Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam undang-undang RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dijelaskan
bahwa penyelenggaraan rumah sakit bertujuan memberi perlindungan terhadap
keselamatan pasien (Patient Safety), masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber
daya manusia di rumah sakit, serta meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
pelayanan rumah sakit. Oleh sebab itu rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Pelayanan bedah merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit. Operasi dilakukan di setiap komunitas masyarakat yang kaya maupun yang
miskin, masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Kejadian yang membahayakan yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan diantaranya adalah prosedur operasi. Risiko
komplikasi setelah operasi dikarakteristikkan di berbagai belahan dunia dan sebuah
penelitian menunjukkan bahwa negara industri memiliki angka kematian 0,4-0,8% yang
diakibatkan karena operasi dan komplikasi setelah operasi sebesar 3-17,5% dan angka
ini jauh lebih tinggi pada negara berkembang termasuk Indonesia. Penelitian lainnya
menunjukkan bahwa 1 dari setiap 150 pasien yang dirawat di rumah sakit meninggal
akibat peristiwa yang merugikan pasien dan hampir dua pertiga dari kejadian tersebut
terkait dengan operasi.
Kesalahan-kesalahan selama operasi antara lain kesalahan insisi pada posisi
yang akan dilakukan operasi, kesalahan dalam pemberian label pada spesimen patologi,
kesalahan transfusi dan obat-obatan sehingga pasien sangat rentan terhadap bahaya yang
disebabkan oleh kesalahan-kesalahan tersebut saat menjalani operasi sedangkan pasien
dan keluarga menempatkan memberikan kepercayaan kepada petugas kamar bedah
(perioperatif) dan tim bedah lainnya untuk meyakinkan bahwa pasien menerima
pelayanan yang efektif dan mengutamakan keselamatan.
Perkembangan peralatan dan teknologi di rumah sakit juga memiliki dampak
dalam meningkatkan risiko terhadap pasien dan petugas di kamar bedah yang
merupakan salah satu unit khusus di rumah sakit. Teknologi canggih meningkatkan

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 1


kebutuhan pasien untuk mengukur keselamatan sebagai peralatan dan instrument yang
dapat berdampak negatif pada outcome pasien apabila tidak digunakan secara tepat guna
dan petugas kamar bedah harus tahu menggunakan berbagai peralatan dan instrumen
bedah secara cepat dan tepat.
Bahaya yang dapat dihadapi petugas kamar bedah dan tim bedah lainnya antara
lain terpotong, tertusuk, tergores dalam penggunaan pisau bedah, terpapar gas anastesi,
obat-obatan dan radiasi, penggunaan cairan pembersih, desinfektan dan alat sterilisasi
dapat merusak kulit, lapisan membrane dan system pernafasan, kontak dengan
permukaan panas, peralatan listrik dapat menyebabkan kulit terbakar, maslah otot dan
tulang serta nyeri punggung akibat posisi yang salah dalam memindahkan pasien, stress
dan jenuh yang disebabkan oleh jadwal dinas, kerja malam dan faktor psikologis
lainnya, waktu kinerja yang melebihi batas waktu kerja yang telah ditentukan karena
kekurangan petugas kamar bedah sehingga dapat menyebabkan kelelahan dan kesalahan
serta kecelakaan kerja. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa waktu kerja petugas
tidak boleh melebihi 12 jam dalam setiap jadwal dinas atau 40 jam dalam satu minggu.
Meningkatkan keselamatan dan hasil/outcome yang optimal pada pasien yang
menjalani operasi dapat dilakukan dengan memberikan dukungan dan kesempatan
dalam pengembangan instalasi bedah secara professional dengan melakukan tindakan
yang nyata dan salah satunya adalah penyusunan pedoman organisasi instalasi bedah.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 2


BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Rumah Sakit Umum Kota Bekasi


RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi merupakan satu – satunya
Rumah Sakit Umum Daerah bekasi milik Pemerintah Kota Bekasi yang sebelumnya
pada tahu 1942 merupakan sebuah poliklinik yang dipimpin oleh seorang pejuang
bernama bapak jasman, semenjak tahun 1946 menjadi rumah sakit pembantu tepatnya
pada tanggal 24 juli 1946. Tahun 1946 seorang kepemimpinan oleh seorang juru rawat
bernama bapak S. Wijaya dan statusnya berubah menjadi RSU Kabupaten Bekasi
dengan kapasitas 10 tempat. Pada tahun 1960 kepemimpinan digantikan oleh bapak Haji
Nadom Miadi.
Kepemimpinan Rumah Sakit pada Tahun 1973 dipimpin oleh seorang dokter
dibantu oleh beberapa tenaga medis dan non medis. Sejak saat itu organisasi dan tata
laksana RSUD ditetapkan. Selanjutnya dalam perkembangannya Rumah Sakit
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas C, berdasarkan SK Menkes Republik Indonesia
Nomor 051/Menkes/SK/II/1979 tentang Pengelolaan Rumah Sakit Umum Pemerintah.
Pada 1 April 1999 RSU diserahkan oleh pemda Kabupaten Bekasi kepada Pemda
Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi;
Pada tanggal 30 November 2000 ditetapkan Peraturan Daerah Kota Bekasi
Nomor 12 Tahun 2000 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah
Kota Bekasi sekaligus dengan peningkatan status menjadi RSUD Kelas B Non
Pendidikan Pemerintah Kota Bekasi oleh Walikota;
Pada Tahun 2001 dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2001
tentang Penetapan RSUD Kota Bekasi menjadi Unit Swadana, untuk melengkapi Dasar
Hukum dalam operasional Rumah Sakit ditetapkanlah Perda Nomor 21 Tahun 2001
tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan RSUD Kota Bekasi.
Sejak tanggal 7 Maret 2001 dengan Peraturan Daerah No. 06 Tahun 2001 tentang
Struktur Organisasi Lembaga Teknis Daerah setingkat kantor ditetapkan menjadi
Lembaga Teknis Daerah yaitu Rumah Sakit Bersalin yang melaksanakan kewenangan
dalam bidang persalinan. Setelah mengalami perkembangan fisik bangunan,
penambahan SDM dan peralatan begitupun pengembangan fungsi pelayanan, maka

