Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK IV

OTITIS MEDIA AKUT

ANGGOTA:
DWI SETYO ANGGRAENI
MAKHSUNATUL FARIKHAKH
INTAR WAHYUNI
RUSLI
KAMSIAH
OTITIS MEDIA
PENGERTIAN
PERADANGAN SEBAGIAN ATAU SELURUH MUKOSA TELINGA TENGAH, TUBA
EUSTACHIUS, ANTRUM MASTOID, DAN SEL SEL MASTOID [AHMAD MUFTI, 2005].
PALING SERING DIJUMPAI PADA ANAK ANAK DI BAWAHUSIA 15 TAHUN.

ANATOMI DAN FISIOLOGI


TELINGA DAPAT DI BAGI MENJADI 3 BAGIAN, YAITU TELINGA LUAR, TELINGA
TENGAH
DAN TELINGA DALAM {RENDRA, 2012}
ETIOLOGI
1. DISFUNGSI ATAU SUMBATAN TUBA EUSTACHIUS
2. ISPA
3. BAKTERI

KLASIFIKASI OMA
a. STADIUM OKLUSI TUBA EUSTACHIUS
b. STADIUM HIPEREMESIS
C. STADIUM SUPURASI
d. STADIUM PERFORASI
e. STADIUM RESOLUSI
TANDA DAN GEJALA
1. MEMBRAN THYMPANIMERAH, SERING MENGGELEMBUNG TANPA TONJOLAN
TULANG YANG DAPAT DILIHAT, TIDAK BERGERAK PADA OTOSKOPI PNEUMATIC
2. OTORRHEA, BILA TERJADI RUPTUR MEMBRAN TYMPANI
3. KELUHAN NYERI TELINGA
4. DEMAM
5. ANOREKSIA
6. LIMPADENOPATI SERVIKAL ANTERIOR

PENATA LAKSANAAN
PENANGANAN LOKAL DENGAN CARA PEMERSIHAN HATI HATI TELINGA
MENGGUNAKAN MIKROSKOP DAN ALAT PENGHISAP. PEMBERIAN ANTIBIOTIK
ATAU BUBUK ANTIBIOTIKSERING MEMBANTU BILA TERDAPAT CAIRAN PURULEN.

PROSEDUR PEMBEDAHAN DILAKUKAN ABAPILA PEMBERIAN DENGAN OBAT OBATAN


TIDAK EFEKTIF.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
YANG SERING DILAKUKAN PADA KASUS OTITIS MEDIA INI DIANTARANYA MELIPUTI
OTOSCOPE UNTUK MELAKUKAN AUSKULTASI PADA BAGIAN TELINGA LUAR
{hendarso, 2011}
1. TIMPANOGRAM
2. KULTUR DAN UJI SENSITIVITAS

TERAPI
TERGANTUNG PADA STADIUM PENYAKITNYA
PADA STADIUM AWAL UNTUK MENGOBATI INFEKSI SALURAN NAFAS ATAS
DENGAN
PEMBERIAN ANTIBIOTIK DEKONGESTANLOKAL ATAU SISTEMIK, DAN ANTIPIRETIK
{HENDARSO, 2011}
1. STADIUM OKLUSI
UNTUK MEMBUKA KEMBALI TUBA EUSTACHIUS SEHINGGA TEKANAN DI TELINGA
TENGAH HILANG. DIBERIKAN TETES HIDUNG, HCL EFEDRIN 0,5%, DALAM LARUTAN
FISIOLOGIK UNTUK USIA < 12 TH DAN HCL EFEDRIN 1 % UNTUK USIA 12 TH.

2. STADIUM PRESUPURASI
OBAT TETES HIDUNG DAN ANALGETIK. ANTIBIOTIK BIASANYA GOLONGAN PENISILIN
/AMPISILLIN.

3. STADIUM SUPURASI
DISAMPING ANTIBIOTIK IDEALNYADENGAN MIRINGOTOMI BILA MEMBRAN TYMPANI
MASIH UTUH

4. STADIUN RESOLUSI
MEMBRAN TYMPANI BERANGSUR NORMALKEMBALI, SEKRET TIDAK ADA LAGI DAN
PERFORASI MEMBRAN TYMPANI TERTUTUP
TELINGA LUAR
TELINGA TENGAH
TELINGA DALAM
PATHWAY
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, ES & Is kandar,N. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan. FKUI: Jakarta.
Betz, CL. 2002. Buku saku keperawatan pediatri. EGC: Jakarta.

