ASUHAN KEBIDANAN
OLEH :
KELOMPOK V11
KELAS D.20
HASNAWATY 201302109
UNIVERSITAS INDONESIATIMUR
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah jurnal kami yang berjudul “Postnatal care
Dalam penulisan makalah ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak yang
berupa bimbingan, pengarahan maupun dukungan moral yang sangat membantu penyusun.
Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
Dalam penyusunan makalah ini penyusun berusaha untuk membuat yang terbaik,
akan tetapi dengan keterbatasan yang ada penyusun menyadari dalam makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, supaya makalah ini menjadi lebih baik. Semoga ini bermanfaat
JUNI 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................3
SOAL VIGNETTE…………………………………………………………………………...18
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................19
A. Kesimpulan......................................................................................................................19
B. Saran................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Post Natal care atau Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
(Anggraini. 2010). Post Natal Care dimulai sejak 2 jam pertama setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu/42 hari setelah itu. Selama masa nifas, ibu akan
involutio uterus, pengeluaran lokia, Perubahan pada endometrium, serviks, vulva dan
vagina, dan pada perineum (Ani lestari,2019, Volume 11 no 1 Juni 2019, p-ISSN:
Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu
tenaga kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi
terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan
efisien sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011).
Tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar
negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting
bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti
secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru
yang lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga
1
mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal (Macnee, 2011).
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6
minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan
mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat
perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam
angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu
2015. Angka Kematian Ibu di dunia yaitu 289.000 jiwa dan Angka Kematian Ibu
Indonesia yaitu 214 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015). Dirpekirakan bahwa
60% kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam selang
waktu 24 jam pertama. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2019 kematian
dan infeksi 207. Berdasarkan laporan Provinsi Sulawesi tenggara penyebab kematian
ibu yang tertinggi adalah perdarahan sebanyak 26 ibu kemudian disusul infeksi 12
nifas adalah melalui kebijakan program nasional nifas, yaitu kunjungan 6-8 jam
setelah persalinan dengan tujuan untuk mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri, kunjungan 6 hari setelah persalinan dengan tujuan memastikan involusi
uteri berjalan normal uterus berkontraksi fundus di bawah umbilicus, tidak ada
2
perdarahan abnormal, kunjungan 2 minggu setelah persalinan dengan tujuan menilai
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga
kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi
terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif
(Macnee, 2011)
memperolah pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang
Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat dipahami bahwa evidance based
terbaru berdasarkan evidenceatau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat
keputusan klinis yang efektif dan meningkatkan skilldalam praktik klinis guna
Komponen utama dalam institusi pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan prinsip
4
2. Tujuan evidence based
keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan dan memberikan hasil yang
terbaik dari asuhan keperawatan yang diberikan. Selain itu juga, dengan
dimaksimalkannya kualitas perawatan tingkat kesembuhan pasien bisa lebih cepat dan
lama perawatan bisa lebih pendek serta biaya perawatan bisa ditekan (Madarshahianet al.,
2012).
Evidence atau bukti adalah kumpulan fakta yang diyakini kebenarannya. Evidenceatau
bukti dibagi menjadi 2 yaitu eksternal evidence dan internal evidence. Bukti eksternal
didapatkan dari penelitian yang sangat ketat dan dengan proses atau metode penelitian
yang didapatkan dari penelitian adalah apakah temuan atau hasil yang didapatkan
didalam penelitian tersebut dapat diimplementasikan kedalam dunia nyata atau dunia
praktek dan apakah seorang dokter atau klinisi akan mampu mencapai hasil yang sama
