Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS BALITA

DI RW 06 DUSUN BUGANGAN KELURAHAN CANDI REJO


KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
(20 November – 16 Desember 2016)

OLEH

CHUSNUR ROFIKHOH
010114A017

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2017
A. Tinjauan literatur
1. Definisi
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan
karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun
dimana umur 5 bulan berat badan naik 2x berat badan lahir, dan 3x berat
badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun.
Pertumbuhan mulai lambat pada masa prasekolah dengan kenaikan berat
badan kurang lebih 2 kg pertahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai
berakhir.
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas 1 tahun
atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah 5 tahun. Balita
merupakan kelompok anak yang berada dalam prores pertumbuhan, dan
perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan, dan
perkembangan fisik contohnya koordinasi motorik halus dan motorik kasar
juga kecerdasan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan , dan
perkembangan yang dilalui oleh anak. Usia balita dibagi menjadi 3 tahap
yaitu masa belum lahir, masa bayi, dan masa awal kanak-kanak. Pada
ketiga tahap tersebut banyak terjadi perubahan, baik fisik maupun
psikologis yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pembagian
menurut tahapan tersebut bergantung pada factor social yaitu tuntutan, dan
harapan untuk menguasai proses perkembangan yaitu harus dilampaui
anak dari lingkungannya (Septiari, 2012).

2. Karakteristik Balita
Karakteristik balita dibagi menjadi dua yaitu:
1) Anak usia 1-3 tahun
2) Anak usia prasekolah (3-5) tahun
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif artinya anak
menerima makanan dari apa yang disediakan orang tua. Laju
pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa usia prasekolah,
sehingga diperlukan jumlah makanan yang relative besar. Tetapi perut
yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usiannya
lebih besar. Oleh sebab itu pola makan yang diberikan adalah porsi
kecil dengan frekuensi sering.
Pada usia prasekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah
dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul
dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup. Pada fase ini anak
mencapai fase gemar memprotes. Pada masa ini berat badan anak
cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak,
dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan (Septiari, 2012).

3. Tumbuh kembang balita Commented [a1]: Space/jarak

1. Pengertian Tumbuh Kembang


a. Petumbuhan
Pertumbuhan adalah perkembangan dengan perubahan dalam
besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu
yang dapat diukur dengan ukuran berat (kg/ gr/ pound) atau ukuran
panjang (meter/ centimeter) umur tulang dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Menurut Whaley dan Wong
pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukuran sel tubuh
yang ditujukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh
bagian tubuh (Maryunani, 2010).
b. Perkembangan
Menurut Whaley dan wong perkembangan menitikberatkan pada
perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah
ke tingkat yang paling tingggi dan kompleks melalui proses maturasi
dan pembelajaran (Maryunani, 2010).
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil daari proses pematangan. Disini
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian Commented [a2]: sistem

rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk


juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya.
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda tetapi
prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama yaitu:
a. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah.
Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga keujung kaki. Anak
akan berusaha menegakkan tubuhnya lalu dilanjutkan belajar
menggunakan kakinya
b. Perkembangan dimulai dari batang tubuh kea rah luar.
Contohnya adaalah anak akan lebih dulu menguasai penggunaan
telapak tangan untuk menggenggam sebelum dia mampu meraih
benda dengan jemarinya.
c. Setelah kedua pola diatas dikuasai barulah anak belajar
mengeksplorasi ketrampilan-ketrampilan lain seperti melempar,
menendang, berlari, dan lain-lain.
2. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia pra sekolah
a. Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik menjadi stabil dalam
tahun prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan
pernafsan menurun hanya sedikit mendeati 90x per menit dan
pernafasan 22-24x per menit. Tekanan darah meningkat sedikit
ke nilai rata-rata 95/58 mmhg. Berat badan anak meningkat
kira-kira 2,5 kg pertahun , berat rata-rata usia 5 tahun adalah
kira-kira 21 kg, hamper 6 kali berat badan lahir.

