Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN KETERAMPILAN MEDIK

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN

KOMUNIKASI DAN ANAMNESIS


UNTUK KEDOKTERAN GIGI

PENYUSUN :
drg. Musnar Munir, Sp.KGA
drg. Sylvia Agustin

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi


Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Samarinda
KATA PENGANTAR
Sebagai dokter gigi, dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi kepada
masyarakat, tentu kita akan berhadapan dengan orang dewasa yang sakit yang biasanya
kelainannya bermanifestasi dalam rongga mulut. Pada umunya mereka datang kepada
dokter gigi dalam keadaan sakit dan kadang-kadang telah meminum obat untuk
menghilangkan rasa sakit. Untuk itu dibutuhkan keterampilan untuk menangani pasien
dalam membangun komunikasi yang efektif pada pasien.
Keterampilan komunikasi bertujuan untuk menggali keluhan utama dan riwayat
penyakit, sehingga didapatkan data yang lengkap tentang mengapa pasien mencari bantuan
medis. Maksud dilatihkannya penggalian keluhan utama, riwayat penyakit, yang bertujuan
agar pada keterampilan berikutnya ( komunikasi usia lanjut ) mahasiswa mampu menyusun
alur riwayat perjalanan penyakit secara runtut dan tidak tumpang tindih. Teknik
keterampilan komunikasi yang dipakai adalah lanjutan dari keterampilan komunikasi dasar
yang telah dilatihkan sebelumnya.
Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan
panduan dan pelaksanaan keterampilan medik komunikasi dan anamnesis pada dewasa.
Semoga panduan ini dapat membantu proses belajar dan penguasaan kompetensi mahasiswa
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.

Samarinda,

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
I. PENDAHULUAN dan PEMETAAN................................................................................4
II. LANDASAN TEORI..........................................................................................................6
III. ALAT dan BAHAN..........................................................................................................13
IV. TAHAPAN KERJA..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
LAMPIRAN
Check List.................................................................................................................................15
Skenario Latihan.......................................................................................................................16
I. PENDAHULUAN
PEMETAAN

Keterampilan Medik –
Nama Kegiatan Pembelajaran
KOMUNIKASI DAN ANAMNESIS DEWASA
UNTUK KEDOKTERAN GIGI

Jadwal Pelaksanaan Keterampilan :


1. Rabu, 9 Mei 2018
Pkl. 08.30- 11.00 WITA

Penanggung Jawab dan Instruktur drg. Silvia Anitasari, M.Si


drg. Cicih Bhakti P.,M.Med Ed.
drg. Listiyawati, MARS.
drg. Dini R. Hapsari
Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu :
1. Untuk membangun hubungan antara
pasien dan dokter gigi
2. Untuk mengumpulkan informasi
secukupnya agar dapat menentukan
diagnosa
3. Agar dapat lebih mengerti tentang
keinginan dan harapan pasien
Metode Pembelajaran Pretest

Pengarahan dan pengantar

Demonstrasi

Self practice dengan bimbingan

Feed back dan evaluasi

Tata Tertib Kegiatan 1. Hadir tepat waktu dan tetap berada di


dalam ruangan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Tidak ada
toleransi keterlambatan
2. Memakai pakaian dan alas kaki
sesuai aturan institusi, dilengkapi
dengan jas praktikum warna putih
terkancing rapi dan tanda pengenal
3. Membawa log book, alat dan bahan
yang diperlukan
4. Mengumpulkan work plan kegiatan
sebelum pelaksanaan keterampilan
medik
5. Mengikuti setiap tahap dengan tertib
dan melaksanakan kegiatan dibawah
bimbingan dan pengawasan
instruktur
6. Setiap pengambilan bahan dan tahap
kegiatan/pekerjaan keterampilan
dalam self practice selalu
ditunjukkan kepada instruktur dan
mendapat tanda tangan
7. Hasil pekerjaan/ self practice
dikumpulkan kepada instruktur di
akhir kegiatan
8. Merapikan kembali alat, bahan dan
ruangan setelah kegiatan
pembelajaran
9. Segala tindakan pemalsuan,
ketidakjujuran dan pelanggaran
profesionalisme akan dikenakan
sanksi
II. LANDASAN TEORI

