotak yang benar
8. Menilai maturitas neuromuskular bayi dan tuliskan “x” pada kotak dalam form
ulir yang menjelaskan tentang bayi. Jika pemeriksaan kedua dilakukan, tuliskan “0”
pada kotak yang benar
9. Postur paling baik jika dinilai saat bay terlentang dan tenang. Amati refklesi
tangan dan kaki, bandingkan dengan angka yang ada pada lembar kerja dan
tuliskan “x” pada angka yang paling sesuai.
10. Square window dilakukan dengan melakukan fleksi pergelangan tangan bayi
dan amati sudut antara ibu jari dan bagian lengan bawah. Lakukan fleksi seban
yak mungkin dengan hati-hati, bandingkan sudut ibu jari dengan angka yang ada pad
a lembar kerja dan pilih angka yang paling sesuai.
11. Arm recoil di evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi dan
lakukan fleksi lengan bagian bawah sejauh mungkin selama 5 detik, lanjutkan
dengan merentangkan kedua lengan lalu lepaskan. Amati reaksi bayi saat lengan
dilepaskan. Bayi yang tangannya tetap terlentang atau gerakannya acak mend
apatkan skor 0= fleksi parsial 140-180 derajat mendapatkan skor 1= fleksi 110-1
40 derajat mendapatkan skor 10 2= fleksi 90-100 derajat mendapatkan skor 3 dan ke
mbali ke fleksi penuh dengan cepat mendapatkan skor 4.
12. Untuk menentukan sudut popliteal, letakkan bayi terlentang, kepala, punggung
dan panggulnya menempel pada permukaan. Pegang paha bayi pada posisi fleksi
dengan ibu jari dan telunjuk kiri anda. Dengan telunjuk tangan kanan, lurus kaki
di belakang mata kaki dengan sedikit.
PAGE \* MERGEFORMAT 22

13. Tekanan lembut bandingkan sudut dibelakang lutut atau sudut popliteal, dengan
angka pada lembar kerja.
14. Untuk mengevaluasi scarf sign letakkan bayi terlentang. Pegang tangan bayi
dan tempelkan lengannya melewati leher ke bahu yang berlawanan sejauh mung
kin. Untuk melakukan manuver ini, siku mungkin perlu diangkat melewati badan,
tapi kedua bahu tetap harus menempel di permukaan meja periksa dan kepala harus
tetap lurus. Amati posisi sikut pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada l
embar kerja, lalu catat scor manuver ini.
15. Heel-to-ear-maneuver ( manuver tumit telinga ) dilakukan pada posisi terlen
tang, pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin denga
n kepala tanpa memaksa dan pertahankan panggul pada permukaan meja periksa. Ama
ti jarak antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut lalu bandingkan dengan
angka pada lembar kerja.
16. Setelah menyelesaikan penilaian fisik dan neuromuskular jumlahkan nilai yang
di dapat pada setiap kotak yang diberi tanda dan tuliskan totalnya pada lembar
kerja. Jika pemeriksaan hanya terdiri dari penilaian fisik, kalikan angka total
dengan 2
17. Menggunakan Grafik Penilaian Maturitas, bandingkan niai total yang di dapat
kan dari penilaian pada kolom skor dengan perkiraan usia kehamilan pada kolo
m minggu.
18. Gunakan informasi ini untuk mendokumentasi perkiraan yang tepat untuk bayi
sesuai klarifikasi berikut : kurang bulan < 37 11 minggu, Cukup bulan 37-42
minggu dan lebih bulan >42 minggu
19. Pastikan untuk mencatat tanggal dan waktu pemeriksaan.
20. Pastikan untuk mencatat usia menurut tanggal dan USG.
Setelah usia kehamilan dan berat badan bayi ditentukan, hasilnya
diproyeksikan pada grafik dari Battaglia dan Lubchenco, yang mengindikasikan
apakah Bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (<10%), Sesuai Masa Kehamilan
(10% - 90%), dan Besar untuk Usia Kehamilan (>90%)
PAGE \* MERGEFORMAT 22

7. Adaptasi perubahan fisiologis bayi baru lahir


a. Perubahan Sistem Pernafasan
1) Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari paring yang
bercabang-cabang membentuk struktur percabangan bronkus. Proses
ini berlanjut setelah kelahiran sampai usia 8 tahun, sampai jumlah
PAGE \* MERGEFORMAT 22

bronchiolus dan alveolus dan akan sepenuhnya berkembang,


walaupun janin memperlihatkan bukti gerakan nafas sepanjang
trimester kedua dan ketiga. Ketidakmatangan paru-paru akan
mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum
usia kehamilan 24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan
permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan
tidak mencukupinya jumlah surfaktan.
2) Awal adanya nafas
Dua faktor yang berperan pada rangsangan pertama nafas bayi:
a) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan
luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-
paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam
paru-paru secara mekanis. Interaksi antara sistem pernafasan,
kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernafasan
yang teratur dan berkesinambungan, Jadi sistemsistem harus
berfungsi secara nor mal.
3) Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan
alveolus paru-paru untuk pertama kali. Produksi surfaktan dimulai
pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai
paru-paru matang sekitar 30-40 minggu kehamilan. Surfaktan ini
berfungsi mengurangi tekanan permukaan paru-paru dan
pernafasan. Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah
akhir setiap pernafasan, yang menyebabkan sulit bernafas
Membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps
pada akhir
4) Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru – parunya.
Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar 1/3 cairan
PAGE \* MERGEFORMAT 22

ini akan diperas keluar paru – paru. Dengan beberapa kali tarikan
nafas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru
lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru- paru dikeluarkan dari paru-
paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah
5) Fungsi pernafasan dalam kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler.
Oksigenasi sangat penting dalam mempertahankan kecukupan
pertukaran dara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru
akan mengalami uvasokonstriksi. Pengerutan pembuluh darah ini
berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka, guna menerima
oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga penyebab penurunan
oksigenasi jaringan akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran
darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus
dan menghilangkan cairan paru-paru akan mendorong terjadinya
peningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan
paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi
b. Perubahan Sistem Peredaran
Darah Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru
untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna
mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik
pada bayi baru lahir terjadi dua perubahan besar:
1) Penutupan Foramen ovale pada atrium jantung
2) Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta
Perubahan siklus ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh
sistem pembuluh tubuh. Oksigenasi menyebabkan sistim yang
mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah, adalah:
a) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik
meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium
kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan
atrium tersebut. Kedua kejadian ini membantu darah dengan
PAGE \* MERGEFORMAT 22

kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk


menjalani proses oksigenasi ulang.
b) Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah
paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen
pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan sedikit
terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru. Peningkatan
sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah
dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan
atrium kanan dan penurunan tekanan pada atrium kiri, foramen
ovale secara fungsional akan menutup.
c. Perubahan Sistem Pengaturan Suhu

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga


akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan. Suhu
dingin

menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan


bayi. Pada lingkungan dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya

d. Mekanisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak diperlukan glukosa dalam jumlah


tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat pada saat lahir, seorang
bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada
setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun cepat dalam waktu 1-2
jam.

e. Perubahan Sistem Gastro Intestinal

Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap dan


menelan. Refleks gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk
dengan baik pada saat lahir. Kemampuan menelan dan mencerna selain
PAGE \* MERGEFORMAT 22

susu masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung


masih belum sempurna yang menyebabkan gumoh pada bayi baru lahir
dan neonatus. Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 cc
untuk bayi baru lahir cukup bulan. Waktu pengosongan lambung adalah
2,5-3 jam, itulah sebabmya bayi memerlukan ASI sesering mungkin.
Pada saat makanan masuk ke lambung terjadilah gerakan peristaltik
cepat. Ini berarti bahwa pemberian makanan sering diikuti dengan
refleks pengosongan lambung. Bayi yang diberi ASI dapat bertinja 8-
10 kali sehari atau paling sedikit 2-3 kali sehari. Bayi yang diberi
minum PASI bertinja 4-6 kali sehari, tetapi terdapat kecenderungan
mengalami konstipasi.

f. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imunitas bayi belum matang menyebabkan neonatus


rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Oleh karena itu, pencegahan
terhadap mikroba dan deteksi dini infeksi menjadi sangat penting.
Kekebalan alami dari struktur kekebalan tubuh yang mencegah infeksi.
Jika bayi disusui ASI terutama kolostrum memberi bayi kekebalan pasif
dalam bentuk laktobaksilus bifidus, laktoferin, lisozim dan sekresi IgA.

g. Perubahan Sistem Ginjal

Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan
meningkat, mungkin air kemih akan tampak keruh termasuk berwarna
merah muda. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang tidak banyak.
Sistem imunitas bayi belum matang, sehingga menyebabkan neonatus
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi.

H. Perubahan Sistem Reproduksi

Anak laki-laki tidak menghasilkan sperma sampai pubertas,


tetapi anak perempuan mempunyai ovum atau sel telur dalam indung
telurnya. Kedua jenis kelamin mungkin memperlihatkan pembesaran
PAGE \* MERGEFORMAT 22

payudara, kadang-kadang disertai sekresi cairan pada puting pada hari


4-5, karena adanya gejala berhentinya sirkulasi hormon ibu. Anak
perempuan mungkin mengalami menstruasi untuk alasan yang sama,
tetapi kedua kejadian ini hanya berlangsung sebentar.

i. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh
melalui proses hipertropi. Tumpang tindih atau molase dapat terjadi
pada waktu lahir karena tulang pembungkus tengkorak belum
seluruhnya mengalami osifikasi. Molase ini dapat menghilang beberapa
hari setelah melahirkan. Ubun-ubun besar akan tetap terbuka hingga
usia 18 bulan.

j. Perubahan Sistem Neurologi

Sistem Neurologi belum matang pada saat lahir. Refleks dapat


menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem saraf dan sistem
muskuloskeletal.

k. Perubahan Sistem Integumen

Pada bayi baru lahir cukup bulan kulit berwarna merah dengan
sedikit verniks kaseosa. Sedangkan pada bayi prematur kulit tembus
pandang dan banyak verniks. Pada saat lahir verniks tidak semua
dihilangkan, karena diabsorpsi kulit bayi dan hilang dalam 24 jam. Bayi
baru lahir tidak memerlukan pemakaian bedak atau krim, karena zat-zat
kimia padat mempengaruhi Ph kulit bayi.

8. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru lahir

Penatalaksanaan awal bayi baru lahir, meliputi:

a. Pencegahan Infeksi

Pencegahan infeksi, antara lain:


PAGE \* MERGEFORMAT 22

1) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan


bayi, Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan

2) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,


gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.

3) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan


untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan
timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.

b. Melakukan penilaian

Penilaian bayi baru lahir, antara lain:

1) Apakah bayi cukup bulan/tidak

2) Apakah air ketuban bercampur mekonium/tidak

3) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan

4) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas. Jika bayi tidak bernapas
atau bernapas megap–megap atau lemah maka segera lakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir.

c. Pencegahan Kehilangan Panas

Mekanisme kehilangan panas, antara lain:

1) Evaporasi

Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh


bayi sendiri karena setelah lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan.

2) Konduksi
PAGE \* MERGEFORMAT 22

Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi


dengan permukaan yang dingin, seperti: meja, tempat tidur, timbangan
yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas
tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda–benda tersebut.

3) Konveksi

Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin, co/ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas
angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.

4) Radiasi

Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda–


benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu 14 tubuh
bayi, karena benda–benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan secara langsung).

Mencegah kehilangan panas melalui upaya berikut:

1) Keringkan bayi dengan seksama

Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan


rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.

2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.

Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan
selimut atau kain yang baru (hangat, bersih, dan kering)

3) Selimuti bagian kepala bayi

Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relative luas dan
bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak
tertutup.

4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya


PAGE \* MERGEFORMAT 22

Pada tahun 1992 WHO/UNICEF mengeluarkan protokol


tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagai salah satu dari evidence
for the ten steps successful breastfeeding yang harus diketahui oleh
setiap tenaga kesehatan. Segera setelah dilahirkan, bayi diletakkan
didada ibu atau perut tas ibu selama paling sedikit satu jam untuk
memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan menemukan
puting ibunya.

a) Keuntungan IMD

Keuntungan dari IMD, antara lain:

1) Mendekatkan hubungan batin ibu-bayi, karena IMD


terjadi komunikasi batin secara sangat pribadi dan
intensif.

2) Bayi akan mengenal ibunya lebih dini sehingga akan


memperlancar proses laktasi.

3) Suhu tubuh bayi stabil karena hipotermi telah dikoreksi


panas tubuh ibunya.

4) Refleks oksitosin ibu akan berfungsi maksimal.

5) Mempercepat produksi ASI, karena sudah mendapat


rangsangan isapan dari bayi lebih awal.

b) Prosedur dan gambaran proses IMD

Prosedur dan gambaran proses IMD, antara lain:

(1) Tempatkan bayi diatas perut ibunya dalam 2 jam pertama


tanpa pembatas kain diantara keduanya (skin to skin
contact), lalu selimuti ibu dan bayi dengan selimut hangat.
Posisikan bayi dalam keadaan tengkurap.
PAGE \* MERGEFORMAT 22

(2) Setelah bayi stabil dan mulai beradaptasi dengan lingkungan


luar uterus, ia akan mulai mencari puting susu ibunya.

(3) Hembusan angin dan napas tubuh ibu akan memancarkan


bau payudara ibu, secara insting bayi akan mencari sumber
bau tersebut.

(4) Dalam beberapa menit bayi akan merangkak ke atas dan


mencari serta memegang puting susu ibunya, selanjutnya dia
akan mulai mengisap.

(5) Selama periode ini tangan bayi akan memasase payudara


ibunya dan selama ini pula refleks pelepasan hormon oksitosin
ibu akan terjadi

(6) Ingat, selama prosedur ini bidan tidak boleh meninggalkan ibu
dan bayi sendirian. Tahap ini sangat penting karena bayi dalam
kondisi siaga penuh. Bidan harus menunda untuk memandikan
bayi, melakukan pemeriksaan fisik, maupun prosedur lain.

c) Lima tahapan perilaku sebelum bayi menyusu

Lima tahapan perilaku sebelum menyusu, yaitu:

1) Dalam 30 menit pertama : Stadium istirahat/ diam dalam


keadaan siaga (rest/qualte alert stage). Bayi diam tidak
bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya.

Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian


peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan diluar
kandungan. Bonding (hubungan kasih sayang) ini merupakan
dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman. Hal ini
meningkatkan kepercayaan diri ibu terhadap kemampuan
menyusui dan mendidik bayinya. Kepercayaan diri ayah pun
menjadi keberhasilan menyusui dan mendidik anak bersama-
sama.
PAGE \* MERGEFORMAT 22

2) Antara 30-40 menit mengeluarkan suara, gerakan mulut


seperti mau minum, mencium, menjilat tangan. Bayi mencium
dan merasakan cairan air ketuban yang ada ditangannya. Bau
dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menentukan
payudara dan putting susu ibu.

3) Mengeluarakan air liur. Saat menyadari bahwa ada


makanan disekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liurnya.

4) Bayi mulai bergerak kearah payudara. Areola (kalang


payudara) sebagai sasaran, dengan kaki menekan perut ibu.
Ia menjilat-jilat ibu, menghentak-hentakan kepala ke dada
ibu, menoleh ke kanan dan ke kiri, serta menyentuh dan
meremas daerah putting susu dan sekitarnya dengan tangannya
mungil.

5) Menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka


mulut lebar dan melekat dengan baik.

6) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir


Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas
tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu
selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat
badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut.
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.

d. Membebaskan Jalan Nafas

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila


bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan
jalan nafas dengan cara sebagai berikut:

1) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan


hangat
PAGE \* MERGEFORMAT 22

2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga


leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala
diatur lurus sedikit tengadah kebelakang.

3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi


dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.

4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering dan kasar.

5) Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap


lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus
sudah ditempat

6) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung

7) Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar


Score)

8) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau


mulut harus diperhatikan.

e. Merawat Tali Pusat

Cara perawatan tali pusat, yaitu:

1) Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil,


ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali
pusat.

2) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke


dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan
sekresi tubuh lainnya.

3) Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi.


PAGE \* MERGEFORMAT 22

4) Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk


atau kain bersih dan kering.

5) Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan


menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem
plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan
simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat
tertentu.

6) Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang


sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua
dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang
berlawanan.

7) Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam


larutan klonin 0,5%. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih
dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan
baik.

f. Mempertahankan suhu tubuh bayi

Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur suhu badannya


dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap
hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi
merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat
sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat. Bayi
baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara
memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan
panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan
panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau
meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti
mungkin akan mengalami hipotermi, meskipun berada dalam
ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir
rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermi.
PAGE \* MERGEFORMAT 22

g. Pencegahan infeksi

Pencegahan infeksi diantaranya:

1) Memberikan vitamin K

Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi


vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu
di beri vitamin K dengan dosis 0,5–1 mg IM.

2) Memberikan obat tetes atau salep mata

Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit


menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama
persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 atau
tetrasiklin 1 %.

9. Kunjungan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Kunjungan neonatus (KN) adalah pelayanan kesehatan kepada


neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:

1. Kunjungan Neonatal 1 (KN 1)

KN 1 dilakukan pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir

2. Kunjungan Neonatal 2 (KN 2)

KN 2 dilakukan pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 7.

3. Kunjungan Neonatal 3 (KN 3)

KN 3 dilakukan pada hari ke 8 – 28 hari.

Pelayanan kesehatan neonatus dilaksanakan melalui:

1. Pelayanan kesehatan neonatal esensial

Pelayanan neonatal esensial yang dilakukan setelah lahir 6 (enam) jam


PAGE \* MERGEFORMAT 22

sampai 28 (dua puluh delapan) hari asuhan yang diberikan yaitu:

a. Menjaga bayi tetap hangat

b. Perawatan tali pusat

c. Pemeriksaan bayi baru lahir

d. Perawatan dengan metode kanguru kepada bayi berat lahir rendah

e. Pemeriksaan status vitamin K1 profilaksis dan imunisasi

f. Penanganan bayi baru lahir sakit dam kelainan bawaan

g. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat

waktu ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

2. Skrining Bayi Baru Lahir; dan

3. Pemberian komunikasi, informasi, edukasi kepada ibu dan


keluarga

Pemberian komunikasi, informasi edukasi (KIE) kepada ibu dan keluarga

tentang perawatan bayi baru lahir, ASI Eksklusif, tanda bahaya pada bayi

baru lahir, pelayanan kesehatan, imunisasi, gizi seimbang, PHBS, dan

tumbuh kembang.

a. Pemberian ASI

Memberikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi atau


kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam),
bergantian antara payudara kiri dan kanan. Seorang bayi yang
menyusu sesuai dengan permintaannya bisa menyusu sebanyak 12-
15 kali dalam 24 jam. Biasanya payudara akan kosong dalam
beberapa menit. Frekuensi menyusui dapat diatur dengan membuat
PAGE \* MERGEFORMAT 22

jadwal rutin, sehingga bayi akan menyusu sekitar 5-10 kali dalam
sehari. Setiap bayi mempuyai takaran untuk menyusu sesuai dengan
kebutuhan berat badan dan umur bayi.

1) Kebutuhan Asi pada bayi baru lahir:

a) Bayi usia 1-2 hari membutuhkan 5-7 ml ASI sekali


minum dan diberikan dengan jarak sekitar 2 jam kebutuhan
ASI memang baru sedikit, karena ukuran lambung bayi pada
usia ini hanya sebesar biji kemiri.

b) Bayi usia 3 hari membutuhkan 22-27 ml ASI sekali


minum yang diberikan 8-12 kali sehari atau hampir satu gelas
takar air untuk satu hari. Pada usia ini lambung
berkembang menjadi sebesar buah chery yang berukuran besar.

c) Bayi usia 4-6 hari membutuhkan ASI 45-60 ml dalam


satu kali minum dan dapat menghabiskaan 400-600 ml atau
½ gelas hingga 2 setengah takar air untuk satu hari
pada usia ini kebutuhan ASI meningkat karena adanya
growthspurp yang pertama pada bayi.

2)Teknik Menyusui Yang Benar

a) Posisi dalam menyusui

Para ibu harus mengerti perlunya posisi yang nyaman dan


mempertahankannya ketika menyusui untuk menghindari
perlekatan pada payudara yang tidak baik yang akan berakibat pada
pengeluaran ASI yang tidak efektif dan menimbulkan trauma.

Beberapa hal yang perlu diajarkan pada ibu untuk membantu


mereka dalam mencapai posisi yang baik agar dicapai perlekatan
pada payudara dan mempertahankannya secara efektif adalah
sebagai berikut:
PAGE \* MERGEFORMAT 22

(1) Ibu harus mengambil posisi yang dapat dipertahankannya.

Bila ibu tidak nyaman, penyusuan akan berlangsung singkat dan


bayi tidak akan mendapat manfaat susu yang kaya lemak di akhir
penyusuan. Posisi yang tidak nyaman ini juga akan mendorong
terbentuknya fil dan sebagai akibatnya akan mengurangi suplai
susu.

(2)Kepala dan leher harus berada pada satu garis lurus.

Posisi ini memungkinkan bayi untuk membuka mulutnya


dengan lebar, dengan lidah pada dasar mulut untuk
menyauk/mengangkat payudara ke atas. Usahakan agar kepala
dan leher jangan terpilin karena hal ini juga akan melindungi
jalan napas dan akan membantu refleks mengisap-menelan-
bernapas.

(3)Biarkan bayi menggerakkan kepalanya secara bebas

Menghindari memegang bagian belakang kepala bayi sangat


penting agar penyusuan dapat berlangsung dengan sukses,
sebaliknya leher dan bahu bayi harus disokong agar bayi dapat
menggerakkan kepalanya dengan bebas untuk mencari posisi
yang tepat dengan dipandu oleh dagunya, membiarkan
hidungnya bebas, dan mulut menganga lebar. Dengan
memberikan keleluasaan pada bayi untuk menjulurkan
lehernya, maka dia diberi kesempatan untuk menghampiri
payudara ke dalam mulutnya dan membiarkan hidung bebas.

(4)Dekatkan bayi

Bawalah bayi ke arah payudara dan bukan sebaliknya karena


dapat merusak bentuk payudara.

(5)Hidung harus menghadap ke arah puting


PAGE \* MERGEFORMAT 22

Hal demikian akan mendorong bayi untuk mengangkat


kepalanya ke arah belakang dan akan memandu pencarian
payudara dengan dagunya. Dengan posisi demikian, lidah juga
akan tetap berada di dasar mulut sehingga puting susu berada
pada pertemuan antara langit-langit keras dan lunak.

(6)Dekati bayi ke payudara dengan dagu terlebih dahulu

Dagu akan melekukkan payudara ke dalam dan bayi akan


menyauk payudara masuk ke dalam mulutnya, untuk
perlekatan yang benar.

b) Perlekatan pada payudara

Reflek rooting dan sucking akan distimulasi oleh sentuhan halus


payudara. Pelekatan yang tidak baik dapat menjadi awal timbulnya
berbagai masalah dalam menyusui. Bidan harus mengajari ibu
tentang tanda-tanda pelekatan yang efektif untuk menjamin proses
menyusui yang efektif, yang meliputi:

a)Mulut terbuka lebar, lidah di dasar mulut, menyauk payudara


mengisi mulut dengan penuh.

b) Dagu melekukkan payudara ke dalam.

c) Bibir bawah menjulur keluar dan bibir atas berada dalam posisi
netral.

d) Pipi penuh.

e) Terdengar suara menelan.

f) Terlihat susu pada sudut-sudut mulut.

g) Areola lebih banyak terlihat di atas bibir atas dibandingkan


dengan bibir bawah.
PAGE \* MERGEFORMAT 22

3) Tanda Kecukupan Asi

1) Mengkaji urine dan feses

Pengeluaran urine dan feses merupakan indikator-indikator penting


untuk mengetahu apakah seorang bayi cukup menyusu dan dengan
mudah dapat dikenali atau diketahui oleh orang tua, bila mereka
mendapatkan informasi dan pengetahuan yang cukup tentang hal
ini. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa agar ibu dapat
mengevaluasi penyusuannya sendiri, maka mereka harus dapat
menilai seberapa basah dan kotor popok bayi. Tanda yang paling
efektif yang menunjukkan kurang baiknya proses menyusui adalah
bila terdapat tiga atau kurang dari tiga popok yang kotor karena
tinja pada hari keempat. Pada hari ketiga, bayi diharapkan
menghasilkan paling sedikit tiga popok basah dalam 24 jam dan
pada hari kelima sampai enam atau lebih popok yang basah.

2) Menimbang berat badan

Semua bayi diperkirakan akan turun berat badannya selama


beberapa hari pertama kehidupannya, yang diperkirakan 23

disebabkan oleh hilangnya cairan yang bersifat normal. Pada saat


lahir, bayi memiliki cairan interstisial ekstra dalam jaringan yang
harus dikurangi jumlahnya. Kira-kira 80% bayi akan pulih berat
badannya dalam usia dua minggu dan kurang dari 5 persen
kehilangan lebih dari 10% berat badan lahir. Penurunan berat badan
yang dianggap normal adalah sampai 7 persen dari berat waktu
dilahirkan, setelah itu penambahan berat badan minimum harus 20
gram per hari, dan pada hari ke-14 berat badan bayi sudah harus
kembali seperti saat lahir. Kehilangan berat badan antara 7 dan 12
persen dari berat badan lahir mengindikasikan bahwa bayi tidak
mendapat cukup susu. Bila susutnya berat badan di atas 12 persen,
maka bayi harus dirujuk ke dokter.
PAGE \* MERGEFORMAT 22

b. Kebutuhan Istirahat

Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur,


bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam
sehari. Pada umumnya bayi terbangun malam hari sampai usia 3
bulan. Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring dengan
bertambahnya usia bayi. Pola tidur bayi masih belum teratur karena
jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan-lahan kan
bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur dimalam hari
dibandingkan dengan siang hari.

c. Menjaga Kebersihan Kulit

Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur.
Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
Memandikan bayi baru lahir merupakan tantangan tersendiri bagi
ibu baru. Lap wajah, terutama area mata dan sekujur tubuh dengan
lembut. Keringkan bayi dengan cara membungkusnya dengan
handuk kering. Bersihkan tali pusat dengan menggunakan kain
kasa seteril untuk menghindarkannya dari infeksi. Jika tali pusat
bayi sudah puput, bersihkan liang pusat dengan cotton bud yang
telah diberi minyak telon atau minyak kayu putih. Usapkan minyak
telon atau minyak kayu putih didada dan perut bayi sambil dipijat
lembut. Kulit bayi baru lahir terlihat sangat kering karena dalam
transisi dari linggkungan rahim kelinggkungan berudara. Oleh
karena itu gunakan baby oil untuk melembabkan lengan dan kaki
bayi. Pakaikan baju ukuran bayi baru lahir yang berbahan katun
agar mudah menyerap keringat.

d. Menjaga Keamanan Bayi

Jangan sekali-kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu.


Hindari pemberian apapun kemulut bayi baru lahir selain ASI,
PAGE \* MERGEFORMAT 22

karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat penghangat


buatan ditempat tidur bayi.

e. Mendeteksi Tanda-Tanda Bahaya Pada Bayi

Tanda-tanda bahaya pada bayi, diantaranya:

1) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit

2) Kehangatan (terlalu panas >38ºc atau terlalu dingin <36ºc)

3) Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau


pucat, dan memar

4) Pemberian makan, hisapan lemah, mengantuk berlebihan,


banyak muntah

5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk

6) Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, hijau tua, ada


lendir atau darah pada tinja

7) Aktivitas menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah


tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, tidak
bisa tenang, menangis terus menerus.

f. Imunisasi

Imunisasi merupakan cara atau transfer antibody secara


pasif.Imunisasi berfungsi untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak bayi
terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi sakit.

Tujuan imunisasi adalah mencegah terjadinya penyakit tertentu


pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi).

a. Jadwal Imunisasi
PAGE \* MERGEFORMAT 22

1) 0-7 hari : HB0

2) 1 Bulan : BCG, Polio 1

3) 2 Bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 2

4) 3 Bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 3

5) 4 Bulan : DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV

6) 9 Bulan : Campak

7) 18 Bulan : DPT-HB-Hib

8) 24 Bulan : Campak

b. Jenis vaksin

1) Hepatitis mencegah penularan penyakit hepatitis B dan


kerusakan hati

2) BCG mencegah penularan penyakit (Tuberkolusis) yang berat

3) POLIO, IPV mencegah penularan penyakit Polio yang dapat


menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai dan atau lengan.

4) DPT HB HIB mencegah penularan penyakit difteri yang


menyebabkan penyumbatan jalan nafas, batuk rejan (batuk 100
hari), tetanus, hepatitis B yang menyebabkan kerusakan hati,
infeksi HIB menyebabkan meningitis (radang selaputotak)

5) Campak mencegah penularan penyakit campak yang dapat


mengakibatkan komplikasi radang paru, radang otak dan
kebutaan

10. Masalah Pada Bayi Baru Lahir

a. Asfiksia
PAGE \* MERGEFORMAT 22

Merupakan keadaan gagal napas secara spontan dan teratur yang dialami
bayi segera setelah lahir sehingga bayi tidak mendapatkan oksigen.
b. Ikterus
Keadaan dimana bayi mengalami hiperbilirubin yang mennyerupai
penyakit hati.
c. Berat Badan Bayi Lahir Rendah
Keadaan bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500gr.
d. Pemberian makanan, hisapan lemah, mengantuk dan muntah
e. Tali pusat memerah, bengkak, keluar cairan/nanah, bau busuk dan berda
rah.
f. Infeksi di tandai dengan : suhu tinggi, merah, bengkak( nanah, bau busuk,
pernapasan sulit)
g. Tinja/kemih dalam waktu 24 jam, tinja lembek dan sering, hijau tua, ada
lendir darah pada tinja
h. Menggigil, kejang halus, lemas dan mengantuk.
PAGE \* MERGEFORMAT 22

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

PADA BAYI NY. E.L.H

DI UPTD PUSKESMAS AINIBA

No Register/Rekam Medik : 04043020


Tanggal Pengkajian : 07 November 2023
Jam : 08.30 WITA
Tempat Pengkajian : UPTD Puskesmas Ainiba
Nama Mahasiswa : Suliani Dano
NIM : 161231052

I. Data Subyektif
A. Identitas
1. Identitas Pasien
a. Nama orang tua : BY. Ny. E,L.H
b. Umur : 1 hari
c. Tanggal Lahir : 06 November 2023, jam 11.00
wita
d. Jenis Kelamin : Perempuan
2. Identitas Penanggung jawab
a. Nama ayah : Tn.L.A/ Ny.E.L.H
b. Umur Ayah : 34 thn/ 24 thn
c. Agama : Katholik
d. Suku/Bangsa : Tetun/ Indonesia
e. Pendidikan : SMP/SMA
PAGE \* MERGEFORMAT 22

f. Pekerjaan : Ojek / IRT


g. Alamat : Fatukbot/ Fatukbot
B. Alasan Datang / Kunjungan : -
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan maternal
a. Penyakit jantung : tidak ada
b. Diabetes Melitus : tidak ada
c. Penyakit ginjal : tidak ada
d. Penyakit Hati : tidak ada
e. Hipertensi : tidak ada
f. Penyakit Kelamin : tidak ada
g. RH : tidak ada
h. Riwayat Abortus : tidak ada
2. Riwayat kesehatan prenatal
a. Hari pertama Haid terakhir : 02 Februari 2023
b. Ante Natal care :Periksa secara teratur
c. Imunisasi TT : TT 5
d. BB ibu : 48 kg
e. Keluhan TM.III : Tidak ada
f. Perdarahan : Tidak ada
g. Pre eklampsi : tidak ada
h. Gestasional diabetes : tidak ada
i. Kelainan ketuban : tidak ada
j. Infeksi : tidak ada

3. Riwayat Kesehatan intranatal


a. Tanggal lahir : 06 -11 - 2023
b. Tempat : Puskesmas
c. Penolong : Bidan
d. Jenis persalinan : Normal
e. Lama persalinan : 8 jam
PAGE \* MERGEFORMAT 22

f. Ketuban pecah : 10.50 wita


g. Penyulit : Tidak ada
h. Penggunaan obat selama persalinan: Oxitosin
4. Riwayat Post Natal
a. Usaha napas : bayi bernapas tanpa bantua
n
b. Penilaian awal : 1 menit pertama
c. APGAR score : 8-9-10

No Kriteria 1 menit 5 menit 10 menit

1 Denyut jantung 2 2 2

2 Usaha nafas 2 2 2

3 Tonus otot 2 2 2

4 Reflek 1 2 2

5 Warna kulit 1 1 2

Total 8 9 10

d. Kebutuhan resusitasi : tidak di lakukan


e. Trauma lahir : tidak ada
II. Objektif
A. Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran :composmentis
3. Tanda-tanda vital : Suhu 36,
0
6 C, pernapasan 48x/mnt Nadi 120
x/mnt
4. Antropometri :
a. Berat Badan : 3000 gram
PAGE \* MERGEFORMAT 22

b. Panjang Badan : 48 cm
c. Lingkar Kepala : 34 cm
d. Lingkar Dada : 34 cm
B. Pemeriksaan fisik atau status pasien
1. Kepala :
a. Ubun-ubun : Ubun-ubun kecil teraba cekung, u
bun- ubun besar teraba datar
b. Sutura, molase : Normal, tidak ada molase
c. Caput sucedaneum atau cephal hematom: tidak ada caput
2. Muka : Bulat,oval
3. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda
sclera putih, tidak ada kelainan
4. Hidung : Bersih, tidak ada kelainan
5. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak
ada kelainan
6. Mulut : Simetris, normal
a. Bibir/palatum : Normal, tidak ada kelainan
b. Pemeriksaan bibir sumbing: Tidak ada kelainan
7. Leher : Kelenjar tiroid tidak membesar
8. Dada :
a. Bentuk : Simetris,normal, tidak ada kelaina
n
b. Putting susu : menonjol, dan kecoklatan
c. Bunyi nafas :teratur, normal
d. Bunyi jantung : teratur, normal
9. Bahu, lengan dan tangan : normal
10. Abdomen : normal
a. Bentuk : normal
b. Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis:tidak ada
penonjolan
PAGE \* MERGEFORMAT 22

c. Perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah tali pusat: ti


dak ada
d. Benjolan : tidak ada
11. Genetalia/alat kelamin : Scro
tum sudah turun
12. Ekstramitas atas : Tangan kan
an dan kiri simetris,
Tonus otot aktif, jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap
13. Ekstramitas bawah : Kaki kiri dan kanan simetris, tonu
s otot aktif, jari kaki kiri dan kanan lengkap
14. Punggung / spina bifida : tida
k ada benjolan
15. Kulit

a. Verniks : ada menipis


b. Warna : kemerahan
c. Pembengkakan: tidak ada pembengkan
d. Tanda-tanda lahir: tidak ada
16. Refleks fisiologis
:
a. Refleks moro : Bayi merespon tib
a-tiba/kaget bila
mendengar suara di dekatnya
b. Reflek rooting : Bayi akan
mengikuti jari yang
akan diletakkan didekat mulutnya
c. Reflek sucking : Bayi secara
otomatis mengisap
Barang yang di tempatkan di mulutnya
d. Reflek grasping : Bayi otomatis menggenggam ba
rang yang di letakan ditelapak tangannya
PAGE \* MERGEFORMAT 22

e. Reflek tonic nek : Bayi akan


menoleh /menggerakan
Kepalanya ketika mendengar suara
17. Pemeriksaan penunjang

a. Darah (HB, golda, dll): tidak dilakukan


b. R/O foto Dll : tidak di lakukan

III. Analisa
Diagnosa: Bayi Baru Lahir Normal Pada By. Ny.E.L.H. umur 1 hari

IV. Planning/perencanaan/pelaksanaan
Tanggal : 07 November 2023
Jam : 08.30 wita
1. Memberitahukan kepada ibunya bahwa bayinya dalam ke
adaan
Sehat dan normal.
Evaluasi: ibu dan keluarga mengatakan merasa senang mendenga
r hasil pemeriksaan bayinya
2. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara
mengganti pakaian yang basah dengan pakaian yang bersih dan k
ering, membedong bayi dengan selimut dan memakaikan topi
Evaluasi: Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat tel
ah dilaksanakan dan telah dikonselingkan kepada ibu dan keluarg
a.
3. Memberikan injeksi vitamin K 1 0,5 mg di paha bagian kiri
Evaluasi: Pemberian vitamin K1 telah diaksanakan.
4. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi dengan cara menjaga a
gar tetap kering. Apabila tali pusat kotor cucilah dengan menggu
nakan air bersih dan sabun kemudian di keringkan.
PAGE \* MERGEFORMAT 22

Evaluasi: Perawatan tali pusat telah dilaksanakan dan telah di ko


nselingkan kepada ibu dan keluarga.
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan nutrisi yang adekuat pada
bayi dengan pemberian Asi Eksklusif secara teratur setiap 2 jam
sekali atau on demand ( sesuai kebutuhan bayi minimal 8 kali seh
ari)
Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan Bidan dan akan melak
ukannya sesuai dengan hal-hal yang telah dianjurkan.
6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir:
cara mengisap lemah, bayi kuning, muntah terus menerus, perut
kembung, susah bernapas. Bila ditemukan tanda bahaya tersebut
segera di bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Evaluasi: ibu mengerti dengan penjelasan Bidan dan akan melak
ukannya sesuai dengan hal-hal yang sudah dianjurkan.
7. Memberitahukan pada ibu untuk membawa bayinya ke Posyandu
atau Puskesmas untuk mendapat imunisasi dasar lengkap.
Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan Bidan dan akan melaks
anakan sesuai dengan hal-hal yang sudah dianjurkan.

Catatan Perkembangan
Tanggal: 09 November 2023
Jam: 08.30 wita
Tempat: Rumah
A. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayi sudah menyusu kuat, ASInya lancar
dan bayinya tidak rewel
B. Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
0
Suhu : 36,8 C
Nadi : 148 x/menit
PAGE \* MERGEFORMAT 22

Pernapasan : 48 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Mata : tidak ada tanda infeksi
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, pe
rnapasan teratur.
Abdomen : tidak ada benjolan, tidak ada perd
arahan tali pusat
C. Analisa
Diagnosa: By.Ny.E.L.H umur 3 hari
D. Planning/Perenanaan/Pelaksanaan
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarg
0
a bahwa bayi dalam keadaan sehat dan baik, S. 36,8 C, N.
144x/mnt, pernapasan :44 x/mnt. Ibu mengerti tentang has
il pemeriksaan.

2. Memberitahu ibu jadwal imunisasi yang ke 2 saat usia 1 b


ulan untuk imunisasi BCG, Polio 1
3. Mengingatkan ibu jika ada tanda-tanda bahaya pada bayin
ya seperti: Demam, kejang,tidak mau menyusu, bayi meri
ntih kulit dan badan bayi kuning, dan mata bernanah seger
a membawa bayinya kefasilitas kesehatan terdekat.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan melakukan hal-hal yang
sudah diingatkan.
4. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melaksanakan hal-hal ya
ng telah diingatkan.
5. Mengingatkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayi
nya 2 jam sekali, jika bayinya tidur dibangunkan untuk dis
usui. Ibu mengerti dan akan menerapkannya.
PAGE \* MERGEFORMAT 22

6. Memotivasi ibu untuk memberikan Asi saja kepada bayin


ya sampai usia 6 bulan. Ibu mengerti dan akan menerapka
nnya.

Catatan Perkembangan
Tanggal: 14 November 2023
Jam: 09.00 WITA
Tempat: rumah
A. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik dan
bayi sudah menyusu (bayinya tidak rewel
B. Data obyektif
Keadaan Umum : Baik
Tonus Otot : Aktif
Berat Badan : 2970 gram
Tali Pusat : Sudah layu
Warna kulit : Kemerahan
Menyusu : 11-12x/hari
BAK : 6x/hari
BAB : 3x/hari
Konsistensi : Lebih padat hijau coklat

C. Analisa
Diagnosa: Bayi Ny.E.L.H umur 8 hari
D. Planning/Perencanaan/pelaksanaan
1. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI saja hingga
usia bayi 6 bulan (ASI Ekslusif). Ibu mengerti dan
akan menerapkannya.
2. Mengingatkan ibu untuk menjemurkan bayinya di
pagi hari selama 10-15 menit. Ibu mengerti dan
bersedia untuk menerapkannya.
PAGE \* MERGEFORMAT 22

3. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan


bayinya dengan memakaikan topi bayi dan tidak
menempatkan di ruangan yang dingin. Ibu mengerti
4. Memberikan konseling kepada ibu tentang Laktasi.
Ibu mengerti
5. Mengingatkan kembali kepada ibu tentang tanda
bahaya bayi baru lahir seperti : Kejang, Demam,
Tidak mau menyusu, Bayi merintih, Mata
bernanah, Kulit dan mata pada bayi kuning untuk
segera datang. Ibu mengerti
PAGE \* MERGEFORMAT 68

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam BAB ini penulis akan membahas kesesuaian dan kesenjangan

yang ditemukan antara teori dan praktek dilapangan, serta kendala-kendala yang

terjadi dilapangan selama melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Norm

al pada Bayi Ny. E.L.H umur 1 hari di UPTD Puskesmas Ainiba

A. Data Subjektif.

Dari hasil data subjektif Ny. E.L.H usia 25 tahun GIII PI1A0, HPHT 02 Feb

ruari 2023, TP 09 November 2023, Usia Kehamilan 39 minggu, ini merupakan

anak ketiga, belum pernah keguguran. Ibu melahirkan normal pada hari Senin, 06

November 2023 pukul 11.00 WITA. Ibu dan keluaga tidak memiliki riwayat

penyakit menurun, menahun maupun menular seperti jantung, hipertensi, asma,

malaria, DM, ginjal hepatitis. Ibu tinggal di perkampungan yang bersih dan

nyaman. Sumber air yang digunakan sehari-hari dari sumur.Ibu mempunyai

fasilitas pembuangan sampah. Ibu tidak memiliki hewan peliharaan.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 sampai 42

Minggu dan berat badan lahir 2500 - 4000 gram. Pengertian dari Aterm adalah

umur kehamilan 37- 42 minggu.

Berdasarkan usia kehamilan Ny.E.L.H saat persalinan yaitu 39 minggu

dengan HPHT 02 Februari 2023 TP 09 November 2023. Maka sesuai dengan teori
PAGE \* MERGEFORMAT 68

dimana usia kehamilan 37- 42 minggu termasuk aterm atau cukup bulan. Dapat di

simpulkan bayi Ny.E.L.H bayi cukup bulan.

Pada pukul 08.30 WITA dilakukan pengkajian pada bayi Ny.E.L.H usia 1 H

ari. Dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD) pada bayi selama 60 menit, bayi telah

berhasil menyusu pada menit ke 7 dan bayi sudah dapat menyusu dengan baik.

Memulai menyusu dini akan mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari

ke bawah, meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan lamanya bayi

disusui, merangsang produksi ASI, memperkuat refleks menghisap bayi refleks

menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.

Berdasarkan uraian teori melakukan inisiasi menyusu bayi pada 1 jam

pertama dan berhasil pada menit ke 7 dan bayi sudah dapat menyusu, hal ini sesuai

dengan teori refleks menghisap bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama

setelah lahir.

Bayi Ny.E.L.H usia 1 hari sudah menyusu kuat sebanyak 2x lamanya 10-15

menit. Sudah BAK sebanyak 1x pada 2 jam pertama. Sudah tidur selama kurang

lebih 1 jam dan sudah diberikan salf mata dan vitamin K1.

Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh serabut

saraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon ini yang

memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin sering bayi menghisap puting

susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Pada hari-hari pertama

kelahiran bayi, apabila penghisapan puting susu cukup adekuat maka akan

dihasilkan secara bertahap 10-100ml ASI.


PAGE \* MERGEFORMAT 68

Bayi Ny.E.L.H dapat menyusu kuat sebanyak 2x lamanya 10-15 menit,

berdasarkan uraian teori hal ini sejalan, dimana pada hari-hari pertama kelahiran

bayi telah berhasil menghisap putting susu ibu dengan adekuat maka akan

dihasilkan 10-100ml ASI secara bertahap.

Pada tanggal 09 November 2023 pukul 08.00 WITA, dilakukan pengkajian

bayi usia 3 hari, Ibu mengatakan bayi sudah menyusu sebanyak 11× lamanya 10-15

menit, sudah BAK 5× berwarna kuning dan BAB 3× berwarna hijau kecoklatan

konsistensi lunak.

Frekuensi BAK untuk bayi baru lahir bertambah 1 kali setiap hari, yaitu hari

pertama 1 kali, hari kedua 2 kali dan seterusnya sampai volume produksi ASI mulai

bertambah terjadi pada 72 - 96 jam pasca kelahiran. Pada hari pertama, BAB bayi

akan berwarna hitam atau hijau gelap dan pekat.hal ini normal karena bayi sedang

mengeluarkan mekonium pertama dan diharapkan keluar dalam 24 jam.

Bayi usia 1 hari sudah BAK sebanyak 5× berwarna kuning dan sudah BAB

sebanyak 3× berwarna hijau kecoklatan dengan konsistensi lunak. Hal ini sejalan

dengan uraian teori Frekuensi BAK untuk bayi baru lahir bertambah 1 kali setiap

hari nya BAB bayi akan berwarna hitam atau hijau gelap dan pekat.

Pada tanggal 14 November 2023 pada pukul 09.00 WITA, pada kunjungan

ulang usia bayi 8 hari, Ibu mengatakan bayinya tidur ± 14 jam dalam sehari, tali

pusat sudah puput sejak hari ke 6 setelah lahir yaitu tepat pada tanggal 14 Novembe

r 2023 tali pusat puput.

Pola tidur normal bayi baru lahir adalah 14-18 jam/hari. Bayi yang usianya

baru mencapai 2 bulan. umumnya membutuhkan tidur 14 sampai 18 jam setiap


PAGE \* MERGEFORMAT 68

hari. Teknik terbuka untuk pengobatan memiliki efektifitas sebesar 60% sedangkan

dengan teknik di tutup efektifitas sebesar 30% untuk lebih cepat puput.perbedaan

ini dimungkinkan karena kondisi yang cenderung lembab.

Bayi Ny.E.L.H tidur ± 14 jam dalam sehari hal ini masih dalam batas

normal, berdasarkan uraian teori tidak terdapat kesenjangan dimana kebutuhan

tidur usia bayi < 2 bulan yaitu 14-18 jam/hari. Tali pusat puput pada hari ke 6 yaitu

tanggal 12 November 2023. Ibu menerapkan perawatan tali pusat kering terbuka

dan tidak lembab pada bayinya sehingga memiliki ke efektifitasan yang lebih besar

dibanding perawatan tali pusat dengan teknik ditutup.

B. Data Objektif

Pada tanggal 14 November 2023 berdasarkan penilaian pada awal bayi baru

lahir didapatkan bayi Ny.E.L.H lahir spontan pukul 11.00 WITA dengan keadaan

umum baik, bayi menangis kuat, tonus otot aktif, kulit kemerahan.

Penilaian segera setelah proses persalinan, lakukan penilaian awal pada bayi

baru lahir yang berupa kondisi pernafasan bayi, gerakan aktif bayi, dan warna kulit

bayi. Pada saat lahir, kulit bayi yang baru lahir dapat menunjukkan berbagai warna,

tekstur dan tanda, yang banyak diantaranya akan hilang dengan sendirinya. Kulit

bayi yang sangat halus terlihat merah kehitaman karena tipis, dan lapisa lemak

subkutan belum melapisi kapiler. Kemerahan ini tetap terlihat pada kulit sekalipun

ketika bayi menangis, kulit akan terlihat lebih kemerahan. Perhatikan warna kulit

saat bayi lahir, kulit bayi mungkin tampak berwarna kemerahan. Namun tangan dan
PAGE \* MERGEFORMAT 68

kaki bayi mungkin kebiruan (acrosianosis) karena aliran darah dan oksigen belum

sempurna. Ketika sistem sirkulasi bayi terbuka, warna kebiruan ini akan hilang.

