Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KERJA PELAYANAN

RUMAH SAKIT (PKBRS) PAD


PROVINSI BALI
Penulis Dokumen : Instalasi

Tanggal : 14 Maret 2022

Jumlah halaman : 38 Halaman

Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan RSUD Bali Mandara, maka ditetapkan Program Kerja
Pelayanan Keluarga Berencana untuk dijadikan acuan kerja yang selanjutnya dipantau,
dilaporkan, dan dibuatkan upaya perbaikan untuk peningkatan mutu secara berkelanjutan.

Disetujui oleh Ketua Prognas Keluarga Berencana Rumah Sakit


Wakil Direktur Pelayanan

dr. Ni Luh Wayan Sri Karyawati, DESS dr. Putu Trisna Handayani,Sp.OG
NIP. 19660521 199803 2 003 NIP. 19730613 2009022002

Ditetapkan oleh
Plt. Direktur RSUD Bali Mandara
Provinsi Bali

dr. Ketut Suarjaya, MPPM


NIP. 19620115 198710 1 001
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, jumlah penduduk

Indonesia berjumlah 237,641,326 jiwa yang mengalami peningkatan sebesar 5,32%

dari tahun 2007. Dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 1,28% yang

diperkirakan jumlah kelahiran di Indonesia sebesar 5 Juta jiwa per tahun dan perkiraan

angka keguguran sebesar 3,5 juta per tahun. Sedangkan perkiraan persalinan yang

terjadi di Rumah Sakit 20%, Bidan praktek swasta 30% dan Puskesmas/Bidan

Pedesaan 50%. Mengingat besarnya jumlah kelahiran per tahun maka diperlukan

upaya untuk mengendalikan kelahiran melalui perencanaan keluarga dengan

menggunakan kontrasepsi terutama setelah melahirkan atau mengalami keguguran.

Penggunaan kontrasepsi pasca persalinan dan pasca keguguran memberikan

kontribusi terhadap penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan pencapaian peserta KB

Baru (PB) yang menjadi sasaran program KB. Berdasarkan hasil pemantauan BKKBN

terhadap pelayanan Keluarga Berencana (KB) Pasca Persalinan dan Pasca

Keguguran di 22 Rumah Sakit (14 Provinsi) tahun 2008-2009, rata-rata yang ber-KB

setelah bersalin dan keguguran hanya 5-10%. Dengan kondisi tersebut, salah satu hal

penting yang perlu dilakukan adalah upaya optimalisasi Pelayanan Keluarga

Berencana di Rumah Sakit (PKBRS). Dimana Rumah Sakit merupakan salah satu

tempat fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai peran besar untuk mengurangi

Angka Kematian Ibu (AKI), terlebih lagi setelah bersalin ibu langsung menggunakan

kontrasepsi pasca persalinan dengan tujuan akhir menurunkan AKI. Hal ini dilakukan

karena saat ini makin melemahnya pelayanan KB di Rumah Sakit milik pemerintah

dan swasta, yang berimbas pada makin banyaknya keluarga pasca melahirkan yang

tidak segera ikut program KB.

Disamping itu perlu dilakukan pula upaya terpadu untuk meningkatkan cakupan

Keluarga Berencana Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran oleh para pengambil
kebijakan, pengelola dan pelaksana program baik di tingkat Provinsi maupun tingkat

Kabupaten dan Kota.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana Pasca

Persalinan dan Pasca Keguguran di RSUD Bali Mandara Provinsi Bali

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan cakupan pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran

di RSUD Bali Mandara;

b. Meningkatkan pencapaian peserta KB baru Pasca Persalinan dan Pasca

Keguguran di RSUD Bali Mandara.

c. Untuk memberikan pelayanan KB secara berkesinambungan pada semua ibu

pasca salin maupun pasca keguguran terutama bagi ibu yang belum memakai

alat kontrasepsi jangka panjang.

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Letak Geografis

UPTD. Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali  berlokasi di Jalan Bypass
Ngurah Rai Nomor 548 Denpasar, tepatnya di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar
Selat, dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah Selatan    : Jalan Bypass Ngurah Rai
2. Sebelah Barat       : Jalan Kutat Lestari
3. Sebelah Utara       : Jalan Kutat Lestari
4. Sebelah Timur      : Jalan Tambak Sari

Dengan koordinat :   08°42’01” LS, 115°16’27” BT, merupakan lokasi yang strategis
karena merupakan jalur dari dan menuju Bandara Ngurah Rai yang menghubungkan kota-
kota dari arah timur yaitu Gianyar, Klungkung, Bangli dan Karangasem ke arah Nusa
Dua.UPTD. RSUD Bali Mandara Provinsi Bali memiliki luas lahan secara keseluruhan
adalah 2,95 ha, dengan luas gedung dan halaman adalah sebagai berikut:

LUAS BANGUNAN :

  Luas Basement               : 5.684 m2


  Luas Lantai I                  : 5.300 m2
  Luas Lantai II                 : 5596 m2
  Luas Lantai III               : 5.612 m2
  Luas Lantai IV               : 5.200 m2

2. Luas Halaman             : 4.444 m2

3. Luas Tempat Parkir :

 Parkir Timur                   : 1.598 m2


 Parkir Basement             : 2.028 m2

Berdasarkan UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
bertanggung jawab untuk menyediakan Rumah Sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat,
menurut UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, urusan pemerintahan wajib
berkaitan dengan pelayanan dasar oleh karena itu didirikanlah UPTD. RSUD Bali Mandara
guna memberikan pelayanan kepada masyarakat luas berasaskan Pancasila dan didasarkan
kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan
anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien serta memiliki fungsi
sosial di masyarakat.

Perencanaan pembangunan UPTD Rumah Sakit Bali Mandara sudah dimulai pada tahun
2012 di era kepemimpinan Gubernur Bali Bapak Made Mangku Pastika dan pada akhir tahun
2016  bangunan fisik Rumah Sakit dibangun diatas lahan seluas 2.95 ha. Bangunan berdiri
berdasarkan Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Badan PPTSP Penanaman Modal
Pemerintah Kota Denpasar dengan Nomor : 02/1103/DS/BPPTSP & PM/2013, tanggal 22 Juli
2013 dengan anggaran sepenuhnya berasal dari APBD Provinsi Bali. UPTD. RSUD Bali
Mandara Provinsi Bali merupakan bagian UPT. Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor : 115 Tahun 2016, tanggal 28 Desember 2016
tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja yang pada saat itu Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Bali adalah Bapak dr. Ketut Suarjaya, MPPM dengan dr. Gede Bagus
Darmayasa, M. Repro sebagai Plt Direktur.

Diawal pembangunannya UPTD. RSUD Bali Mandara Provinsi Bali bertujuan untuk
mempercepat ketersediaan sumber daya manusia, sarana prasarana, dan alat kesehatan
serta kelengkapan Norma Standar Prosedur Kebijakan (NSPK) terkait pelayanan Rumah Sakit
sehingga rumah sakit dapat segera beroperasi. UPTD. RSUD Bali Mandara memperoleh  Ijin
Operasional Rumah Sakit Umum  Kelas B berdasarkan Keputusan Gubernur Bali No
440/8592/IV-A/DisPMPT/2017 tanggal 28 September 2017 tentang Izin Operasional RSU
kelas B RSUD Bali Mandara Pemerintah Provinsi Bali dan telah teregistrasi di Kemenkes RI
pada tanggal 12 Oktober 2017 dengan kode RS : 5171220. Sejak izin operasional diterbitkan
maka diputuskan pada tanggal 28 Oktober 2017 UPTD.  RSUD Bali Mandara pertama kali
memberikan pelayanan kepada pasien, pada hari tersebut bertepatan dengan hari sumpah
pemuda, oleh karena itu untuk mengenangnya ditetapkan hari jadi UPTD. RSUD Bali Mandara
adalah pada setiap tanggal 28 Oktober. UPTD. RSUD Bali Mandara mulai menjalin kerjasama
dengan berbagai pihak salah satunya dengan BPJS, dan mulai melayani pasien JKN per
tanggal 1 November 2017. Dalam  pengelolaan keuangannya UPTD. RSUD Bali Mandara
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejak 1 Januari 2018 berdasarkan Keputusan
Gubernur Bali No. 1850/04-D/HK/2017 pada tanggal 9 November 2017 tentang Penerapan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Pada Unit Pelaksana Teknis
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali.