KOMUNIKASI LANJUT
Pada pelaksanaan keterampilan komunikasi ini, mahasiswa mampu berkomunikasi
melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Mengucapkan salam pembuka/menyapa dengan baik di awal dan penutup di akhir
2. Menyapa pasien dengan namanya dan mempersilakan duduk
3. Perkenalkan nama kita dan jelaskan bagaimana kita dapat membantu mengatasi
persoalan pasien
4. Bersikap ramah, sopan dan mempesilahkan duduk
5. Menjaga suasana serius tapi rileks; hilangkan kecanggungan
6. Berbicara dengan lafal yang jelas gunakan kata-kata umum tapi tidak merendahkan.
7. Menggunakan bahasa yang dapat dipahami
8. Menggali identitas lengkap pasien
9. Menggali latar belakang pasien
10. Melakukan umpan balik
11. Wawancara tidak berkesan menyelidik atau interogasi
12. Meresume dari semua data yang diperoleh dari anamnesis
13. Menutup wawancara dengan mengucapkan salam
Kemampuan di atas harus mampu dilakukan oleh mahasiswa secara luwes kepada pasien.
Beberapa hal yang seringkali muncul dan menjadi kendala dalam berkomunikasi
dengan pasien dewasa yang dalam keadaan sakit antara lain :
1. Dalam keadaan sakit, emosi seseorang akan berbeda bila dibandingkan
dengan keadaan normal dan umumnya pasien selalu agar giginya minta
dicabut saja dalam hal ini kita perlu untuk memberikan informasi yang tepat
2. Kadang-kadang pasien selalu meminum obat menghilangkan rasa sakit
sebelum datang ke dokter gigi, mungkin obat yang diminumnya tidak cocok,
sehingga kita perlu memberikan informasi yang tepat dalam pemberian
obatnya.
3. Kesulitan melakukan pemeriksaan dalam keadaan sakit.
Pada keterampilan ini, aspek medik yang ingin dicapai dalam anamnesis ini meliputi:
identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
pekerjaan dan lingkungan, riwayat keluarga serta riwayat psikososial. Pada blok ini keluhan
utama dan riwayat penyakit yang ada dieksplorasi lebih lanjut mengenai apa, kapan,
bagaimana, dimana, yang mana, siapa, dan mengapa. Sedangkan aspek teknik
keterampilannya adalah mahasiswa mampu memposisikan diri dalam hubungan dokter-
pasien menggunakan pola hubungan pada wawancara mendalam dalam suasana sakit.
Aspek keterampilan komunikasi (mengulang keterampilan komunikasi seperti pada
blok sebelumnya) yaitu: melakukan sambung rasa dengan mengucapkan salam; bersikap
ramah, sopan dan mempersiapkan tempat duduk; menjaga suasana serius tapi rileks;
berbicara dengan lafal yang jelas; menggunakan bahasa yang dapat dipahami; menjadi
pendengar yang baik; mengetahui bahasa non verbal; mencatat hasil wawancara;
melakukan umpan balik; melakukan cross check; bersikap netral terhadap pasien;
wawancara tidak berkesan menyelidiki atau interogasi; dan menutup wawancara dengan
pengucapkan salam.
ANAMNESIS / TANYA JAWAB TERSTRUKTUR
Anamnesis adalah mengingatkan pada keadaan kasus yang diderita pasien baik kasus
medis atau kasus psikiatris dengan melakukan tanya jawab pada pasien.
Dalam melakukan anamnesis harus mampu berinteraksi dengan pasien. Kita juga
harus mampu membedakan mana pasien yang membutuhkan perhatian khusus dan harus
dapat menggali informasi melalui beberapa tahap yang dikelompokkan menjadi 5 tahap yaitu:
1. Riwayat Keluhan utama ( riwayat saat ini )
2. Riwayat penyakit medis
3. Riwayat penyakit gigi geligi sebelumnya
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat sosial
