Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur kehadiran Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya lah sehingga
peyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kebidanan dalam Islam berupa
makalah mengenai “Penatalaksanaan Kala 1 Fase Aktif berdasarkan Evidance
Based“ penyusun berharap semoga makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang
menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai amalan pada ibu hamil
penatalaksanaan Kala 1 Fase Aktif berdasarkan Evidance Based.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan berharap agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Yogyakarta , 08 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................ 1
C. Manfaat ..................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Evidance Based ......................................................................... 2
B. Persalinan .................................................................................. 3
C. Hypnobirthing ........................................................................... 4
D. Pemenuhan intake oral ibu bersalin .......................................... 5

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 4

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas padaa wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di negara berkembang. Kematian pada saat melahirkan biasanya menjadi
faktor utama mortalitas wanita muda pada puncak produktivitasnya. Menurut
Organisasi Dunia atau World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa
angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih
tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya.
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti ilmiah
menunjukan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan
salah satu upaya efektip untuk mencegah kesakitan dan kematian.
Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah persalinan.
Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu perlu diantisipasi
adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanaakan konplikasi pada
jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi dan
ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi kebersihan
penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berada menurut derajat
keadaan dan tempat terjadinya.
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada ibu
selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses
persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta
untuk mendeteksi konplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan
ketidaknormalan dalam proses persalinan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui evidence based terkini kebidanan
2. Untuk mengetahui evidence based penatalaksaan kala 1 fase aktif persalinan.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Evidence based
1. Pengertian
Evidence Based Midwifery atau yang lebih dikenal dengan EBM adalah
penggunaan mutakhir terbaik yang ada secara bersungguh sungguh,
eksplisit dan bijaksana untuk pengambilan keputusan dalam penanganan
pasien perseorangan.
Evidenced Based Midwifery (EBM) ini sangat penting peranannya pada
dunia kebidanan karena dengan adanya EBM maka dapat mencegah
tindakan – tindakan yang tidak diperlukan atau tidak bermanfaat bahkan
merugikan bagi pasien,terutama pada proses persalinan yang diharapkan
berjalan dengan lancar dan aman sehingga dapat menurunkan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi.
2. Tujuan
Tujuan EBP adalah memberi alat, berdasarkan bukti-bukti-bukti
terbaik yang ada, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani gangguan
kesehatan dan kepribadian.
3. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara lain:
a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan
bukti ilmiah
b. Meningkatkan kompetensi (kognitif)
c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam
memberikan asuhan yang bermutu
d. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan
klien mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori
serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kategori Evidence Based menurut WHO
Menurut WHO, Evidence based terbagi sebagai berikut :
a. Evidenve-based Medicine adalah pemberian informasi obat
obatan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa
dipertanggungjawabkan. Temuan obat baru yang dapat saja segera
ditarik dan perederan hanya dalam waktu beberapa bulan setelah obat
tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek
samping yang berat pada sebagian penggunanya.
b. Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dan kedokteran (Clinical Governance): suatu tantangan
profesikesehatan dan kedokteran di masa mendatang
c. Evidence based midwifery adalah pemberian informasi kebidanan
berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.
d. Evidence based report adalah merupakan brntuk penulisan laporan
kasus yang baru berkembang , memperlihatkan bagaimana hasil
penelitian dapat diterapkan pada semua tahapan penatalaksanaan pasien

2
5. Ciri-ciri
a. Terdiri atas bukti penelitian dan pengalaman klinis.
b. Ada keterampilan yang dilibatkan dalam membaca literatur yang
memerlukan kemampuan untuk mensintesakan informasi dan
membuat pertimbangan mengenai kualitas bukti-bukti yang ada.
c. Cara penggunaan informasi merupakan fungsi tingkat otoritas praktisi
di suatu organisasi dan tingkat keyakinannya terhadap keefektifan
informasi yang digunakan.
d. Bagian dari penggunaan EBP adalah kemampuan mengevaluasi secara
mandiri informasi yang digunakan dan menguji validitasnya dalam
konteks praktik masing-masing.
e. Pertimbangan klinis berbasis bukti didasarkan pada gagasan tentang
perilaku dan peran profesional dan terutama dipedomani oleh suatu
sistem nilai bersama.
B. Persalinan
1. Pengertian
Menurut Syarifudin (2012) posisi dalam persalinan adalah posis yang
digunakan untuk persalinan yang dapat mengurangi rasa sakit pada saat
bersalin dan dapat mempercepat proses persalinan.
Persalinan dan kelahiran adalah suatu peristiwa yang normal tanpa
disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Untuk membantu ibu agar
tetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh memaksakan
pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinannya.
Sebaliknya peran bidan adalah untuk mendukung ibu dalam proses
persalinan.
Persalinan normal WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan
beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi belakang kepada
pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah
persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) (JNPK-KR DepKes RI, 2008; 37).

