Pada Bayi “Y” Usia 2 Bulan Dengan Imunisasi DPT-HB (Pentavalen) I dan Polio II
Di Puskesmas Maesan
Bondowoso
Disusun Oleh :
Siti Badriyah
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SAW karena atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Asuhan kebdanan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Bayi “Y”
Usia 2 Bulan Dengan Imunisasi DPT-HB (Pentavalen) I dan Polio II, penulis menyadari
dalam penyusunan laporan studi kasusu ini tidak lepas dari bimbingan dan petunjuk serta
bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapka terima
kasih yang se besar-besarnya kepada :
1. Dr. Nur Hamim, SKM.,S.kep.,Ns.,M.Kes. Selaku Ketua Stikes Hafsawaty Pesantren
Zainul Hasan Genggong Probolinggo
2. Dr. Widya Sofa Ilmiah, SST.,M.Kes. Selaku Pembimbing Akademik, Di Stikes
Hafsawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo
3. dr. Hj. Yudia Candrawati selaku kepala puskesmas maesan
4. Semua rekan mahasiswa Profesi Kebidanan Stikes Hafsawaty Pesantren Zainul Hasan
Genggong Probolinggo
5. Serata kepada keluarga tercinta yang telah memberi dukungan dan semangat.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan studi kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan terutama penulis tentunya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Campak dan rubella yang menyerang ibu hamil cukup berbahaya. Pada
wanita yang masih hamil muda, rubella dapat menyebabkan keguguran dan
kematian bayi dalam kandungan hingga kelainan bawaan pada bayi.
a. Manfaat Imunisasi MR
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya. Manfaat imunisasi MR
adalah untuk mencegah tubuh terserang penyakit campak dan rubella
b. Perbedaan Imunisai MMR dan MR
Berbeda dengan Imunisasi MMR Banyak orang yang masih belum
mengetahui apa perbedaan antara imunisasi MR dan MMR. Imunisasi MR
(Measles dan Rubella) merupakan kombinasi vaksin campak atau Measles
(M) dan Rubella (R). Sedangkan imunisasi MMR (Measles, Mumps dan
Rubella) terdiri dari 3 komponen vaksin yaitu Mumps (gondongan),
Measles (campak), dan Rubella. Sehingga perbedaan ini ada pada
kandungan mumps untuk melawan gondongan yang tidak dimasukkan ke
dalam vaksin MR. Gondongan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dapat mengakibatkan terjadinya demam, nyeri, dan pembengkakan
kelenjar di bawah telinga.
c. Pemberian imunisais MR
Siapa yang Perlu Menerima Imunisasi MR, Imunisasi MR diberikan
pada semua anak pada usia 9 bulan sampai 15 tahun. Bagi anak yang
sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi campak, imunisasi MR ini tetap
perlu diberikan.Wanita yang ingin merencanakan kehamilan juga perlu
mendapatkan vaksin ini
d. Efek Samping Imunisasi MR
Umumnya imunisasi MR tidak memberikan efek samping yang berarti.
Namun tubuh setiap orang penerimaannya berbeda. Beberapa orang bisa
mengalami efek samping seperti demam, ruam kulit, atau nyeri di bagian
kulit bekas suntikan. Akan tetapi ini merupakan reaksi yang normal dan
akan menghilang dalam waktu sekitar 2-3 hari. Efek samping ini bisa saja
timbul dikarenakan imunisasi adalah suatu tindakan dengan memasukkan
zat yang berasal dari kuman, baik yang sudah mati atau pun yang
dilemahkan.
Diharapkan dengan pemberian imunisasi ini, sistem pertahanan tubuh
dapat mengenali kuman tersebut sehingga tubuh bisa mengatasinya apabila
suatu saat terjadi infeksi. Vaksin ini telah mendapat rekomendasi dari
WHO (Badan Kesehatan Dunia) dan izin edar dari Badan Pengawas Obat
dan Makanan. Vaksin ini juga telah digunakan di lebih dari 141 negara di
dunia.
e. Persyaratan Sebelum Melakukan Imunisasi MR
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan, Anung Sugihantoro mengatakan ada 4 syarat dari sisi
kesehatan yang perlu diperhatikan sebelum mulai imunisasi.
1) Vaksin ditujukan untuk anak berusia 9 bulan - 15 tahun
2) Penerima harus dalam keadaan sehat atau tidak baru saja sembuh dari
penyakit berat
3) Tidak memiliki riwayat alergi dengan vaksin sebelumnya
4) Pemberian vaksin atau imunisasi harus dilakukan oleh tenaga ahli
alias tenaga kesehatan profesional.
2.1.6. Jadwal Pemberian Imunisasi
(PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI DEPKES)
1. Jadwal Pemberian Imunisasi wajib Pada bayi
TINJAUAN KASUS
Pada bagian ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan yang di berikan
pada By’Y’ umur 2 bulan dengan imunisasi DPT-HB (pentavalen) I dan Polio II di
Puskesmas Maesan.
Pemberian vaksin DPT-HB di mulai sejak usia 2 bulan sampai usia 11 bulai sebanyak
3 kali, sama halnya dengan pemberian vaksin Polio yang diberikan sejak usia 0-11 bulan
dengan frekuensi 4 kali. Pada kasus By. Y vaksin DPT-HB (pentavalen) I dan Polio II telah di
berikan pada usia 2 bulan. Dapat di simpulkan pemberian vaksin pada By. A tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik.
BAB V
5.1. Kesimpulan
imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat anti untuk merangsang
pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin
BCG, DPT dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio). (Hidayat, 2008, p54)
setelah dilakukan menkajian bayi sehat dan dapat diberi asuhan kebidanan kepada
bayi dengan imunisasi DPT-HB (pentavalen) I dan Polio II.
5.2. Saran
5.2.1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasisiwa dapat meningkatkan mutu KIE imunisasi pada bayi agar
lebih mengerti dan memahami tentang asuhan kebidanan yang haus di beikan
kepada bayi/ balita dengan kebutuhan imunisasi
5.2.2. Bagi Intitusi Pendidikan
Laporan ini dapat di gunakan sebagai bahan masukan untuk pembuatan asuhan
kebidanan pada bayi/ anak dengan imunisasi selanjutnya
5.2.3. Bagi Masyarakat
Laporan ini dapat di gunakan sebagai informasi untuk lebih memperhatikan
asuhan kebidanan yang wajib di berikan kepada bayi/balita dengan imunisasi
DAFTAR PUSTAKA
Wahab, Samik. 2007. Sistem Imun, Imunisasi dan Penyakit Imun. Jakarta: widya Madika