Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Balita

2.1.1 Pengertian Balita

Menurut Sutomo.B.danAnggraeni.DY,(2013)balita adalahistilah

umumbagianakusia1−3tahun(batita)dananakprasekolah(3−5tahun).

Saatusiabatita,anakmasihtergantung penuhkepadaorang tuauntuk

melakukankegiatanpenting,sepertimandi,buang air danmakan.

Perkembanganberbicara danberjalansudahbertambahbaik.Namun kemampuan lain

masih terbatas.

Menurut (Muaris.H, 2012), anakbalitaadalahanakyang

telahmenginjakusiadiatassatutahunatau

lebihpopulardenganpengertianusiaanakdibawahlimatahun.

Masabalitamerupakanperiodepenting dalamprosestumbuhkembang

manusia.Perkembangandanpertumbuhandimasa itumenjadipenentu

keberhasilanpertumbuhandanperkembangananakdiperiode selanjutnya.

Masatumbuhkembangdiusiainimerupakanmasayang berlangsungcepat

dantidakakanpernahterulang,karenaitusering disebutgoldenageatau

masakeemasan.

Balitaadalahanakdenganusiadibawah5tahun dengan

karakteristikpertumbuhancepatpadausia0-1tahun,dimanaumur5bulanberatbadan

naik2kaliberatbadanlahirdanberatbadan naik3

1
kalidariberatbadanlahirpadaumur1tahundanmenjadi 4 kali padaumur2

tahun.Pertumbuhan mulai lambatpada masapra sekolah kenaikan berat badan

kurang lebih 2 kg per tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir

(Soetjiningsih,2001).Balitamerupakan masapertumbuhantubuhdanotakyang

sangat pesat dalam pencapaiankeoptimalanfungsinya,

pertumbuhandasaryangakan mempengaruhisertamenentukan

perkembangankemampuan berbahasa,kreatifitas,kesadaran sosial,emosional dan

intelegensia(Supartini, 2004).

2.1.2 Karakteristik Balita

Menurutkarakteristik,balita terbagidalamdua kategoriyaituanakusia1–3

tahun(batita)dananakusia prasekolah.Anakusia1−3tahunmerupakan

konsumenpasif,artinyaanakmenerimamakanandariapayang disediakan ibunya.

Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra-

sekolahsehinggadiperlukanjumlahmakananyangrelatifbesar.Namun perutyang

masihlebihkecilmenyebabkanjumlahmakananyang mampu

diterimanyadalamsekalimakanlebihkecildarianakyangusianya lebih

besar.Olehkarenaitu, polamakanyang diberikanadalahporsikecildengan frekuensi

sering pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif.

Merekasudahdapatmemilihmakananyang disukainya.Padausiainianak mulai

bergaul dengan lingkungannyaatau bersekolah playgroup sehingga

anakmengalamibeberapa perubahandalamperilaku. Pada masa inianak

akanmencapaifasegemar memprotessehingga merekaakanmengatakan “tidak”

2
terhadapsetiapajakan. Pada masa iniberatbadananakcenderung mengalami

penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun

penolakan terhadapmakanan.

Diperkirakan pulabahwa anak perempuanrelativelebih banyak mengalami

gangguan statusgizi bila dibandingkan dengananak laki-laki(Uripi, 2014).

2.1.3Tumbuh Kembang Balita

Secaraumum tumbuh kembang setiapanakberbeda-beda,namunprosesnya

senantiasamelalui tigapolayangsama,yakni(Hartono, 2008):

a. Pertumbuhan dimulaidari tubuh bagian atas menuju bagian bawah

(sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulaidari kepala hingga keujung

kaki, anak akan berusahamenegakkan tubuhnya,lalu dilanjutkan belajar

menggunakan kakinya.

b. Perkembangan dimulai dari batangtubuh kearah luar.

Contohnyaadalahanakakan lebih dulu menguasai penggunaan telapak

tanganuntukmenggenggam,sebelumia mampumeraihbenda dengan

jemarinya.

c. Setelahduapoladiatasdikuasai,barulahanakbelajarmengeksplorasi

keterampilan-keterampilan lain. Sepertimelempar, menendang, berlari

dan lain-lain. Pertumbuhan padabayi dan balita merupakan gejala

kuantitatif. Pada konteks ini, berlangsung perubahan ukuran danjumlah

sel, sertajaringan intraselulerpada


3
tubuhanak.Dengankatalain,berlangsungproses multiplikasi

Organ tubuh anak, disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya.Hal ini

ditandai oleh:

1) Meningkatnyaberat badan dan tinggi badan.