3
2. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan merupakan gerakan-gerakan janin pada proses
persalinan yang meliputi langkah sbb :
a. Turunnya kepala, meliputi :
1) Masuknya kepala dalam PAP
2) Dimana sutura sagitalis terdapat ditengah – tengah jalan lahir tepat
diantara symfisis dan promontorium, disebut synclitismus. Kalau
pada synclitismus os.parietal depan dan belakang sama tingginya
jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati atau agak kebelakang
mendekati promontorium disebut Asynclitismus.
3) Jika sutura sagitalis mendekati symfisis disebut asynclitismus
posterior jika sebaliknya disebut asynclitismus anterior.
a. Fleksi
Fleksi disebabkan karena anak didorong maju dan
sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir PAP serviks, dinding
panggul atau dasar panggul.
b. Putaran paksi dalam
Yaitu putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah
symfisis.
c. Ekstensi
Setelah kepala di dasar panggul terjadilah distensi dari
kepala hal ini disebabkan karena lahir pada intu bawah panggul
mengarah ke depan dan keatas sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melaluinya.
d. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir maka kepala anak memutar kembali
kearah punggung anak torsi pada leher yang terjadi karena putaran
paksi dalam.
e. Ekspulsi
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar sesuai arah
punggung dilakukan pengeluaran anak dengan gerakan biparietal
sampai tampak ¼ bahu ke arah anterior dan posterior dan badan
bayi keluar dengan sangga susur.
3. Tahapan Persalinan
Pada proses persalinan menurut (Mochtar,R, 2001) di bagi 4 kala yaitu :
a. Kala 1 : Kala pembukaan
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan
lengkap (10 cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
1) Fase laten
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap
b) Pembukaan kurang dari 4 cm
c) Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam
2) Fase aktif
a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi adekuat / 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih)
b) Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan
1cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10)

4
c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
d) Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :
b. Kala II : Kala pengeluaran janin
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan
mendorong janin hingga keluar.
Pada kala II ini memiliki ciri khas :
1) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit
sekali
2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara
reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan
3) Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB
4) Anus membuka
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka
dan perineum meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin
kepala akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.
Menurut Kismoyo (2014) lama pada kala II ini pada primi dan
multipara berbeda yaitu :
1) Primipara kala II berlangsung sekitar 2 jam
2) Multipara kala II berlangsung sekitar 1 jam
Pimpinan persalinan
Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letak
berbaring, merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai
batas siku, kepala diangkat sedikit sehingga dagu mengenai dada, mulut
dikatup; dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring kearah dimana
punggung janin berada dan hanya satu kaki yang dirangkul yaitu yang
sebelah atas(JNPKR dan Depkes, 2002)
c. Kala III : Kala uri
Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah
bayi lahir kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan
fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pengeluaran dan
pelepasan uri, dalam waktu 1 – 5 menit plasenta terlepas terdorong
kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan
(brand androw,seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit
setelah bayi lahir. Dan pada pengeluaran plasenta biasanya disertai
dengan pengeluaran darah kira – kira 100-200cc.
Tanda kala III terdiri dari 2 fase :
1) Fase pelepasan uri
Mekanisme pelepasan uri terdiri atas:
a) Schultze
Data ini sebanyak 80 % yang lepas terlebih dahulu di tengah
kemudian terjadi reteroplasenterhematoma yang menolak uri mula
– mula di tengah kemudian seluruhnya, menurut cara ini
perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelah
uri lahir.
b) Dunchan
Lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih dahulu dari
pinggir (20%) Darah akan mengalir semua antara selaput ketuban
c) Serempak dari tengah dan pinggir plasenta
2) Fase pengeluaran uri