Pada tanggal 3 Juli 2018 Gubernur Bali melantik dr. Gede Bagus Darmayasa, M.Repro
sebagai direktur definitif UPTD. RSUD Bali Mandara dengan Surat Keputusan Gubernur Bali
No. 1800/04-B/HK/2018 Tentang Pengangkatan Direktur Pada UPT.  Rumah Sakit Bali
Mandara Provinsi Bali pada Tanggal 21 Juli 2018. Di tahun 2018 berdasarkan Peraturan
Gubernur Bali Nomor : 50 Tahun 2018 tertanggal 28 Juni 2018 tentang Pembentukan,
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Daerah Rumah Sakit Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali.  

Dibawah kepemimpinan dr. Ketut Suarjaya,MPPM, seluruh lapisan tenaga di  RSBM bekerja
sama dan bekerja keras untuk mencapai langkah penting yaitu untuk menjadi rumah sakit
yang terakreditasi nasional, dan hasil dari kerja keras tersebut pada pada tanggal 7 Mei 2019
RSBM dinyatakan lulus dalam akreditasi SNARS Edisi 1 KARS pertama kalinya dengan
pencapaian yaitu Terakerditasi Paripurna. Diharapkan kedepannya RSBM dapat selalu
berbenah diri dan memberikan pelayanan terbaik untuk mencapai visi dan misi rumah sakit
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Bali.

B. Visi Misi Rumah Sakit


VISI
“Menjadi Rumah Sakit Yang Berkualitas Dengan Mengedepankan Pelayanan,
Pendidikan dan Penelitian Menuju Rumah Sakit Berkelas Dunia Tahun 2025”

MISI

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar akreditasi


nasional dan internasional yang berorientasi pada keselamatan dan kepuasan
pelanggan;
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan dengan jejaring yang luas;
3. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan;
4. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengembangan yang
berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten,
berintegrasi dan memiliki budaya kerja; dan
5. Meningkatkan kinerja layanan, profesionalisme dan meningkatkan kesejahteraan
pegawai.

MOTTO
Bekerja berdasarkan CAKRA , dimana masing-masing huruf dalam kata CAKRA, memiliki
makna dan arti sebagai berikut :

C = Cepat, merupakan keakuratan waktu dan standar pelayanan yang telah ditetapkan

A = Aman, memberikan rasa aman terhadap pasien, sesama dan lingkungan.

K = Komunikasi, keterbukaan dalam memberikan informasi pelayanan.

R = Ramah,   adalah   sifat   santun  harus  diberikan dalam setiap pelaksanaan pelayanan.

A = Akuntabel, adalah merupakan pertanggung-jawaban secara terukur dalam pelaksanaan


tugas-tugas yang terukur secara kuantitas maupun kualitas dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.

