Anda di halaman 1dari 29

KONSEP PERTUMBUHAN

DAN PERKEMBANGAN
USIA TODDLER
Kelompok 2 :
Rizki Alfarikaini
(P1337420615001)
Siti Robiatus Soliha
(P1337420615007)
Irmalita Wigati
(P1337420615014)
Lina Nurlathifah
(P1337420615027)
Ulfa Rahma Utami
(P1337420615028)
Pengertian Anak Usia
Todler
Anak usia toddler adalah anak usia 12
36 bulan ( 1 3 tahun ) pada periode ini
anak berusaha mencari tahu bagaimana
sesuatu bekerja dan bagaimana
menngontrol orang lain melalui
kemarahan, penolakan, dan tindakan
keras kepala. Hal ini merupakan periode
yang sangat penting untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan
intelektual secara optimal ( Perry,
1998 ).
Konsep Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam kehidupan manusia
dimulai sejak janin dalam kandungan berlanjut
pada masa bayi, kanak-kanak dan pada masa
remaja kemudian berakhir pada masa
dewasa. Pertumbuhan merupakan suatu
proses yang berkelanjutan dan mengikuti
perjalanan waktu. Selama pertumbuhan terjadi
perubahan ukuran fisik. Ukuran fisik tidak lain
adalah ukuran tubuh manusia baik dari segi
dimensi, proporsi maupun komposisinya.
Ukuran fisik manusia dapat diukur. llmu yang
mempelajari ukuran fisik pada bagian tubuh
tertentu dikenal dengan sebutan
antropometri.
Antropometri berasal dari kata
anthropos dan metros. Anthropos
artinya tubuh dan metros artinya
ukuran. Antropometri berarti ukuran
dari tubuh (Mediague.wordpress. com).
Pada usia toodler peningkatan usia
tubuh terjadi secara bertahap bukan
secara linier yang menunjukkan
karakteristik, percepatan atau
perlambatan pertumbuhan diantaranya:
1. Tinggi badan
Rata-rata bertambah tinggi 7,5/tahun
Rata-rata tinggi toddler usia 2 tahun
sekitar 86,6 cm
No Umur Ukuran Tinggi Badan
1 1 tahun 1,5 x tinggi badan lahir
2 4 tahun 1,5 x tinggi badan lahir.
3 6 tahun 1,5 x tinggi badan 1 tahun
4 13 tahun 3 x tinggi badan lahir
5 Dewasa 3,5 x TB lahir (2 x tinggi
badan 2 tahun)
2. Berat badan
Rata-rata pertumbuhan berat badan
toddler adalah 1,8-2,7kg/tahun. Pada usia 2
tahun sekitar 12,3 kg .Pada usia 2,5 tahun
berat toddler mencapai 4 x berat lahir.

No Umur Perkiraan berat badan

1 5 bulan 2 x berat lahir

2 1 tahun 3 x berat lahir

3 2 tahun 4 x berat lahir


3.Lingkar kepala
Pada usia 1-2 tahun lingkar kepala = lingkar dada
Total laju peningkatan lingkar kepala pada tahun
kedua adalah 2,5 cm, kemudian berkurang menjadi
1,25 cm/tahun sampai usia 5 tahun

No Umur Ukuran lingkar kepala

1 6 bulan 44 cm

2 1 tahun 47 cm

3 2 tahun 49 cm

4 Dewasa 54. m
4. Lingkar lengan atas
LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan
lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak
oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan
dengan berat badan, laju tumbuh
lambat.Tumbuh menjadi lambat dari 11 cm
waktu lahir menjadi 16cm pada 1 tahun,
selanjutnya pada usia 1-3 tahun tidak banyak
berubah.
5. Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan
subskapular merupakan refleksi tumbuh
jaringan lemak dibawah kulit, yang
mencerminkan kecukupan energi pada
keadaan defisiensi lipatan kulit akan menipis
dan sebaliknya menebal jika masukan energi
berlebih.
6. Pertumbuhan Gigi
Gigi susu yang berjumlah 20 buah biasanya telah
tumbuh seluruhnya pada umur 2,5 tahun. Kunjungan
pemeriksan gigi yang pertama sebaiknya bukan
karena traumatik dan dilakukan sebelum toddler
berusia 2,5 tahun. Gigi dibersihkan dengan sikat yang
lembut dan air. Pasta gigi tidak yang berbuih dan jika
mengandung florida ini sangat berbahaya jika ditelan.
Penambahan florida diperlukan jika air tidak
mengandung florida dan seharusnya makanannya
tidak menyebabkan gigi karies, seperti gula-gula.

