Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Evidence Based Dalam Kehamilan

Dosen Mata Kuliah : Feva Tridiyawati, M.Keb

Disusun oleh :

Ade Fitria

Hamzah

180601024

STIKes ABDI NUSANTARA JAKARTA

Jalan KubahPutih No. 7 RT.01/RW.14, Jatibening, PondokGede,

JatiBening, PondokGede ,Kota Bekasi Jawa Barat 17412

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
taufiq, hidayah serta rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul ‘' Evidence Based Dalam Kehamilan “

saya menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan, harapan dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.

Bekasi, 12 September 2020

penulis

İİ
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................... 1


2. Rumusan Masalah..................................................................................................................... 1
3. Tujuan........................................................................................................................................ 1
4. Manfaat...................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evidence Based Practice........................................................................................2


2.2 Manfaat Evidence Based........................................................................................................... 2
2.3 Pengertian Kehamilan................................................................................................................. 2
2.4 Antenatal Care............................................................................................................................ 2

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 PEMBAHASAN EVIDENCE BASED..................................................................................5

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Kunjungan ANC minimal 4 kali Kunjungan.........................................................................8


4.2 Pemberian suplemen mikronutrien..........................................................................................9

4.3 Imunisasi TT 0,5 cc.................................................................................................................... 9

4.4 10 T dalam pemeriksaan kehamilan dan 4 Terlalu................................................................9

4.5 Perkiraan hemoglobin pada kehamilan.................................................................................10

4.6 Perkiraan Tinggi Fundus Uteri...............................................................................................11

4.7 Hipotensi Pada Saat Berbaring Terlentang...........................................................................11

4.8 Pentingnya Deteksi Penyakit Bukan Penilaian/Pendekatan Risiko..................................11

İİİ
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan.............................................................................................................................. 14

5.2 Saran.......................................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 15

İV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang

tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada
manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan dihitung dari awal periode menstruasi terakhir
sampai melahirkan.
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar
dapat berlangsung dengan baik, kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin.
Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal,
secara tiba — tiba dapat menjadi beresiko tinggi.

Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola dengan baik akan
memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan aman. untuk itu

dibutuhkanavidancebaseddalampraktekkehamilanyaknidenganpenggunaan
kebijakan dari bukti terbaik, yang tersedia sehingga tenaga kesehatan (bidan) dan pasien
mencapai keputusan yang terbaik, mengambil data yang diperlukan dan pada akhirnya
dapat menilai pasien secara menyeluruh dalam memberikan pelayanan kehamilan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan evidence based practice?
2. Apa saja informasi evidance base pada asuhan kehamilan terkini?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian evidence based practice.
2. Untuk mengetahui informasi evidence based pada asuhan kehamilan terkini.

1.4 Manfaat
1. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang evidence based practice
kebidanan.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang informasi evidence based
pada kehamilan terkini.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evidence Based Practice
Evidence based ditinjau dari pemenggalan kata (inggris) dapat diartikan evidence
adalah bukti atau fakta, based adalah dasar. Jadi evidence based adalah praktik

berdasarkan bukti. Evidence based adalah proses sistematis untuk mencari, menilai, dan
menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis.
Evidence based — midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan
bukti penelitian yang telah teruju menurut metodelogi ilmiah yang sistematis.
2.2 Manfaat Evidence Based
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan evidence based antara lain :
1. Keamanan bagi tenaga kesehatan
2. Meningkatkan kompetensi (kognitif)
3. Memenuhi tuntutan dan jewajiban sebagai profesional dalam memberikan asuhan

yang bermutu
4. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta
pengembangan ilmu pengetahuan dan teori.
2.3 Pengertian Kehamilan
Menurut federasi obstetri ginekologi internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan berlangsung dalm waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana


trimester I berlangsung dalam 12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu ke 13
hingga ke 27), dan trimester III 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) (Sarwono,
2010).
2.4 Antenatal Care
Pelayanan antenatal care dilakukan oleh tenaga yang profesional di bidangnya sesuai
dengan bidang ilmu yang dipelajari, artinya pelayanan diberikan sesuai dengan
kemampuan tenaga kesehatan seperti dokter ahli kandungan dan bidan yang telah
memiliki aspek legal untuk memberikan pelayanan (surat izin praktek). Dalam hal ini

bidan juga harus paham bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda dan

2
setiap perkembangan dalam tiap trimester harus bidan perhatikan. Setiap tahapan
trimester tentunya kebutuhan layanan akan berbeda.
1. Ruang Lingkup Asuhan Kehamilan
Ruang lingkup asuhan kemhamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan
identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan

resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan.


