Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

IMPAKSI SERUMEN

A. Pengertian

Impaksi serumen adalah gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan


serumen di liang telinga dan menyebabkan rasa tertekan yang mengganggu .

B. Etiologi

Adapun faktor penyebab dari impaksi serumen, antara lain:

- Dermatitis kronik pada telinga luar,

- Liang telinga sempit,

- Produksi serumen terlalu banyak dan kental,

- Terdorongnya serumen ke lubang lebih dalam (karena kebiasaan mengorek telinga).

C. Patofisiologi

Kadang-kadang pada kanalis dapat terjadi impaksi, yang dapat menyebabkan


otalgia, rasa penuh dalam telinga dan atau kehilangan pendengaran. Penumpukan
serumen terutama bermakna pada populasi geriatrik sebagai penyebab defisit
pendengaran . usaha membersihkan kanalis auditorius dengan batang korek api, jepit
rambut, atau alat lain bisa berbahaya karena trauma terhadap kulit bisa menyebabkan
infeksi. Anak-anak sering memasukkan benda-benda kecil ke dalam saluran telinganya,
terutama manik-manik, penghapus karet atau kacang-kacangan.
D. Manifestasi Klinis

Gejala klinis yang umumnya dirasakan oleh penderita penyakit impaksi serumen, antara
lain :

- Pendengaran berkurang.

- Nyeri di telinga karena serumen yang keras membatu menekan dinding liang telinga.

- Telinga berdengung (tinitus).

- Pusing dimana pasien merasakan lingkungan di sekitarnya berputar (vertigo).

E. Penatalaksanaan
 Serumen yang masih lunak, dapat dibersihkan dengan kapas yang dililitkan oleh
aplikator (pelilit).
 Serumen yang sudah agak mengeras dikait dan dibersihkan dengan alat
pengait.Serumen yang lembek dan letaknya terlalu dalam, sehingga mendekati mebran
timpani, dapat dikeluarkan dengan mengirigasi liang telinga (spooling).
 Serumen yang telah keras membatu, harus dilembekkan terlebih dahulu dengan karbol
gliserin 10 %,
 3 kali 3 tetes sehari, selama 2-5 hari (tergantung keperluan), setelah itu dibersihkan
dengan alat pengait atau diirigasi (spooling).
 Teknik Irigasi Liang Telinga
Dalam melakukan tindakan irigasi liang telinga (spooling) ada beberapa hal yang
harus diketahui dan diperhatikan oleh tenaga medis sebelum melakukan tindakan
tersebut, antara lain :
 Pasien tidak mempunyai riwayat sakit telinga yang menyebabkan rupture gendang
telinga, seperti riwayat congekan (OMSK), maupun riwayat trauma gendang
telinga.
 Pasien tidak sedang mengalami sakit telinga luar (otitis eksterna).
F. Komplikasi
1) Penyumbatan
2) Otitis eksterna
3) Perikondritis (inf tl.rawan : kartilago)
4) Trauma gendang telinga

G. Pemeriksaan Penunjang

a. CT-Scan tulang tengkorak, mastoid terlihat kabur, ada kerusakan tulang

b. Scan Galium-67, terlihat focus inf akut yg akan kembali normal dgn resolusi inf.

c. Scan Tekhnetium-99, terlihat aktifitas osteoblastik yg akan kembali normal beberapa


bulan setelah resolusi klinik

d. MRI, monitor serebral, pembuluh darah yang terkait

e. Tes Laboratorium,sample nanah untuk kultur dan tes sensitivitas antibiotik

f. Ketajaman Auditorius :

 Perkiraan umum pendengaran pasien dapat disaring secara efektif dengan


mengkaji kemampuan pasien mendengarkan

 Bisikan kata atau detakan jam tangan.

 Bisikan lembut dilakukan oleh pemeriksa, yang sebelumnya telah melakukan


ekshalasi penuh. Masing-masing telinga diperiksa bergantian. Agar telinga yang
satunya tak mendengar,
H. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1. Biodata pasien dan penanggung jawab

2. Riwayat kesehatan

3. Keluhan utama saat MRS

Penderita biasanya mengeluhkan pendengarannya mulai menurun, nyeri, telinga


berdengung, dan pusing dimana pasien merasakan lingkungan di sekitarnya
berputar (vertigo).

4. Riwayat kesehatan masa lalu.

5. Riwayat kesehtan masa lalu yang berhubungan dengan penyakit impaksi serumen
adalah kebiasaan membersihkan telinga yang tidak benar.

6. Pola kebutuhan dasar manusia

Pola kebutuhan dasar manusia meliputi :

- Pola napas

- Pola makan dan minum

- Pola eliminasi (BAB dan BAK)

- Pola istirahat dan tidur

- Pola berpakaian

- Pola rasa nyaman

- Pola kebersihan diri

- Pola rasa aman

- Pola komunikasi
- Pola beribadah

- Pola produktivitas

- Pola rekreasi

- Pola kebutuhan belajar

b. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d. agen cedera biologi

2. Gangguan persepsi dan sensori (auditori) b.d. perubahan persepsi sensori

3. Gangguan harga diri b.d. stigma berkenaan dengan kondisi

4. Kurang pengetahuan b.d kurang terpapar informasi mengenai penyakit

5. Resiko infeksi b.d trauma pada kulit

c. Intervensi Keperawatan

Dx. Nyeri akut b.d. agen cedera biologi

Tujuan :setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan rasa nyeri pasien berkurang
dengan KH:

- Pasien tampak rileks,

- skala nyeri (1-3)

a. Kaji ulang keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas.

b. Berikan posisi yang nyaman pada pasien.

c. Tingkatkan periode tidur tanpa gangguan

d. Dorong menggunakan teknik manajemen nyeri, seperti nafas dalam


e. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (analgesik).