dengan yang dihasilkan dalam penelitian tersebut. Berbeda dengan bukti eksternal bukti
internal merupakan hasil dari insiatif praktek seperti manajemen hasil dan proyek
Dalam (Grove et al., 2012) EBP dijelaskan bahwa clinical expertiseyang merupakan
komponen dari bukti internal adalah merupakan pengetahuan dan skill tenaga kesehatan
yang profesional dan ahli dalam memberikan pelayanan. Hal atau kriteria yang paling
menunjukkan seorang perawat ahli klinis atau clinical expertiseadalah pengalaman kerja
yang sudah cukup lama, tingkat pendidikan, literatur klinis yang dimiliki serta
5
pemahamannnya terhadap research. Sedangkan patient preference adalah pilihan pasien,
kebutuhan pasien harapan, nilai, hubungan atau ikatan, dan tingkat keyakinannya
terhadap budaya. Melalui proses EBP, pasien dan keluarganya akan ikut aktif berperan
dalam mengatur dan memilih pelayanan kesehatan yang akan diberikan. Kebutuhan
pasien bisa dilakukan dalam bentuk tindakan pencegahan, health promotion, pengobatan
penyakit kronis ataupun akut, serta proses rehabilitasi. Beberapa komponen dari EBP dan
dijadikan alat yang akan menerjemahkan bukti kedalam praktek dan berintegrasi dengan
Membuat keputusan
Bukti internal dapat klinis berdasarkan
berupakeahlian klinis yang evidence based
didapatkan dari manajemen hasil
dan peningkatan kualitas,
pengkajian pasien dan evaluasi,
dan penggunaan sumber yang
tersedia
Meskipun evidence atau bukti yang dianggap paling kuat adalah penelitian
kualitatif yang berasal dari opini leader juga bisa dijadikan landasan untuk membuat
keputusan klinis Bukti eksternal berasal dari penelitian, bukti berdasarkan teori, opini
6
pemimpin, dan diskusi ahli Bukti internal dapat berupakeahlian klinis yang didapatkan
dari manajemen hasil dan peningkatan kualitas, pengkajian pasien dan evaluasi, dan
penggunaan sumber yang tersedia Pilihan pasien dan nilai Membuat keputusan klinis
berdasarkan evidence based jika memang penelitian sejenis RCT tidak tersedia. Begitu
juga dengan teori-teori, pilihan atau nilai pasien untuk membuat keputusan klinis guna
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Klinisi sering kali bertanya bagaimana
bukti dan jenis bukti yang bisa dibutuhkan sampai bisa merubah praktek. Level dan
kualitas evidence atau bukti bisa dijadikan dasar dan meningkatkan kepercayaan diri
berbagai model EBP dapat membantu perawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam
mengembangkan konsep melalui pendekatan yang sistematis dan jelas, alokasi waktu dan
sumber yang jelas, sumber daya yang erlibat, serta mencegah impelementasi yang tidak
runut dan lengkap dalam sebuah organisasi (Gawlinski & Rutledge, 2008). Namun
institusi dapat memilih model yang sesuai dengan kondisi organisasi. Beberapa model
yang sering digunakan dalam mengimplementasikan evidence based practice adalah Iowa
model (2001), stetler model (2001), ACE STAR model (2004), john hopkinsevidence-
based practicemodel (2007), rosswurm dan larrabee’s model, serta evidence based
7
Beberapa karakteristik tiap-tiap model yang dapat dijadikan landasan dalam menerapkan
EBP yang sering digunakan yaitu IOWA model dalam EBP digunakan untuk
setting klinis. Ciri khas ari model ini adalah adanya konsep “triggers” dalam pelaksanaan
EBP. Trigersadalah masalah klinis ataupun informasi yang berasal dari luar organisasi.
Ada 3 kunci dalam membuat keputusan yaitu adanya penyebab mendasar timbulnya
masalah atau pengetahuan terkait dengan kebijakan institusi atau organisasi, penelitian
kedalam praktek sehingga dalam model tidak semua jenis masalah dapat diangkat dan
Sedangkan john hopkin’s model mempunyai 3 domain prioritas masalah yaitu praktek
translationyang lebih sistematis dengan model lainnya serta memiliki lingkup yang lebih
berdasarkan research. Evidence non research tidak digunakan dalam model ini. Untuk
stetler’s model merupakan model yang tidak berorientasi pada perubahan formal tetapi
pada perubahan oleh individu perawat. Model ini menyusun masalah berdasarkan data
internal (quality improvementdan operasional) dan data eksternal yang berasal dari
penelitian. Model ini menjadi panduan preseptor dalam mendidik perawat baru. Dalam
8
ACE star model dengan proses yang lebih sederhana dan sama dengan proses
Dalam (Ashktorab et all., 2015) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang akan
keperawatan. Dari ketiga faktor tersebut sikap mahasiswa dalam menerapkan EBP
merupakan faktor yang sangat menunjang penerapan EBP. Untuk mewujudkan hal
tersebut pendidikan tentang EBP merupakan upaya yang harus dilakukan dalam
penunjang dalam penerapannya pada praktik klinis. Sedangkan didalam (Ryan, 2016)
keperawatan berkaitan dengan faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik
terkait erat dengan intention atau sikap serta pengetahuan mahasiswa sedangkan faktor
lingkungan.
