Anda di halaman 1dari 22

ASKEP KRITIKAL PADA

LANSIA

By : ikhwan
PENDAHULUAN
Secara umum menjadi tua atau menua
(Ageing process), ditandai oleh kemunduran-
kemunduran biologis yang terlihat sebagai
gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain :
• Kulit mengendur dan wajah keriput
• Rambut kepala mulai memutih atau beruban
• Gigi mulai ompong
• Penglihatan dan pendengaran berkurang
• Mudah lelah & jatuh
• Gerakan menjadi lambat & kurang lincah
Kemunduran kemampuan
kognitif sbb :
• Suka lupa
• Ingatan terhadap masa muda
lebih dr pada hal2 yg baru saja
terjadi
• Sering adanya disorientasi thdp
waktu, tempat & personal
• Sulit menerima ide2 baru
Aspek kritikal pada lansia didasarkan
pada masalah penyakit yang sering
dihadapi oleh usia lanjut.
• Masalah Jatuh
Jatuh adalah suatu kejadian yg
dilaporkan penderita atau saksi mata
yang langsung melihat kejadian, yg
mengakibatkan seseorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai atau tempat
yg lebih rendah dgn atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka
(menurut Reuben, 1996 dalam buku ajar
Geriatri, Prof. Dr. Boedhi Darmojo, 1999)
Faktor resiko
• Faktor intrinsik
• Faktor ekstrinsik

Penyebab-penyebab jatuh pada


lansia :
• Kecelakaan --- 30 %-50% kasus pada
lansia
• Nyeri kepala atau vertigo
• Hipotensi orthostatic
• Obat-obatan
• Proses penyakit yg spesifik
• Idiopatik
• Sinkope
Faktor-faktor lingkungan yg sering
dihubungkan dengan kecelakaan pd
Lansia :
• Alat-alat atau perlengapan rumah tangga
• Tempat tidur atau WC yg rendah/jongkok
• Tempat berpegangan yg tidak kuat/tidak
mudah dipegang
Faktor2 situasional yg mungkin
mempresipitasi jatuh antara lain :
(Reuben, 1996; Campbell, 1987)
1. Aktivitas
2. Lingkungan
3. Penyakit Akut
Komplikasi
• Injury
• Perawatan Rumah sakit
• Disabilitas
• Risiko untuk dimasukkan dalam
perawatan (Nursing home)
• Mati

Pencegahan Jatuh
Asuhan Keperawatan
1. Riwayat Jatuh
- Seputar jatuh
- Gejala yg menyertai
- Kondisi komorbid yg relevan
seperti stroke, parkinsonism,
osteoporesis, dll.
- Review obat-obatan yg diminum
- Review keadaan lingkungan
2. Pemeriksaan Fisik
3. Assesmen fungsional : Fungsi
keseimbangan, Mobilitas, &
aktivitas kehidupan sehari-hari
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan spasme otot,
gerakan fragmen tulang, edema, & cedera pd
jaringan lunak
Kriteria Evaluasi : Menunjukkan tindakan santai,
mampu berpartisipasi dalam aktivitas tidur,
menunjukkan penggunaan keterampilan
relaksasi & aktivitas terapeutik sesuai
indikasi untuk situasi individual
Tindakan Intervensi :
- Pertahankan immobilisasi bagian yg sakit
dengan tirah baring
- Tinggikan dan dukung ekstremitas yg
terkena
- Evaluasi keluhan nyeri
- Perhatiakn petunjuk nyeri nonverbal
- Dorong pasien untuk mengemukakan
masalah
- Jelaskan prosedur sebelum memulai
- beri obat sebelum perawatan aktivitas
- lakukan & awasi latihan rentang gerak
pasif/aktif
- Berikan alternatif tindakan kenyamanan, cth :
pijatan, perubahan posisi
- Dorong menggunakan teknik manajemen
stress
- Indentidikasi aktivitas terapeutik yg tepat
untuk pasien, kemampuan fisik, &
penampilan pribadi
KOLABORASI
2. Kerusakan Mobilitas fisik b/d
kerusakan rangka neuromuskuler :
nyeri/ketidaknyamanan ; terapi
restriktif (imobilisasi tungkai)
Kriteria evaluasi
Meningkatkan/mempertahankan
mobilisasi pada tingkat paling tinggi yg
mungkin.
Mempertahankan poisi fungsional
Meningkatkan kekuatan/fungsi yg sakit
dan mengkompensasi bagian tubuh
Menunjukkan teknik yg memampukan
melakukan aktivitas
Tindakan intervensi
• Kaji derajat imobilisasi
• Dorong partisipasi pd aktivitas terapeutik/rekreasi
• Instruksikan pasien untuk rentang gerak pasien aktif
pd ekstremitas yg sakit dan tidak sakit
• Berikan papan kaki,bebat pergelangan.
• Bantu/dorong perawatan diri/kebersihan
• Bantu dalam mobilisasi pengobatan dgn kursi roda
• Awasi TD dengan melakukan aktivitas
• Ubah posisi secara periodik & dorong untuk latihan
batuk/nafas dalam
• Auskultasi bising usus
• Dorong pemasukan cairan sampai 2000-3000 ml/hari
• Tingkatkkan jumlah diet kasar, batasi makanan
pembentukan gas
KOLABORASI
3.Kurang pengetahuan (kebutuhan
belajar)tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan b/d kurang
terpajan/mengingat, salah interpretasi
informasi/tidak mengenal sumber informasi
Tindakan Intervensi
- Kaji ulang patologi, prognosis, dan harapan
yang akan datang
- Buat daftar aktivitas dimana pasien dapat
melakukannya secara mandiri & yg
memerlukan bantuan
- Identifikasi tersedianya sumber pelayanan di
masyarakat
- Identifikasi tanda-tanda & gejala2 yg
memerlukan evaluasi medik
- Kaji ulang perawatan anjurkan penggunaan
pakaian yg adaptif
- Anjurkan cara-cara untuk menutupi ibu jari
kaki, bila tepat, contoh kaos kaki dan sarung
tangan.
DIMENSIA
1. Pengertian
Dimensia adalah suatu sindrom yg
dikarakteristikan adanya kehilangan kapasitas
intelektual yg melibatkan tidak hanya ingatan
namun juga kognitif, bahasa, kemampuan viso-
spasial dan kepradian.
2. Etiologi
- Keadaan yg secara potensial reversibel atau
bisa dihentikan :
a. Intoksikasi
b. Infeksi susunan saraf pusat
c. Gangguan metabolik
d. Gangguan nutrisi
e. Gangguan vaskuler
f. Lesi desak ruang
g. Hidrosefalus bertekanan normal
- Penyakit degenaratif progresif
a. Tanpa gejala neurologik penting
lain : penyakit alzeimer dan
penyakit pick
b. Dengan gangguan neutrologik
lain yg prominen : penyakit
parkinson, penyakit huntington,
kelumpuhan supranuklear
progresif.
Dimensia dapat
dikategorikan dalam 4
golongan yaitu :

• Dimensia generatif primer


• Dimensia multi infak
• Dimensia pada penyakit
neurologik
• Sindroma amnestik dan pelupa
benigna akibat penuaan
Manifestasi klinik
• Fase I : ditandai dengan gangguan
memori subjektif, konsentrasi buruk
dan gangguan visio spatial. Lingkungan
yg biasa menjadi seperti asing.
• Fase II : terjadi tandayg mengarah ke
kerusakan fokal-kortikal, walaupun
tidak terlihat pola defisit yg khas
• Fase III : pembicaraan tergangggu
berat, mungkin sama sekali
hilang.penderita tampak terus-menerus
apatik. Banyak penderita tidak
mengenali diri sendiri atau orang lain
yang dikenalnya, diserta inkontinensia.
Penatalaksanaan
• Mengoptimalkan fungsi dari penderita
• Kenali dan obati komlikasi
• Mengupayakan informasi medik bagi penderita dan
keluarga
• Mengupayakan nasehat keluarga
Diagnosa 1 : Perubahan orientasi realita berhubungan
dengan kehilangan memori
Intervensi :
1. Mempertahankan sensasi terhadap realita yg ada,
diantaranya terhadap waktu, tempat & pd orang lain
2. Perawat menemani klien berjalan-jalan disekitar
ruangan lalu berhenti ditempat yg idnifikan seperti
toilet, ruang makan dan menyebutkan tempat mereka
berada.
3. Memberi label pd pinti toilet, runag makan, dsb
4. Memasang papan pengumuman & jam dinding pada
posisi yg mudah terlihat oleh klien
5. Klien dipindahkan dari lingkungan normal mereka ke
ruangan kelas untuk orientasi realitas.
• Diagnosa 2 : Perubahan pola urinarius
atau konstipasi/kontinensia
berhubungan dengan ketidakmampuan
untuk menentukan letak kamar mandi
1. Letakkan kamar tidur denkat
dengan kamar mandi
2. Berikan kesempatan untuk
toileting dengan interval waktu yg
teratur
3. Buatkan program pelatihan
defikasi/kandung kemih
4. Anjurkan untuk minum adekuat
5. Pantau penampilan/warna urin,
catat konsistensio dr feses
Diagnosa 3 : Perawatan diri kurang
berhubungan dengan penurunan
kognitif

Intervensi :
1. Identifikasi kesulitan dalam
berpakaian/perawatan diri, seperti
keterbatasan gerak fisik, apatis, penurunan
kognitif atau temeratur ruangan
2. Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri
dan berikan bantuan sesuai kebutuhan
dengan perawatan rambut/kuku/kulit,
bersihkan kaca mata dan gosok gigi.
3. Lakukan pengawasan namun berikan
kesempatan untuk melakukan sendiri
sebanyak mungkin sesuai kebutuhan
4. Perhatikan adanya tanda2 non verbal yg
fisiologis & waspadai arti dasar dari
pernyataan verbal.
• Diagnosa 4 : Perubahan pola urinarius
atau konstipasi/kontinensia
berhubungan dengan ketidakmampuan
untuk menentukan letak kamar mandi

1. Letakkan kamar tidur denkat dengan


kamar mandi
2. Berikan kesempatan untuk toileting
dengan interval waktu yg teratur
3. Buatkan program pelatihan
defikasi/kandung kemih
4. Anjurkan untuk minum adekuat
5. Pantau penampilan/warna urin, catat
konsistensio dr feses
Diagnosa 5 : Resiko tinggi terhadap
perubahan butrisi kurang/lebih dari
kebutuhan berhubungan dengan
perubahan sensori
Intervensi :
Kaji pengetahuan pasien/orang terdekat
mengenai kebutuhan akan mekanan
dan bantu pasien untuk memilih menu.
1. Usahakan untuk memberi makan kecil
setiap kira-kira 1 jam sesuai kebtuhan
2. Langkah-langkah makan yg sederhana,
seperti mkan dalam perjalanan.
3. Berikan stimulasi refleks hisapan
mulut dengan gerakan dagu secara
berhati-hati atau menstimulasi mulut
dengan sendok

Anda mungkin juga menyukai