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 3


sejak tahun 2006 memberikan pelayanan terhadap Ibu dan Anak walaupum belum
paripurna. Sejak ditetapkannya Peraturan Daerah No 17 Tahun 2004 tentang Struktur
Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah bekasi maka status Rumah Sakit menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah bekasi sebagai Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung.
Dan terakhir dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun
2009 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah bekasi.
Pada Tahun 2009 dikeluarkan Peraturan Walikota Nomor 060/Kep.251-
Org/VII/2009 tentang RSUD Kota Bekasi menjadi BLUD dengan status penuh. Status
Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi dalam sejarah perkembangannya sebelum tanggal 7
Maret 2001 merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Tanggal 8 Juni 2016 Nama RSUD Kota Bekasi di ubah menjadi RSUD dr.
Chasbullah A.M yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota Bekasi Nomor :
445/Kep.332-RSUD/VI/2016 tentang Nama Rumah Sakit Umum Daerah dr. Chasbullah
A.M Kota Bekasi. Dikarenakan salah penulisan nama RSUD dr. Chasbullah
Abdulmadjid Kota Bekasi sesuai dengan Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor
445/Kep.332-RSUD/VI/2016 tentang Nama Rumah Sakit Umum Daerah dr. Chasbullah
A.M Kota Bekasi, maka nama RSUD dr. Chasbullah A.M diubah kembali menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi sesuai dengan
Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor 445/Kep.204-RSUD/IV/2017 tentang Perubahan
Nama Rumah Sakit Umum Kota Bekasi yang ditetapkan tanggal 3 April 2017.
RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi memiliki 6 gedung, yaitu gedung
A, B, C, D, E dan F yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana masing-
masing.
RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi terletak di tengah – tengah Kota
Bekasi, berada di Kelurahan Margajaya Kecamatan Bekasi Selatan dan di Kelurahan
Margahayu Kecamatan Bekasi Timur.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 4


B. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tugas Pokok RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
Melaksanakan urusan rumah tangga daerah berdasarkan Penyerahan hak
dalam rangka otonomi daerah di bidang kesehatan yang meliputu pelayanan dan
pengembangan penyembuhan serta pemulihan keadaan cacat badan maupun
cacat jiwa sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Melaksanakan
tugas perbantuan yang berdasarkan keputusan Walikot

2. Fungsi RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi


Fungsi Rumah Sakit Umum Kota Bekasi dalam melaksanakan misinya baik
yang teknis maupun administrasi tercakup dalam perencanaan, pelaksanaan,
serta pengawasan, pengendalian yang meliputi usaha sebagai berikut :
 Usaha peningkatan pelayanan medik
 Usaha rehabilitasi medik
 Usaha pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan
 Usaha peningkatan perawatan
 Usaha melaksanakan sisten rujukan
 Usaha melaksanakan kegiatan sebagai tempat pemeliharaan
Fungsi tersebut dalam pelaksanaanya untuk menghasilkan output yang
diharapkan berjalanya kegiatan dengan cara pengorganisasian yang tepat,
bekerja secara efektif dan efisien.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 5


BAB III
VISI, MISI, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

A. Visi
Adapun Visi yang telah ditetapkan RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
adalah “RSUD terdepan dalama pelayanan secara paripurna menuju masyarakat
sehat dan mandiri”

B. Misi/ tujuan dan sasaran serta cara mencapainya


Misi yang diemban oleh RSUD Kota Bekasi pada prinsipnya lebih bersipat tujuan
sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.
Adapun Misi RSUD Kota Bekasi adalah :
1. Kami adalah Rumah sakit umum daerah yang melayani dengan hati.
2. Kami Memberikan pelayanan terintegrasi berbasis teknologi modern.
3. Kami Menjamin kualitas layanan dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.
4. Kami Berjuang mewujudkan kualitas hidup seimbang secara fisik, emosional,
dan spiritual.
C. Nilai
Rumah Sakit Umum Kota Bekasi:
R : Ramah, S : Sigap, U : Unggul, D : Dipercaya

Ramah : Komunikasi yang baik dengan penuh kasih saying antara petugas dan
pelanggan.
Sigap : Tangkas, cepat, penuh semangat dan meyakinkan.
Unggul : Unggul dalam menciptakan sesuatu yang baru untuk memberikan
pelayanan terbaik .
Dipercaya : Pelayanan kesehatan masyarakat harus bisa dipercaya oleh
masyarakat, karena rumah sakit ini adalah milik rakyat, kita digaji dari
rakyat, jadi kita harus melayani rakyat dengan maksimal agar kita
mendapat kepercayaan dari rakyat sebagai pelayan dibidang kesehatan
pelayanan dengan nilai, etika dan norma yang berlaku.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 6


BAB IV
VISI,MISI,TUJUAN DAN MOTTO INSTALASI BEDAH SENTRAL

A. VISI
Mampu melakukan tindakan pembedahan yang optimal sesuai kemampuan dan
menjadi pilihan utama bagi masyarakat umum dengan pelayanan yang
profesional, merata, dan memuaskan.
B. MISI
1. Memberikan pelayanan pembedahan yang profesional,merata dan
memuaskan.
2. Meningkatkan kemampuan SDM dengan mengikuti pendidikan dan
pelatihan.
3. Secara bertahap melengkapi sarana prasarana pendukung pelayanan
pembedahan.
C. TUJUAN
1. Menyiapkan kamar operasi sesuai standar yang siap pakai setiap hari.
2. Menyiapkan tenaga profesional sesuai kebutuhan.
D. MOTTO
Memberikan pelayanan dengan hati diharapkan pasien selamat, operasi lancar,
karyawan puas.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 7