b. Perkembaangan
Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan
sekitar semakin besar dan dapat mengembangkan pola
sosialisasinya.
Teori perkembangan menurut Erick Erikson terdiri dari fase
Kepercayaan vs ketidak-percayaan(0-1 tahun), Otonomi vs rasa malu
dan ragu ragu (1-3 tahun), Inisiatif vs rasa bersalah (3-5 tahun), Industri
vs inferioritas (6-11 tahun), Identitas vs difusi (12-18 tahun), Keintiman
vs absorpsi diri atau isolasi (19-25 tahun), Generativitas vs stagnasi, 25-
45 tahun dan Integritas vs keputus asaan dan isolasi(45-meninggal).
Dari beberapa fase ini, fase yang dialami oleh balita adalah fase
Kepercayaan vs ketidak-percayaan, Otonomi vs rasa malu dan ragu
ragu dan Inisiatif vs rasa bersalah. (Wong, 2009)

1. Kepercayaan vs ketidak-percayaan, 0-1 tahun.


Masa bayi (infancy) ditandai adanya kecenderungan trust – Commented [a3]: italic/miring

mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau


tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya
mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia
tidak akan mempercayainya. Bayi akan menangis sebagai respon
ketidakpercayaannya dengan hal-hal yang dianggap asing.
2. Otonomi vs rasa malu dan ragu ragu, 1-3 tahun.
Masa kanak-kanak awal (early childhood) ditandai adanya Commented [a4]: italic/miring

kecenderungan autonomy – shame, doubt. Pada masa ini sampai- Commented [a5]: italic/miring

batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti


duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa
ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia juga mulai
memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga
seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya

3. Inisiatif vs rasa bersalah, 3-5 tahun


Masa pra sekolah (Preschool Age) ditandai adanya Commented [a6]: italic/miring

kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah


memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan
tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena
kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia
mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan
dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia
tidak mau berinisatif atau berbuat.
Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidak harus

drastis.Sebaliknya, berlangsung perlahan, bertahap, dan terpola secara

proporsional pada tiap bulannya. Ketika didapati penambahan ukuran

tubuhnya, artinya proses pertumbuhannya berlangsung baik. Sebaliknya

jika yang terlihat gejala penurunan ukuran, itu sinyal terjadinya gangguan

atau hambatan proses pertumbuhan. Cara mudah mengetahui baik tidaknya

pertumbuhan bayi dan balita adalah dengan mengamati grafik

pertambahan berat dan tinggi badan yang terdapat pada Kartu Menuju

Sehat (KMS). Dengan bertambahnya usia anak, harusnya bertambah pula

berat dan tinggi badannya. Cara lainnya yaitu dengan pemantauan status

gizi.Pemantauan status gizi pada bayi dan balita telah dibuatkan

standarisasinya oleh Harvard University dan Wolanski.Penggunaan

standar tersebut di Indonesia telah dimodifikasi agar sesuai untuk kasus

anak Indonesia.Perkembangan pada masa balita merupakan gejala

kualitatif, artinya pada diri balita berlangsung proses peningkatan dan

pematangan (maturasi) kemampuan personal dan kemampuan sosial. Commented [a7]: Tidak italic/ tdk miring krn kata maturasi sdh
jd bhs Indonesia

a. Kemampuan personal ditandai pendayagunaan segenap fungsi alat-alat

pengindraan dan sistem organ tubuh lain yang dimilikinya.

Kemampuan fungsi pengindraan meliputi :

1) Penglihatan, misalnya melihat, melirik, menonton, membaca dan

lain-lain.
2) Pendengaran, misalnya reaksi mendengarkan bunyi, menyimak

pembicaraan dan lain-lain.

3) Penciuman, misalnya mencium dan membau sesuatu.

4) Peraba, misalnya reaksi saat menyentuh atau disentuh, meraba

benda, dan lain-lain.

5) Pengecap, misalnya menghisap ASI, mengetahui rasa makanan dan

minuman.

Pada sistem tubuh lainnya di antaranya meliputi:

1) Tangan, misalnya menggenggam, mengangkat, melempar,

mencoret-coret, menulis dan lain-lain.

2) Kaki, misalnya menendang, berdiri, berjalan, berlari dan lain-lain.

3) Gigi, misalnya menggigit, mengunyah dan lain-lain.

4) Mulut, misalnya mengoceh, melafal, teriak, bicara,menyannyi dan

lain-lain.

5) Emosi, misalnya menangis, senyum, tertawa, gembira, bahagia,

percaya diri, empati, rasa iba dan lain-lain.

6) Kognisi, misalnya mengenal objek, mengingat, memahami,

mengerti, membandingkan dan lain-lain.

7) Kreativitas, misalnya kemampuan imajinasi dalam membuat,

merangkai, menciptakan objek dan lain-lain.

b. Kemampuan sosial.