C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Keputusan Direktur RSUD Bali Mandara, ........................ tentang

Penetapan Penanggung Jawab Program Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS)

Pelayanan KB Pasca Persalinan Dan Pasca Keguguran, struktur organisasi diuraikan

sebagai berikut:

1. Ketua Tim PKBRS

a. Tugas Pokok
Mengelola Aktivitas Pelayanan yang meliputi: Persiapan, Perencanaan,

Pelaksanaan, Pengarahan dan Evaluasi Pelayanan.

b. Wewenang Dan Tanggung Jawab

Wewenang :

- Mengamati bawahan langsung dalam melaksanakan tugasnya secara

berkala dan memberikan penilaian

- Memberikan pendapat, pengarahan, nasehat ataupun teguran baik lisan

maupun tulisan kepada bawahan

- Menjaga Standar pelayanan ( SOP) kebijakan dan peraturan agar terlaksana

dengan baik

Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab terhadap pelaksana pelayanan

c. Uraian Tugas

 Memberikan dan mengarahkan tugas pada petugas atau anggota tim agar

memberikan pelayanan berdasarkan kebutuhan pasien dan kebutuhan unit

serta mendokumentasikannya.

Yang perlu diperhatikan :

- Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan

- Membagi tugas dengan anggota tim

 Memberikan penjelasan dan pada setiap anggota tim tentang tugas dan

masalah yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pelayanan;

 Memberikan penjelasan, pengarahan, pujian, teguran tentang setiap tindakan

pelayanan yang dilakukan oleh anggota timnya;

 Supervisi dan evaluasi pelaksanaan pelayanan yang efektiv dan evisien;

 Mengidentifikasi maslah pelayanan dan membantu dalam Pemecahannya;

 Melakukan koordiansi dengan kantor BKKBN BOALEMO.

2. Sekretaris PKBRS

Tugas Pokok :
a. Menyusun rencana kegiatan sekretaris dalam rangka penerapan kebijakan PKBRS

berdasarkan Perundang- Undangan

b. Menyusun rencanan kebutuhan sumber daya berupa saran, prasarana, tenaga,

peralatan bahan dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan peraturan

Perundang –Undangan

c. Mendistribusikan tugas sumber daya dan tanggung jawab kepada bidan pelaksana

d. Menkoordinir bidan pelaksana serta para bawahan lainnya untuk menjalin kerja

sama yang sinergis dan harmonis dalam penyelenggaraan tugas Sekretaris

PKBRS

e. Memberikan petunjuk dan bimbingan tekhins bidan pelaksana dan para bawahan

lainnya dalam pelaksanaan tugas agar sesuai dengan renacana yang diharapkan

f. Mengawasi, mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas-tugas Sekretaris

PKBRS agar sesuai dengan Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku

g. Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan pelayanan;

h. Membuat hasil laporan kegiatan sebagai bahan informasi dan pertanggung

jawaban kepada atasan;

i. Melakukan koordinasi dengan kantor BKKBN BOALEMO dalam rangka penerapan

kebijakan kegiatan pelayanan.

3. Pelaksana PKBRS

Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KB sesuai dengan aturan

dan prosedur yang berlaku

Wewenang dan Tanggung Jawab:

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan sesuai dengan tugas yang

diberikan oleh ketua Tim PKBRS

Uraian Tugas:

a. Menggunakan tekhnik dan prosedur dalam memberikan pelayanan yang nyaman

kepada pasien
b. Menyiapkan alat-alat dan membantu dokter selama pelayanan pasien.

c. Memberikan pelayanan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Ketua Tim

