Anda di halaman 1dari 7

CLINICAL PATHWAYS

SMF OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI RSUD TARAKAN TAHUN 2015


PERDARAHAN POST PARTUM
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
………………………………………………… ….. …..Kg ….. cm …………………………….
…..
Diagnosis Awal: PPP Kode ICD 10 : O72 Rencana rawat : 3 hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp):
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... hari …….. ………….
HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR 10 HR 11 HR 12
HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS ..
Diagnosis:
 Penyakit Utama PPP
 Penyakit Penyerta +/-
Atonia uteri +/-
Plasenta acreta +/-
 Komplikasi
Syok perdarahan +/-

Asessmen Klinis:
 Pemeriksaan dokter +/- +/- +/-
 Konsultasi
IPD +/-

Pemeriksaan Penunjang:
 DL +/-
 PT/APTT +/-

Tindakan:
 IVFD … cc/24 jam +/-
 Pasang kateter tetap +/-
 USG obstetrik (opsional) +/-
 Kuretase +/-
 Histerektomi

Obat obatan:
 Amoxicillin 500 mg +/-
3x1
 Asam mefenamat +/-
500 mg 3x1

Asuhan Keperawatan :
 Pengkajain +/- +/- +/-
fungsional +/- +/- +/-
 Monitoring TV +/- +/- +/-
 Pemenuhan ADL
(Personal hygiene,
Nutrisi, eliminasi,
goorming) +/- +/- +/-
 Persiapan
pemeriksaan +/- +/- +/-
penunjang
 Monitoring balance +/- +/- +/-
cairan
 Pencegahan jatuh

Nutrisi: TKTP +/-


Mobilisasi: Dudk aktif aktif
berta
hap
Hasil (Outcome):
 Keluhan subyektif +/-

Edukasi/Rencana Pemulangan: Penj Konseling


3 hari elas KB, Kontrol
an poliklinik
men obgin, tgl,
gena jam, dokter ,
i rujuk balik
peny ke puskes
akit
Varians:

Perawat (PPJP) Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
……………………
 Utama PPP O 72  SC
 Penyerta ……………………… ………..  histerektomi
Dokter ………………………. ……….. 
Penanggung ……………………… ……….. 
Jawab Pasien  Komplikasi ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
(DPJP):
............................. ………………………. ………..  ……………………………………… ……………….
……………………… ………..  ……………………………………… ……………….
Verifikator: ………………………. ………..  ……………………………………… ……………….
…………………… ……………………… ………..  ……………………………………… ……………….
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
OBSTETRI & GINEKOLOGI

HEMORAGIA ANTE PARTUM (HAP)


1. Pengertian Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari jalan lahir pada wanita hamil dengan usia
kehamilan 20 minggu atau lebih, dapat berupa plasenta previa atau solusio plasenta.
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya tidak normal sehingga menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum.
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebagian atau seluruhnya, pada plasenta yang
implantasinya normal sebelum janin lahir.
2. Anamnesis 1. Perdarahan dari jalan lahir pertama kali atau berulang tanpa disertai rasa nyeri, dapat
sedikit-sedikit ataupun banyak.
2. Dapat disertai atau tanpa adanya kontraksi rahim.
3. Faktor predisposisi: grande multipara, riwayat kuretase berulang
4. Pemeriksaan spekulum darah berasal dari ostium uteri eksternum.
3. Pemeriksaan Fisik  Tanda-tanda syok (ringan sampai berat).
 Pada pemeriksaan luar biasanya bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul
atau ada kelainan letak.
4.Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium: Crossmatch, kadar Hb, L, Tr, Ht, golongan darah, fibrinogen, D-Dimer,
BT, CT, PT, APTT.
2. Pemeriksaan USG
Bed side clotting test
Tujuan: menilai faktor pembekuan darah secara cepat dan sederhana (metode
kualitatif)
Cara: ambil 5cc darah vena dan masukkan ke dalam tabung kosong yang telah
dimasukkan 1 batang lidi. Setelah 6 menit, 8 menit, dan 10 menit dicoba diangkat
batang lidi tersebut dan lihat bekuan darahyang terbentuk.
Bila bekuan darah terbentuk <10 menit dan tidak mudah hancur/pecah berarti faktor
pembekuan darah masih baik dan diperkirakan kadar fibrinogen >200 mg/dL
Bila bekuan darah terbentuk >10 menit dan bekuannya mudah hancur berarti telah
terdapat gangguan faktor pembekuan darah (kadar fibrinogen < 200 mg/dL)

5.Kriteria Diagnostik Jumlah perdarahan pervaginam >500 cc post partum disertai


adanya atoni uteri, perlukaan/laserasi jalan lahir, retensio/sisa
jaringan plasenta, atau kelainan/gangguan faktor pembekuan
darah.
6.Terapi/ Tindakan Penatalaksanaan umum:
 Informed consent
 Stabilisasi, ABC (Posisikan semi ekstensi, bebaskan jalan nafas, O2 jika perlu,
resusitasi cairan). Tentukan ada syok atau tidak. Jika ada, berikan transfusi darah,
infus cairan, oksigen dan kontrol perdarahan. Jika tidak ada syok atau keadaan
umum optimal, segera lakukan pemeriksaan untuk mencari etiologi.
 Hentikan sumber perdarahan.
 Monitor tanda-tanda vital.
Penatalaksanaan spesifik:
Ekspektatif:
Syarat:
 Keadaan umum ibu dan anak baik.
 Perdarahan sedikit.
 Usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau taksiran berat badan janin kurang
dari2500 gr.
 Tidak ada his persalinan.
Penatalaksanaan ekspektatif :
 Pasang infus, tirah baring
 Bila ada kontraksi prematur bisa diberi tokolitik.
 Pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan CTG setiap minggu.
Aktif:
Persalinan pervaginam:
 Dilakukan pada plasenta letak rendah, plasenta marginalis atau plasenta previa
lateralis di anterior (dengan anak letak kepala). Diagnosis ditegakkan dengan
melakukan pemeriksaan USG, perabaan fornises atau pemeriksaan dalam di
kamar operasi tergantung indikasi.
 Dilakukan oksitosin drip disertai pemecahan ketuban.
Persalinan perabdominam, dilakukan pada keadaan:
 Plasenta previa dengan perdarahan banyak.
 Plasenta previa totalis.
 Plasenta previa lateralis di posterior.
 Plasenta letak rendah dengan anak letak sungsang.
7. Edukasi 1. Kondisi penyakit pasien
2. Tujuan dan tatacara tindakan medis
3. Alternatif tindakan medis dan resikonya
4. Rencana perawatan, pemberian obat-obatan dan tindakan yang dilakukan
5. Kemungkinan resiko dan komplikasi yang bisa terjadi
6. Prognosa penyakit dan prognosa terhadap tindakan yang dilakukan
8. Prognosis Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
9. Kepustakaan 1. Cunningham, F.G.,MD, Mac Donald P.C.,MD, Garet N.F.,MD, Ectopic Pregnancy,
Williams Obstetrics 20; 1998
2. Saifuddin A.B : Ilmu Kebidanan edisi ketiga; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; Jakarta 1997
ALGORITMA PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POST PARTUM

DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN SEBAGAI FAKTOR RISIKO

Anda mungkin juga menyukai