Kemampuan sosial(sosialisasi), sebenarnya efek dari kemampuan

personal yang makin meningkat.Dari situ lalu dihadapkan dengan


beragam aspek lingkungan sekitar, yang membuatnya secara sadar

berinterkasi dengan lingkungan itu. Sebagai contoh pada anak yang

telah berusia satu tahun dan mampu berjalan, dia akan senang jika

diajak bermain dengan anak-anak lainnya, meskipun ia belum pandai

dalam berbicara, ia akan merasa senang berkumpul dengan anak-anak

tersebut. Dari sinilah dunia sosialisasi pada ligkungan yang lebih luas

sedang dipupuk, dengan berusaha mengenal teman-temanya itu.

1. Kebutuhan Utama Proses Tumbuh Kembang

Dalam proses tumbuh kembang anak memiliki kebutuhan yang

harus terpenuhi, kebutuhan tersebut yakni : kebutuhan akan gizi (asuh),

kebutuhan emosi dan kasih sayang (asih), dan kebutuhan stimulasi dini

(asah) (PN Evelin dan Jamaludin N. 2010).

a. Pemenuhan kebutuhan gizi (asuh).

Usia balita adalah periode penting dalam proses tubuh kembang

anak yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia ini,

perkembangan kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran social,

emosional dan inteligensi anak berjalan sangat cepat. Pemenuhan

kebutuhan gizi dalam rangka menopang tumbuh kembang fisik dan

biologis balita perlu diberikan secara tepat dan berimbang. Tepat

berarti makanan yang diberikan mengandung zat-zat gizi yang sesuai

kebutuhannya, berdasarkan tingkat usia. Berimbang berarti komposisi

zat-zat gizinya menunjang proses tumbuh kembang sesuai usianya.

Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi secara baik, perkembangan


otaknya akan berlangsung optimal. Keterampilan fisiknya pun akan

berkembang sebagai dampak perkembangan bagian otak yang

mengatur sistem sensorik dan motoriknya. Pemenuhan kebutuhan fisik

atau biologis yang baik, akan berdampak pada sistem imunitas

tubuhnya sehingga daya tahan tubuhnya akan terjaga dengan baik dan

tidak mudah terserang penyakit.

b. Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang (asih).

Kebutuhan ini meliputi upaya orang tua mengekspresikan

perhatian dan kasih sayang, serta perlindungan yang aman dan nyaman

kepada si anak.Orang tua perlu menghargai segala keunikan dan

potensi yang ada pada anak. Pemenuhan yang tepat atas kebutuhan

emosi atau kasih sayang akan menjadikan anak tumbuh cerdas secara

emosi, terutama dalam kemampuannya membina hubungan yang

hangat dengan orang lain. Orang tua harus menempatkan diri sebagai

teladan yang baik bagi anak-anaknya. Melalui keteladanan tersebut

anak lebih mudah meniru unsur-unsur positif, jauhi kebiasaan memberi

hukuman pada anak sepanjang hal tersebut dapat diarahkan melalui

metode pendekatan berlandaskan kasih saying

c. Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini (asah).

Stimulasi dini merupakan kegiatan orangtua memberikan

rangsangan tertentu pada anak sedini mungkin.Bahkan hal ini

dianjurkan ketika anak masih dalam kandungan dengan tujuan agar

tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan optimal.Stimulasi dini


meliputi kegiatan merangsang melalui sentuhan-sentuhan lembut

secara bervariasi dan berkelanjutan, kegiatan mengajari anak

berkomunikasi, mengenal objek warna, mengenal huruf dan

angka.Selain itu, stimulasi dini dapat mendorong munculnya pikiran

dan emosi positif, kemandirian, kreativitas dan lain-lain.

Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini secara baik dan benar dapat

merangsang kecerdasan majemuk(multiple intelligences) anak.

Kecerdasan majemuk ini meliputi, kecerdasan linguistic, kecerdasan

logis-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan

musical, kecerdasan intrapribadi (intrapersonal), kecerdasan

interpersonal, dan kecerdasan naturalis.