BAB V
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

A. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan salah satu fungsi dari administrasi, yang merupakan wadah
dari orang-orang atau unit kerja untuk dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan oleh organisasi. Struktur organisasi RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid
Kota Bekasi terbagi atas struktural dan Fungsional.
Jabatan struktural terdiri dari :
1. Direktur
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik
4. Seksi Keperawatan
5. Seksi Sarana Prasarana

Jabatan fungsional terdiri dari :


1. Pengawas Internal
2. Komit Medike
3. Kepala Instalasi
4. Pengelola/Koordinator Ruangan
5. Pelaksana Medis
6. Pelaksanaan Keperawatan
7. Pelaksana Penunjang Medis (Paramedis)
8. Pelaksana Administrasi

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 8


B. Gambar Struktur Organisasi RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi

DIREKTUR
JABATAN
FUNGSIONAL

WADIR UMUM DAN KEUANGAN WADIR PELAYANAN KESEHATAN

BIDANG BIDANG BIDANG


BAGIAN BAGIAN BAGIAN
KESEKRETARIATAN PELAYANAN KEPERAWATAN PENUNJANG
PERENCANAAN ANGGARAN PELAYANAN
KESEHATAN
SEKSI SEKSI ASUHAN
SUB.BAG SUB. BAG PELAYANAN
SUB.BAG SEKSI
PENYUSUNAN MEDIK
& PELAYANAN PENUNJANG
TATA USAHA DAN PROGRAM
KEPERAWATAN
KEPEGAWAIAN ANGGARAN &
MEDIK

MOBILISASI SEKSI REKAM


SEKSI SEKSI
SUB.BAG
DANA MEDIK
PENUNJANG
SUB BAG SUB.BAG
PENGOLAHAN DATA NON MEDIK
PENGEMBANGAN
RUMAH TANGGA & DAN MONEV MUTU
PERBENDAHARAAN
PERLENGKAPAN KEPERAWATAN

SUB.BAGIAN SUB.BAG SUB.BAG

HUKUM, PUBLIKASI PEMASARAN DAN AKUNTANSI &


DAN PENGEMBANGAN VERIFIKASI
RS
INFORMASI

Komite Medik

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 9


STRUKTUR ORGANISASI
UNIT KAMAR BEDAH - RSUD BEKASI
SMF BEDAH UMUM
WADIR PELAYANAN MEDIK
SMF B.UROLOGI

SMF B.ORTHOPEDI

SMF ANESTESI KEPALA INSTALASI BEDAH SENTRAL SMF B. SARAF

SMF T.H.T

SMF MATA
KEPALA PERAWAT KAMAR BEDAH
SMF KEBIDANAN

Penanggung Jawab Alat Medik Penanggung Jawab Sterilisasi

Penanggung Jawab Instrument


Penanggung Jawab Alat Rumah Tangga

Penanggung Jawab Obat / Disposible


Penanggung Jawab Administrasi

Penanggung Jawab Alat Tenun

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 10


BAB V
URAIAN JABATAN

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan potensi yang sangat penting bagi
kemajuan suatu organisasi atau instansi, begitupun untuk rumah sakit.
Instalasi bedah Sentral, mempunyai tugas menyediakan fasilitas dan kebutuhan
untuk menyelenggarakan kegiatan bagi pasien yang akan di operasidibantu oleh Kepala
Instalasi , kepala ruangan dan perawat anastesi serta perawat asisten operator yang
berkoordinasidalam bidang SDM baik Medis dan peralatan kepada Kabid Pelayanan
sedangkan SDM Keperawatan koordinasi dengan Kepala Bidang Keperawatan.

A. Kepala Instalasi Bedah Sentral


1. Tugas Pokok :
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya pengelolaan instalasi Bedah
Sentral
2. Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya pelayanan Instalasi bedah
Sentral terhadap pasien sesuai standar pelayanan medis dan
bertanggungjawab kepada direktur yang merupakan tugas dan tanggung
jawab utama / prioritas
b. Bertanggung jawab terhadap mutu pelayanan instalasi secara keseluruhan
terhadap pasien baik medis maupun non medis
c. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya program Patient Safety,
Pengendalian dan Pencegahan Infeksi dan K3 di Instalasi Bedah Sentral.
3. Uraian Tugas Kepala Instalasi bedah Sentral :
a. Melakukan koordinasi dengan seluruh Staff Instalasi terkait dalam
kegiatan pelayanan medis dan keperawatan
b. Melakukan koordinasi dengan Seksi Pelayanan dan Keperawatan, Komite
Medik dan Komite Keperawatan dalam kegiatan mutu pelayanan
c. Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam kegiatan pengelolaan
sumber daya yang terkait dari : Sumber Daya Manusia, Sumber Daya
Peralatan dan Sumber Daya Uang/Dana.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 11


d. Memberikan masukan/saran tentang pelaksanaan kegiatan di Kamar
OperasiBedah Sentral yang mencakup pelayanan medis, keperawatan dan
sarana prasarana di Instalasi bedah Sentral dalam rangka kelancaran tugas
e. Mengikuti rapat koordinasi tentang pelayanan di RS.
f. Mengadakan rapat berkala atau bulanan dan sewaktu-waktu dengan
Kepala BidangPelayanan, Keperawatan, dan Staff Instalasi Kamar
Operasi Bedah Sentral
g. Memantau, menerima, menganalisa dan memberikan solusi terhadap
keluhan-keluhan pelanggan.
h. Memantau dan melakukan koordinasi tentang ketertiban, kebersihan, dan
keindahan dalam rangka kenyamanan pelanggan.
i. Memantau dan mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan di Instalasi bedah
Sentral
j. Melakukan pengembangan staff melalui pendidikan formal maupun
informal dan pembinaan staff.
k. Membuat laporan akhir tahun tentang pelaksanaan Kegiatan di Instalasi
bedah Sentral kepada Direktur.
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan direktur
4. Wewenang :
a. Memberikan saran kepada Direktur dan Bidang Pelayanandalam hal yang
berhubungan dengan proses pelayanan.
b. Memberikan rekomendasi penilaian Koordinator Ruangan kepada
Kepala Bidang Keperawatan
c. Memberikan pembinaan dan penilaian kepada Koordinator ruangan dan
Pelaksana Instalasi Bedah Sentral

