KEPERAWATAN KRITIS
“Hygiene bronkus”
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis
Disusun Oleh :
MARISAH
3A KEPERAWATAN
S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES MEDISTRA INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat, inayah,
taufik dan hidayahnya, serta telah memberikan jalan dari pemikiran kepada penulis sehingga
makalah yang berjudul ‘’ Hygiene bronkus’’diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini,
oleh karenannya penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, agar makalah ini
benar-benar sempurna. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pendalam bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................i
Kata pengantar.....................................................................................................i
Daftar isi.............................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................3
BAB II Pembahasan...........................................................................................4
A. Definisi .......................................................................................................4
B. Etiologi .......................................................................................................4
C. Patofisiologi.................................................................................................5
D. Environment ...............................................................................................6
E. Klasifikasi ...................................................................................................7
F. Tanda dan gejala ........................................................................................7
G. Tujuan terapi hygine bronkus .....................................................................8
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada
masyarakat. Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi
saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran napas atas meliputi
rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, otitis. Sedangkan infeksi
saluran napas bawah meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli seperti bronkhitis,
bronkhiolitis, pneumonia. Infeksi saluran napas atas bila tidak diatasi dengan baik dapat
berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah. (Depkes RI, 2005).
Infeksi saluran pernapasan bawah adalah salah satu penyakit menular yang paling
umum dari manusia di seluruh dunia. Perubahan karakteristik populasi seperti usia dan
nomor pembengkakan pasien dengan kondisi immunocompromising telah meningkatkan
jumlah individu yang berisiko. Diperluas berbagai patogen yang muncul juga
memberikan tantangan untuk laboratorium mikrobiologi. Overtreatment bronkitis rumit
akut, yang sebagian besar disebabkan virus, telah menyebabkan tingkat yang tak
tertandingi resistensi multidrug antara patogen invasif seperti Streptococcus pneumoniae
(Carrol, 2002).
Bronkus adalah salah satu penyebab utama kematian di negara-negara maju dan
penyebab utama kematian di seluruh dunia. Bronkus ini adalah suatu kondisi yang
ditandai dengan batuk dan sekresi berlebihan lendir di tracheobronchial. Kondisi ini dapat
didiagnosis ketika laporan pasien produksi sputum pada hampir setiap hari selama
setidaknya tiga bulan berturut-turut selama lebih dari dua tahun berturut-turut. (Varun,
dkk., 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi hygiene bronkus ?
2. Apa itu tujuan dari hygiene bronkus?
3. Apa saja macam-macam hygiene bronkus?
4. Bagaimana teknik dan prosedur hygiene bronkus?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu hygiene bronkus
2. Untuk mengetahui tujuan dan macam-macam hygiene bronkus
3. Mengetahui bagaimana teknik dan prosedur hygiene bronkus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Bronkitis (Bronkitis inflamasi-Inflamation bronchi) digambarkan sebagai
inflamasi dari pembuluh bronkus. Inflamasi menyebabkan bengkak pada permukaannya,
mempersempit pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamasi. Bronkitis
kronis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan batuk dan berlebihan sekresi lendir di
pohon tracheobronchial. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-
perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot
polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size), sedangkan
bronkus besar jarang terjadi. Hal ini dapat memblok aliran udara ke paru-paru dan dapat
merusaknya.
Hygiene bronkus adalah untuk mencegah komplikasi pernafasan dan mengobati
infeksi paru-paru. Semua pasien yang mengalami gangguan dalam pernafasan harus
mempertahankan saluran udara yang jernih,dengan teknik : batuk efektif,batuk
manual,fisioterapi dada,suction.
Higiene bronkus terdiri dari satu atau kombinasi tindakan berikut:
terapi inhalasi bronkodilator
terapi aerosol
latihan napas dalam
latihan batuk
drainae postural.
Tujuan
B. Patofisologi penyakit
Bronkitis adalah suatu kondisi pernapasan yang melibatkan peradangan pada
saluran bronkial (menengah saluran udara) dan bronkiolus (cabang-cabang yang lebih
kecil dari bronkus) yang mengakibatkan sekresi berlebihan dari lendir dan pembengkakan
jaringan yang mengurangi diameter tabung bronkial, sehingga semakin lebih sulit untuk
napas.
Mekanisme inflamasi bronkitis kronis telah direviewed secara luas. Penyakit ini
disebabkan oleh interaksi antara agen inhalasi berbahaya dan faktor tuan rumah, seperti
predisposisi genetik atau infeksi pernapasan yang menyebabkan cedera atau iritasi pada
epitel pernapasan dari dinding dan lumen bronkus dan bronkiolus. Peradangan kronis,
edema, bronkospasme sementara, dan peningkatan produksi lendir oleh sel goblet adalah
hasilnya. Sebagai konsekuensi, aliran udara ke dalam dan keluar dari paru-paru
berkurang, kadang-kadang ke tingkat yang dramatis. Kebanyakan kasus bronkitis kronis
disebabkan oleh merokok rokok atau
produk tembakau lainnya, meskipun contoh-contoh lain dari agen berbahaya
termasuk asap dari produk pembersih dan pelarut, debu dari paparan kerja, dan polusi.
Udara Amonia, sulfur dioksida, klor, brom, dan hidrogen sulfida adalah polutan sangat
berbahaya yang terkait dengan penyakit pernapasan. Bronkitis kronis harus dibedakan
dari alergi umum yang juga menyebabkan hipersekresi mucus dan terbatuk-batuk.
Studi dari perokok dan mereka yang terkena asap rokok pasif telah
mengungkapkan peningkatan jumlah neutrofil dan makrofag dalam dinding-dinding dan
lumen dari kedua bronkus dan bronkiolus, yang memainkan peran penting dalam
mengabadikan proses inflamasi dari bronchitis kronis bronkial biopsi dari mantan
perokok menunjukkan perubahan inflamasi yang sama dengan yang di perokok aktif,
menunjukkan bahwa peradangan sering tetap dalam saluran udara sekali established.
Peningkatan jumlah sitokin proinflamasi seperti interleukin-8 dan tumor necrosis
factor-α, serta anti-inflamasi sitokin seperti interleukin-10 telah ditemukan dalam sputum
dari perokok dengan bronkitis kronis. perubahan struktural lainnya di saluran udara dari
perokok termasuk lendir hiperplasia kelenjar, hipertrofi otot polos, dan edema bronkial
dan fibrosis, yang menggabungkan untuk mempersempit diameter dari saluran udara.
C. Epidemologi bronkitis.
1. Orang
Hasil penelitian mengenai penyakit bronkitis di India, data yang diperoleh untuk
usia penderita ( ≥ 60 tahun) sekitar 7,5%, untuk yang berusia (≥ 30-40 tahun) sekitar
5,7% dan untuk yang berusia (≥ 15-20 tahun) sekitar 3,6%. Selain itu penderita
bronkitis ini juga cenderung kasusnya lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan pada
perempuan, hal ini dipicu dengan keaktivitasan merokok yang lebih cenderung banyak
dilakukan oleh kaum laki-laki.
2. Tempat dan waktu
Penduduk di kota sebagian besar sudah terpajan dengan berbagai zat-zat polutan
di udara, seperti asap pabrik, asap kendaraan bermotor, asap pembakaran dan asap
rokok, hal ini dapat memberikan dampak terhadap terjadinya bronchitis.
Bronkitis lebih sering terjadi di musim dingin pada daerah yang beriklim tropis
ataupun musim hujan pada daerah yang memiliki dua musim yaitu daerah tropis.
