Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

HIPOGLIKEMIA

1. Pengertian (Definisi) • Keadaan dengan kadar glukosa < 70 mg/dL atau kadar glukosa darah < 80 mg/dL
dengan gejala klinis.
• Kumpulan gejala yang disebabkan oleh kadar gula darah yang rendah
• Penurunan konsentrasi glukosa serum dengan atau tanpa adanya gejala-gejala
sistem otonom.
2. Anamnesis 1. Tanda dan gejala umum
Gejala Adrenergik Gejala Neuroglikopenik
Pucat Bingung
Keringat dingin Bicara melantur / tidak jelas
Takikardi Perubahan perilaku
Gemetar Lemah
Lapar Disorientasi
Cemas Penurunan kesadaran
Gelisah Kejang
Sakit kepala Mata sembab
Mengantuk Penurunan respon terhadap stimulasi bahaya

2. Riwayat penggunaan preparat insulin atau obat hiperglikemik oral: dosis


terakhir, waktu pemberian terakhir, perubahan dosis,
3. Waktu makan terakhir, jumlah asupan makanan, dan aktivitas fisik yang
dilakukan.
4. Riwayat Diabetes Melitus (DM), lama menderita dan komplikasi yang pernah
terjadi sebelumnya
5. Riwayat penyakit penyerta: ginjal, hati, dan lainnya
6. Penggunaan obat sistemik lainnya: penghambat adrenergik beta, dan lainnya
3. Pemeriksaan Fisik 1. Pucat
2. Diaforesis atau keringat dingin
3. Tekanan darah menurun
4. Frekuensi denyut jantung meningkat
5. Penurunan kesadaran
6. Defisit neurologik fokal (refleks patologis positif pada satu sisi tubuh) sesaat
4. Kriteria Diagnosis Whipple’s triad:
• Gejala yang konsisten dengan hipoglikemia
• Kadar glukosa plasma rendah < 70 mg/dL
• Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat

Klasifikasi Hipoglikemia (lihat lampiran)


5. Diagnosis Kerja Hipoglikemia
E16.2 hypoglycaemia unspecified

!1
6. Diagnosis Banding Hipoglikemi karena penyebab lain, seperti:
• Obat:
• sering: alkohol
• kadang: kinin, pentamidine
• jarang: salisilat, sulfonamid
• Hiperinsulin endogen: insulinoma, autoimun, sekresi insulin ektopik
• Penyakit kronik: Gagal ginjal, sepsis, starvasi, gagal hati, gagal jantung
• Defisiensi hormon endokrin: kortisol, growth hormone, glukagon, epinefrin
• Tumor non-sel: sarkoma, tumor adrenokortikal, hepatoma, leukemia, limfoma,
melanoma
• Pasca-prandial: reaktif (setelah operasi gaster), diinduksi alkohol
7. Pemeriksaan Penunjang Kadar glukosa darah, tes fungsi ginjal, tes fungsi hati.

8. Tatalaksana Stadium Permulaan (sadar)


1. Berikan larutan gula murni 20-30 gram (2 sendok makan) atau sirop/permen
gula murni (bukan pemanis pengganti gula atau gula diet / gula diabetes) dan
makanan yang mengandung karbohidrat
2. Hentikan obat DM sementara
3. Pantau glukosa darah sewaktu setiap 1-2 jam
4. Pertahankan glukosa sekitar 200 mg/dL apabila sebelumnya tidak sadar
5. Cari penyebab hipoglikemi

Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga hipoglikemia)
1. Berikan larutan Dekstrosa 40% (sebanyak 2 flakon (50 ml) bolus intravena
2. Berikan cairan Dekstrosa 10% per infus 6 jam perkolf bila tanpa penyulit lain
3. Periksa gula darah sewaktu (GDS) setiap 1 jam setelah pemberian D40%:
Bila GDS < 50 mg/dL : tambahkan Bolus Dekstrosa 40% 50 ml IV
Bila GDS < 100 mg/dL: tambahkan Bolus Dekstrosa 40% 25 ml IV
Bila GDS 100-200 mg/dL: tanpa bolus Dekstrosa 40%
Bila GDS > 200 mg/dL: pertimbangkan menurunkan kecepatan drip
Dektrosa10%
4. Bila GDS > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDS setiap
2 jam, dengan protokol sesuai diatas, bila GDS > 200 mg/dL pertimbangkan
mengganti infus dengan Dektrosa 5% atau NaCl 0,9%
5. Bila GDS > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut, masing-masing selang 2
jam pemantauan GDS setiap 4 jam, dengan protokol sesuai diatas. Bila
GDS>200 mg/dL pertimbangkan mengganti infus dengan Dekstrosa 5% atau
NaCl 0,9%
6. Bila GDS > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut masing-masing selang 4
jam, pemeriksaan GDS dapat diperpanjang sesuai kebutuhan sampai efek obat
penyebab hipoglikemia diperkirakan sudah habis dan pasien sudah dapat makan
seperti biasa
7. Bila hipoglikemia belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis
insulin, seperti glukagon 0,5-1 mg IV/IM atau kortison, adrenal
8. Bila pasien belum sadar, sementara hipoglikemia sudah teratasi, maka cari
penyebab lain atau Sudah terjadi brain damage akibat hipoglikemia
berkepanjangan.

Alur tatalaksana hipoglikemia (lihat lampiran)

!2
9. Penyulit Kerusakan otak
Koma
Kematian
10. Edukasi Pada penderita DM yang sering mengalami hipoglikemi, hendaknya selalu
membawa tablet glukosa karena efeknya cepat timbul dan memberikan sejumlah
gula yang konsisten.
11. Prognosis Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
12. Tingkat Evidens *

13. Tingkat Rekomendasi *

14. Penelaah Kritis * SMF Ilmu Penyakit Dalam

15. Indikator (Outcome)

16. Kepustakaan 1. Alwi I., Simon S., Hidayat R., et al. 2017. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu
Penyakit Dalam Panduan Praktik Klinis: Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta: InternaPublishing.
2. Soelistijo, S.A., Novida, H., Rudijanto, A., et al. 2015. Konsensus Pengelolaan
dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015.
Penerbit:PB.PERKENI
3. KEPMENKES RI Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
Jakarta.
4. Suharto. Demam Tifoid. Dalam: Tjokroprawiro A., Setiawan P. B., Efendi C., et
al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo. 2015. Surabaya: Airlangga
University Press (AUP).

!3
LAMPIRAN

Klasifikasi Hipoglikemia

Hipoglikemia Ringan Hipoglikemia Sedang Hipoglikemia Berat


1. Sering simptomatik
2. Terjadi gangguan kognitif
1. Simptomatik 1. Sering simptomatik 3. Tidak dapat diatasi sendiri
2. Dapat diatasi sendiri tanpa bantuan 2. Dapat diatasi sendiri tanpa bantuan
4. Membutuhkan bantuan orang lain
orang lain orang lain tetapi tidak memerlukan terapi
3. Tidak ada gangguan aktivitas sehari- 3. Menimbulkan gangguan aktivitas parenteral
hari yang nyata sehari-hari yang nyata 5. Membutuhkan terapi parenteral
(Glukosa, glukagon)
6. Disertai koma atau kejang.

Alur Tatalaksana Hipoglikemia

!4

Anda mungkin juga menyukai