B. Para SMF Bedah


1. Tugas :
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya operasi di Instalasi bedah Sentral
2. Tanggung jawab :
Terlaksananya kelancaran penyelenggara pelayanan operasi yang bermutu
dan professional.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 12


3. Uraian Tugas :
a. Merencanakan persiapan operasi yang akan diberikan kepada pasien
b. Melakukan inform consent dan menjelaskan tindakan operasi yang akan
dilakukan
c. Melakukan validasi terhadap lokasi rencana operasi
4. Kewenangan :
Melaksanakan operasi sesuai dengan spesialistik yang dimiliki

C. SMF Anastesi
1. Tugas :
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya asuhan anastesi di Instalasi
bedah Sentral
2. Tanggung jawab :
Terlaksananya kelancaran penyelenggaraan pelayanan dan asuhan anastesi di
Instalasi bedah Sentral yang bermutu dan professional.
3. Uraian Tugas
a. Menyusun jadwal tenaga perawat anastesi
b. Berkoordinasi dengan dokter anastesi untuk rencana operasi
c. Menyiapakan fasilitas dalam asuhan anastesi
d. Mendampingi dokter dalam melakukan penatalaksanaan pada pasien
secara tepat dan benar.
e. Berkolaborasi dengan Dokter dalam mengatasi kasus/masalah anastesi
f. Memantau dan menilai, mengobservasi kondisi pasien selama tindakan
anastesi di ruangan operasi dan di ruang pemulihan
g. Melaksanakan serah terima / operan tugas kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tertulis pada saat pergantian dinas
h. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang anastesi
i. Membuat laporan asuhan perawatan anastesi
4. Wewenang :
Mengingatkan staf anastesi bila tidak sesuai dengan SPO

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 13


D. Kepala Ruangan Perawat Kamar Operasi Bedah Sentral
1. Tugas :
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya asuhan asistensi operator di
Instalasi bedah Sentral
2. Tanggung jawab :
Terlaksananya kelancaran penyelenggaraan pelayanan dan asuhan asistensi
operator di Instalasi bedah yang bermutu dan professional.
3. Uraian Tugas
a. Menyusun jadwal tenaga perawat asistensi
b. Berkoordinasi dengan dokter operator untuk rencana operasi
c. Menyiapakan fasilitas dalam asuhan asistensi
d. Melaksanakan asistensi operator dalam melakukan penatalaksanaan
pada pasien secara tepat dan benar.
e. Berkolaborasi dengan operator dalam mengatasi kasus/masalah asistensi
f. Memantau dan menilai kondisi pasien selama tindakan operasi
berlangsung
g. Melaksanakan dan memimpin, serah terima / operan tugas kepada
petugas pengganti secara lisan maupun tertulis pada saat pergantian
dinas
h. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang manajemen
kamar operasi
i. Membuat laporan asuhan asistensi operator
4. Wewenang :
Mengingatkan staf asistensi bila tidak sesuai dengan SPO

E. Perawat Pelaksana Anastesi


1.Tugas :
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya asuhan anesthesi diInstalasi
bedah Sentral
2. Tanggung jawab :
Terlaksananya kelancaran penyelenggaraan pelayanan dan asuhan anastesi
di Instalasi bedah Sentralyang bermutu dan professional.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 14


2. Uraian Tugas
a. Berkoordinasi dengan dokter anastesi untuk rencana operasi
b. Menyiapakan fasilitas dalam asuhan anastesi
c. Mendampingi dokteranastesi dalam melakukan penatalaksanaan pada
pasien secara tepat dan benar.
d. Memantau dan menilai serta mengobservasi kondisi pasien selama
tindakan anastesi di kamar operasi dan di ruangan pemulihan
e. Melaksanakan serah terima / operan tugas kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tertulis pada saat pergantian dinas
f. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang anastesi
g. Membuat laporan asuhan perawatan anastesi
4. Wewenang :
Mengingatkan staf anastesi bila tidak sesuai dengan SPO

F. Perawat Pelaksana Asistensi Operator


1.Tugas :
Bertanggung jawab terhadap terlaksananyaa asistensi operator di Instalasi
bedah Sentral
2. Tanggung jawab :
Terlaksananya kelancaran penyelenggaraan pelayanan dan asuhan asistensi
operator di Instalasi bedah Sentral yang bermutu dan professional.
2. Uraian Tugas
a. Menyiapkan instrument yang dibutuhkan untuk kasus operasi yang akan
dilakukan
b. Berkoordinasi dengan dokter operator untuk rencana operasi
c. Menyiapkan fasilitas dalam asuhan asistensi
d. Mendampingi dokter operator dalam melakukan penatalaksanaan pada
pasien secara tepat dan benar.
e. Membersihkan alat-alat instrument setelah operasi
f. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang asistensi
operator di kamar operasi
g. Membuat laporan asuhan asistensi operator

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 15


h. Melaksanakan serah terima / operan tugas kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tertulis pada saat pergantian dinas
4. Wewenang :
Mengingatkan staf asistensi operator bila tidak sesuai dengan SPO

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 16


BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA

SKEMA HUBUNGAN KERJA

MANAJEMEN
IGD
IRJ ICU KEUANGAN
VK
IF LAUNDRY
REKAM PROMKES
LAB IPSR
RAD MEDIS
AJ S

INTERNAL

PASIEN INSTALASI DOKTER


BEDAH
SENTRAL PERAWAT / BIDAN

Sentra

EKSTERNAL

RUJUKAN HORIZONTAL

RUJUKAN VERTIKAL

RUJU

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 17


A. Tata Hubungan Internal
Kepala Instalasi bedah Sentral menerima laporan pertanggungjawaban dari
operator kamar operasi yang selanjutnya memberi arahan dan pembinaan kepada Kepala
ruangan.
Penanggung jawab dokter operator memberikan laporan pertanggung jawabanya
kepada kepala instalasi bedah yang selanjutnya memberi arahan kepada anggotanya.
Koordinator ruangan meminta laporan dari perawat pelaksana, anastesi/ asisten
operator yang selanjutnya memberi arahan dan pembinaan kepada perawat anastesi/
asisten operator.
Kepala, penanggung jawab operator, karu serta staf Instalasi bedah melakukan
koordinasi dalam hal pelayanan di IGD, Rawat Jalan, ICU, VK, Farmasi, Laboratorium,
Radiologi, Rekam Medik, Promkes, Gizi, Laundry, IPSRS, dan Ambulance/jenazah,
Keuangan dan Manajemen.

B. Tata Hubungan Eksternal


Kepala instalasi Bedah Sentral, penanggung jawab dokter operator,koordinator
ruangan dan perawat anastesi/ asisten operator melakukan koordinasi dengan bagian
/unit lain di dalam hal yang menyangkut tentang pelayanan yang dibutuhkan oleh
instalasi bedah dalam hal transfer pasien system rujukan horizontal dan vertikal.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 18


BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Dalam upaya mempersiapkan tenaga yang handal, perlu kiranya melakukan


kegiatan menyediakan, mepertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi
organisasi.
Atas dasar tersebut adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan
menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan keluar organisasi. Tujuannya
adalah mendayagunakan sumber-sumber seefektif mungkin sehingga pada waktu
yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
organisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.
A. Pola Ketenagaan
Pada Instalasi Bedah Sentral memerlukan tenaga-tenaga professional.
Diantaranya seorang dokter Spesialis yang menjabat sebagai kepala instalasi,
diantaranya dokter-dokter spesialis sebagai pelaksana operator di Kamar Bedah,
perawat anastesi, perawat asisten operator, sebagai pelaksana pelayanan di kamar
Bedah.
Berikut ini tenaga-tenaga profesioanal yang bertugas di IBS
Nama Jumlah
Pendidikan Sartifikasi
Jabatan Kebutuhan
Kepala Instalasi S2 Spesialis STR, SIK 1
Kepala Ruangan Instalasi S1/D3 STR, SIK
Keperawatan Sertifikasi basic 1
training
Penanggung S2 Spesialis STR, SIK
1
Jawab Pelayanan Bedah
Penanggung Jawab Pelayanan S2 Spesialis STR, SIK
1
Anestesi Anestesi
Penanggung Jawab Penata D4/D3 STR, SIK
1
anestesi Keperawatan Amd. An
Pelaksana perawat S1/D3 STR,SIK
25
Keperawatan

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 19


Pelaksana penata anastesi D4/D3 STR,SIK Amd.
Keperawatan An
12
Konsentrasi
Anestesi

B. Unsur Perhitungan Ketenagaan Instalasi Bedah Sentral


1. Kepala Instalasi Bedah
Instalasi Bedah dipimpin oleh satu orang dokter spesialis
Jadwal Dinas :
Senin – Jumat = 07.00 – 16.00 WIB
Sabtu, Minggu, dan Hari Libur = libur
2. Kepala Ruangan Instalasi Bedah Sentral
Sebagai Kepala Ruangan Instalasi Bedah Sentral berpendidikan S1/D3
Keperawatan yang telah berpengalaman
Jadwal Dinas :
Senin – Jumat = 07.00 – 16.00 WIB
Sabtu, Minggu, dan Hari Libur = libur
3. Penanggung Jawab Pelayanan Bedah
Penanggung jawab operator dipimpin oleh satu orang dokter spesialis
Jadwal Dinas :
Senin – Jumat = 07.00 – 16.00 WIB
Sabtu, Minggu, dan Hari Libur = On Call/libur
4. Penanggung Jawab Pelayanan Anestesi
Penanggung jawab operator dipimpin oleh satu orang dokter spesialis
Anestesi
Jadwal Dinas :
Senin – Jumat = 07.00 – 16.00 WIB
Sabtu, Minggu, dan Hari Libur = On Call/libur
5. Penanggung Jawab Penata Anestesi
Penanggung jawab operator dipimpin oleh satu orang penata Anestesi
Jadwal Dinas :
Senin – Sabtu = 07.00 – 14.00 WIB

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 20


Minggu, dan Hari Libur = libur
6. Perawat Pelaksana
Jadwal dinas pagi = 07.00-14.00 WIB
Jadwal dinas siang = 14.00-21.00 WIB
Jadwal dinas malam = 21.00-07.00 WIB
Libur = mengikuti Jadwal dinas
7. Penata Anestesi Pelaksana
Jadwal dinas pagi = 07.00-14.00 WIB
Jadwal dinas siang = 14.00-21.00 WIB
Jadwal dinas malam = 21.00-07.00 WIB
Libur = mengikuti Jadwal dinas