NOTE:

Daftar pustaka Commented [a8]: Setiap referensi yg dipakai hrs ada di daftar
pustaka

Anik Maryunani, 2010, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : CV Trans Info

Media

Septiari, B, B. (2012). Infeksi Nosokomial. Jakarta : Nuha Medika

Wong, Donna L,dkk (2009). Buku ajar Keperawatan Pediatrik,

Volume 2 Jakarta: EGC


B. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
1. Data Core Komunitas

Dari hasil pengkajian yang dilakukan di desa Candi Rejo dusun Bugangan
RW 06 didapatkan hal sebagai berikut :
a. Jumlah penduduk
Jumlah keluarga untuk Dusun Bugangan RW 6
RT 1 : 18 KK
RT 2 : 41 KK
RT 3 : 27 KK.

Jumlah Keluarga di Dusun Bugangan RW 6


No RT Jumlah
1 RT 1 18
2 RT 2 41
3 RT 3 27
Jumlah Keluarga Di Dusun Bugangan RW 06
RT 1 RT 2 RT 3

21%
31%

48%

b. Jenis Kelamin
Jumlah warga berdasarkan jenis kelamin Dusun Bugangan RW 6

1) Laki-laki = 115 orang


2) Perempuan = 136 orang

Distribusi Penduduk Berdasar Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah


1. Laki-laki 118

2. Perempuan 140
Distribusi Penduduk Berdasar Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan

46%

54%

c. Tingkat Pendidikan
Jumlah warga berdasarkan tingkat pendidikan

1. Tidak sekolah/belum sekolah : 60


2. SD : 75 orang
3. SMP/Sederajat : 41 orang
4. SMA/Sederajat : 68 orang
5. Diploma III : -
6. S1 : 6 orang
7. S2 : 1 orang

Distribusi Warga Berdasarkan Tingkat Pendidikan


No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tidak sekolah/belum sekolah 60

2 SD 75

3 SMP/Sederajat 41
4 SMA/Sederajat 68

5 Diploma III 0

6 S1 6

7 S2 1

Distribusi Warga Berdasarkan Tingkat


Pendidikan
0% 3%

22% 33% Tidak/Belum Sekolah


SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Diploma III
42% S1
S2

d. Pekerjaan.
Sebgian besar warga RW 6 Dusun Bugangan adalah wiraswasta dan
buruH

e. Kelompok umur (Bayi, Balita, Usia sekolah, Remaja, Produktif, dan


Usia Lanjut)
Kelompok umur warga Dusun Bugangan RW 6

1. Umur 0-1 tahun (bayi) : 7 orang


2. Umur 2-4 tahun (balita) : 13 orang
3. Umur 5-6 tahun (pre sekolah) : 9 orang
4. Umur 6-12 tahun (sekolah) : 33 orang
5. Umur 13-20 tahun (remaja) : 19 orang
6. Umur 21- 59 tahun (dewasa) : 152 orang
7. Umur 60 tahun keatas (lansia) : 22 orang
Distribusi Warga Berdasarkan Umur

No, Umur Jumlah

1 Umur 0-1 tahun (Bayi) 7

2 Umur 2-4 tahun (Balita) 13

Umur 5-6 tahun (pre


3 9
sekolah)

Umur 6-12 tahun


4 33
(sekolah)

Umur 13-20 tahun


5 19
(remaja)

Umur 21-59 tahun


6 152
(dewasa)

Umur 60 tahun ke atas


7 22
(lansia)

Distribusi Warga Berdasarkan Umur

1% 2% 2%
4%
6% 0-1 tahun (bayi)
2-4 tahun (balita)
5-6 tahun (pre sekolah)
57% 28%
6-12 tahun (sekolah)
13-20 tahun (remaja)
21-59 tahun (dewasa)
60 tahun ke atas (lansia)
f. Agama.
Mayoritas warga Dusun Bugangan RW 6 beragama Islam
g. Setatus perkawinan.
Mayoritas warga RW 06 Dusun bugangan sudah menikah
h. Bahasa.
Bahasa sehari-hari warga Dusun Bugangan mayoritas menggunkaan
bahasa jawa
i. Penghasilan.
Masyarakat Dusun Bugangan merupakan masyarakat yang menengah
kebawah dengan penghasilan rata-rata kurang dari 1.500.000 juta
perbulan
j. Budaya masyarakat sekitar (bahasa keyakinan-keyakinan berkaitan
dengan penyakit atau kesehatan)
Kebiasaan yang terkait dengan bidang kesehatan yaitu kegiatan
posyandu yang diadakan setiap bulan sekali

1. Winshield survey

a. Batas wilayah Dusun Compok RW 06 Desa Candi Rejo.


Timur : Jalan Raya
Barat : berbatasan dengan perkebunan warga
Utara : Berbatasan dengan desa
Selatan : Jalan Utama warga
Pembagian wilayah RW 06
 Batas wilayah RT 01
Timur dan Barat : berbatasan dengan masjid
Utara : berbatasan dengan kebun cengkeh dan
sawah
Selatan : berbatasan dengan RT 2
 Batas Wilayah RT 02
Timur : berbatasan dengan RW 05
Barat : berbatasan dengan RW 01
Utara : berbatasan dengan jalan raya ( RT 03)
Selatan : berbatasan dengan RT 01
 Batas Wilayah RT 03
Timur : berbatasan dengan kebun
Barat : berbatasan dengan jalan
Utara : berbatasan dengan jalan RT 02
Selatan : berbatasan dengan kebun
b. Pembagian wilayah
Dusun Bugangan RW 06 Desa Candirejo dibagi menjadi 3 RT
c. Kondisi perumahan
1) Di wilayah perumahan RT 01, kondisi perumahan warga termasuk
padat karena jarak antara rumah yang satu dengan lain hanya
berjarak kurang lebih satu meter, di depan rumah warga banyak
pepohonan
2) Di wilayah perumahan RT 02, kondisi perumahan warga termasuk
padat karena jarak antara rumah yang satu dengan lain hanya
dibatasi oleh tembok dan banyak pepohonan
3) Di wilayah perumahan RT 03, kondisi perumahan warga belum
termasuk padat karena jarak antara rumah yang satu dengan lain
jaraknya masih agak jauh namun selokan selokan di dekat RT 03
masih banyak sampah
d. Kondisi lingkungan
Di wilayah Dusun Bugangan RW.06 Desa Candirejo,yang dibagi
menjadi 3 RT, mempunyai lingkungan yang kurang, karena di RW 03
ini masih sedikit ada bau-bau kotoran kambing. Selokan-selokan di
RW 03 ini masih banyak sampahnya dan dan airnya kotor.

Observasi terhadap keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat


Berdasarkan hasil observasi, keadaan lingkungan dan perilaku
masyarakat di Dusun Bugangan RW.06 Desa Candi Rejo,yang dibagi
menjadi 03 RT, termasuk dalam lingkungan yang kurang bersih dan
mempunyai perilaku membuang sampah tidak pada tempatnya, dan
cara memusnahkan sampah dengan cara dibakar.
e. Tanda kerusakan
Tidak ada tanda kerusakan disepanjang jalan dusun Bugangan, seperti
jalan berlubang, dan jalan yang menghubungkan masing – masing RT
baik.Poskamling baru tersedia tdi RT 3 saja utuk RT 1 dan RT 2 blum
tersedia pos kambling. Dan ada rumah RT yang belum ada plang
namanya.

f. Area rekreasi
Di wilayah dusun Bugangan tidak terdapat area rekreasi bagi warga
maupun untuk masyarakat..
g. Tempat umum ( sarana ibadah )
Di wilayah dusun Bugangan memiliki 1 tempat ibadah berupa masjid
yang selalu terawat dengan baik yang digunakan oleh masyarakat
Bugangan. yang terletak di RW Bugangan.
h. Pertokoan atau pasar
Di wilayah RW 06 tidak terdapat pasar maupun swalayan, tetapi ada
beberapa toko dan warung.
i. Transportasi
Transportasi umum yang ada di wilayah RW 05 tidak ada, secara
umum memiliki kendaraan pribadi seperti sepada motor dan mobil.
j. Pusat pelayanan sosial dan kesehatan
Di wilayah RW 06 tidak memiliki pusat pelayanan sosial seperti
posyandu balita dan, jika berobat masyarakat memilih pelayanan
kesehatan berupa PUSKESMAS yang ada di Ungaran.
k. Pos bencana atau perlindungan
Di wilayah RW 06 tidak terdapat pos bencana atau perlindungan
sebagai tempat berlindung saat ada bencana.