1. RIWAYAT KELUHAN UTAMA (HPC = HISTORY PAST COMPLAINTS)
Merupakan riwayat kronologis perkembangan keluhan pasien, yang dapat digali
informasinya dengan pertanyaan-pertanyaan. Merupakan riwayat penyakit saat ini / saat
sekarang.
Riwayat penyakit sekarang menunjukkan perubahan dalam kesehatan akhir-akhir ini
yang membuat pasien mencari bantuan medis sekarang. Pasien menguraikan informasi yang
relevan dengan keluhan utama. Pasien harus dapat menjawab pertanyaan apa, kapan,
bagaimana, dimana, yang mana, siapa dan mengapa, bukan kata tanya yang mendesak
sehingga pasien hanya dapat menjawab ya dan tidak, kecuali bila akan memperjelas sesuatu
yang kurang jelas. Riwayat penyakit sekarang juga merupakan cerita riwayat perjalanan
penyakit yang kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum
keluhan utama sampai pasien berobat. Riwayat penyakit sekarang disusun dalam bahasa
Indonesia yang baik sesuai dengan apa yang diceritakan pasien, tidak boleh menggunakan
bahasa kedokteran, apalagi melakukan interprestasi dari apa yang dikatakan oleh pasien.
Pasien harus dibiarkan bercerita sendiri dan jangan terlalu banyak disela pembicarannya.
Dalam melakukan anamnesis, harus diusahakan mendapatkan data-data dengan
mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
a. Waktu / kapan dimulai dan lamanya keluhan dirasakan.
b. Sifat dan beratnya serangan, misalnya mendadak tanpa stimulus, perlahan, terus-
menerus, hilang timbul, cenderung bertambah berat atau berkurang dan sebagainya.
c. Penyebab dari keluhan utama
d. Lokalisasi dan penyebarannya sampai dimana.
e. Apakah ada perubahan rasa keluhan sejak saat ini? Apakah makin parah, lebih baik atau
sama saja?
f. Apakah ada sesuatu yang menyebabkan keluhan kelainan itu timbul ? atau membuatnya
makin parah ( misalnya panas dingin, atau saat makan dapat memperparah sakit gigi )
g. Apakah ada sesuatu yang dapat mengurangi keluhan ? ( misalnya obat analgesik yang
dapat dibeli bebas )
h. Apakah keluhan baru pertama kali atau sudah berulang kali
Kemudian lanjutkan dengan pertanyaan yang berhubungan dengan gejala tambahan dan
keberhasilan perawatan atau perawatan yang pernah dilakukan sebelumnya,
Hindari pertanyaan “terarah”, pasien yang sudah terpengaruh akan setuju saja dengan
gejala yang mereka tidak ketahui. Misalnya apakah merasa sakit bila makan makanan
panas atau dingin? Pertanyaan ini dihindari melainkan ditanyakan “Apa yang membuat
rasa sakit gigi?”
Apabila terpaksa bertanya dengan pertanyaan terarah, maka dapat dengan memberikan
beberapa kemungkinan yang dapat dipilih oleh pasien.
2. RIWAYAT MEDIS (MH= Medical History)
Riwayat penyakit terdahulu adalah penilaian kesehatan pasien secara keseluruhan
yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara
penyakit yang pernah diderita dengan penyakit yang pernah diderita dengan penyakit
sekarang, yang dapat memberikan tanda-tanda penting untuk diagnosa sehingga akan
merubah rencana perawatan yang lebih tepat. Penting dicatat untuk alasan medikolegal.
Riwayat ini mencakup hal berikut ini :
 Keadaan kesehatan umum
 Hypertensi
 Penyakit yang lalu
 Perawatan di rumah sakit
 Pembedahan
 Alergi
 Imunisasi
 Diet
 Obat-obat yang sedang digunakan
Beberapa pertanyaan yang harus ditanyakan antara lain :
- Pernahkah anda menderita penyakit berat atau dirawat dirumah sakit?