2. Prinsip Asuhan Kehamilan
a) Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal,alami dan
sehat. Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan
yang membantu serta melindungi proses kehamilan dan kelahiran
normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak
perlu melakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah.
b) Bidan harus memberdayakan ibu dengan meningkatkan pengetahuan
dan pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat

merawat dan menolong diri sendiri pada keadaan tertentu.


c) Bidan harus dapat memberikan informasi yang akurat tentang resiko
dan manfaat dari semua prosedur,obat-obatan,maupun tes/hasil
pemeriksaan sebelum mereka menyutujuinya.
d) Intervensi harus dilaksanakan atas indikasi yang spesifik, bukan
sebagai rutinitas sebab test-test rutin,obat atau prosedur lain pada
kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin.
e) Asuhan kehamilan yang dilaksanakan bidan harus berdasarkan ilmu,
analisa, dan pertimbangan yang matang. Asuhan berkualitas, berfokus

pada klien, dan sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah terkini.


3. Tujuan Asuhan Kehamilan
Tujuan utama ANC adalah menurunkan atau mencegah kesakitan dan
kematian maternal dan perinatal.
Aadapun tujuan khususnya antara lain :
a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan
perkembangan bayi normal.
b) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan
penatalaksanaan yang diperlukan.

3
c) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bayi dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis
untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.

6
BAB III
LANDASAN TELRI

3.1 PEMBAHASAN EZIDENCE BASED


Evidence based practice adalah praktik berdasarkan penelitian yang terpilih dan

terbukti bermanfaat serta merupakan penerapan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit
dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal
ini menghasilkan asuhan yang efektif. Asuhan yang tidak selalu melakukan intervensi.
Kajian ulang memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang
mengancam jiwa sebenarnya bisa diprediksi atau dicegah. Menurut MNH (Maternal
Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang dikenal antenatal care merupakan
prosedur rutin yang dilakukan oleh bidan dalam membina suatu hubungan dalam
proses pelayanan pada ibu hamil hingga persiapan persalinannya. Dengan
memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga

dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan perinatal. Anda perlu memahami bahwa dengan adanya evidence based practice
maka praktik asuhan antenatal menjadi lebih terfokus padapilihan praktik yang
terbukti menguntungkan klien (refocusing antenatal).Hal-hal yang mendorong
efektifitas Antenatal Care adalah hal-halsebagai berikut:
a. Asuhan diberikan oleh bidan yang terampil dan berkesinambungan.
b. Asuhan yang diberikan berdasarkan evidence based practice.
c. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memperkirakan serta
komplikasi.

d. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toksoid, suplemen


gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).
e. .Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita ibu hamil
(HIV, sifilis, tuberkulosis, Hepatitis, penyakit medis lain yang diderita (misal:
hipertensi, diabetes, dan lainlain).
f. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil.
g. Kunjungan ANC secara rutin.

3
Asuhan kebidanan yang berkembang saat ini berasal dari model yang
dikembangkan di Eropa pada awal dekade abad ini. Lebih mengarah ke ritual dan
rutinitas dari pada rasional. Biasanya asuhan ini lebih mengarah ke frekuensi dan
jumlahdari pada terhadap unsur yang mengarah kepada tujuan yang esensial perlu
diketahui pentingnya deteksi penyakit dan bukan penilaian/pendekatan risiko