5
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu :
a) Kustner
b) Meletakkan tangan dengan tekanan pada / diatas simfisis, tali pusat
diregangkan, bila plasenta masuk berarti belum lepas, bila tali pusat
diam dan maju (memanjang) berarti plasenta sudah terlepas.
c) Klien
d) Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat kembali
berarti belum lepas, bila diam/turun berarti sudah terlepas.
e) Strastman
f) Tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila tali pusat bergetar
berarti belum lepas, bila tidak bergetar berarti sudah terlepas.
g) Rahim menonjol diatas symfisis
h) Tali pusat bertambah panjang
i) Rahim bundar dan keras
j) Keluar darah secara tiba-tiba

b. Kala IV: Kala pengawasan


Yaitu waktu setelah bayi lahir dan uri selama 1-2 jam dan waktu
dimana untuk mengetahui keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan post partum. Pengawasan kala 4 ini dilakukan setelah ibu
merasa nyaman. Pada 1 jam pertama, dilakukan pemeriksaan TTV
setiap 15 menit sekali. Sedangkan pada 1 jam kedua dilakukan setiap
30 menit sekali.

C. Hypnobirthing
1. Pengertian
Hypnobirthing sering disebut juga dengan hypnosis persalinan.
Hypnosis adalah perubahan keadaan kesadaran, dimana subyek
melakukan apa saja yang yang diperintahkan oleh penghipnosis.
Hypnobirthing merupakan metode relaksasi yang mendasarkan pada
keyakinan bahwa ibu hamil bias mengalami persalinan melalui insting dan
memberikan sugesti bahwa melahirkan itu nikmat. (Eni, dkk, 2018)
2. Manfaat
a. Untuk Ibu
Ibu hamil bisa memanage atau mengurangi kadar rasa sakit saat
melahirkan, meminimalisir stress, depresi saat masa melahirkan,
karena ibu jauh lebih mudah mengontrol emosinya. Ibu mendapatkan
rasa nyaman, ketenangan dan kebahagiaan karena persalinan yang lebih
lancar. Mencegah kelelahan yang berlebihan saat proses persalainan,
malah beberapa kasus meski habis mengejan namun wajah menjadi
jauh lebih segar serta dapat engurangi komplikasi medis dalam
melahirkan.
b. Untuk Janin

6
Janin merasa ada kedekatan emosi dan ikatan batin lebih kuat,
karena saat melakukan Hypno-Birthing ibu dan janin menjalin
komunikasi bawah sadar, bayi yang dilahirkan relatif tidak kekurangan
oksigen. Janin juga merasa damai dan mendapatkan getaran tenang
serta pertumbuhan hormon melalui plasenta lebih seimbang.

c. Untuk Suami
Merasa lebih tenang dalam mendampingi proses kelahiran,
emosi kehidupan suami istri lebih seimbang, (karena ada wanita hamil
yang bawaanya suka marah-marah, lebih egois dll) bisa
diseimbangakan dengan hypnobirthing. Jika suami melakukan
hypnobirthing ke istri ada jalinan lebih mesra ke istrinya dan bisa
mendekatkan dengan sang janin.
d. Untuk Dokter dan Para medis
Kerja lebih ringan, karena wanita yang masuk program Hypno-
Birthing lebih stabil emosinya, tidak banyak mengeluh. Proses
persalinan jauh lebih lancar dan cepat. Meminimalkan penggunaan obat
bius, kemungkinan komplikasi persalinan lebih kecil. Proses
pembukaan jalan lahir lebih singkat, meminimalkan penggunaan
induksi persalinan.
3. Teknik Hypnobirthing
a. Preinduksi
Preinduksi adalah persiapan masuk ke pikiran bawah sadar dan
termasuk mengetahui sebagai manfaat melakukan hypnosis. Dalam
arah preinduksi ini ibu hamil juga dilatih tingkat kepekaan terhadap
sugestibilitas, bisa dengan menggunakan alat atau tanpa alat. Salah satu
alat yang digunakan adalah pendulum cevreul, caranya diamkan
pendulum dan pandang pendulum lalu berkonsentrasi menggerakkan
pendulum ke kanan ke kiri atau berputar hanya dengan memfokuskan
pikiran. Cara lain tanpa alat yaitu dengan metode arm levitation yaitu
mengangkat dua tangan lalu merasakan sugesti tangan kiri seolah ada

