Keterangan:
Tingkat risiko:
1. skor > 51 risiko tinggi, lakukan intervensi jatuh risiko tinggi;
2. skor 25−50 risiko rendah, lakukan intervensi jatuh standar;
3. skor 0−24 tidak berisiko, perawatan yang baik.
RISIKO JATUH
PASIEN ANAK
No Risiko Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
Keterangan:
Tingkat risiko:
1. Risiko rendah bila skor 1–3 : lakukan intervensi risiko rendah
2. Risiko tinggi bila skor > 4 : lakukan intervensi risiko tinggi
Instrumen Nyeri
A. Pengkajian Nyeri pada Pasien
Neonatus-Neonatal Infant
Pain Scale (NIPS)
B. Pengkajian Nyeri pada Bayi
Usia 0–1 Tahun FLACC Pain
Scale
C. Pengkajian Nyeri pada
Pasien Dewasa (Visual Aid
Scale)
D. Pengkajian Nyeri pada Pasien
Tidak Sadar (Behavioural
Pain Scale/BPS)
NYERI PADA
BAYI USIA 0–1 TH
Keterangan :
Intervensi
Skala Nyeri
1. Tidak ada
1. 0–2 = Nyeri ringan–tidak nyeri
2. Intervensi tanpa obat, dievaluasi selama
2. 3–4 = Nyeri sedang–nyeri ringan
30 menit.
3. > 4 = Nyeri hebat
3. Intervensi tanpa obat, bila masih nyeri
bisa diberikan analgesik dan dievaluasi
selama 30 menit.
NYERI PADA
PASIEN ANAK
Face (Wajah)
1 Tidak ada ekspresi tertentu atau 0
senyum, kontak mata
Kadang meringis atau mengerutkan 1
kening, menarik diri, tidak tertarik,
wajah terlihat cemas, alis diturunkan,
mata sebagian tertutup, pipi terangkat,
mulut mengerucut
Sering cemberut, konstan, rahang 2
terkatup. Dagu bergetar, kerutan yang
dalam di dahi, mata tertutup, mulut
terbuka, garis yang dalam di sekitar
hidung/bibir
2 Leg (Kaki)
Posisi normal atau santai 0
Tidak nyaman, gelisah, tegang, 1
tonus meningkat, kaku
fleksi/ekstensi anggota badan
intermiten 2
Menendang atau kaki disusun,
hipertonis fleksi/ekstensi anggota
badan secara berlebihan, tremor
3 Activity (Aktivitas)
Berbaring dengan tenang, posisi 0
normal, bergerak dengan bebas dan
mudah 1
Menggeliat, menggeser maju mundur,
tegang, ragu-ragu untuk bergerak,
menjaga, tekanan pada bagian tubuh 2
Melengkung, kaku, atau menyentak,
posisi tetap, goyang gerakan kepala
dari sisi ke sisi, menggosok bagian
tubuh
4 Cry (Menangis)
Tidak ada teriakan/erangan (terjaga/ 0
tertidur)
Erangan/rengekan, sesekali menangis, 1
sesekali mengeluh
Terus-menerus menangis, menjerit, 2
isak tangis, mengeram, menggeram,
sering mengeluh
Skor Hari Perawatan Ke-
No Parameter Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
5 Consolability???
Tenang, santai, tidak perlu dihibur 0
Perlu keyakinan dengan sekali-kali 1
menyentuh, sekali-kali memeluk, atau
berbicara. Perhatian mudah beralih
Sulit untuk dibujuk atau dibuat nyaman 2
TOTAL SKOR
Nama dan paraf yang melakukan penilaian
Keterangan :
0 = Rileks dan nyaman (relaxed and
comfortable) 1–3 = Sedikit tidak nyaman (mild
discomfort)
4–6 = Nyeri sedang (moderate pain)
7–10 = Nyeri/tidak nyaman yang parah (severe discomfort/pain)
INSTRUMEN PENILAIAN NYERI PADA
NYERI VISUAL AID SCALE PASIEN DEWASA
No Parameter Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
1 Face (wajah)
Tenang/rileks 1
Mengerutkan alis 2
Kelopak mata tertutup 3
Meringis 4
3 Ventilasi
Pergerakan dapat ditoleransi 1
Batuk dengan pergerakan 2
Melawan ventilator 3
Tidak dapat mengontrol ventilasi 4
TOTAL SKOR
Nama dan paraf yang melakukan
penilaian
Keterangan :
0 = Tidak ada nyeri (no pain) 1–
3 = Nyeri ringan (mild pain)
4–6 = Nyeri sedang (moderate pain)
≥ 6 = Nyeri tak tertahankan (uncontrolled pain)
Instrumen PPI
A. Flebitis
B. Dekubitus
C. Pneumonia
D. Infeksi Luka Operasi (ILO)
E. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
A. Flebitis
Keterangan:
Skala Nyeri Intervensi
1. 0 = Tidak ada tanda flebitis 1. Observasi kanul
2. 1–2 = Tahap awal flebitis 2. Resite kanul
3. 3–4 = Awal tromboflebitis 3. Resite kanul dan pertimbangkan
4. 5 = Stadium lanjut tromboflebitis perawatan
4. Memulai perawatan
B. DEKUBITUS
NORTON SCALE
2 Kondisi Mental
Waspada 4
Apatis 3
Bingung 2
Pingsan/Tidak Sadar 1
3 Kegiatan
Dapat berpindah 4
Berjalan dengan bantuan 3
Terbatas kursi 2
Terbatas di tempat tidur 1
4 Mobilitas
Penuh 4
Agak terbatas 3
Sangat terbatas 2
Sulit bergerak 1
5 Inkontinensia
Tidak mengompol 4
Kadang-kadang 3
Biasanya yang keluar urine 2
Biasanya yang keluar urine dan 1
kotoran
TOTAL SKOR
Nama dan paraf yang melakukan
penilaian
Interpretasi:
• Nilai maksimum 20
• Nilai minimum 5
• Pasien berisiko dekubitus jika nilai < 14
C. PNEUMONIA
No Parameter Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
1 Suhu:
≥ 36,5°C dan ≤ 38,4°C 0
≥ 38,5°C dan ≤ 38,9°C 1
≥ 39°C dan ≤ 36°C 2
2 Leukosit dalam darah:
≥ 4.000 dan ≤ 11.000 0
> 4.000 dan < 11.000 1
> 4.000 dan < 11.000 2
+ band form ≥ 50%
3 Sekret trakeal:
Tidak terdapat sekret 0
Terdapat sekret trakeal nonpurulen 1
Terdapat sekret trakeal purulen 2
4 Oksigenasi: PaO2/FIO2, mmHg
> 240 atau ARDS (PaO2/FIO2 ≤ 0
200) 1
pulmonary arterial wedge pressure
≤18 dan adanya infiltrasi bilateral
≤ 240 dan tidak terdapat ARDS 2
5 Gambaran radiologi paru:
Tidak terdapat infiltrasi 0
Adanya difusi infiltrat 1
Infiltrat di daerah lokal 2
6 Kultur dari cairan trakeal:
Negatif 0
Positif 2
TOTAL SKOR
Nama dan paraf yang melakukan penilaian
KESIMPULAN
Nama dan paraf yang melakukan
penilaian
Lembar 1
E. ISK
(INFEKSI SALURAN
KEMIH)
Untuk memastikan diagnosis ISK, harus ada minimal 1 dari 4 kriteria berikut ini.
No Parameter Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
adanya mikroorganisme
gram dalam sample urine
dan hasil kultur urine
menunjukkan hasil ≥103
and <105 CFU/ml
dengan tidak lebih dari 2
spesies mikroorganisme
atau 2
kateter urine pasien sudah terlepas
dalam waktu 48 jam sebelum
pengambilan sampel urine dan ada
sedikitnya satu dari tanda atau
gejala dibawah ini tanpa diketahui
penyebabnya:
demam (>38°C)
pasien mengalami inkontinensia
urgensi, inkontenensia
frekuensi, disuria, nyeri di
suprapubik atau
kostovertebral.
3 Pasien ≤ 1 tahun yang lalu
dengan atau tanpa riwayat
pemasangan kateter urine
mempunyai paling tidak satu dari
tanda dan gejala berikut ini tanpa
diketahui penyebab yang tidak
diketahui:
demam (>38°C inti)
hipotermi (<36°C inti) 3
apnea
bradikardia
disuria
letargi
vomitus
dan
hasil kultur urine positif adanya
≥105 colony-forming units (CFU)/
ml dengan tidak lebih dari 2
spesies mikroorganisme.
4 Pasien ≤ 1 tahun yang lalu
dengan atau tanpa riwayat
pemasangan kateter urine
mempunyai paling tidak satu dari
tanda dan gejala berikut ini tanpa
diketahui penyebab yang tidak
4
diketahui:
demam (>38°C inti)
hipotermi (<36°C inti)
apnea
bradikardia
disuria
letargi
vomitus
Skor Hari Perawatan Ke-
Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Parameter
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
dan
hasil pemeriksaan urine ditemukan
paling tidak terdapat satu dari hal di
bawah ini:
adanya leukosit atau nitrat dari
hasil pemeriksaan urine
piuria (terdapat ≥ 10 [WBC]/ 4
mm3 atau ≥ 3 WBC/high
power field of unspun urine)
adanya mikroorganisme gram
dalam sample urine dan hasil
kultur urine menunjukkan
hasil ≥103 dan <105
CFU/ml
dengan tidak lebih dari 2 spesies
mikroorganisme.
KESIMPULAN
Nama dan paraf yang melakukan
penilaian
LAMPIRAN: SBAR (SKP 2)
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang memerlukan perhatian atau
tindakan segera.
S : Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
• Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan serta dokter yang merawat.
• Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah teratasi/keluhan
utama.
R : Recommendation
• Rekomendasikan intervensi keperawatan yang sudah dan perlu dilanjutkan (refer ke nursing care
plan) termasuk discharge planning serta edukasi pasien dan keluarga.
Situation:
• Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan serta dokter yang merawat.
• Diagnosis medis: GGK
• Masalah keperawatan:
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
4. Risiko infeksi.
5. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
Background:
Bedrest total, urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1.000 cc/24 jam, mual tetap ada selama dirawat,
terpasang dobel lumen di skapula kanan, pasien menjalani HD 2×/minggu, terpasang restrain, tidak ada
alergi, IV stopper terpasang di tangan kiri. Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang GGK. Diet
rendah protein 1 gr.
Assessment:
• Kompos mentis; TD: 150/80 mmHg; N: 100×/menit; S: 37oC; RR: 20×/menit; braden score= 23; status
restrain; risiko jatuh; pivas score; status nutrisi; kemampuan eliminasi; dan lain-lain.
• Hasil laboratorium terbaru, yaitu Hb: 8,1 mg/dL; albumin: 3,0; urea: 237 mg/dL; CK: 3,5.
• Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
Recomendation:
• Rekomendasikan intervensi keperawatan yang sudah dan perlu dilanjutkan (refer ke nursing care
plan) termasuk discharge planning serta edukasi pasien dan keluarga.
• Keseimbangan cairan ketat.
• Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien.
• Jaga aseptik dan antiseptik setiap melaksanakan prosedur.
FORMAT TIMBANG TERIMA SBAR
(SITUATION, BACKGROUND, ASSESMENT, RECOMENDATION)
oleh: Nursalam
Tes diagnostik
RECOMENDATIO • Rekomendasikan intervensi keperawatan yang sudah dan perlu dilanjutkan (refer ke
N nursing care plan) termasuk discharge planning serta edukasi pasien dan keluarga.
• Dilanjutkan/stop/modifikasi/strategi baru
Keterangan:
NIC: Nurse in charge
Bagian 6
Mutu Pelayanan
Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4
Mutu Pelayanan
Keperawatan
Pendahuluan
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan
kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan
merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan
dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan
yang dialami pasien dan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu
pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan
yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan
merupakan perbadingan antara kualitas jasa pelayanan yang didapat
dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan (Tjiptono, 2004). Pasien
sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan menuntut pelayanan
keperawatan yang sesuai dengan haknya, yakni pelayanan
keperawatan yang bermutu dan paripurna. Pasien akan mengeluh
bila perilaku caring yang dirasakan tidak memberikan nilai kepuasan
bagi dirinya.
Kualitas rumah sakit sebagai institusi yang menghasilkan
produk teknologi jasa kesehatan sudah tentu tergantung juga pada
kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien. Melihat fenomena di atas, pelayanan keperawatan
yang memiliki kontribusi sangat besar terhadap citra sebuah rumah
sakit dipandang perlu untuk melakukan evaluasi atas pelayanan yang