Hal ini sesuai dengan uraian teori dimana pada saat bayi baru lahir dilakukan

penilaian awal yaitu dengan menilai tangisan bayi, pernafasan, gerakan bayi dan 38

warna kulit pada bayi, berdasarkan hasil yang ditemukan bayi dalam keadaan baik

yaitu keadaan umum baik, bayi menangis kuat, tonus otot aktif, kulit kemerahan.

Pada pukul 08.30 WITA dilakukan pengkajian bayi 1 hari. Didapatkan tanda -

tanda vital dalam keadaan normal, yaitu Nadi : 144x/m, Pernapasan : 46x/m, S : 36,

7˚C dan pada pemeriksaan antropometri di dapatkan BB 2970 gram, PB 48 cm,

Lingkar kepala 34 cm, Lingkar dada 33 cm, Lingkar perut 33 cm, Nadi 144x/m, Per

napasan 46x/m, Suhu 36,7˚C.

Pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal berkisar 32 - 37 cm,

lingkar dada 34 - 36 cm, panjang badan 45 - 53 cm, berat badan bayi 2500 - 4000

gram. Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5 -37,5˚C. Denyut nadi

bayi yang normal berkisar 120 -140 kali permenit. Pernafasannya bervariasi dari 40

sampai 60 kali permenit. Pada rumus Johnson Tausack menggunakan suatu metode

untuk menaksirkan berat badan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri (TFU),

yaitu dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis sampai puncak fundus

uteri dengan mengikuti lengkungan uterus, memakai pita pengukur dalam

centimeter dikurangi 11, 12, atau 13 hasilnya dikalikan 155, didapatkan berat badan

bayi dalam gram. Pengurangan 11, 12, atau 13 tergantung dari posisi kepala bayi.

Jika kepala sudah melewati tonjolan tulang (spinaischiadika) maka dikurangi 12,

jika belum melewati tonjolan tulang (spinaischiadika) dikurangi 11. Rumus


PAGE \* MERGEFORMAT 68

Johnson adalah TBJ = (TFU-N) x 155. N = 13 bila kepala belum masuk PAP, 12

bila kepala masih berada di atas spina ischiadika, 11 bila kepala berada di bawah

spina ischiadika.

Berdasarkan uraian teori dimana menggunakan rumus Johnson Tausack

untuk menghitung TBJ = TFU (30cm - 11) x 155. Maka hasil yang didapatkan

yaitu TBJ 2.945 gram. Berat badan lahir pada bayi temukan 2500 gram, hal ini

sejalan dengan teori dimana TBJ yang diperkirakan dengan berat badan lahir tidak

jauh berbeda. Panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, laju jantung, laju nafas

dan suhu yang ditemukan dalam batas baik tidak ditemukan kesenjangan. Dari hasil

pemeriksaan fisik secara sistematis pada kepala bayi Ny.E.L.H ditemukan bentuk

proposional, rambut tebal, tidak ada moulage, tidak ada benjolan, cekungan atau

kelainan lainnya.

Pemeriksaan fisik secara sistematis pada bayi baru lahir Kepala teraba

sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal. Pada

kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang

disebut moulding atau moulase. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar

dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil

terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan

tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat dehidrasi.

Perhatikan adanya kelainan congenital seperti anensefali, mikrosefali, kraniotabes

dan sebagainya.
PAGE \* MERGEFORMAT 68

Berdasarkan pemeriksaan yang ditemukan pada bayi Ny.E.L.H didapatkan

yaitu kepala bentuk proposional, rambut tebal, tidak ada moulage, tidak ada

benjolan, cekungan atau kelainan lainnya. Hal ini sesuai dengan uraian teori tidak

ditemukan kelainan pada kepala bayi.

Pada pemeriksaan telinga bayi ditemukan hasil yaitu telinga Simetris,

terletak sejajar dengan sudut mata, daun telinga elastis, terdapat lubang telinga,

tidak ada pengeluaran cairan abnormal.

Pada telinga Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada bayi

cukup bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna

dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun

telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami

sindrom tertentu (Pierre-robin).

Hal ini sesuai dengan teori dimana telinga Simetris, terletak sejajar dengan

sudut mata, daun telinga elastis, terdapat lubang telinga, tidak ada pengeluaran

cairan abnormal, tidak terdapat kelainan pada telinga bayi. Hal ini dapat

disimpulkan tidak ditemukan kelainan pada telinga bayi.

Pada mata ditemukan hasil Simetris, sclera putih, tidak terdapat tanda

infeksi, reflex berkedip dan refleks cahaya positif, tidak ada kelainan. Pada Hidung

terdapat septum ditengah, terdapat dua lubang hidung, bersih, tidak ada kelainan,

tidak ada pernapasan cuping hidung. Bibir tidak ada kelainan, berwarna kemerahan,

tidak ada palatoskiziz maupun labioskizis, lidah bersih, mukosa lembab, gusi
PAGE \* MERGEFORMAT 68

kemerahan, refleks mencari positif, refleks menghisap positif, dan refleks menelan

positif.

Pada mata periksa mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian

sebagai kekeruhan pada kornea. Katarak congenital akan mudah terlihat yaitu pupil

berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Hidung atau mulut Bibir bayi baru lahir

harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan simetris bibir dipastikan tidak adanya

sumbing dan langit-langit harus tertutup. Refleks hisap bayi harus bagus, dan

berespon terhadap rangsangan. Bayi harus bernafas dengan hidung, jika melalui

mulut harus diperhatikan kemungkinan adanya obstruksi jalan nafas karena atresia

koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke

nasofaring.

Hal ini sesuai dengan teori dimana pada mata ditemukan mata Simetris,

sclera putih, tidak terdapat tanda infeksi, refleks berkedip dan refleks cahaya

positif, tidak ada kelainan pada mata bayi. Tidak terdapat kelainan pada hidung,

hidung terdapat septum ditengah, terdapat dua lubang hidung, bersih, tidak ada

kelainan, tidak ada pernapasan cuping hidung dan pada mulut bayi, refleks mencari,

menghisap dan menelan pun baik.

Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi dengan hasil yaitu tidak

teraba benjolan, tidak bengkak pada leher bayi, pergerakan baik, dan tidak ada

pembesaran pada kelenjar tiroid dan vena jugularis. Pada pemeriksaan dada

ditemukan yaitu bentuk dada normal dan simetris, putting susu kecoklatan dan

menonjol, bunyi nafas dan jantung teratur, tidak ada retraksi dada.
PAGE \* MERGEFORMAT 68

Pada leher pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan

kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa adanya trauma leher yang dapat

menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis lakukan perabaan untuk

mengidentifikasi adanya pembengkakan. Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid

dan vena jugularis. Pada dada Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat

dan simetris. Payudara baik pada laki-laki maupun perempuan terlihat

membesar.karena pengaruh hormone wanita dari darah ibu. Periksa kesimetrisan

gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami

pneumotorik, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. pernafasan yang normal

dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.

Tidak ada kesenjangan antara teori dengan pemeriksaan leher bayi di

dapatkan dengan hasil yaitu tidak teraba benjolan dan tidak bengkak pada leher

bayi hal ini sesuai dengan teori. Dari pemeriksaan dada yang di dapatkan tidak

terdapat kelainan pada dada bayi ditemukan dengan hasil simetris, putting susu

menonjol hal ini sesuai dengan teori karena penonjolan putting susu pengaruh dari

hormone ibu.

Pada pemeriksaan abdomen bayi ditemukan tidak teraba benjolan, tidak ada

penonjolan umbicalis, tidak ada perdarahan maupun tanda-tanda infeksi pada tali

pusat. Didapatkan hasil pemeriksaan pada genetalia bayi Ny.E.L.H yaitu Scrotum s

udah turun, Perut Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,

perdarahan tali pusat. Perut harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan

dengan gerakan dada saat beernafas. Kaji adanya pembengkakan, jika perut sangat

cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, perut yang membuncit


PAGE \* MERGEFORMAT 68

kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut kembung

kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus

omfaloentriskus persisten. Labia mayora normalnya menutupi labia minora dan

klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Menstruasi palsu kadang ditemukan, diduga

pengaruh hormon ibu disebut juga psedomenstruasi, normalnya terdapat umbai

hymen. Dari hasil pemeriksaan bayi tidak ditemukan kelainan maupun masalah

pada abdomen hal ini sejalan dengan uraian teori seperti tidak adanya

pembengkakan maupun tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat bayi. Pada

pemeriksaan 42 genetalia bayi berjenis kelamin perempuan yaitu labia mayora yang

sudah menutupi labia minora, dan tidak terdapat kelainan.

Pada pemeriksaan punggung bayi Ny.E.L.H tidak ditemukan adanya

benjolan atau cekungan dan tidak terdapat bercak mongol, pada anus terdapat

lubang anus ditandai dengan bayi sudah dapat BAB. Pada pemeriksaan ekstremitas

tangan kanan dan kiri simetris, tonus otot aktif, jumlah jari tangan kanan dan kiri

lengkap. Kaki kanan dan kiri simteris, tonus otot aktif, jumlah jari kaki kanan dan

kiri lengkap.

Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda

abnormalitas seperti pembengkakan atau cekungan, lesung atau bercak kecil

berambut yang dapat menunjukan adanya abnormalitas medulla spinalis atau

kolumna vertebrata. Bahu, lengan dan tangan Gerakan normal, kedua lengan harus

bebas gerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau

fraktur. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya plidaktili atau sidaktili. Telapak

tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan
PAGE \* MERGEFORMAT 68

abnormalitas kromosom, seperti trisomi . Periksa adanya paronisia pada kuku yang

dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.

Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukannya kelainan pada punggung

maupun anus bayi hal ini sejalan dengan teori tidak ada tanda-tanda abnormalis

seperti pembengkakan atau cekungan pada punggung bayi. Pada bahu tidak

terdapat kelainan jumlah jari lengkap, pergerakan aktif hal ini sejalan dengan uraian

teori tidak adanya kerusakan neurogalis atau fraktur pada bahu bayi dan julah jari

tangan dan kaki lengkap.

Pada tanggal 09 November 2023 berdasarkan pemeriksaan fisik usia bayi 3

hari, yaitu ditemukan berat badan bayi 2980 gram ini menunjukan adanya

penurunan berat badan pada bayi, berat badan bayi pada saat lahir yaitu 2970 gram.

Selama 24-48 jam pertama setelah kelahiran, berat badan bayi mengalami

penurunan sekitar 5 sampai 7%. Berat badan sebaiknya tiap hari dipantau

penurunan berat badan lebih dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukan

kekurangan cairan.

Hal ini sejalan dengan uraian teori dimana berat badan bayi usia 1 hari

mengalami penurunan. Dengan rentan penurunan sekitar 5 sampai 7%,. Pada bayi

Ny.EL.H terjadi penurunan berat badan yaitu mencapai 4, 65% hal ini masih dalam

batas normal.

Pada pukul 09.00 WITA bayi Ny.E.L.H usia 8 hari dilakukan pemeriksaan

tanda - tanda vital pada bayi. Didapatkan hasil yaitu pada N : 146x/m, pernapasan :

45x/m dan Suhu : 36,8˚C.


PAGE \* MERGEFORMAT 68

Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5˚- 37,5˚C. Denyut nadi

bayi yang normal berkisar 120 - 140 kali permenit. Pernafasannya bervariasi dari

40 sampai 60 kali permenit. Jika dilihat dari teori hal ini sejalan karena hasil Nadi

pada bayi 146x/m dengan normal berkisar 120-140x/menit, pernafasan bayi 45x/m

dengan rentan normal berkisar 40-60x/menit, dan suhu bayi 36,8˚C dengan batasan

normal berkisar 36,5-37,5˚C.

Pada Kunjungan ulang tanggal 14 November 2023 bayi Ny.E.L.H usia 9 hari

yaitu terjadi kenaikan berat badan bayi menjadi 3000 gram. Sedangkan berat badan

saat lahir yaitu 2970 gram.

Kenaikan berat badan 2 - 4 minggu setidak - tidaknya 160 gram per minggu

(setidak -tidaknya 15 gram/hari). Bayi cukup ASI yaitu terjadi peningkatan berat

badan yang cukup sebesar ≥115 - 200 gram per minggu setelah usia 4 hari.

Berdasarkan berat badan bayi Ny.E.L. pada saat usia 9 hari menunjukan

mengalami adanya kenaikan dari berat badan saat lahir yaitu 2980 gram menjadi

3000 gram. Hal ini menunjukan kenaikan berat badan sekitar 420 gram atau 16,2%

menandakan dimana bayi cukup ASI.

C. Analisa

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif dapat ditegakkan

analisa yaitu Bayi Ny. E.L.H Neonatus Cukup Bulan. Kemudian berdasarkan data

perkembangan didapatkan laju Jantung : 144x/m, laju nafas : 46x/m, s : 36,7˚C, berat

badan 2790 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala : 33 cm, lingkar dada : 33 cm,
PAGE \* MERGEFORMAT 68

lingkar perut : 30 cm, maka Bayi Ny.E Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa

Kehamilan

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 sampai 42

Minggu dan berat badan lahir 2500 - 4000 gram. Tanda-tanda bayi baru lahir normal

Lahir aterm antara 37- 42 minggu, Berat badan 2500 - 4000 gram, Panjang badan 48 -

52 cm, Lingkar dada 30 - 38 cm, Lingkar kepala 33 - 35 cm, Frekuensi jantung 120-

160×/menit, Pernapasan ± 40 - 60×/menit, Kulit kemerahmerahan dan licin karena

jaringan subkutan cukup, Nilai APGAR > 7, Gerakan aktif, Bayi lahir langsung

menangis kuat.

Analisa ditegakan berdasarkan data objektif dan subjektif bahwa bayi neonatus cukup

bulan sesuai masa kehamilan yang di perkuat dengan usia kehamilan ibu saat

persalinan yaitu 38 minggu dan berat badan bayi saat lahir yaitu 2970 gram, gerakan

aktif, menangis kuat, warna kulit kemerahan.

D. Penatalaksanaan

Telah dilakukan upaya menjaga kehangatan pada bayi baru lahir

dengan mengeringkan tubuh bayi kecuali kedua telapak tangan. Menggunakan

kain bersih dan kering, serta memakaikan topi pada kepala bayi. Dilakukan

upaya dalam membebaskan jalan nafas dengan usaha isap lendir menggunakan

alat penghisap lendir yaitu suction dilakukan pada mulut bayi.

Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada bayi baru lahir

belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya

pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia.


PAGE \* MERGEFORMAT 68

Membebaskan Jalan Nafas dengan cara sebagai berikut yaitu, penolong segera

46 membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai Alat penghisap lendir mulut

(De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril. Bila cairan amnion yang

mengandung meconium terintalasi oleh bayi. Mekonium membantu

pertumbuhan pathogen yang mematikan dalam jalan respirasi, karena meconium

merupakan medium yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Bila segera tidak

bersihkan / dihisap dengan baik, maka saat bayi aktif bernafas setelah lahir,

meconium akan tersedot masuk ke jaringan paru, dan bayipun mengalami sesak

nafas.

Maka dapat di simpulkan upaya dalam pencegahan kehilangan panas

pada bayi baru lahir sudah dilakukan sesuai dengan teori. Hal ini dilakukan

untuk mencegah bayi mengalami hipotermia dimana mekanisme pengaturan

suhu tubuh bayi belum berfungsi sempurna. Dilakukannya isap lendir pada bayi

hal ini pun sejalan dengan uraian teori untuk mencegah cairan ketuban yang

bercampur meconium masuk ke dalam paru dan mencegah bayi mengalami

sesak nafas.

Pada pukul 15,15 WITA memotong tali pusat dengan menggunakan klem

tali pusat, menjepit tali pusat sekitar 1-2 cm dari umbilikas bayi. Dari sisi luar

klem penjepit, mendorong isi talipusat kearah ibu dan melakukan penjepitan

kedua 2 cm dari klem pertama, dan dilakukan pemotongan diantara kedua klem.

Memotong dan mengikat tali pusat klem dan potong tali pusat setelah 2

menit setelah bayi lahir, tali pusat dijepit dengan klem dtt pada sekitar 3 cm dari
PAGE \* MERGEFORMAT 68

dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan,tekan tali pusat dengan dua

jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada

saat dilakukan pemotongan tali pusat). Kemudian jepit (dengan klem kedua) tali

pusat pada bagian yang isinya sudah dikosongkan, berjarak 2 cm dari tempat

jepitan pertama.

Pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir sudah dilakukan sesuai

dengan teori. Dimana pemotongan tali pusat dilakukan 2 menit setelah bayi lahir

dengan menggunakan klem dan menjepit tali pusat dengan klem sekitar 1-2 cm

dari umbilikas bayi.

Pada pukul 15.25 WITA telah melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

dimana bayi diletakkan pada dada ibu kulit bersentuhan dengan kulit dan inisiasi

47 menyusu dini telah berhasil pada menit ke 7. Dilakukan inisiai menyusi dini

selama 60 menit.

Prinsip menyusu / pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan

secara ekslusif. Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat letakkan bayi

tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu.

Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih,

bahkan sampai bayi dapat menyusu sendiri

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sudah dilakukan sesuai dengan uraian teori

dimana telah dilakukan segera setelah bayi lahir. Dilakukan selama 60 menit

bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu

dan bayi telah berhasil menyusu sendiri.


PAGE \* MERGEFORMAT 68

Pada pukul 16.15 WITA telah dilakukan pemberikan salf mata

oxytetracycline 1% diberikan pada kedua mata bayi upaya untuk pencegahan

infeksi pada mata bayi. Dilakukan pemberian vit K 1mg pada ⅓ paha kiri bayi

secara IM dilakukan untuk mencegah perdarahan pada otak bayi.

Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak

kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi tersebut

menggunakan antibiotika tetrasiklin 1%. salep antibiotika harus tepat diberikan

pada waktu 1 jam setelah kelahiran.Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif

jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran. Vitamin K1 injeksi 1mg

intramuscular setelah 1 jam kontak kulit ke kulit untuk mencegah perdarahan

bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin k yang dapat dialami oleh sebagian bayi

baru lahir.

Pemberian salep mata sudah dilakukan sesuai dengan teori dilakukan

setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu, diberikan pada

kedua mata bayi salf mata oxytetracycline 1%. Pemberian vitamin K 1mg pada

⅓ paha kiri secara IM telah dilakukan sesuai dengan teori diberikan setelah 1

jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu dilakukan pada ⅓ paha kiri

bayi secara IM. Pukul 16.15 WITA setelah pemberian vit K pada paha bayi,

selanjutnya melakukan pemasangan gelang (tanda pengenal) pada tangan dan

kaki bayi. 48 Sesuai dengan nama ibu nya, dipasang hingga bayi akan pulang

dilakukan untuk identifikasi bayi.


PAGE \* MERGEFORMAT 68

Pemberian identitas Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi

perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus

diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai

waktu bayi dipulangkan.