Dowshen et al. 2002. Petunjuk lengkap untuk orang tua. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Muscari, ME. 2005. Panduan belajar: keperawatan pediatrik. EGC: Jakarta.

Schwartz, M. 2004. Pedoman klinis pediatri. EGC: Jakarta.

Wong, DL et al. 2008. Buku ajar keperawatan pediatrik. EGC: Jakarta.

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada kebiasaan berenang, apakah pernah menderita
gangguan pendengaran (kapan, berapa lama,
pengobatan apa yang dilakukan, bagaimana kebiasaan
membersihkan telinga, keadaan lingkungan tenan, daerah
industri, daerah polusi), apakah riwayat pada anggota keluarga.

b. Riwayat kesehatan sekarang


kaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada saat di
anamnesa, Seperti penjabaran dari riwayat adanya kelainan nyeri
yang dirasakan.
1) Riwayat kesehatan keluarga
2) Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang
mengalami penyakit yang sama. Ada atau tidaknya riwayat infeksi
saluran nafas atas ya
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum klien
b. Kepala
Lakukan Inspeksi,palpasi,perkusi dan di daerah telinga,dengan menggunakan
senter ataupun alat-alat lain nya apakah ada cairan yang keluar dari
telinga,bagaimana warna, bau, dan jumlah.apakah ada tanda-tanda radang.
c. Kaji adanya nyeri pada telingaLeher, Kaji adanya pembesaran kelenjar
limfe di daerah leher
d. Dada / thorak
e. Jantung
f. Perut / abdomen
g. Genitourinaria
h. Ekstremitas
i. Sistem integumen
j. Sistem neurologi
k. Data pola kebiasaan sehari-hari
4. Nutrisi
Bagaimana pola makan dan minum klien pada saat sehat dan
sakit,apakah ada perbedaan konsumsi diit nya.
5. Eliminasi
Kaji miksi,dan defekasi klien
6. Aktivitas sehari-hari dan perawatan diri
Biasanya klien dengan gangguan otitis media ini,agak susah
untk berkomunikasi dengan orang lain karena ada gangguan pada
telinga nya sehingga ia kurang mendengar/kurang nyambung
tentang apa yang di bicarakan orang lain.
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Tes Audiometri : AC menurun
b. X ray : terhadap kondisi patologi
c. Tes berbisik
d. Tes garpu tala

B.Diagnosadanintervensikeperawatan
Diagnosa Implementasi Rasional

1. Gangguan rasa 1.Ajarkan teknik relaksasi pada 1. Teknik relaksasi yang benar dan
nyaman (nyeri) klien dengan mengajarkan efektif dapat membantumengurangi
berhubungan dengan teknikrelaksasi (misalnya nyeri yang dirasa.
prosesperadangan pada bernafas perlahan, teratur, atau 2. Analgetikdapat menekan pusat
telinga tengah nafas dalam) saraf rasa nyeri,sehingga nyeridapat
2. Kolaborasikan dengan tim berkurang
medis dalam pemberian 3. Untuk mengetahui keefektifan
analgetik pemberian analgetik
3. Kaji kembali nyeri yang 4. Informasi yang cukup dapat
dirasa oleh klien setelah 30 mengurangi kecemasan yang
menitpemberian analgetik dirasaoleh klien dan keluarga
4. Beri informasi kepada klien
dan keluarga tentang penyebab
yeriyang dirasa
Diagnosa Intervensi Rasional

