D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
NAMA:LIDIA LESTARI
NIM: 154012012020
Dosen Pembimbing :
PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah askeb nifas dan
menyusui dengan judul evidence based pada masa nifas .
Terimakasih juga saya ucapkan kepada Ibu selaku dosen pembimbing. saya
Ucapan terimakasih tak lupa saya sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu proses pembuatan makalah ini baik secara moril maupun materil
Penulis
Lidia Lestari
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….l
DAFTAR ………………………………………………………….ll
BAB 1 PENDAHUALUAN
A. LATAR BELAKANG
MASALAH . ………………………………………..….……….…...….1
B.TUJUAN .……………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
1 KESIMPULAN ……………………………………………………………….12
2.SARAN ………………………………………………………………..12
II
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan, dan
kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan
adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta pemberian ASI
dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat
reproduksi kekeadaan normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan
dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu
negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia, di lingkungan ASEAN,
merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti
kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan segara untuk memberikan pelayanan
kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.
Dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa dapat
dijabarkan bahwa:
1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-27
menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %, infeksi 22,5.%, gestosis 17′,5 %,
dan anestesia 2,0 %.
2. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi setiap 18- 20
menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60 %, infeksi 24-34
%, prematuritas/BBLR 15-20 %, trauma persalinan 2-7 %, dan cacat bawaan 1-3
%.Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan bahwa:
1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat di
butuhkan.
1
2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil
dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.
3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu
muda, dan terlalu tua untuk hamil.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian
besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting
untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu
yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah
telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan
diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan
pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian
ibu dan angka kematian perinatal.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
BAB II
PEMBAHASAN
A. Evidence Based
Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka
evidence Base dapat diartikan sebagai beriku tEvidence adalah Bukti atau fakta dan Based
adalah Dasar. Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan bukti.
Evidence Based Midwifery (Practice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu
mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan
berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk
penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun
2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong
maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan
untuk ibu dan bayi '(Silverton, 2003). EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus
berkontribusi pada praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta
sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka
terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan transparan, sehingga
bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek, pendidikan dan penelitian lebih
lanjut.
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara lain:
a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah
d.Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan
asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
B. Postnatal Care
Posnatal artinya suatu periode yang tidak kurang dari 10 atau lebih dari 28 setelah
persalinan. Dimana selama waktu itu kehadiran yang continue dari bidan kepada ibu dan
bayi sedang di perlukan bertujuan untuk mendeteksi dini adanya kompiliasi dan penyulit
pada masa postnatal.
1. Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung
kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ± 40 hari
(Prawirohardjo, 2002).
2. Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat
– alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu
(Mochtar, 1998).
3. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul
Bari,2000:122).
4. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan
tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
5
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum.
Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
· Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan –
jalan.
· Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6
– 8 minggu.
· Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat
sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau
tahunan.
6
5. Perubahan fisik masa nifas
· Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim (involusi)
1 Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan sampai hari ke 2
(Fase Taking In)
2 Ibu merasa merasa kwatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul perasaan sedih
(Baby Blues disebut Fase Taking Hold (hari ke 3 – 10)
3 Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut Fase Letting Go. (hari
ke 10-akhir masa nifas)
Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix
kaseosa, lanugo, dan mekonium
7
Berwarna kekuningan.
Hanya merupakan cairan putih lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea
purulent.
c Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
d Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas
maupun bayinya.
b.Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut.
c Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
8
a.emastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
e Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari
Tujuannya :
Keterangan
Tampon Vagina
Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menghentikan perdarahan, bahkan perdarahan
tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi
Selama 2 jam pertama atau selanjutnya penggunaan gurita akan menyebabkan kesulitan
pemantauan involusio rahim
9
Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama setelah kelahiran. Ini merupakan waktu yang
tepat untuk melakukan kontak kulit ke kulit untuk mempererat bonding attachment serta
keberhasilan pemberian ASI
e. Breastfeeding
10
Menurut saya penelitian pengobatan tradisional (jamu) dalam perawatan
kesehatan ibu nifas Masa nifas merupakan masa pemulihan organ reproduksi
wanita yang mana sangat rentan terjadi gangguan pada organ reproduksinya.
Masyarakat Jawa meyakini dengan mengkonsumsi jamu selama masa nifas, mampu
menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu nifas,Adapun jamu yang dikonsumsi
bervariasi, ada yang dikonsumsi dalam bentuk pil ada pula jamu olahan. Jamu yang
dikonsumsi merupakan jamu untuk menjaga daya tahan tubuh, meningkatkan
produksi ASI serta menjaga badan agar tetap ramping.
11
BAB III
PENUTUP
1 KESIMPULAN
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian
besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting
untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu
yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah
telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan
diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan
pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian
ibu dan angka kematian perinatal.
2 SARAN
Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, akan
pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKI dan AKB.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aftab S, Abdul BK, and Ghulam R. The assessment of risk factors of postoperative
nausea and vomiting. Journal of the College Physicians and Sergeons Pakistan
2008; 18 (3): 137-141.
Apfel, CC., et al. (2004). A Factorial Trial of Six Interventions for the
Prevention of Postoperative Nausea and Vomiting. The New England Journal of
Medicine. Vol.350 No.24.
Apfel, CC., et al. (2012). Evidence Based Analysis of Risk Factors For
Postoperative Nausea and Vomiting. Article BJA British Journal of Anaesthesia
Brunner & Sudarth, B.A.R. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Edisi
ke 12. Jakarta :EGC
Chintamania dan Elsa sd. 2008. Moroney’s Surgery For Nurse 17/e. Published by
Elsevier. India
Depkes RI. (2009). Standar Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi Rumah Sakit.
Jakarta: Depkes RI.
Ditya, W., Zahari, A dan Afriwardi. (2016). Hubungan Mobilisasi Dini dengan
Proses Penyembuhan Luka pada Pasien Pasca Laparatomi di Bangsal Bedah Pria
dan Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 724-729.
Doubravska, L., Dostalova, K., Fritscherova, S., Zapletalova, J., & Adamus, M.,
2010. Incidence of Postoperatuve Nausea and Vomiting in Patients at A
University Hospital. Where Are We Today?. Biomed Pap Med Fac Univ
Palacky Olomouc Czech Repub., 164(1): 69-76.
13