2. Melakukan kajian 8 elemen sub system keperawatan komonitas.

a. Fisik dan lingkungan


1) Bunyi bising, bau debu, dll berkaitan dengan masalah pencemaran.
2) Kondisi pemukiman
Rata-rata kondisi rumah warga di dusun Sendangrejo adalah cukup
bersih meskipun ada beberapa rumah warga yang bersih dan tidak
bersih. Wilayah RW 06 Dusun Bugangan RT.01-03 Desa Candi
Rejo termasuk pemukiman yang cukup padat dengan jarak
perumahan yang satu dengan yang lain rata – rata berdekatan.
Semua bangunan rumah warga rata – rata dalam kondisi baik dan
hanya beberapa rumah yang memerlukan renovasi.
3) Sanitasi.
a) Penyediaan air bersih.
Sumber air yang digunakan oleh warga Dusun Bugangan
RW. 06 yaitu berasal dari air pegunungan yang yang
dikelola warga dan sudah dialirkan ke masing-masing rumah
warga.

b) Penyediaan air minum.


c) Penggunaan jamban
Setiap rumah yang ada di wilayah Dusun Bugangan RW.06
sudah terdapat kamar mandi dan terdapat sanitasi yang
langsung menuju ke septiktank.

d) Sarana pembuangan air limbah.


Di wilayah Dusun Sendangrejo belum terdapat tempat
pembuangan sampah sementara (TPS) di masing-masing
RT, warga mengelola sampah dengan cara dibakar
dibelakang rumah, ada beberapa warga yang diangkut
sampahnya oleh petugas kebersihan dan sebagian besar
warga biasanya membuang sampah disungai.
e) Pengelolaan sampah.
Pengelolaan sampah di dusun Bugangan RW 06 sudah
disediakan tempat sampah, namun ada juga yang masih
membuang sampah di selokan.
f) Polusi udara, air, tanah, atau suara kebisingan.
Udara tercemar oleh bau kotoran hewan dan air tercemar
oleh sampah-smpah yang berserakan di selokan
g) Sumber polusi.
Sumber polusi kotoran hewan
4) Kondisi geografis
Desa Candirejo berada di wilayah Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Desa Candirejo
memiliki tepografi dataran tinggi yang terdapat pepohonan lebat dan
udara yang sejuk. Khususnya Dusun Bugangan RW 06 RT 01-03
sebelah barat berbatasan dengan kebun dan timur berbatasan dengan
makan, sebelah selatan berbatasan dengan kebun dan sawah,
sedangkan sebelah utara berbatasan dengan RW 5.
b. Pendidikan
Sebagian besar warga Dusun Bugangan RW 1-3 mayoritas
berpendidikan SMA
c. Keamanan dan trasnportasi.
Keamanan dusun bugangan terdapat poskamling namun hanya ada di
RT 3. Tidak ada transportasi umum yang menuju kota. Sebagian besar
warga masyarakat Dusun Bugangan menggunakan kendaraan pribadi
untuk menuju ke kota.
d. Politik dan kebijakan pemerintah.
1) Struktur organisasi pemerintahan
Struktur organisasi yang ada di Dusun Bugangan RW.06 Desa
Candirejo dari Kepala Desa, kepala RW dan kepala RT yang
bernaung dibawah kepala desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi.
2) Struktur organisasi yang menangani masalah kesehatan
Struktur organisasi yang menangani masalah kesehatan adalah
terdiri dari puskesmas, bidan desa dan posyandu.
3) Jenis organisasi yang ada: formal dan informal
 Organisasi formal: TK, SD
 Organisasi informal: Tahlilan bapak-bapak dan yasinan ibu-ibu
4) Keaktifan organisasi yang ada
Keaktifan organisasi dilakukan tahlilan seminggu sekali pada hari
rabu malam kamis dan dilakukan secara anjangsana (bergilir)
sedangkan yasinan ibu-ibu dilakukan setiap hari sabtu malam
secara anjangsana (bergilir).
5) Peran partai politik dalam pelayanan kesehatan
Tidak ada peran partai politik dalam pelayanan kesehatan di Dusun
Bugangan RW.06 Desa Candirejo.
6) Tempat berkumpul
Tempat berkumpul biasa dilakukan di salah satu rumah kader,
rumah kadus, masjid, dan balai desa.

e. Pelayanan kesehatan dan sosial.


Pelayanan kesehatan di Dusun Bugangan masih kurang dikarenakan
akses untuk menuju ke pelayanan kesehatan masih jauh yaitu berada di
depan kelurahan Desa Candirejo yang berjarak 3km
f. Sistem komunikasi.
Warga masyarakat Dusun Bugangan RW 6 sebagian besar sudah
menggunakan telefon genggang untuk berkomunikasi jarak jauh
g. Ekonomi.
Tingkat sosial ekonomi di Dusun Compok RW.05 Desa Kalisidi,secara
keseluruhan rata – rata tingkat sosial ekonomi menengah.

h. Rekreasi.
1) Persepsi masyarakat tentang reakreasi

Menurut masyarakat Dusun Bugangan RW 06 reakreasi sangat

diperlukan karena untuk menghilangkan stress.

2) Tempat reakreasi yang tersedia

Di wilayah Dusun Bugangan tidak terdapat area rekreasi bagi

warga maupun untuk masyarakat.

3) Jenis rekreasi yang sering dilakukan

Masyarakat di Dusun Bugangan RW 06 biasanya melakukan

kegiatan reakreasi dengan berziarah ( berkunjung ke makam wali )

, dan bertamasya keluar daerah.

4) Keterjangkauan sarana reaksi

Di wilayah Dusun Bugangan untuk menuju ke tempat rekreasi

sangat jauh karena di dusun tidak ada tempat rekreasi.

5) Sarana bermain anak – anak

Tidak ada sarana bermain untuk anak-anak

3. Pengkajian balita di Dusun Bugangan Rw 06


a. Jumlah
Berdasarkan data sekunder dari kader posyandu didapatkan data jumlah
balita di Dusun Bugangan sebanyak 13balita. Dan berdasarkan jenis kelamin
yaitu laki-laki sebanyak 9 (69%) jiwa, perempuan 4(31%) jiwa.
jumlah balita

perempuan
31%

laki-laki
69%

b. Keluhan
a) Berdasarkan wawancara ibu balita bahwa penyakit yang pernah diderita
oleh balita di Dusun Bugangaan adalah batuk, pilekdan demam (ISPA) 13,
Demam berdarah (BD)2 dan diare 3Berdasarkan data sekunder dari Bidan
didapatkan data yang sama yaitu batuk, pilek dan demam biasa yang
dialami balita

Riwayat penyakit

diare
17%

DB
11%

ISPA
72%
b) Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa warga khususnya

pada kelompok ibu yang mempunyai balita, mengatakan balitanya

sering batuk, pilek dan demam ISPA DB35%, ketika balita Commented [a9]: Tambah (.........anak)

mengalami batuk, pilek dan demam, kebanyakan di antara ibu dari

balita hanya membeli obat di warung, dan apabila sakit dari balita

tidak kunjung sembuh baru di bawa berobat ke bidan desa.

keluhan saat ini

diare
10%

demam Ispa
35% 55%

c) Berdasarkan wawancara terdapat 2 bayi yang mempunyai riwayat


persalinan caesar sedangkan yang lain dengan riwayat persalinan normal.

RIWAYAT PERSALINAN
caesar
15%
prematur
0%

normal
85%
c. Cakupan kunjungan posyandu
a. Berdasarkan data sekunder dan wawancara dengan kader kesehatan,
kunjungan posyandu balita di Dusun Bugangan sebanyak 7 balita aktif
dalam kunjungan posyandu dan terdapat 6 bayi dan balita kurang aktif
dalam kunjungan posyandu.

cakupan kunjungan posyandu

kurang aktif
46%
aktif
54%

b. Berdasarkan wawancara dengan ibu, semua memiliki KMS tetapi


sebanyak 5 ibu mengatakan KMS nya hilang.
kepemilikan KMS

hilang
28%

tidak memiliki
0%
memiliki
72%

d. Cakupan imunisasi
Berdasarkan observasi dari KMS, cakupan imunisasi bayi balita di
Dusun Bugangan lengkap sebesar 100 % balita.

cakupan imunisasi
tidak lengkap
0%

lengkap
100%

e. Kejadian gizi buruk


a. Berdasarkan observasi dari KMS, dan wawancara dengan bidan desa
bahwa kejadian gizi buruk di Dusun Bugangan belum pernah terjadi
selama 1 tahun terakhir.
b. Berdasarkandata sekunder dari buku bantu posyandu Dusun Bungangan
penimbangan berat badan balita menunjukkan peningkatan berat badan
setiap 1 bulan.
c. Berdasarkan observasi dari KMS, status gizi bayi balita tidak ada yang
berada di garis merah.
f. Aspek Pengetahuan
a. Tingkat pendidikan orang tua
Berdasarkan data sekunder tingkat pendidikan orang tua yang dan
balita menunjukkan, orang tua dengan tingkat pendidikan SD sebanyak
4orang dan SMP 3 orang, SMA 6 sebanyak orang dan sarjana sebanyak 1
orang.

S1
Pendidikan orang tua
8%

SD
23%
SMA
38%
SMP
31%

b. Pengetahuan ibu tentang KMS


Berdasarkan wawancara dengan ibu, sebanyak 3 ibutidak bisa
membaca KMS sedangkan 10 ibu bisa membaca KMS
cara membaca KMS

tidak bisa
23%

tahu
77%

c. Pengetahuan ibu tentangimunisasi


Berdasarkan wawancara dengan ibu, semua ibu mengetahui
manfaat imunisasi (100%).

pengetahuan tentang imunisasi


tidak tahu
0%

tahu
100%

a. Penggunaan jamban
Berdasarkan wawancara dengan ibu, terdapat 13 keluarga memiliki
jamban pribadi dengan jenis jamban duduk.
b. Pembuangan dan Pengelolaan sampah
Berdasarkan wawancara dengan ibu, sebanyak 13 keluarga
memiliki tempat pembungan sampah yang belum dipisah berdasarkan
jenisnya dan cara pengolahan dengan dibakar dan ditimbun.
c. Tindakan yang dilakukan ibu dalam penanganan balita yang sakit.
Berdasarkan wawancara dengan ibu, sebanyak 2 ibu mengatakan
jika anaknya sakit seperti batuk pilek dan demam biasa ibu hanya
memberikan obat yang dibeli di apotek tetapi jika sakitnya tidak sembuh-
sembuh anak langsung dibawa ke bidan desa atau, sedangkan sebanyak 11
ibu mengatakan jika anaknya sakit langsung dibawa berobat kebidan desa.
d. Perilaku menjemur kasur/tempat tidur
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu, semua ibu (100%) tidak
menjemur kasur/tempat tidur
e. Penggunaan bahan bakar untuk memasak
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu, terdapat 10 ibu memasak
menggunakan kayu bakar dan 3 ibu menggunakan kompor gas.
f. Perilaku jajan
Berdasarkan wawancara, terdapat 10 balita yang sering jajan di
luar rumah dari 13 balita.
g. Ketersediaan fasilitas (alat permaianan)
Berdasarkan wawancara dan observasi, semua balita memiliki alat
permainan seperti boneka dan mobil-mobilan
g. Aspek lingkungan/Keadaan lingkungan tempat tinggal komunitas yang
mempunyaibalita :
a) Kepadatan hunian
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa rata-rata dalam
satu rumah memiliki balita berjumlah 1-2 dan rata-rata dihuni oleh 2 KK
dengan jumlah 4-6 orang dalam satu rumah.
b) Kondisi rumah dan lingkungan sekitar
Berdasarkan hasil observasi rata – rata rumah berlantaikan
keramik, semen, dan tanah. kondisi rumah di daerah RT 01 sudah bersih,
Di RT 02 dan 03 masih kotor dan terdapat kandang
sapi,ayam,kerbau,kambing yang terbuka sehingga bau kotoran sangat
mengganggu
c) Ternak dan kandang
Berdasarkan wawancara dengan warga, sebagian besar warga
memiliki ternak seperti ayam, kambing dan sapi yang berada di dalam
rumah, ada yang menyatu dengan dapur dan kamar mandi.
d) Polusi udara, air dan tanah
Berdasarkan observasi, polusi udara di Dusun bugangan berasal
dari bau kotoran ternak karena sebagian besar warga memiliki ternak,
tidak terdapat polusi udara dan tanah.
h. Aspek Pelayanan Kesehatan
1) Jenis yankes yang terdapat di Dusun Bugangan
Berdasarkan wawancara dan observasi tidak ada jenis pelayanan
kesehatan yang terdapat di Dusun Bugangan.
2) Jenis yankes yang dikunjungi
Berdasarkan wawancara dengan ibu dan hasil kuesioner didapatkan
hasil bahwa jenis pelayan kesehatan yang dikunjungi warga jika balitanya
sakit adalah bidan desa Kelurahan Candirejo sebanyak 11 dan 3 lainnya Commented [a10]: Kelurahan Candirejo

dibiarkan
3) Jarak yankes dengan tempat tinggal warga
Berdasarkanhasil observasi dan wawancara dengan warga, terdapat
1 bidan desa Kelurahan Candirejo yang lumayan jauh dengan rumah
warga yang sering dikunjungi oleh ibu.
4) Bagaimana cara ibu pergi ke yankes
Berdasarkan wawancara dengan ibu, keluarga menggunakan
kendaraan sepeda motor pribadi
.

Anda mungkin juga menyukai