Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TREND DAN ISU KEPERAWATAN

PELAYANAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN


REPRODUKSI DALAM SITUASI PANDEMI COVID 19

Disusun Oleh :

1. Agistisa Putri M ( 18631722 )


2. Rika Ayu parwati ( 18631718 )
3. Ahmad Ayub K ( 18631715 )
4. Siska Munika ( 18631710 )
5. Elvina Fitria M ( 18631706 )
6. Destria Ardiana P ( 18631655 )
7. Alvi Nur Azizah ( 18631645 )

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas untuk membuat
Makalah yang berjudul “Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
dalam Situasi Pandemi Covid 19”

Kedua kalinya, kami ucapkan terima kasih kepada Bu Hery Ernawati


S.kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen Mata Kuliah Keperawatan Maternitas 1 yang telah
membimbing kami dalam membuat makalah ini.

Selanjutnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca. Akhirnya kami menyadari sepenuhnya, bahwa tugas yang
kami buat ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami perlukan demi kesempurnaan tugas-tugas kami selanjutnya.

Ponorogo, 31 Mei 2020

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-


CoV-2) merupakan virus yang dapat menyerang sistem pernapasan pada manusia.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus ini disebut COVID-19. Severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama
virus Corona adalah jenis baru yang menular ke manusia, Virus Corona dapat
mengakibatkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang
berat, hingga dapat mengakibatkan kematian.

Untuk mengatasi wabah bencana non alam COVID-19 ini dilakukan suatu
kebijakan oleh pemerintah yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang
tujuannya untuk mencegah penularan Covid-19. Keadaan ini memberikan dampak
terhadap kelangsungan pelayanan kesehatan masyarakat, termasuk pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan. Pada kondisi pandemi ini diharapkan kepada
pasangan usia subur (PUS ) terutama PUS dengan 4 Terlalu (4T) diharapkan untuk
menunda kehamilannya terlebih dahulu dan petugas kesehatan tetap memantau
mereka dalam penggunaan kontrasepsi. dalam menghadapi pandemi covid 19 ini,
pelayanan kebidanan terutama pelayanan kesehatan reproduksi perempuan tetap
dilakukan tentunya dengan menerapkan prinsip pencegahan pengendalian infeksi dan
physical distancing.

Merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia selain berdampak terhadap


perekonomian, pendidikan dan sosial masyarakat, juga berdampak terhadap kesehatan
salah satunya yaitu berdampak pada pelayanan kesehatan reproduksi perempuan,
Pelayanan kesehatan reproduksi bagi perempuan adalah bentuk keharusan atau tidak
bisa ditunda. Adapun pelayanan itu di antaranya pelayanan pada Ibu hamil, bersalin,
Nifas dan KB. Banyak perempuan menghadapi beberapa perubahan sebagai dampak
dari social dan physical distancing termasuk untuk pemeriksaan kesehatan
reproduksinya.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)


menyampaikan bahwa, dampak mewabahnya Covid-19 ini sangat berpengaruh
terhadap rentannya terjadi Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) yang dikarenakan
adanya penurunan jumlah pelayanan KB secara nasional dari masing-masing jenis alat
obat kontrasepsi (alokon). Hal ini dindikasi bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) yang
memerlukan kontrasepsi tidak bisa mengakses layanan kontrasepsi di faskes dan
menunda ke faskes selama Covid-19 jika tidak dalam kondisi gawat, karena adanya
kekhawatiran PUS yang memerlukan kontrasepsi tertular Covid-19. Selain itu, Covid-
19 juga sangat berpengaruh terhadap orang dengan sistem imun lemah, seperti Orang
dengan HIV-AIDS (ODHA) yang sangat rentan tertular Covid-19.
BKKBN Pusat dan Provinsi terus berupaya memastikan keberlangsungan
penggunaan alat dan obat kontrasepsi selama masa krisis bencana Covid-19, seperti :
Pelayanan KB bergerak, kunjungan ke PUS yang memerlukan kontrasepsi.
Menurunkan angka putus pakai alat dan obat kontrasepsi sehingga mencegah KTD
dengan cara : mengoptimalkan peran PKB/PLKB dan penggerakan Mobil Unit
Penerangan KB ke masyarakat untuk KIE Pencegahan Covid-19.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelayanan Keluarga Berencana (KB) dalam situasi pandemi Covid 19 ?

2. Bagaimana pelayanan kesehatan reproduksi dalam situasi pandemic Covid 19 ?

1.3 Tujuan Umum

Untuk mengetahui serta mampu mendalami tentang pelayanan Keluarga


Berencana dan Kesehatan Reproduksi dalam situasi pandemi Covid 19.

1.4 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan Keluarga Berencana (KB) dalam situasi


pandemi Covid 19

2. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan kesehatan reproduksi dalam situasi


pandemic Covid 19
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dalam situasi Pandemi Covid-19

A. Pesan Bagi Masyarakat terkait Pelayanan Keluarga Berencana Pada Situasi


Pandemi Covid-19

1.Tunda kehamilan sampai kondisi pandemi berakhir


2.Akseptor KB sebaiknya tidak datang ke petugas Kesehatan, kecuali yang
mempunyai keluhan, dengan syarat membuat perjanjian terlebih dahulu dengan
petugas Kesehatan.
3.Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya, jika tidak
memungkinkan untuk datang ke petugas Kesehatan dapat menggunakan kondom yang
dapat diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB atau kader melalui telfon.
Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau
senggama terputus).
4. Bagi akseptor Suntik diharapkan datang ke petugas kesehatan sesuai jadwal dengan
membuat perjanjian sebelumnya. Jika tidak memungkinkan, dapat menggunakan
kondom yang dapat diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB atau kader melalui
telfon. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau
senggama terputus)
5. Bagi akseptor Pil diharapkan dapat menghubungi petugas PLKB atau kader atau
Petugas Kesehatan via telfon untuk mendapatkan Pil KB.
6. Ibu yang sudah melahirkan sebaiknya langsung menggunakan KB Pasca Persalinan
(KBPP)
7. Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaksanaan konseling
terkait KB dapat diperoleh secara online atau konsultasi via telpon

B. Rekomendasi bagi Petugas Kesehatan terkait Pelayanan Keluarga Berencana pada


Situasi Pandemi Covid-19

1. Petugas Kesehatan dapat memberikan pelayanan KB dengan syarat menggunakan


APD lengkap sesuai standar dan sudah mendapatkan perjanjian terlebih dahulu dari
klien :
a. Akseptor yang mempunyai keluhan
b. Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya,
c. Bagi akseptor Suntik yang datang sesuai jadwal.
2. Petugas Kesehatan tetap memberikan pelayanan KBPP sesuai program yaitu
dengan mengutamakan metode MKJP (IUD Pasca Plasenta / MOW)
3. Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kader untuk minta
bantuan pemberian kondom kepada klien yang membutuhkan yaitu :
a. Bagi akseptor IUD/Implan/suntik yang sudah habis masa pakainya, tetapi tidak bisa
kontrol ke petugas kesehatan
b. Bagi akseptor Suntik yang tidak bisa kontrol kembali ke petugas Kesehatan sesuai
jadwal
4. Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kader untuk minta
bantuan pemberian Pil KB kepada klien yang membutuhkan yaitu : Bagi akseptor Pil
yang harus mendapatkan sesuai jadwal
5. Pemberian Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaksanaan
konseling terkait kesehatan reproduksi dan KB dapat dilaksanakan secara online atau
konsultasi via telpon

C. Hal Yang Perlu Diperhatikan oleh Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan


Pelayanan

1. Mendorong semua PUS untuk menunda kehamilan dengan tetap menggunakan


kontrasepsi di situasi pandemi Covid-19, dengan meningkatkan penyampaian
informasi/KIE ke masyarakat
2. Petugas Kesehatan harus menggunakan APD dengan level yang disesuaikan
dengan pelayanan yang diberikan dan memastikan klien yang datang menggunakan
masker dan membuat perjanjian terlebih dahulu
3. Kader dalam membantu pelayanan juga diharapkan melakukan upaya pencegahan
dengan selalu menggunakan masker dan segara mencuci tangan dengan menggunakan
sabun dan air mengalir atau handsanitizer setelah ketemu klien
4. Berkoordinasi dengan PLKB kecamatan untuk ketersediaan pil dan kondom di
Kader atau PLKB, sebagai alternative pengganti bagi klien yang tidak dapat ketemu
petugas Kesehatan
5. Melakukan koordinasi untuk meningkatkan peran PL KB dan kaderdalam
membantu pendistribusian pil KB dan kondom kepada klien yang membutuhkan,
yang tetap berkoordinasi dengan petugas Kesehatan
6. Memudahkan masyarakat untuk untuk mendapatkan akses informasi tentang
pelayanan KB di wilayah kerjanya, missal dengan membuat hotline di Puskemas dan
lain-lain

2. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Catin (Kespro Catin) dalam situasi Pandemi


Covid-19

A. Pesan bagi Calon Pengantin Pada Situasi Pandemi Covid-19


1. Bimbingan perkawinan, pemeriksaan kesehatan, konsultasi keluarga dan bimbingan
lainnya ditunda pelaksanaannya, kecuali pelayanan administrasi dan pencatatan nikah
2. Materi KIE terkait kesehatan reproduksi calon pengantin diharapkan tetap dibaca
yang dapat diperoleh secara online, salah satunya dapat diakses melalui web
bimbingan perkawinan (www.bimbinganperkawinan.com) sampai kondisi pandemi
berakhir

B. Rekomendasi bagi Petugas Kesehatan terkait Calon Pengantin pada Situasi


Pandemi Covid-19

1. Bimbingan perkawinan, pemeriksaan kesehatan, konsultasi keluarga dan bimbingan


lainnya ditunda pelaksanaannya, kecuali pelayanan administrasi dan pencatatan nikah.
2. Memantau calon pengantin untuk mandapatkan dan membaca Materi KIE terkait
kesehatan reproduksi calon pengantin sampai kondisi pandemi berakhir.
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Oleh karena itu, menjawab permasalahan ini, diperlukan KIE (Komunikasi,


Informasi dan Edukasi) tentang kontrasepsi darurat yang disingkat Kondar. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan segera setelah
hubungan seksual karena tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Namun, pada situasi pandemi covid-19 sebaiknya PUS dapat mencegah


kehamilannya dengan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
misalnya IUD, implant, MOW (tubektomi) dan MOP (vasektomi) agar aman dan
nyaman dalam jangka waktu yang lama. Kita tidak tahu kapan wabah ini berakhir,
tapi cegahlah kehamilan yang tidak diinginkan menggunakan MKJP. (*)

SARAN

Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dipenuhi dalam situasi
apapun, termasuk pada situasi bencana. Demikian halnya dengan kesehatan
reproduksi yang merupakan bagian dari kesehatan. Oleh karena itu,
pelayanan kesehatan reproduksi harus selalu ada dan tersedia pada situasi
bencana. Agar hak kesehatan reproduksi dapat tetap terpenuhi pada saat
bencana, penduduk yang terdampak harus memiliki akses informasi dan
pelayanan kesehatan reproduksi.

Akan tetapi, pada pandemi covid-19 dapat timbul krisis kesehatan, termasuk
kebutuhan akan kesehatan reproduksi yang seringkali terabaikan. Ada
kemungkinan suatu fasilitas kesehatan tidak maksimal membantu persalinan
karena fokus penanganan penularan covid-19. Terlihat dari penanganan
covid-19 melibatkan hampir semua profesi tenaga kesehatan baik dokter,
dokter gigi, bidan, perawat, apoteker, dll.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemkes. Pedoman Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Direktorat


Jenderal Bina kesehatan Ibu dan Anak; 2014.
https://www.ibi.or.id/id/article_view/D20200507002/panduan-pelayanan-keluarga-
berencana-dan-kesehatan-reproduksi-dalam-situasi-pandemi-covid-19.html
2. BKKBN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional. 2016.
https //www.bkkbn.go.id/detailpost/survei-strategi-keluarga-menghadapi-covid- 19

3. DepKes. Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Keluarga Berencana


Upaya menuju Pelayanan KB Berkualitas. Jakarta Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak; 2012.

Anda mungkin juga menyukai