7
sensasi balon hingga tangan kiri terangkat ke atas, tangan kanan ada
sensasi membawa buku berat sehingga merasa tertarik ke bawah.
Biasanya hypnotherapis akan mengajarkan kepada ibu hamil yang ikut
kursus hypnobirthing.

b. Induksi
Induksi yaitu tahap bagaimana meng-offkan atau mendiamkan
pikiran sadar dan masuk ke pikiran bawah sadar. Yang lazim digunakan
adalah progresif relaksasi yaitu relaksasi bertahap secara cepat dari
ujung kepala secara bagian per bagian sampai ujung kaki.
c. Deepening
Berikutnya untuk memperdalam relaksasi dilakukan deepening,
bisa menggunkan metode elevator seirirng dengan turunnya elevator
maka relaksasi makin dalam, cara yang lain bisa menggunakan ball of
light yaitu imaginasi kekuatan bola cahaya yang selain memperdalam
relaksasi juga sekaligus sugesti menghilangkan kepenatan dan rasa
capai.
d. Terapeutic Sugestion
Setelah dilakukan deepening dilakuakan hypnotherapeuticnya,
bisa sugesti badan sehat dan perasaan gembira, maupun imaginsi
bagaimana melahirkan dengan nyaman dan damai serta tenang.
Metode sugesti bisa bermacam macam, bisa disesuaikan dengan
keadaan emosi dan fisikal pasien , namun jika pasien mengalami
berbagi kasus trauma dan ketakutan yang berlebihan, memang perlu
seorang hypnotherapist untuk membantu.
Seorang hypnotherapist akan mencari permasalahannya dengan
metode hypnoanalisis. Sugesti bisa berupa mehtapora sugesti, bisa
dengan empowerment sugesti maupun berbagai kalimat alternatif.

8
e. Terminasi
Setelah itu proses ditutup dengan terminasi sambil memberikan
sugesti membuka mata dengan keadaan segar bugar.

D. Pemenuhan intake oral ibu bersalin


1. Makanan Yang Dianjurkan Selama Persalinan
Makanan yang disarankan dikonsumsi pada kelompok Ibu yang makan
saat persalinan adalah roti, biskuit, sayuran dan buah-buahan, yogurt
rendah lemak, sup, minuman isotonik dan jus buah-buahan (O’Sullivan et
al, 2009). Menurut Elias (2009) Nutrisi dan hidrasi sangat penting selama
proses persalinan untuk memastikan kecukupan energi dan
mempertahankan kesimbangan normal cairan dan elektrolit bagi Ibu dan
bayi. Cairan isotonik dan makanan ringan yang mempermudah
pengosongan lambung cocok untuk awal persalinan. Jenis makanan dan
cairan yang dianjurkan dikonsumsi pada Ibu bersalin adalah sebagai
berikut :
Makanan:
a. Roti atau roti panggan (rendah serat) yang rendah lemak baik diberi
selai ataupun madu.
b. Sarapan sereal rendah serat dengan rendah susu.
c. Nasi tim.
d. Biskuit.
e. Yogurt rendah lemak.
f. Buah segar atau buah kaleng.

Minuman:

a. Minuman yogurt rendah lemak.


b. Es blok.
c. Jus buah-buahan.
d. Kaldu jernih.
e. Diluted squash drinks.
f. Air mineral.
g. Cairan olahraga atau cairan isotonik.

Ibu melahirkan harus dimotivasi untuk minum sesuai kebutuhan atau


tingkat kehausannya. Jika asupan cairan Ibu tidak adekuat atau mengalami
muntah, dia akan menjadi dehidrasi, terutama ketika melahirkan
menjadikannya banyak berkeringat. Salah satu gejala dehidrasi adalah
kelelahan dan itu dapat mengganggu kemajuan persalinan dan
menyulitkan bagi Ibu untuk lebih termotivasi dan aktif selama persalinan.
Jika Ibu dapat mengikuti kecenderungannya untuk minum, maka mereka
tidak mungkin mengalami dehidrasi.
Pembatasan makan dan minum pada Ibu melahirkan memberikan rasa
ketidaknyamanan pada Ibu. Selain itu, kondisi gizi buruk berpengaruh
terhadap lama persalinan dan tingkat kesakitan yang diakibatkannya, dan
puasa tidak menjamin perut kosong atau berkurang keasamannya. Lima
penelitian yang melibatkan 3130 Ibu bersalin. Pertama penelitian