Pendekatan risiko yang mempunyai rasionalisasi bahwa asuhan antenatal adalah


melakukan screening untuk memprediksi faktor-faktor risiko untuk memprediksi
suatu penyakit. Terdapat suatu contoh hasil riset membuktikan bahwa 71% persalinan
macet tidak bisa diprediksi, 90% ibu yang diidentifikasi berisiko tidak pernah
mengalami komplikasi dan 88% dari wanita yang mengalami perdarahan pasca
persalinan tidak memiliki riwayat yang prediktif.
Pendekatan risiko mempunyai nilai prediksi lebih buruk, oleh karena itu tidak
dapat membedakan mereka yang akan mengalami dan yang mengalami
komplikasi,juga keamanan palsu oleh karena banyak ibu yang dimasukkan dalam

risiko rendah mengalami komplikasi, namun mereka tidak pernah mendapat informasi
mengenai komplikasi kehamilan dan cara penangananya. Bila Anda terpaku pada ibu
risiko tinggi maka pelayanan pada wanita hamil yang sebetulnya bisa berisiko akan
terabaikan. Dapat dikatakan bahwa setiap wanita hamil mempunyai risiko untuk
mengalami komplikasi dan harus mempunyai akses terhadap asuhan yang berkualitas.
Bahkan wanita yang digolongkan dalam risiko rendah bisa saja mengalami
komplikasi. Maka Anda perlu memahami dan mengingat bahwa pendekatan risiko
bukan merupakan strategi yang efisien ataupun efektif untuk menurunkan angka
mortalitas ibu karena:

a. Faktor risiko tidak dapat memperkirakan komplikasi, faktor risiko biasanya


bukan penyebab langsung terjadinya komplikasinya.
b. Apa yang akan anda lakukan bila mengidentifikasi pasien risiko tinggi dan apa
yang harus dilakukan pada pasien dengan risiko rendah.
c. Mortalitas ibu relatif rendah pada populasi yang tidak berisiko (semua wanita
dalam usia reproduksi sehat). Faktor risiko secara relatif adalah umum pada
populasi yang sama, faktor risiko tersebut bukan merupakan indikator yang
pasti bahwa ibu hamil akan mengalami komplikasi.
d. Mayoritas ibu yang tidak mengalami komplikasi dianggap berisiko rendah,

sebagian besar ibu yang dianggap berisiko rendah melahirkan bayinya tanpa
komplikasi.

6
e. setiap wanita hamil berisiko yang mengalami komplikasi, harus mempunyai
akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas, sehingga pendekatan
risiko tidak efektif.
f. Bahkan wanita berisiko rendah pun bisa mengalami komplikasi.
g. Tidak ada jenis penapisan yang bisa membedakan wanita mana yang akan

membutuhkan asuhan kegawatdaruratan dan mana yang tidak memerlukan


asuhan tersebut.
Begitu pentingnya hal ini diperhatikan, sehingga dianjurkan untuk memberikan
penatalaksanaan yang berorientasi pada tujuan yang akan memberikan kerangka
asuhan antenatal yang efektif meliputi:
a. Deteksi dini penyakit.
b. Konseling dan promosi kesehatan.
c. Persiapan persalinan.
d. Kesiagaan menghadapi komplikasi (birth preparedness, complication

readiness).

2
BAB IZ
PEMBAHASAN

4.1 Kunjungan ANC minimal 4 kali Kunjungan

No Trimester WaktuAlasan perlu kunjungan


1. Trimester I Sebelum empat (4)1.mendeteksi masalah yang dapat minggu.ditanagni sebelum memba
jiwa.
2.mencegahmasalah,misal: tetanusneonatal,anemia,dan

kebiasaan tradisional yang


berbahaya.
4. memulai persiapan kelahiran dan
3.membangun hubungan saling
kesiapan mengahdapi
percaya . komplikasi 5.mendorongperilakusehat
(nutrisi,kebersihan,olahraga,

istirahat, seks, dll)


2. Trimester 2 14-28 minggu Sama sengan trimester I , ditambah
:kewaspadaankhususterhadap hipertesi kehamilan ( deteksi gejala

pre-eklampsi, pantau tekanan


darah, evaluasi edema,
proteinuria ).
3. Trimester 3 I.28-36 minggu -sama dengan trimester
sebelumnya ditambah deteksi
II.>36 minggu kehamilan ganda.
-samadengantrimester sebelumnya,ditambahkelainan

letak atau kondisi yang memerlukan


persalinan di rumah sakit

4.2 Pemberian suplemen mikronutrien


Tablet yang mengandung FeSO4, 320 mg ( setara dengan zat besi 60 mg ) dan
asam folat 500 gr. Sebanyak 1 tablet per hari segera setelah rasa mual hilang.