3. Merokok
Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok
adalah penyebab utama timbulnya bronkitis. Terdapat hubungan yang erat antara
merokok dan penurunan VEP (volume eksipirasi paksa) 1 detik. Secara patologis
rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia
skuamusepitel saluran pernapasan juga dapat menyebabkan bronkitis akut. Penelitian
di Brazil pada tahun 2010 mendapatkan hasil peneltian dengan kebiasaan merokok
(OR = 6,92, 95% CI 4,22-11,36 unruk perokok dari 20 atau lebih rokok per hari).
4. Agent
Bronkitis dapat disebabkan oleh virus (virus influenza, respiratory syncytical
virus), bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae
dan Chlamydia).
D. Environment
Pencemaran udara merupakan masalah paling serius di daerah perkotaan.
Urbanisasi mengakibatkan meningkatnya aktivitas manusia dan kepadatan penduduk.
Peningkatan penduduk akan diikuti oleh semakin meningkatnya kebutuhan di bidang
transportasi, Kegiatan industri juga mengakibatkan meningkatnya pencemaran dan akan
berdampak terhadap menurunnya kualitas lingkungan. Hal ini akan berpengaruh terhadap
meningkatnya berbagai kasus penyakit, termasuk bronchitis.
E. Klasifikasi Bronkus
1. bronkitis ringan ( simple chronic bronchitis), ditandai dengan batuk berdahak dan
keluhan lain yang ringan.
2. bronkitis mukopurulen ( chronic mucupurulent bronchitis), ditandai dengan batuk
berdahak kental, purulen (berwarna kekuningan).
3. bronkitis dengan penyempitan saluran napas ( chronic bronchitis with obstruction ),
ditandai dengan batuk berdahak yang disertai dengan sesak napas berat dan suara
mengi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah yang telah dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Bronkitis atau bronkus adalah inflamasi dari pembuluh bronkus. Inflamasi menyebabkan
bengkak pada permukaannya, mempersempit pembuluh dan menimbulkan sekresi dari
cairan inflamasi.
2. Penyakit ini disebabkan oleh interaksi antara agen inhalasi berbahaya dan faktor tuan
rumah, seperti predisposisi genetik atau infeksi pernapasan yang menyebabkan cedera
atau iritasi pada epitel pernapasan dari dinding dan lumen bronkus dan bronkiolus.
Peradangan kronis, edema, bronkospasme sementara, dan peningkatan produksi lendir
oleh sel goblet adalah hasilnya. Sebagai konsekuensi, aliran udara ke dalam dan keluar
dari paru-paru berkurang, kadang-kadang ke tingkat yang dramatis.
3. Bronkitis lebih tinggi kasusnya pada laki-laki dibanding perempuan, lebih sering terjadi
pada daerah yang beriklim tropis, pada orang yang merorok, karena virus, bakteri, atau
karena pencemaran udara.
1. Gejala utama bronkitis kronis adalah batuk dan produksi sputum yang berlebih,
berwarna kekuningan atau kehijauan, sesak napas, demam, dan mudah merasa
lelah.
2. Diagnosis bronkitis kronis dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan tes
laboratorium.
3. Terapi pada bronkitis dapat dilakukan melalui terapi farmakologis dan non
farmakologis, meliputi pemberian antibiotik sebagai terapi utama, dan pemberian
analgetik, bronkodilator, damn ekspektoran sebagai terapi pendamping.
4. Monitoring bronkitis meliputi monitoring efek terapi
B. SARAN
Menjaga gaya dan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan,
seperti Bronkitis kronis. Karena lebih baik mencegah dari pada mengobati.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Jakarta.
Dufton, 2012, The Pathophysiology and Pharmaceutical Treatment of Chronic Bronchitis, USA.
Varun, S.K., Saragi, B., Binayak, Deb., 2012, Assessment of the Prescribing Pattern of
Antibiotics with Corticosteroids in Infective Acute Exacerbation of Chronic Bronchitis -
A Case series, International Journal Of Research in Pharmacy and Science, Vol. 2 (1).
https://www.scribd.com/344393065/Higiene-Bronkus