C. Kualifikasi penarikan calon (Recruitmen) dan Seleksi Pegawai Baru


1. Penarikan calon (recruitmen) Pegawai Baru
Permintaan kebutuhan tenaga di Instalasi Bedah sentral dilakukan oleh
kepala bidang Keperawatan yang bekerja sama dengan kepala ruangan
Instalasi Bedah Sentral yang nantinya akan menyeleksi kecakapan dari
calon pegawai yang diambil dari ruangan atau unit kerja lain sesuai kriteria
yang diharapkan oleh unit tersebut atas dasar permintaan dari unit tersebut.
2. Penyaringan / seleksi calon (selection) Pegawai Baru
Seleksi adalah proses menyeleksi pelamar, sehingga Instalasi Bedah Sentral
dapat memperoleh tenaga yang paling sesuai dengan tuntunan jabatan yang
diinginkan. Proses seleksi yang diajukan ke panitia rekrutmen tenaga
menyangkut pengetahuan dan kemampuan dalam menjalankan fungsi
Bedah. Kompetensi yang harus dimiliki adalah
a. Berlatar belakang pendidikan untuk medis S2 Spesialis dan untuk
keperawatan S1/D3 Keperawatan/Anastesi
b. Pengetahuan tentang manajemen Bedah meliputi :
 Perencanaan dan evaluasi manajemen rumah sakit
c. Sumber daya pelayanan kesehatan
 Berkomunikasi dengan tenaga kesehatan dari berbagai profesi

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 21


 Mengetahui kriteria dan jenis tenaga kesehatan serta
pengembangan karirnya
 Mampu melaksanakan tindakan sesuai dengan kewenangan profesi
dibedah
 Mampu mengoperasikan alat-alat yang tersedia di Instalasi Bedah
sesuai dengan profesinya
d. Pengetahuan tentang pasien masuk Bedah
e. Surat izin kerja (SIK) dan sebagai petugas medis/Keperawatan
f. Teknologi informasi
 Kemampuan mengoperasionalkan komputer
Bentuk tes yang dilakukan terdiri atas :
a. Tes tertulis
b. Tes tertulis diberikan sebelum Tes wawancara
Tes ini dilakukan untuk mengetahui peminatan terhadap
penyelenggaraan bedah, pandangan terhadap penyelenggaraan bedah
yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan.
Dalam bentuk essay terdiri dari 20 soal, dengan materi soal sesuai
dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga medis, Keperawatan
seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Batas kelulusan adalah 70%
benar.
c. Tes keterampilan
Tes keterampilan yang diujikan meliputi
 Kompeten dalam tindakan sesuai dengan profesi
 Kompeten dalam transfer pasien
d. Tes kesehatan
Standar yang harus dimiliki oleh pegawai di bedah :
 Sehat
 Tidak buta warna
 Berpenampilan rapi dan menarik

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 22


D. Pengembangan SDM
Untuk meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi BedahSentral Rumah Sakit
Umum Kota Bekasi umumnya diperlukan pembinaan/ pengembangan
kompetensi tenaga medis maupun keperawatan.Pembinaan / pengembangan
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.
Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah :
1. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pelaksanaan tugas dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja
2. Menambah pengetahuan, wawasan bidang pelayanan di Instalasi
BedahSentral :
a. Pendidikan
Tenaga/SDM di Instalasi BedahSentral berdasarkan kompetensi harus
berpendidikan untuk tenaga Dokter S2 spesialis, S1 Kedokteran, S1
Keperawatan,D3 Keperawatan, namun jika pegawai ingin meningkatkan
wawasannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi pihak rumah sakit akan
memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dengan syarat telah
bekerja di RSUD KOTA BEKASIminimal 2 tahun dan Nilai Prestasi minimal
3.00.
b. Pelatihan
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi pegawai di Instalasi Bedah Sentral
dilaksanakan melalui :
 Internal trainning yaitu program pelatihan yang diselenggarakan oleh
RSUD Kota Bekasi untuk ketenagaan yang nantinya akan ditempatkan di
kamar operasi
 Eksternal trainning yaitu program yang diselenggarakan oleh pihak ke
tiga

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 23


BAB VIII
PENILAIAN KINERJA PERSONIL

A. Penilaian Kinerja Personal


Dalam penilaian kinerja untuk tenaga PNS dan Pegawai BLUD mengacu pada
Peraturan Pemerintah No 188.4/05-RSUD/1/2011, yang mulai diberlakukan pada tahun
2011, dalam penilaian kinerja yang dilakukan adalah adanya kontrak jabatan dan
kontrak kerja yang dilakukan setahun antara pimpinan rumah sakit dengan stafnya dari
Januari sampai dengan Desember dengan prinsip; obyektif,terukur, akuntabel,
partisipatif dan transparan. Penilaian prestasi kerja terdiri dari unsur; sasaran kerja
pegawai (SKP) dan perilaku kerja.

B. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan
a. Agar setiap pegawai mengerti standar prestasi kerja yang harus dicapai dan
bagaimana untuk mencapainya, yang keseluruhannya mengacu kepada
pelayanan dengan ramah, sigap,kreatif,intergritas dan aman sehingga dapat
memuaskan konsumen dan selanjutnya dapat mengatasi persaingan pasar serta
menghasilkan mutu pelayanan yang dapat meningkatkan kesejahtraan pegawai
dan mewujudkan misi bersama serta berkelanjutan
b. Agar setiap karyawan termotivasi untuk meningkatkan kemampuan kinerja dan
sikap mental positifnya, sehingga dapat memperoleh keberhasilan dalam
karyanya
c. Agar terciptanya persatuan dan kesatuan keluarga besar RSUD Kota Bekasi
dengan dilandasi hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan, antar
rekan kerja dan antar bagian untuk melayani dengan penuh cinta kasih.
2. Sasaran
Meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja karyawan serta efisensi Rumah Sakit

C. Prosedur dan Kebijakan penilaian Prestasi Kerja


Pada dasarnya penilaian prestasi kerja untuk seluruh pegawai dibagi atas 3 bagian
besar sebagai berikut :

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 24


1. Penilaian staf pelaksana
2. Penilaian pegawai dengan jabatan kepala ruangan/sederajat dan kepala
seksi/sederajat.

D. Penilai Sasaran Kerja Pegawai (SKP)


1. Mengisi formulir Sasaran kerja berdasarkan tugas pokok dan tugas tambahan
pada awal tahun tersebut
2. Mengisi nomor urut kegiatan
3. Mengisi kegiatan yang akan dilaksanakan
4. Mengisi angka kredit (untuk tenaga fungsional) mengacu pada penilaian
akreditasi profesinya masing-masing.
5. Mengisi target yang akan dicapai
1) Mengisi output/kuantitas
2) Kualitas mutu
3) Waktu pencapaian dan
4) Biaya yang diperlukan atas kegiatan tersebut (dilakukan dengan
membuat rincian kegiatan secara mendetil)
6. Formulir diserahkan kepada atasan
7. Atasan menganalisa tugas pokok dan tugas tambahan dibandingkan dengan
renstra yang akan dicapai pada tahun tersebut
8. Dalam hal SKP yang disusun tidak disetujui oleh atasan maka keputusannya
diserahkan kepada atasan pejabat penilai yang bersifat final.
9. Bila sudah disepakati maka antara pimpinan dan staf menandatangani formulir
tersebut
10. Pimpinan memonitor kinerja sesuai target waktu yang sudah disepakati
11. Staf yang dinilai menyerahkan bukti sesuai target waktu bisa dalam dokumen
atau paket kegiatan
12. Pada akhir Desember pimpinan menilai hasil realisasi pencapaian kinerja
membandingkan dengan target yang harus dicapai
13. Pencapaian realisasi kerja dapat terjadi mencapai lebih dari 100 (seratus)
14. Penilaian dapat tidak tercapai target diakibatkan oleh faktor individu maka
penilaian didasarkan pada pertimbangan kondisi penyebabnya

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 25


15. Tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan menjadi bagian penilaian
pencapaian SKP.

E. Penilaian Perilaku Kerja


Penilaian perilaku kerja meliputi aspek:
1. Orentasi pelayanan
2. Integritas
3. Komitmen
4. Disiplin
5. Kerjasama dan
6. Kepemimpinan (bila pegawai tersebut memiliki staf/menduduki jabatan
struktural)

F. Tata Cara Penilaian


1. Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan cara menggabungkan penilaian SKP
dengan penilaian Perilaku kerja
2. Penilaian dilakukan sekali dalam setahun, untuk tenaga fungsional yang
menggunakan angka kredit dapat dilakukan 6 bulan sekali
3. Penilaian dilakukan pada akhir Desember dan paling lambat akhir Januari tahun
berikutnya
4. Nilai Prestasi kerja dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut
a. 91 - keatas : Sangat baik
b. 76 - 90 : Baik
c. 61 - 75 : Cukup
d. 51 - 60 : Kurang
e. 50 - kebawah : Buruk

5. Penilaian SKP untuk setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan diukur dengan 4
aspek, yaitu: aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya sbb:
a. Aspek Kuantitas = Realisasi Output (RO) x 100
Target Output (TO)

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 26


b. Aspek Kualitas = Realisasi Kualitas (RK) x 100
Target Kualitas (TK)

Untuk menilai kualitas dengan kriteria sbb:


KRITERIA
KETERANGAN
PENILAIAN
91-100 Hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi, dan
pelayanan di atas standar yg ditentukan dll.
76-90 Hasil kerja mempunya 1 atau 2 kesalahan kecil, tidak ada
kesalahan besar, revisi, dan pelayanan sesuai standar yg telah
ditentukan dll.
61-75 Hasil kerja mempunyai 3 atau 4 kesalahan kecil, dan tidak ada
kesalahan besar, revisi, dan pelayanan cukup memenuhi standar yg
ditentukan
51-60 Hasil kerja mempunyai 5 kesalahan kecil dan ada kesalahan besar,
revisi, dan pelayanan tidak cukup memenuhi standar yg ditentukan
dll.
50 Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 kesalahan kecil dan ada
Kebawah kesalahan besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan di bawah
standar yg ditentukan

c. Aspek Waktu
Jika kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol) :
1,76 x Target Waktu (TW) – Realisasi Waktu (RW)x 0x100
Target Waktu (TW)

Jika aspek waktu yg tingkat efisiensinya ≤ 24 % diberikan nilai baik sampai


dengan sangat baik :
1,76 x Target Waktu (TW) – Realisasi Waktu (RW) x 100
Target Waktu (TW)

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 27


Jika aspek waktu yang tingkat efisiensinya > 24 % diberikan nilai cukup sampai
dengan buruk

76- 1,76 x Target Waktu (TW) – Realisasi Waktu (RW)x100-100


Target Waktu (TW)

Untuk menghitung presentase tingkat efisiensi waktu dari target waktu:


100 % Realisasi Waktu (RW)x 100
Target Waktu (TW)

d. Aspek biaya
Jika tidak dilakukan maka realisasi biaya 0 (nol)
1,76 x Target Biaya (TB) – Realisasi Biaya (RB)x0 x 100
Target Biaya (TB)

Jika tingkat efisiensi ≤ 24 % (bernilai baik-sangat baik)


1,76 x Target Biaya (TB) – Realisasi Biaya (RB)
Target Biaya (TB)

Jika tingkat efisiensi > 24 %, diberikan nilai cukup sampai dengan buruk.
76 -1,76 x Target Biaya (TB) – Realisasi Biaya (RB)
Target Biaya (TB)