Rasional :

a. Memberikan informasi untuk membantu dalam menentukan pilihan atau


keefektifan intervensi.

b. Untuk meningkatkan relaksasi.

c. Dapat mengurangi rasa nyeri pasien

d. Meningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri

e. Diberikan untuk menghilangkan nyeri dan memberikan relaksasi mental dan


fisik.

Dx. Gangguan persepsi dan sensori (auditori) b.d. perubahan persepsi sensori

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Gangguan persepsi
sensori berkurang / hilang dengan KH :

- Pasien dapat mendengar dengan baik

- Pasien tidak meminta untuk mengulang setiap pertanyaan yang diajukan


kepadanya

a. Memandang ketika sedang berbicara

b. Kaji ketajaman pendengaran pasien

c. Menggunakan tanda – tanda nonverbal (mis. Ekspresi wajah, menunjuk, atau


gerakan tubuh) dan bentuk komunikasi lainnya.

d. Anjurkan kepada keluarga atau orang terdekat klien untuk tinggal bersama klien

e. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk mematuhi program teraphy.


Rasional
a. Menunjukkan perhatian dan penghargaan

b. Untuk mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk menentukan


intervensi

c. Membantu klien untuk mempersepsikan informasi

d. Untuk menghindari perasaan terisolasi pasien

e. Mematuhi program therapy akan mempercepat proses penyembuhan.

Dx. Gangguan harga diri b.d. stigma berkenaan dengan kondisi

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan gangguan harga diri
pasien teratasi

dengan KH :

- Bicara/berkomunikasi dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang


telah terjadi

- Mengungkapkan penerimaan pada diri sendiri dalam situasi

- Mengenali dan menggabungkan perubahan dalam konsep diri dalam cara yang
akurat tanpa menimbulkan harga diri yang negatif.

a. Kaji luasnya gangguan persepsi dan hubungkan derajat ketidakmampuannya

b. Dorong klien untuk mengeksplorasi perasaan tentang kritikan orang


lain.Diskusikan cara koping perasaan ini dan bagaimana menerima
ketidaksetujuan orang lain tanpa mengalami perasaan gagal

c. Identifikasi arti dari kehilangan/disfungsi/perubahan pada pasien

d. Anjurkan pasien untuk mengekspresikan perasaannya termasuk rasa


bermusuhan dan perasaan marah.
Rasional :

a. Penentuan faktor-faktor secara individual membantu dalam mengembangkan


perencanaan asuhan/intervensi

b. Mungkin memiliki perasaan tidak realistik saat dikritik dan perlu mempelajari
bagaimana menerapkan kriktik konstruktif untuk pertumbuhan pribadi bukan
merusak diri sendiri.Membantu mengembangkan percaya pada kemampuan
dan penilaian sendiri disamping apa yang dipikirkan orang lain

c. Kadang-kadang pasien menerima dan mengatasi gangguan fungsi secara


efektif dengan sedikit penanganan, dilain pihak ada juga orang yang
mengalami kesulitan dalam menerima dan mengatasi kekurangannya

d. Mendemontrasikan penerimaan/membantu pasien untuk mengenal dan mulai


memahami perasaan ini

Dx. Kurang pengetahuan b.d kurang terpapar informasi mengenai penyakit

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam kebutuhan akan informasi
terpenuhi .

dengan KH :

- pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan pengobatan.

- Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakit

- Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.

a. Tentukan persepsi pasien tentang proses penyakit.

b. Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan

c. Berikan informasi mengenai penanganan dan pengobatan, interaksi,efek samping


dan pentingnya ketaatan pada program
d. Berikan HE pada pasien

Rasional :
a. Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar
individu

b. Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan

c. Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam proses


penyembuhan

d. Diharapkan pasien memahami kondisi dan penanganan penyakit yang dialami.

Dx. Resiko infeksi b.d trauma pada kulit


Setelah diberikan tindakan keperawatan 3X24 jam diharapkan tidak terjadi tanda-tanda
infeksi.
Dengan Kriteria Hasil:
- Tidak terdapat tanda tanda infeksi seperti:

Kalor,dubor,tumor,dolor,dan fungsionalasia.

- TTV dalam batas normal

a. Kaji tanda – tanda infeksi

b. Pantau TTV,terutama suhu tubuh.

c. Ajarkan teknik aseptik pada pasien

d. Cuci tangan sebelum memberi asuhan keperawatan ke pasien.

Rasional :
a. Untuk mengetahui apakah pasian mengalami infeksi. Dan untuk menentukan
tindakan keperawatan berikutnya.
b. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahuikeadaan umum pasien. Perubahan
suhu menjadi tinggi merupakan salah satu tanda – tanda infeksi.

c. Meminimalisasi terjadinya infeksi

d. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.


DAFTAR PUSTAKA

Adams,George L.dkk.2008.Boies:Buku Ajar Penyakit THT.Ed 6 : Jakarta.EGC

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 3. Ed 8 : Jakarta. EGC

Doungoes, marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan
pendokumentasian perawatan pasien. Ed 3 : Jakarta. EGC

www. iranichi.multiply.com

www.blogdokter.net/2008/.../untung-ruginya-kotoran-telinga

Anda mungkin juga menyukai