d. Mengdokumentasikan semua kegiatan pelayanan

e. Membuat laporan hasil kegiatan pelayanan sebagai bahan informasi kepada

atasan

BAB III
SUMBER DAYA RUMAH SAKIT
A. SUMBER DAYA MANUSIA

pelayanan Keluarga Berencana yang meliputi pelayanan kontrasepsi kondom,


pil/KB, suntik KB, Alat Kotrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD),
pemasangan/pencabutan implant, MOP (bagi yang memenuhi persyaratan), serta
penanganan efek samping dan komplikasi pada tingkat tertentu sesuai kemampuan
dan fasilitas/sarana yang tersedia.
Minimal tenaga yang tersedia :
- Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan atau Dokter
Spesialis Bedah terlatih.
- Dokter umum terlatih (jika tidak ada dokter spesialis).
- Bidan terlatih.
- Perawat terlatih.
- Tenaga Konselor
- Dokter Anestesi
2. Pelayanan KB Sempurna
Adalah pelayanan Keluarga Berencana yang meliputi pelayanan KB lengkap
ditambah dengan MOW (bagi fasilitas yang memenuhi persyaratan), penanganan
kegagalan, dan pelayanan rujukan.
Minimal tenaga yang tersedia :
- Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
- Dokter Spesialis Bedah
- Dokter Spesialis Anestesi
- Bidan terlatih
- Perawat terlatih
- Tenaga konselor
- Dokter Anestesi
3. Pelayanan KB Paripurna
Adalah pelayanan Keluarga Berencana yang meliputi pelayanan kontrasepsi
sempurna ditambah pelayanan rekanalisasi, penanganan infertilitas dan
sebagai pusat rujukan.
Minimal tenaga yang tersedia :
- Dokter SpOG Konsultan (K) dan SpOG Konsultan Fertilitas (K.Fer)
- Dokter Sp.Urologi
- Dokter Sp. Anestesi
- Bidan terlatih
- Perawat terlatih
- Tenaga Konselor
B. Kompetensi Tenaga
1. Dokter Spesialis Kebidanan & Penyakit Kandungan, Reproduksi dan Fertilitas
Adalah dokter yang berwenang melakukan pelayanan penanggulangan
masalah infertilitas.
2. Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan (SpOG).Adalah dokter yang
berwenang melakukan pelayanan semua meyode kontrasepsi kecuali
vasektomi.

3. Dokter Spesialis Bedah (Sp.B).Adalah dokter yang berwenang melakukan


pelayanan semua metode kontrasepsi termasuk pelayanan vasektomi dan
tubektomi.

4. Dokter Spesialis Urologi (Sp.U). Adalah dokter yang berwenang melakukan


pelayanan semua metode kontrasepsi termasuk pelayanan vasektomi.
BAB IV

PELAYANAN KB DI RUMAH SAKIT

A. Program KB di RSUD Bali Mandara Provinsi Bali

Pelayanan KB yang diselenggarakan di RS mencakup semua jenis alat/obat

kontrasepsi baik jangka pendek maupun jangka panjang, penanganan efek samping,

komplikasi, kegagalan, rakanisasi dan penanganan masalah kesehatan reproduksi.

Pelayanan KB terbagi menjadi beberapa klasifikasi layanan yaitu:

a. Pelayanan KB Lengkap adalah pelayanan KB yang meliputi pelayanan

(AKDR/IUD), pemasangan atau pencabutan implant, MOP (bagi yang memenuhi

persyaratan), serta penanganan efek samping dan komplikasi pada tingkat

tertentu sesuai kemampuan dan fasiltas/sarana yang tersedia.

b. Pelayanan KB Sempurna adalah pelayanan KB yang meliputi pelayanan KB

lengkap dengan MOW (bagi fasilitas yang memenuhi persyaratan),penanganan

kegagalan,dan pelayanan rujukan.

c. Pelayanan KB Paripurna adalah pelayanan KB yang meliputi pelayanan

kontrasepsi sempurna ditambah pelayanan rakanalisasi, penanganan masalah

kesehatan reproduksi dan sebagai pusat rujukan.

Ibu Pasca Persalinan yang tidak segera menggunakan kontrasepsi dapat

memberikan kontribusi cukup besar terhadap tingginya unmeet need (12,1%

berdasarkan mini survei 2009) dan meningkatnya resiko kehamilan tidak

diinginkan (KTD). Pelayanan KB di Rumah Sakit sangat potensial memberikan


sumbangan pencapaian target program KB nasional, dan menurunkan Angka

Kematian Ibu (AKI).

