Prodi : S1 Keperawatan / 6A
1. Jelaskan tentang mekanisme pendengaran, dan apa saja keluhan utama pasien
datang ke rumah sakit terkait masalah pendengaran !
Jawab :
Mekanismen pendengar yaitu gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar
kemudian disalurkan kelubang telinga menuju gendang telinga kemudian gendang
telinga bergetar untuk merespon gelombang suara yang menghantarkannya, osikuli
ditelinga bergerak secara mekanis getaran dari gelombang telinga akan akan
disalurkan menuju cairan yang ada dikoklea kemudian getaran yang yang samapi ke
koklea akan menghasilkan gelombang rambat sel di koklea bergerak, gerakan ini
mengubah eneegi mekanik menjadi elektrik ke saraf pendengaran ( auditory nerve,
saraf VIII(saraf akustikus)). Kemudian kepusat diotak bagian lobus temporal yang
akan menerjemahkan energi menjadi suara yang dapat dikenal diotak sebagai hearing
occurs.
Keluhan utama pasien tentang masalah pendengaran adalah:
a. Gangguan pada pendengaran atau pekak tuli.meliputi keluhan terdapat pada
atu/dua telinga, timbul tiba-tiba tah bertambah secara bertahap, berapa lama
diderita, riwayat trauma kepala, telinga tertampar, telinga terasa bising atau
tenang
b. Telinga berbunyi meliputi : berupa suara berdengung atau berdering yang
dirasakan dikepala/telinga kedua sisis telinga, apakah tinitus ini menyerti
gangguan pendengaran
c. Rasa pusing berputar keluhaan rasa ingin jatuh, apakah timbul pada posisi
tertentu, disertai rasa mual dan penuh di telinga
d. Nyeri didalam telinga meliputi: pada telinga kanan/ kiri, sudah berapa lama
2. Jelaskan tentang mekanisme terjadinya tonsilitis akut, sebutkan tanda dan
gejala nya. Munculkan diagnosa keperawatan dari manifestasi yang muncul !
Jawab :
Bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut, amandel berperan
sebagai filter atau penyaring yang menyelimuti organisme berbahaya, sel-sel darah
putih ini akan menyebabkan infeksi ringan pada amandel. Hal ini akan memicu tubuh
untuk membentuk antibodi terhadap infeksi yang akan datang, akan tetapi kadang-
kadang amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau virus. Infeksi bakteri dari virus
inilah yang menyebabkan tonsilitis. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel
terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara
klinik tampak pada korpus tonsil yang 6 berisi bercak kuning yang disebut detritus.
Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu
tonsilitis akut dengan detritus disebut tonsilitis falikularis, bila bercak detritus
berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsilitis lakunaris. Tonsilitis dimulai dengan
gejala sakit tenggorokan ringan hingga menjadi parah. Pasien hanya mengeluh merasa
sakit tenggorokannya sehingga nafsu makan berkurang. Radang pada tonsil dapat
menyebabkan kesukaran menelan, panas, bengkak, dan kelenjar getah bening
melemah di dalam daerah sub mandibuler, sakit pada sendi dan otot, kedinginan,
seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada telinga. Sekresi yang
berlebih membuat pasien mengeluh sukar menelan, belakang tenggorokan akan terasa
mengental. Hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut biasanya berakhir setelah 72
jam. Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu
(Pseudomembran), sedangkan pada tonsilitis kronik terjadi karena proses radang
berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses
penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akan mengkerut
sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus,
proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengketan 7
dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan
pembesaran kelenjar limfe submandibula.
Tanda dan gejala tonsilitis seperti demam mendadak, nyeri tenggorokan, ngorok, dan
kesulitan menelan (Smeltzer, 2001). Sedangkan menurut Mansjoer (2000) adalah
suhu tubuh naik sampai 40◦C, rasa gatal atau kering di tenggorokan, lesu, nyeri sendi,
odinofagia (nyeri menelan), anoreksia, dan otalgia (nyeri telinga). Bila laring terkena
suara akan menjadi serak. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemisis, tonsil
membengkak, hiperemisis.
Diagnosa Keperawatan
Edukasi
a) Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu