Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL POSTPARTUM HARI

PERTAMA PADA NY. I DI PUSKESMAS PONDOK JAGUNG

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas PKK 2B

Disusun Oleh:

Widya Hasnoviar Siregar


191030300009

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga laporan
kasus yang berjudul "ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL
POSTPARTUM HARI PERTAMA PADA NY. I DI PUSKESMAS PONDOK JAGUNG"
dapat tersusun sampai dengan selesai.

Laporan ini merupakan studi kasus yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah praktik klinik kebidanan ll di puskesmas pondok jagung pada tanggal28 November 2021
penulis sangat berharap semoga laporan kasus ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar laporan kasus ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan kasus ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan kasus ini.

Tangerang Selatan, 28 November 2021

(Penulis)
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................ ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan.................................. ............................................ 2
C. Manfaat Penulisan............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
A. Pengertian.......................................................................................... 4
B. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas ............................................. 4
C. Prinsip dan Sasaran Pada Masa Nifas ........................................... 4
D. Tujuan Asuhan Pada Masa Nifas ................................................... 5

E. Tanda Bahaya Masa Nifas .............................................................. 5


F. Tahapan Masa Nifas ....................................................................... 6
G. Perubahan / Adaptasi Fisiologis Masa Nifas................................ 6
H. Perubahan Sistem Reproduksi ....................................................... 8
I. Pengeluaran Lokhea.......................................................................... 8

BAB III Tinjauan kasus ................................................................................. 13


7 langkah varney............................................................................... 13
BAB IV PEMBAHASAN ………..........................................………………………………. 21
BAB V PENUTUP ……………………………………………......................................……….
22
A. Kesimpulan ……………………………….............................…………………………
22
B. Saran ………………………………………................................………………………..
22
Daftar Pustaka............................................................................................... 23

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Angka kematian ibu dan angka kematian perinatal di Indonesia masih tergolong sangat tinggi.
Menurut definisi WHO (World Health Organization) “Kematian maternal ialah kematian seorang
wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah bersalin. Akhirnya kehamilan oleh sebab
apapun”. Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu. Penyebab
kematian ibu tersebut adalah perdarahan 28%, infeksi 11%, persalinan macet / distosia 5%,
eklampsi 24%, komplikasi masa puerperium 8%, abortus 5%,emboli obat 3%. (Depkes RI,
2015).

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)


mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) ketika melahirkan di Indonesia terus meningkat dari tahun
ke tahun. berdasarkan laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat tentang
AKI tahun 2007 yaitu 228 kematian (132-323) per 1000.000 kelahiran hidup. Tetapi lima tahun
kemudian atau pada tahun 2012, AKI meningkat menjadi 359 (239-478) per 100.000 kelahiran
hidup, Kondisi inilah yang membuat Indonesia disebutnya belum dapat memenuhi harapan target
Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yang seharusnya AKI ditargetkan turun
menjadi 112 per 100 ribu kelahiran hidup.

Faktanya AKI justru meningkat dan kini menjadi 359 kematian per 100 ribu kelahiran hidup.
Sementara itu, kepala badan penelitian dan pengembangan kesehatan Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) Indonesia mengatakan, penyebab tertinggi kematian ibu setelah melahirkan salah
satunya adalah pada ibu yang perdarahan post partum 20,3 persen. (Profil PKBI, 2015).

Tidak hanya perdarahan Post Partum, namun penyebab kematian ibu pada masa nifas lainnya
yaitu biasa disebabkan oleh infeksi nifas (10%), ini terjadi karena kurangnya perawatan pada
luka, eklampsi (13%), dan komplikasi masa nifas lainnya (11%). (Joni, 2011).

Lebih kritis lagi, banyak ibu post partum yang kurang mengetahui tentang perawatan masa
nifas dan masih banyak ibu yang bergantung dengan tenaga kesehatan ataupun keluarga untuk
melakukan sebuah perawatan pada dirinya seperti perawatan payudara, defekasi, melakukan
perawatan pada luka perineum, ibu post partum yang masih takut untuk buang air kecil karena
adanya luka jahitan pada perineum, dan lain-lain. (Chapter. 2015)
Keadaan tersebut memacu kita untuk dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang tepat
pada ibu nifas dengan memantau keadaaannya, memberikan informasi dan pengetahuan tentang
pentingnya perawatan pada masa nifas.