2) Bertambahnyaukuranlingkarkepala.

3) Muncul dan bertambahnyagigi dangeraham.

4) Menguatnyatulangdan membesarnyaotot-otot.

5) Bertambahnyaorgan-organ tubuh lainnya, seperti rambut, kuku, dan

sebagainya.

Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidakharus drastis.Sebaliknya,

berlangsung perlahan, bertahap, danterpolasecaraproporsionalpadatiap

bulannya.Ketika didapatipenambahan ukuran tubuhnya, artinya proses

pertumbuhannyaberlangsung baik.Sebaliknyajikayang terlihatgejala penurunan

ukuran, itu sinyal terjadinyagangguan atauhambatanproses pertumbuhan

(Hartono, 2008). Cara

mudahmengetahuibaiktidaknyapertumbuhanbayidanbalitaadalah

denganmengamatigrafikpertambahanberatdantinggibadanyang terdapat pada

KartuMenuju Sehat (KMS). Dengan bertambahnyausia anak, harusnyabertambah

pulaberat dan tinggi badannya. Caralainnya yaitu dengan pemantauan status

gizi. Pemantauan status gizi padabayi danbalita

telahdibuatkanstandarisasinyaolehHarvardUniversity

danWolanski.Penggunaanstandartersebutdi Indonesiatelah
4
dimodifikasiagarsesuai untukkasusanakIndonesia. Perkembanganpada masabalita

merupakan gejalakualitatif,artinyapadadiribalitaberlangsung

prosespeningkatandan pematangan (maturasi) kemampuan personal dan

kemampuan sosial (Hartoyo dkk, 2003).

a. Kemampuan personal ditandai pendayagunaan segenap fungsi alat-alat

pengindraandansistemorgantubuhlainyangdimilikinya.Kemampuan

fungsi pengindraan meliputi ;

1. Penglihatan, misalnyamelihat, melirik, menonton, membaca

2. Pendengaran, misalnya reaksi mendengarkan bunyi, menyimak

pembicaraan dan lain-lain.

3. Penciuman, misalnyamencium dan membau sesuatu.

4. Peraba,misalnyareaksisaatmenyentuhataudisentuh,merababenda, dan

lain-lain.

5. Pengecap,misalnyamenghisapASI,mengetahuirasamakanandan

minuman.

Padasistem tubuh lainnyadi antaranyameliputi :

1) Tangan,misalnyamenggenggam,mengangkat,melempar,mencoret-

coret, menulis dan lain-lain.

2) Kaki, misalnyamenendang, berdiri, berjalan, berlari dan lain-lain.

3) Gigi, misalnyamenggigit, mengunyah dan lain-lain.

4) Mulut,misalnyamengoceh,melafal,teriak,bicara,menyanyi

5) Emosi, misalnyamenangis, senyum, tertawa, gembira, bahagia,

percayadiri, empati, rasaibadan lain-lain.


5
6) Kognisi,misalnyamengenalobjek,mengingat,memahami,mengerti,

membandingkan dan lain-lain (Hartoyo, 2003).

b. Kemampuan sosial.

Kemampuan sosial (sosialisasi), sebenarnyaefek dari kemampuan

personalyang makinmeningkat.Dari situ lalu dihadapkan dengan

beragamaspeklingkungansekitar,yangmembuatnyasecara sadar

berinterkasidenganlingkunganitu.Sebagaicontohpadaanak yang telah

berusiasatutahundanmampuberjalan,diaakansenangjika diajak

bermaindengananak-anaklainnya,meskipunia belumpandai dalam

berbicara,iaakanmerasasenangberkumpuldengananak-anak

tersebut.Darisinilahduniasosialisasipadaligkunganyanglebihluas

sedangdipupuk,denganberusahamengenalteman-temanyaitu(Ilham,

2009).

2.1.4 Kebutuhan Utama Proses Tumbuh Kembang

Dalamproses tumbuhkembang, anak memilikikebutuhanyang harus

terpenuhi,kebutuhantersebut yakni;a.Kebutuhanakangizi(asuh) b.

Kebutuhanemosidankasihsayang (asih) danc.Kebutuhanstimulasidini (asah)

(Evelin dan Djamaludin. N. 2010).

a. Pemenuhan kebutuhangizi (asuh).

Usiabalitaadalahperiodepentingdalamprosestubuhkembanganak yang

merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia ini

perkembangan kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran sosial,

6
emosional dan inteligensi anak berjalan sangatcepat. Pemenuhan

kebutuhangizidalamrangkamenopang tumbuhkembangfisikdan

biologisbalita perludiberikansecara tepatdanberimbang.Tepatberarti

makanan yang diberikan mengandung zat-zat gizi yang sesuai

kebutuhannya, berdasarkan tingkatusia. Berimbang berartikomposisi

zat-zatgizinyamenunjang prosestumbuhkembang sesuaiusianya.

Denganterpenuhinyakebutuhangizisecara baik,perkembanganotaknya

akanberlangsung optimal.Keterampilanfisiknyapunakanberkembang

sebagaidampakperkembanganbagianotakyang mengatursistem sensorik

dan motoriknya.Pemenuhan kebutuhan fisik atau biologisyang baik,

akan berdampak pada sistem imunitas tubuhnya sehingga daya

tahantubuhnyaakanterjaga denganbaikdantidakmudahterserang penyakit

(Sulistyoningsih,2011).

b. Pemenuhan kebutuhanemosi dan kasih sayang (asih).

Kebutuhaninimeliputiupayaorang tuamengekspresikanperhatiandan

kasihsayang,sertaperlindunganyang amandan

nyamankepadasianak.Orang tuaperlumenghargaisegalakeunikan

danpotensiyang adapada

anak.Pemenuhanyangtepatataskebutuhanemosiataukasihsayang

akanmenjadikananaktumbuhcerdassecara emosi,terutama dalam

kemampuannyamembinahubunganyang hangatdenganoranglain. Orang

tuaharusmenempatkandirisebagaiteladanyang baikbagianak-

anaknya.Melalui keteladanan tersebut anak lebih mudah meniru unsur-

7
unsurpositif, jauhi kebiasaan memberi hukumanpadaanak sepanjang hal

tersebutdapatdiarahkanmelaluimetode pendekatanberlandaskankasih

sayang(Almatsier, 2005).

c. Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini (asah).

Stimulasi dini merupakan kegiatanorangtuamemberikan rangsangan

tertentupada anaksedinimungkin.Bahkanhalinidianjurkanketika anak

masihdalamkandungandengantujuanagartumbuhkembang anakdapat

berjalan dengan optimal.Stimulasi dini meliputi kegiatan merangsang

melaluisentuhan-sentuhanlembutsecara bervariasidanberkelanjutan,

kegiatan mengajari anak berkomunikasi, mengenal objek warna,

mengenalhuruf danangka. Selainitu,stimulasidinidapatmendorong

munculnyapikirandanemosipositif,kemandirian,kreativitasdanlain-

lain.Pemenuhankebutuhanstimulasidinisecara baikdanbenardapat

merangsang kecerdasan majemuk (multiple intelligences) anak.

Kecerdasan majemuk ini meliputi, kecerdasan linguistic, kecerdasan

logis-matematis,kecerdasanspasial,kecerdasan kinestetik,kecerdasan

musical, kecerdasan intrapribadi (intrapersonal), kecerdasan

interpersonal, dan kecerdasan naturalis (Sulistyoningsih, 2011).

2.2 Definisi ISPA

Infeksi SaluranPernafasanAkutseringdisingkatdenganISPA, istilahini

diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).

IstilahISPAmeliputitiga unsuryakniinfeksi,saluranpernafasan danakut,dengan

8
pengertian sebagai berikut : Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme

ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala

penyakit. Saluranpernafasanadalahorganmulaidarihidunghinggaalveolibeserta

organ adneksanyasepertisinus-sinus,rongga telingatengahdanpleura.ISPA secara

anatomismencakupsaluran pernafasanbagianatas, saluranpernafasan

bagianbawah(termasukjaringan paru-paru)danorganadneksasaluran

pernafasan.Denganbatasanini,jaringan parutermasukdalamsaluran pernafasan

(respiratory tract).Infeksi akutadalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14

hari. Batas14haridiambiluntukmenunjukkanproses akutmeskipununtuk beberapa

penyakityangdapatdigolongkandalamISPAprosesinidapatberlangsung lebih dari

14 hari.

2.2.1 Etiologi ISPA

EtiologiISPAterdirilebihdari 300jenisbakteri,virusdan riketsia.Bakteri

penyebabnya antara lain dari genusStreptococcus, Stafilococcus,

Pnemococcus,Hemofilus, BordetelladanCorinebakterium. Virus

penyebabnyaantara lain golongan Micsovirus, Adenovirus, Coronavirus,

Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus

2.2.2 Patofisiologis ISPA

PenyakitISPAadalahpenyakityangsangatmenular,halinitimbulkarena

menurunnya sistemkekebalanataudayatahantubuh,misalnyakarenakelelahanatau

stres.Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal dalam

9
hidung, yang

kemudiandiikutibersinterusmenerus,hidungtersumbatdenganingusencer serta

demamdannyerikepala.Permukaanmukosahidung tampak merah dan

membengkak. Infeksi lebihlanjutmembuatsekretmenjadikentaldan

sumbatandi

hidungbertambah.Bilatidakterdapatkomplikasi,gejalanyaakanberkurangsesudah 3-

5hari.Komplikasiyangmungkinterjadiadalahsinusitis,faringitis, infeksitelinga

tengah, infeksisalurantubaeustachii,hinggabronkhitisdanpneumonia(radang paru).

2.2.3 Cara Penularan ISPA

PenularanpenyakitISPAdapatterjadimelaluiudarayangtelahtercemar,

bibitpenyakit masukkedalamtubuhmelaluipernafasan,olehkarenaitumaka

penyakitISPAinitermasukgolongan AirBorneDisease.Penularan melaluiudara

dimaksudkanadalahcarapenularanyang terjaditanpakontakdenganpenderita

maupundenganbendaterkontaminasi.Sebagian besarpenularanmelaluiudaradapat

pulamenular melaluikontaklangsung, namuntidakjarang penyakityangsebagian

besar penularannyaadalah karena menghisap udara yang mengandung unsure

penyebab atau mikroorganisme penyebab.

2.2.4 Diagnosis ISPA

Diagnosisetiologi pnemoniapadabalitasulituntukditegakkankarena dahak biasanya

sukardiperoleh.Sedangkanprosedurpemeriksaanimunologibelum memberikan

hasilyang memuaskan untuk menentukan adanya bakteri sebagai


10
penyebabpnemonia,hanyabiakanspesimenfungsiatauaspirasiparu serta

pemeriksaan spesimendarahyangdapatdiandalkanuntukmembantumenegakkan

diagnosis etiologi pnemonia. Pemeriksaancara

inisangatefektifuntukmendapatkandanmenentukanjenis

bakteripenyebabpnemoniapadabalita,namundisisilaindianggap proseduryang

berbahaya danbertentangandenganetika(terutamajikasemata untuktujuan

penelitian). Dengan pertimbangan tersebut, diagnosabakteri penyebab pnemonia

bagi balita di Indonesia mendasarkan pada hasil penelitian asing (melalui

publikasi WHO), bahwaStreptococcus,PnemoniadanHemophylusinfluenzae

merupakan bakteriyang

selaluditemukanpadapenelitianetiologidinegaraberkembang.Dinegaramaju

pnemonia pada balita disebabkan oleh virus.

Diagnosispnemoniapadabalitadidasarkan padaadanya batukdanatau kesukaran

bernafas disertaipeningkatanfrekuensinafas(nafascepat)sesuaiumur. Penentuan

nafas cepat dilakukan dengan cara menghitung frekuensi pernafasan dengan

menggunkansound timer. Batas nafas cepat adalah :

a. Padaanakusiakurang2bulanfrekuensipernafasansebanyak60kalipermenit

atau lebih.

b. Padaanakusia2bulan-<1tahunfrekuensipernafasansebanyak50kaliper

menit atau lebih.

c. Padaanakusia1tahun-<5tahunfrekuensipernafasansebanyak40kaliper

menit atau lebih. Diagnosispneumonia

beratuntukkelompokumurkurang2bulanditandai
11
denganadanyanafascepat,yaitufrekuensipernafasansebanyak60kaliperme

nit ataulebih,atauadanyapenarikanyang

kuatpadadindingdadasebelahbawahke dalam.

Rujukanpenderitapnemonia beratdilakukandengangejalabatuk atau

kesukaranbernafasyangdisertaiadanyagejala

tidaksadardantidakdapatminum.

Padaklasifikasibukanpneumoniamakadiagnosisnya

adalahbatukpilekbiasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis, otitis atau

penyakit non-pnemonia lainnya

2.2.5 Penatalaksanaan ISPA

Hampir seluruh kematian karena ISPA pada anak kecil disebabkan oleh

ISPA,palingseringadalahpneumonia.Bayibarulahirdanbayi berusiasatubulan

ataudisebut’bayimuda’yangmenderitapneumoniadapattidakmengalamibatuk

danfrekuensipernfasannyasecara normalseringmelebihi50kalipermenit.Infeksi

bakteripadakelompokusiainidapathanya menampakkantandaklinisyangspesifik,

sehingga sulituntukmembedakanpneumoniadarisepsisdanmeningitis.Infeksi ini

dapat cepatfatal padabayimudayangtelahdiobatidengan sebaik-baiknyadirumah

sakit dengan antibiotik parenteral.Cara yang paling efektifuntuk mengurangi

angka kematian karenapneumonia adalah denganmemperbaikimanajemen

kasusdanmemastikanadanyapenyediaan antibiotikyang tepatsecara

teraturmelaluifasilitasperawatan tingkat pertamadokter

praktikumum.Langkahselanjutnya untukmengurangiangkakematiankarena
12
pneumoniadapatdicapaidengan menyediakanperawatanrujukanuntukanakyang

mengalamiISPAberatmemerlukanoksigen,antibiotikliniII,sertakeahlianklinis yang

lebih hebat.

2.3 Teori Manajemen Kebidanan

2.3.1 Pengertian

Manajemen kebidanan adalah suatu metode pendekatan dengan

menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga merupakan alur

kerja dan pengorganisasian, pemikiran serta langkah-langkah dalam suatu urutan

yang logis, yang menguntungkan baik bagi klien maupun bidan (Varney, 2007).

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang akan dilakukan, studi kasus ini penulis

menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney karena metode dan

pendekatannya sistematik dan analitik sehingga memudahkan dalam pengarahan

pemecahan masalah terhadap klien.

2.3.2 Langkah-Langkah Asuhan Kebidanan

Dalam studi kasus ini mengacu pada pola fikir Varney karena metode dan

pendekatannya sistematik dan analitik sehingga memudahkan dalam pengarahan

pemecahan masalah terhadap klien. Proses menurut Hellen Varney ada 7 langkah

dimulai dari pangumpulandata dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh

langkah menurut Varney dalam Ambarwati dan Wahyuni (2009) adalah sebagai

berikut:

1. Langkah I. Pengumpulan Data Dasar


13
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua

data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.Merupakan

langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien (Ambarwati dan

wulandari, 2009). Proses pengumpulan data mencakup data subyektif dan

obyektif adalah sebagai berikut :

a. Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.Data tersebut dapat

ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui suatu

interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2005). Data subyektif tersebut

terdiri dari:

1) Biodata yang mencakup identitas pasien meliputi:

a) Nama Balita

Diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar –

benar anak yang dimaksud nama harus jelas dan lengkap serta

ditulis juga nama panggilan akhirnya (Matondang, 2013).

b) Umur

Perlu diketahui mengingat periode anak mempunyai

kekhasannya sendiri dalam morbilitas dan martilitas usia anak

juga diperlukan untuk mengintepretasi apakah data pemeriksaan

klinis anak tersebut normal sesuai umurnya. Anak yang usianya

lebih mudah, kemungkinan untuk lebih muda emungkinan untuk

14
menderita atau terkena penyakit ISPA ringan lebih besar bila

dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya

tahan tubuh rendah (Matondang, 2013).

c) Agama

Bertujuan untuk mengetahui kepercayaan orang tua balita yang

berhubungan dengan pemberian dukungan spiritual sesuai

kepercayaan (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

d) Suku Bangsa

Bertujuan untuk mengetahui adat istiadat atau kebiasaan sehari-

sehari (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

e) Nama Orang tua

di tuliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain

mengingat banyak nama yang sama (Matondang, 2013).

f) Pekerjaan

Bertujuan untuk mengetahui pekerjaan pasien yang

berhubungan dengan tingkat sosial ekonomi orang tua balita

(Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

g) Alamat

Bertujuan untuk mengetahui tempat tinggal pasien supaya

mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Ambarwati

dan Wahyuni, 2009).

h) Keluhan Utama

15
Bertujuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang

berkaitan dengan masa balita (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan yang lalu

Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau

penyakit akut, kronis seperti : jantung, ginjal, asma/TBC,

hepatitis, DM, hipertensi, epilepsi, yang dapat mempengaruhi

pada masa balita dan riwayat imunisasi yang telah diberikan

(Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

b) Riwayat kesehatan sekarang

Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit

yang diderita pada saat ini yang berhubungan dengan masa

balita (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

c) Riwayat Kesehatan keluarga

Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh

penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pada balita

(Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

d) Kehidupan sosial budaya

Betujuan untuk mengetahui pasien dan keluarga menganut adat

istiadat apa yang akan menguntungkan atau merugikan pasien

khususnya pada masa nifas misalnya pada kebiasaan pantang

makanan (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

e) Data psikososial

16
Bertujuan untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap

bayinya.Pada kasus ispa sebagian besar merupakan perwujudan

fenomena psikologis yang dialami oleh ibunya yaitu

kecemasannya kepada balitanya (Ambarwati dan Wahyuni,

2009).

f) Data pengetahuan

Bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu

tentang perawatan pada balitanya (Ambarwati dan Wahyuni,

2009).

j) Pola kebiasaan sehari- hari

1) Nutrisi

Bertujuan untuk mengetahui pola makan dan minum,

frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan

selama masa balita (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

2) Eliminasi

Bertujuan untuk mengetahui pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan

buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi bau

serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna dan

jumlah (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

3) Pola istirahat

17
Bertujuan untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien,

berapa jam pasien tidur, dan kebiasaan sebelum tidur.Istirahat

sangat penting bagi balita karena dengan istirahat yang cukup

dapat mempercepat penyembuhan (Ambarwati dan Wahyuni,

2009).

4) Personal Hygiene

Bertujuan untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga

kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia (Ambarwati

dan Wahyuni, 2009).

5) Aktivitas

Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari.Pada pola

aktivitas perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap

kesehatannya (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

b. Data obyektif

Menurut Sulistyawati (2009), data obyektif bertujuan untuk

melengkapi data dalam menegakkan diagnosa, yang meliputi

pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi sebagai berikut :

a) Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

Bertujuan untuk mengamati keadaan pasien secara keseluruhan

dengan hasil : Baik: Jika pasien memperlihatkan respon yang

18
baik terhadap lingkungan orang lain, serta fisik dalam batas

normal. Lemah: Kriteria ini jika pasien kurang atau tidak

memberi respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain,

tidak mampu berjalan. (Sulistyawati, 2009).

2) Tingkat kesadaran

Bertujuan untuk mengetahui kondisi kesadaran pasien, yaitu

keadaan composmentis (Kesadaran maksimal) sampai dengan

koma (pasien tidak dalam keadaan sadar) (Sulstyawati, 2009).

3) Vital sign

Bertujuan untuk mengetahui keadaan ibu yang berkaitan dengan

kondisi yang dialami pasien.Vital sign (Ambarwati dan

Wahyuni, 2009) terdiri dari Suhu, Nadi, Respirasi dan Tekanan.

b) Pemeriksaan Fisik

Bertujuan untuk melakukan pemeriksaan fisik dari ujung kaki dan

kemudian menjelaskan pemeriksaan fisik kepada pasien

(Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

1) Kepala

a) Rambut

Bertujuan untuk mengetahui warna, kebersihan, mudah

rontok atau tidak.

19
b) Muka

Bertujuan untuk mengetahui keadaan muka adakah oedema

atau tidak.

c) Mata

Bertujuan untuk mengetahui konjungtiva bewarna kemerah-

merahan atau tidak dan sklera bewarna putih atau tidak.

d) Hidung

Bertujuan untuk mengetahui kebersihan, ada tidak polip.

e) Telinga

Bertujuan untuk mengetahui kebersihan telinga.

f) Mulut/ gusi/gigi

Bertujuan untuk mengetahui mulut bersih atau tidak, ada

caries dentis dan karang gigi.

2) Leher

Bertujuan untuk mengetahui ada pembesaran kelenjar tyroid

atau kelenjar getah bening atau tidak.

3) Dada dan axilla

a) Mammae

b) Axila

Bertujuan untuk mengetahui benjolan dan nyeri yang terdapat

apada axila.

4) Ekstremitas

20
g) Langkah II. Interpretasi Data Dasar.

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.Dalam

diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya digunakan karena beberapa

masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan

penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien,

masalah sering berkaitan dengan pengalaman yang diidentifikasi oleh

bidan (Ambarwati dan Wulandari, 2009). Interpretasi data terdiri dari

diagnosa, masalah dan kebutuhan.

1) Diagnosa

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan yang berkaitan

dengan data yang mendasari untuk diagnosa ispa ringan adalah data

subjektif, objektif dan data penunjang.

2) Masalah

Bertujuan untuk mengetahui masalah yang muncul berdasarkan

pernyataan pasien dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik

(Ambarwati dan wahyuni, 2009).

3) Kebutuhan

Kebutuhan merupakan hal- hal yang dibutuhkan pasien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah.

h) Langkah III. Diagnosa Potensial

21
Pada langkah ini penulis mengidentifikasi dengan kritis tanda dan gejala

yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien untuk

mengatasi dan mencegah ispa ringan (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

i) Langkah IV. Antisipasi

Langkah bidan dituntut untuk mengantisipasi masalah potensial dan

merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial

tidak terjadi (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

j) Langkah V. Perencanaan

Langkah ini merupakan lanjutan manajemen terhadap masalah atau

diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi

(Ambarwati dan Wahyuni, 2009).

7. Langkah VII. Evaluasi

Langkah ketujuh adalah evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah

diberikan (Varney, 2007).Setelah diberi asuhan kebidanan hasil yang

diharapkan adalah keadaan umum baik, kesadaran composmentis, Di

dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah manajemen

Varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan

SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Varney, (2007) sistem

pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP yaitu :

1) S (Subyektif)

22
Menggambarkan dan mendokumentasikan hasil pengumpulan data

klien melalui anamnesa sebagai langkah satu Varney.

2) O (Obyektif)

Menggambarkan dan mendokumentasikan hasil pemeriksaan fisik

klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan

dalam data fokus untuk mendukung asuhan langkah satu Varney.

3) A (Assesment)

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subyektif dan obyektif suatu identifikasi :

a) Diagnosa atau masalah.

b) Antisipasi diagnosa atau masalah.

c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau

kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II, III, IV Varney.

4) P (Planning)

Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi,

perencanaan berdasarkan assesment sebagai llangkah V, VI, VII

Varney.

2.3.3 Landasan Hukum

Adapun landasan hukum kewenangan bidan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

(kepmenkes/900/2010, pasal 16 ayat 1), membahas tentang kehamilan,

persalinan, nifas, dan neonatal secara normal dan abnormal.

23
2. Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

(permenkes/149/2010, pasal 9 ayat 2), membahas tentang kehamilan,

masa persalinan, nifas, dan masa menyusui, pelayanan kesehatan ibu dan

anak.

3. Pasal 11

a. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 9

huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak baita dan anak

prasekolah.

b. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagimana

dimakud pada ayat (1) berwenang untuk :

1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,

pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vit K1,

perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0 - 28 hari)

perawatan tali pusat.

2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera rujuk

3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjurkan dengan rujukan

4) Pemantauan tumbuh kembang bay, anak balita dan anak

prasekolah

5) Penanganan ispa pada balita dan konseling dan penyuluhan

2.3.4 Kerangka Berpikir

Balita
24

Data Obyektif dari


Data Subyektif dari Anamnesa Pemeriksaan Fisik
(Keluhan ibu)
ISPA

Asuhan yang diberikan :


1. Pengkajian
2. Interpretasi Data
3. Antisipasi Masalah Potensial
4. Tindakan segera
5. Intervensi
6. Implementasi
7. Obsevasi

Evaluasi penanganan ISPA

Teratasi Tidak Teratasi

Gagal Nafas, dan


Balita Normal
Gagal Jantung

25

Anda mungkin juga menyukai