- Pernah anda menjalani operasi ? bila pernah, apa ada masalah ?
- Apakah anda saat ini sedang dalam perawatan dokter ?
- Apakah sedang dalam meminum obat tertentu ?
- Apakah anda pernah mengalami perdarahan berlebihan setelah terluka atau setelah
pencabutan gigi ?
- Pernahkah anda ditolak menjadi donor darah ?
- Pernahkah anda menderita sakit kuning atau menderita hepatitis atau gangguan hati
lainnya ?
- Apakah anda punya penyakit jantung ?
- Pernahkah anda menderita demam reumatik, bising jantung, atau kelainan katup
jantung ?
- Pernahkah anda menderita hypertensi ?
- Apakah anda menginap asma, paru atau masalah pernapasan ?
- Pernahkah anda menderita tuberkulosis ?
- Pernahkah anda menderita penyakit infeksi tertentu ?
- Apakah anda menderita penyakit diabetes
- Pernahkah anda mengalami epilepsi ?
- Apakah anda sedang hamil atau menyusui ? ( khusus pada pasien wanita muda )
- Apakah anda menderita alergi dengan suatu obat antibiotik ?
- Pernakah anda mempunyai masalah dengan anestesi gigi atau anestesi umum ?
Pasien juga harus ditanya mengenai cedera atau kecelakaan sebelumnya, jenis cedera
dan waktunya penting untuk dicatat.
Semua perawatan sebelumnya harus dicatat jika belum diuraikan. Ini mencakup
perawatan untuk penyakit medis bila diperlukan. Jika pasien pernah menjalani prosedur
pembedahan, tanyakan dengan rinci jenis prosedur, tanggal, rumah sakit, dan nama ahli
bedah harus dapat diperoleh.
Riwayat alergi yang berkaitan dengan lingkungan, makanan atau obat, harus
ditanyakan secara spesifik dan melakukan verifikasi atas respon alergi pasien. Gejala-
gejala alergi (misalnya ruam kulit, gatal, anafilaksis) harus dijelaskan.
Pada pasien dewasa muda sebaiknya juga digali informasi tentang penyalahgunaan zat
apa. Zat-zat yang disalahgunakan mencakup rokok, alkohol, dan obat psikotropika. Dokter
harus menentukan apakah pasien merokok dan sudah berapa lama.
Menanyakan topik mengenai alkoholisme dapat dimulai dengan pertanyaan
langsung; “Apakah kamu pernah minum minuman keras?”
Dokter perlu juga menanyakan kepada pasien tentang pemakaian obat psikotropika.
Pasien yang memakai obat psikotropika sering kali menimbulkan perasaan negatif dan
atau marah. Contoh cara yang baik untuk menanyakan topik tersebut ;
“Apakah sudara pernah memakai obat selain yang diperlukan untuk alasan medis?”
“Apakah anda pernah menyalahgunakan obat yang diresepkan dokter?”
Jika jawaban terhadap salah satu pertanyaan ini positif, penting untuk menentukan jenis
obat yang dipakai, cara, dan frekwensi pemakaian. Contoh pertanyaan tersebut:
“Jenis obat apa yang adik pakai?”
“Sejak kapan mulai menggunakan obat tersebut?”
“Apa yang anda rasakan kalau minum obat itu?
“Apakah anda memakai lebih dari satu obat?”
“Apakah anda menyalahgunakan obat secara terus-menerus?”
“Apakah anda pernah mengalami gejala putus obat sebagai akibat pemakaian obat
tersebut?”
Sewaktu mengajukan pertanyaan mengenai obat psikotropika, pakailah kata-kata dan
ungkapan yang sederhana. Mungkin lebih tepat memakai bahasa pasaran ketimbang
memakai istilah-istilah yang lebih resmi.
Mengetahui obat-obat psikotropika setempat diperlukan untuk mempermudah komunikasi
yang baik.
Menanyakan riwayat diet pada pasien juga hal yang penting dimulai dengan meminta
pasien untuk menceritakan apa yang dimakannya pada hari sebelumnya, termasuk tiga
makanan utama ditambah dengan makanan kecil.