Pemberian selama 90 hari ( 3 bulan ). Ibu hamil harus dinasehati agar tidak
meminumnya bersama dengan teh/ kopi agar tidak mengganggu penyerapannya

>
berdasarkan penelitian yang ada, suplemen mikronutrien berguna untuk mengurangi
angka kesakitan ( morbiditas ) dan kematian ( mortalitas ) ibu hamil secara langsung yakni dengan meng
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk membangun cadangan
pitat yang menghambat penyerapan zat besi(ika pantiawati,2010).

4.3 Imunisasi TT 0,5 cc


Imunisasi adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya untuk
pencegahan ter hadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan

TT Interval Lama Perlindungan % Perlindungan


TT 1 Kunjungan ANC - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah 3 tahun 80%
TT 1
TT 3 6 Bulan betelan 5 tahun 95%

TT 2
TT 4 10 tahun 99%
1 Tahun setelah
TT 3
TT 5 25 tahun / seumur 99%
1 Tahun setelah
TT 4 hidup

4.5 10 T dalam pemeriksaan kehamilan dan 4 Terlalu


Pada pemeriksaan kehamilan bidan wajib memeriksa dan memberikan 10
T ( Depker RI, 2009 ) yaitu:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Tablet Fe
3. Tekanan darah
4. Tetanus Toksoid ( suntik TT )
5. Tentukan status gizi ( mengukur LILA )
6. Tinggi Fundus Uteri
7. Tentukan presentasi Janin dan DJJ

8. Temu wicara

5
9. Tes PMS
10. Tes Laboratorium
Bidan juga harus melakukan konseling pada saat kehamilan atau mengadakan
penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya 4 terlalu, yaitu:
1. Terlalu muda

Dimana ibu hamil dengan usia terlalu tua atau kurang dari 20 tahun
2. Terlalu sering hamil
Ibu yang hamil dengan jarak tiap anak kurang dari 2 tahun.
3. Terlalu banyak anak
Ibu hamil dengan jumlah anak lebih dari 4 anak,
4. Terlalu tua hamil
Ibu hamil dengan usia saat kehamilan lebih dari 35 tahun.
5. terlalu dapat mengakibatkan komplikasi pada kehamilan, seperti cacat pada
janin, perdarahan, bahkan sampai kematian ibu dan janin (Manuaba, 2010).

4.6 Perkiraan hemoglobin pada kehamilan


Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar hemoglobin. Kadar Hb
terendah terjadi sekitar pada umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu
pemeriksaan Hb harus dilakukan pada kehamilan dini untuk melihat data awal, lalu
diulang pada sekitar 30 minggu. Untuk saat ini anemia dalam kehamilan di Indonesia
ditetapkan dengan kadar Hb <11g%. Pada Trimester I dan III atau Hb <10,5g% pada
trimester II.
Apabila hanya terjadi anemia ringan, sebab yang paling sering adalah difisiensi
zat besi dan dapat diobati secara efektif dengan suplementasi besi 60 mg/hari
elemental besi dan 50µg asam folat untuk profilaksi anemia. Program Kemenkes RI
memberikan 90 tablet bsi selama 3 bulan.
Semua ibu hamil yang dapat suplementasi besi harus menghindari tembakau, teh
dan kopi serta dipastikan mereka mengonsumsi makanan kaya protein dan vitamin C.

