Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS

ALCOHOL WITHDRAWAL
(SINDROM PUTUS ALKOHOL)

Nama kelompok 3 :
Ahmad Ayub Kurnianto 18631715

Andhika Alfa Novianti 18631702


Definisi

* Alcohol withdrawal atau sindrom putus alkohol adalah


pemberhentian atau pengurangan setelah penggunaan alkohol
berat dan jangka panjang. Sindrom putus alkohol juga dapat
diartikan sebagai gejala fisik seseorang yang dapat tiba-tiba
mengurangi jumlah alkohol yang mereka minum jika sebelumnya
mereka minum terlalu banyak dalam jangka waktu yang lama.
Etiologi

* Penyebab utama alcohol withdrawal adalah berhenti


atau mengurangi konsumsi substansi alkohol yang
dilakukan secara mendadak.
Manifestasi Klinis
* Fenomena penarikan alkohol yang paling umum meliputi:

• Gejala fisik = denyut nadi cepat, tekanan darah tinggi, diaphoresis, gangguan tidur,
lekas marah, dan tremor kasar.

• Halusinasi alkoholik atau pengalaman sensorik yang ditandai dengan mispersepsi dan
kesalahan interpretasi rangsangan nyata di lingkungan.

• Halusinasi pendengaran, halusinasi sebenarnya yang disebabkan oleh penghentian


asupan alkohol daripada gangguan kejiwaan, seperti skizofrenia.

• Kejang, dikategorikan sebagai kejang grand mal, atau kejang motorik mayor,

• Delirium tremens (DTs), fase penghentian alkohol yang paling serius.


Dari gejala-gejala diatas kemudian dapat dikelompokkan ke
dalam tiga kelompok besar berdasarkan tingkat putus alkohol :

1. Ringan : tremor, insomnia, kecemasan, hiper-refleksia, diaphoresis, hiperaktif otonom


ringan, serta gangguan gastrointestinal

2. Sedang : kecemasan intens, tremor, insomnis, dan gejala peningkatan adrenegic

3. Berat : disorientasi, agitasi dan halusinasi, serta bersamaan dengan hiperaktifitas otonom
yang berat seperti tremor, takikardi, takipnea, dan hipertermia.
Pathways

Risiko jatuh

Gangguan persepsi sensori : penyalahgunaan zat

Gangguan Memori Defisit perawatan diri


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS ALCOHOL WITHDRAWAL
(SINDROM PUTUS ALKOHOL)
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur jenis kelamin, agama, pendidikan, status perkawinan, perkejaan, alamat, diagnosa medik,
nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan tanggal pengkajian.
2. Keluhan Utama
Pasien dengan alcohol withdrawal biasanya mengeluh mual dan gelisah
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanyakan apakah sudah lama mengkonsumsi alkohol, seberapa banyak konsumsi alkohol setiap harinya, dan jenis
atau berapa persen alkohol yang dikonsumsi.
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tanyakan apakah pasien dulu pernah dirawat atau mendapat pengobatan dengan gejala yang sama.
5. Riwayat Kesehatan
Tanyakan apakah di keluarga pasien ada juga yang mengkonsumsi alkohol. Ditanyakan pula apakah di keluarga
pasien ada yang memiliki penyakit menular dan penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes, jantung dan lainnya.
6 . Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi terjadinya gangguan penarikan alkohol adalah:
* Faktor Biologis
* Pasien mengalami perubahan metabolik alkohol yang mengakibatkan respon fiologik yang tidak nyaman.
* Pasien biasanya berbicara keras, cadel, dan kacau
* Faktor Psikologis
* Pasien mengalami perubahan kepribadian menjadi pribadi yang tergantung pada orang lain.
* Pasien memiliki harga diri yang rendah yang diikuti oleh rasa bersalah.
* Pasien cenderung memiliki sifat ingin bermusuhan.
* Pasien kadang bersikap murung, berdiam diri (depresi)
* Pasien menunjukkan sifat agresif
7. Pemeriksaan Fisik
Secara umum pemeriksaan fisik dalam batas normal, hanya saja berat badan pasien menurun karena
nafsu makan yang ikut menurun dan tidak mau makan.
8. Spiritual
Keyakinan pasien terhadap agama dan keyakinan goyah, pasien tidak atau kurang mampu dalam
melaksanakan ibadahnya sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
9. Status Mental
Penampilan pasien tidak rapi dan tidak mampu untuk merawat dirinya sendiri, pembicaraan keras,
cadel dan kacau, nampak gelisah dan impulsif.
10. Status Psikologi
Pasien terlihat murung dan berdiam diri (depresi)
11. Status Emosi
Pasien memiliki harga diri yang rendah yang diikuti oleh rasa bersalah. Pasien juga cenderung memiliki
sifat ingin bermusuhan dan menunjukkan sikap agresif.
12. Persepsi
Perubahan persepsi dapat terjadi pada satu atau lebih panca indera yaitu pendengaran, penglihatan,
perabaan, penciuman dan pengecapan. Pasien mengalami mispersepsi dan kesalahan interpretasi rangsangan
nyata di lingkungan
13. Tingkat kesadaran
* - Kesadaran umum pasien bingung, disorientasi waktu, tempat dan orang.
* - Memori : gangguan daya ingat sudah lama terjadi
* - Tingkat konsentrasi : pasien tidak mampu berkonsentrasi
* - Kemampuan penilaian : gangguan dalam penilaian atau keputusan
*
14. Activity Daily Living (ADL)
* - Tidur : pasien susah tidur karena cemas dan gelisah.
* - Selera makan : pasien tidak mempunyai selera makan atau makan hanya sedikit karena merasakan mual.
15. Mekanisme Koping
* Pasien mengurangi kontak mata, memakai kata-kata yang cepat, cadel, dan keras serta menutup diri
DIAGNOSA KEPERAWATAN

* Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan


alcohol withdrawal (sindrom putus alkohol) :
1. Gangguan persepsi sensori : penyalahgunaan zat b/d Gangguan
memori
2. Defisit Perawatan Diri b/d Gangguan memori
3. Risiko jatuh b/d gangguan persepsi sensori : penyalahgunaan
zat
INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan (SDKI) Luaran dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)

1. Gangguan persepsi sensori : Setelah dilakukan tindakan ∙ Manajemen Putus Zat (I.09292)
penyalahgunaan zat b/d keperawatan selama 3x24
Gangguan memori diharapkan Persepsi sensori Observasi :
(L.09083) membaik dengan - Monitor sisitem respiratori dan jantung
Kriteria Hasil:
Definisi : Perubahan persepsi - Monitor perubahan tingkat kesadaran
terhadap stimulus baik internal 1. Perilaku halusinasi menurun
maupun eksternal yang disertai - monitor gejala putus zat (mis. depresi, mual,
dengan respon yang berkurang, 2. Menarik diri menurun muntah)
berlebihan atau terdistorsi Terapeutik :
- Lakukan perawatan terhadap gejala putus zat

- Berikan nutrisi adekuat (mis. asupan oral


sedikit tapi sering)

- Ciptakan lingkungan dengan stimulasi rendah


(mis. bicara dengan suara rendah)

- Fasilitasi dukungan keluarga

Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur manajemen
putus zat

- Anjurkan berpartisipasi pada dukungan tindak


lanjut (mis. program pemulihan zat)

Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian obat (mis.
benzodiazepin, klorpromazin, diazepam,
klonidin, methadon).
2. Defisit Perawatan Diri b/d Setelah dilakukan tindakan ∙ Dukungan Perawatan Diri (1.11348)
Gangguan memori keperawatan selama 3x24
jam diharapkan Perawatan Observasi :
diri (L.11103) meningkat - Identifikasi kebiasaan aktivitas
Definisi : Perubahan dengan perawatan diri sesuai usia
persepsi terhadap stimulus
Kriteria Hasil : - Monitor tingkat kemandirian
baik internal maupun
eksternal yang disertai ∙ Kemampuan mandi - Identifikasi kebutuhan alat bantu
dengan respon yang meningkat kebersihan diri, berpakaian, berhias,
berkurang, berlebihan atau
terdistorsi ∙ Kemampuan dan makan
mengenakan pakaian Terapeutik :
meningkat
- Sediakan lingkungan yang terapeutik
∙ Kemampuan makan
meningkat - Siapkan keperluan pribadi

∙ Kemampuan ke toilet - Dampingi dalam melakukan


(BAB/BAK) meningkat perawatan diri sampai mandiri
- Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
- Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri
- Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi :
- Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
3. Risiko jatuh b/d gangguan Setelah dilakukan tindakan ∙ Pencegahan Jatuh (1.14540)
persepsi sensori : keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
penyalahgunaan zat diharapkan Tingkat jatuh - Identifikasi faktor resiko jatuh
(L.14138) menurun
- Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali
setiap shif atau sesuai dengan kebijakan
Definisi : Berisiko Dengan kriteria hasil : institusi
mengalami kerusakan fisik ∙ Kejadian jatuh menurun
- Identifikasi faktor lingkungan yang
dan gangguan kesehatan meningkatkan risiko jatuh
akibat terjatuh
Terapeutik :
- Orientasikan ruangan pada pasien

- Pasang handrail tempat tidur

- Atur tempat tidur mekanis pada posisi


terendah

- Tempatkan pasien beresiko tinggi jatuh dekat


dengan pantauan perawat dari nurse station

Edukasi :
- Anjurkan memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan untuk berpindah

- Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak


licin

- Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga


keseimbangan tubuh

- Ajarkan cara menggunakan bel pemanggil


untuk memanggil perawat
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN

* Kolaborasi Pemberian Obat


sesuai dengan SOP pemberian obat.
* Obat Pasien Alcohol Withdrawal (Sindrom Putus Alkohol)
Contoh :
• Benzodiazepin (short acting) dengan pemberian Klordiazepoksid 50 mg
(3x1) atau lorazepam 2 mg (3x1). Nb: jaga dosis untuk 5 hari, kemudian
tappering

• Long acting BZD

• Oplat, dan Barbiturat


EVALUASI KEPERAWATAN

* S : Respon subjektif klien terhadap tindakan


keperawatan yang telah dilaksanakan
* O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan
* A : Analisa terhadap data subjektif dan objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah tetap ada, muncul
masalah baru atau ada data yang kontradiksi terhadap
masalah yang ada
* P : Tindak lanjut berdasarkan hasil analisa respon pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai