Anda di halaman 1dari 43

DIAGNOSA KEPERAWATAN

GERONTIK

SEMESTER Ganjil 2022 2023


Aspek yang perlu diperhatikan

 Data pengkajian penting status klien sering berubah


 Data status fisiologis kognitif dan psiko sosial
dpt menjadi masalah aktual dan resiko
 Beberapa diagnosa mempunyai berbagai faktor yg
berhubungan
 Indentifikasi faktor penyebab untuk setiap diagnose
memberi arah mengembangkan intervensi
Cont...
 Analisis data perlu mempertimbangan
kekuatan dan keterbatasan individu dan
persepsi klien tetang status kesehatanya
 Diperlukan validasi data dari keluarga, kolega,
perawat, profesi kesehatan lain dan catatan
RM
Contoh diagnose keperawatan NANDA
untuk lansia

1. Inmobilitas fisik b.d. nyeri dan ketidak nyamanan ,kerusakan


musculoskeletal
2. Nyeri b.d. kondisi musculoskeletal degeneratif progresif,
inflamasi kandung kemih
3. Kurang perawatan diri : mandi/ hygiene, berpakaian/
berdandan, toileting, b.d. penurunan kekuatan dan daya
tahan sekunder akibat kondisi musculoskeletal yg nyeri
4. Perubahan eliminasi urin b .d inflamasi kandung kemih
Perencanaan
Klien lansia memp. banyak masalah fisik dan psiko social
 Ren. kep. lansia difokuskan pd kegiatan pencegah,
meningkatkan, mengurangi/ menghilangkan
masalah
 Prioritas perawatan ditetapkan, tujuan klien dan
hasil yg diharapkan dan intervensi yg cocok dipilih
 Tujuan renc. kep mempertimbangkan factor yg
mpengaruhi ptambahan usia normal, memelihara
kemandirian sebisa mungkin dan memudahkan
tingkat kenyamanan dan koping optimal
Cont...
 Keluarga dilibatkan untuk berpartisipasi dalam
menetapkan
 Tujuan dan hasil serta intervensi apabila kondisi
kognitif klien terhambat / menurun
 Keluarga & teman – teman sbg sumber data utk
mengembangkan
 Ren Kep. mengetahui kondisi klien sblmnya dan dpt
memberi keterangan ttg perilaku klien dan
mengusulkan metode penatalaksanaannya
1. DX. Kep.Sistem Sensoris Pendengaran

1.Ansietas b.d. penurunan pendengaran


2.Gg persepsi sensori (pendengaran) b.d.
pertumbuhan tulang otosklerotik
3.Gg persepsi sensorik (pendengaran b.d.
kehilangan pendengaran ( impaksi serumen )
Tujuan

• Mampu mendengar percakapan


• Dpt menyesuaikan gaya hidup dg tkt pendengrannya
• Dpt melakukan komunikasi non verbal
• Mengungkapkan perasaannya s.d penurunan sesori
pendengaran
• Dapat mengatasi kecemasan
• Klien mengalami perbaikan pendengaran
• Klien akan mengalami perbaikan pendengaran setelah
impaksi dihilangkan
cont...

• Berbicara dengan nada yg tdk termasuk berteriak


• Bicara menghadap ke arah pasien
• Bicara secara perlahan & jelas
• Gunakan sentuhan utk mendapat perhatian
• Gunakan kalimat sederhana
• Perhatikan komunikasi non verbal
• Anjurkan pemeriksaan tingkat pendengaran secara berkala
• Ajarkan pilihan metode komunikasi bila sdh kehilangan
pendengaran
• Dorong psn utk mengungkapkan perasaannya
• Setelah stapedektomi atur posisi sesuai advis dokter
cont...
• Setelah operasi pertahankan sisi pengaman t.tidur tetap
terpasang dan bantu pasien berjalan
• Berikan obat untuk nyeri sesuai program terapi dokter
• Kaji apakah alat bantu pendengaran masih berfungsi dengan
baik
• Kaji apakah alat bantu pendengaran sudah digunakan dengan
benar
• Kaji adanya impaksi serumen secara periodik
• Berikan obat tetes telinga untuk melunakan serumen sesuai
program dan anjurkan klien berbaring miring 5-10 menit
setelah pemberian obat tetes telinga
• Rujuk ke bag. THT untuk pengeluaran impaksi serumen
• Anjurkan pem. telinga secara teratur, & melaporkan setiap
perubahan ketajaman pendengaran
• Beri tahu keluarga untuk memeriksa telinga klien jika
memperlihatkan tanda-tanda penurunan pendengaran
2. Dx. Kep.Penglihatan

1. Ansietas b.d.kemungkinan kehilangan penglihatan


2. Gg persepsi sensori b.d.penurunan/ kehilangan
penglihatan
3. Risiko cedera b.d.penurunan/ kehilangan penglihatan

Tujuan
• Mendapatkan kembali penglihatan yg hilang dg terapi
• Melakukan kompensasi thd kehilangan penglihatan
• Melakukan tindakan kewaspadaan utk mencegah cedera
Intervensi
• Pantau derajat kehilangan penglihatan
• Pantau tekanan intra okuler
• Pantau kepatuhan thd terapi dan perawatan
• Berikan semangat dan dukungan moril
• Kaji kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari dg bantuan alat
• Dorong psn utk mengungkapkan perasaannya
• Siapkan pasien untuk pembedahan
• Berikan terapi sesuai advis dokter
• Berikan lingkungan yang aman
• Bantu aktivitas psn bila diperlukan
• Setelah pembedahan, lindungi mata dg penutup mata
• Jelaskan semua prosedur terapi dan perawatan
• Jelaskan tanda dan gejala yang membutuhkan bantuan medis
• Atur posisi tidur pasca operasi sesuai petunjuk
3. Dx. Kep. Sistem Pernafasan

1. Gg pertukaran gas b.d. disfungsi paru


2. Bersihan jalan nafas tdk efektif b.d.prod. sputum yang
kental/ peningkatan sekret bronkhia sekunder akibat
inflamasi yg berulang
3. Pola nafas tidak efektif b.d. produksi sekret yg kental
4. Risiko infeksi b.d.masuknya benda asing dlm rongga
dada, sepsis, abses
5. Kerusakan pertukaran gas b.d. penurunan
kemampuan jaringan paru utk pertukaran gas.
Tujuan

• Klien mengalami pertukaran O2 dan Co2 yg adekuat


• Klien akan mempertahankan patensi jalan nafas
• Klien menggunakan pola pernafasan yg efektif
• Tidak ada tanda & gejala infeksi
• Tidak ada tanda & gejala hipoksia perub.
( kesadaran, gelisah, dispnea )
Intervensi
• Berikan terapi oksigen sesuai program
• Kaji & catat status respirasi/ & pola nafas tiap 8 jam
• Saat klien terjaga minta untuk merubah posisi, batuk dan
nafas dalam setiap jam
• Tinggikan tempat tidur bag. kepala 30 ˚
• Bantu aktivitas kebutuhan perawatan diri sesuai kebutuhan
• Lakukan latihan pernafasan ( pursed- lip, abdominal )
• Tingkatkan intake cairan 2 ltr / 24 jam bila tdk ada kontra
indikasi
• Kaji dan catat karakteristik batuk ( kering/ berdahak,
frekwensi, durasi )
Cont...
• Kaji dan catat karakteristik sputum yang keluar
• Rawat kebersihan mulut lebih sering dg saline ½ & ¼
peroksida
• Lakukan postural drainase
• Ajarkan batuk efektif
• Pantau efek bronkho dilatator dan ekspektoran
• Hindarkan pemberian cairan yang sangat panas atau sangat
dingin
• Kaji dan catat bunyi nafas tiap 8 jam
• Dorong klien untuk melakukan tehnik relaksasi dan meditasi
• Berikan obat sesuai program terapi
4. Dx. Kep.Sistem Integumen
1. Kerusakan kulit b.d penuaan dini karena sinar
matahari
2. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d.
immobiliitas

Tujuan
• Kerusakan kulit karena sinar matahari dapat
dicegah/ diketahui sedini mungkin
• Kulit tetap utuh, memiliki hidrasi yang baik
Intervensi
• Hindari cahaya matahari dg menggunakan
krim pelindung , memakai baju lengan
panjang, memakai topi dg tepi yang lebar,
upayakan tinggal di dlm ruang selama
matahari berada pada puncaknya
• Hindari mandi yang berlebihan
• Mandikan klien selang satu hari
• Lakukan perawatan perineal setiap kali selesai
BAB.
Cont...
• Gunakan lotion kulit yang rendah alkohol 2 kali
sehari
• Lakukan alih posisi secara periodik tiap 2 jam
• Bila perlu gunakan kasur yang dpt mengurangi
tekanan
• Laporkan setiap luka yg sulit sembuh
• Hidari menggunakan agens yang dapat
menyebabkan kekeringan pada kulit seperti alkohol
dan sabun dg deodoran
• Laporkan setiap luka yang sulit sembuh
5. DX.Kep.Sistem Muskuloskeletal
1. Inmobilitas b.d. nyeri dan deformitas sendi
2. Nyeri akut b.d. inflamasi sendi
3. Ketidak efektifan penampilan peran b.d. efek
akibat kecacatan akibat artritis reumathoid
4. Hambatan mobilitas fisik b.d. kerusakan sendi
5. Nyeri kronis b.d. kerusakan sendi
6. Ansietas b.d. kemungkinan pincang karena efek
osteoporosis
7. Ggn mobilitas fisik b.d. intoleransi risiko tringgi dan
sindrom disuse
Diagnosa keperawatan

8. Resiko jatuh yang b.d Perubahan


sensoris,Kardiovaskuler, muskuloskeletal,
Neurologis, Urologi, Nutrisi, Penyakit akut, Kes
emosi, perilaku dan kemampuan kognitif,
keadaan tempat tinggal, pola akltivitas, jml obat,
pgunaan alkohol, Interaksi dan efek samping
obat
Tujuan
 Klien dapat mencapai tingkat mobilitas tertinggi yg dpt
dilakukan dalam batasan penyakit
 Nyeri berkurang / tidak merasa nyeri
 Klien belajar memfungsikan peran umumnya sebanyak
mungkin
 Klien akan menghidari komplikasi seperti kontraktur,
kerusakan kulit dll, serta akan mencapai tingkat mobilitas
tertinggi yang paling mungkin
 Klien mengungkapkan nyeri reda stl pemberian analgesik
 Klien akan mengungkapkan perasaannya ttg kecemasan dan
membangun perilaku koping yg efektif
 Klien mempertahankan kekuatan dan ketahanan sistem
muskuloskeletal dan fleksibilitas sendi-sendi
Tujuan
 Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takutnya ttg
ketergantungan, ketidak mampuan, seksualitas, citra tubuh,
harga diri
 Rujuk ketempat konseling yg tepat sesuai kebutuhan
 Pantau kekakuan sendi pada pagi hari
 Kaji apakah ada nodul rematoid, dekubitus, dan kerusakan kulit
 Lakukan perawtan kulit dg seksama
 Kaji efektifitas obat yg diberikan dan adanya tanda2 alergi obat
 Siapkan klien untuk tindakan operasi bila diperlukan
 Anjurkan diet yg seimbang
 Anjurkan untuk mengupayakan BB sesuai TB / IMT yang sesuai
umur
 Anjurkan mandi air hangat pada pagi hari
 Klien terbebas dari cedera
Intervensi
 Beri dukungan emosional untuk membantu klien menghadapi
keterbatasan mobilitas
 Beri kesempatan kien mengungkapkan perasaannya ttg
penyakit & efeknya terhadap aktivitas
 Libatkan klien dan keluarga dalam kegiatan perawatan, beri
penjelasan secara jujur
 Dorong klien untuk melakukan sebanyak mungkin perawatan
diri sesuai mobilitas dan nyeri
 Beri waktu yg adekuat untuk melakukan aktivitas sesuai
kecepatannya
 Kaji pola nyeri, berikan obat sesuai program terapi
 Berikan alat bantu tidur/ bantu meningkatkan tidur
 Berikan rendaman hangat dan celupan parafin pada sendi-
sendi tangan untuk meredakan nyeri sesuai program
cont...
Gunakan bantalan panas untuk meredakan nyeri pada daerah panggul
Berikan terapi sesuai advis/ program
Lakukan latihan ROM 2 kali sehari untuk mempertahankan tonus otot
Lakukan tahanan progresif untuk meningkatkan kekuatan otot
Kaji dan pantau tanda dan gejala penurunan kekuatan otot, penurunan
mobilitas sendi, dan kehilangan ketahanan
Pantau respirasi dan fungsi jantung klien
Kaji dan pantau lingkungan thdp bahaya-bahaya keamanan yg potensial
Anjurkan klien untuk melakukan kontraksi otot-otot isometrik
( kuadrisep ,abdominal dan gluteal ) otot-otot isotonik ( fleksor dan
ekstensor)
Berikan latihan rentang gerak ( ROM ) aktif dan pasif
Berikan dieet protein, kalori dan kalsium yang adekuat
cont...
 Pertahankan kesejajaran tubuh yang tepat
 Anjurkan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari
 Anjurkan klien istirahat secara adekuat
 Bila diperlukan gunakan alat pendukung (tongkat, walker dll )
 Rujuk kepada ahli fisioterapi bila ada indikasi medis
 Berikan dorongan pada klien untuk menentukan batas tertinggi
latihan
 Sesuaikan/ubah lingkungan untuk menurunkan bahaya-bahaya
keamanan
 Ajarkan ttg tujuan dan pentingnya latihan
 Ajarkan penggunaan alat bantu yang tepat
 Jelaskan tanda dan gejala kerja/ latihan yang terlalu berlebihan
cont...
Risiko sedang
 Kaji riwayat jatuh, faktor-faktor intrinsik, dan faktor-faktor
lingkungan
 Kaji efek penngobatan dan efek sampingnya
 Antisipasi kebutuhan untuk peningkatan pengawasan pada
waktu-waktu berisiko tinggi
 Berikan lingkungan yang aman
 Konsultasikan dengan ahli fisioterapi untuk latihan berjalan,
teknik berpindah dan program aktivitas
 Ajarkan klien dan keluarga ttg perawatan kaki dan
penggunaan sepatu yang tepat, resiko jatuh perorangan,
cara untuk berespon dalamkejadian jatuh
cont...
Resiko serius

Tempatkan klien dekat pengawasan


Awasi setiap aktivitas
Berikan aktivitas secara teratur
Kaji penyebab kegelisahan dan perbaiki
Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi dalam
pengawasan
Gunakan alarm tempat tidur mekanik atau
sistem peringatan lain
Dx. kep. Sistem endokrin

1. Risiko cedera b.d komplikasi diabetes melitus


2. Defisit pengetahuan b.d DM dan regimen
pengobatan yang kompleks
Tujuan.

• Klien tidak mengalami cedera akibat diabetes


• Klien mengungkapkan pemahaman ttg
regimen yg diresepkan dan akan
memperlihatkan ketrampilan dalam
melaksanakan regimen rersebut
Intervensi
 Berikan insulin atau obat anti diabetik oral
sesuai program terapi
 Pantau kadar gula darah tiap 6 – 8 minggu
 Pantau tanda-tanda komplikasi akut terapi
diabetik khususnya hipoglikemi ( serebrasi
lambat, pusing, kelemahan, pucat,takhikardi,
diaphoresis, kejang,dan koma )
Cont...
 Bila ada tanda-tanda hipoglikemi berikan segera
karbohidarat dalam bentuk jus buah, permen,
madu,minuman yang manis
 Kaji adanya tanda-tanda neuropati diabetik ( kebas
atau nyeri pada tangan dan kaki, lunglai kaki, diare,
konstipasi, disfungsi erektil, neurogenik kandung
kemih )
 Pantau adanya tanda-tanda infeksi pada saluran
kemih dan vagina
 Berikan perawatan kulit dengan teliti khusus pada
kaki dan tungkai
 Segera rawat semua cedera atau luka
Cont...
 Dorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya ttg DM, dan efeknya pada gaya
hidup dan harapan hidup klien
 Bantu klien mengembangkan strategi koping
yg baru, rujuk klien & kel. utk konseling
/mengikuti pertemuan dg kel. pendukung bila
perlu
 Dorong klien melakukan pemerikasaan kes.
Secara berkala,
Cont...
 mempertahankan kadar gula darah dalam
batas normal
 Beri penkes ttg pentingnya perubahan gaya
hidup dan mentaati diet, pem. Mata secara
berkala, tanda-tanda neuropati diabetik
 Ajarkan klien dan keluarga ttg cara monitor
glukosa darah dirumah
 Anjurkan klien untuk menggunakan sepatu yg
nyaman dan melakukan perawatan kaki
dengan seksama
7.Dx. kep.Sistem Neurologis
1. Risiko tinggi gg bersihan jalan nafas b.d.
ketidak efektifan mengunyah atau menelan
sekunder akibat CVA/ stroke
2. Ketidak efektifan jaringan ( serebral) yg
disebabkan suplai oksigen ke otak yang
kurang adekuat ( pada kasus transient
ischemic attack/ TIA )
3. Risiko cedera b.d. penurunan tingkat
kesadaran
Tujuan

 Jalan nafas paten tidak ada tanda-tanda aspirasi


 Klien akan mempertahankan atau memperbaiki
tingkat kesadarannya yang terbaru
 Klien dan keluarga akan menyusun strategi untuk
menjaga keamanan
Intervensi
 Kaji tanda –tanda ketidak efektifan jalan nafas
 Kolaborasi dengan ahli terapi wicara untuk melatih otot
 Kaji reflek gag sebelum memberikan apapun per oral
 Awasi makanan yang akan dikonsumsi setelah status menelan ditentukan
 Pertahankan klien dlm posisi tegak lurus saat pemberian intake per- oral
 Kaji adanya tanda-tanda aspirasi tiap 8 jam/ sewaktu –waktu bila perlu
 Beritahu klien untuk memotong kecil makanannya dan mengunyah dengan
baik sebelum menelan dan makan dg tenang/tdk tergesa-gesa
 Berikan makan dalam jumlah kecil frekwensi sering
 Siapkan pengisap lendir dekat klienSiapkan klien untuk pemeriksaan
diagnostik yang diprogramkan
 Pantau status neurologis dan tanda-tanda vital untuk deteksi TIA berulang
atau perburukan ke CVA
cont...
 Berikan obat-obatan sesuai advis/ program terapi
 Kaji adanya tanda- tanda perdarahan
 Pasang sisi pengaman tempat tidur pada malam hari dan bila
diperlukan
 Untuk mencegah jatuh beritahu klien untuk duduk dan istirahat
dengan segera, bila merasa pusing, kehilangan keseimbanganatau
kelemahan
 Beitahu klien perubahan gaya hidup tertentu akan bermanfaat
mencegah TIA pada waktu yad.
 Informasikan tentang rencana pembedahan.
 Pantau hasil pem. Lab. ( pro trombin, cloting time, bloding time,
Hb, hematokrit, dan trombosit )Jika klien takut menaglami CVA
beri dukungan emosional,
 Dorong klien untuk mengungkapkan kecemasannyaJika klien
memerlukan pembedahan siapkan secara fisik dan emosional
 Setelah pembedahan kaji status neurologis, tanda-tanda
peningkatan TIK dan iskemia cerebral, tanda-tanda vital,
Dix.Kep. Sistem Renal dan urinaria
( Benign prostatic hyperplasia, BPH )

1. Gangguan citra tubuh b.d. inkontinensia


2. Risiko infeksi b.d. drain dan katheter yang tetap
terpasang
3. Disfungsi seksual b.d. disfungsi erektil
Tujuan

 Klien akan menunjukan ketrampilan dalam mengatasi


inkontinensia dan akan mengungkapkan perasaan positif
mengenai dirinya
 Klien akan bebas dari tanda dan gejala infeksi
 Klien akan mengindetifikasi pilihan terapi untuk
memperbaiki kemampuan ereksi atau alternatif praktek
seksual yang memuaskan dan diterima oleh klien dan
pasangannya
Intervensi Pre operasi
 Jelaskan tentang rencana pembedahan dan dorong klien
untuk mengungkapkan kecemasannya atau mengajukan
pertanyaan
 Berikan dukungan emosional, dan bantu utuk
mengurangi rasa takut dengan menekankan pada aspek
positif dari pembedahan( perbaikan urinari, mencegah
komplikasi lebih lanjut )
 Berikan waktu untuk konseling seksual dan pasangannya
melakukan koping terhadap komplikasi yang sangat
membebani klien
 Bila klien akan menjalani Operasi siapkan untuk
tindakan operasi ( enema, pemasangan kateter, infom
consent, pre medikasi, tanda vital dll )
Post operasi
 Pantau dan catat tanda-tanda vital, perdarahan, tanda-tanda infeksi,
tanda-tanda syok, tanda-tanda epididimistis
 Pantau dan catat jumlah dan sifat drainase urine, jaga kepatenan kateter
urine dan irigasi intermiten, atau kontinyu sesuai program, amati apakah
ada sumbatan kateter akibat bekuan darah bila perlu lakukan koreksi
 Pantau dan catat, jumlah serta karakter drainase supra pubik, pertahankan
kepatenan slang, pertahankan kulit sekitar area slang kering dan bersih
 Berikan terapi sesuai program, jangan memberikan obat per rectal sesudah
prostatektomi totalPantau adanya tanda-tanda hiponatremi, perubahan
status mental, kedutan otot, kejang,
 Beri dukungan emosional, bila terjadi disfungsi ereksi k/p rencanakan
konseling psikologis dan seksual selama periode pemulihan
Intervensi
Anjurkan klien untuk :
 Minum 2 liter/ hari dan berkemih tiap 2 jam
 Beri tahu klien untuk segera periksa bila ada tanda-tanda
infeksi

Beritahu klien untuk tidak :


 melakukan kohabitasi,
 mengangkat benda dengan berat diatas 4 kg,
 melakukan latihan fisik yang berat
 melakukan perjalanan jauh dgn mobil, sampai dokter
mengijinkan
 beritahu klien untuk kontrol sesuai program

Anda mungkin juga menyukai