PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam undang-undang RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dijelaskan
bahwa penyelenggaraan rumah sakit bertujuan memberi perlindungan terhadap
keselamatan pasien (Patient Safety), masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber
daya manusia di rumah sakit, serta meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
pelayanan rumah sakit. Oleh sebab itu rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Pelayanan bedah merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit. Operasi dilakukan di setiap komunitas masyarakat yang kaya maupun yang
miskin, masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Kejadian yang membahayakan yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan diantaranya adalah prosedur operasi. Risiko
komplikasi setelah operasi dikarakteristikkan di berbagai belahan dunia dan sebuah
penelitian menunjukkan bahwa negara industri memiliki angka kematian 0,4-0,8% yang
diakibatkan karena operasi dan komplikasi setelah operasi sebesar 3-17,5% dan angka
ini jauh lebih tinggi pada negara berkembang termasuk Indonesia. Penelitian lainnya
menunjukkan bahwa 1 dari setiap 150 pasien yang dirawat di rumah sakit meninggal
akibat peristiwa yang merugikan pasien dan hampir dua pertiga dari kejadian tersebut
terkait dengan operasi.
Kesalahan-kesalahan selama operasi antara lain kesalahan insisi pada posisi
yang akan dilakukan operasi, kesalahan dalam pemberian label pada spesimen patologi,
kesalahan transfusi dan obat-obatan sehingga pasien sangat rentan terhadap bahaya yang
disebabkan oleh kesalahan-kesalahan tersebut saat menjalani operasi sedangkan pasien
dan keluarga menempatkan memberikan kepercayaan kepada petugas kamar bedah
(perioperatif) dan tim bedah lainnya untuk meyakinkan bahwa pasien menerima
pelayanan yang efektif dan mengutamakan keselamatan.
Perkembangan peralatan dan teknologi di rumah sakit juga memiliki dampak
dalam meningkatkan risiko terhadap pasien dan petugas di kamar bedah yang
merupakan salah satu unit khusus di rumah sakit. Teknologi canggih meningkatkan
A. Visi
Adapun Visi yang telah ditetapkan RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
adalah “RSUD terdepan dalama pelayanan secara paripurna menuju masyarakat
sehat dan mandiri”
Ramah : Komunikasi yang baik dengan penuh kasih saying antara petugas dan
pelanggan.
Sigap : Tangkas, cepat, penuh semangat dan meyakinkan.
Unggul : Unggul dalam menciptakan sesuatu yang baru untuk memberikan
pelayanan terbaik .
Dipercaya : Pelayanan kesehatan masyarakat harus bisa dipercaya oleh
masyarakat, karena rumah sakit ini adalah milik rakyat, kita digaji dari
rakyat, jadi kita harus melayani rakyat dengan maksimal agar kita
mendapat kepercayaan dari rakyat sebagai pelayan dibidang kesehatan
pelayanan dengan nilai, etika dan norma yang berlaku.
A. VISI
Mampu melakukan tindakan pembedahan yang optimal sesuai kemampuan dan
menjadi pilihan utama bagi masyarakat umum dengan pelayanan yang
profesional, merata, dan memuaskan.
B. MISI
1. Memberikan pelayanan pembedahan yang profesional,merata dan
memuaskan.
2. Meningkatkan kemampuan SDM dengan mengikuti pendidikan dan
pelatihan.
3. Secara bertahap melengkapi sarana prasarana pendukung pelayanan
pembedahan.
C. TUJUAN
1. Menyiapkan kamar operasi sesuai standar yang siap pakai setiap hari.
2. Menyiapkan tenaga profesional sesuai kebutuhan.
D. MOTTO
Memberikan pelayanan dengan hati diharapkan pasien selamat, operasi lancar,
karyawan puas.
A. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan salah satu fungsi dari administrasi, yang merupakan wadah
dari orang-orang atau unit kerja untuk dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan oleh organisasi. Struktur organisasi RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid
Kota Bekasi terbagi atas struktural dan Fungsional.
Jabatan struktural terdiri dari :
1. Direktur
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik
4. Seksi Keperawatan
5. Seksi Sarana Prasarana
DIREKTUR
JABATAN
FUNGSIONAL
Komite Medik
SMF B.ORTHOPEDI
SMF T.H.T
SMF MATA
KEPALA PERAWAT KAMAR BEDAH
SMF KEBIDANAN
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan potensi yang sangat penting bagi
kemajuan suatu organisasi atau instansi, begitupun untuk rumah sakit.
Instalasi bedah Sentral, mempunyai tugas menyediakan fasilitas dan kebutuhan
untuk menyelenggarakan kegiatan bagi pasien yang akan di operasidibantu oleh Kepala
Instalasi , kepala ruangan dan perawat anastesi serta perawat asisten operator yang
berkoordinasidalam bidang SDM baik Medis dan peralatan kepada Kabid Pelayanan
sedangkan SDM Keperawatan koordinasi dengan Kepala Bidang Keperawatan.
C. SMF Anastesi
1. Tugas :
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya asuhan anastesi di Instalasi
bedah Sentral
2. Tanggung jawab :
Terlaksananya kelancaran penyelenggaraan pelayanan dan asuhan anastesi di
Instalasi bedah Sentral yang bermutu dan professional.
3. Uraian Tugas
a. Menyusun jadwal tenaga perawat anastesi
b. Berkoordinasi dengan dokter anastesi untuk rencana operasi
c. Menyiapakan fasilitas dalam asuhan anastesi
d. Mendampingi dokter dalam melakukan penatalaksanaan pada pasien
secara tepat dan benar.
e. Berkolaborasi dengan Dokter dalam mengatasi kasus/masalah anastesi
f. Memantau dan menilai, mengobservasi kondisi pasien selama tindakan
anastesi di ruangan operasi dan di ruang pemulihan
g. Melaksanakan serah terima / operan tugas kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tertulis pada saat pergantian dinas
h. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang anastesi
i. Membuat laporan asuhan perawatan anastesi
4. Wewenang :
Mengingatkan staf anastesi bila tidak sesuai dengan SPO
MANAJEMEN
IGD
IRJ ICU KEUANGAN
VK
IF LAUNDRY
REKAM PROMKES
LAB IPSR
RAD MEDIS
AJ S
INTERNAL
Sentra
EKSTERNAL
RUJUKAN HORIZONTAL
RUJUKAN VERTIKAL
RUJU
5. Penilaian SKP untuk setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan diukur dengan 4
aspek, yaitu: aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya sbb:
a. Aspek Kuantitas = Realisasi Output (RO) x 100
Target Output (TO)
c. Aspek Waktu
Jika kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol) :
1,76 x Target Waktu (TW) – Realisasi Waktu (RW)x 0x100
Target Waktu (TW)
d. Aspek biaya
Jika tidak dilakukan maka realisasi biaya 0 (nol)
1,76 x Target Biaya (TB) – Realisasi Biaya (RB)x0 x 100
Target Biaya (TB)
Jika tingkat efisiensi > 24 %, diberikan nilai cukup sampai dengan buruk.
76 -1,76 x Target Biaya (TB) – Realisasi Biaya (RB)
Target Biaya (TB)
Seluruh personil baik medis maupun paramedis mengacu pada tugas dan
tanggung jawab yang sesuai dengan profesi dan kompetensinya.
Seluruh personil memahami Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah bekasi
agar bertanggung jawab terhadap profesinya sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
Seluruh personil mengetahui struktur organisasi dan alur tanggung jawab agar
memahami prosedur kerja sehingga melaksanakan tugas dengan baik dan bertanggung
jawab.
Seluruh personil mengetahui sarana dan prasarana yang tersedia di ruangan
masing-masing untuk membantu kelancaran tugasnya.
Seluruh personil mengetahui metode kerja yang berlaku agar dapat menjalankan
tugas dengan baik
Tabel Orientasi Pada SDM INSTALASI BEDAH SENTRAL
A. Rapat Rutin
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu :
Jam :
Tempat :
Peserta :
Materi :
1. Evaluasi kinerja Instalasi Bedah Sentral
2. Evaluasi SDM Instalasi Bedah Sentral
3. Evaluasi terhadap pasien dan pelaksanaan pelayanan Bedah Sentral
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kerja SDM di Instalasi Bedah Sentral
5. Rekomendasi dan solusi untuk peningkatan kinerja pelayanan instalasi
Kelengkapan rapat : undangan daftar hadir, notulen rapat, laporan, rekomendasi kepada
pimpinan.
B. Rapat Insidentif
Rapat insidentif diselenggarakan pada :
Waktu :
Jam :
Tempat :
Peserta :
Materi :
Kelengkapan rapat :undangan daftar hadir, notulen rapat, laporan,
rekomendasi kepada pimpinan.
A. Laporan Harian
Laporan harian Instalasi Bedah meliputi
1. Laporan Jumlah kunjungan
2. Laporan Jumlah Rujukan
3. Jumlah diagnosa / Kasus yang ditemukan
4. Permasalahan yang ditemukan
B. Laporan Bulanan
Laporan bulanan terdiri dari laporan kinerja mutu pelayanan Instalasi Bedah
Sentral
C. Laporan Tahunan
Instalasi Bedah Sentral membuat laporan tahunan terdiri dari laporan kinerja
mutu pelayanan yang dibandingkan dengan target Mutu di Instalasi Bedah
Sentral.
PENUTUP
Semoga Pedoman Kerja Instalasi Bedah Sentral ini dapat dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat, sehingga bermanfaat untuk manajemen dan
lingkungan internal Instalasi Bedah Sentral, dan dapat memenuhi Visi dan Misi RSUD
Kota Bekasi.