4.7 Perkiraan Tinggi Fundus Uteri


Pengukuran Tinggi Fundus UteriTinggi fundus uteri adalah tinggi puncak tertinggi
rahim sesuai usia kehamilan. Biasanya pengukuran inidilakukan saat pemeriksaan
abdomen ibu hamil tepatnya saat melakukan Leopold 1. Dari pengukuranTFU dapat
diketahui taksiran usia gestasi dan taksiran berat badan janin. Pengukuran TFU
menggunakan jari pemeriksa sebagai alat ukurnya, namun kelemahannya tiap orang

48
memiliki ukuran jari yang berbeda.TFU lebih baik diukur menggunakan metylen dengan
satuan cm, ujung metylen ditempelkan padasimfisis pubis sedangkan ujung lain
ditempelkan di puncak rahim.
a. TFU untuk mengetahui tafsiran usia kehamilan (UK).
Jika Fundus belum melewati pusat : UK (minggu) = Hasil ukur + 4
Jika Fundus sudah melewati pusat : UK (minggu ) = hasil ukur + 6

b. TFU untuk taksiran Berat Badan Janin.


TBJ ( gram ) = (TFU — 12) X 155 gram

Terdapat variasi yang lebar antara operator yang melakukan pengukuran TFU
dengan cara tradisional ( jari tangan ).
Menggunakan pita ukur untuk mengukur jarak antara tepi atas simpisis pubis dengan
fundus uteri dalam centimeter adalah metoda yang dapat diandalkan untuk
memperkirakan TFU.
Jarak tersebut ( dalam cm ) sesuai dengan umur kehamilan ( dalam minggu ) setelah
umur kehamilan 24 minggu.

4.8 Hipotensi Pada Saat Berbaring Terlentang.


Posisi terlentang mempengaruhi fisiologi ibu dan janin. Setiap ibu hamil
hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan lanjut. Hal ini
disebabkan karena apabila berbaring terlentang akan terjadi penekanan oleh uterus
pada vena pelvis major dan vena cava inferior yang akan mengurangu sirkulasi
darah ke jantung bagian kanan dan akan mengakibatkan pengaliran oksigen ke otak
dan akan mengakibatkan pingsan.
Keadaan tersebut lebih terkenal dengan supine hypotensif syndrome yang dapat
mengakibatkan denyut jantung janin ( DJJ ) abnormal. Namun apabila posisi
terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil dibawah sisi kiri
punggung bawah.

Secara ringkas penelitian menunjukan hasil:


1. Posisi terlentag mempengaruhi fisiologi ibu dan janin.
2. Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada
kehamilan lanjut.
3. Bila posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil

dibawah sisi kiri punggung bawah.

44
4.9 Pentingnya Deteksi Penyakit Bukan Penilaian/Pendekatan Risiko.
Pendekatan risiko yang mempunyai rasionalisasi bahwa asuhan antenatal adalah
melakukan screening untuk memprediksi faktor-faktor resiko untuk memprediksi
suatu penyakit, tetapi berdasarkan hasil study di Zaire membuktikan bahwa 71%
persalinan macet tidak bisa diprediksi , 90% ibu yang diidentifikasi beresiko tidak
pernah mengalami komplikasi dan 88% dari wanita yang mengalami perdarahan
pasca persalinan tidak memiliki riwayat yang prediktif.
Pendekatan risiko mempunyai nila prediksi lebih buruk, oleh karena itu tidak dapat
membedakan mereka yang akan mengalami dan yang mengalami komplikasi, juga
keamanan palsu oleh karena banyak ibu yang dimasukan dalam risiko rendah
mengalami komplikasi, namun mereka tidak pernah mendapat informasi mengenai
komplikasi kehamilan dan cara penanganannya. Bila terpaku pada ibu rrisiko tinggi
makan pelayanan kehamilan ( pada wanita hamil ) yang sebetulnya bisa berisiko
akan terabaikan.
Dapat dikatakan bahwa wanita hamil mempunyai risiko untuk mengalami
komplikasi dan haruus mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang
berkualitas. Bahkan wanita yang digolongkan dalam risiko rendah bisa saja
mengalami komplikasi.
Jadi pendekatan risiko bukan merupakan strategi yang efisien ataupun efektif untuk
menurunkan angka mortalitas ibu karena:
1. Faktor risiko tidak dapat memperkirakan komplikasi, biasanya bukan penyebab
langsung terjadinya komplikasi.
2. Apa yang akan anda lakukan bila megidentifikasi pasien beresiko tinggi dan apa
yang harus dilakukan pada pasien dengan risiko rendah?
3. Mortalitas ibu relatif rendah pada populasi yang beresiko ( semua wanita usia