Hal ini sesuai dengan uraian teori telah dilakukan pemberian gelang

(tanda pengenal) pada tangan dan kaki bayi harus tetap ditempatnya sampai

waktu bayi dipulangkan, hal ini perlu dilakukan karena untuk memudahkan

dalam identifikasi bayi.

Pada pukul 17.15 WITA bayi Ny.Y usia 2 jam. Telah dilakukan

pemberian suntik vaksin HB0, dengan dosis 0,5 ml dilakukan di paha luar atas

sebelah kanan bayi secara IM, menjelaskan kepada ibunya hal ini upaya untuk

pencegahan penyakit hepatitis B.

Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B

terhadap bayi, terutama jalur penularan Ibu bayi. Imunisasi Hepatitis B pertama

diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi baru berumur 2

jam.

Pemberian Imunisasi Hepatitis B sudah dilakukan sesuai dengan uraian

teori dilakukan dengan jarak 1 jam setelah pemberian vitamin K1. Pada paha

luar atas sebelah kanan bayi diberikan dengan dosis 0,5 ml disuntikan secara IM.

Hal ini bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi.

Memberikan motivasi kepada ibu bahwa untuk cukup hanya memberikan ASI
PAGE \* MERGEFORMAT 68

saja hingga usia bayi 6 bulan (ASI Ekslusif). Tanpa memberikan makanan serta

minuman apapun madu dan lain-lainnya.

ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja tanpa makanan dan minuman

lain. ASI eksklusif dianjurkan sampai enam bulan pertama kehidupan bayi.

Berdasarkan yang telah dilakukan hal ini sejalan dengan uraian teori.

Telah dilakukan upaya menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja tanpa 49

memberikan makanan maupun minuman yang lainnya hingga usia bayi 6 bulan

(ASI Ekslusif). Men Mengingatkan kepada ibu untuk menjemurkan bayinya di

pagi hari. Sebaiknya menjemur bayi dilakukan dibawah jam 10 pagi. Dilakukan

selama 10 hingga 15 menit. Menejemur bayi dilakukan hanya jika cuaca

mendukung.

Bayi yang baru lahir masih memiliki berbagai keterbatasan karena

organorgan tubuhnya yang belum berfungsi dengan sempurna, termasuk organ

hati. Hal ini menyebabkan bilirubin tidak dapat diolah dengan semestinya

sehingga kadar bilirubin dalam darah bayi meningkat, yang akan membuat kulit

bayi menguning. Untuk mengatasi hal ini untuk rutin menjemur bayi di bawah

terik matahari pagi. Ada berbagai manfaat yang bisa dirasakan, seperti :

Mencegah Bayi Kuning, manfaat menjemur bayi di pagi hari yang perlu

diketahui kasus bayi kuning terjadi ketika kandungan bilirubin pada bayi yang

baru lahir meningkat yang ditandai dengan rona kuning pada kulit bayi.

Peningkatan kadar bilirubin tersebut biasanya terjadi pada hari ke 3 hingga 5,

dan akan turun di hari ke 7 hingga 10. Dengan menjemur bayi di bawah sinar
PAGE \* MERGEFORMAT 68

matahari pagi, bilirubin dalam darah bayi dapat dipecah sehingga kadarnya

dapat diturunkan hingga normal. Manfaat menjemur bayi di pagi hari sinar

matahari pagi juga sangat berguna untuk menghangatkan tubuh bayi sehingga

lendir yang ada di dalam saluran pernafasan dapat keluar. Hal ini terutama

sangat membantu bagi bayi yang rentan mengalami alergi. Bayi sebaiknya

dijemur di bawah sinar matahari pagi sebelum jam 10.00. Agar tidak terlalu

panas, Anda bisa menjemurnya sebelum pukul 08.00 selama 15 menit saja.

Karena kulit bayi masih sangat sensitif, pehatikan juga durasi penjemurannya

agar tidak terlalu lama. Tidak harus berada di luar ruangan, Tetap bisa menjemur

bayi di dalam ruangan yang terpapar sinar matahari pagi jika tidak

memungkinkan untuk keluar rumah.

Sesuai dengan uraian teori dimana manfaat dari menjemur bayi di pagi

hari untuk mencegah bayi kuning. Dengan menjemur bayi di bawah sinar

matahari pagi, bilirubin dalam darah bayi dapat dipecah sehingga kadarnya

dapat diturunkan hingga normal.

Memberitahu kepada ibu jika ada tanda - tanda bahaya pada bayinya

seperti : kejang, demam, tidak mau menyusu, bayi merintih, mata bernanah, kulit

dan mata pada bayi kuning untuk segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat

tanpa menunggu jadwal kunjungan ulang.

Tanda-tanda bahaya pada bayi pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau

hisapan lemah, Kesulitan bernapas, yaitu pernapasan cepat >60/menit atau

menggunakan otot napas tambahan, letargi bayi terus-menerus tidur tanpa


PAGE \* MERGEFORMAT 68

bangun untuk makan, Warna abnormal kulit atau bibir biru (sianosis) atau bayi

sangat kuning, Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingiin (hipotermia),

Tanda atau perilaku abnormal atau tidak biasa, tidak bertinja selama 3 hari

pertama setelah lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkak, tinja

hijau tua atau berdarah atau lender, Mata bengkak atau mengeluarkan cairan.

Hal ini sejalan dengan uraian teori yang menjelaskan bahwa bayi baru

lahir perlu pengawasan. Maka dari itu perlu di ketahui tanda - tanda bahaya pada

bayi baru lahir seperti kejang, demam, tidak mau menyusu, bayi merintih, mata

bernanah, kulit dan mata pada bayi kuning. Agar segera cepat di ketahui dan di

tangani.
PAGE \* MERGEFORMAT 68

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini penyusun mengambil suatu kesimpulan dari laporan kasus
yang berjudul Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi Ny. E.L.H
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan di UPTD Puskesmas Ainiba
1. Data Subjektif pada Ny. E.L.H usia 25 tahun GIII P1IA0, HPHT 02 Februari 2023,
TP 09 November 2023, Usia Kehamilan 39 minggu, ini merupakan anak ketiga,
belum pernah keguguran, TFU.31 cm. Ibu melahirkan normal pada hari Senin, 06
November 2023 pukul 11.00 WITA dengan ketuban pecah 15 menit yang lalu
pukul 10.45 WITA, ketuban warna putih jernih tidak berbau. Ibu dan keluarga
tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menahun maupun menular seperti
jantung, hipertensi, asma, malaria, DM, ginjal, hepatitis. Bayi diletakkan di dada
ibu untuk dilakukan IMD, pergerakan aktif. Ibu tinggal di perkampungan yang
bersih dan nyaman. Sumber air yang digunakan sehari-hari dari sumur/tangki. Ibu
mempunyai fasilitas pembuangan sampah. Ibu tidak memiliki hewan peliharaan.
2. Data Objektif didapatkan Keadaan umum baik, bayi menangis kuat, tonus otot
aktif, kulit kemerahan.
3. Analisa yang dapat ditegakkan adalah Bayi Ny.E.L.H Neonatus Cukup Bulan
dengan keadaan baik.

4. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu dengan menjaga kehangatan bayi,


membersihkan jalan napas dengan menghisap lendir, memotong tali pusat
dengan menggunakan klem tali pusat, melakukan Inisiasi Menyusu Dini,
memberikan salf mata oxytetracycline 1%, memberikan vit K 1 mg,
memberikan vaksin HB0, memandikan bayi. Pada kunjungan 8 hari tali pusat
sudah puput, keadaan umum baik, tonus otot aktif, berat badan 2980 gram,
warna kulit kemerahan, menyusu 11-12x/hari. Memberikan motivasi agar
memberikan ASI secara Ekslusif, tetap menjaga kehangatan bayi,
mengingatkan kembali tanda bahaya bayi baru lahir dan menjadwalkan
kontrol ulang pada tanggal 06 Desember 2023 di puskesmas / bidan terdekat.
B. Saran
1. .Bagi Institusi Kesehatan
PAGE \* MERGEFORMAT 68

Diharapkan tetap terus mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanan


pada asuhan kebidanan secara komprehensif terutama dalam asuhan bayi baru
lahir.
2. Bagi Ibu dan keluarga
Diharapkan ibu memberikan ASI secara eksklusif, segera menghubungi
tenaga kesehatan bila ditemukan tanda bahaya dan melakukan kunjungan neonatal
berikutnya sesuai anjuran.
3. Bagi profesi bidan
Diharapkan bidan tetap menerapkan asuhan kebidanan sesuai standar yang
telah ditetapkan dalam perawatan bayi baru lahir.

DAFTAR PUSTAKA
PAGE \* MERGEFORMAT 68

1. Dainty maternity, Arum Dwi Anjani, Nita Evriana bsari. Asuhan kebidanan
neonatus, bayi balita dan anak prasekolah. Yogyakarta 2018.
2. Jamil, siti nurhasiyah, Sukma, Febi Hamidah. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. 2017
3. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku
Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta JNPK-KR, Maternal &Neonatal Care,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2016.
4. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 25 tahun 2014. Jakarta 2014
5. Wahyuni ED. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2018
6. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan. 2015
7. Yulizawati, Aldina Ayunda Insani, Lusiana El Sinta B, Feni Andriani. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Penerbit Indomedia Pustaka, Sidoarjo 2019
8. Sulis Diana, M.Kes., Erfiani Mail, M.Kes., dan Zulfa Rufaida, M.Sc. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan, Persalinan, dan Bayi Baru Lahir. 2019
9. Hj. Satriani G., S.St., M.Kes. Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan Dan Menyusui.
2021
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Jakarta
11. Santi Berlinawati. JournalSociolla. Manfaat Menjemur Bayi di Pagi Hari yang
Perlu Diketahui Setiap Ibu Muda. 2018
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kebutuhan Tidur Sesuai Usia. 2018

Anda mungkin juga menyukai