d. Capaian KB PP Dan PK

Berdasarkan Pencatatan dan Pelaporan KB RSUD Bali Mandara, bahwa trend

persalinan pada tahun 2020 dan 2021 fluktuatif. Pada tahun 2020 dan 2021

terjadi peningkatan dan menurun pada tahun 2022, karena masih data capaian

periode triwulan pertama, dimana terdapat 114 persalinan, sebagaimana yang

diuraikan pada grafik berikut ini :

JUMLAH PERSALINAN

400 318 327


300
200
100 114

2020 2021 Triw I, 2022

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah persalinan pada tiga tahun

terakhir trendnya fluktuatif. Pada tahun 2021 terjadi peningkatan sekitar 103 % dari

jumlah persalinan tahun 2020. Namun jumlah persalinan yang meningkat ini tidak

diimbangi dengan peningkatan pelayanan KB Paska persalinan, sehingga banyak

terjadi missed opportunity.


Pencapaian KB PP Dan PK

DATA LAYANAN KB PASCA SALIN DAN PASCA KEGUGURAN


TAHUN 2020
250

200 190 196

150
104 98
100 76
48
50 32 22
6 0 0 0 0 0 0 0
0
IUD MOW MOP KONDOM IMPLAT SUNTIKAN PIL Total

Pasca Salin Pasca Keguguran

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap penggunaan

kontrasepsi KB sudah baik. Hal ini terlihat dari total jumlah persalinan sebanyak 318,

sebanyak 42 orang yang memilih untuk ber- KB. Adapun metode yang paling

banyak diminati adalah KB Suntikan baik pada Pasca Persalinan maupun Pasca

Keguguran.
DATA PELAYANAN PASCA PERSALINAN TAHUN 2020
87
90
80 73

70
60
50
40 35

30 22
20
8
10 5 5 4 5
0 0 0 0 0 0 0
0
IUD MOW MOP KONDOM IMPLANT SUNTIKAN PIL TOTAL

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa metode KB suntikan adalah yang

terbanyak diminati oleh ibu pasca salin dan yang paling rendah digunakan adalah

PIL. Bila dilihat dari data tahun 2011, nampak bahwa terjadi peningkatan yang

signifikan terhadap minat masyarakat yang memilih untuk menggunakan KB.


DATA LAYANAN PASCA PERSALINAN DAN PASCA
KEGUGURAN TAHUN 2021

140
120
108 124
100
80
60 81
40 23 43
15
20 0 0 0 0
0 0 0 16
0 0 0
D
IU
OW OP M T
M M
NDO LAN A N
PI
L L
P IK TA
KO IM NT
O
SU T

KB BARU/PP/ PK KB ULANG

Dari grafik di atas terlihat bahwa KB Pasca Salin tetap di dominasi oleh alat

kontrasepsi Kondom. Tetapi tidak sedikit juga yang mau menggunakan MOW.

Sementara untuk KB ulang sangat meniingkat. Ini menandakan bahwa system

pelayanan KB di RSUD Bali Mandara Provinsi Balisudah berjalan dengan baik.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pelayanan KB di RSUD Bali Mandara Provinsi Balidari tahun ke tahun

trendnya menunjukkan peningkatan. Akan tetapi kesinambungan terhadap KB ulangan

masih perlu ditingkatkan melalui pemberian informasi secara kontinew terhadap semua

pengunjung yang ada di Rumah Sakit, terutama pemberian konseling yang berkualitas

terhadap semua ibu pasca salin maupun pasca keguguran, yang lebih diarahkan pada

alat kontrasepsi jangka panjang.

B. Saran

1. Untuk meningkatkan capaian KB Pasca salin maupun pasca keguguran, rumah

sakit khususnya di bagian pelayanan persalinan maupun pelayanan KB,

hendaknya menyediakan media promosi untuk semua jenis alat kontrasepsi,

sehingga masyarakat dengan mudah mengambil keputusan menjadi akseptor KB.

2. Agar dilakukan pencatatan dan pelaporan secara berjenjang baik dari tingkat

Kabupaten dan tingkat provinsi.

Anda mungkin juga menyukai