Berdasarkan (Melnyket al., 2014) ada beberapa tahapan atau langkah dalam proses EBP.
Tujuh langkah dalam evidence based practice (EBP) dimulai dengan semangat untuk
melakukan penyelidikan atau pencarian (inquiry) personal. Budaya EBP dan lingkungan
9
merupakan faktor yang sangat penting untuk tetap mempertahankan timbulnya
e. Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan pasien untuk membuat
a. Menurut Marmi (2012), postnatal care adalah masa beberapa jam sesudahlahirnya
10
b. Post Natal care atau Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
(Anggraini. 2010).
Masa nifas dibagi menjadi tiga tahapan menurut Anggraeni (2010) yaitu:
a. Peurperium dini (immediate puerperium) : waktu 0-24 jam post partum, yaitu
b. Peurperium intermedial (early puerperium) : waktu 1-7 hari post partum, yaitu
masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih 6-8
minggu.
yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama
ibu apabila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi
a. Mencegah hemoragi
cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari
(Marni, 2012).
11
Pada masa post partum ibu mengalami adanya perubahan-perubahan pada tubuh
terutama pada ibu yang meliputi di antara : sistem reproduksi yaitu adanya
pengerutan pada dinding rahim (involusi), lokea, perubahan serviks, vulva, vagina
dan perinium., dan pada sistem pencernaan, terdapat adanya pembatasan pada asupan
nutrisi dan cairan yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan
2010).
Sedangkan setelah masa post partum akan adanya perubahan pada otot – otot
uterus mulai dari berkontraksi, pembuluh – pembuluh darah yang ada antara otot-otot
uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan terjadinya pendarahan setelah
plasenta lahir. Perubahan – perubahan yang terdapat pada serviks sesudah post
partum yaitu padaorgan serviks seperti menganga berbentuk corong, bentuk ini
yang terdapat pada endometrium yaitu timbulnya berupa trombosis, degenerasi dan
nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira –kira
setebal 2 – 5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan
selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa – sisa sel desidua basalis yang
memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen – ligamen dan diafragma palvis serta
fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
12
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan
berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
5) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
a. Perdarahan
13
Perdarahan yaitu darah yang keluar lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam
setelah anak lahir menurut Eny dan Diah (2009). perdarahan dibagi menjadi dua
yaitu:
1) Perdarahan post partum primer yaitu pada 24 jam pertama akibat antonia uteri,
retensio plaseta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan involusio uteri
perdarahan sekunder adalah sub involusio uteri, retensio sisa plasenta, infeksi
perineum, vagina serviks, forniks dan rahim. Keadaan ini dapat menimbulkan
sekitar klitoris dan uretra dapat menimbulkan perdarahan hebat dan mungkin
berlebihan jika mengenai arteri atau vena yang besar, episitomi luas, ada
b. Infeksi
persalinan, ditandai dengan kenaikan suhu hingga mencapai 38ºC atau lebih
oleh masuk kuman-kuman atau bakteri ke dalam alat genetalia pada waktu
14
oleh adanya alat yang tidak steril, luka robekan jalan lahir, perdarahan, pre-
eklamsia, dan kebersihan daerah perineum yang kurang terjaga. Infeksi masa
a. Ibu
meminumnya.
4) Mengajari ibu tanda-tanda bahaya. Ajarkan ibu jika melihat hal-hal ibu berikut
atau perhatikan jika ada sesuatu yang tidak beres sehingga perlu menemui
haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut
15
Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri epigastrik, atau masalah
penglihatan.
Demem, muntah, rasa sakit saat berkemih atau merasa tidak enak badan.
Rasa sakit, warna merah, nyeri tekan, dan atau pembengkakan pada kaki.
Merasa sedih atau merasa tidak mampu mengurus diri sendiri dengan
bayinya.
5) Mengajari ibu proses fisiologis masa paska bersalin dan perilaku yang baik
Pengeluaran lokia.
baru dari dalam. Ketika ia menguras lapisan lama, kotoran tersebut akan
keluar melalui vagina seperti saat datang bulan. Warna dan konsistensinya
akan berubah seiring waktu. Jelaskan tentang jumlah dan konsistensi yang
16
proses menyusui. Ada beberapa hal yang dapat ibu lakukan untuk
mengatasi rasa nyeri, antara lain: Cegah agar kandung kemih tidak penuh,
satu jam sebelum menyusui, Pastikan ibu mengerti bahwa kontraksi ini
b. Suami
Selalu siaga dan waspada jika terdapat tanda-tanda bahaya serta siap
Selalu memberikan dukungan fisik dan psikologi terhadap istri dalam rangka
c. Bayi
Kondisi bayi baik, tidak ada gangguan pernapasan, badan kuning dan
gangguan eliminasi.