9
membandingkan Ibu dengan pembatasan makan dan minum dengan Ibu
yang diberi kebebasan makan dan minum. Kedua penelitian
membandingkan antara Ibu yang hanya minum dengan Ibu yang makan
dan minum tertentu. Dua penelitian lagi membandingkan Ibu yang hanya
minum air mineral dengan minuman karbohidrat. Hasil penelitian
menunjukkan tidak adanya kerugian atau dampak terhadap persalinan
pada Ibu yang diberi kebebasan makan dan minum. Dengan demikian, Ibu
melahirkan diberikan kebebasan untuk makan dan minum sesuai yang
mereka kehendaki (Taavoni, Fathi, Ekbatani, & Haghani, 2019).
2. Pengaruh Asupan Makan dan Minum Selama Persalinan
a. Kebutuhan Energi Selama Persalinan
Tidak ada data pasti dari hasil penelitian yang menunjukkan kebutuhan
energi pada Ibu yang bersalin. Namun 18 tahun yang lalu tim
Investigator Walter Reed Army Medical Center mengamati kebutuhan
metabolik Ibu bersalin sama dengan latihan aerobik selama terus-
menerus. Sedangkan menurut American College of sport medicine
menetapkan bahwa minuman karbohidrat dapat menghilangkan
kelelahan pada yang latihan aerobik terus menerus, sehingga hal ini
relevan pada Ibu hamil.
b. Ketosis
Ibu hamil rentan terhadap ketosis karena tuntutan metabolism
perkembangan janin dan perubahan hormon. Persalinan lama akan
meningkatkan produksi keton, dan diperburuk dengan berpuasa.
Scrutton et al (1999) melakukan penelitian secara acak untuk
mengetahui efek dari diet rendah residu sebanyak 48 orang atau hanya
minum air saja sebanyak 46 orang selama persalinan, terhadap kondisi
metabolik, hasil persalinan, dan volume residu lambung. Akhir
persalinan kelompok yang hanya minum air putih menunjukkan
kejadian ketosis yang lebih besar serta menurunnya kadar glukosa dan
insulin.
c. Stres Persalinan
Ternyata makan dan minum saat persalinan dapat mengurangi stress
pada Ibu ketika bersalin. Penelitian Penny Simpkin (1986) dalam
Nancy (2010) melaporkan dari 159 Ibu bersalin, 27% Ibu yang dibatasi
asupan makanan mengalami stress dan 57% Ibu bersalin mengalami
stress dengan pembatasan asupan cairan. Penelitian senada dilakukan
oleh Amstrong dan Johnson (2000), 149 Ibu bersalin di Scottish, 30 %
diantaranya memilih untuk asupan makanan ketika bersalin dan 25%
diantaranya menunjukkan kepuasan terhadap proses persalinannya
berlangsung.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evidence base adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan
menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis.
Berdasarkan analisis jurnal yang telah dilakukan. Ditemukan bahwa pemberian
intake oral dan penatalaksanaan hypnobirthing pada ibu bersalin dapat
memberikan pengalaman positif untuk ibu bersalin dan memberikan pengaruh
yang signifikan untuk kemajuan proses persalinan.

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini dapat dijadikan
pedoman kita dalam pembelajaran. Apabila ada kekurangan dalam penulisan
makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Eni, T., Devi, R., Sulastriningsih, K., & Tiawaningrum, E. (2018). Pissn 2477-3441
Eissn 2477-345x Pengaruh Yoga Prenatal Dan Hypnobirthing Terhadap Proses
Persalinan Kala I Pada Ibu Bersalin Di Bpm Restu Depok Periode Januari-Juni
Tahun 2017 The Influence Of Hypnobirthing And Yoga On Labor Process On
One On Mother Labor In Bps Restu Depok January- June Period In Eissn 2477-
345x, 5(01), 26–32.
Taavoni, S., Fathi, L., Ekbatani, N. N., & Haghani, H. (2019). The Effect Of Oral Date
Syrup On Severity Of Labor Pain In Nulliparous, 20(1).
Https://Doi.Org/10.5812/Semj.69207.Research

12
Lampiran

13
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 5 No. 01, Jan 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