Maka dengan ini penulis tertarik membuat laporan dengan menerapkan dan
mengaplikasikan manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny. I di Puskesmas
pondok jagung.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu nifas melalui pendekatan
manajemen kebidanan dengan 7 langkah Varney
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan informasi/data subjektif yang diperoleh dari ibu nifas.
b. Mampu mengumpulkan data objektif yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan
oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan dan hasil laboratorium terhadap ibu nifas.
c. Mampu membuat kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif atau objektif ibu
nifas.
d. Mampu membuat perencanaan sesuai dengan hasil pemeriksaan terhadap ibu nifas.

C. Manfaat penulisan
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan khususnya bidan mengenai
asuhan kebidanan pada ibu nifas, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di
lapangan.
2. Lebih teliti dan dapat melaksanakan asuhan kebidanan ibu nifas, berguna menghindari
masalah yang tidak diinginkan dalam penanganan ibu nifas.
3. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu
nifas
BAB II
Tinjauan pustaka
A. Pengertian
Puerperium berasal adari bahasa latin yaitu puer artinya bayi, dan parous artinya melahirkan
atau masa sesudah melahirkan, yang berlangsung kurang lebih 6 minggu. (Saleha, Siti. 2010).
Masa nifas ( puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2
jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari). (Nanny, Vivian. 2011 : 1)
Masa nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode
inpartu) sehingga kembalinya reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. (Varney, 2017)
B. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikis berupa perubahan organ
reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya hubungan antara orang tua dan bayi dengan
memberikan dukungan. Atas dasar tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan antara ibu dan
keluarga dalam manajemen kebidanan.
C. Prinsip dan Sasaran Pada Masa Nifas
Prinsip asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui haruslah bermutu tinggi serta
tanggapan terhadap budaya setempat. Jika dijabarkan lebih luas sasaran asuhan kebidanan pada
masa nifas meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan kesehatan fisik dan psikologis
2. Identifikasi penyimpangan dari kondisi normal baik fisik dan psikis
3. Mendorong agar dilaksanakan metode yang sehat tentang pemberian makan anak pencegahan,
diagnosis dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu
4. Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli jika perlu
5. Imunisasi ibu terhadap tetanus (Vivian, Nanny. 2011 : 1)
D. Tujuan Asuhan Pada Masa Nifas
Adapun tujuan asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis
2. Mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi, cara dan manfaat
menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari
4. Memberikan pelayanan KB. (suherni. dkk. 2009 : 1)
5. Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara yaitu seperti berikut:
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b. Menggunakan bra yang menyokong payudara.
c. Apabila payudara lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting
susus setiap kali selesai menyusui.
d. Lakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadinya bendungan ASI.(Nanny,
Vivian. 2011 : 2)
E. Tanda Bahaya Masa Nifas
Ada beberapa tanda bahaya yang harus diperhatikan oleh bidan/tenaga kesehatan atau ibu
sendiri, yaitu :
1. Demam > 37,50 c
2. Perdarahan aktif dari jalan lahir :
a. Dalam hal ini, perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak.
b. Perdarahan yang lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian
pembalut 2 kali dalam setegah jam.
c. Bekuan darah yang banyak.
3. Muntah
4. Rasa sakit waktu buang air kecil/berkemih
5. Pusing/sakit kepala yang terus menerus atau masalah penglihatan kabur.
6. Lochea berbau, yakni pengeluaran vagina yang baunya menusuk dl
(Maryunani, Anik. 2015 :40)
F. Tahapan Masa Nifas
Tahapan masa nifas merupakan suatu rangkaian setelah proses persalinan dilaui oleh seorang
wanita, beberapa tahapan masa nifas yang harus difahami oleh seorang bidan antara lain:
1. Puerpurium dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerpurium Intermedial Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia, lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerpurium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi. (Rukiyah, Ai yeyeh.dkk. 2014 : 5)
G. Perubahan / Adaptasi Fisiologis Masa Nifas
Dalam hal ini terdapat perubahan tanda-tanda vital, yaitu :
1. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20 C. sesdudah partus dapat naik kurang
lebih 0,50 C dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 80 C. sesudah 2 jam pertama
melahirkan umumnya suhhu badan akan kembali normal. (Sulistyawati, 2009) Suhu pada 24 jam
post partum biasanya akan naik 37,5-380 C dan kembali normal pada hari ke-3. (Maryunani,
Anik. 2015 : 15)
2. Tekanan Darah
Tekanan darah sedikit mengalami penurunan sekitar 20 mmHg atau lebih pada tekanan
systole yang di akibatkan dari hipotensi ortotastik; yang ditandai dengan sedikit pusing pada saat
perubahan posisi dari berbaring ke berdiri dalam 48 jam pertama persalinan.
3. Nadi
a. Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhirnya kembali normal setelah
beberapa jam post partum.
b. Pada masa nifas, umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh.
c. Nadi berkisar antara 60-80 denyutan per menit setelah partus.
d. Denyut nadi dapat mengalami bradikardi 50-70 x/menit pada 6-8 jam post partum
akibat perubahan cardiac output (nadi normal 80-100 x/menit)
e. Penurunan volume darah mengikuti pemisah plasenta, konstraksi uterus dan
penigkatan stoke volume, dimana volume tersebut akan kembali seperti sebelum hamil sekitar 3
bulan post partum.
f. Hemoragia, demam selama persalinan, dan nyeri akut atau persisten dapat
mempengaruhi proses ini.
g. Bila terdapat takikardi dan suhu tubuh tidak panas, mungkin ada perdarahan
berlebihan.
h. Dalam hal ini, apabila denyut nadi di atas 100 selama puerperium, al tersebut
abnormal dan mungkin menunjukan adanya infeksi atau haemorhagik post partum lambat.
(Maryunani, Anik. 2015 : 14)

H. Perubahan Sistem Reproduksi


Alat-alat genetalia interna maupun eksterna, berangsur-angsur akan pulih kembali seperti
keadaan seelum hamil, hal ini disebut dengan Involusi.
Involusi uteri merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah
bayi dilahirkan higga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. (Maryunani, Anik. 2015 : 17)
Proses involusi uterus adalah:
1. Autolysis Merupakan proses penghancuran diri otot uterin. Enzim proteoloitik akan
mengecilkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula
dan 5 kali lebar dari semua selama kehamilan.
2. Terdapat polimorph phagolitik dan macrophages didalam system vaskuler dan system
limpatik.
3. Efek oksitosin
Penyebab kontraksi dan retraksi otot rahim sehingga akan mengompres pembuluh darah yang
menyebabkan akan mengurangi suplai darah ke uterus, proses ini akan mengakibatkan ukuran
rahim semakin berkurang
I. Pengeluaran Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis
yang dapat membuat organism berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada
vagina normal.(Nanny, Vivian. 2011. 59)
Lockhea yaitu kotoran yang keluar dari liang senggama (vagina) dan terdiri dari jaringan mati
dan lender berasal dari rahim dan liang senggama (vagina). (Maryunani, Anik. 2015 : 122)

Pengeluaran lockhea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, diantaranya yaitu sebagai
berikut :
1. Lockhea rubra (kruenta) Lockhea yang terjadi pada hari ke 1-3 setelah persalinan, warna
merah terang sampai dengan merah tua yang mengandung desidua. Cairan rubra ini berupa
cairan yang bercampur darah dan sisa-sisa selaput ketuban, berbau amis. (Maryunani, Anik. 2015
: 122)
2. Lochkea sanguinolenta Lockhea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lender
karena pengaruh plasma darah, pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari post partum.
3. Lockhea serosa Pengeluaran secret berwarna merah muda sampai kecoklatan terjadi pada
hari ke-5 sampai hari ke-9 pasca persalinan, yang mengandung cairan serosa, jaringan desidua,
leukosit, dan eritrosit.
4. Lockhea alba Lockhea ini muncul lebih dari hari ke-10 post partum. Warnanya lebih
pucat, putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit,selaput lender serviks, dan
serabut jaringan yang mati. (Nanny, Vivian. 2011 : 58-59) 13
5. Lochea Parulenta Lochea Parulenta dijelaskan oleh rilis, misalnya, debit dan bau. Teratur,
hal ini terjadi karena penyakit dengan tujuan bahwa sementara menghadapi lochea Parulenta
seharusnya untuk segera melihat seorang spesialis.
6. Lochiotosis Lochiotosis adalah nama umum dimanfaatkan oleh kelompok terapi ketika
lochea tidak berubah dengan mudah. (Tobat, Cristyana. 2015.)
BAB lll
Tinjauan Kasus
Tanggal masuk : 28 November 2021
Pengkajian : 13.50 WIB
Nama pengkaji : Widya Hasnoviar Siregar
Tempat pengkajian : Puskesmas Pondok Jagung
LANGKAH 1 : PENGUMPULAN DATA DASAR
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama Ibu : Ny. E. Nama Suami : Tn. A
Umur : 25 tahun. Umur : 30 Tahun
Suku : Jawa. Suku : Jawa
Agama : Islam. Agama : Islam
Pendidikan : SMP. Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Kp. Dongkal RT 003/005 kelurahan ponja timur, kec serpong utara
2. Keluhan Utama
Ibu postpartum hari pertama dengan keluhan nyeri di daerah jahitan perineum
3. Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat penyakit yang pernah diderita sekarang/dulu : Tidak Ada
b. Riwayat penyakit keturunan : Tidak Ada
c. Riwayat penyakit menular : Tidak Ada

4. Riwayat Obstetria.
a. Riwayat menstruasi
1. Menarche : 12 tahun
2. Siklus : 28 hari
3. Lama : 6 – 7 hari
4. Warna : merah
5. Disminore : tidak
6. HPHT : 25 Februari 2021
7. HPL : 04 Desember 2021
b. Riwayat Persalinan dan Kelahiran :
1. Riwayat Persalinan : spontan
Indikasi : -
Tanggal : 26 November 2021
Pukul : 18.00 WIB
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
BB : 3000 Gram
PB : 49 Cm
Keadaan anak : sehat
3. Proses Persalinan.
Kala I : 8 Jam
Kala II : ½ jam
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 Jam
4. Jumlah perdarahan
a. Kala I : 20 cc
b. Kala II : 100 cc
c. Kala III : 100 cc
d. Kala IV : 50 cc
e. Total : 270 cc
5. Penyunting dan komplikasi
a. Tekanan darah tinggi : -
b. Kejang : -
c. Infeksi : -
d. Lain-lain : -
6. Tindakan / pengobatan pada masa persalinan : tidak ada
7. Buang air kecil : 5 x
8. Buang air besar : 1x
5. Riwayat KB : Ibu belum pernah menggunakan KB
6. Riwayat Perkawinan
Jumlah Perkawinan : 1
Umur saat menikah : 23 tahun
Jumlah Anak : 1
7. Pola Kehidupan sehari – hari
a. Pola nutrisi : makan 3x sehari porsi penuh ( nasi, sayur, lauk, buah),minum 8 gelas sehari
( air putih, teh, susu )
b. Pola Eliminasi : BAB 1x sehari, BAK 5 – 7 x sehari
c. Pola istirahat : siang 1 – 2 jam, malam 6 – 8 jam
d. Pola personal hygine : mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari
e. Pola aktivitas : ibu melakukan kegiatan rumah tangga sendiri
f. Pola seksual : 2 – 3 x seminggu
8. Data Sosial Budaya
Ibu tidak ada pantangan apa – apa
9. Data Psiko – sosial
Ibu rutin mengikuti kegiatan – kegiatan di masyarakat
10. Data Sosial Ekonomi
Ibu bergantung pada pendapatan suami
11. Pengambilan Keputusan
Ada pada suami
12. Pengetahuan ibu
a. Ibu sudah mengetahui cara mobilisasi diri.
b. Ibu sudah mengetahui cara merawat bayi.
c. Ibu sudah mengetahui manfaat ASI.
B. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan Umum : baik
2. Keadaan emosional : stabil
3. Kesadaran : compos mentis
4. Tanda vital
TD : 120/80 mm Hg
Suhu : 36,5 C
Nadi : 80 x/detik
RR : 24 x/detik
5. Pemeriksaan fisik
Kepala : bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok, warna hitam
Muka : tidak pucat
Mata : sklera tidak ikterik, conjungtiva tidak anemis
Hidung : bersih, tidak ada pembesaran polip
Telinga : bersih, tidak ada serumen
Mulut : bersih, tidak berjamur, caries gigi (-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran vena
jugularis (-)
Dada : simetris, benjolan pada payudara (-), puting susu menonjol
Perut : terdapat linea nigrae
Genetalia : bersih, kelenjar bartholini(-)
Anus : hemoroid (-)
Ekstremitas : baik, oedema (-), reflek patella ( + )
6. Status Obstetria.
a. Mamae / Payudara
Pembesaran : Ada
Pengeluaran : Ada
b. Uterus
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : Normal
Konsistensi : Keras
c. Genetalia
PPV : Lochea rubra
Warna : Merah segar
Bau : Amis
Jumlah : ± 20 cc
Konsistensi : Encer
d. Perineum : Utuh
e. Kandung kemih : Kosong
7. Pemeriksaan penunjang
a. Darah : Hemoglobin : tidak dilakukan, Leukosit : -
b. Urine : Tidak dilakukan
c. Lain-lain : Tidak dilakukan
LANGKAH II : INTERPRESTASI DATA
Dx : Ny. I usia 25 tahun P1 A0 Post partus hari pertama.
Dasar : - Partus spontan, tgl : 27 Agustus 2021, Pukul : 02.41 Wib
- Adanya lochea rubra
Masalah : Nyeri luka jahitan
Kebutuhan : - Perawatan masa nifas
- Pemberian pendidikan kesehatan
- Istirahat
LANGKAH III : MENGANTISIPASI MASALAH / DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
LANGKAH IV : KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
LANGKAH V : PERENCANAAN
1. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
3. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan bayi secara mandiri
4. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
5. Anjurkan ibu untuk mengompres didaerah yang terasa nyeri
6. Anjurkan ibu dan keluarga untuk melakukan masase pada perut ibu
LANGKAH VI : PELAKSANAAN
1. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan perrawatan bayi secara mandiri
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
5. Menganjurkan ibu untuk mengompres didaerah yang terasa nyeri
6. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk melakukan masase pada perut ibu
LANGKAH VII : EVALUASI
1. Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi
2. Ibu bersedia beristirahat dengan cukup
3. Ibu bersedia melakukan perawatan bayi secara mandiri
4. Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif pada bayinya
5. Ibu bersedia untuk melakukan kompres pada daerah yang terasa nyeri
6. Ibu dan keluarga sudah melakukan masase pada perut
BAB IV
Pembahasan

Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan,
penyembuhan, dan pengembalian alat-alat kandungan/reproduksi, seperti sebelum hamil yang
lamanya 6 minggu atau 40 hari pascapersalinan (Jannah, 2011).
Penulis melakukan kunjungan masa nifas postpartum hari pertama dengan tujuan
memonitor masa nifas klien, dan mendeteksi apakah adanya gangguan yang dirasakan oleh klien
pada masa nifas serta menginformasikan tentang KB. Sesuai dengan teori bahwa kunjungan
masa nifas diperlukan dengan tujuan, mendeteksi adanya perdarahan masa nifas, melaksanakan
skrining secara komprehensif, memberikan pendidikan kesehatan diri, memberikan pendidikan
mengenai laktasi dan perawatan payudara dan konseling mengenai KB (Siti Soleha, 2013)

Masa nifas Ny.I berlangsung normal, keadaan umum dan tanda-tanda vital dalam batas
normal. Proses involusi uteri pada Ny. S berlangsung normal pada 6 jam postpartum TFU
setinggi 2 jari dibawah pusat
Proses adaptasi psikologi ibu berjalan dengan baik, pada nifas hari pertama ibu hanya
mengalami periode taking in, yaitu Ny.I masih merasa mulas, nyerripada luka operasi, kurang
tidur, dan kelealahan. Berdasarkan teori, Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang
berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya
sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya (Ambarwati, 2018). Asuhan yang
diberikan kepada ibu yaitu istirahat yang cukup dan komunikasi yang baik.
Proses laktasi berjalan dengan baik dan tidak terjadi pembengkakan pada payudara ibu.
Segera setelah lahir, penulis menganjurkan agar ibu memberikan hanya ASI saja tanpa makanan
atau minuman tambahan apapun. Penulis juga memberikan konseling tentang penggunaan KB,
memberitahu jenis-jenis KB serta manfaat dari penggunaan KB pada Ny. I
.
BAB V
Penutup

A. Kesimpulan

Pada pemeriksaan data obyektif pada Ny I didapatkan hasil yaitu keadaan ibu baik, TD:
120/80 MmHg, Rr:24x/menit, N: 80x/menit, S : 36.5 c, colostrum sudah keluar dan ASI juga
sudah mulai keluar, perdarahan normal, lochea rubra dan berwarna merah kehitaman, TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, involusinya juga baik dan tidak ada kelainan. Pada analisa
data Ny.I P1A0 nifas 6 jam, Ibu mengatakan Masih suka nyeri luka jahitan dijalan lahirnya dan
Ny I diberikan informasi tentang Perawatan Luka Perinium.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa
-Meningkatkan kualitas pengetahuan baik materi maupun praktik mengenai asuhan nifas,
sehingga mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu nifas.
- Mampu melakukan pendokumentasian secara baik dan benar.
2. Bagi Puskesmas
- Meningkatkan kualitas asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu nifas.
- Meningkatkan promosi kesehatan tentang peranan Puskesmas di masyarakat guna
menurunkan AKI dan AKB.
3. Bagi Ny. I
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang masa nifas.

Daftar Pustaka
Sukarni, &schemi dkk, 2013, kehamilan, persalinan dan nifas, Yogyakarta: Nuha Medika
Sarwono, 2010 , ilmu Kebidanan , jakarta: PT Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo
Saleha, S. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Varney,H., 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.
Anik Maryunani. (2015). Asuhan ibu nifas dan menyusui. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai