RI dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, meluncurkan vaksin pentavalen untuk balita. Sehingga,
vaksin yang merupakan kombinasi dari vaksin DPT, Hepatitis B, dan Hib ini resmi
digunakan.
Peluncuran sekaligus perkenalan vaksin kepada masyarakat ini dihadiri Wakil Gubernur
Jawa Barat Dedi Miswar, Bupati Karawang Haji Ade Swara, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Jabar Alma Lucyati, perwakilan dari negara-negara donor, pemda beberapa provinsi,
Dalam kesempatan itu, Menkes juga menyerahkan secara simbolis vaksin Pentavalen kepada
Wakil Gubernur. Jawa Barat. Dalam sambutannya Menkes mengungkapkan, bahwa anak-
anak Indonesia akan lebih terlindungi dari ancaman penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), dengan ditambahkannya vaksin Haemophilus influenzae type b (Hib) yang
Vaksin yang merupakan pengembangan dari vaksin tentravalen (DPT-HB) kombinasi buatan
Indonesia ini disebut Pentavalen, karena merupakan gabungan dari lima antigen, yaitu DPT
(Difteri, Pertusis, dan Tetanus), Hepatitis B serta Hib). Lima antigen tersebut diberikan dalam
satu suntikan, sehingga memberikan kenyamanan bagi bayi yang mendapat imunisasi beserta
ibunya.
“Imunisasi pentavalen ini merupakan kombinasi. Isinya gabungan dari 3 jenis vaksin, yaitu
vaksin DPT, HB, dan Hib,” papar dr Desak Made Wismarini, MKM, Direktorat Surveilans,
Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra Kemenkes RI, dalam press briefing yang
Hib atau Haemophillus Influenzae type b ini merupakan bakteri yang hanya ditemukan pada
manusia. Pada bayi dan balita, Hib dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti meningitis,
“Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada anak, terutama bayi. Sekitar 23
persen pneumonia yang serius pada anak disebabkan oleh bakteri Hib,” ungkap dr Made.
Selain itu, upaya penanggulangan yang efektif bagi bayi dan balita dilakukan melalui
imunisasi Hib. Imunisasi DPT-HB-Hib atau pentavalen ini sudah didukung secara legal
Januari 2013.
Tak hanya itu, pencanangan vaksin kombinasi baru ini juga merupakan komitmen global
yang melibatkan WHO. Hasil kajian Regional Review Meeting on Immunization WHO di
New Delhi dan Komite Ahli Penasihat Imunisasi Nasional tahun 2010 merekomendasikan
agar vaksin Hib diintegrasikan ke dalam program imunisasi nasional untuk menurunkan
angka kesakitan, kematian, dan kecacatan bayi serta balita akibat pneumonia dan meningitis.
“Perlu diingat bahwa pelaksanaan ini juga dalam rangka mencapai salah satu komponen
MDG’s, khususnya pada poin keempat, di mana disebutkan golnya adalah penurunan angka
Menurutnya, meskipun imunisasi bukan suatu hal yang baru dan sudah lama dilaksanakan di
Indonesia, namun tetap dibutuhkan partisipasi dari semua pihak agar usaha pemerintah ini
Mulai tahun ini Kemenkes RI menegaskan akan memulai kebijakan perkenalan imunisasi
baru, yang disebut juga pentavalen (DPT-HB-Hib). Vaksin kombinasi antara DPT, HB, dan
Hib ini ditengarai lebih unggul jika dibandingkan program imunisasi sebelumnya yang
“Kita perlu vaksin baru jika penyakit yang ada angka kematiannya tinggi. Pneumonia saat ini
dikatakan sebagai penyebab kematian terbesar pada anak dan sekitar 23 persen pneumonia
yang serius pada anak disebabkan oleh bakteri Hib. Itulah mengapa vaksin baru ini dinilai
perlu,” ujar Prof Dr dr Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K), Ketua Satgas Imunisasi IDAI,
dalam press briefing yang disampaikan di Gedung Kemenkes RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta,
Selasa (20/8/2013).
Prof Sri menilai ada beberapa keunggulan vaksin Pentavalen (DPT-HB-Hib) jika
Meskipun dirasakan tidak penting, namun Prof Sri menyampaikan bahwa hal ini sangat
bermanfaat bagi si anak. Menurutnya, imunisasi yang diberikan dengan cara disuntik ini tidak
si anak disuntik 9 kali. Sedangkan jika diberikan imunisasi pentavalen, anak berarti hanya
akan disuntik 3 kali. Karena setiap kali disuntik sudah ‘kombinasi’ dari ketiga jenis vaksin
“Kunjungan ke posyandu atau puskesmas tentu akan membutuhkan biaya, khususnya jika
keluarga tersebut berada di daerah yang memang puskesmasnya masih sedikit,” papar Prof
Sri.