PENGARUH YOGA PRENATAL DAN HYPNOBIRTHING TERHADAP PROSES


PERSALINAN KALA I PADA IBU BERSALIN DI BPM RESTU DEPOK
PERIODE JANUARI-JUNI TAHUN 2017

Tria Eni Rafika Devi1, Kursih Sulastriningsih2, Erie Tiawaningrum3


1
Stikes Bhakti Pertiwi Indonesia, Jalan Jagakarsa Raya No 37, Jakarta Selatan-12620, Indonesia,2 Stikes Bhakti Pertiwi
Indonesia, Jalan Jagakarsa Raya No 37, Jakarta Selatan-12620, Indonesia,3 Stikes Bhakti Pertiwi Indonesia, Jalan Jagakarsa
Raya No 37, Jakarta Selatan 12620, Indonesia

ABSTRAK

Hypnobirthing merupakan metode relaksasi yang mendasarkan pada keyakinan dan memberikan sugesti bahwa melahirkan
itu nikmat. Yoga merupakan suatu latihan gerak yang diberikan pada ibu hamil, dimana yoga ini mulai dilakukan saat usia
kehamilan 4-6 bulan. Pada studi pendahuluan didapatkan data persalinan pada tahun 2015 Dari 117 ibu bersalin tersebut,
yang tidak mengikuti yoga terdapat 15 orang (12,8%), yang mengalami persalinan tidak lancar 9 orang (60,0%), dan yang
mengalami persalinan lancar ada 6 orang (40,0%). Dan pada tahun 2016 dari 85 ibu yang bersalin yang tidak mengikuti yoga
prenatal terdapat 30 orang (35,3%), yang mengalami persalinan tidak lancar terdapat 17 orang (56,7%), sedangkan yang
lancar 13 orang (43,3%).Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan yoga prenatal dan hypnobirthing terhadap proses
persalinan kala I pada ibu bersalin di BPS Restu Depok periode januari-juni tahun 2017.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik, dengan metode pendekatan Statistic Group Comparison, menggunakan total
sample dengan jumlah sample 70responden, memakai data yaitu data sekunder (rekam medik), analisis menggunakan Mann-
Whitney.
Hasil penelitian, Hasil uji statistik Mann-Whitney terdapat pengaruh antara yoga prenatal dengan proses persalinan kala I
nilai (p-value = 0,000) dan terdapat pengaruh antara hypnobirthing dengan proses persalinan kala I nilai (p-value = 0,000),
Kesimpulan penelitian ini yaitu dari dua variabel semuanya terdapat adanya pengaruh antara yoga prenatal dan
hypnobirthing terhadap proses persalinan kala I padaibubersalin.
Saran untuk para tenaga kesehatan agar dapa tmembantu menurunkan angka kematian ibu serta diharapkan dapat
meningkatkan lagip elayanan yoga prenatal dan hypnobirthing.

Kata kunci: yoga prenatal, hypnobirthing, persalinan

THE INFLUENCE OF HYPNOBIRTHING AND YOGA ON LABOR PROCESS ON


ONE ON MOTHER LABOR IN BPS RESTU DEPOK JANUARY- JUNE PERIOD IN
2017

Abstract

Hypnobirthing is a method of relaxation based on the assumption and giving the best gift of yoga. Yoga is an instructorl,
where 4-6 months of pregnancy. In the past year there were 15 persons (12.8%), who experienced non-fluent follow-up of 9
people (60.0%), and those who were in contact with 6 people (40.0%). And in 2016 from 85 maternal mothers who did not
follow prenatal yoga there were 30 people (35.3%), those who experienced an infection did not have 17 people (56.7%),
while 13 patients (43.3%) .The purpose of the study was to know the relationship of prenatal yoga and hypnobirthing to the
process of labor in the first stage at the BPS Restu Depok period 2017.
Research analitik, Group Comparison approach, using the total sample with the number of sample 70responden, using data
that is secondary data (rekammedik), analisism using Mann-Whitne.
Managney-Whitneyter results the influence between prenatal yoga with the process of labor kala I value (p-value = 0,000)
and the influence between hypnobirthing and the process of labor when Inilai (p-value = 0,000), the conclusion of this
research is that it can be prenatal and hypnobirthing to the process of labor in the first stage of labor.
Suggestions for healthcare workers can help to lower rates of death as well as hope for improving prenatal yoga and
hypnobirthing services.

Keywords: prenatal yoga, hypnobirthing, childbirth

www.jurnalibi.org 26

14

Anda mungkin juga menyukai