subur ). Faktir risiko secara relatif adalah umum pada populasi yang sama, faktir
risiko tersebut bukan merupakan indikator yang baik dimana para ibu mungkin akan
mengalami komplikasi.
4. Mayoritas ibu yang mengalami komplikasi dianggap berisiko rendah, sebagian besar
ibu yang dianggap berisiko rendah melahirkan bayinya tanpa komplikasi.
5. Setiap wanita hamil berisiko mengalami komplikasi dan harus mempunyai akses
terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas , sehingga pendekatan risiko tidak
efektif.
6. Bahkan wanita berisiko rendah pun bisa mengalami komplikasi.
7. Tidak ada jumlah penapisan yang bisa membedakan wanita mana yang akan

membutuhkan asuhan kegawatdaruratan dan mana yang tidak memerluka asuhan


tersebut.

12
Atas dasar itu dianjurkan untuk memberikan intervensi yang berorientasi pada tujuan yang akan memberikan ker
Deteksi dini penyakit
Konseling dan promosi kesehatan
Persiapan persalinan
Kesiagaan menghadapi komplikasi Permasalahan dengan pendekatan risiko meliputi:
Mempunyai nilai prediksi yang buruk dan tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan man
Memakai sumber daya yang jarang didapat-anyak ibu yang dimasukan dalam kelompok “risiko tinggi” tidak perna
Keamanan palsu, banyak ibu yang dimasukan dalam kelompok “risiko rendah “ mengalami komplikasi tapi tidak
Sumber daya dialihkan jauh dari perbaikan pelayanan untuk semua ibu.

BAB Z
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Evidence based merupakan cara untuk membantu tenaga kesehatan dalam

membuat keputusan saat merawat pasien sesuai dengan Kebutuhan pasien dan keahlian klinis tenaga

13
Setiap wanita hamil, melahirkan atau nifas mengalami resiko komplikasi yang serius dan mengancam jiwa
Kadang kala wanita hamil yang beresiko rendah sering terabaikan sehingga

mengembangkan komplikasi dan banyak yang lainnya yang memiliki RESTI malah
melahirkan tanpa masalah sama sekali.

5.2 Saran
1. Hendak nya ibu dan keluarga tidak mudah mengikuti mitos yang sudah menjadi
ada-istiadat seteat,ada baik nya ibu hamil dan keluarga bertanya langsung kepada Bidan dan te

gizi yang harus dicukupi oleh seorang ibu hamil


2. Seorang bidan dan tenaga kesehatan hendaknya sering-sering memberikan
pendidikan kesehatanpadamasyarakat setempat agarmasyarakatdapat
merubah pola pikirannya tentang makanan yg dianggap pantang dimakan oleh

ibu hamil yang sejatinya sangat diperlukan untuk perkembangan janin yang
dikandungnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, S.2004.Efektifitas Asuhan Antenatal.Jakarta.Buletin Perinasia.


Bobak, Lowdermill, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas,Jakarta,
EGC.
Bryar, Rosamund. 1995.Theory for Midwifery Practice, Macmillan,Houndmills.

16
Christina, Y. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2, Jakarta : EGC.
Cunningham,Mc Donald, Gant, Wiliam(. ..)Obstetric, Edisi 22, Jakarta. EGC.
DeCherney, H. Alan.2003, Current Obstetric & Gynecologic, Edisi 9, India
Appleton and Lange
Enkin M, Keirse M, Neilson J dkk, 2000, A Guide To Effectiνe Care in

Pregnancyand Chilbirth, Oxford Uniνersity Press Inc, New York.

13

Anda mungkin juga menyukai