03/07/17
Teori Perkembangan Toddler
Menurut Para Ahli
1. Sigmeun Freud ( Perkembangan Psychosexual )

Pada fase ini pusat kenikmatannya terletak di anus, terutama saat


buang air besar. Inilah saat yang paling tepat untuk mengajarkan
disiplin pada anak termasuk toilet training. Pada tahap ini orang tua
mengembangkan latihan kebersihan yang disebut dengan Toilet
Training .

Ada beberapa cara orang tua untuk memberikan latihan ini , cara itu
juga memiliki dampak tersendiri bagi perkembangan anak, yaitu :

a. Cara pelatihan yang keras akan berdampak : bersikap berlebihan


dalam ketertiban atau kebersihan , bersikap kikir, stereotif atau kurang
kreatif , penakut , dsb.

b. Cara pelatihan yang selalu memuji berdampak : selalu ingin dipuji,


kurang mandiri (manja).

c. Cara pelatihan dengan sikap pengertian berdampak : anak mampu


beradaptasi atau menyesuaikan diri, egonya berkembang dengan wajar.
2. Erik H. Erikson
Dalam teori Erikson, anak memperoleh kepuasan
bukan dari keberhasilan mengontrol alat-alat anus
saja, tetapi juga dari keberhasilan mengontrol fungsi
tubuh yang lain seperti urinasi, berjalan, melempar,
memegang, dan sebagainya. Pada tahun kedua,
penyesuaian psikososial terpusat pada otot anal-
uretral (Anal-Urethral Muscular); anak belajar
mengontrol tubuhnya, khususnya yang berhubungan
dengan kebersihan.
Pada tahap ini anak dihadapkan dengan budaya yang
menghambat ekspresi diri serta hak dan kewajiban.
Anak belajar untuk melakukan pembatasan-
pembatasan dan kontrol diri dan menerima kontrol
dari orang lain.
Pada tahap ini pola komunikasi mengembangkan
penilaian benar atau salah dari tingkah laku diri dan
orang lain, disebut bijaksana (judicious).
3. Sulivan
Childhood ( masa kanak-kanak, usia 18
bulan sampai 5 tahun) periode ini
disebut juga usia todler. Ciri khas
perkembangan balita :
a. Pertambahan berat badan menurun,
sebab balita menggunakan banyak
energi untuk bergerak
(perkembangan fisik)
b. Terjadi pembedaan diri dengan orang
lain. ( perkembangan fisik)
c. Semakin baiknya pengusaan
terhadap tangan dan kakinya
(perkembangan psikomotor).
4. Kohlberg
Menurut teori Kohlberg (1968)
menyatakan bahwa perkembangan
moral.
a. Tingkat premoral (prekonvensional) :
lahir sampai 9 tahun
b. Anak menyesuaikan minat diri sendiri
dengan aturan, berasumsi bahwa
penghargaan atau bantuan akan
diterimanya, kewaspadaan terhadap
moral yang bisa diterima secara
sosial, kontrol emosi didapatkan dari
luar.
5. Piaget
Teori Piaget memberikan banyak konsep utama dalam
lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh
terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Trori ini
membahas munculnya dan diperolehnya schemata
skema tentang bagaimanan seseorang mempersepsi
lingkungannya. Teori ini membagi skema yang
digunakan anak untuk memahami dunianya melalui
empat periode utama yakni:
1.Sensorimotor(0 2 tahun)
Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik
dengan orang atau objek (benda). Skema-skemanya
baru berbentuk refleks-refleks sederhana, seperti :
menggenggam atau mengisap
2.Praoperasional(2 6 tahun)
Anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk
merepresentasi dunia (lingkungan) secara kognitif.
Simbol-simbol itu seperti : kata-kata dan bilangan yang
dapat menggantikan objek, peristiwa dan kegiatan
(tingkah laku yang nampak)
Perkembangan seksual Usia
Todler
1. Masturbasi dapat terjadi akibat
dari eksplorasi tubuh.
2. Senang mengekspresikan
bagian tubuhnya.
3. Belajar kata-kata mungkin dari
penggabungan dengan anatomi,
eliminasi dan reproduksi.
4. Perbedaan seks menjadi jelas
Toilet Training
Anak-anak yang telah mampu melakukan toilet
training dapat dilihat dari kemampuan
psikologi, fisik dan kognitif.
Kemampuan psikologi anak mampu melakukan
toilet training sebagai berikut :
1. Anak tampak kooperatif,
2. Anak memiliki waktu kering periodenya 3-4
jam,
3. Anak buang air kecil dalam jumlah yang
banyak,
4. Anak sudah menunjukkan keinginan untuk
BAB dan BAK
5.Waktu untuk BAB dan BAK sudah dapat
diperkirakan dan teratur.
03/07/17
Kemampuan fisik dalam melakukan toilet
training yaitu :
1.anak dapat duduk atau jongkok tenang
kurang lebih 2-5 menit,
2.anak dapat berjalan dengan baik,
3.anak sudah dapat menaikkan dan
menurunkan celananya sendiri.