Untuk menghitung presentase tingkat efisiensi biaya dari target biaya:


100 % - Realisasi Biaya (RB) x100 %
Target Biaya (TB)

6. Pimpinan/ pejabat wajib melakukan penilaian bila tidak melakukan penilaian di


jatuhi hukuman disiplin sesuai peraturan yang berlaku

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 28


a. Hasil penilaian yang diterima pegawai yang dinilai wajib menandatangani
dan mengembalikan kepada kepada pimpinan /pejabat penilai paling lama 14
(empat belas) hari sejak tanggal diterimanya penilaian prestasi kerja.
b. Hasil penilaian prestasi kerja mulai berlaku sesudah ada pengesahan dari
atasan pejabat penilai
c. Bila pihak yang dinilai keberatan atas nilai prestasi kerjanya dapat
mengajukan keberatan dalam waktu 14 hari dari tanggal penetapan penilaian
d. Pejabat penilai memanggil atasan penilai dan yang dinilai dan minta
penjelasan kedua belah pihak
e. Nilai dapat berubah dan bersifat final atas nilai tersebut
f. Untuk pegawai yang sedang mengikuti pendidikan penilaian prestasi kerja
berdasarkan nilai akademik dari institusi pendidikan bersangkutan
g. Penilaian tidak diberlakukan pada pegawai persiapan pensiun, diangkat
menjadi pejabat Negara atau pimpinan/anggota lembaga nonstruktural dan
diberhentikan dari jabatan organik, dan cuti diluar tanggungan Negara.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 29


BAB IX
PROGRAM ORIENTASI

Seluruh personil baik medis maupun paramedis mengacu pada tugas dan
tanggung jawab yang sesuai dengan profesi dan kompetensinya.
Seluruh personil memahami Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah bekasi
agar bertanggung jawab terhadap profesinya sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
Seluruh personil mengetahui struktur organisasi dan alur tanggung jawab agar
memahami prosedur kerja sehingga melaksanakan tugas dengan baik dan bertanggung
jawab.
Seluruh personil mengetahui sarana dan prasarana yang tersedia di ruangan
masing-masing untuk membantu kelancaran tugasnya.
Seluruh personil mengetahui metode kerja yang berlaku agar dapat menjalankan
tugas dengan baik
Tabel Orientasi Pada SDM INSTALASI BEDAH SENTRAL

HARI MATERI WAKTU PENGARAH


A. SEMUA SDM INSTALASI BEDAH Ka. Instalasi
Bedah Sentral
I Pengenalan personal 60
Orientasi ruangan dan produk RS 60
Sosialisasi Visi, Misi dan struktur organisasi 60
Instalasi Bedah
Sosialisasi peraturan dan kebijakan Instalasi 60
Bedah
II Sosialisasi uraian jabatan dan tata hubungan 60
kerja
Sosialisasi pedoman kerja 60
Sosialisasi keselamatan kerja 60
Sosialisasi uraian indikator kinerja 60
Sosialisasi perencanaan dan evaluasi kerja 60

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 30


III Sosialisasi teknis kegiatan asesmen pasien dalam 60
rekam medis sesuai dengan nama dan jabatan

Tabel Orientasi Staf Administrasi dan RegistrasiInstalasi Bedah Sentral

HARI MATERI WAKTU PENGARAH


B. ADMINISTRASI
I ADMISI 60
Transfer pasien 60
Dst

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 31


BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

A. Rapat Rutin
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu :
Jam :
Tempat :
Peserta :
Materi :
1. Evaluasi kinerja Instalasi Bedah Sentral
2. Evaluasi SDM Instalasi Bedah Sentral
3. Evaluasi terhadap pasien dan pelaksanaan pelayanan Bedah Sentral
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kerja SDM di Instalasi Bedah Sentral
5. Rekomendasi dan solusi untuk peningkatan kinerja pelayanan instalasi
Kelengkapan rapat : undangan daftar hadir, notulen rapat, laporan, rekomendasi kepada
pimpinan.

B. Rapat Insidentif
Rapat insidentif diselenggarakan pada :
Waktu :
Jam :
Tempat :
Peserta :
Materi :
Kelengkapan rapat :undangan daftar hadir, notulen rapat, laporan,
rekomendasi kepada pimpinan.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 32


BAB XI
PELAPORAN

A. Laporan Harian
Laporan harian Instalasi Bedah meliputi
1. Laporan Jumlah kunjungan
2. Laporan Jumlah Rujukan
3. Jumlah diagnosa / Kasus yang ditemukan
4. Permasalahan yang ditemukan

B. Laporan Bulanan
Laporan bulanan terdiri dari laporan kinerja mutu pelayanan Instalasi Bedah
Sentral

C. Laporan Tahunan
Instalasi Bedah Sentral membuat laporan tahunan terdiri dari laporan kinerja
mutu pelayanan yang dibandingkan dengan target Mutu di Instalasi Bedah
Sentral.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 33


BAB XII

PENUTUP

Instalasi Bedah Sentral merupakan pelayanan yang diberikan kepada pasien


yang memerlukan tindakan operasi.

Pelayanan Instalasi Bedah Sentral harus terus menerus berinovasi untuk


memberikan service excellent agar pelanggan merasa puas, terkesan dan berniat untuk
kembali jika membutuhkan pelayanan yang tersedia bahkan bersedia
merekomendasikan kepada lingkugan sekitarnya mengenai pelayanan RSUD Kota
Bekasi.

Semoga Pedoman Kerja Instalasi Bedah Sentral ini dapat dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat, sehingga bermanfaat untuk manajemen dan
lingkungan internal Instalasi Bedah Sentral, dan dapat memenuhi Visi dan Misi RSUD
Kota Bekasi.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 34

Anda mungkin juga menyukai