Selain itu, jika memang ibu dari anak merupakan ibu yang bekerja maka pemberian imunisasi
pentavalen ini dinilai oleh Prof Sri akan membantu ibu mengatur waktu lebih efisien, karena
Imunisasi pentavalen (DPT-HB-Hib) diketahui merupakan kombinasi dari vaksin DPT, HB,
dan Hib. DPT diketahui merupakan vaksin yang digunakan untuk mengurangi risiko penyakit
difteri, pertusis (batuk 100 hari), dan tetanus. Sementara HB merupakan vaksin untuk
“Hib sendiri diketahui bisa mengurangi risiko penyakit seperti meningitis dan arthritis,”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang.
(http://www.dkk-bpp.com-sysinfokes kota Balikpapan)
Anak-anak adalah usia yang paling rentang karena dengan mudah dapat terjangkit
suatu penyakit, karena itu perlu diberikan perlingdungan sejak dini. Salah satunya adalah
dengan diberikan imunisasi agar anak tersebut dapat terhindar dari suatu penyakit seperti
Polio, Hepatitis, Campak, TBC dan lain-lain.
Lebih dari 1,5 juta anak meninggal setiap tahun karena penyakit yang sebenarnya
sudah ada vaksinnya. Penyebabnya antara lain karena orang tua lalai terhadap kewajibannya
membawa anak ke dokter atau petygas kesehatan untuk memberi imunisasi pada anaknya.
Dengan di buat asuhan kebidanan pada Bayi dengan imunisasi DPTII PolioIII ini
merupakan salah satu upaya dalam pemberian imunisasi pada bayi, karena dengan adanya
asuhan kebidanan ini diharapkan mandapatkan imunisasi yang tepat dan sesuai waktunya.
1.2 Manfaat
a. Mahasiswa dapat memahami tentang imunisasi.
b. Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien imunisasi.
c. Mengevaluasi institusi dalam pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart pelayanan
operasional yang telah ditetapkan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Diharapkan setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada By “J” Usia 3 bulan dengan
imunisasi DPT ComboII dan PolioIII diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif dan menyeluruh.
1.3.2 Tujuan khusus
- Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada anak dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah pada
anak dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada anak dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera pada anak dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu mengembangkan rencana asuhan kebidanan pada masalah yang
muncul
- Mahasiswa mampu mengarahkan atau melaksanakan rencana tersebut secara efisien dan
aman pada anak dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi rencana tindakan pada anak dengan imunisasi
1.4 Metode Penulisan
ancara : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan menanyakan langsung kepada ibu pasien yang
bersangkutan.
servasi : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan Observasi langsung pada pasien.
Pustaka : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan mempelajari teori dari buku-buku sumber untuk
memperlengkap kasus yang dialami.
elajari kasus : Dengan melihat rekam medik klien terhadap program pengobatan melalui catatan medik.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, Tujuan, Metode penulisan dan Sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORI
Berisi tentang konsep imunisasi, konsep imunisasi DPT, konsep imunisasi Polio, dan konsep
manajemen kebidanan varney.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Berisi tentang Pengkajian, Identifikasi masalah dan diagnosa, Identifikasi masalah potensial,
Identifikasi kebutuhan segera, Intervensi, Implementasi, Evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Membahasa ada tidaknya kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP IMUNISASI
2.1.1 Definisi Imunisasi
- Imunisasi adalah upaya untuk memperkuat sistem pertahanan tubuh.
(Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000)
- Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
tertentu
(Aziz Alimul, 2004 : 81)
- Imunsiasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten, anak diimunisasi berarti diberikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit,
tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain
(Sukirdjo Notoadmodjo, 2003)
2.1.2 Tujuan Imunisasi
a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan pada
penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu
dari dunia seperti pada imunisasi cacar
b. Untuk menimbulkan dan meningkatkan kekebalan seseorang terhadap penyakit infeksi
c. Untuk memberikan data tahan tubuh yang sebesar-besarnya pada resipen agar tidak
menjadi sakit / hanya mengalami gejala klinik seandainya resipen sakit alami tanpa
membahayakan resipen
d. Untuk memberikan kekebalan kepada bayi anak, maupun ibu hamil dengan maksud untuk
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
e. Untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi
serta anak yang disebabkan penyakit tertentu.
2.1.3 Macam-macam Imunisasi
aktif
Adalah tubuh membuat antibody sendiri untuk dapat menghasilkan antibody tertentu,
seseorang harus terinfeksi oleh penyakit tertentu baik melalui terjangkit penyakit tersebut
atau melalui pemberian vaksin yang mengandung bakteri atau virus atau rancunnya yang
sudah dilemahkan
pasif
Adalah tubuh anak diberikan antibody yang sudah dibuat. Kekebalan pasif juga mencakup
kekebalan bawaan (konginental) misalnya bayi mendapat antibody dari ibu melalui plasenta,
kekebalan akan melindungi bayi selama bulan-bulan pertama. Kehidupannya terhadap
berbagai penyakit seperti tetanus, campak, malaria. Namun kekebalan ini tidak dapat
bertahan lama
2.1.4 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
- Polimyelitis (kelumpuhan)
- Campak
- Dipteri
- Pertusis
- Tetanus
- Tuberculosis
- Hepatitis
Sesuai dengan program pemerintah (depkes) tentang program pengembangan imunisasi
(PPI), maka anak harus mendapatkan perlindungan terhadap 7 penyakit utama tersebut, yaitu
dengan imunisasi
2.1.5 Jenis Vaksin
1) Vaksin hidup
Berasal dari bakteri atau virus yang dilemahkan, bersifat labil dan dapat mengalami
kerusakan bila kena panas dan sinar. Vaksin hidup dan tersedia saat ini:
Dari virus hidup : campak, gondok, rubella, demam kuning
Vaksin dari bakteri : BVG, demam tipoid
2) Vaksin inactivid
Berasal dari bakteri virus atau komponen yang dibuat tidak aktif vaksin incativid selalu
membutuhkan dosis ganda. Pada umumnya dosis yang pertama tidak menghasilkan imuniti
produktif baru timbul setelah dari kedua / ketiga vaksin inactivid yang tersedia saat ini
berasal dari :
Seluruh sel virus inactivid. Contohnya : influenza, polio, rabies, hepatitis A.
Seluruh sel bakteri inactividm contohnya : pertusis, tyroid, kolera influenza, a-seluler,
typoid VI
Toxoid contohnya : difteri, tetanus, botalium
Polisakarida murni, contohnya : pneumokokus, meningitid, hypotolamus, influenza type
B
Gabungan polisakarida (haemophylus influenza type B dan pnemokokus)
Umur Vaksin
0 bulan Hepatitis B-1, BCG, OPV-1
2 bulan Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2
3 bulan DPT-2, OPV-3
4 bulan DPT-3, OPV-4
7 bulan Hepatitis B-3 (dapat bersamaan dengan
campak umur 9 bulan)
9 bulan Campak
c. Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib
Bila bayi datang ke Posyandu/ Puskesmas
Umur Vaksin
2 bulan BCG, OPV-2, DPT-2
3 bulan Hepatitis B-1, OPV-2, DPT-2
4 bulan Hepatitis B-2, OPV-3, DPT-3
9 bulan Hepatitis B-3, OPV-4, Campak
B. Vaksin Pertusis
Vaksin ini dibuat dari kuman Bordetella pertusis yang telah dimatikan, dikemas dengan
vaksin difteria dan tetanus, Mudah rusak jika dipanaskan.
ab : Bordetella
an : Droplets Infection
gejala : Anak tiba-tiba menangis terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merah/kebiruan,
keluar air mata, kadang sampai muntah.
C. Vaksin Tetanus
Macam vaksin tetanus :
1. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif seperti tetanus toxoid yaitu racun kuman
tetanus yang dilemahkan.
al (TT)
n vaksin difteri (DT)
n vaksin difteri, pertusis, dan tetanus (DPT)
2. Serum yang mengandung kekebalan pasif terhadap tetanus (AST) anti tetanus serum.
a. Penyebab : Closridium Tetani
Penularan : Kuman masuk lewat lika anaerob seperti suplai darah kurang, kotor, luka tusuk, tembak.
b. Tanda/gejala : Kejang dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang teraba keras
dan tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar dibuka (trismus).
2. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlaku
3. Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat
4. Mengetahui jadwal vaksinasi
5. Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
6. Memperhatiakan dosis yang akan diberikan yaitu 0,5 cc
i.
c. Nifas
Ditanyakan pada Ibu mengeluarkan darah yang bagaimana, seberapa banyak, kontraksi uterus
baik atau tidak (bila kontraksi baik, uterus bulat dan mengeras). ASI sudah keluar apa belum,
ada luka jahitan atau tidak
d. Neonatal
Ditanyakan pada Ibu tentang jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi yang dilahirkan
5. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui apakah anak telah mendapat imunisasi lengkap/tidak
6. Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana pola nutrisi Ibu, eliminasi, istirahat, aktivitas personal
hygiene.
7. Riwayat Psikologi dan Budaya
a. Psikologi
Bagaimana respon Ibu dan keluarga terhadap kelahiran anaknya
b. Sosial
Apakah hubungan Ibu dengan suami keluarga serta petugas kesehatan baik atau tidak
c. Budaya
Untuk mengetahui tradisi yang dianut keluarga yang merugikan termasuk pantang makan,
minum jamu dan kebiasaan berobat jika sakit
8. Data Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana sikap Ibu terhadap agama yang diyakininya
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/koma
Tanda-tanda Vital :
Pernafasan : normal (40 - 60 x / menit)
Suhu : normal (36,5 - 37,5oC)
Nadi : normal (100 - 160 x/menit)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam menyebar merata.
Wajah : Simetris, tidak pucat, dan tidak kuning
Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis, lidah bersih
Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
Dada : Simetris, gerak nafas teratur.
Perut : tidak ada benjolan abnormal.
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Reflek : +/+
Integumen : Bersih, turgor baik
Genetalia : Bersih, testis sudah turun ke scrotum
Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.
Leher : Tidak terabapembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak
teraba pembesaran vena jugularis.
Perut : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran hepar.
Ekstremitas :
Atas : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Bawah : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Integumen : Bersih, turgor baik
c. Auskultasi
Dada : COR : Nadi teratur 100x / menit
Perut : Terdengar bising usus ± 12x / menit
d. Perkusi
Abdomen : Tidak kembung
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
Bayi
Nama bayi : Bayi.”J”
Tanggal lahir : 15 September 2010
Usia : 3 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 5800 gram
Anak ke : I
Orang Tua
ama ibu : Ny.”M” Nama ayah : Tn.”D”
mur : 27 tahun Umur : 31tahun
gama : Islam Agama : Islam
uku : Jawa Suku : Jawa
endidikan : SMA Pendidikan : S1
ekerjaan : IRT Pekerjan : Swasta
enghasilan : - Penghasilan : ± Rp.2.000.000/bln
lamat : Sumbersari no. 138A
2. Alasan datang ke posyandu
Ibu mengatakan bayinya berumur 3 bulan dan waktunya mendapatkan imunisasi DPT
Combo II dan Polio III
3. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tidak ada keluhan
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB : 5800 gram
- Tanda-tanda vital :
RR : 40 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,9 0C
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam menyebar merata.
Wajah : Simetris, tidak pucat, dan tidak kuning
Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis, lidah bersih
Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
Dada : Simetris, gerak nafas teratur.
Perut : tidak ada benjolan abnormal.
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Genetalia : Bersih
Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak
teraba pembesaran vena jugularis.
Perut : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran hepar.
Ekstremitas :
Atas : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Bawah : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Integumen : Bersih, turgor baik
c. Auskultasi
d. Perkusi
Abdomen : Tidak kembung
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH
-
-
V. INTERVENSI
VI. IMPLEMENTASI
- Imunisasi DPT memberi kekebalan terhadap penyakit depteri, pertusis dan tetanus.
- Polio untuk melindungi anak dari penyakit polio militus
2. Menjelaskan tentang reaksi setelah imunisasi DPT yaitu meningkatnya suhu tubuh,
penanganannya berikan pakaian yang tipis dan berikan obat penurun panas serta kompres
dengan air hangat, kalau tidak sembuh bawa ke rumah sakit,atau puskesmas terdekat.Reaksi
polio relatif tidak ada, mungkin hanya berak-berak ringan.
3. Memberikan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII terlebih dahulu dengan mempersiapkan:
Persiapan alat untuk DPT Combo
a. Alat
- Vaksin DPT Combo didalam termos es atau lemari pendingin
- Spuit steril 0.5 cc
- Kapas alkohol
- Obat penurun panas
- KMS
b. Persiapan pasien
Orang tua pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
- Pasien dipangku
Langkah-langkah :
- Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, kemudian keringkan dengan
menggunakan handuk kering.
- Cek label flacon, vaksin kocok hingga endapan sempurna
- Hadapkan sekarang dengan menggenggam flacon untuk mencegah obses steril
- Buka tutup flacon, bersihkan dengan kapas DTT
- Amati spuit 0,5 cc buka spuit yang akan disiapkan dan hisap vaksin sebanyak 0,5 cc
- Cabut jarum dari flacon ganti jarum dengan keluarkan udara yang terdapat dalam spuit
hingga vaksin keluar sedikit
- Tentukan tempat penyuntikan yaitu 1/3 paha bagian luar sebelah kanan
- Usap tempat penyuntikan dengan kapas DTT
- Pegang spuit dengan tangan masukkan jarum secara IM tidak mengenai pembuluh darah
dan masukkan obat pelan-pelan
- Kemudian cabut jarum suntik dan usap dengan kapas DTT, buang kapas kedalam tempat
sampah medis
Persiapan alat untuk vaksin polio
a. Alat
- Vaksin polio dalam termos es
- Pipet plastik untuk vaksin polio
b. Langkah-langkah
- Buka tutup metal dan tutup karet
- Pasang pipa plastik dalam flacon
- Vaksin polio siap diberikan
- Mengatur posisi bayi dengan cara pemberian
o Ibu disuruh meneletangkan bayinya diatas pangkuan dan memegang erat-erat
o Mulut anak dibuka dengan menggunakan dua jari sambil menekan kedua pipi anak sehingga
mulut terbuka
o Teteskan vaksin polio langsung dari pipet kedalam mulut anak sebanyak 2 tetes
4. Memberitahu ibu untuk tidak memberi minum pada bayinya sebelum 15 menit karena dapat
mengurangi keefektifan vaksin polio
5. Memberi obat penurun panas paracetamol 100 mg 3x1 bungkus
6. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI ekslusif sampai 6 bulan dan tidak memberikan
makanan tambahan
8. Memberitahu ibu tentang jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo III dan Polio IV yaitu
tanggal 18 Januari 2011
VII. EVALUASI
Tanggal : 16 Desember 2010
Jam : 08.25 WIB
Dx : By.”J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
S : - Ibu mengatakan sudah lega karena bayinya sudah diimunisasi DPT ComboII dan PolioIII
an umum : baik
aran : composmentis
menangis setelah disuntik DPT Combo II
umur 3 bulan dengan imunisasi DPT Combo II dan Polio III
P : - Menganjurkan pada ibu untuk memberi obat paracetamol bila badan bayinya panas, supaya
panasnya kembali normal
- Mengingatkan ibu tentang jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo III dan Polio IV 18
Januari 2011
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan Kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi DPT Combo II
dan Polio III dalam pengkajian dan analisa data ditemukan diagnosa yaitu bayi sehat akan
diimunisasi DPT II dan Polio III. Dari masalah tersebut penulis melakukan tindakan
diantaranya yaitu :
1. Melakukan pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan tentang manfaat dan efek samping dari imunisasi DPT Combo dan Polio
4. Melakukan informed concent
5. Memberitahu tentang perawatan bayi setelah mendapat imunisasi DPT Combo dan Polio
6. Melakukan imunisasi DPT Combo dan Polio dengan teknik yang baik dan benar
7. Memberikan terapi antipiretik
8. Memberitahu ibu untuk imunisasi bulan berikutnya
Dalam Asuhan Kebidanan ini peran serta dan kerjasama yang baik antara keluarga (ibu
pasien) dengan petugas kesehatan sangat diperlukan supaya tujuan Asuhan Kebidanan dapat
tercapai dengan baik.
5.2 Saran
Bagi Petugas
Hendaknya pemberian imunisasi sesuai dengan prosedur sehingga tidak terjadi komplikasi
saat dilakukann imunisasi sehingga tidak timbul masalah yang mungkin terjadi karena
pengaruh imunisasi.
Mahasiswa
Manggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan
mahasiswa tentang masalah – masalah dan cara imunisasi pada bayi .
Diposting oleh Unknown di 19.45
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Askeb Imunisasi
1 komentar:
1.
Balas
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
▼ 2013 (12)
o ▼ Januari (12)
Makalah Status Gizi
Makalah SKPG
Antropologi Rambu Solo
Paper DAS Batang Arau
Askeb Vulvaginitis
Askeb Difteri
Askeb Imunisasi
Askeb Imunisasi
Askeb ANC normal
Askeb ANC normal
Askeb DDTK
KB Pil
Mengenai Saya
Unknown
Lihat profil lengkapku
Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.