Pastikan refleks isap baik dan proses menyusui tidak ada masalah.
d. Keluarga
Adanya dukungan positif bagi ibu nifas untuk keberhasilan proses adaptasi
dan menyusui.
kapan harus beristirahat dan jenis makanan apa yang boleh dimakan.
17
8. Home Visite (Kunjungan Rumah) Pada Masa Nifas/Posnatal
rumah untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir serta mencegah, mendeteksi dan
meliputi:
bila perdarahan berlanjut
Pemberian ASI awal.
uteri.
18
Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi baik,
kesulitan menyusui.
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum.
Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama
masa nifas.
19
d. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak
f. Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
e. Breastfeeding
20
Masa nifas merupakan hal penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia.Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar
negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk
dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah
telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan
pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka
21
Kebiasaan Keterangan
Tampon Vagina Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak
BAB III
PEMBAHASAN
Terhadap Peran Kader Dalam Pelaksanaan Post Natal Care (PNC) Di Wilayah
22
Terhadap Peran Kader Dalam Pelaksanaan PNC dengan berfokus pada tingkat
pengetahuan dan praktik kader dalam memantau perkembangan ibu nifas, dalam upaya
meingkatkan kesehatan ibu dan anak yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta pra sekolah. Penelitian ini
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah di uji validitas dan reabilitas.
Teknik analisis data menggunakan uji statistik chi-square yaitu uji perbedaan yang
digunakan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah intervensi baik pada
kelompok kontrol dan intervensi memiliki usia responden antara 25 – 34 (60%) dan > 35
tahun (56%), pendidikan responden kelompok kontrol sebagian besar adalah SMA (60%)
sedangkan pada kelompok intervensi (50%), lama menjadi kader baik kelompok kontrol
dan intervensi memiliki lama mejadi kader lebih dari 5 tahun yakni sebesar 33.3% dan
namun tidak cukup signifikan. Praktik kader pada kelompok intervensi masih dalam taraf
praktik kurang sebesar 60% sebelum, dan 76.6% setelah pendidikan kesehatan,
sedangkan pada kelompok kontrol praktik kurang terlaksana dengan hasil sebelum 63.3%
dan 73.3% setelah pendidikan kesehatan. Sehingga dapat disimpulkan setelah pendidikan
23
2. Pengaruh Senam Nifas terhadap Involusioa Uteri Di Puskesmas Tobadak Kab.
Mamuju Tengah Tahun 2017, Forilkesuit, Andi Elis, Rohani Mustari, Vol 1 No.1,
2019. Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-ibu setelah melahirkan
dansetelah kondisi tubuhnya pulih, serta manfaat senam nifas yaitu membantu
penyembuhan rahim, perut dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat
merupakan suatu proses dimana uterus kembali kekondisi sebelum hamil dengan bobot
Tobadak Kab. Mamuju Tengah Tahun 2017 . dan sampel adalah ibu post partum normal
penelitian menunjukkan bahwa nilai Sig=nilai P= 0,6>0,05 yang berarti bahwa kedua
sampel berasal dari populasi dengan variansi homogen sehingga pada SPSS 16,0 dibaca
Proses Involusi dan Laktasi Masa Nifas di Malang. Jurnal Ners dan Kebidanan
(Journal of Ners and Midwifery), 7(1), 065-072. Masa Nifas merupakan masa kritis bagi
ibu pasca melahirkan. Ketidaksiapan secara fisik, psikis, mental dan spiritual dalam
menghadapi masa ini akan membuat masa nifas berjalan tidak normal. Parameter
kesuksesan masa nifas adalah proses involusi dan laktasi. Permasalahn involusi dilihat
dari banyaknya perdarahan postpartum yang disebabkan oleh atonia uteri di Kabupaten
24
Malang sebanyak 34%, sedangkan permasalahan laktasi dikaitkan dengan pemberian ASI
Eksklusif di Kota Malang masih rendah sekitar 60%. Salah satu upaya yang bisa
ketegangan dan mengatasi keletihan pasca melahirkan yang dapat memicu subinvolusi
massage terhadap proses involusi dan laktasi pada masa nifas. Penelitian dilaksanakan di
beberapa Bidan Praktik Mandiri (PMB) di kota dan kabupaten Malang menggunakan
desain quasi experimental. Populasi adalah ibu postpartum 2 jam sampai dengan 6 hari.
data primer dan dianalisis secara deskriptif dan analitik. Analisis data menggunakan
massage dengan involusi dan laktasi pada masa nifas. Postnatal massage lebih berkaitan
dengan efek jangka pendek dalam memberikan efek relasasi dan mengurangi keletihan
pasca melahirkan. Dukungan dan motivasi dalam bentuk dukungan psikologis dan peran
dalam merawat bayi sangat diperlukan oleh ibu postpartum dalam menjaga proses
Kendal, 10(2), 157-160. Masa nifas merupakan masa yang paling rawan bagi ibu. World
Healty Organization mempromosikan Post Natal Care atau PNC, Secara khusus bahwa
ibu dan bayi baru-menerima PNC awal dalam 24 jam pertama setelah melahirkan dan
25
minimal tiga kunjungan tambahan PNC dalam waktu 48-72 jam, dan 7-14 hari, dan 6
minggu setelah melahirkan. Peran serta dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap
frekuensi kunjungan ulang ibu nifas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara dukungan keluarga dengan frekuensi kunjungan ulang nifas di Wilayah Rumah
bersalin Citra. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross
kunjungan ulang nifas sebanyak 39 responden. Ada hubungan yang signifikan antara
Ilmiah Sultan Agung, 50(127), 67-81. Proses kehamilan dan persalinan adalah proses
yang fisiologis dialami oleh hampir semua wanita, begitu pula masa nifas. Dalam masa
nifas ini tidak sedikit ibu yang mengalami problem kesehatan seperti nyeri, bengkak pada
kaki, ketidakmampuan menyusui, dan nutrisi. Budaya dan mitos yang kadang kurang
menguntungkan kesehatan ibu di masa nifas masih menjadi problema. Kegagalan dalam
fase ini memungkinkan ibu tidak memiliki kemampuan dalam mengasuh diri dan
diharapkan dari kunjungan ini terdeteksi problema kesehatan yang dialami oleh ibu
selama masa nifas. Cakupan pelayanan nifas pada tahun 2009 mengalami penurunan.
Bidan mempunyai peran yang sangat penting dalam masa ini melalui pendidikan
26
kesehatan, monitoring, dan deteksi dini bahaya nifas. Berbagai kendala yang dihadapi
oleh bidan pada kunjuungan nifas adalah waktu untuk mengunjungi pasien, rasio bidan
yang tidak sesuai dengan jumlah pasien yang dilayani, letak geografis dan sarana
SOAL VIGNETTE
Kasus I
Ny Deni , Umur 25 tahun , mengatakan 6 jam yang lalu melahirkan anak pertama secara normal dengan
berat 3000 gram, ,saat ini mengeluh lelah , perut mules dan belum BAK dan masih
x/ mnt.
1. Keluhan perut mules yang dialami oleh Ny Deni, sering disebut dengan ....
27
a. Lochia
b. Involusi
c. Kontraksi
d. After pains *
e. Sub involusi
2. Keluhan perut mules yang dialami oleh Ny Deni disebabkan karena ....
a. Kontraksi servik
b. Kontraksi istmus
c. Kontraksi uterus *
d. Kontraksi salping
e. Kontraksi endometrium
Kasus II
Ny Kayla umur 21 tahun datang ke klinik sehat mengeluh badannya demam 2 hari yang lalu. Dari
anamnesa didapatkan: ibu melahirkan anak pertamanya sudah satu minggu, tidak pernah
abortus, hasil pemeriksaan fisik berupa head to toe dalam batas normal, TD 110/70 mmHg, nadi 24
28
a. Pemeriksaan pengeluaran pervaginam
c. Pemeriksaan suhu
d. Pemeriksaan nadi
e. Pemeriksaan TFU *
a. Anemi
b. Parametritis
c. Persalinan hari ke 7
Kasus III
Ny M , Umur 23 tahun , mengatakan bahwa 6 jam yang lalu melahirkan anak pertama normal dengan
jenis kelamin perempuan dengan berat 2800 gram. Saat ini mengeluh lelah , perut mules dan belum
BAK, terlihat tidur karena lelah dan masih pasif. Hasil pemeriksaan : TTV normal , lochia berisi darah
6. Menurut Rubin, adaptasi psikososial yang dialami oleh Ny M terlihat tidur karena lelah dan
a. Taking in
b. Taking on
c. Letting go
d. Taking hold
e. Letting hold
29
7. Periode adaptasi psikosasl yang dialami ny M umumnya akan berlangsung selama..
a. 1-2 hari *
b. 2-4 hari
c. 6 hari
d. 10 har
e. 14 hari
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Postnatal care merupakan hal penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
30
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Asuhan masa nifas diperlukan
dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya.
persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama
2. Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga
kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi
terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif
3. Evidence based pada postanatal digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang
B. Saran
memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKI
dan AKB.
DAFTAR PUSTAKA
Ani Lestari.2019. Penerapan Perawatan Payudara pada Pasien Post Natal Care (Pnc) terhadap
Keberhasilan Menyusui. Volume 11 no 1 Juni 2019, p-ISSN: 2085-0840: E-ISSN:
2622-5905. Online : https://www.neliti.com/id/publications/296597/penerapan-
perawatan-payudara-pada-pasien-post-natal-care-pnc-terhadap-keberhasil, diakses
tanggal 27 Januari 2021.
31
Arindita Reinissa,201. Persepsi ibu nifas tentang pelayanan postnatal caredengan kunjungan
ulang HIGEIA 1(3) (2017) p ISSN 1475-362846 e ISSN 1475-222656). Online :
file:///C:/Users/DEVTEK/AppData/Local/Temp/14047-Article%20Text-31903-2-
10-20170807.pdf, diakses tanggal 28 Januari 2021.
Ashktorab, T., Pashaeypoor, S., Rassouli, M., & Alavi-Majd, H. 2015. Nursing Students’
Competencies in Evidence-Based Practice and Its Related Factors. Nursing and
Midwifery Studies, 4(4). https://doi.org/10.17795/nmsjournal23047
DiCenso, A., Guyatt, G., & Ciliska, D. (2014). Evidence-based nursing: A guide to clinical
practice. Elsevier Health Sciences
Grove, S. K., Burns, N., & Gray, J. 2012. The practice of nursing research: Appraisal, synthesis,
and generation of evidence. Elsevier Health Sciences
Maritalia. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka. Pelajar.
Marmi. 2012. Asuan Kebidanan Pada Masa Nifas “ Peurperium Care”. Yogyakarta: pustaka
pelajar.
Melnyk, B. M., & Fineout-Overholt, E. 2011. Evidence-based practice in nursing & healthcare: a
guide to best practice(2nd ed). Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott Williams &
Wilkins.
Melnyk, B. M., Gallagher-Ford, L., Long, L. E., & Fineout-Overholt, E. 2014. The establishment
of evidence-based practice competencies for practicing registered nurses and
advanced practice nurses in real-world clinical settings: proficiencies to improve
healthcare quality, reliability, patient outcomes, and costs. Worldviews on
Evidence-Based Nursing, 11(1), 5–15.
Madarshahian, F., Hassanabadi, M., & Khazayi, S. (2012). Effect of evidence-based method
clinical educationon patients care quality and their satisfaction.Education Strategies
in Medical Sciences, 4(4), 189-193
32
Ninik Wahyuni ,2016, Jurnal Medikes,Volume 3,Edisi 2, November 2016. Hubungan
pengetahuan ibu nifas dengan kebiasaan yang merugikan kesehatan ibu nifas seperti
nyanda dan pantang makanan sampai dengan 6 minggu post partum. Online :
ile:///C:/Users/DEVTEK/AppData/Local/Temp/100-Article Text-161-2-10-
20190911.pdf, diakses tanggal 28 Januari 2021.
Ryan, E. J. 2016. Undergraduate nursing students’ attitudes and use of research and evidence-
based practice - an integrative literature review. Journal of Clinical Nursing, 25(11–
12), 1548–1556. https://doi.org/10.1111/jocn.13229
Sinta Nuryati.2017. Efektifitas penggunaan media sosial terhadap peningkatan pengetahuan
perawatan nifas dan kepatuhan kunjungan ulang pada ibu nifas di kota bogor
Volume 3 No. 01,Januari 2017, pISSN 2477-3441 eISSN 2477-345X. Online :
https://media.neliti.com/media/publications/234037-efektifitas-penggunaan-media-
sosial-terh-5d6, diakses tanggal 29 Januari 2021.
Schneider, Z., & Whitehead, D. 2013. Nursing and midwifery research: methods and appraisal
for evidence-based practice. Elsevier Australia.
33