2. Gangguan 1. Dapatkan apa metode komunikasi yang 1. Dengan mengetahui metode


berkomunikasi dinginkan dan catat pada rencana perawatan komunikasi yang diinginkan oleh
berhubungan dengan efek
metode yang digunakan oleh staf dan klien, klienmaka metode yang akan digunakan
kehilanganpen-dengaran
eperti : tulisan, berbicara, ataupun bahasa dapat disesuaikan dengankemampuan
isyarat. dan keterbatasan klien.
2. Kaji kemampuan untuk menerima 2. Pesan yang ingin disampaikan oleh
pesan secara verbal.- Jika ia dapat mendegar perawat kepada klien dapatditerima
pada satu telinga, berbicara dengan dengan baik oleh klien.
perlahan dan dengan jelas langsung ke 3. Memungkinkan komunikasi dua
telinga yang baik (hal ini lebih baik dari pada arah anatara perawat dengan kliendapat
berbicara dengan keras). berjalan dnegan baik dan klien dapat
3. Tempatkan klien dengan telinga yang menerima pesanperawat secara tepat.
baik berhada pandengan pintu.
4. Dekati klien dari sisi telinga yang baik.-
5. Jika klien dapat membaca ucapan ,Lihat
langsung pada klien dan bicaralah lambat
dan jelas.
6. Hindari berdiri di depan cahaya karena
dapat menyebabkan
klien tidak dapat membaca bibir anda
7.Perkencil distraksi yang dapat
menghambat konsentrasi klien
8. Meminimalkan percakapan jika klien
kelelahan atau gunakan komunikasi tertulis
3. Perubahan 1. Ajarkan klien untuk menggunakan 1. Keefektifan alat
persepsi/sensoris dan merawat alat pendengaran secara pendengaran tergantung pada
berhubungan dengan tepat tipegangguan/ketulian, pemakaian
obstruksi, infeksidi telinga 2. Instruksikan klien untuk serta perawatannya yang tepat.
tengah atau kerusakan di menggunakan teknik-teknik yang 2. Apabila penyebab pokok
syaraf pendengaran amandalam perawatan telinga (seperti: ketulian tidak progresif,
saatmembersihkan makapendengaran yang tersisa
denganmenggunakan cutton bud secara sensitif terhadap trauma dan
hati-hati, sementara waktu infeksisehingga harus dilindungi.
hindariberenang ataupun kejadian ISPA) 3. Diagnosa dini terhadap
sehingga dapat mencegahterjadinya keadaan telinga atau terhadap
ketulian lebih jauh. masalah-masalah pendengaran
3. Observasi tanda-tanda awal rusak secara permanen.
kehilangan pendengaran yang lanjut. 4. Penghentian terapi
4. Instruksikan klien untuk antibiotika sebelum waktunya
menghabiskan seluruh dosis dapatmenyebabkan organisme sisa
antibiotikyang diresepkan (baik itu resisten sehingga infeksi
antibiotik sistemik maupun lokal). akanberlanjut.
Diagnosa Intervensi Rasional
4. Cemas berhubuangan 1. Berikan informasi kepada klien 1. Menunjukkan kepada klien bahwa dia
dengan nyeri yang semakin seputar kondisinya dan gangguanyang dapat berkomunikasi denganefektif tanpa
memberat dialami. menggunakan alat khusus, sehingga dapat
2. Diskusikan dengan klien mengenai mengurangirasa cemasnya.
kemungkinan kemajuan darifungsi 2. Harapan-harapan yang tidak realistik
pendengarannya untuk mempertahankan tidak dapat mengurangikecemasan, justru
harapan kliendalam berkomunikasi. malah menimbulkan ketidak percayaan
3. Berikan informasi mengenai kelompok klienterhadap perawat.
yang juga pernahmengalami gangguan 3. Memungkinkan klien untuk memilih
seperti yang dialami klien untuk metode komunikasi yangpaling tepat untuk
memberikandukungan kepada klien. kehidupannya sehari-hari disesuaikan
4. Berikan informasi mengenai sumber- dnegantingkat keterampilannya sehingga
sumber dan alat-lat yangtersedia yang dapat mengurangi rasa cemas
dapat membantu klien. danfrustasinya.
A. KESIMPULAN
Otitis Media Akut (OMA) merupakan suatu infeksi pada telinga tengah yang
disebabkan karena masuknya bakteri patogenikke dalam telinga tengah.
Penyebab utama dari OMA adalah tersumbatnyasaluran/tuba eustachius yang
bisa disebabkan oleh proses peradangan akibatinfeksi bakteri yang masuk ke
dalam tuba eustachius tersebut, kejadian ISPA yangberulang pada anak juga
dapat menjadi faktor penyebab terjadinya OMA padaanak.
Stadium OMA dapat terbagi menjadi lima stadium, antara lain: StadiumHiperemi,
Oklusi, Supurasi, Koalesen, dan Stadium Resolusi. Dimana manifestasidari OMA
juga tergantung pada letak stadium yang dialami oleh klien. Terapi dari OMA juga
berdasar pada stadium yang dialami klien. Dari perjalanan penyakit OMA, dapat
muncul beberapa masalah keperawatan yang dialami oleh klien,antara lain:
gangguan rasa nyaman (nyeri), perubahan sensori persepsipendengaran,
gangguan komunikasi, dan kecemasan.

$$$ TERIMAKASIH $$$

Anda mungkin juga menyukai