“Tiap minggu berapa banyak makan ikan?”
“Apakah makannya berubah baru-baru ini?”
“Apakah ada intoleransi terhadap makanan?”
“Apakah tiap hari anda mengkonsumsi sayur dan buah?”
“Apakah anda banyak mengkonsumsi garam?”
“Apakah anda sering mengkonsumsi kopi dan minuman energi?”
Semua obat yang sedang digunakan harus dicatat. Jika mungkin mintalah pasien
untuk memperlihatkan obat dan aturan minumnya. Perlu dicatat apakah pasien
meminumnya menurut aturan pakai yang tertulis pada obat. Tanyakan pada pasien apakah
ia sedang minum obat lainnya. Seringkali pasien beranggapan bahwa obat-obat yang dijual
bebas seperti vitamin, laksatif, antasida atau obat flu tidak perlu disebutkan.
Apabila pasiennya ibu muda tanyakanlah secara spesifik mengenai tiap jenis obat. Penting
pula untuk menentukan jenis kontrasepsi yang sedang dipakai, jika ada, dan apakah
seorang wanita pernah atau sedang memakai pil KB bila pasiennya wanita muda.
3. RIWAYAT PENYAKIT GIGI SEBELUMNYA
Ajukan beberapa pertanyaan yang diperlukan dan diperkirakan akan dapat
membantu mendapatkan informasi yang mendukung kejelasan dari keluhan utama
sehingga diharapkan untuk menegakkan diagnoses yang tepat.
- Seberapa seringkah anda mengunjungi dokter gigi sebelumnya?
- Kapan terakhir bertemu dengan dokter gigi anda dan apa yang dilakukan dokter gigi
tersebut ?
- Pernahkah anda mendapat perawatan gigi sebelumnya dan perawatan apa ?
- Pernahkah anda bermasalah dengan perawatan sebelumnya ? atau masalah anestesi
untuk gigi ?
- Seberapa seringkah anda menyikat gigi dan berapa lama ?
- Apak anda menggunakan benang gigi atau fluor ?
4. RIWAYAT KELUARGA ( FH = FAMILY HISTORY )
Riwayat keluarga memberikan informasi mengenai kesehatan seluruh keluarga
yang hidup atau mati. Harus diberi perhatian khusus terhadap kemungkinan aspek
genetik dan lingkungan dari penyakit yang mungkin berdampak terhadap pasien. Umur
dan kesehatan semua anggota keluarga dekat harus diketahui. Jika seorang anggota
keluarga meninggal dunia, umur orang tersebut dan penyebab kematian harus dicatat.
Penting untuk ditanyakan bagaimana dampak penyakit seorang anggota keluarga
terhadap pasien.
Bila dicurigai adanya diagnosa yang melibatkan kondisi herediter, perlu ditanyakan
panyakit / kelainan yang bersifat herediter dan perlu ditambahkan catatan rinci terhadap
kesehatan, usia dan riwayat medis dari orang tua, kakek-nenek, saudara kandung, dan
anak anak. Misalnya salah satu yaitu penyakit Hemofilia, Downd syndrome, dll.
5. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Riwayat psikososial mencakup informasi pengalaman hidup dan hubungan
pribadi pasien yang meliputi data-data sosial, ekonomi, pendidikan dan kebiasaan.
Bagian ini mencakup gaya hidup pasien, orang lain yang tinggal dengan pasien,
pekerjaan, dan keluarga. Meskipun penyakit bersifat universal, pasien dapat memberikan
respon yang berbeda terhadap penyakitnya. Suatu pertanyaan tertentu yang diajukan
pasien yang berbeda akan dijawab, dengan gaya yang dipengaruhi oleh latar belakang
etnik, emosi, kebiasaan, umur, riwayat sosial dan riwayat keluarga pasien. Faktor-faktor
ini menentukan cara pasien menerima dan bereaksi terhadap suatu pertanyaan. Bagian ini
menguraikan pentingnya memahami latar belakang pasien sebagai bantuan untuk
mengadakan komunikasi yang lebih baik
III. ALAT dan BAHAN

BAHAN
ALAT

Pulpen Kertas/ Buku catatan

IV. TAHAPAN KERJA


1 Mengucapkan salam pembuka/menyapa dengan baik di awal dan penutup di akhir
2 Menyapa pasien dengan namanya dan mempersilakan duduk
3 Perkenalkan nama kita dan jelaskan bagaimana kita dapat membantu mengatasi
persoalan pasien
4 Bersikap ramah, sopan dan mempesilahkan duduk
5 Menjaga suasana serius tapi rileks; hilangkan kecanggungan
6 Berbicara dengan lafal yang jelas gunakan kata-kata umum tapi tidak merendahkan.
7 Menggunakan bahasa yang dapat dipahami
8 Menggali identitas lengkap pasien
9 Menggali latar belakang pasien
10 Melakukan umpan balik
11 Wawancara tidak berkesan menyelidik atau interogasi
12 Meresume dari semua data yang diperoleh dari anamnesis
13 Menutup wawancara dengan mengucapkan salam
UNIT PELATIHAN KETERAMPILAN MEDIK NAMA :
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI NIM :
FAKULTAS KEDOKTERAN TANDA TANGAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN

CHECK LIST

KOMUNIKASI DASAR
SEMESTER II
MAHASISWA
NILAI
No ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
KETERAMPILAN MEMBINA SAMBUNG RASA
1 Memberikan salam pembuka dengan memperlihatkan
sikap menerima dan bersahabat
2 Memperkenalkan diri dengan sikap ramah dan
tersenyum
3 Mempersilahkan duduk pasien
4 Menunjukkan empati pada pasien
5 Menggunakan bahasa verbal yang mudah dipahami
pasien dengan lafal dan suara yang jelas
KETERAMPILAN MENGGALI IDENTITAS DAN LATAR BELAKANG
6 Menanyakan nama lengkap pasien
7 Menanyakan umur pasien
8 Menanyakan jenis kelamin pasien
9 Menanyakan alamat pasien
10 Menanyakan pekerjaan pasien
11 Menanyakan pendidikan terakhir pasien
12 Menanyakan suku pasien
13 Melakukan cross-check
KETERAMPILAN ANAMNESIS
14 Menanyakan keluhan utama & meyakinkan keluhan
tersebut sebagai keluhan utama
15 Menanyakan riwayat medis umum
16 Menanyakan riwayat kesehatan gigi
17 Menanyakan riwayat perawatan gigi yang sudah pernah
dilakukan sebelumnya
18 Menanyakan riwayat keluarga
19 Menanyakan riwayat psikososial
KETERAMPILAN MENJAGA PROSES ANAMNESIS
20 Menjadi pendengar yang baik
21 Penampilan sopan dan ramah
22 Mencatat ringkasan wawancara/anamnesis
23 Memberikan bimbingan dan konseling (KIE) dengan
bahasa yang sesuai dengan latar belakang pasien (lebih
pada proses penyampaian)
24 Memberikan bimbingan sesuai dengan keluhan utama
(lebih pada isi bimbingan) atau kondisi gigi geliginya
25 Memberikan anjuran untuk menjaga oral
higine/kebersihan mulut
26 Memberikan anjuran untuk pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulut secara rutin
27 Memberikan nasehat sesuai dengan kesehatan gigi dan
mulut
28 Menutup wawancara dengan mengucapkan salam
JUMLAH
KETERANGAN :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tetapi tidak benar
2 : Dilakukan dengan benar

NILAI = TOTAL SKOR x 100 =


56
CATATAN OBSERVER : NAMA OBSERVER :

TANDA TANGAN :

Anda mungkin juga menyukai