Kemampuan kognitif anak bila anak sudah


mampu melakukan toilet training seperti :
1.dapat mengikuti dan menuruti instruksi
sederhana, 2.memiliki bahasa sendiri
seperti peepee untuk buang air kecil atau
besar dan dapat memberitahukan bila
ingin buang air (Nadira, 2006).
03/07/17
Sibling Rivalry
Kecemburuan yang dialami anak usia
toddler terhadap kehadiran anggota baru
dalam keluarga dikenal dengan sibling
rivalry (Shaffer, 2002). Sibling rivalry
terjadi dikarenakan anak usia toddler
akan selalu berusaha untuk melakukan
hal-hal apa saja untuk menarik perhatian
orang tua. Oleh karena itu, anak toddler
dan adik kandungnya akan timbul sikap
saling bersaing antara saudara kandung
dalam memperebutkan kasih sayang
orang tua.
03/07/17
PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
TODDLER
Untuk lebih rincinya tentang perkembangan bahasa anak toddler ini.Dalam
makalah kami ini kami akan memberikan tahap perkebangan yang dilalui anak
toddler secara umum:
a.Usia 13 bulan
Pada usia ini sudah berceloteh seperti mi mik untuk menyatakan minum dan
mengucapkan katamama atau papa.Dan pada usia ini anak mengerti
fungsi simbolik nama, seperti bing untuk mobil.
b.Usia 16-18 bulan.
Usia ini anak mulai belajar banyak kata baru yaitu sekitar 50 kata dna
menggunakan 2 kata seperti mau makan.
c.Usia 18 -24 bulan
Perkembangan bahasanya terus meningkat, bila sebelumnya anak mampu
mengucapkan 2 kata, pada usia ini anak sudah mampu mengucapkan kalimat
sederhana, seperti adik mau makan.
d.Usia 30 bulan
Anak belajar kata baru hamper setiap hari, sehingga penggunaan kata dalam
kalimat anak semakin bervariasi.Walaupun masih mengalami sedikt kesalan
dalam penyusunan kalimat.
e.Usia 36 bulan
Kosa kata anak sudah sangat banyak dan hamper semuanya dimengerti serta
tata bahasanya mendekati kemampuan orang dewasa.Sehingga tidak heran
apabila anak seusia ini sangat asik diajang bercerita.
03/07/17
Komunikasi Usia Todler
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat
ditunjukkan dengan perkembangan bahasa anak
dengan kemampuan anak sudah mampu memahami
kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah
mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata
ulangan.
Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah
mampu menguasai sembilan ratus kata dan banyak
kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa,
kapan dan sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut
sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahunya sangat
tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai
meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa bersalah
karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus
berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan
dan perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih
belum fasih dalam berbicara (Behrman, 1996).
Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat
dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang
terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada
mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang
akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara
lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas
dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan
sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata
jawab dong, mengalihkan aktivitas saat
komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi
dengan maksud anak mudah diajak komunikasi
dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak
sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri
dimana kita harus menghindari konfrontasi
langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan.
Secara non verbal kita selalu memberi dorongan
penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan
sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman
dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan
perasaan cemas, menggambar, menulis atau
bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak
si saat melakukan komunikasi.
Tahap Bermain Usia Todler
Anak usia toddler menunjukkan
karakteristik yang khas, yaitu banyak
bergerak, tidak bias diam dan mulai
mengembangkan otonomi dan
kemampuannya untuk mandiri. Oleh
karena itu seringkali mainannya
dibongkar-pasang, bahkan dirusaknya.
Untuk itu harus diperhatikan keamanan
dan keselamatan anak dengan cara
tidak memberikan alat permainan yang
tajam dan menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak
usia toddler adalah solitary play dan parallel
play,yaitu :
a. Solitary play
Pada permainan ini, anak tampak berada
dalam kelompok permainan, tetapi anak
bermain sendiri dengan alat permainan yang
dimilikinya, dan alat permainan tersebut
berbeda dengan alat permainan yang
digunakan temannya, tidak ada kerja sama,
ataupun komunikasi dengan teman
sepermainannya.
b. Parallel play
Pada permainan ini, anak dapat
menggunakan alat permainan yang sama,
tetapi antara satu anak dengan anak lainnya
tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga
antara anak satu dengan anak lain tidak ada
sosialisasi satu sama lain.
Perawatan Anak dengan
Hospitalisasi
Hospitalisasi adalah masuknya seorang penderita ke dalam Rumah
Sakit atau masa selama di Rumah Sakit itu (Dorland,
1996).Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi
setiap orang.Khususnya hospitalisasi pada anak merupakan
stressor baik terhadap anak itu sendiri maupun terhadap
keluarga.Stres pada anak disebabkan karena mereka tidak
mengerti mengapa mereka dirawat atau mengapa mereka terluka.
Sakit dan dirawat di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan krisis
utama pada anak usia toddler, serta stress akibat perubahan pada
status kesehatan maupun lingkungan dalam kebiasaan sehari-hari.
Selain itu anak usia toddler juga mempunyai keterbatasan dalam
mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-
kejadian yang bersifat menekan Akibatnya akan menimbulkan
reaksi yang berbeda-beda, yang bersifat individual dan sangat
tergantung pada tahap perkembangan anak. Selain itu bahwa
perawatan dirumah sakit juga bias menjadi pengalaman yang
menakutkan, baik bagi orang tua maupun bagi anak 2-3 tahun.
Anak usia toddler bereaksi terhadap hospitalisasi karena cemas
akibat perpisahan, kehilangan kendali, serta luka pada tubuh dan
rasa sakit atau nyeri.
A.STRESSOR UMUM HOSPITALISASI PADA MASA TODDLER
Sumber stressor yang utama adalah perpisahan. Reaksi anak
terhadap hospitalisasi dipengaruhi oleh perkembangan usia,
pengalaman sebelumnya, support sistem yang tersedia dan
ketrampilan koping. Pada usia toddler (1-3 tahun) yang dirawat
di rumah sakit, respon kecemasan lebih tampak daripada anak
usia prasekolah, yaitu anak rewel, tidak mau ditinggal oleh ibu,
minta digendong terus, takut terhadap lingkungan rumah sakit
termasuk pada dokter dan perawat yang merawatnya.
1. Kecemasan Akibat Perpisahan
Kecemasan akibat perpisahan, yaitu perpisahan dengan orang
tua atau orang terdekat bagi anak, respon anak toddler
terhadap kecemasan perpisahan ini dibagi dalam 3 fase, yaitu:
a. Fase protes (Ph Phase of protes), perilaku yang tampak
diantaranya:
- Menjerit.
- Memanggil ibunya.
b. Fase putus asa (Phase of despair), perilaku yang tampak
diantaranya :
- Tidak aktif, cenderung diam dan tidak mau beraktifitas.
- Menarik diri dari orang lain.
- Depresi, sedih
c. Fase menolak (Phase of denial), perilaku yang tampak
diantaranya:
- Secara samar-samar anak menerima perpisahan.
- Mulai tertarik dengan apa yang ada di sekitarnya.
2. Kehilangan Kendali/Kontrol
Toddler merupakan masa dimana anak mencari otonomi yang
ditampakan dengan tingkahlaku antaralain: ketrampilan
motorik, permainan, hubungan interpersonal, aktivitas sehari-
hari dan komunikasi.
Dengan adanya kehilangan fungsi sehubungan dengan
terganggunya fungsi motorik biasanya mengakibatkan
berkurangnya percaya diri pada anak sehingga tugas
perkembangan yang sudah dicapai dapat terhambat. Hal ini
membuat anak menjadi regresi; ngompol lagi, suka menghisap
jari dan menolak untuk makan.
3.Cidera Tubuh dan Nyeri
Anak sudah mampu mengkomunikasikan rasa nyeri yang
mereka alami dan mampu menunjukkan lokasinya. Kecemasan
akan meningkat karena adanya rasa nyeri dan perasaan takut
akan mati. Anak akan mengalami penurunan keaktifan serta
kemampuan dalam tahap perkembangannya terhadap
perlakuan yang dialami atau nyeri yang dirasakan karena
mendapatkan tindakan invasive, seperti injeksi, infuse,
pengambilan darah, anak akan menangis bahkan sampai
menyerang, baik secara verbal maupun secara fisik, seperti
menggigit, memukul, mencubit, dan menentang perawatan.
B. Reaksi-Reaksi Saat Hospitalisasi ( Saat Di RS ) Pada
Toddler
Toddler belum mampu berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa yang memadai dan pengertian terhadap realita
terbatas. Hubungan anak dengan ibu sangat dekat sehingga
perpisahan dengan ibu akan menimbulkan rasa kehilangan
orang yang terdekat bagi diri anak dan lingkungan yang dikenal
serta akan mengakibatkan perasaan tidak aman dan rasa
cemas. Disebutkan bahwa sumber stress utama pada anak
yaitu akibat perpisahan (usia 15-30 bulan). Anxietas perpisahan
disebut juga Analitic Depression
Respon perilaku anak akibat perpisahan dibagi dalam 3 tahap,
yaitu :
1.Tahap Protes (Protest)
Pada tahap ini dimanifestasikan dengan menangis kuat,
menjerit dan memanggil ibunya atau menggunakan tingkah
laku agresif agar orang lain tahu bahwa ia tidak ingin
ditinggalkan orang tuanya serta menolak perhatian orang lain.
2.Tahap Putus Asa (Despair)
Pada tahap ini anak tampak tenang, menangis berkurang, tidak
aktif, kurang minat untuk bermain, tidak nafsu makan, menarik
diri, sedih dan apatis.
3.Tahap menolak (Denial/Detachment)
Pada tahap ini secara samar-samar anak menerima perpisahan,
membina hubungan dangkal dengan orang lain serta kelihatan
mulai menyukai lingkungan.
Peran Perawat Dalam Mengurangi
Stres Akibat Hospitalisasi
Anak dan keluarga membutuhkan perawatan yang kompeten untuk
meminimalkan efek negatif dari hospitalisasi. Fokus dari intervensi
keperawatan adalah meminimalkan stressor perpisahan, kehilangan
kontrol dan perlukaan tubuh atau rasa nyeri pada anak serta memberi
support kepada keluarga seperti membantu perkembangan hubungan
dalam keluarga dan memberikan informasi seperti :
1. Mencegah atau meminimalkan dampak dari perpisahan,
terutama pada anak usia kurang dari 5 tahun.
a. Rooming In
b. Partisipasi Orang tua
c. Membuat ruang perawatan seperti situasi di rumah dengan
mendekorasi dinding memakai poster atau kartu bergambar
sehingga anak merasa aman jika berada diruang tersebut.
d. Membantu anak mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah
dengan mendatangkan tutor khusus atau melalui kunjungan teman-teman
sekolah, surat menyurat atau melalui telpon.
2. Mencegah perasaan kehilangan kontrol Physical Restriction
(Pembatasan Fisik)
3. Meminimalkan rasa takut terhadap perlakuan tubuh dan rasa
nyeri
4. Memaksimalkan manfaat dari hospitalisasi

Anda mungkin juga menyukai